T1__BAB VI Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perempuan dan Rumah Adat: Studi tentang Posisi dan Peran Perempuan dalam Perspektif Rumah Adat Sumba di Suku Loliampung Tarungabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur T1 BAB VI

BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan dan analisis pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini penulis
hendak menarik beberapa kesimpulan sebagai jawaban atas tujuan penelitian yang telah
ditetapkan.
Pembagian posisi dan peran perempuan dalam rumah adat Sumba hanya berlaku
untuk perempuan yang berstatus sebagai istri dan anak mantu.
Pembatasan posisi istri dan anak mantu berhubungan dengan kesakralan dari
Nukku Sara yang merupakan tempat bersemayamnya arwah para leluhur kabisu dari

pemilik rumah.
Larangan bagi istri dan anak mantu aka berakhir ketika mereka meninggal dunia,
karena jenasahnya diperbolehkan untuk melewati mbalekatounga (Pintu Utama) lalu
arwahnya didoakan untuk naik ke dalam Nukku Sara .
Penerimaan posisi oleh istri dan anak mantu secara sadar dijalankan sebagai
wujud mempertahankan kekuasaan perempuan lewat simbol Uma Mawinne.
Pembagian posisi dalam rumah adat bila dilihat dalam gender, bisa dikatakan
bahwa perempuan mendapatkan perlakuan yang tidak adil, namun jika dilihat dalam
pandangan adat dan istiadat, orang Sumba melihat larangan tersebut sebagai salah satu
bentuk cara mempertahankan adat dan istiadat orang Sumba dalam hal ini kepercayaan

Marapu.

Perempuan menyadari bahwa larangan yang mereka jalankan sebenarnya
berhubungan dengan adat istiadat dan sebuah keteraturan yang mengatur masyarakat
Sumba, dengan kata lain keteraturan merupakan kosmologi masyarakat Sumba.
Praktek budaya patriarki yang masuk memperkuat struktur adat lewat simbol
rumah adat merupakan kondisi yang mempertahankan kuatnya posisi istri dan anak
mantu dalam menjalankan larangan-larangan dalam rumah adat Sumba.
75

6.2. Saran
Saran dalam bagian akhir penulisan karya ilmiah ini didasarkan pada temuan selama
melakukan penelitian yang ditujukan kepada beberapa pihak antara lain:
1. Untuk Pemerintah Daerah Kabupaten Sumba Barat terkhususnya Dinas Pariwisata
diharapkan dalam mengsosialisasi rumah adat, lebih menampakan rumah adat Uma
Mawinne atau rumah perempuan karena Uma mawinne merupakan salah satu Rumah

adat yang memiliki peran yang sangat penting yaitu satu-satunya rumah adat yang
menentukan ritual adat Wulla Poddu.
2. Untuk istri dan anak mantu untuk tetap menjalankan perannya dalam mempertahankan

tradisi dalam rumah adat karena hal tersebut merupakan warisan dari leluhur.
3. Untuk perempuan secara umum, semoga melihat penelitian ini untuk tidak berasumsi
bahwa perempuan Sumba mendapatkan perlakuan yang tidak adil dalam rumah adat
tetapi perempuan melakukan ini untuk mempertahankan kekuasaanya melalui simbol
Uma mawinne.

4. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan mengkaji tentang: 1) Makna Uma mawinne
terhadap eksistensi perempuan Sumba. 2) Peran Rato (Imam) dalam mengsosialisasikan
nilai posisi dan peran perempuan dalam rumah adat Sumba. 3) Makna kosmologi
terhadap keteraturan adat masyarakat Sumba.

76