Uji Efektivitas terhadap Pertumbuhan Jamur dari Sampo yang Mengandung Zink Pirition yang Beredar di Kota Medan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sampo adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud keramas
rambut, sehingga setelah itu kulit kepala dan rambut menjadi bersih, lembut,
mudah diatur dan berkilau. Produk perawatan rambut yang digunakan untuk
menghilangkan minyak, debu, serpihan kulitdan kotoran lain dari rambut (Balsam
dan Saragih, 1974).
Kata sampo berasal dari bahasa Hindi champo , bentuk imperatif dari
champna . Di Indonesia dulu sampo dibuat dari merang yang dibakar menjadi abu

dan dicampur dengan air. Sampo merupakan salah satu bentuk kosmetik yang
tidak hanya dipakai oleh kaum wanita, tetapi juga oleh kaum pria dan anak-anak
(Ditjen POM, 1985).
Rambut selain berfungsi sebagai pelindung kepala, juga akan membuat
penampilan seseorang menjadi cantik dan menarik. Kulit kepala berketombe,
maka estetika penampilan seseorang akan tampak kurang cantik dan menarik,
bahkan rambut dapat menjadi rontok sampai kepala menjadi botak,oleh karena itu
masalah ketombe perlu ditanggulangi dan sedapat mungkin rambut dihindarkan
dari ketombe yang berlebihan (Bonang dan Koeswardono,1982).

Ketombe atau dandruff adalah pengelupasan bagian luar dari epidermis
kulit kepala yang terjadi berturut-turut dan sisik pengelupasan itu terlihat besarbesar. Ketombe berwarna putih, keadaannya halus tetapi kadang juga terasa kasar.
Ketombe yang berlebih atau dalam bahasa medisnya pitiriasis banyak diderita
oleh pendudukIndonesia karena Indonesia beriklim tropis, suhu tinggi dan udara

1
Universitas Sumatera Utara

lembap, sering dialami oleh orang dengan kulit berminyak. Ketombe, meskipun
tidak begitu berbahaya tetapi sering menjengkelkan dimana penderita menggarukgaruk karena merasa gatal sehingga tanpa disadari menyebabkan kulit kepala
menjadi terluka dan kadang disertai dengan peradangan juga menyebabkan
pertumbuhan jamur Microsporum gypseum (ATCC 11395) dan Pityrosporum
ovale (ATCC 12078)(Wasitaatmadja, 1997; Santosa dan Didik, 2001; Siregar,

2003).
Ketombe yang sering menjengkelkan dan membuat malu dalam
penampilan disebabkan oleh jamur, diantaranya jamur Pityrosporum ovale,
Microsporum gypseumdan Candida albicans . Tumbuhnya mikroorganisme

tersebut di rambut secara berlebihan yang dipicu oleh berbagai keadaan seperti

suhu, kelembapan, kadar minyak yang tinggi dan penurunan imunitas tubuh
(Wasitaatmadja, 1997; Harmanto, 2006).
Salah satu cara untuk menanggulangi dan menghindarkan kulit kepala dari
ketombe yang berlebihan adalah dengan memakai sampo antiketombe. Sampo
mengandung zat aktif yang bekerja sebagai fungisida. Seperti ketokonazol, zink
pirition dan selenium sulfide yang terdapat sampo antiketombe (Janssen, 1989).
Kadar zat aktif yang digunakan

dalam sampo antiketombe disesuaikan

dengan kadar untuk pengobatan dermatologi, beberapa kemungkinan juga
menyebabkan timbul reaksi kulit, seperti timbulnya ruam, pruritus dan dermatitis.
Zat aktif seperti senyawa belerang, selenium sulfida, yang tertimbun dan terserap
oleh folikel rambut dapat mengakibatkan kerontokan rambut (Mita, dkk., 2009).
Dewasa ini, berbagai jenis sampo yang dinyatakan sebagai sampo
antiketombe sangat banyak beredar di pasaran dengan berbagai merek dagang.
Kandungan zat aktifnya ada yang sama dan juga ada yang berbeda dan harganya

2
Universitas Sumatera Utara


pun sangat bervariasi. Mengingat banyaknya jenis sampo antiketombe, serta tidak
dicantumkan kadar zat berkhasiat dalam labelnya membuat permasalahan
terhadap penggunaan sampo, maka dari itu pengujian aktivitasnya dalam
menanggulangi ketombe perlu dilakukan agar konsumen terlindung dari iklan
yang menyesatkan (Hernani, 2001).
Berdasarkan hal di atas, telah dilakukan penelitian mengenai uji aktivitas
sampo yang mengandungzink pirition terhadap jamur penyebab ketombe yang
beredar di Kota Medan. Jamur uji yang digunakan yaitu Microsporum gypseum
(ATCC 11395) dan Pityrosporum ovale (ATCC 12078). Sampel yang digunakan
adalah enam jenis sampo yang mengandung zink pirition. Keenam jenis sampo ini
merupakan paling banyak beredar di Kota Medan.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi
USU Medan.

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas maka perumusan
masalahnya adalah:
1. Apakah sampo antiketombe yang mengandung zink pirition yang beredar di
Kota Medan efektif dalam menghambat jamur Microsporum gypseum (ATCC

11395) dan Pityrosporum ovale (ATCC 12078) ?
2. Apakah produk sampo yang beredar di Kota Medan memiliki efektivitas yang
sama?

1.3 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka hipotesisnya yaitu:

3
Universitas Sumatera Utara

1. Produk sampo antiketombe yang beredar di Kota Medan dapat menghambat
pertumbuhan jamur Microsporum gypseum (ATCC 11395) dan Pityrosporum
ovale (ATCC 12078).

2. Produk sampo yang beredar di Kota Medan memiliki efektivitas yang tidak
samakarena kadar zink pirition dalam kemasan tidak dicantumkan.

1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui daya hambat dari keenam jenis sampo yang beredar di Kota

Medan terhadap pertumbuhan jamur Microsporum gypseum (ATCC 11395)
dan Pityrosporum ovale (ATCC 12078)
2. Untuk membandingkan sampo mana yang lebih efektif dalam membunuh
jamur uji tersebut.

1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
efektivitas produk sampo yang beredar di Kota Medan.

4
Universitas Sumatera Utara