Pemeriksaan Mutu Tablet Kunyah Antasida Yang Mengandung Famotodin Yang Beredar di Apotek Kota Medan

(1)

PEMERIKSAAN MUTU TABLET KUNYAH ANTASIDA

YANG MENGANDUNG FAMOTIDIN YANG BEREDAR

DI APOTEK KOTA MEDAN

SKRIPSI

OLEH:

FEBRIN BELINA MALAU NIM 111524089

PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

PEMERIKSAAN MUTU TABLET KUNYAH ANTASIDA

YANG MENGANDUNG FAMOTIDIN YANG BEREDAR

DI APOTEK KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara

OLEH:

FEBRIN BELINA MALAU NIM 111524089

PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

PENGESAHAN SKRIPSI

PEMERIKSAAN MUTU TABLET KUNYAH ANTASIDA

YANG MENGANDUNG FAMOTIDIN YANG BEREDAR

DI APOTEK KOTA MEDAN

OLEH:

FEBRIN BELINA MALAU NIM 111524089

Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

Pada tanggal: 07 Februari2014 Disetujui Oleh:

Pembimbing I, Panitia Penguji,

Drs. Agusmal Dalimunthe, M.S., Apt. Dra. Juanita Tanuwijaya, M.Si., Apt. NIP 195406081983031005 NIP 195111021977102001

Drs. Agusmal Dalimunthe, M.S., Apt. Pembimbing II, NIP 195406081983031005

Drs. Fathur Rahman Harun, M.Si., Apt. Dra. Fat Aminah, M.Sc., Apt. NIP 195201041980031002 NIP 195011171980022001

Drs. Suryanto, M.Si., Apt. NIP 196106191991031001

Medan, April 2014 Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara Dekan,

Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt. NIP 195311281983031002


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, dengan judul Pemeriksaan Mutu Tablet Kunyah Antasida Yang Mengandung Famotidin yang Beredar Di Apotek Kota Medan.

Pada kesempatan ini dengan kerendahan hati dan hormat, penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Agusmal Dalimunthe, M.S., Apt., dan Bapak Drs. Fathur Rahman Harun, M.Si., Apt., yang telah membimbing, memberikan petunjuk, saran-saran dan motivasi selama penelitian hingga selesainya skripsi ini. Ibu Dra. Juanita Tanuwijaya, M.Si., Apt., Bapak Drs. Suryanto, M.Si., Apt., dan Ibu Dra. Fat Aminah, M.Sc., Apt., selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik, saran dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi USU Medan, yang telah memberikan bimbingan dan penyediaan fasilitas sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan. Bapak dan Ibu staf pengajar Fakultas Farmasi USU Medan yang telah mendidik selama perkuliahan. Serta seluruh pihak yang telah ikut membantu penulis namun tidak tercantum namanya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tiada terhingga kepada Ayahanda K. Malau dan Ibunda R. Sidauruk yang telah memberikan cinta dan kasih sayang yang tidak ternilai dengan apapun,


(5)

pengorbanan baik materi maupun motivasi beserta doa yang tulus yang tidak pernah berhenti, untuk teman-teman ekstensi farmasi dan sahabat-sahabat saya yang selalu setia memberikan doa, dorongan dan semangat.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis menerima kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.

Medan, Januari 2014 Penulis,

Febrin Belina Malau NIM 111524089


(6)

PEMERIKSAAN MUTU TABLET KUNYAH ANTASIDA YANG MENGANDUNG FAMOTIDIN YANG BEREDAR

DI APOTEK KOTA MEDAN

ABSTRAK

Famotidin merupakan salah satu golongan obat tukak lambung (antasida) yakni antagonis H2 yang dapat membantu mengatasi penyakit maag. Famotidin

bekerja dengan cara menghambat sekresi asam lambung pada keadaan basal dan akibat adanya stimulasi oleh pentagastrin. Tablet kunyah antasida yang mengandung famotidin yang diuji yaitu Promag Double Action® (Kalbe Farma), Magard FA® (Soho), Polysilane Max Rasa Blueberry® (Pharos), dan Neosanmag® (Sanbe).Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mutu tablet kunyah yang mengandung famotidin yang beredar di apotek kota Medan. Pengujian mutu dilakukan berdasarkan parameter mutu tablet meliputi kekerasan tablet, friabilitas, waktu hancur, keseragaman kandungan, dan penetapan kadar.

Hasil uji menunjukkan bahwa rentang kadar rata-rata pada penetapan kadar berkisar antara 95,23% - 98,44% dengan kekerasan rata-rata berkisar antara 6,82kg - 7,38kg kecuali pada tablet Promag Double Action® (Kalbe Farma) dan Magard FA® (Soho) yang mempunyai kekerasan 12,32 kg dan 12,35 kg. Pada uji friabilitas diperoleh rata-rata friabilitasnya berkisar antara 0,06% - 0,46% dengan waktu hancur berkisar antara 5,17 menit - 12,11 menit. Sementara pada uji keseragaman kandungan diperoleh rentang kadar rata-rata zat aktif per unit sediaan berkisar antara 100,17% - 100,77% dengan simpangan baku relatif berkisar antara 0,46% - 0,99%.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa seluruh tablet kunyah antasida yang mengandung famotidin yang diuji memenuhi beberapa persyaratan uji untuk sediaan tablet antara lain: friabilitas, waktu hancur, keseragaman kandungan, dan penetapan kadar. Kecuali pada uji kekerasan di mana ada tablet yang tidak memenuhi persyaratan yaitu tablet Promag Double Action® (Kalbe Farma) yang mempunyai kekerasan 12,32 kg dan Magard FA® (Soho) yaitu 12,35 kg.


(7)

THE QUALITY INSPECTION CHEWABLE ANTASID TABLETS CONTAINING FAMOTIDINE PHARMACY CIRCULATING

IN THE CITY OF MEDAN

ABSTRACT

Famotidine is a drug classification of gastric ulcers (antacid) that H2

antagonists that can help overcome ulcer disease. Famotidine works by inhibiting gastric acid secretion in basal conditions and effect stimulated by pentagastrin. Chewable antacid tablets containing famotidine are tested Promag Double Action® (Kalbe Farma), Magard FA® (Soho), Polysilane Max Taste Blueberry® (Pharos), and Neosanmag® (Sanbe). The aim of this study was to determine the quality of chewable tablets containing famotidine pharmacy circulating in the city of Medan.

Quality testing is done based on the quality parameters of tablet include: tablet hardness, friability, disintegration time, content uniformity, and assay of active constituent.

The test result showed that the range of the average levels in the assay ranged between 95.23% up to 98.44% with an average hardness ranged from 6.82 kg up to 7.38 kg except in tablet Promag Double Action® (Kalbe Farma) and Magard FA® (Soho) violence which as 12.32 and 12.35 kg. Friability test obtained on the average friability ranged from 0.06% up to 0.46% with a disintegration time ranging between 5.17 minutes up to 12.11 minutes. While the content uniformity test ranges obtained an average grade active ingredient for unit dosage ranged from 100.17% up to 100.77% with a relative standard deviation ranged from 0.46% up to 0.99%.

The results concluded that all chewable antacid tablets containing famotidine in the test trials to meet several requirements such as tablet dosage: friability, disintegration time, content uniformity, and assays. Unless the hardness test in which there is a tablet that does not meet the requirements of the tablet Promag Double Action® (Kalbe Farma) that have violence 12.32 kg and Magard FA® (Soho) is 12.35 kg.


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Hipotesis ... 3

1.4 Tujuan Penelitian ... 3

1.5 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Famotidin ... 5

2.1.1 Sifat fisikokimia famotidin ... 5

2.1.2 Farmakologi ... 6


(9)

2.1.4 Indikasi ... 7

2.1.5 Efek Samping ... 7

2.1.6 Interaksi obat ... 8

2.1.7 Dosis ... 8

2.2 Tablet Kunyah ... 8

2.2.1 Kelebihan dan kekurangan tablet kunyah ... 10

2.2.2 Faktor formulasi tablet kunyah ... 11

2.3 Evaluasi Tablet ... 13

2.3.1 Kekerasan tablet ... 13

2.3.2 Friabilitas ... 13

2.3.3 Waktu hancur ... 14

2.3.4 Kandungan zat berkhasiat ... 14

2.3.5 Keseragaman sediaan ... 14

2.4 Spektrofotometri Ultraviolet ... 15

2.4.1 Hukum Lambert-Beer ... 16

BAB III METODE PENELITIAN ... 17

3.1 Alat ... 17

3.2 Bahan ... 17

3.3 Pengambilan Sampel ... 17

3.4 Prosedur Kerja ... 18

3.4.1 Pembuatan pelarut HCl 0,1 N ... 18

3.4.2 Pembuatan larutan induk baku pembanding famotidin dalam pelarut HCl 0,1 N ... 18


(10)

3.4.4 Penentuan linieritas kurva kalibrasi ... 18

3.4.5 Penetapan kadar famotidin secara spektrofotometri ultraviolet ... 18

3.5 Evaluasi Tablet ... 19

3.5.1 Keseragaman kandungan ... 19

3.5.2 Waktu hancur ... 20

3.5.3 Friabilitas ... 21

3.5.4 Kekerasan tablet ... 21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 22

4.1 Hasil Panjang Gelombang Maksimum Famotidin Famotidin ... 22

4.2 Pembuatan dan Penentuan Linieritas Kurva Kalibrasi .. 23

4.3 Hasil Penetapan Kadar Famotidin dalam Sediaan Tablet ... 24

4.4 Hasil Uji Keseragaman Kandungan ... 24

4.5 Hasil Uji Waktu Hancur Tablet Kunyah Antasida yang Mengandung Famotidin ... 26

4.6 Hasil Uji Friabilitas Tablet Kunyah Antasida yang Mengandung Famotidin ... 27

4.7 Hasil Uji Kekerasan Tablet Kunyah Antasida yang Mengandung Famotidin ... 27

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 29

4.1 Kesimpulan ... 29

4.2 Saran ... 29

DAFTAR PUSTAKA ... 30


(11)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Data Absorbansi dari Kurva Serapan Maksimum ... 22 Tabel 2. Data Kurva Kalibrasi Famotidin BPFI ... 23 Tabel 3. Hasil Pengolahan Data Penetapan Kadar Famotidin dalam

Sediaan Tablet ... 24 Tabel 4.Hasil Uji Keseragaman Kandungan Tablet Kunyah Antasida

yang Mengandung Famotidin ... 25 Tabel 5. Hasil Uji Waktu Hancur Tablet Kunyah Antasida yang

Mengandung Famotidin ... 26 Tabel 6. Hasil Uji Friabilitas Tablet Kunyah Antasida yang

Mengandung Famotidin ... 27 Tabel 7. Hasil Uji Kekerasan Tablet Kunyah Antasida yang


(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kurva Serapan Famotidin BPFI (konsentrasi 14 µg/ml)

dalam Pelarut HCl 0,1 N secara Spektrofotometri ... 22 Gambar 2. Kurva Kalibrasi Famotidin BPFI dalam Pelarut HCl 0,1 N


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Hasil Penentuan Persamaan Regresi dari Kurva Kalibrasi

Famotidin (BPFI) pada Panjang Gelombang 265,5 nm

Dalam Pelarut HCl 0,1 N ... 32 Lampiran 2 Contoh Perhitungan Kadar Famotidin (Promag Double

Action® Kalbe Farma) ... 33 Lampiran 3 Data Kadar Famotidin dalam Sediaan Tablet ... 35 Lampiran 4 Perhitungan Statistik Kadar Famotidin (Promag Double

Action® Kalbe Farma) ... 36 Lampiran 5 Perhitungan Statistik Kadar Famotidin (Magard FA®

Soho) ... 39 Lampiran 6 Perhitungan Statistik Kadar Famotidin (Polysilane Max

Rasa Blueberry® Pharos) ... 42 Lampiran 7 Perhitungan Statistik Kadar Famotidin (Neosanmag®

Sanbe) ... 44 Lampiran 8 Data Simpangan Baku Kadar Tablet Famotidin ... 47 Lampiran 9 Perhitungan Keseragaman Kandungan Tablet Promag

Double Action® (Kalbe Farma) ... 48 Lampiran 10 Hasil Uji Keseragaman Kandungan Tablet Kunyah

Antasida yang Mengandung Famotidin ... 52 Lampiran 11 Hasil Uji Waktu Hancur Tablet Kunyah Antasida yang

Mengandung Famotidin ... 53 Lampiran 12 Hasil Uji Friabilitas Tablet Kunyah Antasida yang

Mengandung Famotidin ... 54 Lampiran 13 Hasil Uji Kekerasan Tablet Kunyah Antasida yang

Mengandung Famotidin ... 55 Lampiran 14 Daftar Spesifikasi Sampel ... 56 Lampiran 15 Daftar Distribusi Nilai t ... 58


(14)

(15)

PEMERIKSAAN MUTU TABLET KUNYAH ANTASIDA YANG MENGANDUNG FAMOTIDIN YANG BEREDAR

DI APOTEK KOTA MEDAN

ABSTRAK

Famotidin merupakan salah satu golongan obat tukak lambung (antasida) yakni antagonis H2 yang dapat membantu mengatasi penyakit maag. Famotidin

bekerja dengan cara menghambat sekresi asam lambung pada keadaan basal dan akibat adanya stimulasi oleh pentagastrin. Tablet kunyah antasida yang mengandung famotidin yang diuji yaitu Promag Double Action® (Kalbe Farma), Magard FA® (Soho), Polysilane Max Rasa Blueberry® (Pharos), dan Neosanmag® (Sanbe).Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mutu tablet kunyah yang mengandung famotidin yang beredar di apotek kota Medan. Pengujian mutu dilakukan berdasarkan parameter mutu tablet meliputi kekerasan tablet, friabilitas, waktu hancur, keseragaman kandungan, dan penetapan kadar.

Hasil uji menunjukkan bahwa rentang kadar rata-rata pada penetapan kadar berkisar antara 95,23% - 98,44% dengan kekerasan rata-rata berkisar antara 6,82kg - 7,38kg kecuali pada tablet Promag Double Action® (Kalbe Farma) dan Magard FA® (Soho) yang mempunyai kekerasan 12,32 kg dan 12,35 kg. Pada uji friabilitas diperoleh rata-rata friabilitasnya berkisar antara 0,06% - 0,46% dengan waktu hancur berkisar antara 5,17 menit - 12,11 menit. Sementara pada uji keseragaman kandungan diperoleh rentang kadar rata-rata zat aktif per unit sediaan berkisar antara 100,17% - 100,77% dengan simpangan baku relatif berkisar antara 0,46% - 0,99%.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa seluruh tablet kunyah antasida yang mengandung famotidin yang diuji memenuhi beberapa persyaratan uji untuk sediaan tablet antara lain: friabilitas, waktu hancur, keseragaman kandungan, dan penetapan kadar. Kecuali pada uji kekerasan di mana ada tablet yang tidak memenuhi persyaratan yaitu tablet Promag Double Action® (Kalbe Farma) yang mempunyai kekerasan 12,32 kg dan Magard FA® (Soho) yaitu 12,35 kg.


(16)

THE QUALITY INSPECTION CHEWABLE ANTASID TABLETS CONTAINING FAMOTIDINE PHARMACY CIRCULATING

IN THE CITY OF MEDAN

ABSTRACT

Famotidine is a drug classification of gastric ulcers (antacid) that H2

antagonists that can help overcome ulcer disease. Famotidine works by inhibiting gastric acid secretion in basal conditions and effect stimulated by pentagastrin. Chewable antacid tablets containing famotidine are tested Promag Double Action® (Kalbe Farma), Magard FA® (Soho), Polysilane Max Taste Blueberry® (Pharos), and Neosanmag® (Sanbe). The aim of this study was to determine the quality of chewable tablets containing famotidine pharmacy circulating in the city of Medan.

Quality testing is done based on the quality parameters of tablet include: tablet hardness, friability, disintegration time, content uniformity, and assay of active constituent.

The test result showed that the range of the average levels in the assay ranged between 95.23% up to 98.44% with an average hardness ranged from 6.82 kg up to 7.38 kg except in tablet Promag Double Action® (Kalbe Farma) and Magard FA® (Soho) violence which as 12.32 and 12.35 kg. Friability test obtained on the average friability ranged from 0.06% up to 0.46% with a disintegration time ranging between 5.17 minutes up to 12.11 minutes. While the content uniformity test ranges obtained an average grade active ingredient for unit dosage ranged from 100.17% up to 100.77% with a relative standard deviation ranged from 0.46% up to 0.99%.

The results concluded that all chewable antacid tablets containing famotidine in the test trials to meet several requirements such as tablet dosage: friability, disintegration time, content uniformity, and assays. Unless the hardness test in which there is a tablet that does not meet the requirements of the tablet Promag Double Action® (Kalbe Farma) that have violence 12.32 kg and Magard FA® (Soho) is 12.35 kg.


(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sakit maag adalah nama penyakit yang sering kita dengar dan merupakan salah satu gangguan pada sistem pencernaan kita yang menimbulkan rasa nyeri di lambung. Namun masyarakat Indonesia masih menganggap remeh dan sering mengabaikan penyakit ini. Berdasarkan hasil riset Brain dan Co dengan PT. Kalbe Farma tahun 2010 bahwa 5 dari 10 pekerja di Indonesia mengalami gangguan pada maagnya. Rendahnya kesadaran masyarakat Indonesia menjaga kesehatan lambungnya, menyebabkan jumlah penderita menderita penyakit maag mengalami grafik kenaikan. Di penjuru dunia saat ini penderita maag mencapai 1,7 miliar (Anonim1, 2010).

Famotidin merupakan salah satu golongan obat tukak lambung (antasida) yakni antagonis H2 yang dapat membantu mengatasi penyakit maag.

Famotidin bekerja dengan cara menghambat sekresi asam lambung pada keadaan basal dan akibat adanya stimulasi oleh pentagastrin (Dewoto, 2009). Salah satu tablet antasida yang banyak beredar di pasaran adalah tablet antasida yang mengandung famotidin dalam bentuk tablet kunyah. Tablet kunyah adalah tablet kempa yang didesain khusus, dimaksudkan untuk dikunyah, memberikan residu dengan rasa enak dalam rongga mulut, mudah ditelan, dan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak (Siregar, 2010).


(18)

Dalam perdagangan sediaan tablet kunyah antasida yang mengandung famotidin dijumpai dalam bentuk obat bebas terbatas. Obat bebas terbatas adalah obat-obatan yang dalam jumlah tertentu masih bisa dibeli di apotek, tanpa resep dokter, memakai tanda lingkaran biru bergaris tepi hitam. Seharusnya obat jenis ini hanya dapat dijual bebas di toko obat berizin dan di apotek karena diharapkan pasien memperoleh informasi obat yang memadai saat membeli obat bebas terbatas. Hal ini bertujuan untuk mencegah dan mengurangi kesalahan informasi obat kepada masyarakat mengingat obat bebas terbatas ini bebas beredar dan mudah diperoleh masyarakat di pasaran (Anonim2, 2006).

Sediaan obat yang beredar di pasaran harus memenuhi persyaratan mutu dan berkualitas baik agar menunjang tercapainya efek terapeutik dari obat tersebut. Menurut Undang-undang No.23 tahun 1992 pasal 40 ayat 1 tentang kesehatan bahwa semua sediaan farmasi yang berupa obat dan bahan obat harus memenuhi standar Farmakope atau buku standar lainnya. Dalam rangka penjaminan mutu obat-obat yang beredar di pasaran perlu dilakukan pengawasan untuk peredaran dan ditetapkan parameter mutu pengujian. Beberapa parameter mutu untuk sediaan tablet adalah kekerasan tablet (Parrot, 1971), friabilitas (Voight, 1994), waktu hancur dan keseragaman sediaan (Farmakope Indonesia edisi IV, 1995), penetapan kadar (USP XXXII, 2009).

Berdasarkan uraian di atas penulis ingin melakukan penelitian pemeriksaan mutu tablet kunyah antasida yang mengandung famotidin yang beredar di pasaran dengan cara pengujian beberapa parameter mutu meliputi


(19)

uji friabilitas, kekerasan, waktu hancur, penetapan kadar, keseragaman sediaan. Uji penetapan kadar dan keseragaman kandungan dilakukan secara spektrofotometri ultraviolet menggunakan pelarut HCl 0,1 N pada panjang gelombang 265,5 nm.

1.2 Perumusan Masalah

Apakah mutu tablet kunyah antasida yang mengandung famotidin yang beredar di apotek kota Medan memenuhi persyaratan mutu meliputi kekerasan tablet (Parrot, 1971), friabilitas (Voight, 1994), waktu hancur dan keseragaman sediaan (Farmakope Indonesia edisi IV, 1995), dan penetapan kadar (USP XXXII, 2009).

1.3 Hipotesis

Tablet kunyah antasida yang mengandung famotidin yang beredar di apotek kota Medan memenuhi persyaratan mutu meliputi kekerasan tablet (Parrot, 1971), friabilitas (Voight, 1994), waktu hancur dan keseragaman sediaan (Farmakope Indonesia edisi IV, 1995), dan penetapan kadar (USP XXXII, 2009).

1.4Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui mutu dari tablet kunyah antasida yang mengandung famotidin yang beredar di apotek kota Medan meliputi kekerasan tablet (Parrot, 1971), friabilitas (Voight, 1994), waktu hancur dan keseragaman sediaan (Farmakope Indonesia edisi IV, 1995), dan penetapan kadar (USP XXXII, 2009).


(20)

1.5Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat sebagai bahan informasi tentang mutu tablet kunyah antasida yang mengandung famotidin bagi masyarakat dan instansi terkait, terutama bagi pelayanan kesehatan.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Famotidin

2.1.1 Sifat fisikokimia famotidin Rumus bangun :

Nama kimia : 3-([2-(diaminomethyleneamino)thiazol-4-yl]methylthio-N- sulfamoylpropanimidamide

Rumus molekul : C

8H15N7O2S3

Berat Molekul : 337,43

Kandungan : Famotidin tablet mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% C

8H15N7O2S3dari jumlah yang

tertera pada etiket (USP XXXII, 2009).

Pemerian : Serbuk hablur, putih sampai kuning, tidak berbau.

Kelarutan : Mudah larut dalam dimetil formamida dan asam asetat glasial, sukar larut dalam etanol, sangat sukar larut dalam air, praktis tidak larut dalam aseton, etanol, etil asetat dan kloroform (Budavari, 1989).


(22)

2.1.2 Farmakologi

Fungsi utama lambung adalah mencerna makanan yang masuk dari mulut. Pelaksanaan proses pencernaan yang baik memerlukan berbagai macam faktor penunjang seperti enzim pencernaan, pH tertentu bagi cairan lambung, kegiatan otot-otot lambung dan lain sebagainya. Berkurangnya faktor-faktor penunjang di atas akan mengganggu fungsi lambung tersebut. Ulcus pepticum adalah salah satu gangguan lambung yang merupakan suatu tukak pada lapisam mukosa yang digenangi asam lambung dan pepsin, dapat terjadi pada esophagus, lambung, duodenum dan jejenum. Obat yang efektif untuk terapi ulcus pepticum adalah obat yang yang mengurangi asam lambung (antasida), obat yang kerjanya meningkatkan mekanisme proteksi mukosa lambung-doudenum dan obat yang mengurangi produksi asam lambung. Obat yang digunakan untuk mengurangi produksi asam lambung salah satunya adalah penghambat reseptor H2, selain transquilizer dan antimuskarinika (Anwar,

2000).

Seperti halnya simetidin dan ranitidin, famotidin merupakan antagonis histamin reseptor H

2 sehingga dapat menghambat sekresi asam lambung pada

keadaan basal dan akibat distimulasi oleh pentagastrin. Famotidin lebih efektif dalam hal mengurangi produksi asam lambung, tiga kali lebih poten dari pada ranitidin dan dua puluh kali lebih poten dari pada simetidin (Dewoto, 2009).

Famotidin merupakan antagonis histamin reseptor H

2 yang yang kuat

dan sangat selektif di permukaan sel-sel parietal, sehingga efektif dalam mnegurangi sekresi asam lambung. Famotidin digunakan untuk pengobatan


(23)

tukak lambung atau usus dan keadaan hipersekresi yang patologis, misalnya sindrom Zollinger–Ellison, meskipun dalam keadaan ini Imperazol merupakan obat yang dipilih. Famotidin juga mengurangi kekambuhan tukak duodenum. Efektivitas famotidin untuk profilaksis tukak lambung, refluks esofagitis dan pencegahan tukak setres hampir sama dengan antagonis histamin reseptor H

2lainnya (Hardjono, 2000).

2.1.3 Farmakokinetika

Kadar plasma tertinggi dicapai kira–kira 2 jam setelah penggunaan secara oral. Masa paruh eliminasi 3–8 jam dan bioavailabilitas 40–50%. Setelah dosis oral tunggal, sekitar 25% dari dosis ditemukan dalam bentuk asal di urin. Pada pasien gagal ginjal berat waktu paruh eliminasi dapat melebihi 20 jam (Dewoto, 2009).

2.1.4 Indikasi

Untuk pengobatan tukak duodenal aktif atau duodenum, dosis penghambat H

2 yang diberikan pada waktu malam menjelang tidur adalah

efektif. Hal yang sama dilakukan pada penderita tukak lambung. Pada tukak duodenum atau tukak lambung dosis yang diberikan 40 mg sehari, atau pun yang paling umum adalah 20 mg diberikan dua kali sehari, umumnya 90% tukak sembuh setelah 8 minggu pengobatan (Dewoto, 2009; Anwar, 2000). 2.1.5 Efek Samping

Efek samping famotidin biasanya ringan dan jarang terjadi, misalnya sakit kepala, pusing, konstipasi dan diare. Seperti halnya dengan ranitidin,


(24)

famotidin nampaknya lebih baik dari pada simetidin karena tidak menimbulkan efek antiandrogenik (Dewoto, 2009).

2.1.6 Interaksi Obat

Famotidin tidak mengganggu oksidasi diazepam, warfarin, atau fenitoin di hati. Ketokonazol membutuhkan pH asam untuk bekerja sehingga kurang efektif bila diberikan bersama antagonis reseptor H2 (Dewoto, 2009).

2.1.7 Dosis

Dosis oral pada tukak duodenum atau tukak lambung aktif 40 mg satu kali sehari pada saat akan tidur. Umumnya 90% tukak sembuh setelah 8 minggu pengobatan. Dosis pemeliharaan untuk pasien tukak duodenum 20 mg. Untuk pasien sindrom Zollinger-Ellison dan keadaan hipersekresi asam lambung lainnya, dosis harus ditetapkan secara individual. Dosis awal per oral yang dianjurkan 20 mg tiap jam. Sedangkan dosis intravena pada pasien hipersekresi asam lambung tertentu atau pada pasien yang tidak dapat diberikan sediaan oral, famotidin diberikan iv 20 mg tiap 12 jam (Dewoto, 2009).

2.2 Tablet Kunyah

Rute pemberian obat secara oral adalah rute paling umum dan nyaman digunakan oleh pasien. Tablet dan kapsul merupakan bentuk sediaan obat solid (padat) yang paling banyak digunakan saat ini, termasuk di dalamnya tablet konvensional dan pelepasan terkontrol hingga kapsul gelatin keras dan lunak (hard and soft gelatin capsules) (Sharma, et al., 2011). Namun di antara penggunaan keduanya tablet merupakan bentuk sediaan yang paling disukai


(25)

karena mudah diproduksi, mudah pengemasan begitu juga penggunaannya (Rao, et al., 2009).

Bentuk sediaan padat banyak digunakan karena mudahnya pemberian, memiliki dosis yang akurat dan dapat digunakan sendiri tanpa adanya rasa sakit. Bentuk sediaan padat yang umum adalah tablet dan kapsul, bentuk sediaan ini bagi beberapa pasien sulit untuk ditelan. Pasien harus minum air untuk dapat menelan bentuk sediaan tersebut. Pasien sering sekali merasa kesulitan dan tidak nyaman dalam menelan tablet konvensional (Parmar, et al., 2009). Adanya berbagai perubahan fungsi fisiologis terkait usia, termasuk kesulitan menelan tablet secara utuh, akan menurunkan tingkat kepatuhan. Kelompok pasien yang menjadi perhatian atas isu ini terutama adalah pediatri dan geriatri (Rao, et al., 2009). Banyak penelitian yang kemudian dikembangkan untuk mengatasi masalah ini dan tablet kunyah telah ditemukan sebagai salah satu bentuk sediaan paling bermanfaat (Koseki, et al., 2008).

Tablet kunyah dimaksudkan untuk dikunyah, memberikan residu dengan rasa enak dalam rongga mulut, mudah ditelan, dan tidak meniggalkan rasa pahit atau tidak enak. Jenis tablet ini digunakan dalam formulasi tablet untuk anak, terutama formulasi multivitamin, antasida dan antibiotika tertentu. Tablet kunyah dibuat dengan cara dikempa, umumnya menggunakan manitol, sorbitol atau sukrosa sebagai bahan pengikat dan bahan pengisi. Tablet kunyah mengandung pewarna dan bahan pengaroma untuk meningkatkan penampilan dan cita rasa (Siregar, 2010).


(26)

2.2.1 Kelebihan dan kekurangan tablet kunyah

Tablet kunyah memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari tablet kunyah diantaranya adalah (Siregar, 2010):

a. Memiliki ketersediaan hayati yang lebih baik.

b. Memberikan kenyamanan pasien dengan meniadakan kebutuhan air minum untuk menelan.

c. Melewati proses disintegrasi. d. Dapat meningkatkan disolusi.

e. Dapat digunakan sebagai pengganti bentuk sediaan cair jika diperlukan kerja obat (onset yang cepat).

f. Rasa yang enak dimulut sehingga dapat mengurangi persepsi bahwa obat itu pahit untuk anak-anak dan dengan rasa yang enak tersebut dapat pula meningkatkan kepatuhan pasien.

g. Meningkatkan penerimaan pasien terutama anak-anak karena cita rasa yang menyenangkan.

h. Memiliki keunikan produk dari sudut pandang pemasaran.

Kekurangan dari tablet kunyah diantaranya adalah (Siregar, 2010): a. Rasa zat aktif yang buruk dan zat aktif yang mempunyai tingkat konsentrasi

dosis yang tinggi memberikan kendala yang signifikan untuk diatasi oleh formulator.

b. Tablet mungkin meninggalkan rasa yang tidak enak dimulut jika tidak diformulasi dengan baik.


(27)

2.2.2 Faktor formulasi tablet kunyah

Tablet kunyah terutama ditentukan oleh rasa dan sedikit banyak oleh penampilan. Jadi seleksi dan penggunaan komponen yang tepat yang berdampak pada sifat-sifat ini menjadi sangat penting. Dalam hal tablet kunyah, perhatian tentang rasa manis, mampu dikunyah, dan rasa juga harus dipertimbangkan (Siregar, 2010).

a. Pemilihan eksipien

Banyak eksipien yang biasa digunakan dalam formulasi tablet dapat digunakan dalam formulasi tablet kunyah karena kemampuannya untuk memberikan rasa manis dan mampu kunyah yang diperlukan. Secara umum hal ini dimiliki oleh golongan gula seperti dektrosa, fruktosa, maltosa, laktosa, manitol dan sorbitol.

b. Penambahan zat penambah rasa

Dari sudut pandang konsumen, rasa hampir merupakan parameter yang paling penting dari evaluasi tablet kunyah. Kebanyakan eksipien mempunyai sifat manis yang berkontribusi secara positif pada tablet kunyah. Namun seringkali sifat manis yang diberikan eksipien ini tidak cukup mengatasi rasa zat aktif yang buruk. Dalam hal ini, formulator dapat menambahkan pemanis tambahan untuk meningkatkan rasa manis secara menyeluruh.

Glisirizin adalah suatu turunan licorice dengan sifat manis yang kuat dan tahan lama. Sifat-sifat ini memungkinkan penggunaannya sebagai pemanis pembantu untuk meningkatkan rasa manis. Aspartam merupakan pemanis


(28)

2.2.2 Faktor formulasi tablet kunyah

Tablet kunyah terutama ditentukan oleh rasa dan sedikit banyak oleh penampilan. Jadi seleksi dan penggunaan komponen yang tepat yang berdampak pada sifat-sifat ini menjadi sangat penting. Dalam hal tablet kunyah, perhatian tentang rasa manis, mampu dikunyah, dan rasa juga harus dipertimbangkan (Siregar, 2010).

a. Pemilihan eksipien

Banyak eksipien yang biasa digunakan dalam formulasi tablet dapat digunakan dalam formulasi tablet kunyah karena kemampuannya untuk memberikan rasa manis dan mampu kunyah yang diperlukan. Secara umum hal ini dimiliki oleh golongan gula seperti dektrosa, fruktosa, maltosa, laktosa, manitol dan sorbitol.

b. Penambahan zat penambah rasa

Dari sudut pandang konsumen, rasa hampir merupakan parameter yang paling penting dari evaluasi tablet kunyah. Kebanyakan eksipien mempunyai sifat manis yang berkontribusi secara positif pada tablet kunyah. Namun seringkali sifat manis yang diberikan eksipien ini tidak cukup mengatasi rasa zat aktif yang buruk. Dalam hal ini, formulator dapat menambahkan pemanis tambahan untuk meningkatkan rasa manis secara menyeluruh.

Glisirizin adalah suatu turunan licorice dengan sifat manis yang kuat dan tahan lama. Sifat-sifat ini memungkinkan penggunaannya sebagai pemanis pembantu untuk meningkatkan rasa manis. Aspartam merupakan pemanis


(29)

buatan yang paling banyak digunakan dewasa ini. Sifat manis aspartam dapat bertahan lebih lama daripada pemanis alami.

c. Bahan pewarna

Tujuan pemberian pewarna dalam tablet kunyah adalah: 1. Meningkatkan daya tarik.

2. Membantu mengidentifikasi dan membedakan produk.

3. Menutup warna bahan mentah yang tidak menarik dan tidak seragam. 4. Mengimbangi dan menyesuaikan penambah aroma yang digunakan

dalam formulasi.

The Food and Drug Administration membagi bahan pewarna ke dalam dua golongan yang dapat digunakan dalam pembuatan tablet kunyah, yaitu:

1. Bahan pewarna FD dan C: ini adalah bahan pewarna yang dapat diizinkan untuk penggunaan dalam makanan, obat dan kosmetik.

2. Bahan pewarna D dan C: ini adalah bahan pewarna dan pigmen yang dianggap aman untuk penggunaan dalam obat dan kosmetik apabila berkontak dengan membrane mukosa atau apabila dicerna.

Pada umumnya zat warna yang digunakan dalam formulasi tablet kunyah berkisar dari 0,01 sampai 0,03% dan rentang ukuran partikel pewarna biasanya antara 12 sampai 200 mesh (Siregar, 2010).


(30)

2.3 Evaluasi Tablet 2.3.1 Kekerasan tablet

Ketahanan tablet terhadap goncangan saat pengangkutan, pengemasan dan peredaran bergantung pada kekerasan tablet. Kekerasan yang lebih tinggi menghasilkan tablet yang bagus, tidak rapuh tetapi ini mengakibatkan berkurangnya porositas dari tablet sehingga sukar dimasuki cairan yang mengakibatkan lamanya waktu hancur. Kekerasan dinyatakan dalam kg tenaga yang dibutuhkan untuk memecahkan tablet. Kekerasan tablet dipengaruhi oleh perbedaan massa granul yang mengisi die pada saat pencetakan tablet dan tekanan kompressi. Selain itu, berbedanya nilai kekerasan juga dapat diakibatkan oleh variasi jenis dan jumlah bahan tambahan yang digunakan pada formulasi. Bahan pengikat adalah contoh bahan tambahan yang bisa menyebabkan meningkatnya kekerasan tablet bila digunakan terlalu pekat (Lachman, dkk., 1994).

2.3.2 Friabilitas

Tablet mengalami capping atau hancur akibat adanya goncangan dan gesekan, selain itu juga dapat menimbulkan variasi pada berat dan keseragaman isi tablet. Pengujian dilakukan pada kecepatan 25 rpm, menjatuhkan tablet sejauh 6 inci (15 cm) pada setiap putaran, dijalankan sebanyak 100 putaran. Kehilangan berat yang dibenarkan yaitu lebih kecil dari 0,5 sampai 1% (Lachman, dkk., 1994).


(31)

2.3.3 Waktur hancur

Waktu hancur yaitu waktu yang dibutuhkan tablet pecah menjadi partikel-partikel kecil atau granul sebelum larut dan diabsorpsi. Menyatakan waktu yang diperlukan untuk tablet dapat hancur di bawah kondisi yang ditetapkan dan lewatnya seluruh partikel melalui saringan mesh-10 (Lachman, dkk., 1994). Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu hancur dari tablet adalah sifat fisika dan kimia dari granulat, kekerasan dan porositasnya.Tablet dengan rongga-rongga yang besar akan mudah dimasuki air sehingga hancur lebih cepat daripada tablet yang keras dengan rongga-rongga yang kecil (Voight, 1994).

2.3.4 Kadar zat berkhasiat

Untuk mengevaluasi kemanjuran suatu tablet, jumlah obat dalam tablet harus dipantau pada setiap tablet atau batch, begitu juga kemampuan tablet untuk melepaskan zat atau obat yang dibutuhkan harus diketahui (Lachman, dkk., 1994). Persyaratan kadar berbeda-beda, dan tertera pada masing-masing monografi masing-masing bahan obat.

2.3.5 Keseragaman sediaan

Keseragaman sediaan dapat ditetapkan dengan salah satu dari dua metode, yaitu :

a. Keseragaman bobot, dilakukan terhadap tablet yang mengandung zat aktif 50 mg atau lebih yang merupakan 50% atau lebih dari bobot sediaan. b. Keseragaman kandungan, dilakukan terhadap tablet yang mengandung zat


(32)

2.4 Spektrofotometri Ultraviolet

Spektrofotometri merupakan pengukuran suatu interaksi antara radiasi elektromagnetik dan molekul atau atom dari suatu zat kimia. Teknik yang sering digunakan dalam analisis farmasi meliputi spektrofotometri serapan ultraviolet, cahaya tampak, dan serapan atom (Ditjen POM, 1995).

Spektrofotometri ultraviolet digunakan terutama pada analisis kuantitatif. Hal ini didasari oleh besarnya nilai serapan molekul sebanding dengan banyak molekul yang menyerap radiasi tersebut. Radiasi ultraviolet

diserap oleh molekul organik aromatik, molekul yang mengandung electron π

terkonyugasi atau atom yang mengandung elektron bebas yang menyebabkan transisi elektron di orbital terluarnya dari tingkat energi elektron dasar ke tingkat energi elektron tereksitasi. Apabila dalam perjalanan radiasi spektrofotometer terdapat senyawa yang menyerap radiasi, akan terjadi penyerapan energi radiasi yang mencapai detektor (Satiadarma, 2004).

Pada umumnya spektrofotometri ultraviolet dalam analisis senyawa organik digunakan untuk:

1. Menetukan jenis kromofor, ikatan rangkap yang terkonyugasi dan auksokrom dari suatu senyawa organik.

2. Menjelaskan informasi dari struktur berdasarkan panjang gelombang serapan maksimum suatu senyawa.

3. Menganalisis senyawa organik secara kuantitatif dengan menggunakan hukum Lambert-Beer (Dachriyanus, 2004).


(33)

2.4.1 Hukum Lambert-Beer

Hukum Lambert-Beer adalah hubungan linieritas antara serapan dengan konsentrasi larutan analit. Hukum Lambert-Beer ditulis dengan persamaan:

A = a . b . C Dimana: A = serapan

a = absorptivitas (l g-1 cm-1) b = ketebalan sel (cm) C = konsentrasi (g l-1)

Jadi dari hukum Lambert-Beer konsentrasi dapat dihitung dari ketebalan sel dan serapan. Absorptivitas merupakan suatu tetapan senyawa dan spesifik untuk setiap molekul pada panjang gelombang dan pelarut tertentu. Absorptivitas spesifik juga sering digunakan sebagai ganti absorptivitas. Harga ini memberikan serapan larutan 1% (b/v) dengan ketebalan sel 1 cm, sehingga dapat diperoleh persamaan:

A = A11 . b .C

Dimana: A11 = Absorptivitas spesifik

b = ketebalan sel (cm) C = konsentrasi (g/100 ml)

Penggunaan A11 untuk perhitungan konsentrasi lebih memungkinkan

dibanding dengan penggunaan koefisien ekstingsi molar karena langsung diperoleh dalam persen bukan dalam mol-1 (Roth, 1981).


(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Alat

Alat–alat yang digunakan pada penelitian ini adalah neraca listrik, spektrofotometer Ultraviolet/visible (UV/Vis Shimadzu), Roche Friabilator (Copley), stop watch, Hardness Tester (Copley), Disintegration Tester (Erweka), termometer dan alat-alat gelas.

3.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah famotidin BPFI, HCl 0,1 N, tablet kunyah antasida Magard FA® (Soho), tablet kunyah antasida Polysilane Max Rasa Bluebery® (Pharos), tablet kunyah antasida Promag Double Action® (Kalbe Farma), Neosanmag® (Sanbe).

3.3 Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sampling purposif yaitu tanpa membandingkan antara satu tempat dengan tempat yang lain karena tempat pengambilan sampel dianggap homogen, dan sampel yang tidak terambil mempunyai karakteristik yang sama dengan sampel yang diteliti (Sudjana, 2005).


(35)

3.4 Prosedur Kerja

3.4.1 Pembuatan pelarut HCl 0,1 N

Diencerkan 8,3 ml HCl pekat dengan aquadest secukupnya hingga 1000 ml (Ditjen POM, 1979).

3.4.2 Pembuatan larutan induk baku pembanding famotidin dalam pelarut HCl 0,1 N

Ditimbang seksama 50 mg famotidin BPFI, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, ditambahkan 10 ml HCl 0,1 N, dikocok, setelah larut diencerkan dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda (500 µg/ml). Dipipet 10 ml larutan ini dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, ditambahkan HCl 0,1 N sampai garis tanda (100 µg/ml).

3.4.3 Penentuan panjang gelombang maksimum

Dipipet 3,5 ml larutan baku pembanding (100 µg/ml), dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml, ditambahkan HCI 0,1 N sampai garis tanda (14 µg/ml). Kemudian diukur serapan pada rentang 200-400 nm.

3.4.4 Penentuan linieritas kurva kalibrasi

Dipipet larutan baku pembanding (100 µg/mI) berturut-turut 2,5 ml; 3 ml; 3,5 ml; 4 ml dan 4,5 ml dan masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml, ditambahkan HCI 0,1 N sampai garis tanda. Konsentrasi larutan 10 µg/ml; 12 µg/ml;14 µg/ml; 16 µg/ml dan 18 µg/ml). Kemudian diukur serapan pada maksimum yang diperoleh.

3.4.5 Penetapan kadar famotidin secara spektrofotometri ultraviolet Ditimbang dan diserbukkan tidak kurang 20 tablet famotidin. Ditimbang seksama sejumlah serbuk tablet setara lebih kurang 10 mg


(36)

famotidin (penimbangan serbuk 6 kali perlakuan), dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, ditambahkan 10 ml HCl 0,1 N, dikocok, diencerkan dengan HCI 0,1 N sampai garis tanda (konsentrasi teoritis 100 µg/ml), disaring, 5 ml filtrat pertama dibuang. Dipipet 7 ml larutan (100 µg/ml), dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, diencerkan dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda (konsentasi teoritis 14 µg/ml). Diukur serapan pada panjang gelombang maksimum menggunakan HCl 0,1 N sebagai blanko.

Persyaratan: Tablet famotidin mengandung famotidin tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari dari 110,0% dari yang tertera pada etiket (USP XXXII, 2009).

3.5 Evaluasi Tablet

3.5.1 Keseragaman kandungan

Setiap tablet mengandung kadar zat aktif 10 mg famotidin. Ini berarti kadar zat berkhasiat lebih kecil dari 50% bobot. Oleh karena itu penetapan keseragaman sediaan dilakukan dengan cara penetapan uji keseragaman kandungan.

Cara: Diambil 10 tablet, ditimbang seksama satu per satu dan dicatat berat dari tiap tablet. Kemudian 1 tablet digerus sampai homogen. Ditimbang seksama sejumlah serbuk tablet setara 1 mg famotidin, dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml, ditambahkan 10 ml HCl 0,1 N, dikocok, diencerkan dengan HCI 0,1 N sampai garis tanda (konsentrasi teoritis 100 µg/ml), disaring, 5 ml filtrat pertama dibuang. Dipipet 7 ml larutan (100 µg/ml), dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, diencerkan dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda


(37)

(konsentasi teoritis 14 µg/ml). Diukur serapan pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh. Percobaan dilakukan sebanyak 3 kali untuk setiap 1 tablet. Demikian juga untuk tablet berikutnya.

Persyaratan: Keseragaman kandungan dipenuhi jika jumlah zat aktif dalam masing-masing dari 10 satuan sediaan terletak antara 85,0% - 115,0% dari yang tertera di etiket dan simpangan baku relatif kurang dari atau sama dengan 6%. Jika 1 satuan terletak diluar rentang 85,0% - 115,0% seperti yang tertera pada etiket dan tidak ada satuan yang terletak di luar rentang 75,0% - 125,0% dari yang tertera pada etiket, atau jika simpangan baku relatif lebih besar dari 6,0% atau jika kedua kondisi tidak dipenuhi, dilakukan uji 20 satuan tambahan. Persyaratan dipenuhi jika tidak lebih dari 1 satuan dari 30 satuan terletak diluar rentang 85,0% - 115,0% dari yang tertera pada etiket dan tidak ada satuan yang terletak di luar rentang 75,0% - 125,0% dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relatif dari 30 satuan sediaan tidak lebih dari 7,8% (Ditjen POM, 1995).

3.5.2 Waktu hancur

Alat: Disintegration Tester (Erweka).

Cara: Dilakukan pada 6 tablet. Dimasukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang, dimasukkan satu cakram pada tiap tabung. Digunakan air bersuhu 37º ± 2ºC sebagai media kemudian alat dijalankan. Waktu hancur tablet dicatat yaitu sejak tablet dinaikturunkan sampai tablet hancur. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal di kasa.


(38)

Persyaratan: Tablet memenuhi syarat jika waktu hancur tablet tidak lebih dari 15 menit. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya; tidak kurang 16 tablet dari 18 tablet yang diuji harus hancur semua (Ditjen POM, 1995).

3.5.3 Friabilitas

Alat: Roche Friabilator (Copley).

Cara: Ditimbang sebanyak 20 tablet yang telah dibersihkan dari debu, dicatat

beratnya, misalnya “a” gram. Tablet dimasukkan ke dalam friabilator, lalu alat dijalankan selama 4 menit (100 kali putaran), setelah batas waktu yang ditentukan tablet dikeluarkan dan dibersihkan dari debu, lalu ditimbang

beratnya, misalnya “b” gram.

Friabilitas (F) = ( a-b) /a x 100%

Persyaratanμ Kehilangan berat ≤ 0,8 % (Voight, 1994). 3.5.4 Kekerasan tablet

Alat: Hardness Tester (Copley).

Cara : Satu tablet diletakkan pada tempat yang tersedia pada alat dengan posisi tidur, alat diatur, kemudian ditekan start. Pada saat tablet pecah angka yang tertera pada layar digital dicatat.Dilakukan uji kekerasan terhadap 6 tablet, dan dihitung rata-ratanya.


(39)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Panjang Gelombang Serapan Maksimum Famotidin BPFI

Berdasarkan USP XXXII (2009), famotidin memberikan serapan maksimum pada panjang gelombang 265 nm dalam laruan HCl 0,1 N. Hasil penentuan serapan maksimum famotidin baku dalam larutan HCl 0,1 N dapat dilihat pada Gambar 1, ternyata diperoleh serapan maksimum pada panjang gelombang 265,5 nm dengan absorbansi 0,4534. Hasil penentuan panjang gelombang serapan maksimum famotidin BPFI dapat dilihat Tabel 1.

Gambar 1. Kurva Serapan Famotidin BPFI (konsentrasi 14 mcg/ml) dalam Pelarut HCl 0,1 N secara Spektrofotometri


(40)

4.2 Pembuatan dan Penetuan Linieritas Kurva Kalibrasi

Penentuan linieritas kurva kalibrasi famotidin BPFI dalam pelarut HCl 0,1 N ditentukan pada rentang konsentrasi 10 µg/ml – 18 µg/ml pada panjang gelombang 265,5 nm dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 2. Dari hasil penentuan linieritas diperoleh hubungan yang linier antara konsentrasi dan serapan dengan koefisien korelasi (r) = 0,9999 dan persamaan regresi Y = 0,032323 x + 0,00007 (perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 1, halaman 32).

Tabel 2. Data Kurva Kalibrasi dari Famotidin BPFI

Gambar 2. Kurva Kalibrasi Famotidin BPFI dalam Pelarut HCL 0,1 N pada Panjang Gelombang 265,5 nm


(41)

4.3 Hasil Penetapan Kadar Famotidin dalam Sediaan Tablet

Kadar dapat dihitung dengan mensubtitusikan serapan paada Y dari persamaan regresi Y= 0,032323 X + 0,00007. Hasil penetapan kadar famotidin dalam sediaan tablet dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3. Hasil Pengolahan Data Penetapan Kadar Famotidin dalam Sediaan

No Nama Sediaan

Kadar Rata-rata

(%)

Kadar Sebenarnya

(%) 1. Promag Double Action® ( Kalbe Farma) 95,23 95,23 ± 0,69

2. Magard FA® ( Soho) 98,44 98,44 ± 0,69

3. Polysilane Max Rasa Blueberry® (Pharos) 97,52 97,52 ± 1,71

4 Neosanmag® (Sanbe) 98,18 98,18 ± 0,73

Dari Tabel 3 di atas menunjukkan kadar famotidin dalam sediaan tablet yang beredar di apotek kota Medan memenuhi persyaratan yang tertera dalam USP XXXII (2009) yaitu tidak kurang dari 90,0% - 110% dari jumlah yang tertera pada etiket (perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 2, halaman 33). 4.4 Hasil Uji Keseragaman Kandungan

Menurut Farmakope Indonesia edisi IV (1995) bahwa persyaratan keseragaman kandungan dipenuhi jika jumlah zat aktif dalam masing-masing dari 10 satuan sediaan terletak antara 85,0% - 115,0% dari yang tertera di etiket dan simpangan baku relatif kurang dari atau sama dengan 6%. Dari hasil pengujian yang dilakukan, tablet kunyah antasida yang mengandung famotidin memenuhi persyaratan keseragaman kandungan sebagaimana terlihat pada Tabel 4 berikut ini.


(42)

Tabel 4. Hasil Uji Keseragaman Kandungan Tablet Kunyah Antasida yang Mengandung Famotidin

Keterangan :

W : bobot tablet (gram)

Wr : bobot rata-rata tablet (gram) A : serapan

X : kadar (µg/ml) SD : Standard Deviasi

RSD : Standard Deviasi Relatif

Dari Tabel 4 dapat dilihat keseragaman kandungan tablet kunyah antasida yang mengandung famotidin berkisar antara 100,17 ± 0,46% sampai 100,77 ± 0,99% dimana dengan kadar yang sedemikian masih memenuhi syarat menurut Farmakope Indonesia edisi IV (1995) yaitu kadar dari 10 tablet masing-masing tidak kurang dari 85,0% dan tidak lebih dari 115,0% dan mempunyai simpangan baku relatif kurang dari 6%.

Promag DoubleAction®

(Kalbe Farma) Magard

®

(Soho) Polysilane Max Rasa Blueberry® (Pharos)

Neosanmag® (Sanbe)

W X W X W X W X

1,78 100,35 1,53 100,68 2,60 100,42 2,16 100,05

1,77 101,17 1,56 100,50 2,61 98,97 2,14 99,87

1,75 100,96 1,59 100,19 2,62 99,98 2,19 102,90

1,81 101,05 1,55 100,02 2,60 100,52 2,18 100,93

1,80 100,75 1,57 101,68 2,61 100,23 2,20 101,2

1,76 99,75 1,56 100,64 2,61 100,50 2,14 101,41

1,79 99,74 1,57 100,09 2,62 100,46 2,14 100,57

1,77 100,16 1,58 100,47 2,60 100,29 2,13 100,48

1,79 100,82 1,56 100,24 2,61 100,37 2,14 100,21

1,79 100,87 1,55 100,28 2,62 100,05 2,18 100,13

= 100,56% SD = 0,5275 RSD = 0,52%

= 100,47% SD = 0,4775 RSD = 0,99%

= 100,17% SD = 0,4626 RSD = 0,46%

= 100,77% SD = 0,9084 RSD = 0,90%

Syarat kadar : 85,0% - 110,0% Simpangan baku relatif : ≤ 6%


(43)

4.5 Hasil Uji Waktu Hancur Tablet Kunyah Antasida yang Mengandung Famotidin

Waktu hancur suatu tablet dipengaruhi oleh kekerasan tablet. Semakin keras suatu tablet maka waktu hancur tablet semakin lama, seperti yang dikatakan oleh Aiache (1993), bahwa semakin keras suatu tablet maka ikatan antarpartikelnya semakin kuat dan jumlah pori-pori semakin sedikit. Dengan berkurangnya jumlah pori-pori tablet, bila tablet diletakkan dalam medium air akan sulit masuk ke dalam tablet sehingga waktu hancurnya semakin lama. Hasil uji waktu hancur tablet kunyah antasida yang mengandung famotidin dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini.

Tabel 5. Hasil Uji Waktu Hancur Tablet Kunyah Antasida yang Mengandung Famotidin

No Nama Obat Waktu Hancur Rata-rata

(menit:detik) 1. Promag Double Action® (Kalbe Farma) 5:17

2. Magard FA® ( Soho) 9:42

3. Polysilane Max Rasa Blueberry® (Pharos) 12:11

4. Neosanmag® ( Sanbe) 6:16

Dari Tabel 5 di atas, dapat dilihat bahwa semua tablet kunyah antasida yang mengandung famotidin mempunyai waktu hancur 5 menit 17 detik sampai dengan 12 menit 11 detik, ini menunjukkan bahwa semua tablet memenuhi syarat waktu hancur berdasarkan Farmakope Indonesia edisi IV (1995) yaitu tidak lebih dari 15 menit.


(44)

4.6 Hasil Uji Friabilitas Tablet Kunyah Antasida yang Mengandung Famotidin

Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa tablet kunyah antasida yang mengandung famotidin memenuhi persyaratan uji friabilitas. Hal ini sesuai dengan persyaratan bahwa kehilangan berat pada uji friabilitas tidak lebih dari 0,8%. Friabilitas berhubungan dengan kekerasan. Semakin besar kekerasan suatu tablet maka semakin kecil friabilitasnya (Lachman, dkk., 1994).

Tabel 6. Hasil Uji Friabilitas Tablet Kunyah Antasida yang Mengandung Famotidin

No. Nama Obat A

( gram)

b (gram)

F (%) 1 Promag Double Action® (Kalbe Farma) 34, 86 34,84 0,06

2 Magard FA® ( Soho) 31,66 31,63 0,09

3 Polysilane Max Rasa Blueberry® ( Pharos) 52,06 51,95 0,21

4 Neosanmag® ( Sanbe) 43,56 43,36 0,46

4.7 Hasil Uji Kekerasan Tablet Kunyah Antasida yang Mengandung Famotidin

Berdasarkan Tabel 7 di bawah dapat dilihat bahwa kekerasan rata-rata tablet kunyah antasida yang mengandung famotidin terdapat perbedaan. Menurut Parrot (1971), bahwa kekerasan tablet secara umum berkisar antara 4kg - 8kg.

Untuk tablet Promag Double Action® (Kalbe Farma) dan Magard FA® (Soho), persyaratan ini tidak dipenuhi karena kekerasan rata-rata tabletnya sebesar 12,32 kg dan 12,35 kg. Adanya perbedaan kekerasan ini dapat disebabkan oleh adanya perbedaan tekanan kompresi pada saat pencetakan. Semakin besar tekanan maka kekerasan tablet akan semakin meningkat. Selain


(45)

itu perbedaan kekerasan juga dapat disebabkan oleh adanya perbedaan bahan tambahan maupun jumlahnya dalam formulasi (Lachman, dkk., 1994).

Tabel 7. Hasil Uji Kekerasan Tablet Kunyah Antasida yang Mengandung Famotidin

No Nama Obat Kekerasan Rata-rata

(kg) 1. Promag Double Action® (Kalbe Farma) 12,32

2. Magard FA® (Soho) 12,35

3. Polysilane Max Rasa Blueberry® (Pharos) 7,38


(46)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil penetapan kadar yang diperoleh berkisar antara 95,23% - 98,44% dengan kekerasan berkisar antara 6,82kg – 12,35kg, sedangkan friabilitas diperoleh berkisar antara 0,06% - 0,46% dengan waktu hancur berkisar antara 5,17 menit - 12,11 menit. Pada uji keseragaman kandungan diperoleh rentang kadar rata-rata zat aktif per unit sediaan berkisar antara 100,17% - 100,77% dengan simpangan baku relatif berkisar antara 0,46% - 0,99%.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa seluruh tablet kunyah antasida yang mengandung famotidin yang diuji memenuhi beberapa persyaratan uji untuk sediaan tablet antara lain: friabilitas (Voight, 1994), waktu hancur dan keseragaman kandungan (Farmakope Indonesia edisi IV, 1995), penetapan kadar (USP XXXII, 2009). Kecuali pada uji kekerasan di mana ada tablet yang tidak memenuhi persyaratan yaitu tablet Promag Double Action® (Kalbe Farma) yang mempunyai kekerasan 12,32 kg dan Magard FA® (Soho) yaitu 12,35 kg.

5.2 Saran

Disarankan penelitian selanjutnya untuk memeriksa mutu tablet kunyah antasida golongan antagonis H2 lainnya seperti ranitidin dan simetidin sebagai


(47)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim1. (2010). Lima Dari 10 Pekerja Di Indonesia Terserang Penyakit Maag. Diakses 08 Juli 2010. Jakarta: http:www.kabarbisnis.com. Anonim2. (2006). Penggolongan Obat. Diakses 10 Januari 2013.

http://www.scribd.com/doc/penggolongan obat.

Aiache, J.M. (1993). Farmasetika 2 Biofarmasetika Sediaan Per Oral. Edisi Kedua. Surabaya: Airlangga University Press. Hal. 301-303.

Anwar, J. (2000). Farmakologi Dan Terapi Obat-obat Saluran Cerna. Cetakan Pertama. Jakarta: Hipokrates. Hal. 29-30, 34-38.

Budavari, S. (1989). The Merck Index An Encyclopedia Of Chemicals Drugs And Biological. Edisi Kedelapan. Rockville: Merck And Rahway. Hal. 3882.

Dachriyanus. (2004). Analisis Struktur Senyawa Organik Secara Spektrofotometri. Padang: Andalas University Press. Hal. 1.

Dewoto, H.R. (2009). Farmakologi dan Terapi. Edisi Kelima. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal. 283-284.

Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 1157.

Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal 322, 1086-1087, 1133.

Lachman, L., Liebermen, H.A., dan Kanig, J.L. (1994). Teori dan Praktek FarmasiIndustri. Edisi Ketiga. Jakarta: UI Press. Hal. 468-660.

Hardjono, S. (2000). Hubungan Struktur Aktivitas Obat Antihistamin. Edisi Kedua. Surabaya: Erlangga University Press. Hal. 90-91.

Koseki, T., Onishi, H., Takahashi, Y., Uchida, M., dan Machida, Y. (2008). Development of Novel Fast-Disintegrating Tablets by Direct Compression Using Sucrose Stearic Acid Esters as A Disintegration-Accelerating Agent. Chem Pharm Bull. 56(10): 1384-1388.

Moffat, A.C., Osselton, M.D., dan Widdop, B. (2004). Clarke’s Isolation and

Identification of Drugs. Edisi Kedua. London: The Pharmaceutical Press. Hal. 348-349.


(48)

Parmar, R.B., Baria, A.H., Thank, H.M., dan Faldus, D. (2009). Formulation and Evalution of Domperidone Fast Dissolving Tablets. International Journal of PharmTech Research. 1(3): 485-487.

Parrot, E.L. (1971). Pharmaceutical Technology. Cetakan Ketiga. New York: Burgess Publishing Company. Hal. 82-83.

Rao, N.G.R., dan Gandhi, S. (2006). Development and Evaluation of Carbamazepine Fast Disolving Tablets Prepared with A Complex by Direct Compression Technique. Asian J. Pharma. 3(2): 97-103.

Roth, J.H. (1998). Analisis Farmasi. Cetakan Ketiga. Yogyakarta: UGM Press. Hal. 355, 357.

Satiadarma, K. (2004). Asas Pengembangan Prosedur Analisis. Cetakan Pertama. Surabaya: Erlangga University Press. Hal. 90-91.

Siregar, C. (2010). Teknologi Sediaan Farmasi Sediaan Tablet Dasar-Dasar Praktis. Jakarta: EGC. Hal. 8, 377.

Sharma, R., Rajput, M., Prakash, P., dan Sharma, S. (2011). Fast Disolving Delivery Sytem On review. International Journal of Pharmacy. 2(10): 21-29.

Sudjana. (2009). Metode Statistik. Edisi Keenam. Bandung: Tarsito. Hal.93. United States Pharmacopeia. (2009). The National Formulary. Edisi

Ketigapuluh dua. Rockville: The United States Pharmacopoia Convention. Hal. 559.

Voight, R. (1994). Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Edisi Kelima. Yogyakarta: UGM Press. Hal. 222.


(49)

Lampiran 1. Hasil Penentuan Persamaan Regresi dari Kurva Kalibrasi Famotidin (BPFI) pada Panjang Gelombang 265,5 nm dalam Pelarut HCl 0,1 N

C ( g/ml) (X)

Absorbansi

(Y) XY X

2

Y2

0 0 0 0 0

10 0,325 3,25 100 0,105625

12 0,385 4,62 144 0,148225

14 0,454 6,356 196 0,206116

16 0,517 8,272 256 0,267289

18 0,582 10,476 324 0,338724

X = 70 Y = 2,263 XY = 32,974 X2 = 1020 Y2 = 0,177663 X = 11,6666 Y =0,37716

a = =

=

= 0,032323

Y = a X + b b = Y – a X

= 0,37716– (0,032323 x 11,6666) = 0,00007

Persamaan regresi : Y = 0,032323x + 0,00007 Dengan nilai r sebagai berikut :

r =

=

=


(50)

Lampiran 2. Contoh Perhitungan Penetapan Kadar Famotidin (Promag Double Action® Kalbe Farma)

Berat 20 tablet = 34800 mg

1 tablet mengandung = 10 mg famotidin

Berat setara 10 mg Famotidin = x 34800 mg = 1740 mg 1. Pengujian 1

Serbuk ditimbang seksama setara dengan 10 mg famotidin (penimbangan seruk 6 kali perlakuan) kemudian dilarutkan ke dalam labu tentukur 100 ml, ditambahkan 10 ml HCl 0,1 N, kocok, diencerkan dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda (konsentrasi teoritis 100 µg/mI) saring, 5 ml filtrat pertama dibuang. Dipipet 7 ml larutan (14 µg/ml) masukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, diencerkan dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda (konsentrasi teoritis 14 µg/ml) dan diukur serapan pada panjang gelombang maksimum.

Misalnya serapan (A) = 0,4336 kemudian serapan disubstitusikan pada persamaan regresi:

Y = 0,032323 x + 0,00007 0,4336 = 0,032323 x + 0,00007 Konsentrasi (X) larutan =

= 13,4124 µg/ml


(51)

Konsentrasi teoritis =

= 100,574 X

= 14,0803 µg/ml

Kadar = x 99,67% = 94,95 %


(52)

Lampiran 3. Data Kadar Famotidin dalam Sediaan Tablet

Produk Serbuk yang ditimbang

(mg)

Setara Serapan (A) Kons (µg/ml) Kons perolehan (µg/ml) Kadar (%)

Kalbe 1740 10,0574 0,4336 14,0803 13,4124 94,95

1760 10,1149 0,4440 14,1608 13,7341 96,66

1750 10,0574 0,4374 14,0803 13,5299 95,77

1740 10,0574 0,4353 14,0803 13,4650 95,31

1730 9,9425 0,4297 13,9195 13,2917 95,17

1730 9,9425 0,4287 13,9195 13,2608 94,95

Soho 1570 9,9178

0,4357 13,8849 13,4773 96,74

1580 9,9810

0,4443 13,9734 13,7434 98,02

1580 9,9810

0,4454 13,9734 13,7774 98,27

1590 10,0442

0,4502 14,0618 13,9259 98,70

1570 9,9178

0,4407 13,8849 13,6320 97,85

1570 9,9178

0,4429 13,8849 13,7001 98,34

Pharos 2590 9,9500

0,4392 13,93 13,5856 97,20

2600 9,9884

0,4454 13,9837 13,7774 98,19

2590 9,9500

0,4384 13,93 13,5609 97,02

2600 9,9884

0,4348 13,9837 13,4495 95,86

2590 9,9500

0,4462 13,93 13,8022 98,75

2600 9,9884

0,4451 13,9837 13,7682 98,13

Sanbe 2170 9,9684

0,4442 13,9557 13,7403 98,13

2180 10,0137

0,4481 14,0191 13,8610 98,54

2170 9,9684

0,4418 13,9557 13,6661 97,60

2180 10,0137

0,4468 14,0191 13,8208 98,26

2170 9,9684

0,4453 13,9557 13,7744 98,37

2180 10,0137


(53)

Lampiran 4. Perhitungan Statistik Kadar Famotidin (Promag Double Action® Kalbe Farma)

No Kadar [X] (%)

X- (X- )2

1. 94,95 -0,51 0,2601

2. 96,66 1,2 1,44

3. 95,77 0,31 0,0961

4. 95,31 -0,15 0,0225

5. 95,17 -0,29 0,0841

6. 94,95 -0,51 0,2601

= 95,46 ∑= 2,162λ

SD =

= = 0,6577

Pada tingkat kepercayaan λλ% dengan nilai α = 0,01, dk = n – 1 = 6 – 1 = 5 Diperoleh ttabel = 4,0321

Data ditolak apabila thitung≥ ttabel atau thitung≤ - ttabel

thitung =

thitung data 1 = -0,51/0,2685 = -1,8994

thitung data 2 = 1,2/0,2685 = 4,4692 (data ditolak)

thitung data 3 = 0,31/0,2685 = 1,1545

thitung data 4 = -0,15/0,2685 = -0,5586

thitung data 5 = -0,29/0,2685 = -1,0800


(54)

Karena thitung ≤ -ttabel maka data ditolak, selanjutnya dilakukan pengujian

terhadap data yang dianggap tidak menyimpang. No Kadar [X]

(%) X- (X- )

2

1. 94,95 -0,28 0,0784

2. 95,77 0,54 0,2916

3. 95,31 0,08 0,0064

4. 95,17 -0,06 0,0036

5. 94,95 -0,28 0,0784

= 95,23 ∑= 0,4584

SD =

= = 0,3385

Pada tingkat kepercayaan λλ% dengan nilai α = 0,01, dk = n – 1 = 5 – 1 = 4 Diperoleh ttabel = 4,6041

Data ditolak apabila thitung≥ ttable atau thitung≤ - ttabel

thitung =

thitung data 1 = -0,28/0,1462 = -1,8506

thitung data 2 = 0,54/0,1462 = 3,5690

thitung data 3 = 0,08/0,1462 = 0,5287

thitung data 4 = -0,06/0,1462 = -0,3965


(55)

Karena t hitung ≥ ttabel maka data diterima, maka kadar sebenarnya terletak

antara:

=X ± t(1-1/2α)dk x

= 95,23± 4,0321 x

= 95,23± 0,69%


(56)

Lampiran 5. Perhitungan Statistik Kadar Famotidin (Magard FA® Soho) No Kadar [X]

(%) X- (X- )

2

1. 96,74 -1,24 1,5376

2. 98,02 0,04 0,0016

3. 98,27 0,29 0,0841

4. 98,70 0,72 0,5184

5. 97,85 -0,13 0,0169

6. 98,34 0,35 0,1296

= 97,98 ∑= 2,2041

SD =

= = 0,6639

Pada tingkat kepercayaan λλ% dengan nilai α = 0,01, dk = n – 1 = 6 – 1 = 5 Diperoleh ttabel = 4,0321

Data ditolak apabila thitung≥ ttable atau thitung≤ - ttabel

thitung =

thitung data 1 = -1,24/0,2710 = -4,5756 (data ditolak)

thitung data 2 = 0,04/0,2710 = 0,1476

thitung data 3 = 0,29/0,2710 = 1,0701

thitung data 4 = 0,72/0,2710 = 2,6568

thitung data 5 = -0,13/0,2710 = -0,4797


(57)

Karena thitung ≤ -ttabel maka data ditolak, selanjutnya dilakukan pengujian

terhadap data yang dianggap tidak menyimpang. No Kadar [X]

(%) X- (X- )

2

1. 98,02 -0,42 0,1764

2. 98,27 -0,17 0,0289

3. 98,70 0,26 0,0676

4. 97,85 0,41 0,1681

5. 98,34 -0,1 0,01

= 98,44 ∑= 0,451

SD =

= = 0,3357

Pada tingkat kepercayaan λλ% dengan nilai α = 0,01, dk = n – 1 = 5 – 1 = 4 Diperoleh ttabel = 4,6041

Data ditolak apabila thitung≥ ttable atau thitung≤ - ttabel

thitung =

thitung data 1 = -0,42/0,1501 = -2,7981

thitung data 2 = -0,17/0,1501 = -1,1325

thitung data 3 = 0,26/0,1501 = 1,7321

thitung data 4 = 0,41/0,1501 = 2,7315


(58)

Karena thitung≥ ttabel maka data diterima, maka kadar sebenarnya terletak antara:

=X ± t(1-1/2α)dk x

= 98,44±4,6041 x

= 98,44±0,69%


(59)

Lampiran 6. Perhitungan Statistik Kadar Famotidin (Polysilane Max Rasa Blueberry® Pharos)

No Kadar [X]

(%) X- (X- )

2P

1. 97,20 -0,32 0,1024

2. 98,19 0,67 0,4489

3. 97,02 -0,5 0,25

4. 95,86 -1,66 2,7556

5. 98,75 1,23 1,5129

6. 98,13 0,61 0,3721

= 97,80 ∑= 5,441λ

SD =

= = 1,0432

Pada tingkat kepercayaan λλ% dengan nilai α = 0,01, dk = n – 1 = 6 – 1 = 5 Diperoleh ttabel = 4,0321

Data ditolak apabila thitung≥ ttable atau thitung≤ - ttabel

thitung =

thitung data 1 = -0,32/0,4366 = -0,7513

thitung data 2 = 0,67/0,4366 = 1,5731

thitung data 3 = -0,5/0,4366 = -1,1739

thitung data 4 = -1,66/0,4366 = -3,8976

thitung data 5 = 1,23/0,4366 = 2,8880


(60)

Karena thitung≥ ttabel maka data diterima, maka kadar sebenarnya terletak antara:

=X ± t(1-1/2α)dk x

= 97,52±4,0321

= 97,52±1,71%


(61)

No Kadar [X]

(%) X- (X- )

2

1. 98,13 -0,35 0,1225

2. 98,54 0,06 0,0036

3. 97,60 -0,88 0,7744

4. 98,26 -0,22 0,0484

5. 98,37 -0,11 0,0121

6. 99,90 1,51 2,2801

= 98,48 ∑= 3,2411

SD =

= = 0,8051

Pada tingkat kepercayaan λλ% dengan nilai α = 0,01, dk = n – 1 = 6 – 1 = 5 Diperoleh ttabel = 4,0321

Data ditolak apabila thitung≥ ttable atau thitung≤ - ttabel

thitung =

thitung data 1 = -0,35/0,3286 = -1,0651

thitung data 2 = 0,06/0,3286 = 0,1825

thitung data 3 = -0,88/0,3286 = -2,6780

thitung data 4 = -0,22/0,3286 = -0,6695

thitung data 5 = -0,11/0,3286 = -0,3347


(62)

Lampiran 6. Perhitungan Statistik Kadar Famotidin (Polysilane Max Rasa Blueberry® Pharos)

No Kadar [X]

(%) X- (X- )

2P

1. 97,20 -0,32 0,1024

2. 98,19 0,67 0,4489

3. 97,02 -0,5 0,25

4. 95,86 -1,66 2,7556

5. 98,75 1,23 1,5129

6. 98,13 0,61 0,3721

= 97,80 ∑= 5,441λ

SD =

= = 1,0432

Pada tingkat kepercayaan λλ% dengan nilai α = 0,01, dk = n – 1 = 6 – 1 = 5 Diperoleh ttabel = 4,0321

Data ditolak apabila thitung≥ ttable atau thitung≤ - ttabel

thitung =

thitung data 1 = -0,32/0,4366 = -0,7513

thitung data 2 = 0,67/0,4366 = 1,5731

thitung data 3 = -0,5/0,4366 = -1,1739

thitung data 4 = -1,66/0,4366 = -3,8976

thitung data 5 = 1,23/0,4366 = 2,8880


(63)

Karena thitung≥ ttabel maka data diterima, maka kadar sebenarnya terletak antara:

=X ± t(1-1/2α)dk x

= 97,52±4,0321

= 97,52±1,71%


(64)

No Kadar [X]

(%) X- (X- )

2

1. 98,13 -0,35 0,1225

2. 98,54 0,06 0,0036

3. 97,60 -0,88 0,7744

4. 98,26 -0,22 0,0484

5. 98,37 -0,11 0,0121

6. 99,90 1,51 2,2801

= 98,48 ∑= 3,2411

SD =

= = 0,8051

Pada tingkat kepercayaan λλ% dengan nilai α = 0,01, dk = n – 1 = 6 – 1 = 5 Diperoleh ttabel = 4,0321

Data ditolak apabila thitung≥ ttable atau thitung≤ - ttabel

thitung =

thitung data 1 = -0,35/0,3286 = -1,0651

thitung data 2 = 0,06/0,3286 = 0,1825

thitung data 3 = -0,88/0,3286 = -2,6780

thitung data 4 = -0,22/0,3286 = -0,6695

thitung data 5 = -0,11/0,3286 = -0,3347


(65)

Karena thitung ≥ ttabel maka data diterima, maka kadar sebenarnya terletak antara:

=X ± t(1-1/2α)dk x

= 98,18±4,6041

= 98,18±0,73%


(66)

Lampiran 8. Data Simpangan Baku Kadar Tablet Famotidin

Nama Obat Kadar

(%)

Kadar sebenarnya

(%) Promag Double Action®

(Kalbe Farma) 94,95 96,66 95,77 95,31 95,17 94,95 95,23±0,69

Magard FA® (Soho) 96,74 98,02 98,27 98,70 97,85 98,34 98,44±0,69

Polysilane Max Rasa Blueberry® (Pharos) 97,20 98,19 97,02 95,86 98,75 98,13 97,52±1,71 Neosanmag® (Sanbe) 98,13 98,54 97,60 98,26 98,37 99,90 98,18±0,73


(67)

Lampiran 9. Perhitungan Keseragaman Kandungan Tablet Promag Double Action® (Kalbe Farma).

Cara: Diambil 10 tablet, ditimbang seksama satu per satu dan dicatat berat dari tiap tablet yaitu:

1. 1780 mg 6. 1760 mg 2. 1770 mg 7. 1790 mg 3. 1750 mg 8. 1770 mg 4. 1810 mg 9. 1790 mg 5. 1800 mg 10. 1790 mg Berat famotidin dalam 1 tablet: 10 mg

Misal pada tablet 1 dengan berat 1780 mg, maka:

Berat serbuk setara 1 mg famotidin =

x 1780 mg = 178 mg

- Pengujian I :

Satu tablet digerus sampai homogen. Ditimbang seksama sejumlah serbuk tablet setara 1 mg famotidin (penimbangan serbuk 3 kali perlakuan), dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml, ditambahkan 10 ml HCl 0,1 N, dikocok, diencerkan dengan HCI 0,1 N sampai garis tanda (konsentrasi teoritis 100 µg/ml), disaring, 5 ml filtrat pertama dibuang. Dipipet 7 ml larutan (14 µg/ml), dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, diencerkan dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda (konsentrasi teoritis 14 µg/ml). Diukur serapan pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh. Percobaan dilakukan sebanyak 3 kali untuk setiap 1 tablet. Demikian juga untuk tablet berikutnya.


(68)

Maka diperoleh serapan (A) = 0,4553 kemudian serapan disubstitusikan pada persamaan regresi:

Y = 0,032323 x + 0,00007 0,4553 = 0,032323 x + 0,00007 Konsentrasi (X) larutan =

= 14,085 µg/ml

Konsentrasi teoritis = x 14 µg/ml

= 13,921 µg/ml

Maka kadar famotidin = x 99,67% = 100,84 %

Diperoleh serapan (A) = 0,4561 kemudian serapan disubstitusikan pada persamaan regresi:

Y = 0,032323 x + 0,00007 0,4561 = 0,032323 x + 0,00007 Konsentrasi (X) larutan =

= 14,107 µg/ml

Konsentrasi teoritis = x 14 µg/ml

= 14,000 µg/ml

Maka kadar famotidin = x 99,67% = 100,41 %


(69)

Diperoleh serapan (A) = 0,4558 kemudian serapan disubstitusikan pada persamaan regresi:

Y = 0,032323 x + 0,00007 0,4558 = 0,032323 x + 0,00007 Konsentrasi (X) larutan =

= 14,100 µg/ml

Konsentrasi teoritis = x 14 µg/ml

= 14,078 µg/ml

Maka kadar famotidin = x 99,67% = 99,82 %

Maka kadar tablet 1 = =

= 100,35 %

Dengan cara yang sama dihitung untuk tablet lainnya. SD =

= = 0,5275


(70)

=

x 100 %

= 0,52%

Dengan cara yang sama dihitung untuk tablet lainnya.

Lampiran 10. Hasil Uji Keseragaman Kandungan Tablet Kunyah Antasida yang Mengandung Famotidin.


(71)

Lampiran 11. Hasil Uji Waktu Hancur Tablet Kunyah Antasida yang Mengandung Famotidin.

Promag DoubleAction® (Kalbe Farma)

Magard ® (Soho) Polysilane Max Rasa Blueberry® (Pharos)

Neosanmag® (Sanbe)

W X W X W X W X

1,78 100,35 1,53 100,68 2,60 100,42 2,16 100,05

1,77 101,17 1,56 100,50 2,61 98,97 2,14 99,87

1,75 100,96 1,59 100,19 2,62 99,98 2,19 102,90

1,81 101,05 1,55 100,02 2,60 100,52 2,18 100,93

1,80 100,75 1,57 101,68 2,61 100,23 2,20 101,2

1,76 99,75 1,56 100,64 2,61 100,50 2,14 101,41

1,79 99,74 1,57 100,09 2,62 100,46 2,14 100,57

1,77 100,16 1,58 100,47 2,60 100,29 2,13 100,48

1,79 100,82 1,56 100,24 2,61 100,37 2,14 100,21

1,79 100,87 1,55 100,28 2,62 100,05 2,18 100,13

= 100,56% SD = 0,5275 RSD = 0,52%

= 100,47% SD = 0,4775 RSD = 0,99%

= 100,17% SD = 0,4626 RSD = 0,46%

= 100,77% SD = 0,9084 RSD = 0,90%

Syarat kadar : 85,0% - 110,0%


(72)

Nama Obat Waktu Hancur (menit) Promag Double Action®

(Kalbe Farma) 5,11 5,14 5,16 5,18 5,21 5,24 Waktu hancur rata-rata = 5,17 Magard FA®

(Soho) 9,29 9,33 9,37 9,50 9,52 9, 56 Waktu hancur rata-rata = 9,42 Polysilane max rasa blueberry®

(Pharos) 12,01 12,05 12,09 12,15 12,19 12,21 Waktu hancur rata-rata = 12,11

Neosanmag® (Sanbe) 6,05

6,09 6,12 6,15 6,17 6,19 Waktu hancur rata-rata = 6,16

Lampiran 12. Hasil Uji Friabilitas Tablet Kunyah Antasida yang Mengandung Famotidin.


(73)

Friabilitas ( F ) =

x 100 %

Dimana : a = bobot 20 tablet sebelum diputar dengan friabilator (gram) b = bobot 20 tablet setelah diputar dengan friabilator (gram) F = friabilitas (%)

No. Nama Obat A

(gram) b (gram)

F (%) 1 Promag Double Action® (Kalbe Farma) 34, 86 34,84 0,06

2 Magard FA® ( Soho) 31,66 31,63 0,09

3 Polysilane Max Rasa Blueberry® (Pharos) 52,06 51,95 0,21

4 Neosanmag® ( Sanbe) 43,56 43,36 0,46

Lampiran 13. Hasil Uji Kekerasan Tablet Kunyah Antasida yang Mengandung Famotidin.


(74)

Nama Obat Kekerasan Tablet (Kg) Promag Double Action®

(Kalbe Farma) 10,63 10,87 13,36 14,24 11,72 13,11 Kekerasan rata-rata = 12,32 Kg Magard FA®

(Soho) 10,36 14,25 11,98 15,36 10,40 11,78 Kekerasan rata-rata = 12,35 Kg Polysilane Max Rasa Blueberry®

(Pharos) 7,35 7,56 7,26 7,33 7,43 7,37 Kekerasan rata-rata = 7,38 Kg

Neosanmag® (Sanbe) 6,80

6,85 7,00 6,50 6,75 7,01 Kekerasan rata-rata = 6,82 Kg


(75)

1.Promag Double Action® (Kalbe Farma) No. Batch : BN 525072

No. Reg : DTL 0511636663A1 Expire Date : Mei 2015

Komposisi : Famotidin 10 mg Ca Carbonat 800 mg Mg Hydroxide 165 mg 2. Magard FA® (Soho)

No. Batch : 12G0220

No. Reg : DTL 0724223663A1 Expire Date : September 2014

Komposisi : Famotidin 10 mg Ca Carbonat 800 mg Mg Hydroxide 165 mg 3. Polysilane Max Rasa Blueberry® ( Pharos) No. Batch : C2F7562

No. Reg : DTL 0921636163A1 Expire Date : Juni 2014

Komposisi : Famotidin 10 mg Ca Carbonat 800 mg Mg Hydroxide 165 mg


(76)

No. Batch : NF 2794

No. Reg : DTL 0522241063A1 Expire Date : Juni 2015

Komposisi : Famotidin 10 mg Ca Carbonat 800 mg Mg Hydroxide 165 mg


(77)

Lampiran 16. Gambar Alat yang Digunakan


(78)

Alat Uji Waktu Hancur (Copley) Alat Uji Kekerasan (Copley)

Alat Uji Friabilitas (Copley) Spektrofotometer UV-Visible (UV Mini 1240 Shimadzu)


(1)

Friabilitas ( F ) =

x

100 %

Dimana : a = bobot 20 tablet sebelum diputar dengan friabilator (gram) b = bobot 20 tablet setelah diputar dengan friabilator (gram) F = friabilitas (%)

No. Nama Obat A

(gram) b (gram)

F (%) 1 Promag Double Action® (Kalbe Farma) 34, 86 34,84 0,06

2 Magard FA® ( Soho) 31,66 31,63 0,09

3 Polysilane Max Rasa Blueberry® (Pharos) 52,06 51,95 0,21

4 Neosanmag® ( Sanbe) 43,56 43,36 0,46

Lampiran 13. Hasil Uji Kekerasan Tablet Kunyah Antasida yang Mengandung Famotidin.


(2)

Nama Obat Kekerasan Tablet (Kg) Promag Double Action®

(Kalbe Farma) 10,63 10,87 13,36 14,24 11,72 13,11 Kekerasan rata-rata = 12,32 Kg Magard FA®

(Soho) 10,36 14,25 11,98 15,36 10,40 11,78 Kekerasan rata-rata = 12,35 Kg Polysilane Max Rasa Blueberry®

(Pharos) 7,35 7,56 7,26 7,33 7,43 7,37 Kekerasan rata-rata = 7,38 Kg

Neosanmag® (Sanbe) 6,80

6,85 7,00 6,50 6,75 7,01 Kekerasan rata-rata = 6,82 Kg


(3)

1.Promag Double Action® (Kalbe Farma)

No. Batch : BN 525072

No. Reg : DTL 0511636663A1

Expire Date : Mei 2015

Komposisi : Famotidin 10 mg

Ca Carbonat 800 mg

Mg Hydroxide 165 mg

2. Magard FA® (Soho)

No. Batch : 12G0220

No. Reg : DTL 0724223663A1

Expire Date : September 2014

Komposisi : Famotidin 10 mg

Ca Carbonat 800 mg

Mg Hydroxide 165 mg

3. Polysilane Max Rasa Blueberry® ( Pharos)

No. Batch : C2F7562

No. Reg : DTL 0921636163A1

Expire Date : Juni 2014

Komposisi : Famotidin 10 mg

Ca Carbonat 800 mg

Mg Hydroxide 165 mg


(4)

No. Batch : NF 2794

No. Reg : DTL 0522241063A1

Expire Date : Juni 2015

Komposisi : Famotidin 10 mg

Ca Carbonat 800 mg

Mg Hydroxide 165 mg


(5)

Lampiran 16. Gambar Alat yang Digunakan


(6)

Alat Uji Waktu Hancur (Copley) Alat Uji Kekerasan (Copley)

Alat Uji Friabilitas (Copley) Spektrofotometer UV-Visible (UV Mini 1240 Shimadzu)