T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Kemandirian Belajar Berdasar Pola Asuh Orang Tua Siswa Kelas XI SMA Virgo Fidelis Bawen T1 BAB IV

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Untuk mengatahui lebih jelas mengenai hasil uji validitas dan
reliabilitas angket penelitian ini, berikut penjelasannya :
1. Pengujian Validitas
Uji validitas merupakan tingkat kemampuan instrumen untuk
mengungkap sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran yang
dilakukan instrumen tersebut (Hadi, 2004). Suatu instrumen dikatakan
valid apabila memiliki nilai r hitung (correlation product moment person)
dan nilainya positif (+) serta > r-tabel (Ghozali, 2005).
Berikut hasil uji validitas pola asuh orang tua, dan kemandirian
siswa,
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas
Pola Asuh
Kemandirian
Ket
r-hitung r-tabel
r-hitung
r-tabel

1
0,44
0,361
Valid
0,267
0,361
2
0,44
0,361
Valid
0,417
0,361
3
0,46
0,361
Valid
0,645
0,361
4
0,44

0,361
Valid
0,826
0,361
5
0,45
0,361
Valid
0,597
0,361
6
0,56
0,361
Valid
0,540
0,361
7
0,58
0,361
Valid

0,118
0,361
8
0,53
0,361
Valid
0,461
0,361
9
0,69
0,361
Valid
0,595
0,361
10
0,57
0,361
Valid
0,617
0,361

11
0,60
0,361
Valid
0,419
0,361
12
0,31
0,361
Gugur
0,343
0,361
13
0,32
0,361
Gugur
0,646
0,361
14
0,44

0,361
Valid
0,483
0,361
15
0,22
0,361
Valid
0,215
0,361
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2017
No.

21

Ket
Gugur
Valid
Valid
Valid

Valid
Valid
Gugur
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Gugur

Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas
(Lanjutan)
Kemandirian
r-hitung
r-tabel
16
Valid

0,042
0,361
17
Valid
0,040
0,361
18
Valid
0,346
0,361
19
Valid
0,426
0,361
20
Valid
0,829
0,361
21
Valid

0,740
0,361
22
Valid
0,665
0,361
23
Valid
0,450
0,361
24
Valid
0,430
0,361
25
Valid
0,408
0,361
26
Valid

0,410
0,361
27
Valid
0,460
0,361
28
Valid
0,390
0,361
29
Valid
0,112
0,361
30
Valid
0,515
0,361
31
0,518

0,361
32
0,560
0,361
33
0,572
0,361
34
0,266
0,361
35
0,146
0,361
36
0,326
0,361
37
0,481
0,361
38

0,462
0,361
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2017
No.

Pola Asuh
r-hitung r-tabel
0,56
0,361
0,42
0,361
0,38
0,361
0,37
0,361
0,59
0,361
0,68
0,361
0,64
0,361
0,45
0,361
0,53
0,361
0,82
0,361
0,54
0,361
0,74
0,361
0,39
0,361
0,86
0,361
0,84
0,361

Ket

Ket
Gugur
Gugur
Gugur
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Gugur
Valid
Valid
Valid
Valid
Gugur
Gugur
Gugur
Valid
Valid

Hasil uji validitas menunjukkan bahwa pada instrumen pola asuh
terdapat 3 item pernyataan yang gugur, yaitu item no. 12, 13, 15,
sehingga jumlah pernyataan yang valid adalah sebanyak 27 item.
Sementara pada instrumen kemandirian belajar ternyata terdapat 10
item yang gugur, yaitu item no. 10, 7, 15, 16, 17, 18, 29, 34, 35, 36.
Sehingga jumlah item yang valid adalah sebanyak 28 item.

22

2. Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas alat ukur menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran
dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hal ini ditunjukkan dengan taraf
keajekan (konsistensi) skor yang diperoleh oleh para subjek yang diukur
dengan alat yang sama atau diukur dengan alat yang setara pada kondisi
yang berbeda (Suryabrata, 2000). Uji reliabilitas penelitian dalam
penelitian ini menggunakan standar reliabilitas yang dikemukakan oleh
Azwar (2006) yaitu :
α < 0,7

: tidak reliabel

0,7 ≤ α < 0,8

: cukup reliabel

0,8 ≤ α < 0,9

: reliabel (baik)

α ≥ 0,9

: sangat reliabel (sangat baik)
Hasil uji reliabilitas kuesioner pola asuh, dan kemandirian belajar

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.2
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel

Cronbach Alpha

Pola Asuh
Kemandirian Belajar
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2017

0,9084
0,9047

Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa nilai cronbach alpha pola asuh
adalah sebesar 0,9084, dan kemandirian belajar adalah sebesar 0,9047. Hal
tersebut menunjukkan bahwa kuesioner penelitian berada pada taraf sangat
reliabel (sangat baik) (Azwar, 2006).

4.2 Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden Penelitian
a. Jenis Kelamin
Adapun jenis kelamin responden penelitian dapat dilihat pada
tabel 4.2 di bawah ini :

23

Tabel 4.3
Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin

Frekuensi

Persentase (%)

Laki-laki
Wanita
Total

47
25
72

65,30
34,70
100,00

Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2017

Melihat tabel di atas, maka dapat dijelaskan bahwa mayoritas
responden berjenis kelamin laki-laki (47 orang atau 65,30%). Sedang
minoritas responden berjenis kelamin perempuan yaitu 25 orang
(34,70 %).
b. Usia Responden Penelitian
Untuk mengetahui tingkat usia responden penelitian dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.4
Usia Responden Penelitian
Usia

Jumlah

Persentase (%)

15
16
17
Total

20
46
6
72

27,80
63,90
8,30
100,00

Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2017

Tabel di atas menjelaskan bahwa mayoritas responden (46 orang atau
63,90%) adalah berusia 16 tahun, sedang minoritas responden (6 orang
atau 8,30%) adalah berusia 17 tahun. Sedang lainnya 20 orang
(27,80%) berusia 15 tahun.
2. Analisis Hasil Pengukuran Variabel Penelitian
a. Penilaian Pola Asuh Orang Tua
Berikut penilaian pola asuh orang tua siswa SMA Virgo
Fidelis Bawen,

24

Tabel 4.5
Pola Asuh Orang Tua Siswa
Tipe Pola Asuh

Jumlah

Persentase (%)

Demokratis
Otoriter
Permisif

34
10
28
72

47,20
13,90
38,90
100,00

Total
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2017

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa mayoritas siswa menilai bahwa pola
asuh yang diterapkan oleh orang tua mereka adalah pola asuh
demokratis (34 orang atau 47,20%), sementara minoritas siswa menilai
bahwa pola asuh yang diterapkan adalah otoriter (10 orang atau
13,90%), sementara lainnya, yaitu 28 orang siswa (38,90%) menilai
pola asuh orang tua mereka termasuk pola asuh permisif.
b. Penilaian Kemandirian Belajar
Berikut penilaian kemandirian belajar siswa SMA Virgo
Fidelis Bawen,
Tabel 4.6
Penilaian Kemandirian Belajar Siswa
Kemandirian Belajar

Jumlah

Persentase (%)

Buruk
Cukup
Baik

0
8
64
72

0,00
11,10
88,90
100,00

Total
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2017

Tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden, yaitu 64 siswa
(88,90%) memiliki kemandirian belajar dalam kategori baik, sementara
minoritas siswa dinilai memiliki kemandirian belajar cukup (8 orang
atau 11,10%), dan tidak ada satu orang respondenpun yang dinilai
memiliki kategori belajar buruk (0%).

25

c. Tabulasi Silang Pola Asuh dengan Kemandirian Belajar
Tabulasi silang dalam penelitian ini digunakan untuk
mempermudah penjelasan hubungan antara pola asuh dengan
kemandirian belajar, berikut penjelasannya:
Tabel 4.7
Tabulasi Silang Pola Asuh dengan Kemandirian Belajar
Kemandirian Belajar
Baik
Pola Asuh

Demokratis

Count
% of Total

Otoriter

Count
% of Total

Permisif

Count
% of Total

Total

Count
% of Total

Cukup

Total

33

1

34

45,8%

1,4%

47,2%

6

4

10

8,3%

5,6%

13,9%

25

3

28

34,7%

4,2%

38,9%

64

8

72

88,9%

11,1%

100,0%

Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2017

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang didik
dengan pola asuh demokratis sebagian besar memiliki kemandirian
belajar yang baik (33 orang atau 45,80%), sementara minoritas siswa
(1 orang atau 1,40%) dinilai memiliki kemandiri yang cukup.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang didik
dengan pola asuh otoriter, mayoritas dinilai memiliki kemandirian
belajar baik (6 orang atau 8,30%), dan minoritas dinilai memiliki
kemandirian belajar cukup (4 orang atau 5,6%).
Sementara siswa yang didik orang tua mereka dengan pola
asuh permisif, mayoritas siswa dinilai memiliki kemandirian belajar
baik (25 orang atau 34,70%), dan 3 orang (4,2%) dinilai memiliki
kemandirian belajar cukup.
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas maka dapat
dikatakan, bahwa pola asuh demokratis memiliki keunggulan sebagai
metode atau cara mendidik siswa, hal tersebut dapat dilihat
berdasarkan distribusi kemandirian belajar siswa. Pada siswa yang
didik dengan pola asuh demokratis hanya 1 orang (1,40%) saja yang
26

memiliki kemandirian belajar cukup, pada siswa yang didik dengan
pola asuh otoriter yang memiliki kemandirian belajar cukup sebanyak
4 orang (5,60%), sementara siswa yang didik dengan pola asuh
permisif yang dinilai memiliki kemandirian belajar dinilai cukup
sebanyak 3 orang (4,20%). Dengan demikian pola asuh demokratis
lebih baik dibanding pola asuh otoriter maupun permisif, sementara
pola asuh permisif lebih baik dari pol asuh otoriter.
4.3 Hasil Analisis Data
Dalam pengujian hipotesis penelitian, teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji nonparametrik Kruskal-Wallis. Uji Kruskal-Wallis pada statistik nonparametrik dapat digunakan pada sampel independen dengan kelompok
lebih dari dua. Dengan alat analisis ini akan terjawab apakah hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Adapun hasilnya
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.8
Test Statistics(a,b)
Kemandirian Belajar
Chi-Square
df
Asymp. Sig.

13,855
2
,001

a Kruskal Wallis Test
b Grouping Variable: Pola Asuh

Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa besarnya nilai Asymp. Sig
hasil analisis data adalah sebesar 0,001 < α= 0,05, sehingga dapat
dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara
kemandirian belajar berdasar Pola Asuh Orang Tua Siswa Kelas XI SMA
Virgo Fidelis Bawen.

27

4.4 Pembahasan
Hasil uji non-parametrik Kruskal-Wallis untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan yang signifikan kemandirian belajar berdasar Pola Asuh
Orang Tua Siswa Kelas XI SMA Virgo Fidelis Bawen diperoleh nilai p-value
(0,001) < 0,05, sehingga pernyataan hipotesis penelitian ”Ada perbedaan yang
signifikan kemandirian belajar berdasar Pola Asuh Orang Tua Siswa Kelas XI
SMA Virgo Fidelis Bawen”, diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan apa
yang dikemukan oleh Asrori (200), bahwa salah satu faktor yang
memepengaruhi kemandirian seorang anak adalah pola asuh orang tua. Selain
itu hasil penelitian juga sejalan dengan pendapat Basri (Nopianti, 2010:32),
bahwa kemandirian belajar siswa juga dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
terdapat di luar dirinya (faktor eksogen), seperti halnya pola asuh orang tua.
Pola asuh orang tua adalah suatu cara terbaik yang dapat di tempuh
orang tua dalam mendidik anak sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab
kepada anak. Jika Pendidikan keluarga dapat berlangsung dengan baik maka
mampu menumbuhkan perkembangan kepribadian anak menjadi manusia
dewasa yang memiliki sikap posiif terhadap agama, kepribadian yang kuat dan
mandiri, potensi jasmani dan rohani serta intelektual yang berkembang secara
optimal (Thoha, 1996). Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dikatakan
bahwa pola asuh orang tua akan menghasilkan output yang berbeda-beda dari
setiap anak.
Hasil analisis deskriptif juga menunjukkan bahwa pola asuh
demokratis memiliki keunggulan sebagai metode atau cara mendidik siswa
dibanding dengan pola asuh lainnya (otoriter, dan permisif), hal tersebut dapat
dilihat berdasarkan distribusi kemandirian belajar siswa. Pada siswa yang
didik dengan pola asuh demokratis hanya 1 orang (1,40%) saja yang memiliki
kemandirian belajar cukup, pada siswa yang didik dengan pola asuh otoriter
yang memiliki kemandirian belajar cukup sebanyak 4 orang (5,60%),
sementara siswa yang didik dengan pola asuh permisif yang dinilai memiliki
kemandirian belajar dinilai cukup sebanyak 3 orang (4,20%). Dengan
demikian pola asuh demokratis lebih baik dibanding pola asuh otoriter
28

maupun permisif, sementara pola asuh permisif lebih baik dari pol asuh
otoriter.
Apa yang ditemukan tersebut juga sejalan dengan pendapat Baumrind
(2010), bahwa pola asuh orang tua dengan tipe pola asuh demokratis akan
lebih bersikap rasional, selalu mendasari tindakannya pada rasio atau
pemikiran-pemikiran. Orang tipe ini juga bersikap realistis terhadap
kemampuan anak. Pola asuh otoriter, orang tua dengan pola asuh seperti ini
cenderung memaksa, memerintah, menghukum. Apabila anak tidak mau
melakukan apa yang dikatakan oleh orang tua, maka orang tua tipe ini tidak
segan menghukum anak. Sementara pola asuh permisif, orang tua dengan pola
asuh ini cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak
sedang dalam bahaya, dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh orang
tua. Namun orang tua tipe ini biasanya bersifat hangat, sehingga seringkali
disukai oleh anak.
Beberapa hasil kajian penelitian sebelumnya juga menunjukkan hal
yang sama, bahwa pola asuh orang tua berpengaruh signifikan terhadap
kemandirian belajar siswa (Agustina, 2014). Dijelaskan Dariyo (2004),
dampak pola asuh permisif, agresif, anak akan kurang bertanggung jawab,
tidak mau mengalah, sering membantah, dan bermasalah dengan teman,
sementara menurut penelitian Wong dalam Hogg & Blau (2004)
menunjukkan bahwa pola pengasuhan demokrasi sangat mendukung
perkembangan kemandirian (healthy autonomy) pada anak.

29