Analisis Penerapan Basel Accord terhadap Portofolio Investasipada Bank pembangunan Daerah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Tinjauan Teoritis
2.1.1
Teori Portfolio
Portofolio dapat diartikan sebagai serangkaian kombinasi beberapa aktiva
yang diinvestasikan dan dipegang oleh investor baik perorangan maupun lembaga
(Sunariyah, 2003: 178). Menurut ahli keuangan J Fred Weston, portofolio dapat
diartikan sebagai kombinasi atau gabungan berbagai aktiva. Aktiva itu dapat
diartikan sebagai investasi surat berharga finansial seperti deposito, properti, atau
real estate, obligasi, saham, dan bentuk penyertaan lainnya. Dalam dunia usaha,
hampir semua pemilik modal memiliki sikap sebagai penghindar risiko (risk
aventer ) yang artinya tidak mengingini suatu risiko yang mengakibatkan kerugian
atau pengurangan nilai investasi.
Teori
portofolio
merupakan
teori
yang
berhubungan
mengenai
pengembalian portofolio yang diharapkan dan tingkat risiko portofolio yang dapat
diterima, serta menunjukkan cara pembentukan portofolio yang optimal. Tingkat
pengembalian yang diharapkan (expected return) adalah return yang yang
diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang dan sifatnya belum
terjadi. Dengan adanya ketidakpastian (uncertainty) tersebut, berarti investor akan
memperoleh return di masa mendatang yang belum diketahui persis nilainya.
Return ekspektasi dan tingkat risiko mempunyai hubungan yang positif. Semakin
besar risiko suatu sekuritas, semakin besar return yang diharapkan, dan
sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara
Dasar pemilihan portofolio pertama kali dicetuskan oleh Harry M
Markowitz pada dekade 1952-an yang disebut dengan teori portofolio Markowitz.
Model Markowitz bertujuan untuk pendistribusian dana secara efisien. Menurut
Jogiyanto (2003), bahwa teori portofolio Markowitz didasarkan atas pendekatan
mean (rata-rata) dan variance (varian), dimana mean merupakan pengukuran
tingkat return dan varian merupakan pengukuran tingkat risiko. Teori portofolio
Markowitz ini disebut juga sebagai mean terhadap varian model, yang
menekankan pada usaha memaksimalkan ekspektasi retun (mean) dan
meminimumkan ketidakpastian atau resiko (variance) untuk memilih dan
menyusun
portofolio
optimal.
Pemilihan
portofolio
membahas
tentang
permasalahan bagaimana mengalokasikan penanaman modal agar dapat
membawa
keuntungan
terbanyak
dengan
resiko
terendah.
Markowitz
mengembangkan indeks model sebagai penyederhanaan dari mean-varian model,
yang berusaha untuk menjawab berbagai permasalahan dalam penyusunan
portofolio, yaitu terdapatnya begitu banyak kombinasi aktiva berisiko yang dapat
dipilih dan disusun menjadi suatu portofolio. Dari sekian banyak kombinasi uang
dipilih, seorang investor rasional pasti akan memilih portofolio optimal (efficient
set) (Jogiyanto,2009).
Teori Markowitz menggunakan beberapa pengukuran statistik dasar untuk
mengembangkan suatu rencana portofolio, diantaranya expected return, standar
deviasi baik sekuritas maupun portofolio dan korelasi antar return. Teori ini
memformulasikan keberadaan unsur return dan risiko dalam suatu investasi,
dimana
unsur
risiko
dapat
diminimalisir
melalui
diversifikasi
dan
Universitas Sumatera Utara
mengkombinasikan berbagai instrumen investasi kedalam portofolio. Salah satu
pengukur risiko adalah deviasi standar atau varian yang merupakan kuadrat dari
deviasi standar. Risiko yang diukur dengan ukuran ini mengukur risiko dari
seberapa besar nilai tiap-tiap item menyimpang dari rata-ratanya. Risiko
portofolio juga dapat diukur dengan besarnya deviasi standar atau varian dari nilai
return-return sekuritas tunggal di dalamnya. Dengan demikian, varian return
portofolio yang merupakan risiko portofolio dapat dituliskan sebagai berikut :
Var (Rp) = �� = E [Rp – E (Rp)]2
Markowitz menunjukkan bahwa secara umum risiko mungkin dapat
dikurangi dengan menggabungkan beberapa sekuritas tunggal ke dalam bentuk
portofolio.
Menurut
Markowitz,
risiko
ekspektasi
tergantung
pada
keanekaragaman (diversifikasi) kemungkinan return ekspektasi. Markowitz
memperkenalkan model diversifikasi portofolio. Pengurangan risiko nonsistematis (firm-specific risk) dilakukan dengan cara diversifikasi sehingga hanya
tertinggal systematic risk yang dikenal dengan istilah insurance principle.
2.1.2
Diversifikasi Portofolio
Diversifikasi di dunia perbankan dapat dikatakan berkembang dengan
cepat pesat, karena diversifikasi merupakan sebuah peluang dalam memperoleh
laba selain dari pendapatan bunga (net interest income). Diversifikasi memang
perlu dilakukan dalam setiap kegiatan usaha, termasuk dalam kegiatan perbankan.
Diversifikasi merupakan salah satu cara untuk meminimalisir risiko yang dihadapi
Universitas Sumatera Utara
seperti yang dikatakan oleh Markowitz (1952) bahwa jangan menaruh telur dalam
satu keranjang (do not put your eggs at one basket). Dengan melakukan
diversifikasi, kegiatan bank tidak terfokus terhadap satu hal sehingga dapat
mengurangi tingkat risiko bank. Pembahasan mengenai diversifikasi adalah
berawal dari keinginan investor untuk memperkecil potensial risiko. Dimana
dengan melakukan diversifikasi, diharapkan risiko bawaan pada satu saham dapat
dieliminasi oleh adanya keuntungan dari saham yang lain.
Menurut Bodie, etc (2009;220) melakukan diversifikasi adalah “dividing a
fixed investment budget across more assets”.
Diversifikasi portfolio pada bank dapat
dilakukan pada jenis aset yang berbeda atau sama pada bank. Investor dapat memilih portofolio saham saja
namun disebar ke beberapa negara, sektor dan perusahaan berbeda.
sering
melakukan
diversifikasi
dalam
Pemodal pada prakteknya
investasi
mereka
dengan
mengkombinasikan berbagai saham dalam investasinya atau dengan kata lain
pemodal
membentuk
portofolio
investasi.
Diversifikasi
investasi
akan
memberikan manfaat optimum apabila return antar investasi dalam satu portofolio
berkorelasi negatif. Misalnya investor yang menginvestasikan dananya di pasar
modal, maka investor tidak hanya memilih satu saham saja sebagai investasinya.
Dengan melakukan kombinasi saham, investor dapat meraih perolehan yang
optimal sekaligus akan mampu meminimalkan tingkat risiko yang dimiliki oleh
masing-masing aset yang akan membentuk portofolio tersebut.
Tujuan utama dari
diversifikasi adalah untuk mengelola risiko. Karena tidak mungkin untuk memprediksi bagaimana kinerja
pasar keuangan, diversifikasi membantu melindungi portofolio investasi dari fluktuasi dan memberikan
kinerja yang lebih konsisten dari waktu ke waktu pada kondisi ekonomi yang berbeda.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3
Portofolio Bank
Menurut Husnan (2003:45), portofolio merupakan sekumpulan investasi.
Tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas yang akan dipilih dan
berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas
tersebut. Pemilihan yang dilakukan investor terhadap banyaknya sekuritas
mendorong investor untuk melakukan diversifikasi dengan tujuan untuk
mengurangi risiko yang ditanggung. Pemilihan sekuritas ini dipengaruhi oleh
preferensi
risiko,
pola
kebutuhan
kas,
status
pajak,
dan
sebagainya.
Dalam kenyataannya akan sulit membentuk portofolio yang terdiri dari semua
kesempatan investasi, karena itu biasanya dipergunakan suatu wakil (proxy) yang
terdiri dari sejumlah besar saham atau indeks pasar.
Mengingat kegiatan perbankan bergerak dengan dana dari masyarakat atas
dasar kepercayaan, maka setiap pelaku perbankan diharapkan tetap menjaga
kepercayaan masyarakat. Sektor keuangan dalam hal ini perbankan memainkan
peran penting dalam mendorong pertumbuhan berbagai sektor ekonomi. Ini
dikarenakan lembaga perbankan mampu memobilisasi surplus modal dari pihak
ketiga untuk diinvestasikan ke berbagai sektor ekonomi yang membutuhkan
pembiayaan. Ketika sektor keuangan bertumbuh secara baik maka akan semakin
banyak sumber pembiayaan yang dapat dialokasi ke sektor-sektor produktif dan
akan semakin bertambah pembangun fisik modal yang bisa diciptakan yang
nantinya akan berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan
dan kinerja positif sektor keuangan akan berkorelasi positif terhadap kinerja
ekonomi suatu negara. Sektor keuangan bisa menjadi sumber utama pertumbuhan
Universitas Sumatera Utara
sektor riil ekonomi. Semakin banyak alokasi dana pihak ketiga perbankan yang
dialokasikan pada sektor-sektor riil maka akan semakin berkurang tingkat
pengangguran dan kemiskinan dalam sebuah perekonomian. Peran perbankan
yang sangat penting bagi perekonomian negara mendorong perbankan berhati-hati
dalam menjalankan aktivitasnya termasuk dalam memilih portofolio investasi
dengan tujuan untuk memaksimalkan pendapatan dan meminimalkan risiko.
2.1.3.1 Aktiva Produktif Bank
Aktiva produktif merupakan aset yang dapat menghasilkan pendapatan.
Aktiva produktif adalah penanaman dana bank dalam valuta rupiah maupun valuta
asing dalam bentuk kredit, deposito, surat berharga, penempatan dana antar bank,
penyertaan, termasuk komitmen dan kontingensi pada transaksi rekening
administratif. Aset produktif berfungsi untuk memperoleh pendapatan atas dana
yang disalurkan oleh bank. Namun demikian, penempatan dana dalam aktiva
produktif juga memiliki resiko, yaitu resiko dana yang disalurkan tidak dapat
kembali. Resiko atas penempatan dalam bentuk aktiva produktif ini dapat
menimbulkan kerugian bank. Bank perlu membentuk cadangan kerugian aktiva
produktif, yaitu penyisihan penghapusan produktif (PPAP). Jenis-jenis aktiva
produktif adalah kredit, deposito, surat berharga, penempatan dana antar bank,
penyertaan, dan transaksi rekening administratif.
1.
Kredit
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara
Universitas Sumatera Utara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga, termasuk
cerukan (overdraft), yaitu saldo negatif pada rekening giro nasabah yang tidak
dapat dibayar lunas pada akhir hari, pengambilalihan tagihan dalam rangka
kegiatan anjak piutang, dan pengambilalihan atau pembelian kredit dari pihak
lain.
Kredit mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian.
Secara garis besar fungsi kredit di dalam perekonomian, perdagangan, dan
keuangan dapat meningkatkan utility (daya guna) dari modal/uang. Kredit juga
dapat meningkatkan utility (daya guna) suatu barang, meningkatkan peredaran dan
lalu lintas uang. Fungsi kredit yang selanjutnya adalah dapat menambah gairah
berusaha masyarakat. Manusia adalah makhluk yang selalu melakukan kegiatan
ekonomi dengan selalu berusaha memenuhi kebutuhannya, sehingga diperlukan
uang untuk dapat mewujudkan kebutuhan tersebut. Kredit adalah salah satu cara
untuk dapat memperoleh uang dan kemudian oleh pelaku ekonomi dapat
dipergunakan untuk meningkatkan usahanya.
Jenis kredit yang disalurkan oleh bank memiliki dua bentuk, yaitu Cash
Loan dan Non‐Cash Loan. Cash Loan merupakan pinjaman uang tunai yang
diberikan bank kepada nasabahnya. Dalam pemberian cash loan ini bank telah
menyediakan dana (fresh money) yang dapat digunakan oleh nasabah berdasarkan
ketentuan tertentu yang ada dalam perjanjian kreditnya. Sedangkan Non‐Cash
Loan merupakan fasilitas yang diberikan bank kepada nasabahnya, tetapi atas
fasilitas tersebut bank belum mengeluarkan uang tunai. Dalam fasilitas ini bank
Universitas Sumatera Utara
baru menyatakan kesanggupan untuk menjamin pembayaran kewajiban nasabah
kepada pihak lain/pihak ketiga.
2.
Deposito
Deposito merupakan salah satu tempat bagi nasabah untuk melakukan
investasi dalam bentuk surat-surat berharga. Pemilik deposito disebut dengan
deposan. Kepada setiap deposan akan diberikan setiap imbalan bunga atas
depositonya. Bagi bank, bunga yang diberikan kepada para deposan merupakan
bunga yang tertinggi, jika dibandingkan dengan simpanan giro atau tabungan,
sehingga deposito oleh sebagian bank dianggap sebagai dana yang mahal.
Keuntungan bagi bank dengan menghimpun dana lewat deposito adalah uang
yang tersimpan relatif lama, mengingat deposito memiliki jangka waktu yang
relatif panjang dan frekuensi penarikan yang juga jarang. Dengan demikian, bank
dapat dengan leluasa untuk menggunakan kembali dana tersebut untuk keperluan
penyaluran kredit.
Dalam praktiknya deposito yang ditawarkan terdiri dari beragam jenis,
baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing. Masing-masing jenis deposito
memiliki keunggulan tersendiri, sehingga deposan dapat memilih sesuai dengan
selera mereka. Saat ini jenis-jenis deposito yang ditawarkan oleh bank dan ada
dimasyarakat adalah deposito berjangka, sertifikat deposito, dan deposito on call.
Deposito berjangka merupakan deposito yang diterbitkan menurut jangka
waktu tertentu. Dalam hal ini deposito berjangka mempunyai tanggal jatuh tempo
yang telah ditetapkan, dibuktikan secara tertulis, dan menghasilkan bunga yang
tetap bagi nasabah selama usia kontrak. Deposito berjangka diterbitkan atas nama
Universitas Sumatera Utara
baik perorangan maupun lembaga. Artinya di dalam bilyet deposito tercantum
nama seseorang atau lembaga. Kepada setiap deposan diberikan bunga yang
besarnya sesuai dengan berlakunya bunga pada saat deposito berjangka dibuka.
Pencairan bunga deposito dapat dilakukan setiap bulan atau setelah jatuh tempo
(jangka waktu) sesuai jangka waktunya.
Penarikan
dapat
dilakukan
secara
tunai
maupun
non
tunai
(pemindahbukuan). Kepada setiap deposan dikenakan pajak terhadap bunga yang
diterimanya. Penarikan deposito sebelum jatuh tempo untuk bank tertentu
dikenakan penalty rate (denda). Disamping diterbitkan dalam mata uang rupiah
deposito berjangka juga diterbitkan dalam mata uang asing. Deposito berjangka
yang diterbitkan dalam valuta asing (vallas), biasanya diterbitkan oleh bank
devisa. Perhitungan penerbitan, pencairan dan bunga dilakukan menggunakan
kurs devisa umum.
Jenis kedua dari deposito yaitu sertifikat deposito, adalah simpanan dalam
bentuk deposito yang sertifikat bukti penyimpanannya dapat dipindahtangankan.
Maksud dipindahtangankan, yaitu dapat diperdagangkan karena berbentuk atas
tunjuk sehingga lebih likuid, berbeda dengan deposito berjangka yang diterbitkan
atas nama sehingga tidak mudah dialihkan. Dari pengertian di atas maka dapat
diperbandingkan bentuk deposito berjangka dengan sertifikat deposito tersebut,
diantaranya adanya kelebihan-kelebihan sertifikat deposito , yaitu bunga diberikan
secara diskonto atau dibayarkan di muka oleh bank bank penerbitnya dan dapat
diperdagangkan.
Universitas Sumatera Utara
Jenis deposito yang terakhir adalah Deposit On Call, merupakan deposito
yang berjangka waktu minimal 7 hari dan paling lama kurang dari 1 bulan.
Diterbitkan atas nama dan biasanya dalam jumlah yang besar misalnya 50 juta
rupiah (tergantung bank yang bersangkutan). Pencairan bunga dilakukan pada saat
pencairan deposit on call dan sebelum deposit on call dicairkan terlebih dahulu 3
hari sebelumnya nasabah sudah memberitahukan bank penerbit. Besarnya bunga
biasanya dihitung per bulan dan biasanya untuk menentukan bunga dilakukan
negosiasi antara nasabah dengan pihak bank.
3.
Surat Berharga
Surat berharga adalah surat yang oleh penerbitnya sebagai pelaksanaan
pemenuhan suatu prestasi, yang berupa pembayaran sejumlah uang. Tetapi
pembayaran disini tidak menggunakan mata uang melainkan dengan alat
pembayaran lain yaitu surat berharga. Dari definisi yang dikemukakan diatas,
maka dapat diketahui bahwa surat berharga pada dasarnya adalah surat yang
diterbitkan oleh penerbitnya sebagai pelaksanaan prestasi yang berupa
pembayaran sejumlah uang dari suatu perikatan yang terjadi sebelumnya. Surat
berharga adalah surat bukti tuntutan hutang, pembawa hak dan mudah
dijualbelikan. Hal ini mengandung beberapa unsur, seperti: 1. Surat bukti tuntutan
hutang ialah perikatan yang harus ditunaikan oleh penandatangan akta, sebaliknya
penerima akta itu mempunyai hak menuntut kepada orang yang menandatangani
akta tersebut. 2. Pembawa hak ialah pemegang hak untuk menuntut sesuatu
kepada debitur yang berarti bahwa hak tersebut melekat pada akta surat berharga,
seolah-olah menjadi satu atau senyawa. 3. Mudah diperjualbelikan yakni agar
Universitas Sumatera Utara
surat berharga itu mudah diperjualbelikan, maka harus diberi bentuk kepada
pengganti (aan order ) atau bentuk kepada pembawa (aan toonder ). Bertitik tolak
dari definisi yang dikemukakan di atas, maka dapat diketahui bahwa yang menjadi
dasar lahirnya surat berharga adalah adanya suatu perikatan. Perikatan di sini
dengan sendirinya harus dilaksanakan dengan baik dan tepat waktunya, sehingga
tujuan dibuatnya perjanjian dapat dicapai.
4.
Penempatan Dana antar Bank
Penempatan pada bank lain merupakan seluruh jenis penempatan/tagihan
atau simpanan bank dalam rupiah dan valuta asing pada bank lain baik syariah
maupun konvensional yang beroperasioal di Indonesia maupun di luar Indonesia.
Penempatan pada bank lain adalah penempatan/tagihan atau simpanan milik bank
pada bank lain untuk menunjang kelancaran aktivitas operasional, dalam rangka
memperoleh penghasilan, dan sebagai secondary reserve.
5.
Penyertaan
Penyertaan modal adalah penanaman dana bank dalam bentuk saham pada
perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, termasuk penanaman dalam
bentuk surat utang konversi (convertible bonds) dengan opsi saham (equity
options) atau jenis transaksi tertentu yang berakibat Bank memiliki atau akan
memiliki saham pada perusahaan yang bergerak di bidang keuangan. Perusahaan
yang bergerak di bidang keuangan adalah Bank Umum, Bank Perkreditan Rakyat,
dan perusahaan di bidang keuangan lainnya sebagaimana diatur dalam peraturan
Universitas Sumatera Utara
perundang-undangan yang berlaku antara lain sewa guna usaha, modal ventura,
perusahaan efek, asuransi serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan.
6.
Transaksi Rekening Administratif
Transaksi rekening administratiff adalah kewajiban komitmen dan
kontinjensi yang antara lain meliputi penerbitan jaminan, letter of credit, standby
letter of credit, fasilitas kredit yang belum ditarik dan atau kewajiban komitmen
dan kontinjensi lain.
2.1.3.2 Aktiva Non Produktif Bank
Aktiva non produktif adalah aset bank selain Aktiva Produktif yang
memiliki potensi kerugian, antara lain dalam bentuk agunan yang diambil alih,
properti terbengkalai (abandoned property), rekening antar kantor dan suspense
account.
1.
Agunan yang Diambil Alih
Agunan yang Diambil Alih yang untuk selanjutnya disebut AYDA adalah
aktiva yang diperoleh bank, baik melalui pelelangan maupun diluar pelelangan
berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan
kuasa untuk menjual di luar lelang dari pemilik agunan dalam hal debitur tidak
memenuhi kewajibannya kepada Bank.
2.
Properti Terbengkalai
Universitas Sumatera Utara
Properti Terbengkalai (abandoned property) adalah aktiva tetap dalam
bentuk properti yang dimiliki Bank tetapi tidak digunakan untuk kegiatan usaha
Bank yang lazim.
3.
Rekening Antar Kantor
Rekening Antar Kantor, yaitu tagihan yang timbul dari transaksi antar
kantor yang belum diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.
4.
Suspense Account
Suspense
Account,
yaitu akun yang tujuan pencatatannya tidak
teridentifikasi atau tidak didukung dengan dokumentasi pencatatan yang memadai
sehingga tidak dapat direklasifikasi dalam akun yang seharusnya.
2.1.4
Basel Accord
Basel Accord merupakan suatu kerangka perbankan yang dibentuk dengan
tujuan untuk meningkatkan ketahanan dan kesehatan sistem keuangan dengan
harapan dapat memperkuat ketahanan perbankan dalam menghadapi krisis yang
terjadi di kemudian hari melalui penguatan modal dan likuiditas perbankan. Basel
Accord juga dapat disebut sebagai peraturan di industri perbankan. Basel dapat
digunakan sebagai pertimbangan serangkaian kebijakan bank sentral dari seluruh
dunia. Mengingat pentingnya modal pada bank, pada tahun 1988 Bank for
International Settlement (BIS) mengeluarkan suatu konsep kerangka permodalan
yang lebih dikenal dengan Basel Accord (Basel I).
Universitas Sumatera Utara
Sistem ini dibuat sebagai penerapan kerangka pengukuran bagi risiko
kredit, dengan mensyaratkan standar modal minimum adalah 8%. Komite Basel
merancang Basel I sebagai standar yang sederhana, mensyaratkan bank-bank
untuk memisahkan eksposurnya kedalam kelas yang lebih luas, yang
menggambarkan kesamaan tipe debitur. Eksposur kepada nasabah dengan tipe
yang sama (seperti eksposur kepada semua nasabah korporasi) akan memiliki
persyaratan modal yang sama, tanpa memperhatikan perbedaan yang potensial
pada kemampuan pembayaran kredit dan risiko yang dimiliki oleh masing-masing
individu nasabah.
2.1.5
CAR (Capital Adequacy Ratio)
CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah rasio yang memperlihatkan
seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan,
surat berharga, dan tagihan pada bank lain ) ikut dibiayai dari dana modal sendiri
bank disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti
dana dari masyarakat, pinjaman, dan lain–lain. CAR merupakan indikator
terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat
dari kerugian– kerugian bank yang di sebabkan oleh aktiva yang berisiko.
(Dendawijaya. 2005:121).
Menurut Susilo, Sigit dan Totok (2000: 27), kecukupan modal merupakan
faktor yang penting bagi bank dalam rangka pengembangan usaha dan
menampung risiko kerugian. Bank Indonesia menetapkan Capital Adequacy Ratio
(CAR) yaitu kewajiban penyediaan modal minimum yang harus selalu
Universitas Sumatera Utara
dipertahankan oleh setiap bank sebagai suatu proporsi tertentu dari Aktiva
Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Aktiva tertimbang menurut risiko adalah
nilai total masing-masing aktiva bank setelah dikalikan dengan masing-masing
bobot 0% dan aktiva yang paling berisiko diberi bobot 100%. Dengan demikian
ATMR menunjukkan nilai aktiva berisiko yang memerlukan antisipasi modal
dalam jumlah yang cukup. Capital Adequacy Ratio (CAR) dapat dihitung dengan
menggunakan formula sebagai berikut :
CAR =
�
�
�
� ��+�
���
� �
X 100%
Penyediaan modal minimum yang ditetapkan oleh pemerintah dalam
penilaian kesehatan bank ini berubah-ubah sesuai dengan tingkat keperluan yang
dianggap paling tepat. Misalnya, tingkat CAR yang ditetapkan oleh pemerintah
untuk tahun 1999 minimal 8% dan untuk tahun 2001 minimal 12%. Pada
prinsipnya, tingkat CAR ini disesuaikan dengan ketentuan CAR yang berlaku
secara internasional yaitu sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh Bank for
International
Settlement
(BIS).
Peningkatan
CAR
ini
bertujuan
untuk
meningkatkan kinerja dan untuk memastikan prinsip kehati-hatian perbankan
senantiasa terjamin. Dengan CAR yang cukup atau memenuhi ketentuan, bank
tersebut dapat
beroperasi sehingga terciptalah laba. Rendahnya CAR
menyebabkan turunnya kepercayaan masyarakat yang pada
akhirnya dapat
menurunkan profitabilitas. Namun sebaliknya, semakin tinggi CAR maka kinerja
bank semakin baik.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Martono (2004: 83), CAR digunakan untuk : (1) Ukuran kemampuan
bank tersebut untuk menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan,
(2) sumber dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan usahanya sampai
batas tertentu, karena sumber-sumber dana dapat juga berasal dari hutang
penjualan asset yang tidak dipakai dan lain-lain, (3) alat pengukuran besar
kecilnya kekayaan bank tersebut yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya,
dan (4) dengan modal yang mencukupi, memungkinkan manajemen bank yang
bersangkutan untuk bekerja dengan efisiensi yang tinggi, seperti yang dikehendaki
oleh para pemilik modal pada bank tersebut.
2.2
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2.1 Rangkuman Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti
Hasil
No
dan Tahun
Judul
Variabel
Penelitian
Heather
The Effect
Variabel
Basel Accord
Montgomery
of the Basel Independen:
berpengaruh
Accord on
capital ratio,
signifikan terhadap
(2004)
Bank
asset growth,
perilaku bank dan
Portfolios in LDR, GDP.
tingkat sensitivitas
1
Japan
Variable
potfolio bank
dependen : total
terhadap modal
asset, loans,
dengan proporsi
corporate bonds, yang berbeda-beda
government
bonds.
Joseph G.
Capital
Variabel
Modal berpengaruh
Haubrich dan
Requiremen Independen :
signifikan secara
Paul Wachtel
ts and Shifts size’s bank,
kualitatif terhadap
in
capital dummies, portfolio pada bank
(1993)
2
Commercial loan quality
dan perubahan
Bank
portfolio
Variabel
berpengaruh
Portfolios
terhadap risiko
Dependen :
portfolio secara
Universitas Sumatera Utara
Takatoshi Ito dan Impacts of
Yuri Nagataki
the Basle
Sasaki (2002)
Capital
Standard on
Japanese
Banks’
3
Behavior
Leny Wahyu
Setyarini (2010)
4
Dampak
Implementa
si Basel I
terhadap
Permodalan
dan Risiko
Kredit
Perbankan
di Indonesia
Asset Ratio
keseluruhan.
Variabel
Independen : tier
I Capital, tier II
Capital, riskweight of asset.
Basel Accord
memiliki dampak
yang signifikan
terhadap perilaku
perbankan Jepang.
Variabel
Dependen : RBC
Ratio
bank dengan rasio
modal yang rendah
akan menawarkan
pinjaman dalam
jumlah yang
rendah.
Variable
kharakteristik
khusus bank
terdiri dari
ukuran bank,
ukuran kualitas
asset, ukuran
likuiditas, dan
ukuran
profitabilitas
Basel I tidak
memberikan
dampak terhadap
permodalan
maupun risiko
kredit perbankan di
Indonesia untuk
bank yang cukup
modal. Basel I tidak
mempengaruhi
bank untuk
melakukan
tindakan apapun
terhadap
permodalannya
maupun
merangsang bank
untuk mengubah
risiko kredit
portofolionya
menjadi lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
2.3
Kerangka Konseptual
Berdasarkan tujuan penelitian, tinjauan pustaka dan hasil penelitian
sebelumnya yang telah menguji faktor-faktor yang mempengaruhi portofolio
investasi yaitu capital ratio, asset growth, interest spread, dan Gross Domestic
Bruto (PDRB). Maka dibuat model penelitan sebagai berikut :
Total Aset
Capital Ratio
Loans
Variable control:
Asset Growth, interest
spread, dan PDRB
Government bonds
Gambar 2.3
Kerangka Konseptual
Kecukupan modal memiliki pengaruh terhadap kinerja pada perbankan
karena modal berfungsi manampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi
oleh bank. Semakin banyak modal yang dimiliki bank maka akan semakin baik
kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva
produktif yang berisiko dan juga bank tersebut mampu membayai kegiatan
operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi bank. Dalam
penelitian ini Capital Ratio diuji dengan menggunakan Basel Accord untuk
melihat pengaruhnya terhadap portofolio investasi pada Bank Pembangunan
Daerah di Indonesia.
Capital Ratio atau rasio modal diukur dengan menggunakan Capital
Adequacy Ratio (CAR). CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank
Universitas Sumatera Utara
untuk menutupi penurunan aktiva sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank
yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko. Menurut Suhardjono dan Kuncoro
(2002:573) Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut
untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko. Jika
nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan
memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas.
Dalam
menguji
pengaruh
Capital
Ratio
terhadap
kredit
dapat
menggunakan model kuadrat terkecil biasa (Ordinary/Least square). Hasil
penelitian terdahulu dilakukan oleh Montgomery (2009) dengan menggunakan
model OLS menunjukkan bahwa alokasi portofolio pada bank internasional di
Jepang sangat sensitif terhadap rasio modal inti Tier I. Bukti yang ada
mengatakan bahwa pada periode sesudah penerapan Basel Accord, bank
Internasional dengan rasio modal inti Tier I yang rendah cenderung mengubah
kebijakan tentang aset perbankan secara keseluruhan dengan cara mengganti
portfolio aset perbankan dari aset tertimbang menurut risiko seperti kredit dan
obligasi swasta menjadi aset tertimbang tanpa risiko seperti obligasi pemerintah.
Bank-bank internasional juga cenderung untuk mengeluarkan utang subordinasi
untuk mengkompensasikan modal inti Tier I dengan cara meningkatkan jumlah
modal inti Tier II. Sensivitas portofolio pada bank internasional menunjukkan
pengaruh perubahan pada perilaku bank internasional. Namun, pada portofolio
bank domestik tidak ditemukan pengaruh yang signifikan modal terhadap perilaku
perbankan.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Basel Accord mempengaruhi
bank untuk mengurangi penyaluran kredit karena dianggap terlalu berisiko
meskipun tingkat pengembaliannya cenderung tinggi dan mendorong perbankan
supaya mengalihkan portfolionya ke obligasi pemerintah karena dianggap lebih
aman dari risiko.
2.4
Hipotesis konseptual
Pada penelitian yang buat oleh peneliti dengan judul “ Analisis Pengaruh
Basel Accord Terhadap Portfolio Investasi Pada Bank Pembangunan Daerah “.
Hipotesis kerangka konseptual disusun sebagai berikut :
H1 : Capital ratio memiliki pengaruh signifikan terhadap total aset.
H2 : Capital ratio memiliki pengaruh signifikan terhadap kredit.
H3 : Capital ratio memiliki pengaruh signifikan terhadap obligasi pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Tinjauan Teoritis
2.1.1
Teori Portfolio
Portofolio dapat diartikan sebagai serangkaian kombinasi beberapa aktiva
yang diinvestasikan dan dipegang oleh investor baik perorangan maupun lembaga
(Sunariyah, 2003: 178). Menurut ahli keuangan J Fred Weston, portofolio dapat
diartikan sebagai kombinasi atau gabungan berbagai aktiva. Aktiva itu dapat
diartikan sebagai investasi surat berharga finansial seperti deposito, properti, atau
real estate, obligasi, saham, dan bentuk penyertaan lainnya. Dalam dunia usaha,
hampir semua pemilik modal memiliki sikap sebagai penghindar risiko (risk
aventer ) yang artinya tidak mengingini suatu risiko yang mengakibatkan kerugian
atau pengurangan nilai investasi.
Teori
portofolio
merupakan
teori
yang
berhubungan
mengenai
pengembalian portofolio yang diharapkan dan tingkat risiko portofolio yang dapat
diterima, serta menunjukkan cara pembentukan portofolio yang optimal. Tingkat
pengembalian yang diharapkan (expected return) adalah return yang yang
diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang dan sifatnya belum
terjadi. Dengan adanya ketidakpastian (uncertainty) tersebut, berarti investor akan
memperoleh return di masa mendatang yang belum diketahui persis nilainya.
Return ekspektasi dan tingkat risiko mempunyai hubungan yang positif. Semakin
besar risiko suatu sekuritas, semakin besar return yang diharapkan, dan
sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara
Dasar pemilihan portofolio pertama kali dicetuskan oleh Harry M
Markowitz pada dekade 1952-an yang disebut dengan teori portofolio Markowitz.
Model Markowitz bertujuan untuk pendistribusian dana secara efisien. Menurut
Jogiyanto (2003), bahwa teori portofolio Markowitz didasarkan atas pendekatan
mean (rata-rata) dan variance (varian), dimana mean merupakan pengukuran
tingkat return dan varian merupakan pengukuran tingkat risiko. Teori portofolio
Markowitz ini disebut juga sebagai mean terhadap varian model, yang
menekankan pada usaha memaksimalkan ekspektasi retun (mean) dan
meminimumkan ketidakpastian atau resiko (variance) untuk memilih dan
menyusun
portofolio
optimal.
Pemilihan
portofolio
membahas
tentang
permasalahan bagaimana mengalokasikan penanaman modal agar dapat
membawa
keuntungan
terbanyak
dengan
resiko
terendah.
Markowitz
mengembangkan indeks model sebagai penyederhanaan dari mean-varian model,
yang berusaha untuk menjawab berbagai permasalahan dalam penyusunan
portofolio, yaitu terdapatnya begitu banyak kombinasi aktiva berisiko yang dapat
dipilih dan disusun menjadi suatu portofolio. Dari sekian banyak kombinasi uang
dipilih, seorang investor rasional pasti akan memilih portofolio optimal (efficient
set) (Jogiyanto,2009).
Teori Markowitz menggunakan beberapa pengukuran statistik dasar untuk
mengembangkan suatu rencana portofolio, diantaranya expected return, standar
deviasi baik sekuritas maupun portofolio dan korelasi antar return. Teori ini
memformulasikan keberadaan unsur return dan risiko dalam suatu investasi,
dimana
unsur
risiko
dapat
diminimalisir
melalui
diversifikasi
dan
Universitas Sumatera Utara
mengkombinasikan berbagai instrumen investasi kedalam portofolio. Salah satu
pengukur risiko adalah deviasi standar atau varian yang merupakan kuadrat dari
deviasi standar. Risiko yang diukur dengan ukuran ini mengukur risiko dari
seberapa besar nilai tiap-tiap item menyimpang dari rata-ratanya. Risiko
portofolio juga dapat diukur dengan besarnya deviasi standar atau varian dari nilai
return-return sekuritas tunggal di dalamnya. Dengan demikian, varian return
portofolio yang merupakan risiko portofolio dapat dituliskan sebagai berikut :
Var (Rp) = �� = E [Rp – E (Rp)]2
Markowitz menunjukkan bahwa secara umum risiko mungkin dapat
dikurangi dengan menggabungkan beberapa sekuritas tunggal ke dalam bentuk
portofolio.
Menurut
Markowitz,
risiko
ekspektasi
tergantung
pada
keanekaragaman (diversifikasi) kemungkinan return ekspektasi. Markowitz
memperkenalkan model diversifikasi portofolio. Pengurangan risiko nonsistematis (firm-specific risk) dilakukan dengan cara diversifikasi sehingga hanya
tertinggal systematic risk yang dikenal dengan istilah insurance principle.
2.1.2
Diversifikasi Portofolio
Diversifikasi di dunia perbankan dapat dikatakan berkembang dengan
cepat pesat, karena diversifikasi merupakan sebuah peluang dalam memperoleh
laba selain dari pendapatan bunga (net interest income). Diversifikasi memang
perlu dilakukan dalam setiap kegiatan usaha, termasuk dalam kegiatan perbankan.
Diversifikasi merupakan salah satu cara untuk meminimalisir risiko yang dihadapi
Universitas Sumatera Utara
seperti yang dikatakan oleh Markowitz (1952) bahwa jangan menaruh telur dalam
satu keranjang (do not put your eggs at one basket). Dengan melakukan
diversifikasi, kegiatan bank tidak terfokus terhadap satu hal sehingga dapat
mengurangi tingkat risiko bank. Pembahasan mengenai diversifikasi adalah
berawal dari keinginan investor untuk memperkecil potensial risiko. Dimana
dengan melakukan diversifikasi, diharapkan risiko bawaan pada satu saham dapat
dieliminasi oleh adanya keuntungan dari saham yang lain.
Menurut Bodie, etc (2009;220) melakukan diversifikasi adalah “dividing a
fixed investment budget across more assets”.
Diversifikasi portfolio pada bank dapat
dilakukan pada jenis aset yang berbeda atau sama pada bank. Investor dapat memilih portofolio saham saja
namun disebar ke beberapa negara, sektor dan perusahaan berbeda.
sering
melakukan
diversifikasi
dalam
Pemodal pada prakteknya
investasi
mereka
dengan
mengkombinasikan berbagai saham dalam investasinya atau dengan kata lain
pemodal
membentuk
portofolio
investasi.
Diversifikasi
investasi
akan
memberikan manfaat optimum apabila return antar investasi dalam satu portofolio
berkorelasi negatif. Misalnya investor yang menginvestasikan dananya di pasar
modal, maka investor tidak hanya memilih satu saham saja sebagai investasinya.
Dengan melakukan kombinasi saham, investor dapat meraih perolehan yang
optimal sekaligus akan mampu meminimalkan tingkat risiko yang dimiliki oleh
masing-masing aset yang akan membentuk portofolio tersebut.
Tujuan utama dari
diversifikasi adalah untuk mengelola risiko. Karena tidak mungkin untuk memprediksi bagaimana kinerja
pasar keuangan, diversifikasi membantu melindungi portofolio investasi dari fluktuasi dan memberikan
kinerja yang lebih konsisten dari waktu ke waktu pada kondisi ekonomi yang berbeda.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3
Portofolio Bank
Menurut Husnan (2003:45), portofolio merupakan sekumpulan investasi.
Tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas yang akan dipilih dan
berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas
tersebut. Pemilihan yang dilakukan investor terhadap banyaknya sekuritas
mendorong investor untuk melakukan diversifikasi dengan tujuan untuk
mengurangi risiko yang ditanggung. Pemilihan sekuritas ini dipengaruhi oleh
preferensi
risiko,
pola
kebutuhan
kas,
status
pajak,
dan
sebagainya.
Dalam kenyataannya akan sulit membentuk portofolio yang terdiri dari semua
kesempatan investasi, karena itu biasanya dipergunakan suatu wakil (proxy) yang
terdiri dari sejumlah besar saham atau indeks pasar.
Mengingat kegiatan perbankan bergerak dengan dana dari masyarakat atas
dasar kepercayaan, maka setiap pelaku perbankan diharapkan tetap menjaga
kepercayaan masyarakat. Sektor keuangan dalam hal ini perbankan memainkan
peran penting dalam mendorong pertumbuhan berbagai sektor ekonomi. Ini
dikarenakan lembaga perbankan mampu memobilisasi surplus modal dari pihak
ketiga untuk diinvestasikan ke berbagai sektor ekonomi yang membutuhkan
pembiayaan. Ketika sektor keuangan bertumbuh secara baik maka akan semakin
banyak sumber pembiayaan yang dapat dialokasi ke sektor-sektor produktif dan
akan semakin bertambah pembangun fisik modal yang bisa diciptakan yang
nantinya akan berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan
dan kinerja positif sektor keuangan akan berkorelasi positif terhadap kinerja
ekonomi suatu negara. Sektor keuangan bisa menjadi sumber utama pertumbuhan
Universitas Sumatera Utara
sektor riil ekonomi. Semakin banyak alokasi dana pihak ketiga perbankan yang
dialokasikan pada sektor-sektor riil maka akan semakin berkurang tingkat
pengangguran dan kemiskinan dalam sebuah perekonomian. Peran perbankan
yang sangat penting bagi perekonomian negara mendorong perbankan berhati-hati
dalam menjalankan aktivitasnya termasuk dalam memilih portofolio investasi
dengan tujuan untuk memaksimalkan pendapatan dan meminimalkan risiko.
2.1.3.1 Aktiva Produktif Bank
Aktiva produktif merupakan aset yang dapat menghasilkan pendapatan.
Aktiva produktif adalah penanaman dana bank dalam valuta rupiah maupun valuta
asing dalam bentuk kredit, deposito, surat berharga, penempatan dana antar bank,
penyertaan, termasuk komitmen dan kontingensi pada transaksi rekening
administratif. Aset produktif berfungsi untuk memperoleh pendapatan atas dana
yang disalurkan oleh bank. Namun demikian, penempatan dana dalam aktiva
produktif juga memiliki resiko, yaitu resiko dana yang disalurkan tidak dapat
kembali. Resiko atas penempatan dalam bentuk aktiva produktif ini dapat
menimbulkan kerugian bank. Bank perlu membentuk cadangan kerugian aktiva
produktif, yaitu penyisihan penghapusan produktif (PPAP). Jenis-jenis aktiva
produktif adalah kredit, deposito, surat berharga, penempatan dana antar bank,
penyertaan, dan transaksi rekening administratif.
1.
Kredit
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara
Universitas Sumatera Utara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga, termasuk
cerukan (overdraft), yaitu saldo negatif pada rekening giro nasabah yang tidak
dapat dibayar lunas pada akhir hari, pengambilalihan tagihan dalam rangka
kegiatan anjak piutang, dan pengambilalihan atau pembelian kredit dari pihak
lain.
Kredit mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian.
Secara garis besar fungsi kredit di dalam perekonomian, perdagangan, dan
keuangan dapat meningkatkan utility (daya guna) dari modal/uang. Kredit juga
dapat meningkatkan utility (daya guna) suatu barang, meningkatkan peredaran dan
lalu lintas uang. Fungsi kredit yang selanjutnya adalah dapat menambah gairah
berusaha masyarakat. Manusia adalah makhluk yang selalu melakukan kegiatan
ekonomi dengan selalu berusaha memenuhi kebutuhannya, sehingga diperlukan
uang untuk dapat mewujudkan kebutuhan tersebut. Kredit adalah salah satu cara
untuk dapat memperoleh uang dan kemudian oleh pelaku ekonomi dapat
dipergunakan untuk meningkatkan usahanya.
Jenis kredit yang disalurkan oleh bank memiliki dua bentuk, yaitu Cash
Loan dan Non‐Cash Loan. Cash Loan merupakan pinjaman uang tunai yang
diberikan bank kepada nasabahnya. Dalam pemberian cash loan ini bank telah
menyediakan dana (fresh money) yang dapat digunakan oleh nasabah berdasarkan
ketentuan tertentu yang ada dalam perjanjian kreditnya. Sedangkan Non‐Cash
Loan merupakan fasilitas yang diberikan bank kepada nasabahnya, tetapi atas
fasilitas tersebut bank belum mengeluarkan uang tunai. Dalam fasilitas ini bank
Universitas Sumatera Utara
baru menyatakan kesanggupan untuk menjamin pembayaran kewajiban nasabah
kepada pihak lain/pihak ketiga.
2.
Deposito
Deposito merupakan salah satu tempat bagi nasabah untuk melakukan
investasi dalam bentuk surat-surat berharga. Pemilik deposito disebut dengan
deposan. Kepada setiap deposan akan diberikan setiap imbalan bunga atas
depositonya. Bagi bank, bunga yang diberikan kepada para deposan merupakan
bunga yang tertinggi, jika dibandingkan dengan simpanan giro atau tabungan,
sehingga deposito oleh sebagian bank dianggap sebagai dana yang mahal.
Keuntungan bagi bank dengan menghimpun dana lewat deposito adalah uang
yang tersimpan relatif lama, mengingat deposito memiliki jangka waktu yang
relatif panjang dan frekuensi penarikan yang juga jarang. Dengan demikian, bank
dapat dengan leluasa untuk menggunakan kembali dana tersebut untuk keperluan
penyaluran kredit.
Dalam praktiknya deposito yang ditawarkan terdiri dari beragam jenis,
baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing. Masing-masing jenis deposito
memiliki keunggulan tersendiri, sehingga deposan dapat memilih sesuai dengan
selera mereka. Saat ini jenis-jenis deposito yang ditawarkan oleh bank dan ada
dimasyarakat adalah deposito berjangka, sertifikat deposito, dan deposito on call.
Deposito berjangka merupakan deposito yang diterbitkan menurut jangka
waktu tertentu. Dalam hal ini deposito berjangka mempunyai tanggal jatuh tempo
yang telah ditetapkan, dibuktikan secara tertulis, dan menghasilkan bunga yang
tetap bagi nasabah selama usia kontrak. Deposito berjangka diterbitkan atas nama
Universitas Sumatera Utara
baik perorangan maupun lembaga. Artinya di dalam bilyet deposito tercantum
nama seseorang atau lembaga. Kepada setiap deposan diberikan bunga yang
besarnya sesuai dengan berlakunya bunga pada saat deposito berjangka dibuka.
Pencairan bunga deposito dapat dilakukan setiap bulan atau setelah jatuh tempo
(jangka waktu) sesuai jangka waktunya.
Penarikan
dapat
dilakukan
secara
tunai
maupun
non
tunai
(pemindahbukuan). Kepada setiap deposan dikenakan pajak terhadap bunga yang
diterimanya. Penarikan deposito sebelum jatuh tempo untuk bank tertentu
dikenakan penalty rate (denda). Disamping diterbitkan dalam mata uang rupiah
deposito berjangka juga diterbitkan dalam mata uang asing. Deposito berjangka
yang diterbitkan dalam valuta asing (vallas), biasanya diterbitkan oleh bank
devisa. Perhitungan penerbitan, pencairan dan bunga dilakukan menggunakan
kurs devisa umum.
Jenis kedua dari deposito yaitu sertifikat deposito, adalah simpanan dalam
bentuk deposito yang sertifikat bukti penyimpanannya dapat dipindahtangankan.
Maksud dipindahtangankan, yaitu dapat diperdagangkan karena berbentuk atas
tunjuk sehingga lebih likuid, berbeda dengan deposito berjangka yang diterbitkan
atas nama sehingga tidak mudah dialihkan. Dari pengertian di atas maka dapat
diperbandingkan bentuk deposito berjangka dengan sertifikat deposito tersebut,
diantaranya adanya kelebihan-kelebihan sertifikat deposito , yaitu bunga diberikan
secara diskonto atau dibayarkan di muka oleh bank bank penerbitnya dan dapat
diperdagangkan.
Universitas Sumatera Utara
Jenis deposito yang terakhir adalah Deposit On Call, merupakan deposito
yang berjangka waktu minimal 7 hari dan paling lama kurang dari 1 bulan.
Diterbitkan atas nama dan biasanya dalam jumlah yang besar misalnya 50 juta
rupiah (tergantung bank yang bersangkutan). Pencairan bunga dilakukan pada saat
pencairan deposit on call dan sebelum deposit on call dicairkan terlebih dahulu 3
hari sebelumnya nasabah sudah memberitahukan bank penerbit. Besarnya bunga
biasanya dihitung per bulan dan biasanya untuk menentukan bunga dilakukan
negosiasi antara nasabah dengan pihak bank.
3.
Surat Berharga
Surat berharga adalah surat yang oleh penerbitnya sebagai pelaksanaan
pemenuhan suatu prestasi, yang berupa pembayaran sejumlah uang. Tetapi
pembayaran disini tidak menggunakan mata uang melainkan dengan alat
pembayaran lain yaitu surat berharga. Dari definisi yang dikemukakan diatas,
maka dapat diketahui bahwa surat berharga pada dasarnya adalah surat yang
diterbitkan oleh penerbitnya sebagai pelaksanaan prestasi yang berupa
pembayaran sejumlah uang dari suatu perikatan yang terjadi sebelumnya. Surat
berharga adalah surat bukti tuntutan hutang, pembawa hak dan mudah
dijualbelikan. Hal ini mengandung beberapa unsur, seperti: 1. Surat bukti tuntutan
hutang ialah perikatan yang harus ditunaikan oleh penandatangan akta, sebaliknya
penerima akta itu mempunyai hak menuntut kepada orang yang menandatangani
akta tersebut. 2. Pembawa hak ialah pemegang hak untuk menuntut sesuatu
kepada debitur yang berarti bahwa hak tersebut melekat pada akta surat berharga,
seolah-olah menjadi satu atau senyawa. 3. Mudah diperjualbelikan yakni agar
Universitas Sumatera Utara
surat berharga itu mudah diperjualbelikan, maka harus diberi bentuk kepada
pengganti (aan order ) atau bentuk kepada pembawa (aan toonder ). Bertitik tolak
dari definisi yang dikemukakan di atas, maka dapat diketahui bahwa yang menjadi
dasar lahirnya surat berharga adalah adanya suatu perikatan. Perikatan di sini
dengan sendirinya harus dilaksanakan dengan baik dan tepat waktunya, sehingga
tujuan dibuatnya perjanjian dapat dicapai.
4.
Penempatan Dana antar Bank
Penempatan pada bank lain merupakan seluruh jenis penempatan/tagihan
atau simpanan bank dalam rupiah dan valuta asing pada bank lain baik syariah
maupun konvensional yang beroperasioal di Indonesia maupun di luar Indonesia.
Penempatan pada bank lain adalah penempatan/tagihan atau simpanan milik bank
pada bank lain untuk menunjang kelancaran aktivitas operasional, dalam rangka
memperoleh penghasilan, dan sebagai secondary reserve.
5.
Penyertaan
Penyertaan modal adalah penanaman dana bank dalam bentuk saham pada
perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, termasuk penanaman dalam
bentuk surat utang konversi (convertible bonds) dengan opsi saham (equity
options) atau jenis transaksi tertentu yang berakibat Bank memiliki atau akan
memiliki saham pada perusahaan yang bergerak di bidang keuangan. Perusahaan
yang bergerak di bidang keuangan adalah Bank Umum, Bank Perkreditan Rakyat,
dan perusahaan di bidang keuangan lainnya sebagaimana diatur dalam peraturan
Universitas Sumatera Utara
perundang-undangan yang berlaku antara lain sewa guna usaha, modal ventura,
perusahaan efek, asuransi serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan.
6.
Transaksi Rekening Administratif
Transaksi rekening administratiff adalah kewajiban komitmen dan
kontinjensi yang antara lain meliputi penerbitan jaminan, letter of credit, standby
letter of credit, fasilitas kredit yang belum ditarik dan atau kewajiban komitmen
dan kontinjensi lain.
2.1.3.2 Aktiva Non Produktif Bank
Aktiva non produktif adalah aset bank selain Aktiva Produktif yang
memiliki potensi kerugian, antara lain dalam bentuk agunan yang diambil alih,
properti terbengkalai (abandoned property), rekening antar kantor dan suspense
account.
1.
Agunan yang Diambil Alih
Agunan yang Diambil Alih yang untuk selanjutnya disebut AYDA adalah
aktiva yang diperoleh bank, baik melalui pelelangan maupun diluar pelelangan
berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan
kuasa untuk menjual di luar lelang dari pemilik agunan dalam hal debitur tidak
memenuhi kewajibannya kepada Bank.
2.
Properti Terbengkalai
Universitas Sumatera Utara
Properti Terbengkalai (abandoned property) adalah aktiva tetap dalam
bentuk properti yang dimiliki Bank tetapi tidak digunakan untuk kegiatan usaha
Bank yang lazim.
3.
Rekening Antar Kantor
Rekening Antar Kantor, yaitu tagihan yang timbul dari transaksi antar
kantor yang belum diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.
4.
Suspense Account
Suspense
Account,
yaitu akun yang tujuan pencatatannya tidak
teridentifikasi atau tidak didukung dengan dokumentasi pencatatan yang memadai
sehingga tidak dapat direklasifikasi dalam akun yang seharusnya.
2.1.4
Basel Accord
Basel Accord merupakan suatu kerangka perbankan yang dibentuk dengan
tujuan untuk meningkatkan ketahanan dan kesehatan sistem keuangan dengan
harapan dapat memperkuat ketahanan perbankan dalam menghadapi krisis yang
terjadi di kemudian hari melalui penguatan modal dan likuiditas perbankan. Basel
Accord juga dapat disebut sebagai peraturan di industri perbankan. Basel dapat
digunakan sebagai pertimbangan serangkaian kebijakan bank sentral dari seluruh
dunia. Mengingat pentingnya modal pada bank, pada tahun 1988 Bank for
International Settlement (BIS) mengeluarkan suatu konsep kerangka permodalan
yang lebih dikenal dengan Basel Accord (Basel I).
Universitas Sumatera Utara
Sistem ini dibuat sebagai penerapan kerangka pengukuran bagi risiko
kredit, dengan mensyaratkan standar modal minimum adalah 8%. Komite Basel
merancang Basel I sebagai standar yang sederhana, mensyaratkan bank-bank
untuk memisahkan eksposurnya kedalam kelas yang lebih luas, yang
menggambarkan kesamaan tipe debitur. Eksposur kepada nasabah dengan tipe
yang sama (seperti eksposur kepada semua nasabah korporasi) akan memiliki
persyaratan modal yang sama, tanpa memperhatikan perbedaan yang potensial
pada kemampuan pembayaran kredit dan risiko yang dimiliki oleh masing-masing
individu nasabah.
2.1.5
CAR (Capital Adequacy Ratio)
CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah rasio yang memperlihatkan
seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan,
surat berharga, dan tagihan pada bank lain ) ikut dibiayai dari dana modal sendiri
bank disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti
dana dari masyarakat, pinjaman, dan lain–lain. CAR merupakan indikator
terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat
dari kerugian– kerugian bank yang di sebabkan oleh aktiva yang berisiko.
(Dendawijaya. 2005:121).
Menurut Susilo, Sigit dan Totok (2000: 27), kecukupan modal merupakan
faktor yang penting bagi bank dalam rangka pengembangan usaha dan
menampung risiko kerugian. Bank Indonesia menetapkan Capital Adequacy Ratio
(CAR) yaitu kewajiban penyediaan modal minimum yang harus selalu
Universitas Sumatera Utara
dipertahankan oleh setiap bank sebagai suatu proporsi tertentu dari Aktiva
Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Aktiva tertimbang menurut risiko adalah
nilai total masing-masing aktiva bank setelah dikalikan dengan masing-masing
bobot 0% dan aktiva yang paling berisiko diberi bobot 100%. Dengan demikian
ATMR menunjukkan nilai aktiva berisiko yang memerlukan antisipasi modal
dalam jumlah yang cukup. Capital Adequacy Ratio (CAR) dapat dihitung dengan
menggunakan formula sebagai berikut :
CAR =
�
�
�
� ��+�
���
� �
X 100%
Penyediaan modal minimum yang ditetapkan oleh pemerintah dalam
penilaian kesehatan bank ini berubah-ubah sesuai dengan tingkat keperluan yang
dianggap paling tepat. Misalnya, tingkat CAR yang ditetapkan oleh pemerintah
untuk tahun 1999 minimal 8% dan untuk tahun 2001 minimal 12%. Pada
prinsipnya, tingkat CAR ini disesuaikan dengan ketentuan CAR yang berlaku
secara internasional yaitu sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh Bank for
International
Settlement
(BIS).
Peningkatan
CAR
ini
bertujuan
untuk
meningkatkan kinerja dan untuk memastikan prinsip kehati-hatian perbankan
senantiasa terjamin. Dengan CAR yang cukup atau memenuhi ketentuan, bank
tersebut dapat
beroperasi sehingga terciptalah laba. Rendahnya CAR
menyebabkan turunnya kepercayaan masyarakat yang pada
akhirnya dapat
menurunkan profitabilitas. Namun sebaliknya, semakin tinggi CAR maka kinerja
bank semakin baik.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Martono (2004: 83), CAR digunakan untuk : (1) Ukuran kemampuan
bank tersebut untuk menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan,
(2) sumber dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan usahanya sampai
batas tertentu, karena sumber-sumber dana dapat juga berasal dari hutang
penjualan asset yang tidak dipakai dan lain-lain, (3) alat pengukuran besar
kecilnya kekayaan bank tersebut yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya,
dan (4) dengan modal yang mencukupi, memungkinkan manajemen bank yang
bersangkutan untuk bekerja dengan efisiensi yang tinggi, seperti yang dikehendaki
oleh para pemilik modal pada bank tersebut.
2.2
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2.1 Rangkuman Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti
Hasil
No
dan Tahun
Judul
Variabel
Penelitian
Heather
The Effect
Variabel
Basel Accord
Montgomery
of the Basel Independen:
berpengaruh
Accord on
capital ratio,
signifikan terhadap
(2004)
Bank
asset growth,
perilaku bank dan
Portfolios in LDR, GDP.
tingkat sensitivitas
1
Japan
Variable
potfolio bank
dependen : total
terhadap modal
asset, loans,
dengan proporsi
corporate bonds, yang berbeda-beda
government
bonds.
Joseph G.
Capital
Variabel
Modal berpengaruh
Haubrich dan
Requiremen Independen :
signifikan secara
Paul Wachtel
ts and Shifts size’s bank,
kualitatif terhadap
in
capital dummies, portfolio pada bank
(1993)
2
Commercial loan quality
dan perubahan
Bank
portfolio
Variabel
berpengaruh
Portfolios
terhadap risiko
Dependen :
portfolio secara
Universitas Sumatera Utara
Takatoshi Ito dan Impacts of
Yuri Nagataki
the Basle
Sasaki (2002)
Capital
Standard on
Japanese
Banks’
3
Behavior
Leny Wahyu
Setyarini (2010)
4
Dampak
Implementa
si Basel I
terhadap
Permodalan
dan Risiko
Kredit
Perbankan
di Indonesia
Asset Ratio
keseluruhan.
Variabel
Independen : tier
I Capital, tier II
Capital, riskweight of asset.
Basel Accord
memiliki dampak
yang signifikan
terhadap perilaku
perbankan Jepang.
Variabel
Dependen : RBC
Ratio
bank dengan rasio
modal yang rendah
akan menawarkan
pinjaman dalam
jumlah yang
rendah.
Variable
kharakteristik
khusus bank
terdiri dari
ukuran bank,
ukuran kualitas
asset, ukuran
likuiditas, dan
ukuran
profitabilitas
Basel I tidak
memberikan
dampak terhadap
permodalan
maupun risiko
kredit perbankan di
Indonesia untuk
bank yang cukup
modal. Basel I tidak
mempengaruhi
bank untuk
melakukan
tindakan apapun
terhadap
permodalannya
maupun
merangsang bank
untuk mengubah
risiko kredit
portofolionya
menjadi lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
2.3
Kerangka Konseptual
Berdasarkan tujuan penelitian, tinjauan pustaka dan hasil penelitian
sebelumnya yang telah menguji faktor-faktor yang mempengaruhi portofolio
investasi yaitu capital ratio, asset growth, interest spread, dan Gross Domestic
Bruto (PDRB). Maka dibuat model penelitan sebagai berikut :
Total Aset
Capital Ratio
Loans
Variable control:
Asset Growth, interest
spread, dan PDRB
Government bonds
Gambar 2.3
Kerangka Konseptual
Kecukupan modal memiliki pengaruh terhadap kinerja pada perbankan
karena modal berfungsi manampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi
oleh bank. Semakin banyak modal yang dimiliki bank maka akan semakin baik
kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva
produktif yang berisiko dan juga bank tersebut mampu membayai kegiatan
operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi bank. Dalam
penelitian ini Capital Ratio diuji dengan menggunakan Basel Accord untuk
melihat pengaruhnya terhadap portofolio investasi pada Bank Pembangunan
Daerah di Indonesia.
Capital Ratio atau rasio modal diukur dengan menggunakan Capital
Adequacy Ratio (CAR). CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank
Universitas Sumatera Utara
untuk menutupi penurunan aktiva sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank
yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko. Menurut Suhardjono dan Kuncoro
(2002:573) Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut
untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko. Jika
nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan
memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas.
Dalam
menguji
pengaruh
Capital
Ratio
terhadap
kredit
dapat
menggunakan model kuadrat terkecil biasa (Ordinary/Least square). Hasil
penelitian terdahulu dilakukan oleh Montgomery (2009) dengan menggunakan
model OLS menunjukkan bahwa alokasi portofolio pada bank internasional di
Jepang sangat sensitif terhadap rasio modal inti Tier I. Bukti yang ada
mengatakan bahwa pada periode sesudah penerapan Basel Accord, bank
Internasional dengan rasio modal inti Tier I yang rendah cenderung mengubah
kebijakan tentang aset perbankan secara keseluruhan dengan cara mengganti
portfolio aset perbankan dari aset tertimbang menurut risiko seperti kredit dan
obligasi swasta menjadi aset tertimbang tanpa risiko seperti obligasi pemerintah.
Bank-bank internasional juga cenderung untuk mengeluarkan utang subordinasi
untuk mengkompensasikan modal inti Tier I dengan cara meningkatkan jumlah
modal inti Tier II. Sensivitas portofolio pada bank internasional menunjukkan
pengaruh perubahan pada perilaku bank internasional. Namun, pada portofolio
bank domestik tidak ditemukan pengaruh yang signifikan modal terhadap perilaku
perbankan.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Basel Accord mempengaruhi
bank untuk mengurangi penyaluran kredit karena dianggap terlalu berisiko
meskipun tingkat pengembaliannya cenderung tinggi dan mendorong perbankan
supaya mengalihkan portfolionya ke obligasi pemerintah karena dianggap lebih
aman dari risiko.
2.4
Hipotesis konseptual
Pada penelitian yang buat oleh peneliti dengan judul “ Analisis Pengaruh
Basel Accord Terhadap Portfolio Investasi Pada Bank Pembangunan Daerah “.
Hipotesis kerangka konseptual disusun sebagai berikut :
H1 : Capital ratio memiliki pengaruh signifikan terhadap total aset.
H2 : Capital ratio memiliki pengaruh signifikan terhadap kredit.
H3 : Capital ratio memiliki pengaruh signifikan terhadap obligasi pemerintah.
Universitas Sumatera Utara