Re nca na Te r p a d u d a n Pr ogr a m I nv e s ta s i I nfr a s tr uktur J a ngka Me ne nga h (RPI 2 -J M) Kota Ta nge r a ng 2015 -2019

  M e n e n g a h (RP I 2 -J M ) Kot a Ta n g e r a n g 2 0 1 5 -2 0 1 9 BAB. VI ASPEK TEKNIS PER SEKTOR PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

  6. 1

6.1.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

  Untuk mendapatkan kawasan perkotaan yang diprioritaskan maka arah kecenderungan perkembangan perkotaan di Kota Tangerang akan menjadi pertimbangan dalam penentuan kawasan yang diprioritaskan, hal ini akan menentukan kawasan mana yang menjadi orientasi pelayanan. Kawasan yang menjadi orientasi pelayanan cenderung berkembang lebih cepat dan akan membutuhkan sarana dan prasarana seperti permukiman dan infrastruktur. Kota Tangerang didasarkan pada kecenderungan perkembangan wilayah yang dipengaruhi oleh faktor-faktor potensi wilayah, homogenitas wilayah, aksesibilitas dan keterbatasan fisik yang dapat dikembangkan. Berdasarkan kecenderungan tersebut struktur tata ruang Kota Wilayah Kota Tangerang adalah sebagai berikut :

  1. PPK I sebagai Pusat Kota Baru memiliki fungsi sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan regional ditetapkan di Kecamatan Tangerang;

  2. PPK II memiliki fungsi sebagai perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan regional dan perumahan kepadatan menengah tinggi ditetapkan di Kecamatan Cibodas;

  3. PPK III memiliki fungsi sebagai perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan regional dan perumahan kepadatan menegah rendah ditetapkan di Kecamatan Pinang; dan

  4. PPK IV memiliki fungsi sebagai perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan regional dan perumahan kepadatan menengah rendah ditetapkan di Kecamatan Cipondoh. PPK dikembangkan dengan konsep “green heart” yaitu jantung kota yang hijau. Konsep green heart ini diharapkan akan menjadi citra baru bagi Kota Tangerang, yang benar-benar menanamkan konsep back to nature. Program green heart adalah sebuah upaya dalam

  M e n e n g a h (RP I 2 -J M ) Kot a Ta n g e r a n g 2 0 1 5 -2 0 1 9

  mewujudkan kota yang hijau dan rindang, penuh pepohonan serta sehat yang merupakan bentuk komitmen Pemerintah Kota Tangerang dalam meningkatkan kualitas lingkungan. Kota hijau, merupakan konsep pembangunan yang pro-lingkungan dimana di dalam perwujudannya, dibutuhkan kepedulian dari seluruh lapisan masyarakat.

  Subpusat Pelayana Kota meliputi:

  1. SPPK I memiliki fungsi sebagai perdagangan dan jasa, perumahan kepadatan menegah, perumahan kepadatan tinggi, industri konveksi/tekstil skala kecil dan rumah tangga ditetapkan di Kecamatan Ciledug;

  2. SPPK II memiliki fungsi sebagai perdagangan dan jasa, perumahan kepadatan menengah tinggi, dan industri terpadu berwawasan lingkungan ditetapkan di Kecamatan Periuk; dan

  3. SPPK III memiliki fungsi sebagai penunjang kegiatan Bandar Udara Internasional Soekarno

  • – Hatta, industri kecil dan menengah yang ramah lingkungan, dan perumahan kepadatan rendah ditetapkan di Kecamatan Benda.

  Pusat lingkungan meliputi :

  1. PL I ditetapkan di Kelurahan Kreo Kecamatan Larangan;

  2. PL II ditetapkan di Kelurahan Karang Mulya Kecamatan Karang Tengah;

  3. PL III ditetapkan di Kelurahan Batuceper Kecamatan Batuceper;

  4. PL IV ditetapkan di Kelurahan Neglasari Kecamatan Neglasari;

  5. PL V ditetapkan di Kelurahan Cimone Kecamatan Karawaci; dan 6. PL VI ditetapkan di Kelurahan Jatake Kecamatan Jatiuwung.

  M e n e n g a h (RP I 2 -J M ) Kot a Ta n g e r a n g 2 0 1 5 -2 0 1 9

Gambar 6.1 Arah Pengembangan Kota Tangerang

A. Urgensi Penanganan Bidang Permukiman dan Infrastruktur

  Kriteria lain untuk menentukan kawasan prioritas adalah wilayah yang memiliki tingkat urgenitas tinggi, yaitu dilihat dari adanya kawasan kumuh/squater dan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi.  Sebaran Kawasan Kumuh Perkotaan

  Pola permukiman di Kota Tangerang secara umum dapat dibedakan dalam tiga tipologi, yaitu perumahan dan permukiman di wilayah perkotaan, wilayah pedesaan dan wilayah pantai. Pola permukiman perkotaan khususnya berada di Kecamatan Tangerang dan Ibu Kota Kecamatan dapat dikategorikan sebagai peri urban, yang pada umumnya berada di sekitar kawasan industri, jalan utama antar kecamatan atau

  M e n e n g a h (RP I 2 -J M ) Kot a Ta n g e r a n g 2 0 1 5 -2 0 1 9

  kota. Permukiman di wilayah pedesaan, terutama yang berada jauh dari jalur transportasi yang pada umumnya belum padat penduduknya. Kondisi Perumahan Perkotaan terutama di Kecamatan Batuceper, Kecamatan Karawaci dan Kecamatan Jatiuwung pada umumnya perumahan yang ada sebagian besar adalah bangunan permanen dan semi permanen yang berlokasi memanjang mengikuti jalur transportasi utama dan kawasan industri. Secara umum, tata letak bangunan sudah teratur, walaupun di beberapa lokasi masih perlu pembenahan. Tumbuhnya permukiman di pusat kota tidak terlepas dari keberadaan permukiman kumuh yang menempati kawasan-kawasan cukup strategis maupun dikawasan pesisir pantai. Berikut adalah sebaran lingkungan kumuh Kota Tangerang.

  Tabel 6.1 Penyebaran Permukiman Kumuh di Kota Tangerang

  Tipologi Kumuh Kecamatan Kelurahan RW RT Tidak Sesuai RTR Benda Pajang RW02 RT01 Neglasari Karang Sari RW10 RT02

  RW14 RT02 Neglasari RW08 RT02 Kedaung Baru RW01 RT04 Selapajang Jaya RW02 RT04

  Kumuh Berat Batuceper Poris Gaga Baru RW02 RT04 Batuceper RW01 RT03 Karawaci Koang Jaya RW05 RT03 Kumuh Sedang Batu Ceper Poris Gaga RW02 RT02 Cipondoh Poris Plawad Indah RW01 RT03

  RW02 RT02 Cipondoh Indah RW03 RT04 Poris Plawad RW02 RT02 RT03

  RW04 RT01 RW05 RT02 RT03 RW06 RT02 Jatiuwung Jatake RW05 RT04 Gandasari RW06 RT02

  M e n e n g a h (RP I 2 -J M ) Kot a Ta n g e r a n g 2 0 1 5 -2 0 1 9 Tipologi Kumuh Kecamatan Kelurahan RW RT Karawaci Karawaci Baru RW04 RT06 Bojong Jaya RW01 RT03

  Cimone RW03 RT03 Bugel RW01 RT02 Periuk Gembor RW01 RT02 RT04

  Kumuh Ringan Ciledug Parung Serab RW05 RT01 Cipondoh Cipondoh RW03 RT03 Kenanga RW01 RT03 Poris Plawad Utara RW04 RT04

  Jatiuwung Keroncong RW05 RT01 Alam Jaya RW04 RT05 Karawaci Nusa Jaya RW04 RT03 Karawaci RW01 RT01 Periuk Sangiang Jaya RW02 RT02 Periuk RW03 RT02

  Sumber : Studi Kampung Kumuh Kota Tangerang, Tahun 2012

   Kriteria dan Prinsi Penilaian Adapun tolak ukur dan penilaian kriteria untuk menetapkan kawasan prioritas yang akan dikembangkan pada Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas adalah sebagai berikut.

Tabel 6.2 Prinsip Penilaian Terhadap Kriteria Teknis No Karakteristik Kriteria Prinsip Penilaian

  1. Kontribusi dalam penanganan permasalahan kota Arahan kawasan pengaruh berdasarkan RTRW

  Semakin besar nilai yang diberikan menunjukan tingginya pengaruh kawasan terhadap wilayah lain berdasarkan arahan RTRW.

  2. Sesuai dengan kebijakan pembangunan dan pengembangan Kota Tangerang

   Arahan Pola Pemanfaatan ruang melalui kebijakan  Rencana struktur ruang Semakin besar nilai yang diberikan menunjukan kawasan sesuai dengan arahan RTRW baik pola ruang maupun rencana strukur ruang.

  3. Dominasi permasalahan terkait bidang keciptakaryaan  Arahan dan kapasitas daya dukung Semakin besar nilai yang diberikan menunjukan semakin besar dominasi

  M e n e n g a h (RP I 2 -J M ) Kot a Ta n g e r a n g 2 0 1 5 -2 0 1 9 permasalahan terkait bidang keciptakaryaan

4. Urgenitas penanganan  Kekumuhan kawasan Semakain besar nilai yang diberikan

   Kepadatan penduduk menunjukan semakin besar tingkat kebutuhan penanganan kawasan

  5. Dominasi penanganan melalui  Arahan kebijakan bidang Semakin besar nilai yang diberikan bidang keciptakaryaan keciptakaryaan menunjukan kesesuaian arahan kebijakan bidang keciptakaryaan

   Cakupan Pelayanan Infrastruktur Sumber : hasil analisis, 2012

   Sebaran Kawasan Permukiman Prioritas Hasil penilaian terhadap kriteria teknis dan pembobotan menghasilkan 3 (tiga) lokasi kawasan permukiman prioritas yaitu Kecamatan Batuceper, Kecamatan Karawaci dan Kecamatan Jatiuwung (isi hasil pembobotan dapat dilihat pada lampiran 1 dan lampiran 2) .

Gambar 6.2 Sebaran Kawasan Permukiman Prioritas

  M e n e n g a h (RP I 2 -J M ) Kot a Ta n g e r a n g 2 0 1 5 -2 0 1 9

Gambar 6.3 Sebaran Kawasan Permukiman Prioritas Poris Gaga (Alternatif 1)Gambar 6.4 Sebaran Kawasan Permukiman Prioritas Batuceper (Alternatif 1)

  M e n e n g a h (RP I 2 -J M ) Kot a Ta n g e r a n g 2 0 1 5 -2 0 1 9

Gambar 6.5 Sebaran Kawasan Permukiman Prioritas Cimone (Alternatif 2)Gambar 6.6 Sebaran Kawasan Permukiman Prioritas Bugel (Alternatif 2)

  M e n e n g a h (RP I 2 -J M ) Kot a Ta n g e r a n g 2 0 1 5 -2 0 1 9

Gambar 6.7 Sebaran Kawasan Permukiman Prioritas Gandasari (Alternatif 3)Gambar 6.8 Sebaran Kawasan Permukiman Prioritas Jatake (Alternatif 3)

  M e n e n g a h (RP I 2 -J M ) Kot a Ta n g e r a n g 2 0 1 5 -2 0 1 9 6.1.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan

  Pada bab ini bertujuan untuk memperolah strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang berupa langkah-langkah riil dan terukur untuk mewujudkan tujuan pengembangan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Metode yang dilakukan dalam rum usan strategi ini adalah dengan melakukan FGD III, adapun hasil atau keluaran pada rapat FGD III yang dihadiri oleh Tim Pokjanis, LSM, Akademisi, Konsultan dan SKPD adalah sebagai berikut.

  Tabel 6.3 Rumusan Tujuan, Kebijakan Dan Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan

NO TUJUAN KEBIJAKAN STRATEGI

1. Mewujudkan ketersediaan

   Meningkatan ketersediaan  Pemberian insentif kepada Kawasan Permukiman bagi rumah yang layak dan pengembang untuk

semua golongan masyarakat terjangkau mempercepat pembangunan

perumahan, terutama untuk kalangan menengah – bawah.

   Fasilitasi kerjasama pembiayaan pembangunan perumahan oleh swasta baik primer maupun sekunder  Pengembangan perumahan swadaya  Pengembangan berbagai jenis dan mekaniseme penyediaan perumahan bersubsidi oleh pemerintah  Pembangunan perumahan berdasarkan segmentasi kemampuan penduduk  Pengembangan permukiman dengan konsep compact  Pembangunan permukiman pada pusat-pusat pertumbuhan baru dalam rangka pemerataan dan efisiensi lahan perkotaan

  M e n e n g a h (RP I 2 -J M ) Kot a Ta n g e r a n g 2 0 1 5 -2 0 1 9 NO TUJUAN KEBIJAKAN STRATEGI  Pembangunan pada kawasan cepat tumbuh/strategis Kota Tangerang  Meningkatkan kualitas  Peningkatan kualitas lingkungan lingkungan yang sehat, aman, permukiman perkotaan

harmonis, dan berkelanjutan

 Pengembangan penyediaan prasarana dan sarana lingkungan permukiman  Penerapan tata lingkungan permukiman sesuai dengan standar yang ada  Kajian tata ruang mengenai Site plan di pusat pertumbuhan atau RDTR  Pelibatan masyarakat dalam peningkatan kualitas lingkungan

  2. Mewujudkan kawasan  Meningkatan kualitas  Pembangunan perumahan

permukiman yang layak dan perumahan dengan konsep vertikal berupa

bebas kumuh rumah susun sederhana di kawasan padat penduduk

   Pengaturan dan penataan kawasan permukiman di sekitar sempadan sungai  Revitalisasi rumah layak huni terutama pada kawasan permukiman kumuh perkotaan untuk mendapatkan lingkungan yang sehat, nyaman dan aman  Rehabilitasi pada kawasan kumuh baik di perkotaan maupun di pinggiran kota  Pelaksanaan program Community action plan (CAP)

  M e n e n g a h (RP I 2 -J M ) Kot a Ta n g e r a n g 2 0 1 5 -2 0 1 9 NO TUJUAN KEBIJAKAN STRATEGI sebagai langkah awal untuk mengetahui permasalah lingkungan kumuh

   Pengembangan kawasan tradisional/bersejarah Penataan  Meningkatkan  Pengembangan ruang terbuka Bangunan dan Lingkungan hijau (RTH) di perkotaan  Pengembangan RTH untuk mengantisipasi kekurangan ruang terbuka  Fasilitasi penyusunan naskah akademis mengenai Perda Bangunan, rencana induk sistem proteksi kebakaran  Revitalisasi kawasan permukiman tradisional/bersejarah  Kebijakan Disinsentif untuk bangunan yang masuk kedalam sempadan sungai (bangunan yang saat ini ada)

3. Mewujudkan pelayanan

   Meningkatan pelayanann  Peningkatan kapasitas

infrastruktur permukiman dan Persampahan pelayanan persampahan dengan

perkotaan yang berkualitas menyediakan dan melengkapi

sarana dan prasarana sampah  Pembangunan dan peningkatan TPA Rawakucing (tempat pemprosesan sampah)  Pengembangan penanganan persampahan dengan konsep 3 R  Menyediakan dan melengkapi sarana dan prasarana

  M e n e n g a h (RP I 2 -J M ) Kot a Ta n g e r a n g 2 0 1 5 -2 0 1 9 NO TUJUAN KEBIJAKAN STRATEGI persampahan di setiap kawasan permukiman

   Penyediaan Trans Depo  Pemberdayaan Masyarakat dalam pengelolaan persampahan  Pelibatan swasta dalam pengelolaan persampahan Perda mengenai  Perlunya persampahan perkotaan  Permberlakukan insentif dan disinsentif pengelolaan persampahan

   Meningkatan dan  Pembangun dan meningkatkan mengembangkan pengelolaan fasilitas pengelolaan air limbah air limbah dengan sistem komunal  Pengembangan IPAL dengan prioritas pembangunan di kawasan padat penduduk  Pembangunan

  IPLT dan penyediaan alat angkut tinja  Mengembangkan sistem  Pengembangan sistem drainase drainase perkotaan terpadu yang berwawasan lingkungan

   Pembangunan saluran drainase di kawasan permukiman perkotaan  Perbaikan saluran drainase yang rusak dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat  Konsistensi peraturan mengenai garis sempadan sungai sebagai kawasan bebas bangunan

  M e n e n g a h (RP I 2 -J M ) Kot a Ta n g e r a n g 2 0 1 5 -2 0 1 9 NO TUJUAN KEBIJAKAN STRATEGI  Penataan permukiman yang berada di sempadan sungai yang berfungsi sebagai drainase primer  Pengembangan sistem drainase primer, sekunder dan tersier  Penanganan banjir melalui pembangunan sodetan sungai/saluran  Revitalisasi untuk mengantisipasi banjir

   Meningkatan pelayanan Air  Peningkatan cakupan pelayanan Bersih air minum  Penyusunan masterplan penyediaan air baku  Pembangunan SPAM  Pengembangan tempat pengelolaan air  Pengembangan, penampungan dan pengelolaan air baku (waduk, embung)  Pengontrolan dan pengendalian terhadap pengambilan air tanah

   Meningkatkan pembangunan  Pembangunan jalan baru jalan dengan prioritas pada kawasan cepat tumbuh  Perbaikan atau normalisasi jalan yang rusak  Perbaikan jalan lingkungan di kawasan permukiman  Pelibatan masyarakat, swasta, dan LSM/NGO dalam pembangunan jalan

  • – Cipondoh.

  Adanya alokasi dana APBD, dana pusat dan BLN untuk program perbaikan kampong (kumuh).

  Permasalahan perumahan dan permukiman yang mungkin dan/atau telah timbul, antara lain :  Meningkatnya kawasan permukiman kumuh dan ilegal (squatters) di bantaran sungai

  2. Permasalahan a. Pusat Kota di Kota Tangerang ( Pusat Kota Baru, Pusat Kota Lipo Karawaci Utara dan Pusat Kota Cipondoh)

  Mengembalikan kawasan di sekitas DAS Kali Sabi, Kali Cirarab, Kali Angke, Kali Pesanggrahan, dan Kali Cantiga sebagai areal resapan air.

  e.

  Potensi untuk revitalisasi kawasan perumahan Perumnas (I-IV).

  d.

  c.

  M e n e n g a h (RP I 2 -J M ) Kot a Ta n g e r a n g 2 0 1 5 -2 0 1 9 6.1.3. Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman.

  Adanya minat investasi dari pengembang perumahan sederhana sehat pada kawasan yang tidak terlalu besar dan juga di kawasan Kavling DPR Pinang

  b.

  Model Rumah Susun Sewa yang dibangun di Kelurahan Manis, dinilai cukup berhasil sebagai tempat tinggal bagi pekerja industri.

  Beberapa potensi yang terkait dengan perumahan dan permukiman di Kota Tangerang berupa : a.

  1. Potensi

  Dalam proses identifikasi permukiman kota Tangerang akan mencakup 3 komponen utama, yaitu :

  Cisadane, serta kawasan kumuh dengan kepadatan tinggi di sekitar kawasan pusat kota.  Migrasi masuk yang relatif tinggi pada kawasan pusat perkotaan dan sekitarnya.

  M e n e n g a h (RP I 2 -J M ) Kot a Ta n g e r a n g 2 0 1 5 -2 0 1 9 Gambar 6. 8. PETA KEPADATAN PENDUDUK KOTA TANGERANG

  M e n e n g a h (RP I 2 -J M ) Kot a Ta n g e r a n g 2 0 1 5 -2 0 1 9

   Rendahnya pelayanan PSU, terutama pada kawasan permukiman kumuh dan umumnya di sekitar kawasan pusat kota.  Ketersediaan lahan yang semakin terbatas dan meningkatnya harga lahan di sekitar kawasan pusat kota.  Keterbatasan sumber pembiayaan dalam pembangunan dan pengembangan perumahan dan permukiman.  Menurunnya kemampuan daya beli Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dalam memiliki rumah/hunian di kawasan pusat perkotaan.  Meningkatnya kebutuhan perumahan untuk mendukung kegiatan Pusat Pemerintahan

  Kota (PNS), Pendidikan Tinggi, Pusat Perdagangan dan Jasa, serta Pusat Transportasi (Terminal Skala Regional).  Meningkatnya kebutuhan perumahan pada kawasan khusus dan Kawasan Strategis di Pusat Kota.  Terjadinya masalah lingkungan pada kawasan lindung dan sempadan sungai.

b. Sub Pusat Kota di Kota Tangerang (Cileduk, Periuk dan Benda)

  Permasalahan perumahan dan permukiman yang mungkin dan/atau telah timbul, antara lain :  Meningkatnya kawasan permukiman kumuh di sekitar pusat kegiatan sosial ekonomi (pasar, pergudangan dan industri), khususnya di Periuk dan Benda.  Rendahnya pelayanan PSU pada kawasan permukiman kumuh dan kawasan pusat kegiatan.  Meningkatnya harga lahan dan munculnya kegiatan spekulasi tanah/lahan, khususnya di kawasan sub pusat kota.  Keterbatasan sumber pembiayaan dalam pembangunan dan pengembangan perumahan dan permukiman.  Menurunnya kemampuan daya beli Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dalam memiliki rumah/hunian, khususnya di kawasan pusat kegiatan.  Meningkatnya kebutuhan perumahan untuk mendukung kegiatan Industri non polutan

  & Pergudangan serta Perhubungan Udara (Bandara ) Skala Nasional di Sub Pusat Kota Benda dan Periuk.

  M e n e n g a h (RP I 2 -J M ) Kot a Ta n g e r a n g 2 0 1 5 -2 0 1 9

   Meningkatnya kebutuhan perumahan untuk mendukung pusat kegiatan Perdagangan dan Jasa Skala Kota dan regional.  Meningkatnya kebutuhan perumahan pada kawasan khusus Industri dan Pergudangan

  ( Benda dan Periuk ); kawasan Perdagangan dan Jasa (Ciledug);  Terjadinya masalah lingkungan pada kawasan khusus bandara, industri dan kawasan khusus lainnya.

   Terjadinya masalah lingkungan pada kawasan lindung ( Situ Cipondoh ) di Cipondoh , Situ Bulakan dan Situ Gede di Periuk.

c. Pusat Lingkungan di Kota Tangerang (Karawaci, Batuceper, Neglasari, Larangan, Karang Tengah dan Jatiuwung)

  Permasalahan perumahan dan permukiman yang mungkin dan/atau telah timbul, antara lain :  Masih banyak rumah yang tidak layak huni (tidak permanen) pada kawasan pusat lingkungan.  Rendahnya pelayanan PSU, khususnya di kawasan pusat lingkungan.  Meningkatnya harga lahan dan munculnya kegiatan spekulasi tanah/lahan, khususnya di kawasan pusat kegiatan.  Keterbatasan sumber pembiayaan dalam pembangunan dan pengembangan perumahan dan permukiman.  Menurunnya kemampuan daya beli Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dalam memiliki rumah/hunian.  Meningkatnya kebutuhan perumahan pada kawasan Industri Skala Nasional di Kawasan Jatiuwung, Batuceper dan Karawaci serta Neglasari.  Meningkatnya kebutuhan perumahan untuk mendukung kegiatan Industri, Perdagangan dan Jasa skala regional dan Kota.  Meningkatnya kebutuhan perumahan pada kawasan khusus Industri ( Karawaci,

  Batuceper, Negkasari dan Jatiuwung); serta kawasan Pariwisata ( Wisata Belanja Cipadu).

  M e n e n g a h (RP I 2 -J M ) Kot a Ta n g e r a n g 2 0 1 5 -2 0 1 9

3. Kebutuhan Pengembangan

  Kebutuhan pengembangan perumahan permukiman di Kota Tangerang yang dapat dideteksi, yaitu:

  

a. Pusat Kota di Kota Tangerang ( Pusat Kota Baru, Pusat Kota Lipo Karawaci Utara

dan Pusat Kota Cipondoh)

  Kebutuhan program pembangunan dan pengembangan perumahan dan permukiman, antara lain :  Pembangunan perumahan dan permukiman untuk mendukung dan melayani perkembangan Pusat Kota , melalui :

   Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman baru secara vertikal (oleh Pengembang, Pemerintah, maupun secara Swadaya) di kawasan yang telah dicadangkan untuk permukiman.

   Pembangunan Apartemen/Kondominium di kawasan pusat kota.  Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa/Milik (Rusunawa/Rusunami).  Pengembangan sistem jaringan transportasi umum (massal) antar wilayah.  Kerjasama penanganan permukiman antar sektor.  Peningkatan kualitas kawasan permukiman pada kawasan permukiman padat (perbaikan/ peningkatan kualitas lingkungan, dan peremajaan / revitalisasi kawasan),

   Pengendalian dan penataan permukiman pada kawasan pusat kota dan sempadan sungai Cisadane.

  b. Sub Pusat Kota di Kota Tangerang (Cileduk, Periuk dan Benda)

  Kebutuhan program pembangunan dan pengembangan perumahan dan permukiman, antara lain :  Pengembangan permukiman baru (oleh Pengembang, Pemerintah, maupun secara

  Swadaya) pada sub pusat kota dan sekitarnya ( pinggiran kota, kawasan strategis, maupun kawasan khusus).  Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa/Milik (Rusunawa/Rusunami).  Pembangunan RSH (yang Bersubsidi maupun Non Bersubsidi).

  M e n e n g a h (RP I 2 -J M ) Kot a Ta n g e r a n g 2 0 1 5 -2 0 1 9  Peningkatan pelayanan PSU.

   Pengembangan KASIBA/LISIBA BS.  Peningkatan kualitas lingkungan pada kawasan permukiman kumuh dan pusat-pusat kegiatan perdagangan dan jasa, industri.

   Peningkatan kualitas permukiman pada kawasan khusus (kawasan industri, pariwisata), kawasan strategis lainnya.  Penataan dan pengaturan permukiman pada daerah-daerah wisata.  Pengendalian dan penataan permukiman pada kawasan lindung dan rawan bencana.

  c.

  

Pusat Lingkungan di Kota Tangerang (Karawaci, Batuceper, Neglasari, Larangan,

Karang Tengah dan Jatiuwung)

  Kebutuhan program pembangunan dan pengembangan perumahan dan permukiman, antara lain :  Pengembangan permukiman baru pada kawasan pinggiran kota, kawasan strategis, maupun kawasan khusus.  Pembangunan RSH (yang Bersubsidi maupun Non Bersubsidi) pada kawasan pusat lingkungan dan sekitarnya.  Peningkatan kualitas lingkungan, baik di kawasan pusat kegiatan perkotaan maupun kawasan sekitarnya.  Peningkatan kualitas permukiman pada kawasan khusus (kawasan industri, , pariwisata, dan lain-lain).  Penataan dan pengaturan permukiman pada daerah-daerah wisata.  Pengendalian dan penataan permukiman pada kawasan lindung dan rawan bencana. Kondisi diatas secara menyeluruh dikemas sebagai bagian dari kebutuhan program pengembangan permukiman di Kota Tangerang yaitu berupa : program pengembangan perumahan, program lingkungan sehat perumahan, dan program pemberdayaan komunitas perumahan.Sedangkan kinerjanya dapat disimak pada tabel dibawah ini :

  M e n e n g a h (RP I 2 -J M ) Kot a Ta n g e r a n g 2 0 1 5 -2 0 1 9 TABEL 6.4 PROGRAM PENGELOLAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN Kebijakan Program Indikator

  Pengembangan perumahan dan permukiman

   Pengembangan perumahan vertikal  Pengembangan kawasan permukiman baru  Penyediaan prasarana dan sarana perumahan dan permukiman  Penataan dan revitalisasi kawasan kumuh di pusat kota

   Berkurangnya kepadatan penduduk di Pusat Kota, tersedianya perumahan bagi MBR (pekerja industri)  Berkurangnya permukiman kumuh, tertatanya kawasan kumuh, meningkatnya pelayanan prasarana dan sarana dasar perkotaan

  Tabel diatas menunjukkan adanya lokasi dari program pengembangan permukiman yaitu :

  (1) Pusat Kota di Kota Tangerang ( Pusat Kota Baru, Pusat Kota Lipo Karawaci Utara dan Pusat Kota Cipondoh).

  Kebutuhan program pembangunan dan pengembangan perumahan dan permukiman, antara lain :  Pembangunan perumahan dan permukiman untuk mendukung dan melayani perkembangan Pusat Kota Baru , melalui :

   Pembatasan dan pengendalian perumahan yang telah ada dan peremajaan lingkungan  Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman baru secara vertikal

  (oleh Pengembang, Pemerintah, maupun secara Swadaya) di kawasan yang telah dicadangkan untuk permukiman.  Pembangunan Apartemen/Kondominium di kawasan pusat kota.  Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa/Milik (Rusunawa/Rusunami).  Pengembangan sistem jaringan transportasi umum (massal) antar wilayah.

  M e n e n g a h (RP I 2 -J M ) Kot a Ta n g e r a n g 2 0 1 5 -2 0 1 9  Kerjasama penanganan permukiman antar sektor.

   Peningkatan kualitas kawasan permukiman pada kawasan permukiman padat (perbaikan/ peningkatan kualitas lingkungan, dan peremajaan / revitalisasi kawasan),

   Pengendalian dan penataan permukiman pada kawasan pusat kota dan sempadan sungai Cisadane.  Fasilitas ( pendidikan, kesehatan, peribadatan, perdagangan dan jasa, pemerintahan, perkantoran,fasilitas umum, ruang terbuka hijau dan rekreasi)

   Pembangunan perumahan dan permukiman untuk mendukung dan melayani perkembangan Lippo Karawaci Utara , melalui :  Pengendalian perumahan yang telah ada.  Pengembangan kawasan perumahan terencana yang sudah ada.  Pembangunan dan pengembangan permukiman baru secara vertikal : rusun / flat

  (oleh Pengembang, Pemerintah, maupun secara Swadaya) di kawasan yang telah dicadangkan untuk permukiman.  Pembangunan Apartemen/Kondominium di kawasan pusat kota.  Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa/Milik (Rusunawa/ Rusunami).  Pengembangan sistem jaringan transportasi umum (massal) antar wilayah.  Kerjasama penanganan permukiman antar sektor.  Pengendalian dan penataan permukiman pada kawasan pusat kota dan sempadan sungai Cisadane.  Fasilitas (pendidikan, kesehatan, peribadatan, perdagangan dan jasa, pemerintahan, perkantoran, fasilitas umum, ruang terbuka hijau dan rekreasi)

   Pembangunan perumahan dan permukiman untuk mendukung dan melayani perkembangan Alam Sutra , melalui :  Pengendalian perumahan yang telah ada.  Pengembangan kawasan perumahan terencana yang sudah ada.

  M e n e n g a h (RP I 2 -J M ) Kot a Ta n g e r a n g 2 0 1 5 -2 0 1 9

   Pembangunan dan pengembangan permukiman baru secara landed house vertikal : rusun / flat (oleh Pengembang, Pemerintah, maupun secara Swadaya) di kawasan yang telah dicadangkan untuk permukiman.

   Pembangunan Apartemen/Kondominium di kawasan pusat kota.  Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa/Milik (Rusunawa/ Rusunami).  Pembangunan RSH (yang Bersubsidi maupun Non Bersubsidi).  Pengembangan KASIBA/LISIBA BS.  Peningkatan pelayanan PSU.  Pengembangan sistem jaringan transportasi umum (massal) antar wilayah.  Kerjasama penanganan permukiman antar sektor.  Pengendalian dan penataan permukiman pada kawasan pusat kota dan sempadan sungai.

   Penataan dan pengaturan permukiman pada kawasan strategis fronteg toll.  Fasilitas (pendidikan, kesehatan, peribadatan, perdagangan dan jasa, pemerintahan, perkantoran, fasilitas umum, ruang terbuka hijau dan rekreasi)

   Pembangunan perumahan dan permukiman untuk mendukung dan melayani perkembangan Cipondoh , melalui :  Pengendalian perumahan yang telah ada.  Pengembangan kawasan perumahan terencana yang sudah ada.  Pembangunan dan pengembangan permukiman baru secara landed house dan vertikal : rusun / flat (oleh Pengembang, Pemerintah, maupun secara Swadaya) di kawasan yang telah dicadangkan untuk permukiman.

   Pembangunan Apartemen/Kondominium di kawasan pusat kota.  Pembangunan RSH (yang Bersubsidi maupun Non Bersubsidi).  Pengembangan KASIBA/LISIBA BS.  Peningkatan kualitas lingkungan pada kawasan permukiman kumuh dan pusat- pusat kegiatan perdagangan dan jasa.

   Penataan dan pengaturan permukiman pada daerah-daerah wisata situ Cipondoh.  Peningkatan pelayanan PSU.  Pengembangan sistem jaringan transportasi umum (massal) antar wilayah.

  M e n e n g a h (RP I 2 -J M ) Kot a Ta n g e r a n g 2 0 1 5 -2 0 1 9  Kerjasama penanganan permukiman antar sektor.

   Pengendalian dan penataan permukiman pada kawasan pusat kota dan sempadan situ dan sungai.  Penataan dan pengaturan permukiman pada kawasan strategis fronteg toll.  Fasilitas (pendidikan, kesehatan, peribadatan, perdagangan dan jasa, pemerintahan, perkantoran, fasilitas umum, ruang terbuka hijau dan rekreasi)

  (2) Sub Pusat Kota di Kota Tangerang (Cileduk, Periuk dan Benda)

  Kebutuhan program pembangunan dan pengembangan perumahan dan permukiman, antara lain :  Pembangunan perumahan dan permukiman untuk mendukung dan melayani perkembangan Cileduk , melalui :

   Pengendalian perumahan yang telah ada.  Pengembangan kawasan perumahan terencana yang sudah ada.  Pengembangan permukiman baru (oleh Pengembang, Pemerintah, maupun secara Swadaya) pada sub pusat kota dan sekitarnya (pinggiran kota, kawasan strategis, maupun kawasan khusus).

   Pembangunan RSH (yang Bersubsidi maupun Non Bersubsidi).  Peningkatan pelayanan PSU.  Peningkatan kualitas lingkungan pada kawasan permukiman kumuh dan pusat- pusat kegiatan perdagangan dan jasa.

   Penataan dan pengaturan permukiman pada daerah-daerah wisata.  Pengendalian dan penataan permukiman pada kawasan lindung dan rawan bencana.

   Fasilitas (pendidikan, kesehatan, peribadatan, perdagangan dan jasa, pemerintahan, perkantoran, fasilitas umum, ruang terbuka hijau dan rekreasi)  Pembangunan perumahan dan permukiman untuk mendukung dan melayani perkembangan Periuk , melalui :

   Pengendalian perumahan yang telah ada.

  M e n e n g a h (RP I 2 -J M ) Kot a Ta n g e r a n g 2 0 1 5 -2 0 1 9  Pengembangan kawasan perumahan terencana yang sudah ada.

   Pengembangan permukiman baru (oleh Pengembang, Pemerintah, maupun secara Swadaya) pada sub pusat kota dan sekitarnya.  Pembangunan RSH (yang Bersubsidi maupun Non Bersubsidi).  Peningkatan pelayanan PSU.  Peningkatan kualitas lingkungan pada kawasan permukiman kumuh dan pusat- pusat kegiatan perdagangan dan jasa, industri.  Penataan dan pengaturan permukiman pada daerah-daerah wisata.  Pengendalian dan penataan permukiman pada kawasan pusat kota dan sempadan situ dan sungai.  Pengendalian dan penataan permukiman pada kawasan lindung dan rawan bencana.  Fasilitas (pendidikan, kesehatan, peribadatan, perdagangan dan jasa, pemerintahan, perkantoran, fasilitas umum, ruang terbuka hijau dan rekreasi)

   Pembangunan perumahan dan permukiman untuk mendukung dan melayani perkembangan Benda , melalui :  Pengendalian perumahan yang telah ada.  Pengembangan kawasan perumahan terencana yang sudah ada.  Pengembangan permukiman baru (oleh Pengembang, Pemerintah, maupun secara Swadaya) pada sub pusat kota dan sekitarnya.  Pembangunan RSH (yang Bersubsidi maupun Non Bersubsidi).  Peningkatan pelayanan PSU.  Pengendalian dan penataan permukiman pada kawasan pusat kota dan zona buffer bandara.  Pengendalian dan penataan permukiman pada kawasan lindung dan rawan bencana.  Fasilitas (pendidikan, kesehatan, peribadatan, perdagangan dan jasa, pemerintahan, perkantoran, fasilitas umum, ruang terbuka hijau dan rekreasi)

  M e n e n g a h (RP I 2 -J M ) Kot a Ta n g e r a n g 2 0 1 5 -2 0 1 9 (3) Pusat Lingkungan di Kota Tangerang (Karawaci, Batuceper, Neglasari, Larangan,

  Karang Tengah dan Jatiuwung) Kebutuhan program pembangunan dan pengembangan perumahan dan permukiman, antara lain :  Pembangunan perumahan dan permukiman untuk mendukung dan melayani perkembangan Karawaci , melalui :

   Pengendalian perumahan yang telah ada.  Pengembangan kawasan perumahan terencana yang sudah ada.  Pengembangan permukiman baru pada kawasan pinggiran kota, kawasan strategis, maupun kawasan khusus.

   Pembangunan RSH (yang Bersubsidi maupun Non Bersubsidi) pada kawasan pusat lingkungan dan sekitarnya.  Peningkatan pelayanan PSU.  Peningkatan kualitas lingkungan pada kawasan permukiman kumuh dan pusat- pusat kegiatan perdagangan dan jasa, industri.  Peningkatan kualitas lingkungan, baik di kawasan pusat lingkungan maupun kawasan sekitarnya.  Pengendalian dan penataan permukiman pada kawasan lindung dan rawan bencana.  Fasilitas (pendidikan, kesehatan, peribadatan, perdagangan dan jasa, pemerintahan, perkantoran, fasilitas umum, ruang terbuka hijau dan rekreasi)

   Pembangunan perumahan dan permukiman untuk mendukung dan melayani perkembangan Batuceper , melalui :  Pengendalian perumahan yang telah ada.  Pengembangan kawasan perumahan terencana yang sudah ada.  Pembangunan RSH (yang Bersubsidi maupun Non Bersubsidi) pada kawasan pusat lingkungan dan sekitarnya.  Peningkatan pelayanan PSU.

  M e n e n g a h (RP I 2 -J M ) Kot a Ta n g e r a n g 2 0 1 5 -2 0 1 9

   Peningkatan kualitas lingkungan pada kawasan permukiman kumuh dan pusat- pusat kegiatan perdagangan dan jasa, industri.  Peningkatan kualitas lingkungan, baik di kawasan pusat lingkungan maupun kawasan sekitarnya.  Pengendalian dan penataan permukiman pada kawasan zona buffer bandara.  Pengendalian dan penataan permukiman pada kawasan lindung dan rawan bencana.  Fasilitas (pendidikan, kesehatan, peribadatan, perdagangan dan jasa, pemerintahan, perkantoran,fasilitas umum, ruang terbuka hijau dan rekreasi)

   Pembangunan perumahan dan permukiman untuk mendukung dan melayani perkembangan Neglasari , melalui :  Pengendalian perumahan yang telah ada.  Pengembangan kawasan perumahan terencana yang sudah ada.  Pembangunan RSH (yang Bersubsidi maupun Non Bersubsidi) pada kawasan pusat lingkungan dan sekitarnya.  Peningkatan pelayanan PSU.  Arahan pemindahan pada kawasan permukiman kumuh tidak sesuai RTR.  Peningkatan kualitas lingkungan, baik di kawasan pusat lingkungan maupun kawasan sekitarnya.  Pengendalian dan penataan permukiman pada kawasan zona buffer bandara.  Pengendalian dan penataan permukiman pada kawasan lindung dan rawan bencana.  Fasilitas (pendidikan, kesehatan, peribadatan, perdagangan dan jasa, pemerintahan, perkantoran, fasilitas umum, ruang terbuka hijau dan rekreasi)

   Pembangunan perumahan dan permukiman untuk mendukung dan melayani perkembangan Larangan , melalui :  Pengendalian perumahan yang telah ada.  Pengembangan kawasan perumahan terencana yang sudah ada.

  M e n e n g a h (RP I 2 -J M ) Kot a Ta n g e r a n g 2 0 1 5 -2 0 1 9

   Pengembangan permukiman baru pada kawasan pinggiran kota, kawasan strategis, maupun kawasan khusus.  Pembangunan RSH (yang Bersubsidi maupun Non Bersubsidi) pada kawasan pusat lingkungan dan sekitarnya.  Peningkatan pelayanan PSU.  Peningkatan kualitas lingkungan, baik di kawasan pusat lingkungan maupun kawasan sekitarnya.  Pengendalian dan penataan permukiman pada kawasan pusat kota dan sempadan situ dan sungai.  Pengendalian dan penataan permukiman pada kawasan lindung dan rawan bencana.  Fasilitas (pendidikan, kesehatan, peribadatan, perdagangan dan jasa, pemerintahan, perkantoran, fasilitas umum, ruang terbuka hijau dan rekreasi)

   Pembangunan perumahan dan permukiman untuk mendukung dan melayani perkembangan Karang Tengah , melalui :  Pengendalian perumahan yang telah ada.  Pengembangan kawasan perumahan terencana yang sudah ada.  Pengembangan permukiman baru pada kawasan pinggiran kota, kawasan strategis, maupun kawasan khusus.  Pembangunan RSH (yang Bersubsidi maupun Non Bersubsidi) pada kawasan pusat lingkungan dan sekitarnya.  Peningkatan pelayanan PSU.  Peningkatan kualitas lingkungan pada kawasan permukiman kumuh dan pusat- pusat kegiatan perdagangan dan jasa, industri.  Peningkatan kualitas lingkungan, baik di kawasan pusat lingkungan maupun kawasan sekitarnya.  Pengendalian dan penataan permukiman pada kawasan lindung dan rawan bencana.  Fasilitas (pendidikan, kesehatan, peribadatan, perdagangan dan jasa, pemerintahan, perkantoran,fasilitas umum, ruang terbuka hijau dan rekreasi)

  M e n e n g a h (RP I 2 -J M ) Kot a Ta n g e r a n g 2 0 1 5 -2 0 1 9

   Pembangunan perumahan dan permukiman untuk mendukung dan melayani perkembangan Jatiuwung , melalui :  Pembatasan dan Pengendalian perumahan yang telah ada.  Pengembangan kawasan perumahan terencana yang sudah ada dalam mendukung kegiatan Industri ( Rusunawa / Rusunami ).  Pembangunan RSH (yang Bersubsidi maupun Non Bersubsidi) pada kawasan pusat lingkungan dan sekitarnya yang telah dicadangkan untuk permukiman.  Peningkatan pelayanan PSU.  Arahan pemindahan pada kawasan permukiman kumuh tidak sesuai RTR.  Peningkatan kualitas lingkungan, baik di kawasan pusat lingkungan maupun kawasan sekitarnya.  Pengendalian dan penataan permukiman pada kawasan lindung dan rawan bencana.  Fasilitas (pendidikan, kesehatan, peribadatan, perdagangan dan jasa, pemerintahan, perkantoran, fasilitas umum, ruang terbuka hijau dan rekreasi)

  Re n ca n a Te r p a d u d a n P r og r a m I n v e s t a s i I n fr a s t r u k t u r J a n g k a M e n e n g a h (RP I 2 -J M ) Kot a Ta n g e r a n g 2 0 1 5 -2 0 1 9

  Gambar 6.2: Usulan Prioritas Kegiatan dan Pembiayaan Pengembangan Permukiman Kota Tangerang Output

  Sumber Dana Tahun No Indikator Output Lokasi Vol Satuan APBN APBD APBD

  Masy Swasta CSR 1 2 3 4 5 Rincian Murni PHLN Prov Kab/Kota

  Bab. VI | RPI2JM KOTA TANGERANG 6-30

  M e n e n g a h (RP I 2 -J M ) Kot a Ta n g e r a n g 2 0 1 5 -2 0 1 9 PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN 6. 2

6.2.1. Isu Strategis Penataan Bangunan dan Lingkungan

  Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai Bagian dari upaya pengendalian pemanfaaat ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik di perkotaan 4 terwujudnya bangunan gedung dan lingkungan yang layak huni dan berjati diri,sedangkan misinya adalah: (1) Memberdayakan masyarakat dalam penyelenggaraan bangunan gedung yang tertib, layak huni, berjati diri, serasi dan selaras, dan (2) Memberdayakan masyarakat agar mandiri dalam penataan lingkungan yang produktif dan berkelanjutan.

A. Potensi 1.

  Pengembangan Kawasan Konsevasi Sumber Alam, bertujuan untuk melindungi, melestarikan dan meningkatkan kualitas sumber daya alam, seperti daerah aliran sungai dan situ. Konsep Pengembangan Konservasi menempatkan kepentingan sumber daya alam

  2. di atas segalanya. Jadi fungsi-fungsi lain yang masuk (seperti: perumahan, perdagangan dan jasa, rekreasi-wisata, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas olahraga) harus mengikuti peraturan yang ketat terkait dengan perlindungan sumber daya alam. Dua rencana pengembangan kawasan konservasi adalah Kawasan Situ Cipondoh dengan fungsi tambahan sebagai kawasan rekreasi-wisata; dan Kawasan Tepian Air Sungai Cisadane (Cisadane Riverfront) sebagai Kawasan Fungsi Campuran Taman (Mixed Use Park Zone).

  3. Pengembangan Kawasan Baru, bertujuan mengoptimalkan potensi lahan untuk meningkatkan kegiatan ekonomi kota. Pada pengem bangan kawasan baru, diarahkan untuk memberi fasilitas dan dukungan yang terkait, terutama melalui mekanisme peraturan

  4. intensitas bangunan (KLB dan KDB) serta rencana penyediaan infrastruktur kota. Dua rencana pengembangan kawasan baru adalah Kawasan Pusat Kota Baru di Bab. VI | RPI2JM KOTA TANGERANG 6-31

  M e n e n g a h (RP I 2 -J M ) Kot a Ta n g e r a n g 2 0 1 5 -2 0 1 9

  Kecamatan Tangerang dan pengembangan area sisi jalan tol Jakarta-Merak (frontage toll road area.)

5. Pengembangan Kawasan Berkembang/Prospektif, bertujuan memberi panduan pengembangan kawasan yang sedang dan mulai berkembang kegiatan ekonominya.

  Penataan ini diarahkan untuk mengurangi pengembangan yang tidak teratur dan berpotensi mengganggu operasional kawasan (pelanggaran tata ruang, kegiatan yang menggangu lingkungan, kemacetan, parkir). Pada tahap berikutnya, penataan kawasan berkembang akan mengintegrasikan dengan sistem jaringan transportasi kota dan meningkatkan kualitas 6. ruang kota. Tiga rencana penataan kawasan berkembang adalah Kawasan Pusat

  Kegitan Sekunder Ciledug, Kawasan Pusat Kegitan Sekunder Cipondoh dan Kawasan Pusat Kegitan Sekunder Priuk.

  7. Revitalisasi dan Regenerasi Kawasan, bertujuan untuk mengembalikan dan meningkatkan kembali fungsi dan kualitas sebuah kawasan yang mulai menurun akibat perjalanan waktu. Revitalisasi dan regenerasi kawasan, selain diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas infrastruktur dan fasilitas pendukung kawasan, juga menyusupkan kegiatan baru yang dapat mengangkat kegiatan ekonomi dan citra kawasan. Tiga rencana regenerasi kawasan adalah Revitalisasi kawasan bersejarah Pusat Kota Lama,

  Regenerasi Kawasan Perumahan Perumnas dan Regenerasi Kawasan Industri Jatiuwung dan Cibodas.

B. Permasalahan

  Dalam penatan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa permasalahan dan tantangan yang antara lain :

1. Permasalahan dan tantangan di bidang Bangunan Gedung

   Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan Bangunan Gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana.

  Bab. VI | RPI2JM KOTA TANGERANG 6-32

  M e n e n g a h (RP I 2 -J M ) Kot a Ta n g e r a n g 2 0 1 5 -2 0 1 9

   Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak berfungsi dan kurang mendapat Perhatian.  Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah serta rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan.

2. Permasalahan dan tantangan di bidang Penataan Lingkungan

   Kurang diperhatikannya permukiman-permukiman tradisional dan bangunan gedung bersejarah, padahal punya potensi wisata.  Terjadinya degradasi kawasan strategis, padahal punya potensi ekonomi untuk mendorong pertumbuhan kota.  Sarana lingkungan hijau/open space atau public space, sarana olah raga, dan lain- lain kurang diperhatikan hampir di semua kota,  terutama kota Metro dan Besar.

  3. Tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan  Amanat Undang-Undang No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan

  Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG, bahwa semua Bangunan Gedung harus layak fungsi pada tahun 2010.  Komitmen terhadap kesepakatan intemasional MDGs, bahwa pada tahun 2015, 200 Kabupaten/Kota bebas kumuh, dan pada tahun 2020 semua Kabupaten/Kota bebas kumuh.

C. Kebutuhan pengembangan 1.

  Kegiatan Pembinaan Teknis Bangunan Dan Gedung  Kegiatan diseminasi peraturan perundang-undangan penataan bangunan dan lingkungan  Peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan dan gedung  Pengembangan sistem informasi bangunan gedung dan arsitektur  Pelatihan teknis tenaga pendata HSBG dan keselamatan bangunan  Pengelolaan bangunan gedung dan rumah Negara  Pembinaan teknis pembangunan gedung Negara Bab. VI | RPI2JM KOTA TANGERANG 6-33

  M e n e n g a h (RP I 2 -J M ) Kot a Ta n g e r a n g 2 0 1 5 -2 0 1 9

   Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)  Penyusunan RANPERDA Bangunan Gedung  Percontohan Pendataan Bangunan Gedung  Percontohan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan  Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara  Dukungan Prasarana dan Sarana Pusat Informasi Pengembangan Permukiman dan Bangunan (PIPPB) 2.

  Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman  Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)  Bantuan Teknis Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)  Pembangunan Prasarana dan Sarana Peningkatan Lingkungan Permukiman Kumuh dan Nelayan  Pembangunan Prasarana dan Sarana Penataan Lingkungan Permukiman Tradisional 3.

  Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Di Perkotaan  Bantuan Teknis Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan  PAKET dan REPLIKASI

  Bab. VI | RPI2JM KOTA TANGERANG 6-34

  Re n ca n a Te r p a d u d a n P r og r a m I n v e s t a s i I n fr a s t r u k t u r J a n g k a M e n e n g a h (RP I 2 -J M ) Kot a Ta n g e r a n g 2 0 1 5 -2 0 1 9 Output

Dokumen yang terkait

An al i s i s T ak s o n om i S i as at P e r m u k aan T u t u r an M ah as i s w a d al am S e m i n ar P r op os al S k r i p s i M ah as i s w a P r ogr a m S t u d i Pe n d i d i k a n B ah as a d an S as t r a I n d on e s i a Un i ve r s i t as J e

0 8 14

D i a j u k a n Gu n a Me me n u h i S a l a h S a t u S y a r a t u n t u k Me n y e l e s a i k a n Pe n d i d i k a n Pr o g r a m S t r a t a Sa t u Program Studi Agribisnis Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jember

1 7 150

K a j i a n F i s i o l o g i s B i j i K o p i R o b u s t a D a n A r a b i k a S e l a m a P r o s e s P r a P e r k e c a m b a h a n

0 5 14

Sebuah telaah m e n d a l a m tentang p e r t u m b u h a n Islam d a n K e d a u l a t a n n y a masa itu

0 1 317

Re nca na Te r p a d u d a n Pr ogr a m I nv e s ta s i I nfr a s tr uktur J a ngka Me ne nga h (RPI 2 -J M) Kota Ta nge r a ng 2015 -2019

0 0 93

Re nca na Te r p a d u d a n Pr ogr a m I nv e s ta s i I nfr a s tr uktur J a ngka Me ne nga h (RPI 2 -J M) Kota Ta nge r a ng 2015 -2019

0 0 24

Disampaikan Pada Lokakarya Fisika Teknik D o s e n - d o s e n F i s i k n FPTK IKIP P a d a n g Pada T a n a g a l 25 J n n u n r i s . d 30 J n n u n r i 1993 d i FPTK IKIP Pudnng

0 0 19

Ada d e l a p a n pendekatan yang d a p a t k i t a p i l i h se- b a g a i d a s a r pendekatan dalam p e n g a j a r a n a f e k t i f i n i , Ke- d e l a p a n pendekat

1 1 11

R E P R E S E N TA S I S E N S U A L I TA S D A L A M V I D E O K L I P ( St u d i S e m i o l o g i Te n t a n g R e p r e s e n t a s i S e n s u a l i t a s d a l a m Vi d e o K l i p ” C i n t a S a t u M a l a m ” Ya n g d i p o p u l e r k a n O l e

0 0 18

Re nca na Te r p a d u d a n Pr ogr a m I nv e s ta s i I nfr a s tr uktur J a ngka Me ne nga h (RPI 2 -J M) Kota Ta nge r a ng 2015 -2019

0 0 45