MANAJEMEN KANTIN KEJUJURAN DALAM UPAYA MENANAMKAN SIFAT SHIDIQ PADA SISWA SMA N 3 SALATIGA TAHUN AJARAN 20152016 SKRIPSI

  

MANAJEMEN KANTIN KEJUJURAN

DALAM UPAYA MENANAMKAN SIFAT SHIDIQ

PADA SISWA SMA N 3 SALATIGA

TAHUN AJARAN 2015/2016

  

SKRIPSI

Disusun Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

  

Oleh:

KUMMILAILA KAMILAH

NIM: 111-12-069

  

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

  

MOTTO

ُلاَزَ ي اَم َو ،ِةَّنَجْلا ىَلِإ يِدْهَ ي َّرِبْلا َّنِإ َو ،ِّرِبْلا ىَلِإ يِدْهَ ي َقْدِّصلا َّنِإَف ، ِقْدِّصلاِب ْمُكْيَلَع ُلُجَّرلا يِد ْهَ ي َبِذَكْلا َّنِإَف ،َبِذَكْلاَو ْمُكاَّيِإَو ،اًقْ يِّدِص ِللها َدْنِع َبَتْكُي ىَّتَح َقْدِّصلا ىَّرَحَتَ ي َو ُقُدْصَي ىَل ِروُجُفْلا ىَلِإ ِإ يِدْهَ ي َروُجُفْلا َّنِإَو ، ىَّتَح َبِذَكْلا ىَّرَحَتَ يَو ُبِذْكَي ُلُجَّرلا ُلاَزَ ي اَمَو ،ِراَّنلا اًباَّذَك ِللها َدْنِع َبَتْكُي

  

“Hendaklah kalian berlaku jujur, karena kejujuran itu membawa kepada

kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga. Seseorang masih saja berlaku

jujur dan mencari kejujuran sampai akhirnya ia dicatat di sisi Allah sebagai

orang yang jujur. Sebaliknya, hindarilah perbuatan dusta, karena dusta itu

membawa ke neraka. Seseorang terus saja berbuat dusta dan mencari kedustaan

sampai akhirnya ia ditulis di sisi Allah sebagai pendusta”

  

(HR. Muslim No.2607)

  

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil ’alamin dengan rahmat dan hidayah Allah SWT

  skripsi ini telah selesai. Skripsi ini saya persembahkan kepada: 1.

  Ummi Ludiyatun dan Abi Amsori yang senantiasa memberikan nasehat dan telah mendidikku dari kecil sampai menikmati kuliah S1 di IAIN Salatiga ini, serta tidak lelah mendoakan tanpa henti untuk menjadi pribadi yang bermanfaat untuk sesama.

  2. Adik-adiku tersayang Khoirunnisa, Gholib Assalam, Rizal Assalam, dan Azzam Assalam yang selalu memberikan semangat untuk terus menjadi pribadi yang tangguh.

  3. Mbak Widi, Mbak Fatim, Mbak Cikom, Ika, Ayuk, Tata, Rahma, Mbak Umi, Mbak Sita, Titir, dan seluruh sahabatku yang selalu membersamai dalam setiap langkah.

  4. Keluarga PAI B, Keluarga PPL SMK N 1 Tengaran dan Kelompok KKN posko 37 yang telah memberikanku pengalaman hidup yang luar biasa.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak rahmat dan hidayah-Nya, sehingga bisa menikmati indahnya Islam di dunia ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang benderang dan yang selalu dinantikan syafaatnya di hari kiamat kelak. Segala syukur penulis panjatkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul

  “MANAJEMEN KANTIN

  

KEJUJURAN DALAM UPAYA MENANAMKAN SIFAT SHIDIQ PADA

SISWA SMA N 3 SALATIGA TAHUN AJARAN 2015/2016

  Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar S1 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan di dalamnya. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak penulis tidak akan bisa menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada : 1.

  Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam

  4. Bapak Fatchurrohman, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mencurahkan pikiran, tenaga, dan pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  5. Bapak Dr. H. Miftahuddin, M.Ag. selaku pembimbing akademik.

  6. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.

  7. Kepala sekolah, guru, dan siswa SMA N 3 Salatiga yang telah memberikan ijin serta membantu penulis dalam melakukan penelitian di sekolah tersebut.

  8. Bapak, ibu, keluarga, dan seluruh pihak yang selalu mendorong dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan kuliah di IAIN Salatiga.

  Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua orang pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diperlukan dalam kesempurnaan skripsi ini.

  Salatiga, 1 Juni 2016 Penulis

  Kummilaila Kamilah NIM. 111-12-069

  

ABSTRAK

Kamilah, Kummilaila. 2016.

  “Manajemen Kantin Kejujuran dalam Upaya Menanamkan Sifat Shidiq pada Siswa SMA N 3 Salatiga Tahun

Ajaran 2015/2016 ” Pembimbing: Fatchurrohman, M.Pd.

  Kata kunci: Manajemen, Kantin Kejujuran, Sifat Shidiq

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan manajemen kantin kejujuran dalam upaya penanaman sifat shidiq di SMA N 3 Salatiga. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: 1) Bagaimana manajemen kantin kejujuran dalam upaya menanamkan sifat shidiq pada siswa SMA N 3 Salatiga. 2) Problematika yang dihadapi dalam manajemen kantin kejujuran. 3) Dampak kantin kejujuran terhadap penanaman sifat shidiq siswa.

  Penelitian ini menggunakan pendekatan lapangan (field research) dengan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subyek penelitian adalah siswa, guru PAI, guru BP, guru PKn, Waka Kesiswaan, dan pengelola kantin kejujuran.

  Temuan penelitian menunjukkan bahwa 1) manajemen kantin kejujuran belum sempurna dalam menjalankan pedoman pemerintah. Manajemen ini meliputi proses pencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengevaluasian. Perencanaan terdiri dari proses penetapan tujuan, mengikuti workshop yang diadakan oleh dinas pendidikan provinsi Jawa Tengah, proses pendirian kantin, modal awal, letak kantin, dan sistem sosialisasi. Proses pengorganisasian terdiri dari elemen siswa dan guru. Selanjutnya, proses pelaksanaan meliputi pembelanjaan barang, penataan, waktu operasi kantin, sistem self service, dan peran guru PAI serta guru Kewarganegaraan. Terakhir, proses pengevaluasian yang diadakan secara berkala yaitu evaluasi mingguan, bulanan, kuarta, dan semester. Namun, karena kesibukan dari pengelola maka evaluasi setiap hari tidak dapat dilaksanakan. 2) Problematika terkait kantin kejujuran terdiri dari problematika terkait siswa yaitu masih ada beberapa siswa yang belum menerapkan kejujuran pada saat berbelanja dan problematika terkait pengelola yaitu waktu KBM yang padat 5 hari kerja membuat pengelola agak terhambat mengikuti perkembangan jenis makanan terkini, sehingga kemampuan memperbanyak variasi makanan sulit dan pengecekan per item untuk digunakan laporan harian susah dilakukan. 3) Dampak kantin kejujuran adalah mendukung terbentuknya sikap jujur siswa, yaitu jujur dalam berbicara, bermuamalah dan berjanji.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN BERLOGO ................................................................................. ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................................... v MOTTO ........................................................................................................... vi PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii ABSTRAK ....................................................................................................... xi DAFTAR ISI .................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

  BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang .............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian........................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian......................................................................... 6 E. Penegasan Istilah ........................................................................... 7 F. Metode Penelitian .......................................................................... 8 G. Sistematika Penulisan .................................................................... 14 BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 16 A. Manajemen Kantin Kejujuran ........................................................ 16 B. Sifat Shidiq ..................................................................................... 30

  C.

  Problematika dalam Manajemen Kantin Kejujuran ....................... 37

  BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ......................... 38 A. Paparan Data SMA N 3 Salatiga ................................................... 38 B. Temuan Penelitian ......................................................................... 52 1. Manajemen Kantin Kejujuran SMA N 3 Salatiga ................... 52 2. Problematika dalam Manajemen Kantin Kejujuran SMA N 3 Salatiga .................................................................................... 65 3. Dampak Kantin Kejujuran Terhadap Penanaman Sifat Shidiq Siswa SMA N 3 Salatiga ......................................................... 70 BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................ 73 A. Manajemen Kantin Kejujuran SMA N 3 Salatiga ......................... 73 B. Problematika dalam Manajemen Kantin Kejujuran SMA N 3 Salatiga ....................................................................................................... 84 C. Dampak Kantin Kejujuran Terhadap Penanaman Sifat Shidiq Siswa

  SMA N 3 Salatiga ......................................................................... 87

  BAB V PENUTUP ........................................................................................... 91 A. Kesimpulan.................................................................................... 91 B. Saran .............................................................................................. 92 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 94 RIWAYAT HIDUP PENULIS ........................................................................ 96 LAMPIRAN-LAMPIRAN ...............................................................................

  DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Sarana Prasarana .............................................................................. 42Tabel 3.2 Daftar Pendidik ................................................................................ 43Tabel 3.3 Daftar Tenaga Kependidikan ........................................................... 47Tabel 3.4 Daftar Siswa ..................................................................................... 48Tabel 3.5 Jadwal Ekstrakurikuler ..................................................................... 49Tabel 3.6 Daftar Prestasi Siswa ....................................................................... 50Tabel 4.1 Struktur Organisasi Kantin Kejujuran SMA N 3 Salatiga ............... 77

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Daftar SKK 2. Nota Pembimbing Skripsi 3. Surat Permohonan Izin Melakukan Penelitian 4. Surat Keterangan Melakukan Penelitian 5. Lembar Konsultasi 6. Instrumen Pengumpulan Data 7. Kode Penelitian 8. Hasil Wawancara 9. Dokumentasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu kebutuhan dasar bagi manusia adalah pendidikan. Pendidikan

  merupakan suatu proses penyiapan generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien (Azra, 1999:3). Di dalamnya terdapat proses pembentukan kesadaran dan kepribadian peserta didik dengan cara pewarisan nilai-nilai keagamaan, kebudayaan, pemikiran, dan keahlian. Melalui proses pendidikan diharap akan lahir generasi-generasi berkarakter insan kamil yang bertaqwa, berilmu, dan berakhlak mulia. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Suwarno, 2006:31). Jadi tidak cukup hanya berilmu saja, akan tetapi proses pendidikan juga harus mampu menanamkan akhlak mulia kepada peserta didiknya sehingga terbentuk generasi yang bermartabat.

  Kita diajarkan untuk menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan dalam segala hal, salah satunya dalam berakhlak. Seperti yang tercantum pada Al Quran surat Al Ahzab ayat 21 yang berbunyi :

                   

  Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah (Departemen Agama RI, 2005:420).

  Akhlak merupakan bentuk jama‟ dari khuluq yang berarti perangai atau tabiat. Dalam Ihya‟ Ulumudin, Ibnu Masykawih berpendapat bahwa akhlak adalah suatu sifat yang tertanam di dalam jiwa, darinya timbul perbuatan- perbuatan dengan mudah dan tidak memerlukan pertimbangan-pertimbangan pikiran terlebih dahulu (Ammar, 2013:400). Sedangkan menurut Ahmad Amin (dalam Abdud, 2000:9) akhlak adalah kehendak yang dibiasakan. Lebih mendalam lagi akhlak adalah implementasi dari iman dalam segala bentuk perilaku (Darajat, 1993:58). Beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa akhlak merupakan perbuatan-perbuatan yang telah mempribadi dan membiasakan pada diri seseorang, dilakukan secara berulang- ulang dengan kesadaran jiwanya. Akhlak ini merupakan perbuatan yang dapat diukur dengan ukuran baik (akhlak mahmudah) dan buruk (akhlak mazmumah ).

  Akhlak mahmudah adalah akhlak terpuji, semua perilaku baik dan diridhai oleh Allah SWT (Darajat, 1993:70). Akhlak yang dalam istilah psikologi memiliki kedekatan makna dengan sikap ini dapat dibentuk atau ditanamkan sejak dini kepada setiap individu. Salah satu akhlak mahmudah adalah shidiq atau yang kita kenal dengan jujur.

  Semakin majunya zaman, fungsi pendidikan supaya membentuk generasi yang sesuai akhlak Rasulullah belum juga terwujud. Lestari dan Ngatini (2010:20) berpendapat bahwa abad 21 ditandai semakin kukuhnya filsafat hidup positivisme-materialisme dan gaya hidup ekonomi-kapitalistik. Artinya, tingkah laku manusia memiliki kecenderungan memperoleh kekayaan material semaksimal mungkin yang ditempuh melalui jalur manapun sehingga setiap individu menghalalkan segala cara demi mewujudkan keinginannya. Hal ini mengakibatkan marak terjadi krisis moral dan krisis kejujuran di negeri ini.

  Krisis kejujuran contohnya adalah muncul banyak saksi di pengadilan yang berbohong serta merambah ke dunia anak sekolah yaitu kasus siswa menyalahgunakan uang SPP.

  Masa remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. Umur remaja ini berkisar antara 13-25 tahun. Jadi siswa SMA masuk kedalam usia remaja. Menurut Jalaluddin tipe moral remaja terbagi menjadi Self

  

directive, Adaptive, Submissive, Unadjusted, dan Deviant (Jalaludin, 1996:74).

  Salah satu point penting adalah Adaptive yaitu mengikuti situasi lingkungan tanpa mengadakan kritik. Sehingga remaja cenderung meniru keadaan yang ada di sekitarnya. Kita dapat mendesain sebuah lingkungan yang berdedikasi pada kejujuran (Fahreza, 2011:133). Pendapat ini sesuai dengan pendapat para tokoh behavioristik yang menyatakan bahwa lingkungan merupakan faktor penting dalam menentukan tingkah laku. Sehingga moral yang terbentuk pada remaja saat ini merupakan hasil dari bentukan lingkungannya.

  Menanggapi krisis moral khusunya kejujuran di lingkungan remaja, mulai 2007 Komisi Pemberantasan Korupsi meluncurkan program kantin kejujuran. Kantin kejujuran merupakan sebuah sistem kantin tanpa penjaga. Setiap konsumen yang ingin membeli suatu produk, mereka bisa mengambil barang yang ada secara langsung di etalase dan bisa membayar di tempat yang telah disediakan. Apabila membutuhkan kembalian, konsumen dipersilakan mencari sendiri di kotak uang yang ada. Transaksi yang hanya bersandar pada rasa saling percaya ini diyakini ampuh untuk menanamkan perilaku jujur sejak dini, karena konsumen dilatih untuk berbuat jujur. Jujur dalam menghitung jumlah pembelanjaan mereka dan juga jujur dalam membayar serta mengambil kembalian. Sekolah pun beramai-ramai mendirikan kantin kejujuran. Namun, tidak seluruh kantin mampu bertahan lama. Banyak diantara mereka tumbang karena mengalami kerugian seperti SMP N 2 Salatiga. Uniknya dari sekian banyak yang tumbang, tetap ada kantin yang bertahan dan semakin maju, salah satunya adalah kantin kejujuran di Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Salatiga yang selanjutnya disebut dengan SMA N 3 Salatiga.

  Sekolah yang berada di Jalan Kartini nomor 34 Kota Salatiga ini sudah memiliki kantin kejujuran sejak Oktober 2010. Awal berdirinya kantin kejujuran belum memiliki ruangan khusus, baru berupa beberapa meja panjang beserta rak-rak tempat jajanan di atasnya yang diletakkan di depan ruang guru.

  Seiring berjalannya waktu pihak sekolah menempatkan kantin kejujuran ini di ruangan khusus. Perjalanan kantin ini tidak sepenuhnya mulus, akan tetapi kantin ini juga pernah mengalami kerugian dikarenakan jumlah uang yang masuk dengan sisa barang yang ada tidak cocok. Namun sebagai pioneer sekolah yang mengaplikasikan kantin kejujuran, kantin tersebut tetap bertahan dan semakin berkembang.

  Kantin kejujuran dapat merefleksikan tabiat para siswa yang ada di sekolah itu. Jika kantin tak bertahan lama karena bangkrut, maka hampir dipastikan para siswa di sekolah itu tak lagi berlaku jujur. Tapi sebaliknya, kantin akan semakin maju saat semua siswa memegang tinggi asas kejujuran dalam kesehariannya. Dengan melihat eksistensi kantin kejujuran di SMA N 3 Salatiga maka dapat diartikan bahwa program ini sukses. Suksesnya suatu program, tentu tidak lepas dari sistem manajemen kantin yang baik sehingga misi penanaman kejujuran pada siswanya berhasil.

  Berdasarkan latar belakang di atas, penulis berkeinginan untuk meneliti permasalahan dengan judul

  “MANAJEMEN KANTIN KEJUJURAN DALAM UPAYA MENANAMKAN SIFAT SHIDIQ PADA SISWA SMA N 3 SALATIGA TAHUN AJARAN 2015/2016” B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana manajemen kantin kejujuran dalam upaya menanamkan sifat

  shidiq pada siswa SMA Negeri 3 Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016? 2.

  Apa problematika yang dihadapi dalam manajemen kantin kejujuran SMA Negeri 3 Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016? 3. Bagaimana dampak kantin kejujuran terhadap penanaman sifat shidiq siswa SMA Negeri 3 Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016?

C. Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui manajemen kantin kejujuran dalam upaya menanamkan sifat shidiq pada siswa SMA Negeri 3 Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016.

  2. Untuk mengetahui problematika yang dihadapi dalam manajemen kantin kejujuran SMA Negeri 3 Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016.

  3. Untuk mengetahui dampak kantin kejujuran terhadap penanaman sifat shidiq siswa SMA Negeri 3 Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016.

D. Manfaat Penelitian

  Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas dan diharapkan dapat memberi manfaat secara praktis maupun teoritis, antara lain: 1.

   Manfaat teoritis

  Memberikan sumbangan pemikiran terhadap wacana pendidikan agama Islam khususnya di bidang pendidikan akhlak. Bahwa dalam pendidikan akhlak dapat menggunakan berbagai metode pengajaran.

2. Manfaat praktis a.

  Bagi peserta didik: Agar membiasakan diri dan terbentuk akhlak mahmudah dalam diri setiap peserta didik.

  b.

  Bagi sekolah: Penelitian ini dapat menjadi rujukan bahwasanya pendidikan agama Islam khususnya di bidang akhlak tidak hanya dapat diajarkan di kelas, namun dapat juga dengan metode lain seperti yang terdapat pada kantin kejujuran ini. c.

  Bagi pemerintah: Agar dapat mencetak generasi muda yang berakhlak mahmudah sesuai fungsi pendidikan nasional.

  d.

  Bagi peneliti: Menambah wawasan serta sebagai bekal untuk menjadi seorang pendidik.

E. Penegasan Istilah 1. Manajemen

  Manajemen adalah penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran (Tim penyusun kamus pusat bahasa, 2007:708).

  Sedangkan menurut Jane Imperand Betsy dan Ann Toffler (2002:651) manajemen adalah menggunakan sarana yang ada dengan bijaksana untuk dapat mencapai suatu tujuan.

2. Kantin Kejujuran

  Kantin adalah ruang tempat menjual minuman dan makanan (di sekolah, di kantor, di asrama, dsb) (Tim penyusun kamus pusat bahasa, 2007:502)

  Kantin kejujuran merupakan wahana pengembangan sikap dan perilaku peserta didik dalam rangka memantapkan dan menginternalisasikan nilai keterbukaan, ketaat asasan, tanggung jawab, kemandirian, dan keadilan melalui aktivitas ekonomi yang dilakukan secara terbuka dan mandiri dalam rangka membiasakan kehidupan yang jujur, terbuka, dan bertanggungjawab (Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, 2010:6).

3. Sifat Shidiq

  Jujur adalah lurus hati; tidak berbohong (misal dengan berkata apa adanya) (Tim penyusun kamus pusat bahasa, 2007:479).

F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

  Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) karena peneliti berangkat ke lapangan untuk mengadakan pengamatan tentang sesuatu fenomena dalam suatu keadaan alamiah (Moleong, 2008:26). Peneliti terjun ke lapangan penelitian yaitu SMA N 3 Salatiga untuk mengamati fenomena yang berhubungan dengan siswa, guru, dan pengelola kantin kejujuran.

  Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Moleong (2008:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

  Dalam penelitian ini akan dikaji lebih mendalam mengenai manajemen kantin kejujuran, problematika yang dihadapi, dan dampak adanya kantin kejujuran terhadap pembentukan sifat shidiq siswa SMA N

  3 Salatiga. Pada pelaksanaannya dilakukan pencarian gambaran dan data deskriptif di lingkungan SMA N 3 Salatiga yang dijadikan subjek penelitian.

  2. Kehadiran Peneliti

  Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti berlaku sebagai instrumen utama tanpa mewakilkan kehadirannya pada orang lain. Kehadiran peneliti bertujuan untuk melakukan pengamatan dan wawancara mendalam guna mendapatkan data akurat dari informan yang diperlukan peneliti untuk melengkapi data penelitian.

  3. Lokasi

  Lokasi penelitian berada di SMA N 3 Salatiga Jalan Kartini nomor

  34 Kota Salatiga. Khususnya di area kantin kejujuran. Adapun pemilihan SMA N 3 Salatiga sebagai tempat penelitian karena realitas bahwa kantin kejujuran di SMA N 3 merupakan salah satu pioneer dan masih tetap eksis hingga sekarang.

  4. Sumber Data

  Ada dua sumber yang digunakan peneliti yaitu :

a. Data Primer

  Sumber data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya (Arikunto, 2010:22). Sumber data langsung yang peneliti dapatkan berasal dari siswa, guru PAI, guru BP, guru PKn, waka kesiswaan dan pengelola kantin kejujuran SMA N 3 Salatiga.

b. Data Sekunder

  Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen grafis (tabel, catatan, notulen rapat, SMS, dan lain-lain), foto-foto, film, rekaman video, dan benda-benda yang dapat memperkaya data primer (Arikunto, 2010:22). Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara. Adapun sumber data sekunder yang digunakan adalah pedoman kantin kejujuran dan laporan keuangan kantin kejujuran.

5. Teknik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah :

  a. Observasi

  Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Asmani, 2011:23). Peneliti mengamati dan mencatat gejala yang tampak pada objek penelitian. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai kondisi SMA N 3 Salatiga, kondisi kantin kejujuran, dan perilaku kejujuran siswa di kantin.

  b. Wawancara

  Wawancara adalah suatu cara menggali data. Hal ini harus dilakukan secara mendalam untuk mendapatkan data yang detail dan valid (Asmani, 2011:122). Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan dengan wawancara terbuka dan terstruktur karena informan atau narasumber mengetahui bahwa mereka sedang diwawancarai dan tahu pula tujuan dari wawancara. Selain itu pada saat wawancara, peneliti sudah menetapkan dan menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang tersusun secara sistematis.

  Wawancara akan dilakukan kepada narasumber diantaranya adalah siswa, guru PAI, guru PKn, guru BP, waka kesiswaan, dan pengelola kantin kejujuran SMA N 3 Salatiga. Peneliti menggunakan teknik ini untuk mencari data terkait manajemen kantin kejujuran, problematika kantin kejujuran, dan dampak kantin kejujuran terhadap sifat jujur siswa.

c. Dokumentasi

  Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2010:274). Peneliti mencari data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan objek penelitian berupa foto terkait proses pembelanjaan di kantin kejujuran, buku pedoman kantin kejujuran, visi misi SMA N 3 Salatiga, dan laporan keuangan kantin kejujuran.

6. Analisis Data

  Menurut Moleong (2008:280) analisis data adalah proses mengorganisasaikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.

  Pada tahapan ini, peneliti menganalisis data yang terkumpul yang terdiri dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pekerjaan analisis data dalam hal ini adalah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan mengkategorisasikannya.

7. Pengecekan Keabsahan Data

  Menurut Moleong (2008:324) ada empat kriteria yang digunakan yaitu: kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), ketergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).

  Pada penelitian ini, peneliti memakai kriteria kepercayaan (credibility). Kriteria kepercayaan ini berfungsi untuk melakukan penelaahan data secara akurat agar tingkat kepercayaan penemuan dapat dicapai. Peneliti memperpanjang penelitian dengan melakukan observasi secara terus menerus sampai data yang dibutuhkan cukup. Kemudian peneliti menggunakan teknik triangulasi data yaitu teknik pemerikasaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong, 2008:330). Pada teknik ini peneliti melakukan: a.

  Triangulasi teknik yaitu dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

  b.

  Triangulasi sumber yaitu dengan cara membandingkan data hasil wawancara antar narasumber terkait dan membandingkan data hasil dokumentasi antar dokumen.

8. Tahap-Tahap Penelitian

  Pelaksanaan penelitian terdiri dari empat tahap yaitu: tahap sebelum ke lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, dan tahap penulisan laporan yang ditempuh sebagai berikut:

  a. Tahap sebelum ke lapangan

  Tahap ini meliputi kegiatan penentuan fokus, penyesuaian paradigma teori, penjajakan alat peneliti, permohonan izin kepada subyek yang diteliti, dan konsultasi fokus penelitian.

  b. Tahap Pekerjaan Lapangan

  Tahap ini meliputi pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan dengan peran kantin kejujuran dalam menanamkan sifat shidiq siswa SMA N 3 Salatiga. Data ini diperoleh dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi.

  c. Tahap Analisis Data

  Menurut Miles dan huberman yang dikutip Sugiyono (2011:337) aktivitas dalam analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

  1) Mereduksi atau merangkum data, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu.

  2) Penyajian data dalam uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya secara naratif.

  3) Penarikan kesimpulan berupa penemuan baru yang belum pernah ada.

d. Tahap Penulisan Laporan

  Tahap ini meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian makna data. Setelah itu melakukan konsultasi hasil penelitian dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan perbaikan, saran- saran demi kesempurnaan skripsi yang kemudian ditindaklanjuti hasil bimbingan tersebut dengan penulis skripsi yang sempurna.

G. Sistematika Penulisan

  Dalam penelitian ini, penulis menyusun kedalam 5 (lima) bab yang rinciannya adalah sebagai berikut: BAB I: PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

  BAB II: KAJIAN PUSTAKA. Membahas secara tuntas judul yang ada sesuai dengan teori yang mendukungnya. Yaitu pengertian manajemen kantin kejujuran dan sifat shidiq siswa.

  BAB III: PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN. Berisi Gambaran Umum SMA N 3 Kota Salatiga Tahun Ajaran 2015/2016 yang meliputi sejarah perkembangan sekolah, identitas sekolah, visi dan misi, prinsip filosofis, program unggulan, struktur kepengurusan, tenaga pendidik, daftar siswa, jenis kegiatan di sekolah, prestasi sekolah, program kantin kejujuran, dan temuan hasil penelitian berupa manajemen kantin kejujuran, problematika yang dihadapi, serta dampak adanya kantin kejujuran terhadap penanaman sifat shidiq siswa SMA N 3 Salatiga.

  BAB IV: PEMBAHASAN. Meliputi manajemen kantin kejujuran, problematika yang dihadapi, serta dampak adanya kantin kejujuran terhadap penanaman sifat shidiq siswa SMA N 3 Salatiga.

  BAB V: PENUTUP. Meliputi kesimpulan dan saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Manajemen Kantin Kejujuran 1. Manajemen a. Pengertian Manajemen berasal dari Bahasa Latin, yaitu dari asal kata manus yang berarti tangan dan agere yang berarti melakukan. Kata-kata tersebut digabung menjadi kata kerja managere yang

  berarti menangani. Managere diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda

  management , dan manager untuk orang yang melakukan kegiatan

  manajemen. Akhirnya, management diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan (Usman, 2010:5).

  Manajemen dalam arti luas adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian (P4) sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. (Usman, 2010:5)

  Menurut George R. Terry (dalam Herujito, 2006:3) manajemen adalah suatu proses yang berbeda terdiri dari planning,

  organizing, actuating, dan controlling yang dilakukan untuk

  mencapai tujuan yang ditentukan dengan menggunakan manusia dan sumber daya lainnya.

  Manajemen didefinisikan sebagai suatu proses sosial, yang direncanakan untuk menjamin kerjasama, partisipasi, intervensi, dan keterlibatan orang lain dalam mencapai sasaran tertentu atau yang telah ditetapkan dengan efektif (Sukiswa, 1986:13)

  Manajemen didefinisikan Robbins dan Coulter sebagai proses pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain (Robbins dan Coulter, 2007:8).

  Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien. Efisiensi mengacu pada memperoleh output terbesar dengan input yang terkecil. Dari sudut pandang ini, efisien diacukan sebagai melakukan pekerjaan dengan benar sehingga tidak memboroskan sumber daya. Sedangkan efektivitas adalah menyelesaikan kegiatan-kegiatan sehingga sasaran organisasi dapat tercapai. Manajemen difokuskan tidak hanya dengan mencapai kegiatan dan memenuhi sasaran organisasi (efektivitas), tetapi juga melakukannya dengan seefisien mungkin.

b. Fungsi Manajemen

  Peneliti mengambil pandangan dari George R. Terry (dalam Soekarno, 1980:66) yang merumuskan fungsi-fungsi manajemen terdiri dari planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian),

  

actuating (penggerakan/pelaksanaan), dan controlling

  (pengendalian/pengawasan) yang akan dijelaskan sebagai berikut: 1)

  Perencanaan Perencanaan menurut Soekarno adalah persiapan- persiapan tentang apa yang akan dicapai, yang kemudian memberikan pedoman, garis-garis besar tentang apa yang akan dituju. Perencanaan berisi tentang what (apa maksud tujuan yang hendak dicapai), how (bagaimana cara yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut), why (mengapa seperti itu),

  where (di mana tempat kegiatan usaha akan dilaksanakan), when (kapan rencana itu dilaksanakan), dan who (siapa yang

  akan melaksanakan (Soekarno, 1980:70).

  Herujito berpendapat bahwa perencanaan berisi perumusan dari tindakan-tindakan yang dianggap perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan sesuai dengan maksud dan tujuan yang ditetapkan (Herujito, 2006:84). Selanjutnya, menurut Stoner James, A.F. (dalam Herujito, 2006:89) langkah dasar perencanaan adalah (1) menetapkan tujuan berupa apa yang dibutuhkan atau diinginkan, (2) mendefinisikan situasi saat ini tentang sumber daya yang dimiliki dan data keuangan, (3) menganalisis faktor-faktor eksternal dan internal organisasi, (4) mengembangkan rencana dengan cara memilih alternatif yang sesuai dan menguntungkan. Dalam membuat perencanaan terlebih dahulu harus menganalisis mengenai apa yang harus dikerjakan, mengapa dikerjakan, siapa yang harus mengerjakan, kapan harus dikerjakan, di mana harus dikerjakan, dan bagaimana harus mengerjakan (Herujito, 2006:86).

  Dari beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa perencanaan adalah sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatu periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan.

  Tujuan perencanaan menurut Usman (2010:65) adalah:

  a) Standar pengawasan, yaitu mencocokkan pelaksanaan dengan perencanaannya.

  b) Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan.

  c) Mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya), baik kualifikasinya maupun kuantitasnya.

  d) Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan.

  e) Meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat biaya, tenaga, dan waktu.

  f) Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan.

  g) Menyerasikan dan memadukan beberapa subkegiatan.

  h) Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui.

i) Mengarahkan pada pencapaian tujuan.

  2) Pengorganisasian

  Menurut Chester I. Barnard (dalam Soekarno, 1980:75) organisasi adalah suatu sistem mengenai usaha-usaha kerjasama yang dilakukan 2 orang atau lebih.

  Usman mendefinisikan pengorganisasian merupakan penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya (Usman, 2010: 146).

  Sedangkan Herujito berpendapat pengorganisasian adalah proses penyesuaian struktur organisasi dengan tujuan, sumberdaya dan lingkungannya. Struktur organisasi merinci pembagian aktivitas kerja dan menunjukkan tingkat spesialisasi dari suatu pekerjaan. Struktur ini menunjukkan hierarki dan struktur wewenang organisasi serta memperlihatkan hubungan pelaporannya (Herujito, 2006:110).

  Dari beberapa pendapat di atas penulis menyimpulkan pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang menempatkan seseorang sesuai dengan keahliannya untuk mencapai tujuan tertentu.

  Proses pengorganisasian meliputi (1) merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi, (2) membagi tugas sesuai dengan kualifikasi

  (keahlian), (3) mengelompokkan aktivitas yang sama menjadi departemen dan menyusun skema kerja sama antardepartemen, (4) menetapkan mekanisme (aturan main) untuk mengkoordinasikan pekerjaan anggota organisasi dalam kesatuan yang harmonis, (5) membantu efektivitas organisasi dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan atau meningkatkan efektivitas dengan cara memastikan apakah struktur organisasi masih relevan atau konsisten dengan pelaksanaan operasi yang efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan sekarang (Herujito, 2006:126-127).

  3) Penggerakan

  Actuating menurut George R. Terry (dalam Herujito,

  2006:179) adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer yang menyebabkan orang-orang lain bertindak.

  Soekarno berpendapat actuating sebagai penggerakan adalah suatu fungsi pembimbingan dan pemberian pimpinan serta penggerakan orang-orang, supaya orang tersebut suka dan mampu bekerja (Soekarno, 1980:86)

  Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa penggerakan adalah suatu upaya menggerakkan anggota suatu organisasi supaya dapat bekerja sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

  4) Pengawasan/ Pengendalian

  Pengendalian atau pengawasan adalah tugas untuk mencocokkan sampai di mana program atau rencana yang telah dilaksanakan (Soekarno, 1980:104). Dengan demikian diketahui kelemahan, kekurangan, serta dapat mencari jalan keluar untuk mengatasinya.

  Menurut Usman pengendalian adalah kegiatan memantau, menilai, dan melaporkan kemajuan proyek disertai tindak lanjutnya. Tujuan pengendalian adalah untuk menjamin kesesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan (Usman, 2010:504).

  Herujito mengemukakan bahwa pengawasan adalah mengamati dan mengalokasikan dengan tepat penyimpangan- penyimpangan yang terjadi (Herujito, 2006:242). Pelaksanaan pengawasan bisa melalui pengawasan langsung di tempat, laporan lisan, tulisan, dan penjagaan khusus.

  Dari beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan pengawasan/pengendalian sebagai proses mengevaluasi sejauh mana kesesuaian kegiatan yang berlangsung dengan tujuan yang telah ditetapkan.

  Langkah-langkah dasar pengendalian menurut Mochler (dalam Herujito, 2006:248) adalah menentukan standar dan metode yang digunakan untuk mengukur prestasi, mengukur prestasi kerja, menganalisis apakah prestasi kerja memenuhi syarat, dan mengambil tindakan korektif.

2. Kantin Kejujuran a. Pengertian

  Kantin kejujuran merupakan wahana pengembangan sikap dan perilaku peserta didik dalam rangka memantapkan dan menginternalisasikan nilai keterbukaan, ketaatasasan, tanggung jawab, kemandirian, dan keadilan melalui aktivitas ekonomi yang dilakukan secara terbuka dan mandiri dalam rangka membiasakan kehidupan yang jujur, terbuka, dan bertanggungjawab (Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, 2010:6) b.

   Dasar Hukum

  Dasar hukum pedoman pengembangan kantin kejujuran ini adalah sebagai berikut (Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, 2010:3) 1)

  Ketetapan MPR-RI Nomor IV Tahun 1973 tentang Wawasan Nusantara dan Keamanan Nasional.

2) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 pada pasal 27 dan pasal 30.

  3) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.

  4) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

  5) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

  6) Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1982 tentang Pendidikan Politik Bagi Generasi Muda.

  7) Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Struktur Organisasi Dinas Daerah Provinsi Jawa Tengah.

  8) Pedoman Umum Pembinaan Nasionalisme melalui Jalur Pendidikan di Jawa Tengah.

c. Tujuan

  Tujuan penyelenggaraan kantin kejujuran adalah untuk mendukung kualitas sumber daya manusia melalui upaya menanamkan, menumbuhkan, memelihara, dan mengembangkan nilai-nilai keterbukaan, ketaat asas, tanggung jawab, kemandirian, dan keadilan peserta didik melalui praktik pendidikan di lingkungan sekolah secara mandiri dan terbuka (Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, 2010:7) d.

   Manfaat

  Manfaat Kantin Kejujuran sebagaimana disampaikan oleh Drs. H. Didik Pradigdo dalam Workshop Pembinaan Nilai-Nilai Kejujuran siswa SMA/SMK Jawa Tengah pada Rabu,11 Agustus 2010 adalah sebagai berikut: 1)

  Bagi Siswa: dapat melatih kejujuran dan sikap tanggung jawab yang diberikan, serta sikap kemandirian.

  2) Bagi Guru: sebagai sarana mengaplikasikan nilai-nilai kejujuran yang telah diajarkan di dalam kelas.

  3) Bagi Sekolah: terbentuknya perilaku dan lingkungan yang jujur di sekolah.

e. Prinsip Dasar Pengembangan Kantin Kejujuran

  Prinsip Dasar Pengembangan Kantin Kejujuran (Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, 2010:8) 1)

  Keterarahan tujuan Penyelenggaraan kantin kejujuran ini lebih diarahkan pada tujuan pembentukan, revitalisasi, dan pengaktualisasian nilai- nilai kejujuran, akhlak mulia, budi pekerti, serta penanaman jiwa kewirausahaan.

  2) Keluwesan program

  Fleksibilitas penyelenggaraan kantin kejujuran dapat disesuaikan dengan budaya sekolah, kemampuan sekolah, waktu, tempat, dan model penyelenggaraan. 3)

Dokumen yang terkait

PERANAN GURU DALAM MENANAMKAN NILAI KEJUJURAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JATI AGUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

3 22 62

ANALISIS FAKTOR FAKTOR KESIAPAN SISWA DALAM BELAJAR PADA KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK N 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20152016

2 25 181

FAKTOR DETERMINAN KESULITAN BEAJAR PADA SISWA SMK YPI REMBANG TAHUN AJARAN 20152016

2 29 103

TINGKAT KEPUASAN SISWA DALAM PEMINATAN PROGRAM STUDI PADA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 SEMARANG TAHUN AJARAN 20152016

0 42 176

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI KPK DAN FPB MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS IV SD N SALATIGA 09 KECAMATAN SIDOREJO KOTA SALATIGA SEMESTER II TAHUN AJARAN 20162017

0 0 16

PENGARUH KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI ILMU SOSIAL SMA N 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 20072008

1 0 71

PERAN GURU PPKn DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KARAKTER MELALUI KANTIN KEJUJURAN DI MTs MUHAMMADIYAH 01 TEGALOMBO KABUPATEN PACITAN

0 0 17

PENGARUH PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL TERHADAP SIKAP KEBERAGAMAAN SISWA KELAS X SMA 3 NEGERI SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20152016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 0 110

PENGARUH PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL TERHADAP SIKAP KEBERAGAMAAN SISWA KELAS X SMA 3 NEGERI SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20152016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 0 110

STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) DALAM PEMBELAJARAN BACA TULIS AL QURAN PADA ANAK TUNANETRA DI SLB WANTUWIRAWAN SALATIGA TAHUN AJARAN 20152016

0 1 99