STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) DALAM PEMBELAJARAN BACA TULIS AL QURAN PADA ANAK TUNANETRA DI SLB WANTUWIRAWAN SALATIGA TAHUN AJARAN 20152016

  

STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(TUNANETRA) DALAM PEMBELAJARAN BACA

TULIS AL QURAN PADA ANAK TUNANETRA DI

SLB WANTUWIRAWAN SALATIGA

TAHUN AJARAN 2015/2016

  

SKRIPSI

Disusun Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

  

Oleh :

MILKHATUNNIKMAH

NIM: 111-12-068

  

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

  

MOTTO

“Orang yang tidak mengetahui dan mensyukuri nikmat

Allah berupa indera adalah orang yang tidak

mengetahui sumber kehidupan yang amat besar

  

(Abbas As-Siisy)

  

PERSEMBAHAN

Segenap rasa syukur dari hati yang paling dalam terselesainya skripsi ini, saya persembahkan kepada: Untuk kedua orang tuaku Ayahanda Joko Siswanto

  • dan Ibunda Juwarni yang tak kenal lelah memberikan doa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku mampu melangkah jauh kedepan dan menjadi pribadi yang jauh lebih baik.
  • Untuk kakak dan adikku , Mba Hesti Vita Sari, Mas’ud,

  Kakakku Saechudin, Mba Muntamah dan saudara- saudaraku keluarga besar Materojo yang selalu memberi doa dan dukungan dalam segala hal. Untuk seluruh sahabatku satu angkatan, satu

  • perjuangan yang tidak bisa aku sebutkan satu-satu yang selalu memberi bantuan, dukungan, dan motivasi setiap langkahku.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak rahmat dan hidayah-Nya, sehingga bisa menikmati indahnya Islam di dunia ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang benderang dan yang selalu dinantikan syafaatnya di hari kiamat kelak. Segala syukur penulis panjatkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul

  “STRATEGI GURU

PENDIDIKAN AGAMA

  

PEMBELAJARAN BACA TULIS AL QURAN PADA ANAK TUNANETRA

DI SLB WANTUWIRAWAN SALATIGA TAHUN AJARAN 2015/2016

  Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar S1 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan di dalamnya. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak penulis tidak akan bisa menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

  1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

  2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

  4. Ibu Dr. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si. selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah mencurahkan pikiran, tenaga, dan pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  5. Bapak Dr. H. Miftahuddin, M.Ag. selaku Pembimbing Akademik.

  6. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.

  7. Kepala sekolah, guru, dan siswa SLB WANTUWIRAWAN Salatiga yang telah memberikan ijin serta membantu penulis dalam melakukan penelitian di sekolah tersebut.

  8. Bapak, ibu, keluarga, dan seluruh pihak yang selalu mendorong dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan kuliah di IAIN Salatiga.

  Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua orang pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diperlukan dalam kesempurnaan skripsi ini.

  Salatiga, 31 Agustus 2016 Penulis

  Milkhatunnikmah NIM. 111-12-068

  

ABSTRAK

Milkhatunnikmah, 2016. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam (Tunanetra) dalam Pembelajaran Baca Tulis Al Quran pada Anak Tunanetra di SLB

  

Wantuwirawan Salatiga. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam.

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri

Salatiga.Pembiming Dr. Hj. Lilik Sriyanti M.Si.

  Kata kunci : Strategi dan Tunanetra Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi yang digunakan guru

  PAI berkebutuhan khusus dalam pembelajaran BTA pada anak tunanetra sesuai dengan kompetensi siswa pada pendidikan menengah atas di SLB Wantuwirawan Salatiga.

  Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah 1) Strategi yang digunakan oleh guru PAI (tunanetra)?, 2) Bagaimana pelaksanaan dalam pembelajaran baca tulis Al Quran, problematika yang dihadapi, dan Solusi yang pada anak tunanetra di SLB Wantuwirawan Salatiga ?.

  Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan metode observasi lapangan, wawancara dan dokumentasi dari sumber data. Subyek penelitian adalah Guru PAI, Kepala Sekolah, dan siswa tingkat menengah atas di SLB Wantuwirawan Salatiga.

  Hasil dari penelitian yang penulis lakukan menunjukkan bahwa 1) strategi pembelajaran baca tulis Al Quran yang diterapkan oleh guru PAI (low vision) di SLB Wantuwirawan berbeda dengan guru

  • – guru PAI pada umumnya yaitu dengan menggunakan strategi yang berpusat pada siswa dengan prinsip individual dan lebih memilih duduk di tempat dekat siswa. Metode yang digunakan adalah metode ceramah, praktek dan metode diskusi, 2) Pelaksanaan yang terstruktur dari awal pengenalan huruf hijaiyah sampai tajwid dengan menggunakan media Al Quran braille, riglet dan buku braille secara bergantian berdasarkan kemampuan siswa dengan cara mendikte. Memberlakukan simakan bagi yang sudah membaca dengan bimbingan satu per satu dan perkata bukan per ayat, adanya diskusi agar siswa tidak merasa jenuh, memberikan masukan terhadap hasil siswa setiap selesai pembelajaran, memberikan motivasi dan reward, Problematika yang muncul dalam proses pembelajaran berasal dari siswa karena masih kurang dalam perabaan, sulitnya menghafal tajwid, dan pengucapan huruf hijaiyah, kesulitan menulis dengan reglet, sering lupa dengan tugas, sedangkan guru karena keterbatasan melihat membuat guru kurang begitu menguasai kelas dan pemantauan terhadap siswa. Solusi untuk mengatasi problematika, siswa memperbanyak latihan baik menulis maupun membaca dengan cara memanfaatkan waktu jam pelajaran yang kosong, mengadakan lomba ketika pesantren kilat dengan menghafal surat pendek, ada bimbingan tersendiri bagi siswa yang belum bisa, sedangkan guru sering bekerjasama dengan guru lain dan mengikuti latihan baik tingkat kota maupun provinsi.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN BERLOGO ................................................................................. ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................................... v MOTTO ........................................................................................................... vi PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii ABSTRAK ....................................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

  BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang .............................................................................. 1 B. Fokus Penelitian ............................................................................ 5 C. Tujuan Penelitian........................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian......................................................................... 6 E. Penegasan Istilah ........................................................................... 7 F. Metode Penelitian .......................................................................... 9 G. Sistematika Penulisan .................................................................... 17 BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 16 A. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 18 B. Landasan Teori ............................................................................... 20

  1. Strategi Mengajar.. ............................................................. 20

  2. Guru Pendidikan Agama Islam...... .................................... 25

  3. Pembelajaran Baca Tulis Al Quran.......... .......................... 28

  4. Tunanetra............................................................................ 32

  5. Pembelajaran bagi Anak Tunanetra. .................................. 35

  BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ......................... 39 A. Paparan Data SLB Wantuwirawan Salatiga .................................. 39 B. Temuan Penelitian ......................................................................... 50

  1. Strategi Guru PAI Berkebutuhan Khusus dalam Pembelajaran Baca Tulis Al Quran pada Anak Tunanetra di SLB Wantuwirawan Salatiga .................................................................................... 50

  2. Pelaksanaan, Problematika, dan Solusi dalam Pembelajaran Baca Tulis Al Quran pada Anak Tunanetra di SLB Wantuwirawan Salatiga .................................................................................... 54

  BAB IV ANALISIS DATA ............................................................................. 63 A. Strategi Guru PAI Berkebutuhan Khusus di SLB Wantuwirawan Salatiga .......................................................................................... 63 B. Pelaksanaan, Problematika, dan Solusi dalam Pembelajaran Baca Tulis Al Quran pada Anak Tunanetra di SLB Wantuwirawan Salatiga ....................................................................................................... 70

  BAB V PENUTUP ........................................................................................... 76 A. Kesimpulan.................................................................................... 77 B. Saran .............................................................................................. 79

  DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 80 RIWAYAT HIDUP PENULIS ........................................................................ 83 LAMPIRAN-LAMPIRAN. ..............................................................................

  DAFTAR BAGAN / TABEL

Bagan 3.1 Struktur Organisasi SLB Wantuwirawan Salatiga .......................... 43Tabel 3.2 Daftar Guru ...................................................................................... 46Tabel 3.3 Daftar Barang/ Perkakas .................................................................. 49Tabel 3.4 Daftar Sarana Ibadah ........................................................................ 50

DAFTAR LAMPIRAN

  1. Daftar SKK

  2. Nota Pembimbing Skripsi

  3. Lembar Konsultasi

  4. Hasil Wawancara

  5. Dokumentasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Al Quran merupakan kitab suci yang dijadikan sebagai pegangan

  hidup umat Islam sedunia yang diturunkan kepada Rasulullah SAW untuk seluruah umat manusia. Al Quran mengajarkan kepada manusia tentang akidah tauhid juga mengajarkan manusia tata cara beribadah kepada Allah untuk membersihkan sekaligus menunjukkan kepada manusia kebaikan dalam kehidupan pribadi dan kemasyarakatannya. Berbagai kemuliaan yang ada di dalam Al Quran seluruh umat muslim diperintahkan untuk mempelajari Al Quran yang dimulai dengan belajar membaca, mengartikan, menafsirkan, menulis, dan mengamalkan Al Quran dalam kehidupan. Seperti yang telah ditegaskan dalam firman Allah QS Al A

  ’la : 1-5

                          

  Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia

  telah Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah. Yang mengajar manusia dengan perantaraan kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tdak diketahuinya.

  Jelas dari ayat di atas bahwa Allah memerintahkan umatNya untuk belajar salah satunya dengan cara membaca. Membaca adalah pintu gerbang ilmu pengetahuan dimana dengan membaca segala informasi dapat diperoleh dengan indera kemudian dicerna oleh otak dan memberikan respon untuk diaplikasikan. Apalagi mempelajari Al Quran dengan berbagai kemuliaan yang dapat diamalkan sehingga mendapat pahala dari Sang Maha Segalanya. Untuk dapat mempelajari Al Quran yang pertama dilakukan umat muslim adalah dengan membaca bagi yang mereka memiliki kemampuan melihat dengan indera penglihatan normal.

  Lalu bagaimana dengan seseorang yang memiliki keterbatasan penglihatan ketika akan mempelajari Al Quran. Padahal pendidikan membaca bukan hanya diperuntukan untuk anak yang normal, lalu bagaimana untuk anak yang berkebutuahan khusus, seperti anak yang tidak dapat melihat.

  Mereka yang memiliki keterbatasan tentu membutuhkan bantuan orang lain untuk dapat melakukan aktivitas yang dikehendaki. Dengan adanya anak yang memiliki keterbatasan banyak dari mereka yang masuk kesekolah

  • – sekolah karena sadar akan pendidikan. Allah juga berjanji akan meninggikan derajat
  • – derajat orang yang berilmu seperti yang telah dijelaskan dalam QS. Al Mujadilah : 11

  

          

             

       

  Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:

  

"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah

akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah

kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang

yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu

  

pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang

kamu kerjakan.

  Islam menganggap pendidikan begitu penting, maka seluruh umat Allah diwajibkan mencari ilmu sejak dari dalam kandungan sampai akhir hayat, dan dalam keadaan apapun termasuk bagi anak yang memiliki kekurangan dari segi fisik maupun psikis (anak berkebutuhan khusus). Anak berkebutuhan khusus (ABK) menurut Heward adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik (Suharlina &Hidayat,2010 :5).

  Hak pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus ditekankan dalam UU Nomor 4 tahun 1997 tentang penyandang cacat, meliputi jenjang, jalur, satuan, bakat , minat, dan kemampuannya tanpa diskriminasi. UU Nomor 4 tahun 1997 pasal 12 juga mewajibkan lembaga

  • – lembaga pendidikan umum menerima para ABK sebagai siswa (Santoso, 2010 :136). Dengan adanya undang
  • – undang yang ada untuk ABK merupakan bentuk perhatian pemerintah terhadap pendidikan ABK sama dengan anak lain pada umunya.

  Allah tidak mebeda

  • – bedakan ketika melihat hambaNya dalam belajar, semuanya sama. Allah menciptakan semua makhluk mempunyai maksud dan tujuan serta adanya hikmah yang dapat diambil para hambaNya. Sebagai umat muslim, wajib baginya untuk mempelajari Al Quran karena Al Quran kitab suci sekaligus menjadi pedoman hidup umat Islam.
Belajar Al Quran dilakukan sejak dini, dengan segala usaha untuk memperoleh pendidikan Al Quran diantaranya datang ke masjid belajar dengan guru ngaji, adanya tempat pendidikan Al Quran yang begitu banyak dijalankan di masjid

  • – masjid saat ini. Tak kalah pentingnya di sekolah sekarang memberikan pendidikan Al Quran kepada anak didik supaya lebih memahami kandungan dalam Al Quran dan tentu menjadi penghargaan tersendiri ketika anak mampu membaca dengan tartil, menulis ayat suci Al Quran dengan indah bahkan menjadi juara dalam lomba. Belajar membaca dan menulis Al Quran juga diperuntukkan bagi anak yang memiliki hambatan, seperti anak yang mempunyai hambatan penglihatan tetap belajar dengan keadaan dan kemampuan yang dimiliki.

  Di Sekolah Luar Biasa Wantuwirawan Salatiga yang terletak di Jalan Argoboga 282 Salatiga ini telah menerima berbagai anak yang memiliki dengan keterbatasan seperti anak tunarungu, tunanetra, tunadaksa, dan tunagrahita. Mereka semua diberikan pendidikan Agama Islam bagi yang muslim bahkan peserta didik tunanetra sudah menjuarai MTQ sekota Salatiga, terbukti sekolah luar biasa ini memiliki cara tersendiri yang diperuntukkan untuk peserta didiknya, khususnya diperoleh dari guru itu sendiri yang tak lepas bekerja sama dengan lembaga dan wali murid. Menurut Depag RI Pendidikan Agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak

  • – setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran ajaran Islam serta menjadikannya sebagai way of life (jalan hidupnya)

  (Majid,2012 :21). Agama Islam tak lepas dari kitab sucinya yaitu Al Quran, maka sebagai guru Pendidikan Agama Islam dalam penyampaian pembelajaran agama Islam tidak lepas dari pendidikan Al Quran dengan berbagai cara dalam penyampaiannya, demi kesuksesan anak didiknya dalam mempelajari Al Quran.

  Adanya penghargaan tersendiri ketika guru agama Islam yang mendidik juga memiliki keterbatasan dalam melihat bisa menyampaikan materi agama Islam kepada anak didik di sekolah luar biasa termasuk mengajar bagaimana membaca dan menulis Al Quran bagi anak yang berkebutuhan khusus pasti memerlukan usaha keras untuk bisa berinteraksi dan mendidik anak agar berhasil dengan hambatan yang dimiliki anak. Maka disini penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) DALAM PEMBELAJARAN BACA TULIS AL QURAN (BTQ) PADA ANAK TUNANETRA (STUDI KASUS SLB WANTU WIRAWAN SALATIGA ) B.

   Fokus Penelitian

  Untuk membatasi pokok bahasan dalam penelitian ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

  1. Strategi apa yang digunakan guru Pendidikan Agama Islam (Tunanetra) dalam pembelajaran baca tulis Al Quran pada anak tunanetra di SLB Wantu Wirawan Salatiga?

  2. Bagaimana pelaksanaan, problematika dan solusi dalam pembelajaran baca tulis Al Quran pada anak tunanetra di SLB Wantuwirawan Salatiga? C.

   Tujuan penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui strategi guru Pendidikan Agama Islam (Tunanetra) dalam pembelajaran baca tulis Al Quran pada anak tunanetra di SLB Wantuwirawan.

  2. Mengetahui pelaksanaan, problematika, dan solusi dalam pembelajaran baca tulis Al Quran pada anak tunanetra di SLB Wantuwirawan Salatiga.

D. Manfaat penelitian

  Hasil penelitian diharapkan memberikan informasi yang jelas tentang strategi guru Pendidikan Agama Islam berkebutuhan khusus dalam pembelajaran baca tulis Al Quran pada anak tunanetra, sehingga dapat memberikan manfaat :

  1. Secara teoritis a. Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu dalam pembelajaran baca tulis Al Quran pada anak tunanetra.

  b. Diharapkan penelitian ini memberikan pengetahuan tentang strategi guru Pendidikan Agama Islam berkebutuhan khusus dalam pembelajaran baca tulis Al Quran pada anak tunanetra.

  2. Secara praktis a. Sebagai masukan pada orang tua untuk meningkatkan pengetahuan baca tulis Al Quran pada anak tunanetra.

  b. Sebagai masukan pada guru untuk memperbaiki proses pembelajaran baca tulis Al Quran pada anak tunanetra.

E. Penegasan istilah :

  Untuk menghindari salah pengertian dan salah penafsiran pada judul diatas, perlu penulis jelaskan sesuai dengan interprestasi yang dimaksudkan: 1. Strategi

  Strategi pada awalnya digunakan untuk kepentingan militer saja, tetapi kemudian berkembang ke berbagai bidang yang bebeda seperti strategi bisnis, olah raga, catur, ekonomi, pemasaran, perdagangan, manajemen strategi dan pendidikan. Sedangkan dalam kamus Psikologi, strategi adalah (Kartono, 2000: 488).

  a. Prosedur yang diterima dan dipakai dalam suatu upaya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu, seperti pemecahan suatu masalah. b.Satu metode umum untuk memecahkan permasalahan permasalahan.

  2. Guru Pendidikan Agama Islam Pendidik adalah sebutan lain dari seorang guru. Guru adalah suatu jabatan profesional yang memiliki peranan dan kompetensi profesional

  (Hamalik, 1991 :9). Menurut Asdiqoh (2013 :17) Guru adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan anak didik, guru adalah seorang arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik, guru bertugas mempersiapkan manusia susila yang cakap yangdapat diharapkan membangun dirinya dan membangun bangsa dan negara.

  Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al Quran, dan Al Hadist, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman (Majid, 2014 :11).

  Dapat diambil kesimpulan guru Pendidikan Agama Islam adalah seseorang yang memiliki tanggung jawab mencerdaskan anak bangsa dengan menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam. Disini yang dimaksudkan guru pendidikan Agama Islam dalam penelitian ini adalah guru yang memiliki keterbatasan melihat (tunanetra) akan tetapi masih bisa melihat dengan samar

  • – samar dengan kata lain low vision. Guru tersebut mengajar anak didik dari SD sampai SMA di SLB Wantuwirawan Salatiga.

  3. Pembelajaran Baca Tulis Al Quran bagi Tunanetra Pembelajaran pada hakikatnya merupakan pelayanan khusus diperuntukan bagi siswa (peserta didik) (Tohirin, 2008:18) . menurut

  Gagne dan Brigga dalam (Majid, 2012 :269) pembelajaran adalah rangkaian peristiwa (events) yang memengaruhi pembelajaran sehingga proses belajar dapat berlangsung dengan mudah. Pembelajaran adalah suatu proses komunikasi dalam aktivitas pendidikan (Majid, 2012: 265). Membaca Al Quran adalah kegiatan melafalkan ayat

  • – ayat Al Quran dengan tartil serta mengamalkan dalam kehidupan (Khaled, 2011 :274). Jadi pembelajaran baca tulis Al Quran adalah pelayanan mendidik kepada peserta didik dengan menulis dan melafalkan ayat Al Quran dengan tartil. Di SLB Wantuwirawan ini pembelajaran baca tulis Al Quran bagi anak tunanetra ini menggunakan Al Quran Braille dengan mengandalkan indera perabaan untuk dapat membaca Al Quran dengan menerapkan sistem “simakan” dan prinsip individual.

  4. Anak tunanetra Tunanetra adalah gangguan daya penglihatan berupa kebutaan menyeluruh atau sebagian, menurut Somantri tunanetra tidak hanya ditujukan kepada orang buta, tetapi juga mencakup mereka yang hanya mampu melihat secara terbatas sehingga cukup menghambat kegiatan sehari

  • – hari terutama belajar (Putranto, 2015 :95). Anak tunanetra yang dijadikan objek penelitian adalah anak yang duduk di Sekolah Menengah Atas di SLB Wantuwirawan Salatiga.

F. Metode penelitian : 1. Pendekatan dan jenis penelitian

  Pendekatan penelitian ini jika ditinjau dari segi tempat penelitian, maka penelitian ini termasuk penelitian lapangan. Sebab data

  • – data yang dikumpulkan dari lapangan terhadap obyek yang bersangkutan yaitu guru yang mempunyai kebutuhan khusus di sekolah luar biasa Wantuwirawan jika dilihat dari pendekatan penelitian maka penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan secara sistematis mengenai fakta
  • – fakta yang ditemukan di lapangan yang bersifat verbal, kalimat, keadaan, dan tidak berupa angka yang terjadi di SLB Wantuwirawan.

  Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, seacara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata

  • – kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2009:6).

2. Kehadiran peneliti Peneliti kualitatif kedudukan peneliti sebagai instrumen utama.

  Kehadiran peneliti dilapangan untuk melakukan pengamatan dan wawancara mendalam untuk mendapatkan data dari informan yang diperlukan peneliti guna untuk melengkapi data penelitian. Penelitian ini peneliti terjun langsung ke lapangan tanpa mewakilkan kehadirannya pada orang lain agar data dari informan didapat secara akurat.

3. Lokasi penelitian

  Penelitian ini dilakukan di SLB Wantuwirawan, tepatnya di Jalan Argoboga 282 Salatiga, Jawa Tengah. Adapun strata pendidikan mencakup : TKLB (Taman kanak Luar Biasa), SDLB (Sekolah Dasar Luar Biasa), SMPLB (Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa), SMALB (Sekolah Menengah Atas Luar Biasa). Objek yang digunakan oleh peneliti adalah SMALB Wantuwirawan Salatiga.

4. Sumber data

  a. Data primer Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertanyaan (Suryabrata, 2003 :39).

  Sumber data langsung yang peneliti dapatkan berasal dari lembaga SLB Wantu Wirawan, guru, serta informan yang bisa membantu berlangsungnya dalam usaha pengumpulan data ini.

  b. Data sekunder Data sekunder adalah data yang sudah tersusun dan sudah dijadikan dalam bentuk dokumen

  • – dokumen (Suryabrata, 2003 :40). Peneliti menggunakan data sekunder berupa dokumen
  • – dokumen grafis untuk memperkuat dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui arsip, dokumen, dan catatan dari sekolah SLB Wantuwirawan
Salatiga. Data tersebut diambil supaya laporan yang diperoleh benar

  • – benar valid.

5. Teknik pengumpulan data

  Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah :

  a. Observasi Observasi sering diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dari sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki,

  (Sutrisno,2005:136). Metode observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan yang digunakan dengan mengadakan pengamatan fenomene-fenomena yang dijadikan pengamatan.

  Peneliti mengamati dan mencatat gejala yang tampak pada objek pnelitian. Metode ini bertujuan untuk mendapatkan data mengenai kondisi lembaga, proses belajar, guru, fasilitas, dan letak geografis yang terdapat di SLB Wantu Wirawan.

  b. Wawancara Wawacara adalah percakapan dengan maksud tetentu.

  Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwwancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2009 :186) . Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara terbuka yaitu wawancara yang dilakukan peneliti dengan mengajukan pertanyaan

  • – pertanyaan yang tidak dibatasi jawabannya, artinya pertanyaan yang mengundang jawaban terbuka (Emzir, 2011 :51). Peneliti mewawancarai informan untuk menggali data mengenai strategi guru berkebutuhan khusus dalam pembelajaran baca tulis Al Quran pada anak tunanetra. Informan yang diwawancarai diantaranya kepala sekolah, guru PAI, dan anak tunanetra yang dijadikan informan adalah anak dengan jenjang SMA yang duduk dikelas satu dan dua karena jumlah siswa yang terbatas.

  c. Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang

  • – barang tertulis (Arikunto, 1993 :149) . Peneliti mencari data mengenai hal
  • – hal yang berkaitan dengan objek penelitian untuk memberikan bukti gambaran adanya kegiatan pembelajaran baca tulis Al Quran yang dilaksanakan di SLB Wantuwirawan. Dokumentasi ini meliputi foto kegiatan pembelajaran BTA, selain foto dokumentasi yang berupa data arsip sekolah.

6. Analisis data

  Menurut Bogdan & Biklen analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2009 :248). Berdasarkan hasil pengumpulan data, selanjutnya peneliti akan melakukan analisa dan pembahasan secara deskriptif. Dengan demikian data yang diperoleh disusun sedemikian rupa sehingga dikupas secara runtut.

7. Pengecekan keabsahan data

  Untuk menjamin keabsahan data temuan yang diperoleh peneliti melakukan beberapa upaya, disamping menanyakan langsung pada subjek, peneliti juga beupaya mencari jawaban dari sumber lain.

  Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (realibilitas). Dalam penelitian ini , peneliti mendasarkan pada prinsip objektifitas, yang dinilai dari validitas dan reliabilitasnya.

  Validitas dibuktikan dengan dimilikinya kredibilitas temuan beserta penafsirannya, yaitu agar penemuan dan penafsirannya sesuai yang sebenarnya dan temuan disetujui oleh subjek yang diteliti. Reliabilitas diperoleh dari konsistensi temuan penelitian yang diperoleh dari para subjek / informan. Peneliti mengupayakan keabsahan data dengan cara mendalami wawancara secara kontinyu, sambil mengenali subjek dan memperhatikan suatu peristiwa secara lebih cermat. Hasil analisis sementara selalu dikonfirmasikan dengan informasi baru yang diperoleh dari sumber lain. Prosedur ini juga dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda, misalnya observasi, wawancara, dan dokumentasi, yang masing

  • – masing dibandingkan sebagai upaya pengecekan temuan. Teknik yang digunakan dalam pemeriksaan keabsahan data diantaranya

  a. Keajegan pengamatan Keajegan pengamatan berarti mencari secara konsisten interprestasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentatif. Memungkinkan peneliti terbuka terhadap pengaruh ganda, yaitu faktor

  • – faktor kontekstual dan pengaruh bersama pada peneliti dan subjek yang akhirnya mempengaruhi fenomena yang diteliti (Moleong, 2009 :329).

  b. Triangulasi Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Dengan triangulasi peneliti dapat me -recheck temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber, metode, atau teori. Maka peneliti dapat melakukan denagn jalan : 1) Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan. 2) Mengeceknya dengan berbagai sumber data.

  3) berbagai metode agar pengecekan Memanfaatkan kepercayaan data dapat dilakukan (Moleong, 2009 :330).

8. Tahap – tahap penelitian

  Tahap

  • – tahap penelitian pada penelitian ini sebagai berikut : a. Penelitian pendahuluan

  Penelitian pendahuluan ini mengkaji buku

  • – buku yang berkaitan dengan strategi guru Pendidikan Agama Islam (tunanetra) dalam pembelajaran baca tulis Al Quran pada anak tunanetra.

  b. Tahap penelitian di lapangan Setelah mengetahui bagaimana pembelajaran baca tulis Al Quran pada anak tunanetra maka peneliti melakukan wawancara langsung kepada kepala sekolah dan guru.

  c. Tahap analisis dan pelaporan Peneliti mengkaji antara informasi yang terdapat dalam buku mengenai pembelajara baca tulis Al Quran dengan data yang diperoleh di lapangan. Setelah data terkumpul maka dilakukan penilaian secara selektif dan disesuaikan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian.

G. Sistematika penulisan

  Sistematika penulisan skripsi merupakan garis besar penyusun untuk mempermudah jalan pikiran dalam memahami secara keseluruhan isi skripsi.

  Bab I merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan

  Bab II strategi guru Pendidikan Agama Islam, pembelajaran baca tulis Alquran , anak tunanetra. Bab III merupakan paparan data dan temuan penelitian meliputi : deskripsi letak geografis SLB Wantu Wirawan, dan hasil penelitian. Bab IV merupakan analisis data yang meliputi strategi guru pendidikan Agama Islam berkebuthan khusus dalam pembelajaran baca tulis Al Quran pada SLB Wantu Wirawan Salatiga beserta pelaksanaan, hambatan yang dihadapi dan solusi.

  Bab V merupakan penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Pada penelitian sebelumnya ditemukan beberapa hasil penelitian yang

  hampir sama dengan penelitian ini yang berkaitan dengan anak berkebutuhan khusus diantaranya terdapat judul penelitian Pembelajaran

  Pendidikan Agama Islam pada siswa penyandang autis di SMPLB N Salatiga tahun pelajaran 2013/2014 yang ditulis oleh Fitriyah tahun 2014

  yang menjelaskan bahwa sistem pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa autis di SMPLB Negeri Salatiga berpedoman pada kurikulum KTSP dengan modifikasi guru dengan materi yang disampaikan bersifat praktis dengan beberapa metode seperti ceramah, quantum teaching, tanya jawab, praktek, dan keteladanan yang menunjukkan siswa autis sudah menjalankan ritual keagamaan dalam keseharian dan berperilaku seperti tuntunan agama.

  Selanjutnya terdapat judul Metode Pembelajaran Pendidikan Agama

  Islam pada siswa Tuna Rungu di SLBN Kec. Kowangan Kab. Temanggung tahun 2014 yang ditulis oleh Fatmawati tahun 2014. Skripsi ini

  menjelaskan metode artikulasi dan metode latihan yang digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dimana metode tersebut sama dengan sekolah umum tetapi berbeda dalam pengaplikasiannya.

  Kemudian terdapat lagi judul Implementasi Pendidikan Agama Islam

  bagi Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Inklusi SMP N 4 Mojosongo

  

Boyolali tahun pelajaran 20123/2014 yang ditulis oleh Widiastuti tahun

  2014. Dalam tulisan ini menjelaskan bagaimana pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam anak berkebutuhan khusus yaitu anak yang mempunyai kesultan belajar di sekolah inklusi dimana anak berkebutuhan khusus berbaur jadi satu dengan anak normal lainnya. Penelitian ini membahas pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang diawali dari penyususunan perencanaan, pengukuran, dan penyusunan program yang sesuai bagi anak yang bersangkutan. Pembelajaran ABK yang dilaksanakan disekolah inklusi sendiri melalui pelayanan individual yaitu sering didekati dan diberi pertanyaan agar tidak tertinggal dengan anak lainnya.

  Dari beberapa judul yang sudah ada penulis mencoba menyudutkan dengan fokus penelitian yang berbeda yaitu Strategi Guru Pendidikan

  

Agama Islam Berkebutuhan Khusus dalam Pembelajaran Baca Tulis Al

Quran pada Anak Tunanetra di SLB Wantuwirawan Salatiga . Penelitian

  ini hampir sama dengan penelitian

  • – penelitian sebelumnya yang membahas pembelajaran PAI pada anak autis dengan kurikulum KTSP, metode pembelajaran PAI pada anak tunarungu dengan metode artikulasi dan latihan, dan implementasi PAI anak berkebutuhan khusus yaitu anak dengan kesulitan belajar dalam sekolah inklusi melalui pelayanan individual. Bahwa yang membedakan dalam penelitian ini membahas cara atau langkah
  • – langkah yang ditempuh seorang guru yang memiliki keterbatasan dalam melihat dalam proses pembelajaran baca tulis Al
Quran pada anak tunanetra bukan pembelajaran Agama Islam secara mengglobal jika sebelumnya pada anak autis,tunarungu, anak kesulitan belajar, maka penelitian ini khususnya kepada anak tunanetra.

B. Landasan Teori 1. Strategi Mengajar

  Strategi sebenarnya berasal dari bahasa Inggris

  “ Strategy” yang

  oleh As Hornby dalam Oxford Advance Learners Dictionary (Oxford University Press,1997 p 870) disebutkan sebagai

  “the art of planning operations in war, expecially of the movements of armies and navies into favourable positions for fighting” yang artinya “ seni dalam

  gerakan

  • – gerakan pasukan darat dan laut untuk menempati posisi – posisi yang menguntungkan alam pertempuran”. Strategi juga berasal dari bahasa Yunani

  “strategia” yang artinya “the art of the general”

  seninya seorang jenderal / panglima (Darwis dkk, 1998 :195) Beberapa pengertian strategi menurut para ahli, antara lain :

  a. Menurut Pearce dan Robinson Strategi menurut mereka adalah rencana main dari suatu perusahaan, yang mencerminkan kesadaran suatu perusahaan mengenai kapan, dimana dan bagaimana ia harus bersaing dalam menghadapi lawan dengan maksud dan tujuan tertentu.

  b. Menurut Johnson dan Scholes Strategi ialah arah dan ruang lingkup dari sebuah organisasi atau lembaga dalam jangka panjang., yang mencapai keuntungan melalui konfigurasi dari sumber daya dalam lingkungan yang menantang, demi memenuhi kebutuhan pasar dan suatu kepentingan.

  c. A.Halim Strategi merupakan suatu cara dimana sebuah lembaga atau organisasi akan mencapai tujuannya sesuai peluang dan ancaman lingkungan eksternal yang dihadapi serta kemampuan internal dan sumber daya.

  Strategi adalah (Kartono, 2000: 488) :

  1. Prosedur yang diterima dan dipakai dalam suatu upaya untuk mencapai tujuan - tujuan tertentu, seperti pemecahan suatu masalah.

  2. Satu metode umum untuk memecahkan permasalahan - permasalahan.

  Strategi ini jika dimasukkan dalam dunia pendidikan secara makro dalam skala global, strategi merupakan kebijakan

  • – kebijakan, yang mendasar dalam pengembangan pendidikan sehingga tercapai tujuan pendidikan secara lebih terarah, lebih efektif dan efisien. Jika dilihat secara mikro dalam strata operasional khususnya dalam proses belajar mengajar maka pengertiannya adalah langkah
  • – langkah tindakan yang mendasar dan berperan besar dalam proses belajar mengajar untuk mencapai sasaran pendidikan (Darwis dkk, 1998 :196).
Menurut Newman dan Logan dalam proses belajar mengajar terdapat empat strategi dasar (Darwis dkk, 1998 :196) :

  1. Pengindentifikasian dan penetapan spesifikasi dari kualifikasi tujuan yang akan dicapai dengan memperhatikan dan mempertimbangkan aspirasi masyarakat yang memerlukannya.

  2. Pertimbangan dan pemilihan cara pendekatan utama yang dianggap ampuh untuk mencapai sasaran.

  3. Pertimbangan dan penetapan langkah

  • – langkah yang ditempuh sejak titik awal pelaksanaan sampai titik akhir pencapaian sasaran.

  4. Pertimbangan dan penetapan tolak ukur untuk mengukur taraf keberhasilan sesuai dengan tujuan yang dijadikan sasaran.

  Agar suatu susunan strategi dapat berfungsi maksimal diperlukan tahapan atau rincian sebagai berikut :

  1. Perumusan strategi Perumusan strategi adalah proses memilih tindakan utama (strategi) untuk mewujudkan misi organisasi. Proses mengambil keputusan untuk menetapkan strategi seolah-olah merupakan konsekuensi mulai dari penetapan visi-misi, sampai terealisasinya program.

  2. Perencanaan Tindakan Langkah pertama untuk mengimplementasikan strategi yang telah ditetapkan adalah pembuat perencanaan strategi. Inti dari apa yang ingin dilakukan pada tahapan ini adalah bagaimana membuat rencana pencapaian (sasaran) dan rencana kegiatan (program dan anggaran) yang benar-benar sesuai dengan arahan (visi, misi, goal) dan strategi yang telah ditetapkan organisasi.

  3. Implementasi Untuk menjamin keberhasilan strategi yang telah berhasil dirumuskan harus diwujudkan dalam tindakan implementasi yang cermat. Strategi dan unsur - unsur organisasi yang lain harus sesuai, strategi harus tercermati pada rancangan struktur budaya organisasi, kepemimpinan dan sistem pengelolaan sumber daya manusia. Karena strategi diimplementasikan dalam suatu lingkungan yang terus berubah, maka implementasi yang sukses menuntut pengendalian dan evaluasi pelaksanaan. Dalam proses pembelajaran, tidak lepas dari strategi yang digunakan oleh guru demi terlaksananya proses kegiatan belajar mengajar yang lebih efektif dan efisien. Beberapa strategi pembelajaran menurut (Iskandarwasit dan Sunendar, 2015 :26) :

  1. Strategi Pembelajaran yang Berpusat pada Pengajar Pengajar harus berusaha mengalihkan pengetahuannya kepada

  • – peserta didik dan menyampaikan keterangan atau informasi sebanyak banyaknya kepada peserta didik. Teknik pembelajaran ini adalah teknik ceramah. Teknik team teaching, teknik sumbang saran, teknik demonstransi, dan teknik antar disiplin.

  2. Strategi Pembelajaran yang Berpusat pada Peserta Didik Tujuan mengajar adalah membelajarkan peserta didik. Strategi yang berpusat pada peserta didik adalah strategi pembelajaran yang memberi kesempatan seluas

  • – luasnya kepada peserta didik untuk aktif dan berperan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran ini pengajar sebagai fasilitator. Teknik yang digunakan diantaranya adalah inkuiri, teknik satuan pengajaran, teknik advokasi, teknik eksperimen, dan teknik penemuan.

Dokumen yang terkait

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAM ISLAM (PAI) MELALUI BACA AL QURÂ’AN DI SMPN 04 PUJON SATU ATAP KABUPATEN MALANG

0 31 24

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI PENDEKATAN PAIKEM DI SDN-1 SAMUDA KECIL KECAMATAN MENTAYA HILIR SELATAN KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR TAHUN AJARAN 20152016

0 0 15

STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN AL-ISLAM DI SMA MUHAMMADIYAH 2 SURABAYA

0 4 15

SIKAP KEMANDIRIAN BERPIKIR SISWA DALAM USAHA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SALATIGA TAHUN AJARAN 2006 2007

0 0 123

EVALUASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI TK ISLAM AL AZHAR 23 SALATIGA TAHUN 2008

0 0 157

METODE PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM PADA ANAK TUNAGRAHITA (STUDI PADA SLB NEGERI SALATIGA) TAHUN 2011 - Test Repository

0 0 101

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERIBADAH SISWA TAHUN PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERILAKU SISWADI SD NEGERI KALIBENING SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PERILAKU KALIBENING SALATIGA - Test Repository

0 2 118

SISTEM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN PROBLEMATIKA YANG DIHADAPI GURU DALAM PEMBELAJARAN PADA SISWA TUNANETRA DI SMPLB WANTUWIRAWAN TAHUN PELAJARAN 20152016

0 0 117

PENGARUH KOMUNIKASI PERSUASIF DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR SISWA KELAS X DI SMK ISLAM SUDIRMAN UNGARAN TAHUN PELAJARAN 20152016 SKRIPSI

0 1 138

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGAKTUALISASIKAN NILAI-NILAI PLURALISME AGAMA DI SMK NEGERI 03 SALATIGA SKRIPSI

1 2 122