PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM KEPENGAWASAN TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN GENDER SEBAGAI VARIABEL MODERATOR (Studi pada Guru Pendidikan Agama Islam SD di Kecamatan Tuntang dan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Se

  

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF ISLAMIC STUDIES TEACHER'S PERCEPTION

ABOUT EFFECTIVE COMMUNICATION AT THE SUPERVISING

  

TOWARD THE ISLAMIC STUDIES TEACHER'S PERFORMANCE

WITH GENDER BECOMES THE MODERATING VARIABLE

(Study at Elementary School Islamic Studies Teacher's in Tuntang and

Banyubiru Distric Semarang Regency at 2016)

KHABIB FATKUR

  Alamat: Talok Watuagung 3/I Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa Tengah

  This research aims to know whether the teacher's perception about effective communication at the supervising influences the Islamic Studies teacher's performance or not. In this case, gender becomes the moderating variable. The object and respondent of the study are all teacher of islamic studies in Tuntang and Banyubiru Distric Semarang Regency at 2016. It's about 49 person and it's a kind of field research.

  In collecting data, the writer using quesioner, the validity testing using pearson product moment, reliability testing using cronbach alpha. The assumptions of this thesis are normality, homoginity, and linear testing. The hipotesis using simple linear regency and the grade testing. The analysis tools using SPSS ( Statistic Product for Service Solution) release 22.0

  The result shows that there is a possitive and significant thing influences

  2

  this case. It can be seen by the grade r (xy) 0,566 the coefisien determiner value r (xy) 0,320 the significant grade is 0,000 with the linear regresion line Y = 41,721+ 0,905X. Gender become a moderator but it isn’t significant in this case. It is showed in Y= 87,277 + 6,232 ZX+2,287 ZZ+ 1,814 AbsX_Z and the significant grade less than 5%.

  Key word: effective communication; performance; gender.

  

ABSTRAK

PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KOMUNIKASI EFEKTIF

DALAM KEPENGAWASAN TERHADAP KINERJA GURU

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN GENDER SEBAGAI

  

VARIABEL MODERATOR

(Studi pada Guru Pendidikan Agama Islam SD di Kecamatan Tuntang dan

Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun 2016)

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi guru tentang komunikasi efektif dalam kepengawasan terhadap kinerja guru PAI dan moderasi gender pada pengaruh persepsi guru tentang komunikasi efektif dalam kepengawasan terhadap kinerja guru PAI di Kecamatan Tuntang dan Kecamatan Banyubiru Tahun 2016 dengan responden semua guru PAI SD di Kecamatan Tuntang dan Kecamatan Banyubiru yang berjumlah 49 orang. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kuantitatif.

  Metode pengumpulan data dengan metode kuesioner. Uji validitas menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment, sedangkan uji reliabilitas menggunakan cronbach alpha. Uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji homogenitas dan uji linearitas. Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linear sederhana dan analisis Uji Nilai Selisih Mutlak menggunakan bantuan SPSS (Statistic Productt for Service Solution) Release 22,0.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan persepsi guru tentang komunikasi efektif dalam kepengawasan terhadap kinerja guru yang ditunjukkan dengan nilai r(xy) sebesar 0,566, nilai koefisien

  2

  determinasi r (xy) sebesar 0,320, nilai signifikansi sebesar 0,000 dan persamaan garis regresinya Y = 41,721+ 0,905X. Gender dapat memoderasi dalam pengaruh persepsi guru tentang komunikasi efektif dalam kepengawasan terhadap kinerja guru PAI yang ditunjukkan dengan persamaan Y = 87,277 + 6,232 ZX+2,287 ZZ+ 1,814 AbsX_Z, namun nilainya tidak signifikan karena nilai signifikansinya kurang dari 5%.

  Kata kunci: komunikasi efektif; kinerja; gender.

  Pendahuluan

  Kepengawasan merupakan kegiatan komunikasi. Asumsi ini didasarkan kepada pengertian, tujuan, prinsip dan fungsi kepengawasan itu sendiri.

  Disamping itu, kemampuan berkomunikasi merupakan salahsatu keterampilan

  1

  yang harus dikuasai oleh seorang supervisor. Sebagai sebuah bentuk komunikasi, maka proses kepengawasan harus dapat memberikan dampak-dampak yang dapat dilihat secara nyata dari para pelaku komunikasi tersebut.

  Salah satu faktor yang mempengaruhi gagalnya tujuan pendidikan adalah tidak berjalannya dan atau kurang maksimalnya proses kepengawasan. Penerapan model supervisi tradisional dengan ciri khas berkomunikasi satu arah, menjadi salah satu penyebabnya. Perilaku supervisi yang disebut snooper vision, dengan tugas memata-matai untuk menemukan kesalahan, menyebabkan guru-guru

  2 menjadi takut dan mereka bekerja dengan tidak baik karena takut dipersalahkan.

  Oleh karena itu bentuk komunikasi yang demikian harus diformat ulang, sehingga komunikasi yang efektif antara pengawas sebagai supervisor dengan guru sebagai pelaksana lapangan menjadi sebuah jalan untuk membentuk semangat bekerja.

  Dalam pekerjaan, agar memperoleh hasil kerja yang maksimal maka setiap pihak yang terlibat harus mengetahui secara jelas apa yang harus dikerjakan, mengapa mereka harus mengerjakan pekerjaan itu, bagaimana posisi hasil kerja yang dicapai apabila dibandingkan dengan target pencapaian atau standar kinerja yang ditetapkan, berapa upah atau gaji yang diterima serta mengapa mereka menerima sejumlah itu, dan alasan suatu kebijakan diperlakukan dengan semua hal yang terkait kepada mereka. Semua informasi tersebut dapat diterima dan dipahami secara jelas apabila ada proses komunikasi.

  1 Nur Aedi, Pengawasan Pendidikan Tinjauan Teori dan Praktek, Jakarta: Rajawali Pers, 2014, 239. 2 Piet A Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta,

  Komunikasi yang terjadi dalam proses supervisi lebih ditekankan kepada segala sesuatu yang berkaitan dengan tugas, kemudian informasi mengenai kebijakan yang menyangkut kepentingan pekerja, dan segala hal yang membuat

  3

  hati pekerja senang serta hal yang menjadi keinginan pekerja. Komunikasi tersebut dapat menjadi efektif apabila memenuhi kiteria-kriteria tertentu seperti dapat mengembangkan gambaran diri dan gambaran orang lain, kedua belah pihak (komunikator dan komunikan) menjadi pendengar yang baik, isi komunikasi mengandung kejelasan, terjadi umpan balik, menimbulkan gejolak emosi, serta

  4 dapat menumbuhkan keterbukaan.

  Komunikasi merupakan upaya untuk berhubungan antara satu individu dengan individu lainnya, dimana dalam hubungan ini tentunya komunikasi berlangsung dengan cara yang sesuai keadaan daripada para pelaku komunikasi itu sendiri. Begitupula dalam permasalahan gender, komunikasi menjadi ciri khas masing-masing yang menunjukkan jenis kelaminnya. Komunikasi yang oleh Tanen seperti diungkap oleh Robbin dan Timothy disebut sebagai suatu tindak penyeimbangan secara terus menerus, bermain-main diantara kebutuhan antara keintiman dan kebebasan dimana keduanya selalu bertentangan, maka perempuan akan selalu berbicara dan mendengar tentang keintiman, sedangkan laki-laki akan

  

5

selalu bercakap-cakap tentang kebebasan.

  3 Sindu Mulianto dkk, Panduan Lengkap Supervisi Diperkaya Perspektif Syariah, Jakarta: 4 Elex Media Komputindo, 2006, 97.

  

Lantip Diyat Prasojo dan Sudiyono, Supervisi Pendidikan, Yogyakarta: Gava Media, 2011, 72-

78. 5 Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge, Perilaku Organisasi, Penerjemah Diana

  Terdapat jenis komunikasi yang berlainan antara laki-laki dengan perempuan disebabkan karena gaya pemikiran yang menjadi ciri khas watak mereka yang berbeda antara satu dengan yang lain. Gaya pemikiran laki-laki lebih bersifat analitis, konseptual dan asertif sehingga lebih agresif, kompetitif dan percaya diri. Adapun perempuan mempunyai gaya pemikiran yang struktural, sosial, ekspresif dan fleksibel dimana sifat-sifat ini akan membawa kepada keunggulan dalam kemampuan bicara, kewaspadaan pancaindra dan hubungan

  6 antar manusia.

  Gender yang pada mulanya timbul dari perbedaan jenis kelamin hingga akhirnya menjadi fungsi dan peran sosial laki-laki dan perempuan. Pembahasan ini kemudian merambah pada ranah kinerja meskipun tidak ada satupun teori yang menjelaskan keunggulan kinerja dengan mengarah kepada salah satu jenis gender.

  Akan tetapi, hubungan antara gender dengan kinerja itu sendiri dapat dilihat dari

  7

  kepribadian yang melekat dengan individu. Adapun kepribadian yang berkaitan erat dengan gender diketahui menjadi perbedaan sifat pada jenis kelamin laki-laki dan perempuan seperti agresifitas dimana laki-laki lebih agresif dibandingkan perempuan, penyesuaian diri dan ketergantungan dimana perempuan lebih konformis dan lebih dipengaruhi oleh sugesti, perbedaan masalah emosional, dan orientasi prestasi dimana perempuan lebih cenderung memperlihatkan motivasi di bidang keterampilan sosial dan hubungan sosial, sedangkan laki-laki lebih

  6 Geil Browning, Emergenetics Menyadap Ilmu Kesuksesan Baru, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2013, 139. 7 Lihat : John M. Ivancevich, Robert Konopaske dan Michael T. Mateson, Perilaku dan cenderung mencoba keberhasilan dalam kegiatan intelektual atau yang

  8 kompetitif.

  Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Persepsi Guru tentang Komunikasi Efektif dalam

  Kepengawasan terhadap Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam dengan Gender sebagai Variabel Moderator ”. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh positif dan signifikan persepsi guru tentang komunikasi efektif dalam kepengawasan terhadap kinerja guru dan gender dapat memoderasi pengaruh persepsi guru tentang komunikasi efektif dalam kepengawasan terhadap kinerja guru.

  Metodologi Penelitian

  Penelitian ini berupaya mengungkap pengaruh komunikasi efektif dalam kepengawasan berdasarkan persepsi guru terhadap kinerja guru dengan mengambil gender sebagai variabel moderasi. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, data-data yang diperoleh berupa angka-agka yang diolah dengan menggunakan metode statistika.

  Populasi yang kemudian dijadikan responden dalam penelitian ini adalah seluruh guru Pendidikan Agama Islam SD Negeri se-Kecamatan Tuntang dan se- Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang yang terdiri dari 49 guru dengan perincian guru yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 18 orang dan guru yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 31 orang atau 36,7% laki-laki dan 63,3% perempuan. 8 Susan B. Bastable, Perawat sebagai Pendidik: Prinsip-prinsip Pengajaran dan

  Penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu; (1) variabel independen atau variabel bebas dengan pengertian bahwa variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

  9

  dependen (terikat). Dalam penelitian ini variabel independen yang dimaksud adalah persepsi Guru-Guru PAI SD di Kecamatan Tuntang dan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang tentang komunikasi efektif dalam kepengawasan. (2) Variabel dependen, merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

  10

  akibat karena adanya variabel independen. Variabel dependen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kinerja guru-guru PAI SD di Kecamatan Tuntang dan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016, dan (3) Variabel moderator dengan pengertian bahwa variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan atau memperlemah) hubungan antara

  11

  variabel independen dengan variabel dependen. Variabel moderat yang dimaksud adalah gender guru-guru PAI SD di Kecamatan Tuntang dan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. Variabel gender pada penelitian ini merupakan variabel dummy. Variabel ini menggunakan skala nominal dengan nomor kode 1 untuk gender laki-laki dan nomor kode 0 untuk gender

  12 perempuan.

  Pengumpulan data dilaksanakan dengan menerapkan metode angket, dimana yang dimaksud metode angket adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan secara tertulis kepada responden atau 9 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2014,

  39 10 11 Sugiyono, Metode ...., 39 12 Sugiyono, Metode ...., 39

  13

  pihak yang diteliti. Angket tersebut merupakan instrumen untuk mengambil sikap responden yang berbentuk kuesioner. Responden diminta untuk menilai komunikasi efektif yang terjadi dalam kepengawasan serta diminta untuk menilai kinerja dirinya sendiri.

  Instrumen berpedoman kepada kisi-kisi instrumen yang disusun berdasarkan indikator-indikator komunikasi efektif dalam kepengawasan dan kinerja. Secara lebih jelas indikator dari komunikasi efektif adalah Respect (rasa hormat); Empathy (menempatkan diri dalam situasi dan kondisi yang terjadi);

  

Audible (dapat didengarkan dan dimengerti dengan baik); Clarity (kejelasan

  pesan); dan Humble (rendah hati, mau menghargai, mendengar, menerima kritik,

  14

  tidak sombong). Sedangkan indikator dari kinerja meliputi kemampuan dalam bentuk karya nyata, hasil kerja dalam rangka mencapai tujuan sekolah, tanggungjawab dalam menjalankan amanah profesi dan moral, kepatuhan,

  15 komitmen, loyalitas, serta memiliki produktivitas kerja yang tinggi.

  Butir-butir pertanyaan dalam angket diberi skor dengan menggunakan teknik skala likert. Skala likert merupakan skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

  16

  suatu gejala atau fenomena. Bentuk pertanyaan dalam skala likert bisa positif dan bisa negatif. Pertanyaan positif untuk mengukur sikap positif dengan menggunakan urutan skor 5, 4, 3, 2, 1. Adapun pertanyaan negatif untuk 13 14 Sutrisno Hadi, Metodologi Research 1, Yogyakarta : Fak Psikologi UGM, 1981, 70 Asep Syamsul M. Romli, Komunikasi Dakwah Pendekatan Praktis, e-book, diunduh

  melalui9/2/2016], 44. 15 16 Donni Juni Priansa, Kinerja dan Profesionalisme Guru, Bandung: Alfabeta, 2014, 79 Djaali dan Pudji Muljono, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan, Jakarta: Grasindo, mengukur sikap negatif dengan urutan skor 1, 2, 3, 4, 5. Sedangkan untuk mengetahui karakteristik gender, responden diminta untuk menuliskan jenis kelamin mereka.

  Uji Validitas

  Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

  17

  atau kesahihan suatu instrumen. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pada variabel persepsi guru tentang komunikasi efektif dalam kepengawasan dari 16 item pertanyaan persepsi guru tentang komunikasi efektif dalam kepengawasan terdapat 14 item instrumen angket yang valid, serta sebanyak 2 instrumen yang tidak valid. Angket yang tidak valid di buang dan tidak digunakan dalam penelitian, sehingga instrumen yang digunakan penelitian hanya sebanyak 14 item. Adapun pada variabel kinerja guru, dari 28 item pertanyaan yang diajukan diperoleh bahwa sebanyak 25 item instrumen angket valid dan 3 instrumen yang tidak valid, sehingga instrumen yang digunakan dalam penelitian hanya sebanyak 25 item.

  Uji Reliabilitas

  Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen

  18

  tersebut sudah baik. Dalam pengujian reliabilitas instrumen pada penelitian ini digunakan pengujian reliabilitas dengan internal consistensy. Pengujian reliabilitas dengan internal consistensy dilakukan dengan cara mencobakan 17 18 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar ...., 144 instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik

  19

  tertentu. Adapun hasilnya dapat dilihat dari nilai cronbach alpha, dimana suatu

  

construct dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,7 dapat

dilihat pada tabel berikut.

  Tabel 1. Uji Reliabilitas Instrumen

  Alpha Keterangan Variabel

  Cronbach’s X 0.796 Reliable Y 0,841 Reliable

  

Deskripsi Variabel Persepsi Guru tentang Komunikasi Efektif dalam

Kepengawasan

  Dari hasil perhitungan menggunakan SPSS diketahui data sebagai berikut: Tabel 2. Descriptive Statistics Std.

  N Range Min Max Mean Deviation

  X

  49

  35.00

  30.00 65.00 52.5306 7.25173 Valid N 49 (listwise)

  Dengan demikian diketahui rata-rata persepsi guru tentang komunikasi efektif dalam kepengawasan adalah 52,5306 sedangkan standar deviasi 7.25173. adapun untuk membuat distribusi frekuensi harus diketahui interval nilai dengan langkah sebagai berikut:

  ( )

  Interval nilai =

  ( )

19 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2014,

  Interval nilai = 8,75 dibulatkan menjadi 9

  Tabel 3. Distribusi Frekuensi Variabel X

  

Interval Nilai F FR (%) Kategori

  • – 57

  65 12 24.5% Sangat Baik

  • – 48

  56 28 57.1% Baik

  • – 39

  47 7 14.3% Cukup

  • – 30

  38 2 4.1% Kurang Jumlah 24 100%

  Dari tabel di atas diketahui rata

  • – rata persepsi guru tentang komunikasi efektif dalam kepengawasan di Kecamatan Tuntang dan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang tahun 2016 adalah 52,5306 termasuk pada kategori baik dengan persentase 57.1%.

  Deskripsi Variabel Kinerja Guru

  Dari hasil perhitungan menggunakan SPSS diketahui data sebagai berikut: Tabel 4. Descriptive Statistics

  N Range Min Max Mean Std. Deviation Y 49 45.00 60.00 105.00 89.2449 11.59837 Valid N

  (listwise)

  Data di atas diperoleh rata-rata kinerja guru adalah 89.2449 sedangkan standar deviasi 11.5983, adapun interval nilainya sebagai berikut: Interval nilai =

  11,25 di bulatkan menjadi 11

  Tabel 4. Distribusi Frekuensi Variabel Y

  Interval Nilai F FR (%) Kategori

  95 20 40.8% Sangat Baik

  • – 105 84 – 94

  16 32.7% Baik 73 – 83 6 12.2% Cukup 62 – 72 7 14.3% Kurang Jumlah

  

49 100%

  Dari tabel diatas diketahui rata

  • – rata kinerja guru PAI SD di Kecamatan Tuntang dan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang tahun 2016 adalah 89.2449 termasuk pada kategori baik dengan presentase 32.7%.

  Uji Hipotesis 1

  Uji hipotesis 1 adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh dari variabel bebas (independent) terhadap variabel terikat (dependent), maka uji analisisnya digunakan uji analisis regresi karena variabel terikat hanya dipengaruhi oleh satu variabel bebas, maka pengujian dilakukan dengan menggunakan uji regresi linear

  20 sederhana.

  21 Persamaan matematis yang digunakan berbentuk y = x + .

  β + β

  1

  ɛ Adapun beberapa langkah yang digunakan dalam pengujian analisis regresi

  20 21 Tony Wijaya, Cepat Menguasai SPSS 20, Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka, 2012, 98.

  Sukestiyarno, Olah Data Berbantuan SPSS, Semarang: Universitas Negeri Semarang, sederhana adalah uji asumsi persyaratan meliputi uji kenormalan dan uji

  22 homogenitas serta uji pengaruh dengan menggunakan uji linearitas.

  Uji Kenormalan dan Uji Homogenitas

  Pada penelitian ini normalitas dapat dilihat dari uji Kolmogorov Smirnov dengan menginterpretasikan hasil output, apabila sig > 5% maka asumsi variabel dependen terdistribusi normal. Perolehan dari uji normalitas dan homogenitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

  Tabel 5. Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Test

  

Tests of Normality

a Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic df Sig. kin_gur ,124 49 ,055 ,932 49 ,008

a. Lilliefors Significance Correction

  Tabel 6. Uji Homogenitas dengan Tendensi Sentral

  Statistics kin_gur N Valid

  49 Missing Mean 89,24 Std. Deviation 11,598 Skewness -,738 Std. Error of Skewness ,340 Kurtosis -,264 Std. Error of Kurtosis ,668 Minimum

  60 Maximum 105

  22

  Pada tabel 5, nilai sig = 0,55 lebih tinggi dibandingkan dengan taraf signifikansi 5% (0,05) serta pada tabel 6 nilai skewness diketahui -0,738 merupakan nilai negatif yang hampir berdekatan dengan nol, hal demikian memberikan gambaran bahwa sebaran data telah memenuhi asumsi normalitas.

  Kondisi homogenitas variabel dependen atau kinerja guru PAI, kita lihat nilai kurtosisnya = -0,264. Nilai tersebut berdekatan dengan angka nol sehingga dapat diasumsikan bahwa homogenitas terpenuhi.

  Uji Linearitas

  Uji linearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan dua variabel yang diteliti sekaligus untuk melihat pengaruh variabel bebas atau persepsi guru tentang komunikasi efektif dalam kepengawasan terhadap variabel terikat atau kinerja guru-guru PAI. Hasil pengujian dapat dilihat dari interpretasi pembacaan output proses uji hipotesis dalam membuktikan model persamaan y = x + β + β

  1

  ɛ Tabel 7. Persamaan Regresi Berdasar Sampel a

  

Coefficients

Standardized

Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 41,721 10,200 4,090 ,000

pers_gur ,905 ,192 ,566 4,702 ,000

a. Dependent Variable: kin_gur

  Diperoleh nilai a = 41,721 dan b = 0, 905. Jadi persamaan regresinya ŷ = 41,721 + 0, 905 x.

  Adapun untuk menerima atau menolak hipotesis dibaca pada tabel perhitungan distribusi F berikut: Tabel 8. Perhitungan Distribusi F a

  

ANOVA

Sum of

Model Squares df Mean Square F Sig.

b

  1 Regression 2065,989 1 2065,989 22,113 ,000 Residual 4391,072 47 93,427 Total 6457,061

  48

  a. Dependent Variable: kin_gur

  b. Predictors: (Constant), pers_gur

  Diperoleh F hitung sebesar 22.113 dengan tingkat probabilitas 0,000 (signifikansi). Probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05 dan F hitung lebih besar dari F tabel, maka model regresi dapat dipergunakan untuk memprediksi kinerja guru- guru PAI SD atau dapat dikatakan bahwa variabel antara persepsi guru tentang komunikasi efektif dalam kepengawasan berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja Guru-Guru PAI SD di Kecamatan Tuntang dan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang tahun 2016.

  Adapun seberapa besar kemampuan variabel independen dalam menerangkan variabel dependen dapat diketahui dari koefisien determinasi dengan melihat Adjusted R Square pada tabel berikut:

  Tabel 9. Hasil Koefisien Determinasi

  Model Summary(b) Adjusted Std. Error of the Model R R Square R Square Estimate

  1 .566(a) .320 .305 9.66577

  a Predictors: (Constant), X b Dependent Variable: Y Data di atas terlihat bahwa R Square sebesar 0,320 atau 32%. Hal ini berarti sebesar 32% kemampuan model regresi dari penelitian ini dalam menerangkan variabel dependen. Artinya 32% variabel persepsi guru tentang komunikasi efektif dalam kepengawasan terhadap kinerja guru dapat dijelaskan oleh variansi dari variabel independen kinerja guru. Sedangkan sisanya (100% - 32% = 68%) dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak diperhitungkan dalam analisis penelitian ini.

  Uji hipotesis 2

  Analisis ini digunakan untuk mengetahui bagaimana gender dalam memoderasi persepsi guru-guru PAI SD tentang komunikasi efektif dalam kepengawasan terhadap kinerja guru

  • –guru PAI. Adapun model analisis yang digunakan adalah Uji Nilai Selisih Mutlak dengan persamaan regresi sebagai berikut:

  23 Y = |X-Z| dan Y = ZX+ ZZ+ AbsXZ

  α + β

1 X + β

  2 Z + β 3 α + β 1 β 2 β

  3 Dengan bantuan program SPSS diperoleh hasil berikut:

  Tabel 10. Hasil Perhitungan Interaksi Persepsi Guru tentang Komunikasi efektif dalam Kepengawasan dan Gender a

  

ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. b

  1 Regression 2399,601 3 799,867 8,871 ,000 Residual 4057,460 45 90,166 Total 6457,061

  48

  a. Dependent Variable: kin_gur

  b. Predictors: (Constant), Abspers_gur_Z, Zscore(pers_gur), Zscore(gender z)

  23

  Pada tabel 10 diperoleh bahwa nilai F hitung 8,871 dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, hal ini berarti terdapat pengaruh bersama antara Zscore(pers_gur), Zscore(gender z) dan Abspers_gur_Z terhadap kinerja, artinya bahwa persamaan tersebut dapat digunakan untuk penelitian ini.

  Tabel 11. Hasil Perhitungan Pengaruh Interaksi Persepsi Guru tentang Komunikasi efektif dalam Kepengawasan dan Gender terhadap Kinerja Guru a

  

Coefficients

Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients

  Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 87,277 2,632 33,155 ,000

Zscore(pers_gur) 6,232 1,398 ,537 4,458 ,000

  Zscore(gender z) 2,287 1,398 ,197 1,636 ,109 Abspers_gur_Z 1,814 2,080 ,104 ,872 ,388

a. Dependent Variable: kin_gur

  Dari penghitungan didapat persamaan Y = 87,277 + 6,232 Zscore(pers_gur) +2,287 Zscore(gender z) + 1,814 Abspers_gur_Z

  Dari tabel 11 dapat diketahui bahwa gender tidak mempunyai pengaruh atau terhadap kinerja guru dengan ditunjukkan nilai sig 0,109 > 0,05. Namun dalam interaksinya dengan persepsi guru tentang komunikasi dalam kepengawasan, gender berpengaruh positif terhadap kinerja dengan ditunjukkan dari nilai positif pada koefisien Abspers_gur_Z (1,814), akan tetapi pengaruh tersebut tidak signifikan dengan ditunjukkannya nilai sig 0,388 > 0,05.

  Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan interaksi antara persepsi guru tentang komunikasi efektif dalam kepengawasan dengan gender dalam pengaruhnya terhadap kinerja dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 12. Hasil Perhitungan Besaran Pengaruh Interaksi Persepsi Guru tentang Komunikasi efektif dalam Kepengawasan dan Gender terhadap Kinerja

  

Model Summary

Adjusted R Std. Error of

Model R R Square Square the Estimate

a

1 ,610 ,372 ,330 9,496

a. Predictors: (Constant), Abspers_gur_Z, Zscore(pers_gur), Zscore: gender z

  Dari tabel di atas ditunjukkan bahwa Adjusted R Square 0,330 artinya variabel persepsi guru tentang komunikasi efektif dalam kepengawasan, gender dan interaksi variabel persepsi guru tentang komunikasi efektif dalam kepengawasan dengan gender dapat menjelaskan variabilitas kinerja sebesar 33%.

  Adapun 67% variabilitas kinerja dipengaruhi oleh variabel lain.

  Pembahasan

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi guru tentang komunikasi efektif dalam kepengawasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Artinya, semakin tinggi nilai persepsi guru tentang komunikasi efektif yang dijalankan dalam proses kepengawasan, maka kinerja guru juga akan semakin meningkat, atau semakin efektif komunikasi yang terjadi dalam proses kepengawasan dapat menjadikan kinerja guru akan semakin baik.

  Penelitian ini dapat menjelaskan pendapat Stephen P. Robinson dan Timothy A. Judge (2008) yang mengatakan bahwa sebuah komunikasi dapat menentukan kinerja. Disamping itu, penelitian ini mendukung hasil penelitian M.

  Shaunan Fahmi (2010) yang menyatakan bahwa komunikasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Kistoyo (2008) yang menyimpulkan penelitiannya bahwa komunikasi tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja pegawai.

  Penelitian ini juga mengungkap bahwa gender merupakan variabel yang hanya dapat sedikit memoderasi pengaruh persepsi guru tentang komunikasi efektif dalam kepengawasan terhadap kinerja guru. Hasil penelitian ini kurang sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh M. Shaunan Fahmi (2010) yang menyatakan bahwa gender memoderasi secara signifikan dan positif terhadap pengaruh komunikasi terhadap kinerja. Adapun dengan ungkapan Tanen dalam Stephen P. Robin dan Timothy A. Judge (2008) yang menyatakan bahwa laki-laki berkomunikasi untuk kebebasannya, sedangkan perempuan lebih untuk membangun keintiman maka dapat dikatakan bahwa pernyataan tersebut belum mengarah secara khusus kepada kinerja.

  Simpulan

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas (X) yaitu persepsi guru tentang komunikasi efektif dalam kepengawasan terhadap variabel terikat (Y) yakni kinerja.

  Variabel moderator (Z) atau gender hanya sedikit memoderasi pengaruh variabel (X) atau persepsi guru tentang komunikasi efektif dalam kepengawasan dengan variabel terikat (Y) yakni kinerja guru PAI. Artinya gender bukan variabel yang menguatkan pengaruh persepsi tentang komunikasi efektif terhadap kinerja guru.

  Ada beberapa keterbatasan dalam penelitian ini seperti teori-teori dan hasil pendukung dari penelitian sebelumnya. Pekerjaan penelitian yang berkaitan dengan komunikasi efektif di tempat kerja, serta kinerja. Penelitian yang berkaitan dengan komunikasi dalam kepengawasan dengan melibatkan gender guru juga masih terbatas. Hal ini menghasilkan pembuktian hasil penelitian dengan teori pendukung yang juga relatif terbatas.

  Variabel kinerja diukur hanya dengan dilakukan penilaian atas diri sendiri yang tentunya masih mengandung subyektivitas. Akan lebih baik jika kinerja diukur dengan melibatkan beberapa pihak yang berpengaruh.

  Penelitian ini hanya dilakukan guru-guru PAI di Kecamatan Tuntang dan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang sehingga hasilnya belum dapat digunakan sebagai dasar generalisasi yang mewakili guru-guru secara keseluruhan.

  Peneliti selanjutnya dapat meneliti tentang komunikasi dalam kepengawasan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung pelaksanaannya di lapangan. Disamping itu peneliti selanjutnya juga dapat mencari variabel lain yang dapat mempengaruhi kinerja Guru Pendidikan Agama Islam SD seperti gaya kepemimpinan, gaya kepengawasan, dan atau kompetensi pendidikan sebagai variabel bebas serta status guru atau tingkat pendidikan sebagai variabel moderator.

DAFTAR PUSTAKA

  Aedi, Nur. Pengawasan Pendidikan Tinjauan Teori dan Praktek. Jakarta: Rajawali Pers, 2014. Bastable, Susan B. Perawat sebagai Pendidik: Prinsip-prinsip Pengajaran dan

  

Pembelajaran. Penerjemah: Gerda Wulandari & Gianto Widiyanto. Jakarta: EGC,

2002.

  Browning, Geil. Emergenetics Menyadap Ilmu Kesuksesan Baru . Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2013.

  Djaali & Muljono, Pudji. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo, 2008. Djarwanto Ps & Subagyo, Pangestu. Statistik Induktif. Yogyakarta: BPFE, 1996.

  Fahmi, M. Shaunan.

  “Pengaruh Motivasi, Diklat dan Komunikasi terhadap Kinerja Pegawai dengan Gender sebagai Variabel Moderating (Studi pada Lembaga Teknis Kota Salatiga) tahun 2010 ”, tesis, Universitas Sultan Agung Semarang, 2010.

  Hadi, Sutrisno. Metodologi Research 1. Yogyakarta : Fak Psikologi UGM, 1981. Ivancevich, John M. & Konopaske, Robert & Mateson, Michael T. Perilaku dan Manajemen Organisasi.

  Penerjemah: Gina Gania. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006. Kistoyo,

  “Pengaruh Kepemimpinan, Komunikasi dan Lingkungan Fisik terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Pekalongan Tahun 2008 ”, tesis, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2008.

  Mulianto, Sindu dkk. Panduan Lengkap Supervisi Diperkaya Perspektif Syariah. Jakarta: Elex Media Komputindo, 2006.

  Prasojo, Lantip Diyat dan Sudiyono. Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: Gava Media, 2011. Priansa, Donni Juni. Kinerja dan Profesionalisme Guru. Bandung: Alfabeta, 2014.

  Robbins, Stephen P. & Judge, Timothy A. Perilaku Organisasi. Penerjemah: Diana Angelica dkk. Jakarta: Salemba Empat, 2008.

  Romli, Asep Syamsul M. Komunikasi Dakwah Pendekatan Praktis. e-book. diunduh melalui2/2016].

  Sahertian, Piet A. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2014. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2014. Sukestiyarno. Olah Data Berbantuan SPSS. Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2011. Wijaya, Tony. Cepat Menguasai SPSS 20. Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka, 2012.

Dokumen yang terkait

KREATIVITAS GURU AGAMA DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Di Sekolah Dasar Islam Terpadu Meranti Senen Jakarta Pusat

0 10 114

Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama Islam di SD Al-Washliyah I Kecamatan Pulogadung Jakarta Timur

0 5 89

PENGARUH ETIKA KERJA ISLAM TERHADAP KEPUASAN KERJA DENGAN MOTIVASI INTRINSIK SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Empiris Pada Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri Berbadan Layanan Umum Se Indonesia)

10 42 74

PENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN PERSEPSI PROFESI GURU TERHADAP KESIAPAN MENJADI GURU MELALUI MINAT MENJADI GURU SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

10 49 238

PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KOTA BANDAR LAMPUNG

0 0 13

PENGARUH PROFESIONALISME DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU DENGAN LINGKUNGAN KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERASI ( Studi Pada SMP Negeri Se Kecamatan Boja Kabupaten Kendal)

0 1 9

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS MULTIKULTURAL; Tinjauan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam

0 0 21

PERSEPSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TENTANG PELAKSANAAN SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN (Studi Kasus di SMA 1 Pabelan Kabupaten Semarang dan SMK Muhammadiyah Kota Salatiga Tahun 2008) SKRIPSI

0 2 233

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN AKTUALISASI AKHLAKUL KARIMAH SISWA (Studi Kasus Siswa MI Nurul Huda Sepakung Banyubiru Kab. Semarang Tahun 2010) - Test Repository

0 0 77

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERIBADAH SISWA TAHUN PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERILAKU SISWADI SD NEGERI KALIBENING SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PERILAKU KALIBENING SALATIGA - Test Repository

0 2 118