HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN AKTUALISASI AKHLAKUL KARIMAH SISWA (Studi Kasus Siswa MI Nurul Huda Sepakung Banyubiru Kab. Semarang Tahun 2010) - Test Repository

  

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME

GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN

AKTUALISASI AKHLAKUL KARIMAH SISWA

  (Studi Kasus Siswa MI N urul H uda S epakung B anyubiru Kab. S em arang Tahun 2010)

  S K R I P S I

  Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

  Oleh:

  

IANAH

  NIM: 11408198

  

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

KEMENTRIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 kode Pos. 50721 Salatiga http/

  Dr s. A Bahrudin, M.Ag. Desen STAIN Salatiga

NOTA PEMBIMBING

  Lamp. : 3 Eksemplar Hal : Naskah Skripsi Lamp. : Sdri. LAN AH Kepada Yth.

  Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga A ssalam u’alaikum Wr. Wb.

  Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka skripsi saudara: Nama : LAN AH NIM :114 08 198 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Judul : HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG

PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA

  ISLAM DENGAN AKTUALISASI AKHLAKUL KARIMAH SISWA (Studi kasus Terhadap Siswa MI Nurul Huda Sepakung Banyubiru) Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

  Demikian surat ini dibuat, harap menjadikan perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama : IANAH NIM : 114 08 198 Jurusan : Tarbiyah Program studi : Pendidikan Agama Islam Judul : HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG

  PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA

  ISLAM DENGAN AKTUALISASI AKHLAKUL KARIMAH SISWA. (Studi Kasus Terhadap Siswa MI Nurul Huda Sepakung Banyubiru) telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

  Salatiga, 16 Agustus 2010 Pembimbing Drs. A. Bahrudin, M.Ag. K E M E N T E R I A N A G A M A S E K O L A H T I N G G I A G A M A I S L A M N E G E R I ( S T A I N ) S A L A T I G A

  

] ! . T e n ta r a P e la ja r T e lp . Faks. S alatiga

  02 (0298) 3 2 3 7 0 6 , 3 2 3 4 3 3 50721

  

PENGESAHAN

  Skripsi Saudari :

  IANAH dengan Nomor Induk Mahasiswa :

114 08 198 yang beijudul : "HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG

PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN

AKTUALISASI AKHLAKUL KARIMAH SISWA. (Studi Kasus Terhadap

Siswa MI Nurul Huda Sepakung Banyubiru Tahun 2010)".

  telah dimunaqasahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada h a r i: Sabtu, 28 Agustus 2010 dan telah diterim a sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. L).

  19 Ramadhan 1431 H Salatiga,

  28 Agustus 2010 M Dewan Penguji,

  Ketua Sekretaris

ri Imam Sutomo, M. Ag. Rahmat llariyadi. M. Pd.

  /H \ 19580827 198303 1 002

  IIP. 19670112 199203 1 005

  Penguji I Pens

  Drs. H. Nasafi, M.Pd.I

PERNYATAAN KEASLIAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Ianah NIM : 114 08 198 Jurusan : Tarbiyah

  Program studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 16 Agustus 2010 Yang menyatakan,

  Ianah M O TTO DAN PERSEMBAHAN M O TTO Gi-jA-Q

  

"bekerjalah kamu untuk duniamu seolah-olah kamu akan hidup untuk selama-

lamanya. Dan bekerjalah kamu untuk akhiratm u seolah-olah kamu akan mati

esok"

  PERSEMBAHAN

  

ABSTRAK

  Ianah, 2010. Hubungan Persepsi Siswa Tentang Profesionalisme Guru

  Pendidikan Agama Islam dengan Aktualisasi Akhlakul Karimah Siswa (Studi Kasus Siswa MI Nurul Huda Sepakung, kecamatan Banyubiru, kabupaten Semarang). Skripsi Jurusan Tarbiyah, Program Studi Pendidikan

  Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Drs. A. Bahrudin, M. Ag. Kata kunci: persepsi siswa tentang profesionalisme guru.

  Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam di MI Nurul Huda Sepakung?, (2) Bagaimana aktualisasi akhlakul karimah siswa MI Nurul Huda Sepakung?, dan (3) Bagaimana hubungan profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam dengan aktualisasi akhlakul karimah siswa MI Nurul Huda Sepakung?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan rumus product moment.

  Temuan penelitian profesionalisme ini menunjukkan bahwa dari 30 responden terdapat 30% tergolong tinggi, 60% tergolong sedang dan 10% tergolong rendah. Aktualisasi akhlakul siswa yang menyatakan tinggi 43,33% yang tergolong sedang 50% dan 6,67% tergolong rendah.

  Berdasarkan analisa data terdapat hubungan yang signifikansi antara profesionalisme guru PAI dengan aktualisasi akhlakul karimah siswa. Mengacu pada temuan tersebut bahwa profesionalisme guru PAI perlu ditingkatkan agar pembentukan akhlakul karimah tercapai.

  DAFTAR ISI

  

  BAB I. PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   BAB IV. ANALISA DATA

  B. Saran ......................................................................................

  53 C. Penutup ..................................................................................

  54

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi anugrah dan petunjuknya kepada kami. Salah satu anugrah yang penulis rasakan adalah kesempatan menuntut ilmu di STAIN Salatiga, dengan harapan semoga dapat bermanfaat dalam kehidupan nanti.

  Atas ijin dan pertolongan-Nya pula penulis dapat menyelesaikan tugas menyususn skripsi yang beijudul Hubungan Persepsi Tentang Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam Dengan Aktualisasi Akhlakul Karimah Siswa (Studi Kasus Terhadap Siswa MI Nurul Huda Sepakung Kec. Banyubiru) Penyusunan skripsi ini dapat selesai berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

  1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M. Ag. selaku ketua STAIN Salatiga.

  2. Bapak Drs. Bahrudin, M.Ag. selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan dan pengarahan

  3. Bapak Sugiri, A.Ma. selaku kepala MI Nurul Huda Sepakung yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk penelitian dalam rangka penyusunan skripsi.

  4. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, semoga Allah

  Akhirnya penulis memanjatkan doa kepada Allah semoga skripsi ini

bermanfaat bagi pribadi penulis khususnya, para pembaca dan dunia pendidikan

pada umumnya.

  Salatiga, Agustus 2010 Penulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses pembelajaran guru mempunyai peranan penting. Oleh

  karena itu seorang guru didalam melaksanakan tugasnya harus sungguh- sungguh dan didukung kemampuan, kemauan dan disiplin yang tinggi. Dalam arti khusus dapat dikatakan bahwa setiap diri guru itu terletak tanggungjawab untuk membawa para siswanya pada suatu kedewasaan atau taraf kematangan tertentu. Dalam rangkaian ini guru tidak semata-mata sebagai “pengajar” yang

  transfer o f knowledge tetapi juga sebagai “pendidik” yang transfer o f values

  dan sekaligus sebagi pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar (Sardinian A M, 1994:123) Proses pembelajaran adalah suatu proses yang sistimatis dan didasari adanya tujuan yang hendak dicapai. Persepsi siswa tentang keprofesionalisme guru adalah penting dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yaitu dalam rangka pembentukan pribadi yang sempurna sesuai dengan tujuan pendidikan yang termuat dalam UU Sisdiknas 2003, yaitu tercapainya manusia seutuhnya (insan kamil) yang ciri utamanya adalah beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokaratis serta tanggungjawab.

  Untuk mencapai hasil pembelajaran yang maksimal salah satunya adalah pendidik yang professional yang memiliki rasa kasih sayang, memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang relevan.

  2 Proses pembelajaran yaitu suatu proses perubahan tingkah laku

  individu melalui interaksi dengan lingkungan. Didalam interaksi inilah teijadi serangkaian pengalaman belajar yang akan membentuk kepribadian seorang anak.

  Akhlak mulia merupakan tujuan pokok dalam pendidikan akhlak Islam ini. akhlak seorang akan dianggap mulia jika perbuatannya mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur'an ( Ali Abdul Halim Mahmud, 2004,204 : 159)

  Guru Pendidikan Agama Islam menjadi mediator tercapainya tujuan pembelajaran. Yang menjadi obyek evaluasinya adalah aktualisasi akhlakul karimah dari masing-masing individu yaitu siswa. Akhlak adalah : Menangnya keinginan dari beberapa keinginan manusia dengan langsung berturut-turut. (Pro. Dr. Abmad Amin, 1995:62) Adapun yang penulis maksudkan kemampuan aktualisasi akhlakul karimah yaitu kesanggupan berprilaku atau berbuat baik dan terpuji yang memungkinkan timbulnya hubungan baik terhadap Allah maupun terhadap sesama manusia.

  Inilah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti sejauh mana pengaruh persepsi siswa tentang profesionalisme guru pendidikan agama Islam terhadap kemampuan aktualisasi akhlakul karimah siswa. Sebab jika seorang guru tidak terampil, kurang menguasi materi pelajaran, siswa akan malas mengikuti pelajaran dan meneladaninya. Dengan melihat gejala fenomena di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti anak-anak MI Nurul Huda Sepakung Banyubiru dengan judul "HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP AKTUALISASI AKHLAKUL KARIMAH SISWA" (Studi kasus pada Ml Nurul Huda Sepakung tahun 2009/2010)

  3 B. Penegasan Istilah

  Suatu istilah sering menimbulkan perbedaan penafsiran, maka untuk menghindarinya perlu penulis jelaskan mengenai beberapa istilah dalam judul.

  1. Persepsi Siswa Persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari suatu serapan, proses untuk mengetahui beberapa hal melalui panca indra.

  Sedangkan murid (siswa) adalah pelajar.

  Jadi persepsi siswa yang dimaksud di sini adalah suatu tanggapan langsung siswa dari hasil proses melalui panca indra.

  2. Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam Profesionalisme berasal dari kata profesi yang berarti bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan) tertentu.

  Profesional adalah : 1. Bersangkutan dengan profesi. 2. Memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya (Syarifudin Nurdin, 2002 : 15) kemudian mendapat imbuhan isme menjadi profesionalisme yang berubah arti menjadi kualitas, mutu dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional.

  Guru adalah orang yang pekerjaannya mengajar. Jadi pengertian profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam yang dimaksud di sini

  4

  3. Aktualisasi Akhlakul Karimah Akhlak menurut Ahmad bin Mushthofa adalah ilmu yang darinya dapat diketahui jenis-jenis keutamaan Akhlak yang mulia (Akhlakul Karimah) menurut Islam adalah melaksanakan kewajiban-kewajiban menjauhi larangan, memberikan hak kepada yang mempunyainya baik yang berhubungan dengan Allah maupun yang berhubungan dengan makhluk, diri sendiri, orang lain dan lingkungannya dengan sebaik-baiknya seakan-akan melihat Allah dan apabila tidak bisa melihat Allah harus yakin bahwa Allah melihatnya

  (Rachmat Djatnika, 1996 : 26) Adapun yang penulis maksudkan aktualisasi akhlakul karimah yaitu kesanggupan mewujudkan prilaku yang baik dan terpuji yang memungkinkan timbulnya hubungan baik terhadap Allah maupun sesama manusia.

C. Rumusan Masalah

  Dari uraian latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana profesionalisme guru pendidikan agama Islam di MI Nurul Huda Sepakung?

  5 D. Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

  1. Mengetahui profesionalisme guru pendidikan agama Islam di MI Nurul Huda Sepakung.

  2. Mengetahui aktualisasi akhlakul karimah di MI Nurul Huda Sepakung.

  3. Mengetahui hubungan profesionalisme guru pendidikan agama Islam dengan aktualisasi akhlakul karimah siswa.

  E. Hipotesis Penelitian

  Menurut Suharsimi Arikunto, hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Sedangkan menurut Sutrisno Hadi, hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar mungkin salah. Menurut Nana Sudjono hipotesis adalah pendapat yang kebenarannya rendah atau kadar kebenarannya belum meyakinkan dan kebenarannya perlu diuji atau dibuktikan.

  Dari penjelasan di atas penulis membuat hipotesis : Adakah hubungan positif antara profesionalisme guru PAI dengan aktualisasi akhlakul karimah. Artinya semakin tinggi profesionalisme guru PAI maka akan semakin tinggi pula aktualisasi akhlakul karimah siswa.

  F. Manfaat Penelitian

  Dari penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut:

  6 G. Metode penelitian

  1. Populasi Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian (Suharsimi, 1991 : 62). Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MI Nuruk Huda Sepakung Banyubiru kabupaten Semarang yang berjumlah 160 siswa.

  2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti

(suharsimi, 1991 : 108). Menurut Sutrisno Hadi sebagian populasi disebut

sampel. Sampel adalah penduduk yang jumlahnya kurang dari populasi (Sutrisno Hadi, 2002 : 69) Penulis menyimpulakan bahwa sampel adalah sebagian dari

populasi yang merupakan wakil dari keseluruhan obyek penelitian,

menurut Suharsimi Arikunto Apabila subyeknya kurang dari seratus lebih

baik diambil semua sehingga penelitiannya berupa penelitian populasi.

Sedangkan jika subyeknya besar dapat diambil 10%-15% atau 20%-25%

atau lebih sesuai kemampuanya.

  Dalam penelitian ini peneliti mengambil 20% dari total populasi

yaitu 30 siswa. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara acak

atau randum sampling.

  3. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengambil dua variabel yaitu :

  7

  a. Variabel Independen (variabel yang mempengaruhi) yaitu persepsi siswa tentang profesionalisme guru PAI, dengan indikator: 1) Siswa memahami sikap keseharian guru dalam kelas

  2) Siswa menyukai penampilan guru dalam kelas 3) Siswa menyukai cara guru menyampaikan materi pelajaran

  b. Variabel Dependen (variabel yang mempengaruhi) yaitu: Akhlakul karimah siswa terhadap Allah.

  1) Aktualisasi akhlakul karimah siswa terhadap Allah 2) Siswa mewujudkan akhlakul karimah terhadap orang tua/guru

  3) Siswa mewujudkan akhlakul karimah terhadap teman

  4. Jenis Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam rangka pencarian data yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Metode Angket

  Metode ini merupakan sejumlah pertanyaan secara tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden (Suharsimi Arikunto, 1991 : 140) artinya informasi ini didapat dari siswa yang penulis teliti.

  b. Metode observasi c. Metode Interviw Disebut juga metode wawancara yang merupakan suatu dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi. Dialog digunakan dalam rangka menjabarkan perolehan data yang telah terkumpul dari angket atau observasi sehingga memperkuat informasi yang diperoleh sebelumnya.

  5. Teknik Analisa data Setelah data terkumpul, langkah selanjudnya menganalisa data untuk membuktikan profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam dan aktualisasi akhlakul karimah, penulis menggunakan teknik analisa prosentase dengan rum us:

  Keterangan: P : Prosentase N : Jumlah Objek F : Frekuensi

  Untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang profesionalisme guru PAI dengan aktualisasi akhlakul karimah siswa dengan menggunakan teknik statistik yaitu korelasi product moment

  P =

  77 x 100%

  N rx y = y : Variabel aktualisasi akhlakul karimah xy : Jumlah xy N : Jumlah responden

H. Sistematika Penulisan Skripsi

  BAB I : Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah B. Penegasan Istilah C. Rumusan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Hipotesis F. Manfaat Penelitian G. Metode Penelitian H. Sistematika Penulisan Skripsi BAB II : Landasan Teori Pada bab ini berisi sebagai berikut: A. Profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam

  1. Pengertian Profesionalisme

  2. Pandangan Islam tentang Profesionalisme

  3. Cara menerapkan Profesionalisme di sekolah

  1. Pengertian Akhlakul Karimah

  2. Pentingnya akhlakul karimah dalam hidup

  3. Pentingnya pendidikan akhlak Islam

  4. Akhlak terpuji yang diperintahkan Allah

  5. Proses pembentukan akhlakul karimah siswa

  BAB III : Laporan Hasil Penelitian Gambaran umum MI Nurul Huda Sepakung Banyubiru, sejarahnya, struktur organisasinya, visi, misi, keadaan guru, keadaan siswa, sarana prasarana, nama responden

  BAB IV : Analisa Data A. Analisa Pendahuluan

  10 BAB V

  B. Analisa Uji Hipotensis : Penutup Meliputi kesimpulan, saran dan penutup.

BAB II LANDASAN TEORI A. Masalah Profesionalisme Guru Pendidikan Agam Islam Pendidikan telah berkembang pesat di dunia pendidikan Islam sesuai

  dengan ayat-ayat Al-Qur'an yang pertama kali turunpun adalah ayat-ayat tentang pendidikan.

  $ vi f i j j I j S f ( j * $ U y I ujt

  Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang M enciptakan, Dia

  Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S. Al-'Alaq : 1-5)

  Ailc. a&l J&l (J 'JS : 'J* 4

  j c > a& ^ya\ (fi. a .r,..^j~J. .>.»( _ f e l , di* (jli (j \ \ l j j T j ^LtllljaOaf

  Artinya : D ari Anas r.a. berkata, bersabda Rosulullah SAW. "Tuntutlah ilmu

  walau ke negeri Cina maka sesungguhnya m enuntut ilmu itu adalah

sangat wajib bagi setiap muslim baik pria maupun wanita.

  Jadi kalau menurut hadis tersebut tidak boleh seorang pun yang tidak berpendidikan, karena kewajiban menuntut ilmu itu terletak di pundak setiap

  12 Artinya: Abu Hurairoh r.a. berkata : Rosulullah s.a.w. bersabda : Siapa yang berjalan di suatu jalan untuk menuntut ilmu pengetahuan, Allah akan, memudahkan baginya jalan ke surga (H.R. Muslim)

  GI a

  II J j S j j C j 4_dc. ^ aill (Jli A ol L»l*lojlIallfrJ oVljl-aj jS^V j

  Artinya: Abu Hurairoh r.a. berkata : saya telah mendengar Rasulallah s.a.w.

  bersabda : Dunia ini terkutuk dan segala isinyaopun terkutuk kecuali dzikrullah (taat pada Allah) dan yang serupa itu dan orang alim dan pelajar (H.R. At Tirmidzi) (Salim, Bahreisy, 3 1 6 -3 1 7 )

  Untuk memenuhi hal tersebut di atas dibutuhkan pendidik yang profesional.

  1. Pengertian profesionalisme Profesionalisme secara etimologi dapat diartikan sebagai tingkahlaku keahlian qatau kwalitas dan seseorang yang profesional.

  Sedangkan secara terminologi makna profesionalisme ialah yang mengacu kepada sebutan tentang orang yang menyandang suatu profesi dan sebutan tentang penampilan dalam mewujudan unjuk keija sesuai dengan profesinya (www. pdii. lipi. go. Id : 30 Agustus 2010)

  Profesionalisme adalah paham yang mengajarkan bahwa setiap pekeijaan harus dilakukan oleh orang yang profesional. Menurut Muchtar Suthfi dari unversitas Riau seseorang disebut memiliki profesi bila ia memiliki kriteria: a. Profesi harus mengandung keahlian. Artinya sesuatu profesi itu mesti

  13 b. Profesi dipilih karena panggilan hidup dan dijalani separuh waktu.

  Profesi dipilih karena dirasakan sebagai kewajiban. Sepenuh waktu artinya bukan part time.

  c. Profesi memiliki teori-teori yang baku secara universal. Artinya profesi itu dijalani menurut aturan yang jelas, dikenal umum, teorinya terbuka. Secara universal pegangan itu diakui.

  d. Profesi adalah untuk masyarakat bukan untuk diri sendiri.

  e. Profesi harus dilengkapi dengan kecakapan diagnostik dan kompetensi aplikatif. Kecakapan dan kompetensi itu diperlukan untuk meyakinkan peran profesi itu untuk kliennya.

  f. Pemegang profesi memiliki otonomi dalam melakukan tugas profesinya. Otonomi ini hanya dapat diuji atau dinilai oleh rekan-rekan seprofesi.

  g. Profesi mempunyai kode etik, disebut kode etik profesi.

  h. Profesi harus mempunyai klien yang jelas, yaitu orang yang membutuhkan layanan (Ahmad Tafsir, 1992 : 111)

  2. Pandangan Islam tentang Profesionalisme Dalam Islam, setiap pekeqaan harus dilakukan secara profesional dalam arti harus dilakukan secara benar. Itu hanya mungkin dilakukan

  14

  "Kehancuran" dalam hadis ini dapat diartikan secara terbatas dan dapat juga diartikan secara luas. Bila seorang guru mengajar tidak dengan keahliannya, maka yang hancur adalah siswanya. Ini dalam pengertian yang terbatas, siswa-siswa itu kelak mempunyai siswa. Siswa-siswa itu kelak berkarya. Keduanya dilakukan dengan tidak benar karena telah dididik tidak benar, maka akan timbul kehancuran. Yaitu kehancuran murid-murid itu, dan kehancuran sistem kebenaran karena mereka mengajarkan pengetahuan yang tidak benar. Ini kehancuran dalam arti luas (Ahmad Tafsir, 1992: 113)

  3. Cara menerapkan Profesionalisme di sekolah-sekolah Islam Untuk menerapkan profesionalisme dalam pengelolaan pendidikan, dapat diikuti sekurang-kurangnya dipertimbangkan pikiran berikut i n i; a. Adanya profesionalisme pada tingkat yayasan untuk mengelola sekolah harus ada paling sedikit satu orang yang memiliki profesi pendidikan.

  b. Penerapan profesionalisme pada tingkat pimpinan sekolah.

  Dalam hal ini yang harus diperhatikan oleh pengurus yayasan ialah memilih kepala sekolah yang bener-benar profesional dengan keahlianya itu dapat meningkatkan mutu tenaga guru.

  c. Penerapan profesionalisme pada tenaga pengajar.

  15 sendiri dengan mendatangkan guru ahli dari luar atau salah seorang guru yang dianggap paling ahli, untuk memberikan pelajaran, d. Profesionalisme ketata usahaan sekolah. Tata usaha sekolah harus mampu memberikan pelayanan terhadap kepala sekolah, guru, murid dan orang tua murid.

  4. Karakteristik suatu profesi Stinnett bahwa karakteristik suatu profesi m eliputi:

  a. Suatu profesi pada dasarnya memerlukan kegiatan-kegiatan intelektual

  b. Suatu profesi memerlukan pengetahuan-pengetahuan khusus

  c. Suatu profesi perlu diperluas menjadi profesional

  d. Suatu profesi memerlukan pertumbuhan melalui incervice training cecara terus menerus e. Suatu profesi memberi pertumbuhan karir dan keanggotanya secara permanen f. Suatu profesi sebagai dasar untuk mendapatkan pengakuan

  g. Mengutamakan pelayanan

  h. Mempunyai kegiatan dalam bentuk organisasi profesi

  5. Tugas guru Pendidikan Agama Islam Setiap guru Agama hendaknya menyadari, bahwa pendidikan agama bukan sekedar mengajarkan pengetahuan agama dan melatih

  16

  dan akhlak jauh lebih penting dari pada pandai menghafal dalil-dalil dan hukum-hukum agama, yang tidak diresapi dan dihayati dalam hidup.

  Pendidikan agama hendaknya dapat mewarnai kepribadian auak, sehingga agama itu benar-benar menjadi bagian dari pribadinya yang akan menjadi pengendali dalam hidupnya di kemudian hari. Untuk tujuan pembinaan pribadi itu, maka pendidikan agama hendaknya diberikan oleh guru yang benar-benar tercermin agama itu dalam sikap, tingkah laku, gerak-gerik, cara berpakaian, cara berbicara, cara menghadapi persoalan, dan dalam keseluruhan pribadinya. Atau dengan singkat dapat dikatakan bahwa pendidikan agama akan sukses apabila ajaran agama itu hidup dan tercermin dalam pribadi guru agama itu.

  Agar agama itu dapat dihayati, dipahami dan digunakan sebagai pedoman hidup bagi manusia, maka agama itu hendaknya menjadi unsur dalam kepribadiannya. Hal itu dapat dilakukan dengan latihan-latihan (pengalaman) dan pengertian tentang ajaran agama, jadi agama adalah amaliyah dan ilmiah sekaligus. (Zakiyah Daradjat, 1970 : 107)

  Profesi guru Pendidikan Agam Islam yang dimaksud adalah sebagai paham yang mengajarkan bahwa guru menjalankan tugasnya harus dilakukan secara profesional dalam mengampu mata pelajaran Agama Islam. Pendidik dalam perspektif pendidikan Islam ialah orang yang

  17 Islam (Syamsul Nizar, 2002 : 42). Guru sebagai suatu profesi dalam

  melaksanakan tugas mendidik mendasarkan pada asumsi-asumsi berikut:

  1. Subyek didik adalah manusia dengan berbagai potensi yang akan berkembang. Karenanya pendidikan dilandasi oleh nilai-nilai kemanusiaan, dan pendidikan menghargai martabat manusia yang memiliki kemauan, pengetahuan, emosi dan perasaan.

  2. Pendidikan dilakukan secara sadar dan bertujuan, ia tidak dilakukan secara randum. Karenanya ada unsur tujuan. Pendidikan menjadi normatif, diikat oleh norma-norma dan nilai-nilai baik yang bersifat universial, nasional maupun lokal yang menjadi acuan bagi pelaku pendidikan (guru dan peserta didik).

  3. Yang dihadapi pendidik adalah manusia dengan segala kelebihan dan kekurangan, maka ada teori-teori pendidikan yang merupakan jawaban atas kerangka hipotesis tentang bagaimana pendidikan harus dilakukan.

B. Masalah Aktualisasi dan Aklakul Karimah

  1. Pengertian Akhlakul Karimah Definisi akhlak menurut Muhammad bin Ali Asy. Syarif Al-

  18

  perbuatan-perbuatan yang indah menurut akal dan syariat agama dengan mudah. (Ali Abdul Halim Mahmud, 2004 : 32) Sedangkan menurut Ahmad bin Musthofa akhlak adalah ilmu yang darinya dapat diketahui jenis-jenis keutamaan. (Ali Abdul Halim Mahmud,

  2 0 0 4 :3 3 ) Dan menurut Muhammad bin Ali Al-Faaruqi At Tahanawi akhlak adalah keseluruhan kebiasaan, sifat alami, agama dan harya diri (Ali

  Abdul Halim Mahmud, 2004 : 34) Dari ketiga pendapat tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pengertian akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam diri dengan kuat yang melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa diawali berfikir panjang merenung dan memaksaan diri.

  Akhlak yang mulia menurut Islam adalah melaksanakan kewajiban-kewajiban menjauhi segala larangan memberikan hak kepada yang mempunyainya baik yang berhubungan dengan Allah maupun yang berhubungan dengan makhluk, diri sendiri, orang lain dan lingkungannya dengan sebaik-baiknya seakan-akan melihat Allah dan apabila tidak bisa melihat Allah, harus yakin bahwa Allah selalu melihatnya (Rahmad Djatnika, 1996:26)

  19

  terdapat dalam kehidupan. Bahkan mengatur hubungan antara hamba dengan Allah.

  Syauqi dalam syairnya mengataka sesungguhnya bangsa itu jaya selama mereka masih mempunyai akhlak yang mulia, maka apabila akhlak yang baiknya telah hilang maka hancurlah bangsa itu.

  Kejayaan, kemuliaan umat di muka bumi ini9 adalah karena akhlak mereka dan kerusakan yang ditimbulkan di muka bumi ini adalah disebabkan olreh perbuata mereka sendiri. Allah berfirman : 4 + * y y ' , y y ’ 9**

   /v ^ ^

  Artinya : Telah nyata kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena

  

perbuatan tangan manusia . . . . (Q. S. Ar-Ruum : 41)

  Karena pentingnya kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia, maka misi (risalah) Rosulullah SAW. itu sendiri keseluruhannya adalah untuk memperbaiki akhlak yang mulia sebagaimana sabdanya,

  / o / ° S i o ««'f

  (3 C L

  I

  u ju u

  Artinya : sesungguhnya saya diutus hanyalah untuk menyempurnakan

  akhlak yang m ulia (H.R. Malik)

  3. Pentingnya pendidikan akhlak Islami Tujuan utama pendidikan akhlak dalam Islam adalah agar manusia berada dalam kebenaran dan senantiasa berada di jalan yang lurus, jalan

i Si , , * K * * f t * , s ' " , , < <

  

  • * *

  20 £ a ji&gt;-\'(. Ijjijf-

   Qll! 4Wl S/

  jl i l w U c ill j j I v J’^JL J j ^fj ijio u

  ©i4j&gt;= tji UjJ jsji^'^iUAji ^ uiSK"

Artinya : Janganlah kamu adakan Tuhan yang lain di samping Allah, agar

kamu tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan (Allah). Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya, jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu. Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.

  (Q.S. Al-Isro': 22-23)

  4. Akhlak terpuji yang diperintahkan Allah

Akhlak-akhlak terpuji yang diperintahkan Allah dalam ayat ini adalah

a. Tidak menyekutukan Allah, karena menyekutukan-Nya adalah

perbuatan yang sangat tercela dan membuat manusia ditinggalkan oleh-Nya.

  

b. Tidak menyembah selain Allah. Adanya kewajiban untuk hanya

menyembah Allah penyembahan merupakan puncak penghormatan dari manusia. Dan puncak-puncak penghormatan ini hanya layak diberikan kepada zat pemberi berbagai nikmat yang tiada taranya, yang diantaranya adalah nikmat kehidupan, akal, panca indra dan perasaan.

c. Berbuat baik kepada orang tua.

  Perintah untuk berbuat baik kepada orang tua ini disebutkan secara langsung setelah perintah beribadah kepada Pencipta dan Pemberi nikmat, yaitu Allah.

  21

  d. Lima hal yang harus dipenuhi kepada orang tua, yaitu : 1) Jangan berkata "ah" kepada keduanya.

  Maksudnya adalah perintah untuk menghormati kedua orang tua dan tidak menyakiti keduanya meskipun hanya sebatas kata "ah". 2) Jangan membentak keduanya.

  Maksudnya jangan sampai mereka mendengar kata-kata kasar dari anak. 3) Berkatalah dihadapannya dengan perkataan yang baik 4) Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang 5) Mendoakan orang tua agar Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada keduanya. Akhlak mulia merupakan tujuan pokok dalam pendidikan Islam. Akhlak seseorang akan dianggap mulia jika perbuatannya mencerminkan nilai- nilai yang tekandung dalm Al-Qur'an.

  Secara umum yang termasuk akhlakul karimah adalah sebagi berikut: 1) Mencintai semua orang. Ini tercermin lewat perkataan dan perbuatannya.

  22 4) Menghindari sifat tamak, pelit, boros dan semua sifat tercela. 5) Tidak memutuskan hubungan silaturohmi dengan sesama. 6) Tidak kaku dalam berinteraksi dengan orang lain.

  Dengan terlaksananya hal-hal tersebut di atas maka tercapailah maksud dari pembinaan akhlak bagi seseorang (Ali Abdul Hakim Mahmud, 2004 : 159)

  5. Proses pembentukan akhlakul karimah siswa Setiap orang pasti ingin memiliki anak yang berakhlak mulia. Hal itu dapat diwujudkan melalui pendidikan dalam keluarga, di lingkungan sekolah (lembaga pendidikan formal) dan di lingkungan masyarakat.

  a. Lingkungan keluarga Lingkungan keluarga merupakan tempat pertama anak menerima pendidikan dari orang tua. Prilaku dan sikap hidup yang dicontohkan orang tua dengan sendirinya akan membentuk pribadi anak.

  Keluarga adalah tempat dasar untuk meletakkan nilai-nilai kepribadian seorang anak. Prof. Dr. Sutari Imam Bamadib mengungkapkan bahwa dasar-dasar kelakuan anak didik tertanam di dalam keluarga, dalam sikap hidup dan kebiasaan-kebiasaannya. (Sutari Imam Bamadib, 1986 : 120)

  23

orang tua menyerahkan anaknya kelembaga pendidikan yaitu sekolah.

Dalam rangka melestarikan pembentukan kepribadian dan akhlakul

karimah dikembangkan dan disempurnakan di sekolah sebagai

lembaga pendidikan yang telah diakui masyarakat.

  Guru merupakan wakil dari orang tua di sekolah, sehingga guru mempunyai kewajiban melatih kebiasaan yang baik dan menanamkan nilai-nilai moral dalam rangka pembentukan akhlakul karimah pada anak.

  c. Lingkungan masyarakat Dalam proses pembentukan akhlak pada anak, lingkungan juga

memegang peranan penting. Kalau di dalam masyarakat yang rusak

akhlaknya, akan menghambat penanaman nilai moral dan

pembentukan akhlak pada anak.

  

BAB m

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum MI Nurul Huda Sepakung Banyubiru.

  MI Nurul Huda terletak di dusun Sepakung Wetan kelurahan Sepakung kecamatan Banyubiru kabupaten Semarang.

  1. Sej arah Berdirinya Menurut keterangan kepala MI Nurul Huda Sepakung, bapak

  Sugiri bahwa pendirian madrasah ini dilatar belakangi oleh keinginan masyarakat melalui tokoh-tokoh masyarakat setempat untuk mendirikan suatu lembaga pendidikan Islam untuk mendidik putra putri ini agar bersekolah.

  Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Sepakung didirikan pada tanggal

  8 Agustus 1970. Kegiatan belajar mengajar dilakukan dirumah-rumah penduduk di dua dusun yaitu di dusun Jingkol dan dusun Sepakung, karena saat itu belum memiliki gedung sekolah.

  Pada tahun 1974 bapak Djazuli mewakafkan tanah seluas 215 m2 untuk mendirikan gedung sekolah. Bangunan gedung masih sangat sederhana hanya terdiri lima kelas dan satu ruang guru, sehingga kelas dua

  25 Tahun 2006 bangunan gedung direnovasi dan lokasinya ditambah,

  sehingga kini telah memiliki enam kelas, ruang guru dan ruang perpustakaan.

  Adapun yang pernah menjabat sebagai kepala madrasah adalah :

  a. Bapak Abdul Djalil

  b. Bapak Munir Asrori

  c. Bapak sugiri, A.Ma (sampai sekarang)

  2. Visi dan Misi Nurul Huda Sepakung Visi : membentuk siswa siswi yang cerdas, trampil, santun, berbudi pekerti luhur dan beriman.

  Misi

  a. Melaksanakan pembelajaran PAKEM

  b. Menumbuhkan semangat peningkatan kehandalan dan keteladanan c. Mendorong siswa untuk mengenali dirinya

  d. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama Islam dan berbudaya e. Menumbuhkan suasana madrasah yang kondusif dengan menerapkan manajemen partisipasif yang melibatkan seluruh

  26 B. Struktur Organisasi Sekolah

  Organisasi adalah adanya sekelompok manusia yang melakukan keijasama dengan teratur dan harmonis untuk mencapai tujuan tertentu. Kerjasama initerdapat dalam suatu sistem yang telah diatur.

  

STRUKTUR ORGANISASI

MI NURUL HUDA SEPAKUNG BANYUBERU

C. Keadaan Guru

  1 Guru Tetap 2 - - - - -

  2

  27

  Salah satu faktor pendidikan adalah pendidik atau guru. Dalam menyelenggarakan pendidikan MI Nurul Huda Sepakung Banyubiru, melibatkan sejumlah tenaga guru dan tenaga administrasi. Untuk mengetahui

jumlah tenaga guru dan tenaga administrasi tersebut dapat dilihat pada tabel

berikut in i:

Tabel I

  

Keadaan Guru Dan Pegawai di MI Nurul Huda

Sepakung Banyubiru Tahun 2010

No Kepegawaian Guru Pegawai Peseruh Jumlah

  L P L P L P L P

  • 2 Guru Tetap Yayasan

  

4

  2

  2

  3 Pegawai

  4 Pesuruh - -

  1

  • 1
  • 1
  • 5 Penjaga
  • 1
  • 7

  ' ' ' '

  1 Jumlah

  

6

  2

  1

  2

  4

  28 Tabel II

  Data tentang status tenaga pengajar/guru dan karyawan MI Nurul Huda Sepakung Banyubiru Tahun 2010

  No Nama guru/karyawan Pendidikan Jabatan

  Sugiri A.Ma D2

  Kepala Sekolah Moh Arifin MTs. Ketua Komite

  Drs. Didik Maryadi SI GuruPenjas Turned S.Pd SI Guru Kelas I

  Nakman SLTA Guru Kelas II

  Edi Istiawan S.Pd SI Guru Kelas III Sulistiono SI Guru Kelas IV Nur Azizah

  SLTA Guru Kelas V Ianah

  D2 Guru Kelas VI Syarifudin MI Penjaga mahfudin

  M Pesuruh

D. Keadaan Siswa

  Untuk mengetahui jumlah siswa di tiap kelas dan jumlah siswa keseluruhan, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

  29 Tabel III

  17 /

  Proses pembelajaran dapat beijalan lancar apabila ada sarana dan prasarana. Di MI Nurul Huda memiliki bangunan/gedung sekolah di atas tanah seluas 800 m2, bangunan terdiri dari enam ruang kelas, ruang guru, perpustakaan, kamar mandi, WC guru, WC siswa.

  81 79 160

  21 Jumlah

  11

  10

  6 VI

  29

  16

  13

  5 V

  32

  15

  4 IV

  Keadaan Siswa MI Nurul Huda Sepakung Banyubiru Tahun 2010 No Kelas L P Jumlah

  29

  13

  16

  3 III

  28

  12

  16

  2 II

  21

  12

  9

  1 I

E. Sarana dan Prasarana

  4. Globe dan atlas

  IV

  IV

  IV

  7 Susantiningsih P

  IV

  6 Tri Riwayati P

  IV

  5 Latifah P

  4 Mutiah P

  5. Alat olah raga

  3 Febriyanti P rv

  2 Kisonudin L rv

  IV

  1 Ali Mahsun L

  Data nama siswa yang menjadi sampel No Nama Jenis Kelamin Kelas

  8. Buku-buku cerita di perpustakaan Tabel IV

  7. Buku paket siswa

  6. Buku pegangan guru

8 Lailatul Mutaminah P

  31

  20 Sulasih P

  27 Khoirudin L

  V

  26 M. Hasanudin L

  V

  25 M. Irfan Khabibi L

  V

  24 M. N ur Hasim L

  V

  23 Muh Asrofi L

  V

  V 22 lis Idawati P

  21 Siti Riwayati P

  V

  V

  12 Ali Ma'ruf L

  19 Fiki Khoirotul Aini P

  V

  18 Zulianti Irmasari P

  V

  17 SitiN urH asanah P

  V

  16 Siti Muniroh P

  V

  15 Agus Widodo L

  V

  14 Askuriyatun Nikmah P

  V

  13 Aulia L

  V

  V

BAB IV A. Analisa Pendahuluan Pada bab ini penulis menyiapkan tabel nilai profesionalisme guru PAI

ANALISA DATA

  9

  8 B B A A A A C A A A

  7 A A B A B B B B C B

  6 B A A B A A A B B A

  5 A A B A A A B B B B

  4 A B A A A B B A B A

  3 A A A B A B B A A A

  2 A A B A A A C A A B

  1 A A B A B A A B A B

  10

  dan tabel nilai aktualisasi akhlakul karimah. Data profesionalisme guru PAI

diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari 10 pertanyaan, masing-

masing pertanyaan disediakan 3 alternatif jaw aban dengan bobot sebagai berikut.

  1. Memberikan nilai 3 untuk jaw aban altem atitif A

  7

  6

  5

  

4

  3

  2

  1

  Nomer Item

  

Tabel V

Jawaban Angket Tentang Profesionalisme Guru PAI

No Responden

  3. M emberikan nilai 1 untuk jaw aban altem atitif C Untuk lebih jelasnya berikut ini adalah pilihan jaw aban dari responden.

  2. Memberikan nilai 2 untuk jaw aban altem atitif B

  8

  10 A A A B A A A B B B

  19 A A B B A B A B A B

  

25 A A A A B B A A A B

  

24 B A A C B A B B A B

  23 B C A B B B B B A B

  

22 B A B B A C A B A A

  

21 A B A A A A A A A A

  

20 B A A B A A A B A B

  

18 A C B A A A A B A B

  11 A B A B A A A A A A

  17 A A

A A B B

C A A A

  

16 B A A A B C A A B A

  

15 A A A B A A C A A A

  

14 B B A B B A A C A A

  

13 A A B A B A B B B A

  

12 A A A A A B B A A A

  

26 A A B B A B B A A A

  • 18
  • 26 B
  • 27 A
  • 15
  • 25 B

  1

Dokumen yang terkait

STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN AKHLAKUL KARIMAH SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 01 MALANG

2 10 19

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN BAHAN PELAJARAN OLEH GURU DENGAN PRESTASIBELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS V SD NINAMBUHAN PURWODADI - GROBOGAN TAHUN 2006 - Test Repository

0 0 91

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU DENGAN SIKAP HORMAT SISWA KEPADA GURU (Studi Kasus Siswa Di MTs Rohmatullah Cokro Kab. Magelang Tahun 2006/2007) - Test Repository

0 0 92

PERSEPSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TENTANG PELAKSANAAN SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN (Studi Kasus di SMA 1 Pabelan Kabupaten Semarang dan SMK Muhammadiyah Kota Salatiga Tahun 2008) SKRIPSI

0 2 233

HUBUNGAN INTENSITAS PERHATIAN SISWA TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN KEMAMPUAN AKTUALISASI AKHLAKUL KARIMAH DI SD NEGERI SEMOWO 01 KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG - Test Repository

0 0 113

HUBUNGAN ANTARA KESIBUKAN ORANG TUA DENGAN KEBERAGAMAAN ANAK (Studi Kasus pada Siswa SDN Bawen 01 Kab. Semarang Tahun 2010) - Test Repository

0 1 72

KEHARMONISAN HUBUNGAN GURU DAN SISWA PENGARUHNYA TERHADAP MINAT BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Siswa Kelas II MAN Salatiga Tahun 2007-2008) - Test Repository

0 3 94

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus Pada Siswa Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ulum Gading Duren Kec. Tengaran Kab. Semarang Tahun 2006-2007) - Test Repository

0 0 106

HUBUNGAN INTENSITAS PERHATIAN SISWA TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN KEMAMPUAN AKTUALIISASI AKHLAKUL KARIMAH DI SDM WIRU 02 KEC BRINGIN KAB SEMARANG - Test Repository

0 2 113

PENGARUH KEDISIPLINAN SHALAT ORANG TUA TERHADAP KEBERAGAMAAN ANAK (Studi Kasus pada Siswa SDN Bawen 03 Kab. Semarang Tahun 2010) - Test Repository

0 0 71