Pendidikan Spiritual dalam Novel Centhini: 40 Malam Mengintip Sang Pengantin Karya Sunardian Wirodono - Test Repository

PENDIDIKAN SPIRITUAL DALAM NOVEL

  CENTHINI, MALAM MENGINTIP SANG PENGANTIN

KARYA SUNARDIAN WIRODONO

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh :

AZZA NURUL LAILA

  NIM:

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda-tangan, di bawah ini: Nama : Azza Nurul Laila NIM :

  • Fakultas : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Program Studi : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri bukan jiplakan karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, September

  Yang Menyatakan,

  Azza Nurul Laila

  Drs. Juz’an, M.Hum

  Dosen IAIN Salatiga

  Nota Pembimbing

  Lamp : eksemplar Hal : Naskah skripsi

  Saudari Azza Nurul Laila Kepada Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga di Salatiga

  Assalamu'alaikum. Wr. Wb.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari : Nama : Azza Nurul Laila NIM :

  • Fakultas / Progdi :Tarbiyah dan Ilmu Keguruan / Pendidikan Agama Islam (PAI) Judul :PENDIDIKAN SPIRITUAL DALAM NOVEL

CENTHINI, MALAM MENGINTIP SANG PENGANTIN KARYA SUNARDIAN WIRODONO

  Dengan ini kami mohon skripsi Saudari tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

  Wassalamu'alaikum, Wr, Wb.

  Salatiga, September

  Pembimbing Drs. Juz’an, M.Hum.

  NIP.

KEMENTERIAN AGAMA

  Jl. Tentara Pelajar Telp. , Fax Kode Pos Salatiga

  Website :

SKRIPSI

PENDIDIKAN SPIRITUAL DALAM NOVEL

CENTHINI, MALAM MENGINTIP SANG PENGANTIN

  

KARYA SUNARDIAN WIRODONO

DISUSUN OLEH:

AZZA NURUL LAILA

  • Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Fakultas Tarbiyah dan

  Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga, pada tanggal September dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S

  Kependidikan. Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Mufiq, S.Ag., M. Phil.

  Sekretaris Penguji : Drs. Juz’an, M. Hum. Penguji I : Drs. Bahroni, M. Pd. Penguji II : Drs. A. Bahrudin, M. Ag

  Salatiga, September

  Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Suwardi, M. Pd.

  NIP.

  

MOTTO

“Didiklah anak-anak kamu, sesungguhnya mereka diciptakan untuk menghadapi

zaman yang berbeda dengan zaman kamu ini

  

(H.R. Bukhari)

“Our parents are the greatest gift in a life”

  

(orang tua kita adalah anugerah terbesar di dalam sebuah kehidupan)

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan kepada pihak-pihak yang penulis anggap mempunyai peran penting dalam hidupnya . Teruntuk Ayahanda dan Ibunda tercinta Surmanto dan Siti Muawanah tersayang yang telah membesarkan dan mendidikku dengan penuh cinta dan kesabaran serta ikhlas-tulus memberikan dukungan dan doa restunya kepada penulis. . Kepada adiku yang paling cerewet yang sedang sibuk belajar di Purworejo Ainaa Salsabila.

  . Keluarga besarku, nenek, kakek, dan semuanya. . Keluarga Getar dan Ldk tercinta yang memberikan banyak pengalaman dalam perkuliahan maupun proses kehidupan.

  . Kepada Pak Wus yang telah memperkenalkan dengan buku Serat Centhini karya Elizabeth D. Inandiak yang menginspirasi untuk menjadikan skripsi.

  . Teman-teman tercinta dari Mb Yani, Laily, Dita, Pak de, Pak Ndut yang sudah memberi semangat serta dukungan dalam penulisan skripsi sehingga bisa selesai tepat waktu.

  

KATA PENGANTAR

ِميح ّرلا ِنمحّرلا الله مسِب

  Segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT, yang telah meberikan kekuatan dan pertolongan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi agung Muhammad saw yang telah menuntun umatnya kejalan kebenaran dan keadilan, serta kepada keluarga, sahabat-sahabatnya, serta para pengikutnya.

  Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat dan tugas untuk memperoleh gelar S Sarjana Pendidikan (S.Pd) di Institut Agama

  Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Skripsi ini berjudul

  “Pendidikan Spiritual dalam Novel Centhini,

   Malam Mengintip Sang Pengantin karya Sunardian Wirodono

  . Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan tidak lepas dari berbagai pihak

  yang telah memberikan dukungan moril maupun materil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  .

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

  .

  Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK).

  .

  Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).

  . Bpk Drs. Juz’an, M.Hum., selaku pembimbing skripsi, yang telah

  meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan dukungan kepada penulis, sehingga penulisan skripsi ini berjalan lancar sampai selesai.

  Bapak Dr. Adang Kuswaya M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik yang . telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan selama masa kuliah. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu . pengetahuan, sehingga peneliti mampu menyelesaikan penelitian skripsi ini.

  Karyawan-karyawati IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan . serta bantuan. Kedua orang tuaku, Bapak Surmanto dan Ibu Siti Muawanah, yang . senantiasa membimbing, mendidik dengan sabar dan penuh kasih sayang, serta doa yang tak pernah luput untuk penulis.

  Untuk Sofyan Ashari atau Pak Wus yang telah memperkenalkan dengan Serat . Centhini sehingga menjadi inspirasi untuk penulisan skripsi. Untuk Pak De dan Pak Ndut yang memberikan nasehat dalam penulisan . skripsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Rekan-rekan seperjuangan di Teater Getar dan LDK IAIN Salatiga yang . telah memberi banyak pengalaman penulis. Sahabat-sahabat yang telah banyak melakukan hal terbaik kepada . penulis, sebagai teman dalam susah maupun senang, yang tidak akan pernah bisa terbalaskan baik budinya untuk Semoga amal mereka diterima oleh Allah SWT serta mendapatkan balasan yang berlipat ganda. Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, semua itu dikarenakan keterbatasan kemampuan serta pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dalam kesempurnaan skripsi ini.

  Penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi penulis sendiri maupun pembaca pada umumnya serta bermanfaat bagi dunia pendidikan, bagi agama, nusa dan bangsa.

  Amin – amin yarobbal 'alamin.

  Salatiga, September

  Penulis Azza Nurul Laila

  ABSTRAK Laila, Azza Nurul.

  . Pendidikan Spiritual dalam Novel Centhini: Malam

  Mengintip Sang Pengantin. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  Pembimbing: Drs. Juz’an, M.Hum.

  Kata Kunci: Pendidikan Spiritual. Novel Centhini.

  Pendidikan adalah komponen penting dalam dunia pendidikan karena pendidikan dibutuhkan untuk membentuk manusia seutuhnya sesuai dengan norma Islam dan memiliki pengetahuan luas serta karakter yang kuat. Pada dasarnya pendidikan spiritual sangatlah penting dalam kehidupan, karena dengan pendidikan spiritual yang tertanam pada diri manusia akan menumbuhkan jati diri manusia yang berbeda dan karakter berlandaskan syariat Islam. Mengetahui bahwa pendidikan adalah komponen inti dalam dunia untuk mendapatkan berbagai macam pengetahuan untuk bekal kehidupannya, betapa pentingnya pendidikan karena seseorang akan mampu menjalani kehidupan dengan memiliki etika yang luhur dan budi pekerti yang baik.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ) Konsep spiritual yang terdapat dalam novel Chentini,

   Malam Mengintip Sang Pengantin karya Sunardian

  Wirodono, ) Pendidikan spiritual yang terdapat dalam novel Chentini, Malam

  Mengintip Sang Pengantin karya Sunardian Wirodono, dan

  ) Implikasi pendidikan spiritual yang terdapat dalam novel Chentini, Malam Mengintip Sang Pengantin karya Sunardian Wirodono pada kehidupan sehari-hari.

  Penelitian ini merupakan penelitian menggunakan metode kepustakaan (library

  

research) sedangkan dalam pengumpulan datanya menggunakan metode dokumenter

  (bibliograpfi), analisis data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah dengan analisis isi (content analiysis).

  Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa: ) Konsep spiritual yang terkandung dalam novel adalah konsep religius karena memberikan keterangan prilaku dan cara pendekatan-pendekatan dengan Tuhan Yang Maha Esa dan lingkunganya sesuai dengan ajaran agama Islam.

  ) Pendidikan spiritual yang terdapat dalam novel centhini ini antara lain: tenggang rasa, qona’ah, kesabaran, kejujuran, kerjasam, integritas, rasa syukur, keadilan, keberania, rasa percaya, kesederhanaan, kedamaian, tanggung jawab, kemurnian hati, ketekunan, cinta.

  ) Implikasi pendidikan spiritual dalam kehidupan sehaari-hari adalah memahami bagaimana kepribadian anak dan mulai mempraktekan pendidikan spiritualita yang terdapat dalam novel Centhini,

  Malam Mengintip Sang Pengantin

  seperti tenggang rasa, qona’ah, kesabaran, kejujuran, kerjasam, integritas, rasa syukur, keadilan, keberania, rasa percaya, kesederhanaan, kedamaian, tanggung jawab, kemurnian hati, ketekunan, cinta dalam kehidupan sehari-hari.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ................................................................................. i HALAMAN BERLOGO .......................................................................... ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................................. iii HALAMAN NOTA PEMBIMBING ........................................................ iv HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... v MOTTO..................................................................................................... vi PERSEMBAHAN ..................................................................................... vii KATA PENGANTAR .............................................................................. viii ABSTRAK ................................................................................................ xi DAFTAR ISI ............................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................ B. Rumusan Masalah ......................................................... C. Tujuan Penelitian .......................................................... D. Manfaat Penelitian ........................................................ E. Metode Penelitian ......................................................... F. Penegasan Istilah ........................................................... G. Sistematika Penulisan ................................................... BAB II KAJIAN PUSAKA A. Novel Centhini .............................................................

  . Serat Centhini ........................................................

  . Macam-macam Sastra dan Tujuan Sastra .............. . Karakter Novel Centhini ........................................ . Tujuan Penulisan ...................................................

  B.

  Konsep Pendidikan Spiritual ........................................

  . Konsep Pendidikan Spiritual ................................. . Tujuan .................................................................... . Cara/Metode .......................................................... . Hasil ......................................................................

  BAB III KONSEP PENDIDIKAN SPIRITUAL DALAM NOVEL A. Latar Belakang Penulisan Novel................................... B. Pokok Bahasan Pendidikan Spiritual dalam Novel ...... BAB IV ANALISIS DATA A. Pendidikan Spiritual ...................................................... B. Karakter Tokoh Utama Pendidik Spiritual ................... C. Implikasi Pendidikan Spiritual dalam Kehidupan Sehari-hari ..................................................................... BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................... B. Saran ............................................................................. DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran Daftar Riwayat Hidup Lampiran Surat Pembimbingan dan Asisten Pembimbingan Skripsi Lampiran Daftar SKK Lampiran Lembar Konsultasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memiliki makna usaha manusia untuk menumbuh

  kembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rokhani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan. Dimana pendidikan bertujuan untuk memajukan bangsa, memberikan pengertian pandangan, dan pemahaman, yang dapat menyebabkan ia tumbuh dan berkembang.

  Ihsan mengemukakan bahwa dengan pendidikan manusia akan mendapatkan berbagai macam pengetahuan untuk bekal kehidupannya, karena pendidikan merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat (Ihsan,

  : ). Pendidikan Islam adalah salah satu komponen inti dalam dunia pendidikan. Karena manusia membutuhkan tidak hanya pengetahuan saja akan tetapi dibutuhkan pula kekuatan spiritual keagamaan agar terbentuk manusia yang memiliki ketinggian akhlak dan moral dalam hidup yang dijalaninya sesuai dengan kaidah-kaidah Islam.

  Betapa pentingnya pendidikan Islam karena seseorang akan mampu menjalani kehidupan dengan memiliki etika yang luhur dan budi pekerti yang baik pula. Sehingga tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual saja, tetapi juga memiliki kecerdasan emosional dan spiritual. Proses pengembangan dari bahasa latin spiritus, yang berarti napas. Dalam dunia modern kata ini merujuk ke energi hidup dan ke suatu dalam diri yang “bukan fisik”, termasuk emosi dan karakter juga mencakup kualitas-kualitas vital seperti energi, semangat, keberanian, dan tekad. Kecerdasan spiritual berkembang secara alami dari kecerdasan personal (pengetahuan, penghayatan, dan pemahaman tentang diri sendiri), melalui kecerdasan sosial, sampai ke penghayatan dan pemahaman berbagai bentuk kehidupan lain dan jagat raya sendiri (Buzan, :xix).

  Proses pengembangan potensi dalam pendidikan Islam salah satunya adalah spiritual. Spiritulisasi dari segi bahasa berarti aksi spiritualitas, kondisi spiritualitas, atau karakter spiritual jiwa manusia. Dalam psikologi, spiritualisasi berarti pembentukan kualitas keribadian yang akan menuntun seseorang menuju kekhusyukan (kedewasaan, kematangan) dirinya dengan isu-isu moral dan agama serta jauh dari sifat keduniaan dan sensual (Jaya, : ).

  Sejarah sendiri telah memberikan gambaran yang jelas bahwa spiritulisasi adalah tugas pokok dan terpenting dari para nabi dan rasul Allah dalam memberikan pendidikan, ditegaskan dalam Al-

  Qur’an surah Ali-Imran ayat , Allah SWT berfirman:

                       Artinya

  : “Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al hikmah. dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”

  Dewasa ini pendidikan tidak hanya bisa didapat di sekolah atau lembaga pendidikan formal saja. Tidak harus antara murid dengan guru.

  Pendidikan bisa didapat dari mana saja bahkan bisa dengan siapa saja yang ditemuinya dalam kehidupan. Berbagai media kini telah dapat dijadikan sumber belajar untuk menambah wawasan seseorang dalam meningkatkan taraf hidupnya.

  Salah satunya adalah melalui karya-karya sastra yang bermutu dan berkualitas. Sastra memiliki arti alat untuk mendidik. Menelisik lebih jauh sastra yang berkualitas tentang pesan dan muatanya maka hampir secara keseluruhan karya-karya sastra adalah sarana-sarana etika dalam kehidupan sehari-hari. Memahami karya sastra pada giliranya merupakan pemahaman terhadap nasihat dan peraturan, larangan dan anjuran, kebenaran yang harus diteladani, serta berbagai jenis kejahatan dan kebaikan yang harus ditiru ataupun dihindari dalam kehidupan (Ratna,

  : ). Karya sastra berkualitas kini dapat ditemui dalam berbagai hal, mengingat ini adalah era modern dan sangat pesat akan teknologi. Salah satu karya sastra yang yang bernilai dan berkualitas adalah novel Centhini karya Sunardian Wirodono yang berisikan tentang pengalaman panjang orang Jawa, keseharian. Novel Centhini sendiri memuat tentang teks-teks agama Islam, dengan digambarkan melalui kehidupan tokoh-tokoh didalamnya.

  Novel Centhini adalah karya sastra gubahan dari Serat Centhini, di mana Serat Centhini berasal dari kitab Jatiswara sehingga sebagian besar nama tokoh-tokoh dengan berbagai perwatakanya berasal dari kitab Jatiswara. Kitab Jatiswara ditulis semasa Sunan Pakubuwono III bertahta, akan tetapi tidak diketahui secara jelas siapa yang menuliskan kitab tersebut.

  Serat Centhini adalah karya sastra Jawa yang amat sangat megah serta

  banyak diburu dan dikaji oleh berbagai kalangan. Serat Centhini sendiri menjadi karya sastra yang banyak orang menterjemahkan kedalam bahasa asing sehingga ada begitu banyak bermunculan tafsiran dari Serat Centhini.

  Buku ini menyajikan kisah tentang perjalanan spiritual dari para tokoh yang dapat diambil manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Pelajaran yang akan dikaji adalah pendidikan spiritual yang dialami oleh para tokoh. Contoh petikan dialog tentang ajaran pendidikan spiritual Islam yang diucapkan Syekh Amongraga terhadap Niken Tambangraras:

  ”Adapun rukun Islam itu ada lima perkara,” Syekh Amongraga pun kemudian berujar, “dua kalimat syahadat, shalat, zakat, puasa, dan naik haji ba gi yang kuasa…” Itulah petikan dialog yang terdapat dalam Novel Centhini. Dengan melihat isi dari novel Centhini yang penuh dengan pelajaran tentang pendidikan spiritual Islam. Maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian berjudul

  “Pendidikan Spiritual dalam Novel Centhini, Malam

  Mengintip Sang Pengantin Karya Sunardian Wirodono

  ” ini, sebagai sebuah

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan, sebagai berikut: . Bagaimanakah konsep spiritual yang terdapat dalam novel Chentini,

  Malam Mengintip Sang Pengantin karya Sunardian Wirodono?

  . Pendidikan spiritual apa saja yang terdapat dalam novel Chentini,

  Malam Mengintip Sang Pengantin karya Sunardian Wirodono?

  . Bagaimanakah implikasi pendidikan spiritual yang terdapat dalam novel

  Chentini, Malam Mengintip Sang Pengantin karya Sunardian Wirodono

  pada kehidupan sehari-hari? C.

   Tujuan Penelitian

  Penelitian berjudul “Pendidikan Spiritual dalam Novel Centhini,

  Malam Mengintip Sang Pengantin Karya Sunardian Wirodono

  ” bertujuan untuk: . Mengetahui konsep spiritual yang terdapat dalam novel Chentini,

  Malam Mengintip Sang Pengantin karya Sunardian Wirodono?

  . Mengetahui pendidikan spiritual apa saja yang terdapat dalam novel

  Chentini, Malam Mengintip Sang Pengantin karya Sunardian

  Wirodono? . Mengetahui implikasi pendidikan spiritual yang terdapat dalam novel

  Chentini, Malam Mengintip Sang Pengantin karya Sunardian Wirodono

  pada kehidupan sehari-hari?

  D. Manfaat Penelitian

  Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: . Secara teoritis a.

  Menambah wawasan bagi pembaca tentang keberadaan karya-karya sastra.

  b.

  Menambah dan memperkaya keilmuan media sebagai sarana pendidikan c.

  Bagi peminat sastra pada umumnya diharapkan akan lebih mudah dalam memahami nilai-nilai atau pesan-pesan yang terkandung dalam sebuah karya sastra

  . Secara praktis a.

  Untuk menambah wawasan bagi penulis dalam mengetahui pendidikan spiritualitas yang terkandung dalam novel Chentini,

   Malam Mengintip Sang Pengantin karya Sunardian Wirodono.

  b.

  Memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan khususnya bagi penulis sendiri

  E. Metode Penelitian

  Pengertian metode, berasal dari kata mothodos (Yunani) yang dimaksud adalah cara atau suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu objek atau subjek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat di pertanggungjawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya (Ruslan, : ). . Jenis penelitian

  Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kepustakaan

  (library research) dengan menggunakan pendekatan deskriptif analisis (descriptive of analyze research). Deskriptif analisis ini mengenai blibliografi yaitu pencarian fakta, hasil dan ide pemikiran seseorang

  melalui cara mencari, menganalisis, membuat interprestasi serta melakukan generalisasi terhadap hasil penelitian yang di lakukan (Moleong,

  : ). Prosedur dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan data deskriptif yang berupa data tertulis setelah dilakukan analisis pemikiran (content analyze) dari suatu teks (Robert B & Steven J, dalam Moleong,

  : ). . Metode pengumpulan data

  Metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya (Arikunto,

  : ).

  Penelusuran dokumentasi ini penting untuk mengumpulkan data guna menjadi referensi dalam penyusunan skripsi ini. Melalui dokumentasi ini juga dapat ditemukan teori-teori yang bisa dijadikan bahan pertimbangan

  . Sumber data Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto,

  : ).

  a.

  Data primer Sebagai sumber data primer merupakan sumber data utama yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Novel Chentini:

  Malam Mengintip Sang Pengantin karya Sunardian Wirodono yang diterbitkan oleh Diva press.

  b.

  Data sekunder Sumber data sekunder, yaitu berbagai literatur yang berhubungan dan relevan dengan objek penelitian, baik itu berupa transkip, wawancara, buku, artikel di surat kabar, majalah, tabloid, website, multiplay, dan blog di internet yang berupa jurnal.

  . Teknik analisis data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis isi (content analys). Penelitian dengan metode analisis isi digunakan untuk memperoleh keterangan dari isi komunikasi, yang disampaikan dalam bentuk lambang yang terdokumentasi atau dapat didokumentasikan. Metode ini dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi, seperti pada surat kabar, buku, puisi, film, cerita rakyat, peraturan perundang-undangan, dan sebagainya (Hadi, : ).

  Dengan menggunakan analisis isi, peneliti dimungkinkan untuk sendiri yang dipilih oleh peneliti. Prosedur penggunaannya pun tidak terlalu rumit. Setidaknya ada tiga macam alasan mengenai perlunya suatu metode penelitian analisis isi terhadap pernyataan seseorang, buku, media massa, atau yang lain (Hadi,

  : ). Dengan menggunakan metode analisis isi, akan diperoleh suatu hasil atau pemahaman terhadap berbagai isi pesan.

  Selain itu penulis juga menggunakan metode deskriptif analisis yang terdiri dari tiga kegiatan, diantaranya adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi (Milles & Huberman, : ). Pertama setelah pengumpulan data selesai, maka tahap selanjutnya mereduksi data yang telah diperoleh, yaitu dengan menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data, dengan demikian maka dapat ditarik kesimpulan.

F. Penegasan Istilah

  Untuk mempermudah pembaca memperoleh pemahaman dan gambaran yang pasti terhadap istilah tersebut, maka penulis akan menjabarkan terlebih dahulu yaitu: . Pendidikan Spiritual

  Pendidikan adalah proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk tingkah lakunya dalam masyarakat dimana dia hidup. Dengan pendidikan manusia akan mendapatkan berbagai merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat (Ihsan, : ).

  Spiritual merupakan konsep keseluruhan tentang spirit, berasal dari bahasa latin spiritus, yang berarti napas. Pada saat ini, spiritual lebih merujuk ke energi hidup dan ke sesuatu dalam diri kita yang “bukan fisik” termasuk emosi dan karakter. Ini mencakup kualitas-kualitas vital seperti energi, semangat, keberanian, dan tekad (Buzan,

  : xix). Dalam kamus besar bahasa indonesia (KBBI), spiritual merupakan rohani, batin, kejiwaan, mental, moril jasmani, fisik, materil (Poerwadarminta: ).

  Hasan Al-Bana mengatakan bahwa pendidikan spiritual adalah

  tarbiyah ruhiyah yang bertujuan untuk memperkuat barisan cara ta‟aruf.

  Maksudnya ialah memperkuat jiwa dan ruh, mengantisipasi adat, tradisi, terus menerus dalam hubungan baik dengan Allah, dan senantiasa memohon pertolongan dari-Nya. Tanpa mengesampingkan aktifitasnya dalam kehidupan didunia, dengan kata lain, senantiasa menjaga keseimban gan kebutuhan dunia dan akhirat (Fuat Fa’uzi, : ). . Novel Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif.

  Biasanya dalam bentuk cerita (Maslikhah, : ). Dalam kamus besar bahasa indonesia (KBBI), novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian ceritakehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.

  Novel merupakan salah satu karya sastra prosa fiksi, mengandung penyampaian isi berupa bahasa, dan elemen-elemen fiksional atau unsur- unsur intrinsik yang membangun karya fiksi itu sendiri sehingga menjadi suatu wacana. Pada sisi lain, dalam rangka memaparkan isi, pengarang akan memaparkanya melalui penjelasan ataupun komentar, dialog maupun monolog, serta melalui perbuatan atau action (Aminuddin, : ).

  Dalam penelitian kali ini penulis akan meneliti isi dari novel

  Centhini, Malam Mengintip Sang Pengantin karya Sunardian Wirodono

  yang diterbitkan oleh Diva Press sebagai bahan penelitian yang mengandung muatan pendidikan, dengan meneliti isi dan juga unsur-unsur intrinsik pada novelnya.

G. Sistematika Penulisan Skripsi

  Sistematika penulisan skripsi yang disusun terbagi dalam tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari sampul, lembar berlogo, halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan kelulusan, halaman pernyataan orisinalitas, halaman motto dan persembahan, halaman kata pengantar, halaman abstrak, halaman daftar isi, halaman daftar lampiran.

  Bagian inti atau isi dalam penelitian ini, penulis menyusun ke dalam lima bab yang rinciannya adalah sebagai berikut:

  BAB I PENDAHULUAN Bab ini memaparkan latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah,

  BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini akan diuraikan tentang paparan novel itu sendiri dan konsep pendidikan spiritual. BAB III DESKRIPSI PEMIKIRAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang hasil temuan pendidikan spiritual yang ada dalam Novel Chentini: Malam Mengintip Sang Pengantin karya Sunardian Wirodono.

  BAB IV ANALISIS DATA Dalam bab ini akan disajikan analisis mengenai pendidikan spiritual, karakter tokoh utama, dan implikasi pendidikan spiritual dalam novel Novel Chentini:

  Malam Mengintip Sang Pengantin di kehidupan sehari-hari.

  BAB V PENUTUP Bab penutup berisi kesimpulan dan saran.

  

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Novel Centhini . Serat Centhini

  Serat Centhini adalah buku atau kitab kasustraan Jawa yang aslinya ditulis dalam bahasa Jawa dalam bentuk tembang Macapat dan mulai ditulis pada tahun dan selesai pada tahun . Tembang Macapat adalah sejumlah tembang Jawa dengan irama tertentu, jumlah suku kata tertentu, akhir kata tertentu dalam satu bait tembang, Serat Centhini sangat populer di masyarakat Jawa untuk refleksi peristiwa tertentu menggunakan tembang yang pas dengan suasana yang ingin ditimbulkan.

  Sejumlah nama tembang macapat: Maskumambang, Gambuh, Dhandanggula, Durma, Pangkur, Pocung, Megatruh, Jurumedung, Wirangrong, Balabak, Girisa.

  Kandungan isinya pun sangat beragam, meliputi: sejarah, pendidikan, geografis, arsitektur, pengetahuan, alam, falsafah, agama, tasawuf, mistik, ramalan, sulapan, ilmu magi (ilmu kekebalan, sirep, dan ilmu penjahat), perlambang, adat istiadat, tata cara (tata cara perkawinan, tata cara pindah rumah, berganti nama, meruwat, menerima tamu, dan tata cara selamatan dari hidup), etika, pengetahuan sifat manusia (psikologi), pengetahuan dunia fauna (hewan-hewan), pengetahuan dunia flora (tumbuh-umbuhan)/botani, obat-obatan tradisional, makanan tradisional, dan bahkan sampai pada hal-hal sanggama yang di anggap "porno" atau "tabu" pun juga diuraikan dalam naskah ini. Karena kandungan isinya yang demikian, Serat Centhini sering disebut dengan "Ensiklopedi Kebudayaan Jawa", yaitu tentang segala apa yang terdapat di bumi Pulau Jawa, dan bahkan hingga apa yang ada di benua lain (Tim Penyadur, : V).

  Tim penulis dipimpin/diprakarsai oleh Adipati Anom Amangkunegara II, Putera Mahkota Kerajaan Surakarta, kemudian menjadi raja dengan gelar Sunan Paku Buwana V (

  • ). Anggota tim terdiri dari tiga orang, yaitu:

  ) Kyai Ngabehi Ranggasutrasna, ) Kyai Ngabehi Yasadipura II, dan

  ) Kyai Ngabehi Sastradipura. Ketiga anggota tim merupakan pegawai kepujanggaan di Kerajaan Surakarta.

  Sebelum menulis, ketiga pujangga diperintahkan mempersiapkan sesuai dengan tugasnya masing-masing.

  Kyai Ngabehi Ranggasustrasna, ahli bahasa dan sastra Jawa, diberi tugas menjelajahi separo Pulau Jawa sebelah timur, mulai Surakarta sampai Banyuwangi. Ia berangkat lewat Jawa Tengah sebelah Utara kembali melalui Jawa Timur sebelah Selatan. Kyai Ngabehi Yasadipura II (Putera Punjangga Yasadipura I) diberi tugas menjelajahi separo Pulau Jawa sebelah Barat, mulai dari Surakarta sampai Anyer. Ia berangkat lewat Jawa Tengah sebelah Utara melalui Jawa Barat sebelah Selatan.

  Segala yang mereka berdua lihat dan dengar harus dicatat, diingat-ingat, agama, dan tasawuf diberi tugas naik haji ke Mekkah dan tinggal beberapa lama untuk mmperdalam pengetahuan agama Islam. Ia setelah kembali berganti nama menjadi Kyai Haji Muhammad Ilhar. Setelah selesai penjelajahan mereka bertiga bertemu kembali di Kadipaten Putra Mahkota, di Surakarta. Barulah penulisan dimulai dengan dibantu oleh banyak nara sumber sesuai dengan topiknya.(Tim Penyadur,

  : - ). Serat Centhini terdiri dari jilid dengan pupuh tembang

  (jenis puisi Jawa). Satu pupuh embang bisa mepcapai ratusan kuplet atau bait, bahkan ada yang mencapai kuplet, dan masing-masing kuplet terdiri antara hingga baris, dan seluruhnya kurang lebih . halaman folio tulis tangan.

  Serat Centhini menceritakan tentang pelarian tiga anak kasunan Giri yang melarikan diri karena tidak mau sujud terhadap Sultan Agung, dan akhirnya raja Mataram itu memerintahkan kepada Pangeran Pekik dari Surabaya untuk menyerang kekhalifahan Giri. Perang dipimpin oleh Endrasena itupun terjadi dan ketiga anak kesunanan Giri melakukan pelarian (Elizabeth,

  : - ). Tiga anak kesunanan Giri itu adalah Jayengresmi, Jayengsari dan Rancangkapti. Diceritakan bahwa Jayengsari terlepas dari kedua adiknya, Jayengsari mencoba untuk mencari kedua adiknya di dalam istana bermaksud mengajak mereka berdua dalam pelarianya, namun ia tidak menemukan mereka di istana yang telah menjadi kobaran api. Jawa sekitar keraton Majapahit, Blitar, Gamprang, hutan Lodhaya, Tuban, Bojonegoro, hutan Bagor, Gambirlaya, Gunung Padham, desa Dhandher, Kasanga, Sela, Gubug Merapi, Gunung Prawata, Demak, Gunung Muria, Pekalongan, Gunung Panegaran, Gunung Mandhalawangi, Tanah Pasundan, Bogor, bekas keraton Pajajaran, Gunung Salak, dan kemudian tiba di Karang.

  Dalam perjalanan itu, mereka memperolah pengetahuan mengenai adat-istiadat tanah Jawi, syariat para nabi, pengetahuan mengenai wudlu, shalat, pengetahuan dzat Allah, sifat dua puluh, Hadis Markum, hingga perhitungan selamatan orang meninggal dunia, serta perwatakan Kurawa dan Pandawa.

  Dalam perjalanan ini, Jayengresmi mengalami "pendewasaan spiritual", karena bertemu dengan sejumlah guru, tokoh- tokoh gaib dalam mitos Jawa kuno, dan sejumlah juru kunci makam-makam keramat di tanah Jawa. Dalam pertemuan dengan tokoh-tokoh itu, dia belajar mengenai segala macam pengetahuan dalam khazanah kebudayaan Jawa, mulai dari candi, makna suara burung gagak dan prenjak, khasiat burung pelatuk, petunjuk pembuatan kain lurik, pilihan waktu berhubungan seksual, perhitungan tanggal, hingga ke kisah Syekh Siti Jenar.

  Pengalaman dan peningkatan kebijaksanaannya ini membuatnya dikenal dengan sebutan Syekh Amongraga. Dalam perjalanan tersebut, Syekh Amongraga berjumpa dengan Ni Ken Tambangraras yang menjadi istrinya, serta pembantunya Centhini, yang juga turut serta mendengarkan

  Pelarian Jayengsari dan Rancangkapti diiringi santri bernama Buras, berkelana ke Sidacerma, Pasuruan, Ranu Grati, Banyubiru, kaki Gunung Tengger, Malang, Baung, Singhasari, Sanggariti, Tumpang, Kidhal, Pasrepan, Tasari, Gunung Bromo, Ngadisari, Klakah, Kandhangan, Argopuro, Gunung Raung, Banyuwangi, Pekalongan, Gunung Perau, Dieng, sampai ke Sokayasa di kaki Gunung Bisma Banyumas.

  Dalam perjalanan itu mereka berdua mendapatkan pengetahuan mengenai adat-istiadat tanah Jawa, syariat para nabi, kisah Sri Sadana, pengetahuan wudhu, shalat, pengetahuan dzat Allah, sifat dan asma-Nya (sifat dua puluh), Hadist Markum, perhitungan slametan orang meninggal, serta perwatakan Pandawa dan Kurawa.

  Setelah melalui perkelanaan yang memakan waktu bertahun-tahun, akhirnya ketiga keturunan Sunan Giri tersebut dapat bertemu kembali dan berkumpul bersama para keluarga dan kawulanya, meskipun hal itu tidak berlangsung terlalu lama karena Syekh Amongraga (Jayengresmi) kemudian melanjutkan perjalanan spiritualnya menuju tingkat yang lebih tinggi lagi, yaitu berpulang dari muka bumi.

  Perjalanan Amongraga dalam kitab Jatsiwara menceritakan bahwa Syekh Amongraga menikah berkali-kali, Syekh Amongraga menikah dan hari kemudian pergi untuk melanjutkan pengembaraanya.

   . Macam-macam Sastra dan Tujuan Sastra

  Sastra merupakan ekspresi kreatif untuk menuangkan ide, gagasan, kreatif tersebut akan senantiasa berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Pada satu sisi sastra merupakan bentuk refleksi sikap seseorang terhadap gejala yang muncul dari lingkungan alam sekitarnya yang dituangkan dalam bentuk kesenian, disisi lain sastra juga menjadi bentuk hiburan yang tiada lain merupakan sebuah kebutuhan untuk memenuhi kepuasan emosi. Sastra adalah implikasi dari perpaduan perasaan seseorang dengan bermediakan bahasa serta tersusun dalam sebuah karya.

  a. Teori Sastra

  Teori sastra berisi konsep atau uraian hukum-hukum umum suatu objek ilmu pengetahuan dari sudut pandang tertentu. Suatu teori dapat didedukasi secara logis dan dicek kebenaranya atau dibantah kesahihanya pada objek atau gejala yang diamati tersebut. Menurut Wellek dan Warren dalam buku karya Alfian (

  : - ) sastra terbagi tiga bidang, yaitu ) teori sastra, ) sejarah sastra, ) kritik sastra. Teori sastra adalah studi tentang prinsip, kategori, dan kriteria karya sastra yang dapat diacu dan dijadikan titik tolak dalam telaah di bidang sastra. Sejarah sastra merupakan studi tentang kelahiran dan perkembangan karya sastra. Sedangkan kritik sastra adalah studi tentang karya-karya sastra secara konkret yakni penilaian atas suatu karya sastra.

  b. Ruang Lingkup

  Ruang lingkup sastra (literature) adalah kreativitas penciptaan, sedangkan rung lingkup studi sastra (literary studies) adalah ilmu sedangkan studi sastra berfokus pada ilmu. Karena ruang lingkup sastra adalah kreativitas penciptaan, maka karya sastra (puisi. Drama, novel, cerpen) adalah sastra (Yusuf,

  : - ) c.

   Ciri-ciri sastra dan fungsi sastra

  Menurut Wellek dan Warren dalam tulisan Rokhmansyah ( : ) karya sastra memiliki ciri utama, yaitu

  ) fiksionalitas, ) ciptaan, ) imajinasi, ) penggunaan bahasa khas. Fiksionalitas berarti fiksi, rekaan, direka-reka, bukan sesuatu yang nyata, sesuatu yang dikonstruksikan. Ciptaan berarti diadakan oleh pengarang, sengaja diciptakan oleh pengarang tentang sesuatu. Penggunaan bahasa khas berarti penggunaan bahas yang berbeda dengan bahasa ilmiah, bahasa percakapan sehari-hari dan mengandung konotasi atau gaya bahasa.

  Adapun fungsi sastra dalam kehidupan masyarakat yaitu: . Fungsi rekreatif, yaitu sastra dapat memberikan hiburan yang menyenangkan bagi penikmat atau pembacanya.

  . Fungsi didaktif, yiatu sastra mampu mengarahkan atau mendidik pembacanya karena nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang terkandung di dalamnya. . Fungsi estetis, yaitu sastra mampu memberikan keindahan bagi penikmat atau pembacanya karena sifat keindahanya.

  . Fungsi moralitas, yaitu sastra mampu memberikan pengetahuan kepada pembacanya sehingga tahu moral yang baik dan buruk

  . Fungsi religius, yaitu sastra yang mengandung ajaran agama yang dapat diteladani para pembacanya.

d. Jenis-jenis sastra

  . Sastra Non-imaginatif adalah sastra yang faktualnya lebih menonjol daripada khayalinya dan sastra ini terbagi menjadi beberapa bagian yaitu:

  ) Esei, ) Kritik, ) Biografi, ) Otobiografi,

  ) Sejarah, ) Memoar, ) Catatan Harian, ) Surat- surat.

  . Sastra Imaginatif adalah sastra yang berupaya menerangkan, menjelaskan, memahami, membuka pandangan baru, dan memberikan makna realitas kehidupan agar manusia lebih mengerti dan bersikap yang semestinya terhadap realitas kehidupan. Dengan kata lain sastra imaginatif berupaya menyempurnakan realitas kehidupan walaupun sebenarnya fakta relaita kehidupan sehari-hari tidak begitu penting dalam sastra imajinatif. Jenis-jenis sastra imajinatif anatara lain: puisi, prosa, fiksi, dan drama. Fiksi sendiri terbagi menjadi tiga genre yakni novel atau roman, cerita pendek, dan novelet. Drama adalah karya sastra yang mengungkapkan cerita melalui dialog-dialog para tokoh (alfianrokhmansyah.blogspot.com).

  Jadi kesimpulan yang bisa ditarik tentang karya sastra yang dibuat oleh Sunardian Wirodono adalah sastra ini berupa novel yang mengaitkan tentang sejarah zaman dahulu dan bersifat imajinatif kehidupan pada zaman dahulu, mengajak para pembacanya untuk ikut menikmati dan ikut masuk dalam karyanya. Sastra ini juga mengandung berbagai muatan estetsi, moral dan religius. Karena memiliki keindahan, muatan makna, dan mengandung ajaran-ajaran agama yang dapat diteladani oleh pembacanya ataupun penikmat sastra.

  Jadi jelas tujuan yang ingin dicapai dari penulisan karya sastra novel milik Sunardian adalah mengajak para pembacanya untuk dapat menikmati keindahan penulisan yang dabakan Sunardian sehingga mampu mengalir masuk dan mampu menelaah kandungan atau muatan yang terkandung didalamnya serta mengajak untuk meneladani ajaran agama yang di tuliskan didalamnya.

   . Karakteristik Novel Centhini

  Novel Centhini, Malam Mengintip Sang Pengantin adalah tafsiran yang bersumber dari Serat Centhini jilid V, VI, VII. Novel karya Sunardian Wirodono ini dikemas dengan penuh humor dan santai untuk dibaca. Sunardian dalam menuliskan novel berkeinginan untuk ikut menyemarakkan bagaimana pola sinkretisme Jawa-Islam dengan penggambaran praktik kehidupan masyarakat Jawa yang memahami kehidupan sekuler yang berdamping aman dengan kehidupan religi.

  Sunardian Wirodono berusaha keras untuk menafsirkan Serat

  Centhini dengan dijadikan buku untuk memberikan pengajaran bagaimana ajaran-ajaran Islam pada zaman dahulu.

a. Unsur Intrinsik Novel Centhini

  Unsur intrinsik novel ini adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra dari dalam. Adapun unsur-unsur intrinsik dalam novel

  Centhini, Malam Mengintip Sang Pengantin adalah sebagai berikut:

  ) Tema Tema yang terdapat dalam novel ini adalah menceritakan tentang upacara ritual pengantin Jawa pada jaman dulu serta tentang ajaran agama Islam mulai dari syari’at, makrifat, tarikat, dan terakhir makrifat. Pengajaran yang selalu dilakukan dimanapun oleh Syekh Amongraga. ) Penokohan

  Berikut adalah tokoh-tokoh yang terdapat dalam Novel

  Centhini, Malam Mengintip Sang Pengantin:

  a) Centhini

  Centhini dalam novel ini adalah seorang abdi atau bisa dikatakan pelayan setia Tambangraras dimana Centhini telah dijadikan tangan kanan oleh Tambangaras. Centhini adalah sosok yang dapat dipercaya, telaten, sabar, dan setia terhadap

  ndoro putrinya.

  b) Syekh Amongraga