Bimbingan orang tua terhadap perkembangan iman anak dalam keluarga Katolik di Paroki St. Yusup Bintaran Yogyakarta - USD Repository

  

BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP

PERKEMBANGAN IMAN ANAK DALAM KELUARGA KATOLIK

DI PAROKI ST.YUSUP BINTARAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Lisnawati Br. Pinem

  

NIM: 051124026

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2009

  i ii

iii

iv

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini ku persembahkan kepada Kedua orang tua dan saudara-saudari tersayang yang selalu memotivasi aku dalam segala hal. Seluruh Umat Paroki St.Yusup Bintaran yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian demi kelancaran penulisan skripsi ini.

  Sahabat-sahabat yang aku sayangi . v

  

MOTTO

  “Hidup ini penuh perjuangan, hadapilah hidup ini dengan senyuman” vi

vii

  

ABSTRAK

  Judul Skripsi ini adalah “BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP

  

PERKEMBANGAN IMAN ANAK DALAM KELUARGA KATOLIK DI PAROKI

ST.YUSUP BINTARAN YOGYAKARTA”. Penulisan skripsi ini berawal dari

  keprihatinan penulis akan banyaknya orang tua katolik di Paroki St.Yusup Bintaran Yogyakarta yang belum memberikan perhatian pada pertumbuhan dan perkembangan iman anak dalam keluarga katolik. Bimbingan yang diberikan oleh orang tua terhadap perkembangan iman anak dalam keluarga sangatlah penting. Keluarga merupakan tempat yang pertama dan utama bagi orang tua untuk memberikan bimbingan dan mengajarkan banyak hal yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan iman anak, terutama nilai-nilai iman katolik. Namun pada kenyatannya orang tua kurang mengikutsertakan anak dalam kegiatan-kegiatan lingkungan maupun kurang mengikutsertakan anak dalam kegiatan pendampingan iman anak.

  Menanggapi permasalahan yang terungkap dalam latarbelakang tersebut, maka diperlukan data yang akurat . Oleh karena itu penulis mengadakan penelitian dengan menggunakan metode survei lapangan dengan menggunakan skala likert untuk mengetahui seberapa jauh orang tua sudah memberikan bimbingan terhadap perkembangan iman anak dalam keluarga katolik. Selain itu penulis juga mengumpulkan sumber-sumber dari buku-buku yang digunakan sebagai acuan. Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa responden telah memberikan perhatian yang cukup untuk mendukung perkembangan iman anak dengan berbagai usaha yang telah dilaksanakan dan permasalahan yang dihadapi, namun masih ada orang tua yang kurang memperhatikan perkembangan iman anak.

  Dari hasil penelitian yang dilaksanakan, penulis mencoba mengusulkan suatu program pendalaman iman dalam rangka meningkatkan tanggungjawab dalam memberikan bimbingan terhadap perkembangan iman anak dalam keluarga dengan model

  

Shared Christian Praxis yang bertitik tolak dari pengalaman peserta kemudian

  dikonfrontasikan dengan Tradisi dan Visi Kristiani. Melalui program yang ditawarkan ini, diharapkan orang tua semakin terbantu untuk tugas dan tanggungjawabnya sebagai pendidik yang pertama dan utama dalam keluarga, sehingga mampu mengembangkan usaha mendidik anak melalui kesaksian sehari-hari dalam kata atau perbuatan, serta menciptakan suasana yang mendukung perkembangan iman anak. viii

  

ABSTRACT

  The title of this thesis is THE PARENTS’ GUIDANCE TOWARD THE

  

CHILDREN FAITH DEVELOPMENT IN THE CATHOLIC FAMILY IN SAINT

JOSEPH PARISH OF BINTARAN YOGYAKARTA. It is chosen based on the

  writer’s concern of many Catholic parents in the parish do not pay attention to the growth and development of children’s faith in the family. Guidance given by parents to the faith development of children in the family is very important. Family is the first and foremost place for parents to provide guidance and taught many things that can help the faith growth and development of children, especially the values of the Catholic faith. However, the reality shows less participation of parents to let children involve in church and the faith mentoring children activities.

  Responding to problems that were uncovered in the background, the accurate data is needed. Author, therefore, conducted a study with field survey methods using questionnaires to find out how much parents have given guidance to the faith development of children in a Catholic family. Nevertheless, the writer also gathered resources from the books used as reference. The results of the research showed that the respondents have given sufficient attention to support the faith development of children with various efforts that have been implemented and problems encountered, but there is still a lack of parental attention to child's faith development.

  Based on the results of research conducted, the author tries to propose a course of deepening faith in order to increase responsibility of providing guidance to the faith development of children in families with Shared Christian Praxis model that begins with the experience of participants and then confronted with the tradition and the Christian Vision. Through this offered program, parents are expected to increasingly be helped to carry out duties and responsibilities as first and foremost educators in the family, so as to develop the effort to educate children through their daily witness in words and deeds, and create an atmosphere that supports the child's faith development. ix

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Allah Bapa karena kasihNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP

PERKEMBANGAN IMAN ANAK DALAM KELUARGA KATOLIK DI PAROKI

  ST. YUSUP BINTARAN YOGYAKARTA”. Penulis mencoba mengetengahkan

  permasalahan yang masih berkaitan dengan pentingnya bimbingan orang tua terhadap perkembangan iman anak, khususnya dalam keluarga.

  Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari rasa keprihatinan penulis terhadap pendidikan iman anak-anak di Paroki St. Yusup Bintaran Yogyakarta. Oleh karena itu penyusunan skripsi ini bertujuan membantu para orang tua katolik di Paroki Bintaran demi meningkatkan kesadaran pentingnya bimbingan orang tua terhadap perkembangan iman anak dalam keluarga. Orang tualah menjadi pendidik yang pertama dan utama dalam perkembangan anak.

  Pendalaman iman bagi orang tua katolik di Paroki Bintaran dengan model Shared

  Christian Praxis . Katekese dengan model ini mengajak umat untuk terlibat aktif dalam

  menggali iman Kristian. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari banyak dukungan dan perhatian dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dari hati yang ikhlas penulis mengucapkan banyak terima kasih.

  1. Dra. Y. Supriyati, M. Pd., selaku dosen pembimbing utama yang telah memberikan perhatian, meluangkan waktu dan membimbing penulis dengan penuh kesabaran, memberikan masukan-masukan dan kritik-kritikan, sehingga penulis dapat lebih x termotivasi dalam menuangkan gagasan-gagasan dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.

  2. Drs. L. Bambang Hendarto. M.Hum. sebagai dosen wali yang terus menerus mendampingi dan selalu mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

  3. Y. H. Bintang Nusantara, SFK. M.Hum. selaku dosen penguji yang bersedia membantu mengoreksi penulisan skripsi ini.

  4. Segenap Staf Dosen dan karyawan Prodi IPPAK-JIP, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, yang telah membantu kelancaran penyusunan skripsi ini.

  5. Rm. FX.Agus Gunardi Pr, selaku Pastor Paroki St.Yusup Bintaran Yogyakarta yang memberikan kesempatan dan dukungan bagi penulis untuk mengadakan penelitian demi kelengkapan skripsi ini.

  6. Seluruh umat di Paroki St.Yusup Bintaran Yogyakarta, khususnya lingkungan Theresia, lingkungan Paulus, lingkungan Stefanus dan lingkungan Antonius.

  7. Bapak, ibu dan kakak-adikku yang memberi semangat dan dukungan moral, material, dan spiritual selama penulis menempuh studi di Yogyakarta.

  8. Drs. H.J. Suhardiyanto SJ, yang telah mengijinkan penulis tinggal di pondok asem sehingga proses studi dapat berjalan dengan lancar dan mendapatkan suatu semangat dari teman-teman yang selalu datang dan bekerja dengan keras di tempat ini.

  9. Semua teman yang tergabung dalam Sor Asem Community (Eriyem, Desiyem, Nuriyem, Diajeng Lusi, Henny, Mea, Ce Hong, Dodi, MJ dll) terima kasih untuk xi dukungan dan kerja keras kita bersama selama ini dan kunjungannya selama ini sehingga nuansa pondok asem semakin meriah.

  10. Sahabat-sahabat mahasiswa angkatan 2005/2006 baik yang sudah lulus maupun yang masih berjuang di kampus IPPAK terimakasih atas kebersamaan dalam susah dan senang, dukungan, perhatian, perjuangan bersama selama masa perkuliahan.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih atas kebaikan yang telah Anda berikan kepada penulis.

  Penulis menyadari ketidak sempuranan skripsi ini. Oleh karena itu saran dan kritik demi kebaikan dalam penulisan skripsi ini, penulis terima dengan senang hati.

  Yogyakarta, 9 September 2009 Penulis

  Lisnawati Br.Pinem xii

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................. iv MOTTO ........................................................................................................................ v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................................... vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...................................................... vii ABSTRAK ................................................................................................................. viii ABSTRACT ................................................................................................................ ix KATA PENGANTAR .................................................................................................. x DAFTAR ISI.............................................................................................................. xiii DAFTAR SINGKATAN ......................................................................................... xviii

  BAB I . PENDAHULUAN........................................................................................... 1 A. Latar Belakang .............................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5 C. Tujuan Penulisan ........................................................................................... 5 D. Manfaat Penulisan.......................................................................................... 5 E. Metode Penulis .............................................................................................. 6 F. Sistematika Penulis ........................................................................................ 6 BAB II. BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN IMAN ANAK DALAM KELUARGA KATOLIK ........................................ 8 A. Bimbingan Orang Tua Dalam Keluarga ....................................................... 8

  1. Pengertian Keluarga, Orang tua, dan Bimbingan ..................................... 8 a.

  Keluarga ............................................................................................... 8 b.

  Orang tua ........................................................................................... 10 c. Bimbingan .......................................................................................... 11

  2. Pentingnya Bimbingan Orang Tua dalam Keluarga ................................ 13

  3. Tujuan Bimbingan Orang Tua dalam Keluarga...................................... 15 xiii

  xiv B. Perkembangan Iman Anak Dalam Keluarga ............................................... 17 1.

  Pengertian Perkembangan Iman Anak .................................................. 17 a.

  Perkembangan Iman............................................................................ 17 b.

  Perkembangan Iman Anak.................................................................. 18 2. Keluarga Katolik Sebagai Persemaian dan

  Perkembangan Iman Anak ..................................................................... 19 a.

  Keluarga Sebagai Tempat Persemaian Iman Anak ......................... 19 b.

  Keluarga Katolik Dipanggil dan Diutus Untuk Memperkembangkan Iman Anak.................................................... 20 3.

  Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Perkembangan Iman Anak Dalam Keluarga ................................................................. 21 a.

  Internal ............................................................................................ 21 b.

  Eksternal ......................................................................................... 26 C. Peranan Orang Tua Dalam Perkembangan Iman Anak ............................... 27 1.

  Hal-Hal yang mendasari Tugas Orang Tua dalam Pendidikan Iman Anak .......................................................................... 27 a.

  Dasar Kitab Suci .............................................................................. 29 b.

  Dasar Ajaran Gereja ........................................................................ 30 c. Dasar Moral .................................................................................... 33 2. Tanggung jawab Keluarga Terhadap Perkembangan Iman Anak ......... 34 a.

  Gravissium Educationis .................................................................. 34 b.

  Familliaris Consortio ...................................................................... 35

  BAB III. SITUASI ORANG TUA DALAM MEMBIMBING ANAK DI PAROKI ST.YUSUP BINTARAN YOGYAKARTA................................................................... 37 A. Situasi Umum Paroki Santo Yusup Bintaran............................................... 37 1. Sejarah Singkat Gereja Santo Yusup Bintaran ...................................... 37 2. Jumlah Umat .......................................................................................... 39 3. Mata Pencaharian Umat ........................................................................ 40 4. Macam-Macam Kegiatan Umat............................................................. 40 B. Metodologi Penelitian Tentang Situasi Orang Tua Dalam Membimbing Anak Di Paroki St Yusup Bintaran Dalam Memberikan Bimbingan Dalam Perkembangan Iman Anak ............................................ 40

  xv 1. Tujuan Penelitian ................................................................................... 40 2.

  Jenis Penelitian....................................................................................... 41 3. Metode Penelitian .................................................................................. 42 4. Instrumen Penelitian .............................................................................. 42 5. Responden Penelitian............................................................................. 42 6. Waktu dan Tempat................................................................................. 43 7. Teknik Analisis Data.............................................................................. 43 8. Variabel Penelitian................................................................................. 44 C. Laporan Hasil Penelitian ............................................................................. 44 1.

  Identitas Penelitian................................................................................. 44 2. Tugas Sebagai Orang Tua dalam Perkembangan Anak......................... 46 3. Perhatian Orang Tua dalam Memperkembangkan Iman Anak

  Di Paroki Santo Yusup Bintaran............................................................ 51 D.

  Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................................... 54 1.

  Identitas Responden............................................................................... 55 2. Menyadari Tugas Sebagai Orang Tua dalam

  Memperkembangkan Anak .................................................................... 55 3.

  Perhatian Orang Tua dalam Memperkembangkan Iman Anak di Paroki Santo Yusup Bintaran............................................................. 60

  4. Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 64

  BAB IV. KATEKESE SEBAGAI SATU USAHA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN AKAN PENTINGNYA BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN IMAN ANAK ............................................................................................ 65 A. Pengertian Dan Tujuan Katekese................................................................. 65 1. Pengertian Katekese............................................................................... 65 2. Tujuan Katekese..................................................................................... 66 B. Katekese Model Shared Christian Praxsis Sebagai Salah Satu Model Pendampingan Bagi Orang Tua Dalam Memperkembangkan Iman Anaknya Di Paroki St. Yusup Bintaran............................................. 67 1. Tiga Komponen Pokok Shared Christian Praxsis.................................. 67 a. Shared .............................................................................................. 67 b. Christian .......................................................................................... 68

  xvi c. Praxsis.............................................................................................. 69 2.

  Langkah-langkah Model Shared Christian Paraxsis............................. 70 a.

  Langkah Nol (0): Pemusat Aktivitas ............................................... 70 b.

  Langkah Pertama : Pengungkapan Pengalaman Hidup Faktual (Mengungkapkan Pengalaman Peserta) ................... 71 c.

  Langkah Dua : Refleksi Kritis Pengalaman Hidup Faktual (Mendalami Hidup Peserta) .............................................................. 71 d.

  Langkah Ketiga : Mengusahakan Supaya Tradisi dan Visi Kristiani Lebih Terjangkau (Menggali Pengalaman Iman Kristiani) .......................................... 72 e.

  Langkah Empat : Interpretasi Dialektis antara Tradisi dan Visi Kristiani dengan Tradisi dan Visi Peserta (Menerapkan Iman Kristiani dalam Situasi Peserta Konkrit) ......... 73 f.

  Langkah Lima : Keterlibatan Baru Demi Terwujudnya Kerajaan Allah Di Dunia (Mengusahakan Suatu Aksi Konkrit) ...................... 73 C.

  Usulan Program Katekese............................................................................ 74 1.

  Latar Belakang Penyusunan Program.................................................... 74 2. Tujuan Program ..................................................................................... 75 3. Usulan Tema .......................................................................................... 76 D. Penjabaran Program..................................................................................... 78 E. Pelaksanaan Katekese Model Shared Christian Praxis

  Di Paroki St. Yusup Bintaran Yogyakarta.................................................. 82 F.

  Refleksi Atas Pelaksanaan Katekese Model Shared Christian Praxis Bagi Orang Tua Katolik Di St. Yusup Bintaran ......................................... 95 1.

  Tema ...................................................................................................... 95 2. Tujuan ................................................................................................... 95 3. Pengembangan Langkah-langkah .......................................................... 96 4. Komunikasi Iman .................................................................................. 96 5. Sarana dan Metode ................................................................................ 96 6. Suasana dan Keterlibatan Peserta ......................................................... 97

  BAB V. PENUTUP ................................................................................................... 98 A. Kesimpulan ................................................................................................. 98 B. Saran ......................................................................................................... 101 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 103

  LAMPIRAN ............................................................................................................. 105

  Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian .......................................................................(1) Lampiran 2 : Surat Kuesioner untuk Penelitian ..................................................(2) Lampiran 3 : Kuesioner Penelitian ......................................................................(3) Lampiran 4 : Teks Kitab Suci ..............................................................................(8) Lampiran 5 : Cerita Ilustrasi ...............................................................................(9)

  xvii

DAFTAR SINGKATAN A.

   Singkatan Kitab Suci

  Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengutib Alkitab (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab Indonesia, ditambah dengan Deuteronika, yang diselenggarakan oleh Lembaga Biblika Indonesia).

  Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 1997.

  B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja

  CT Chatechesi Tradendae , Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II kepada Para Uskup, klerus dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979. FC Familiaris Consortio , Amanat Apostolik Paus Yohanes Paulus II tantang Keluarga Kristiani Dalam Dunia Modern, 22 November 1981.

  GE Gravissimum Educationis , pernyataan konsili vatikan II tentang Pendidikan Kristen

  KHK Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici), diundang oleh Paus Yohanes Paulus II tanggal 25 Januari 1983.

  C. Daftar Singkatan Lain

  Art : Artikel dll : dan lain-lain KWI : Konferensi Wali Gereja Indonesia xviii

  MAWI : Majelis Agung Wali Gereja Indonesia PNS : Pegawai Negeri Sipil Pr : Praja Rm : Romo SJ : Society Jesus St : Santo PIA : Pendampingan Iman Anak MB : Madah Bakti Kan : Kanon PKKI : Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se- Indonesia SCP : Shared Christian Praxsis xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidik pertama dan utama bagi anak adalah orang tua. Sejak kecil anak harus

  terus-menerus diberi bimbingan tentang berbagai hal oleh orang tua misalnya saja, pada fase tertentu orang tua mengajarkan berjalan, anak diperkenalkan dengan benda-benda yang ada disekitarnya, mengajari mereka sopan santun, sampai mengajari anak pada perkembangan iman anak. Orang tua berkewajiban untuk menumbuhkembangkan anak- anak mereka melalui masyarakat, agar anak menjadi manusia yang berguna bagi dirinya sendiri dan orang lain (Soerjanto, 2007: 1).

  Tugas mendidik berakar dalam panggilan utama suami isteri untuk berperan serta dalam karya penciptaan Allah. Bila orang tua dalam kasih dan karena kasih melahirkan pribadi baru yang dipanggil untuk tumbuh dan berkembang, maka orang tua bertanggungjawab mengemban tugas membantunya menjadi manusia utuh, karena mereka memberikan kehidupan kepada anak-anak, maka para orang tua mengembangkan tugas mahaberat mendidik anak dan sebab itu mereka harus diakui pendidik pertama dan utama. Tugas pendidik itu begitu penting sehingga bila tidak ditunaikan sulit dapat dilengkapi. Para orang tua wajib untuk menciptakan lingkungan keluarga, yang dijiwai cinta kasih terhadap Allah dan manusia, sehingga membantu pendidikan pribadi dan sosial anak-anak yang utuh. Sebab itu keluarga adalah sekolah pertama keutamaan- keutamaan sosial yang dibutuhkan tiap masyarakat. Terutama di dalam keluarga kristen, yang dilengkapi rahmat dan tugas sakramen perkawinan, anak-anak sejak dini harus pertama baik sekitar masyarakat manusia yang sehat, maupun sekitar gereja. Akhirnya melalui keluarga, anak-anak mulai perlahan-lahan dihantar masuk ke dalam pergaulan para warga dan ke dalam umat Allah. Oleh karena itu para orang tua harus sadar betapa pentingnya keluarga yang benar-benar kristen untuk kehidupan dan kemajuan umat Allah sendiri. Maka mereka harus diakui pendidik pertama dan utama anak-anaknya. Tugas pendidik ini begitu menentukan sehingga hampir tak tergantikan bila tidak ada (GE art.

  3).

  Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa orang tua dalam konteks ini mempunyai posisi yang sah dan sangat menentukan dalam penanaman nilai-nilai iman pada anak dalam keluarga. Selain itu keluarga katolik juga dipanggil dan diutus menjadi tempat pembenihan panggilan. Keluarga katolik diharapkan menjadi tempat bertumbuhnya iman, sedemikian rupa sehingga anak katolik yang diasuh dan didik dalam keluarga tersebut dapat menyadari panggilan Tuhan atas dirinya (Hardiwardoyo, 2007: 17). Orang tua berkewajiban untuk menciptakan lingkup keluarga yang diliputi semangat bakti kepada Allah dan kasih sayang terhadap sesama. Tentu saja pendidikan yang diselenggarakan oleh sekolah, Gereja dan pemerintah tidak bisa diabaikan, tetapi yang menjadi dasar dalam memperkembangkan iman anak yang pertama dan utama dalam keluarga adalah orang tua. Bimbingan orang tua dalam keluarga sangat berpengaruh dalam perkembangan iman anak dan tidak dapat tergantikan. Orang tualah yang senantiasa memperkembangkan iman anaknya. Dengan demikian, orang tualah yang yang harus diakui sebagai pendidik mereka yang pertama dan utama. Orang tua memiliki kewajiban dan tanggungjawab yang berat dalam mengusahakan pendidikan yang membantu pertumbuhan dan perkembangan iman anak. keluarga. Banyak orang tua yang melalaikan tugas mereka sebagai pembimbing dalam perkembangan iman anak. Orang tua sering sekali sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Selain itu orang tua juga kurang mengikutsertakan anak dalam kegiatan- kegiatan lingkungan dan sekolah minggu, sehingga anak terkadang mengalami kemunduran dalam hal perkembangan iman.

  Kemunduran iman anak dapat dilihat dengan semakin sedikitnya anak-anak yang mengikuti kegiatan pendampingan iman anak (PIA) yang telah disediakan oleh Gereja sebagai sarana untuk memperkembangkan iman anak dengan berkumpul bersama anak- anak lainnya. Dalam kegiatan PIA, anak juga belajar untuk bersosialisasi dengan teman- teman seimannya. Namun sering sekali sangat kurang dukungan dan dorongan dari orang tua terhadap perkembangan iman anak, sehingga anak tidak bersemangat dalam mengikuti PIA di Gereja. Selain itu orang tua juga kurang mengikutsertakan anak dalam kegiatan-kegiatan di lingkungan misalnya, doa lingkungan, doa rosario, pertemuan lingkungan dll. Hal ini disebabkan karena kegiatan tersebut dapat mengganggu jam belajar anak. Orang tua sering lebih mementingkan perkembangan intelektual saja, namun dalam perkembangan iman kurang memberikan dorongan pada anaknya. Kurangnya dukungan dan dorongan orang tua terkadang menyebabkan anak mulai terbiasa tidak mengikuti kegiatan-kegiatan di Gereja maupun lingkungan. Kebiasaan anak yang sering tidak mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut sering sekali terbawa hingga mereka dewasa, sehingga iman anak juga tidak mengalami perkembangan. Sering sekali kegiatan-kegiatan lingkungan hanya dipenuhi oleh orang tua saja, sedangkan orang-orang muda kurang memiliki minat dalam kegiatan tersebut. Permasalahan di atas menggambarkan bahwa bimbingan orang tua dalam perkembangan iman anak sangatlah penting. Dukungan dan

  Berdasarkan pengalaman dan informasi melalui wawancara dari beberapa orang tentang pendampingan iman anak atau sering disebut PIA, yang terjadi saat ini di Paroki St.Yusup Bintaran Yogyakarta pada sekarang ini banyak mengalami kemunduran. Di Paroki St.Yusup Bintaran Yogyakarta banyak anak-anak yang seharusnya bisa mengikuti pendampingan iman anak, namun hanya sekitar 40 % saja yang aktif mengikuti kegiatan PIA. Selain itu kemunduran juga terlihat dalam kegiatan-kegiatan di lingkungan misalnya, doa rosario dan Bulan Kitab Suci jarang sekali orang tua mengikutsertakan anaknya dalam kegiatan tersebut. Orang tua lebih menekankan anak untuk belajar di rumah dari pada membawa mereka untuk ikut dalam kegiatan lingkungan. Dari didikan orang tua yang kurang mengikutsertakan anak dalam kegiatan Gereja maupun lingkungan, maka anak juga merasa semua kegiatan yang disajikan oleh Gereja demi perkembangan iman anak tidaklah penting. Orang tua kurang menyadari kegiatan- kegiatan baik di Gereja maupun di lingkungan tersebut dapat membantu perkembangkan iman anak. Bimbingan orang tua terkadang hanya sebatas ilmu pengetahuan saja, mereka kurang menyadari perkembangan iman anak juga membutuh bimbingan agar senantiasa berkembang dalam hal imannya

  Melihat permasalahan di atas ini, maka penulis tergerak hatinya untuk menyusun skripsi yang berjudul “BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP

PERKEMBANGAN IMAN ANAK DALAM KELUARGA KATOLIK DI PAROKI

  ST.YUSUP BINTARAN YOGYAKARTA”. Melalui judul ini, penulis mengajak para

  orang tua katolik Paroki St.Yusup Bintaran untuk lebih memperhatikan perkembangan iman anak dalam keluarga, terutama dalam melibatkan anak dalam setiap kegiatan gereja maupun lingkungan.

  B. Rumusan Masalah 1.

  Sejauh muna orang tua telah memberikan bimbingan iman pada anak dalam keluarga katolik?

  2. Sejauh muna orang tua memahami tugas dan tanggung jawab mereka dalam memberikan bimbingan iman terhadap anak dalam keluarga katolik?

  3. Apakah orang tua di Paroki Bintaran Yogyakarta sudah memberikan bimbingan terhadap perkembangan iman anak mereka?

  C. Tujuan Penulisan

  1 Memberikan pengertian pada orang tua bahwa bimbingan terhadap anak dalam keluarga itu sangat penting demi perkembangan dirinya.

  2 Membantu orang tua untuk memahami akan tugas dan tanggung jawab dalam memberikan bimbingan terhadap perkembangan iman anak.

  3 Mengetahui sejauh mana orang tua katolik di Paroki St.Yusup Bintaran Yogyakarta telah memperhatikan perkembangan iman anak dalam keluarga?

D. Manfaat Penulisan 1.

  Meningkatkan pengetahuan orang tua terhadap pentingnya bimbingan orang tua dalam perkembangan iman anak.

  2. Memberikan masukan kepada orang tua agar mereka semakin menyadari tugas dan tanggungjawabnya sebagai pembimbing iman anak yang pertama dan utama dalam keluarga.

3. Memberikan masukan pada orang tua katolik di Paroki St.Yusup Bintaran Yogyakarta

  E. Metode Penulisan

  Metode penulisan dengan menggunakan metode dekriptif analisis yaitu, memaparkan, menguraikan serta menganalisis permasalahan yang ada, sehingga ditemukan jalan pemecahan yang tepat. Data yang dibutuhkan, diperoleh dengan menggunakan kuesioner terhadap orang tua perkembangan iman anak dalam keluarga di Paroki St.Yusup Bintaran Yogyakarta.

  F. Sistematika Penulisan

  Tulisan ini mengambil judul “Bimbingan Orang Tua terhadap Perkembangan Iman Anak dalam keluarga Katolik di Paroki St.Yusup Bintaran Yogyakarta” yang dibagi menjadi lima bab.

  Bab I PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang penulisan, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, pembatasan masalah, metode dan sistematika penulisan.

  Bab II BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN IMAN ANAK DALAM KELUARGA KATOLIK Membahas tentang bimbingan orang tua dalam keluarga katolik, mulai dari pengertian keluarga, pengertian orang tua, pengertian tentang bimbingan, Pentingnya bimbingan orang tua terhadap perkembangan anak dalam keluarga, serta menguraikan tentang perkembangan iman anak

  Bab III PENELITIAN TENTANG SITUASI ORANG TUA DALAM MEMBIMBING ANAK DI PAROKI ST.YUSUP BINTARAN YOGYAKARTA. dalam hidup menggereja di Paroki Bintaran. Selain itu juga dalam bab ini membahas penelitian mengenai kegiatan bimbingan orang tua terhadap perkembangan iman anak dalam keluarga katolik.

  Bab IV KATEKESE SEBAGAI SATU USAHA DALAM MENINGKATKAN KESADARAN AKAN PENTINGNYA BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN IMAN ANAK Membahas tentang bagaimana katekese sebagai salah satu usaha dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya bimbingan orang tua dalam memperkembangkan iman anak. Selain itu katekese yang dilaksanakan di lingkungan Stefanus Paroki St.Yusup Bintaran Yogyakarta. Bab V PENUTUP: Bab ini berisi kesimpulan dan saran.

  

BAB II

BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN IMAN ANAK

DALAM KELUARGA KATOLIK

Dalam bab II ini lebih pada kajian pustaka yang akan penulis uraikan dalam tiga

  bagian yaitu bagian pertama tentang bimbingan orang tua dalam keluarga yang meliputi, pengertian keluarga, orang tua, dan bimbingan, pentingnya bimbingan orang tua terhadap perkembangan anak dalam keluarga, serta tujuan bimbingan orang tua terhadap perkembangan anak dalam keluarga. Pada bagian ke dua tentang perkembangan iman anak dalam keluarga yang meliputi pengertian perkembangan iman anak, keluarga katolik sebagai tempat persemaian dan perkembangan iman anak, dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perkembangan iman anak dalam keluarga. Sedangkan pada bagian tiga tentang peranan orang tua dalam perkembangan iman anak yang meliputi hal-hal yang mendasari tugas orang tua dalam pendidikan iman anak dan tanggung jawab keluarga terhadap perkembangan iman anak.

A. Bimbingan Orang Tua Dalam Keluarga 1. Pengertian Keluarga, Orang tua, dan Bimbingan a. Keluarga Katolik

  Keluarga merupakan bagian dari masyarakat yang terkecil, suatu persekutuan dalam hubungannya dengan hak, kewajiban dan pertalian simpati antara suami dengan istri dan orang tua dengan anak-anak. Keluarga mempunyai pengaruh sangat besar terhadap masyarakat. Suatu keluarga dikatakan baik, bila terjalin hubungan kesanggupan untuk berkorban, sedia untuk menderita bersama, saling menghormati, sabar, dan dapat mempermudah kesulitan hidupnya (Pudjiono, 2007: 2-3) .

  Dalam kehidupan keluarga, dasar kesatuan hidup perlu dimiliki dan dikembangkan baik dalam masyarakat umum maupun masyarakat gerejani. Oleh sebab itu keluarga katolik dinyatakan dan dibentuk oleh ikatan kasih seorang laki-laki dan seorang perempuan yang dikasihi Tuhan yang terikat dalam sakramen perkawinan karena karya Allah melalui perantaraan seorang imam. Dengan berjanji dihadapan Tuhan, mereka merencanakan untuk membangun rumah tangganya yang tak terceraikan dan hanya terputuskan oleh maut saja. Ini berarti tidak melibatkan pihak ketiga dalam hubungan cinta kasih (monogam). Gereja masih merasa perlu bahwa keluarga Kristiani seharusnya diperhatikan dan ditolong secara khusus, walau telah banyak usaha yang ditempuh untuk membantu suami-istri namun sampai kini masih memerlukan perhatian untuk memelihara keutuhan perkawinannya serta hidup beriman. Dengan demikian dapat dimengerti bahwa keluarga katolik yang dimaksud yaitu keluarga yang terbentuk atas dasar cinta kasih sejati yang membuahkan benih cinta bagi anak-anak mereka di dalam sakramen perkawinan yang tak terceraikan dan monogam. Keluarga katolik akan selalu berusaha membangun pemeliharaan hidup beriman di dalam mengembangkan iman bagi anak mereka (Darmawijaya, 1994: 58- 60).

  Keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. Setiap anggota keluarga baik ayah, ibu maupun anak-anak masing-masing mempunyai hak, tugas dan peranan dalam membangun keluarga yang mampu menjadi teladan satu sama lain, sekaligus keluarga ini sebagai satu kesatuan pribadi yang utuh. Tanpa kehadiran salah satu dipisahkan. Dengan demikian keluarga merupakan persekutuan hidup, pusat hidup yang terkecil sebagai suatu sel yang tumbuh dalam masyarakat. Keluarga katolik merupakan suatu hubungan yang tercipta mesra antara suami-istri dan anak mereka. Oleh karena itu, orang tua bertanggung jawab dalam keluarga dan memegang peran dalam memperkembangkan benih kasih yang tumbuh dan memperkembangkan benih iman melalui pendampingan di dalam keluarga sehari-harinya (Groenen, 1983: 111).

b. Orang Tua

  Orang tua berkaitan erat dengan kehidupan berkeluarga, yang di dalamnya terdapat ayah, ibu dan anak-anak. Orang tua adalah pribadi pertama yang memiliki kesempatan memperkenalkan realitas hidup duniawi kepada anak-anak, dan sekaligus sebagai pendidik pertama yang mengajarkan kebenaran. Orang tua bertanggung jawab terhadap keluarga/rumah tangga dan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup rumah tangga. Dalam keseharian orang tua biasa disebut dengan kata bapak dan ibu. (Agung Prihartana, 2008: 21).

  Orang tua Katolik merupakan pasangan suami-istri yang telah disatukan oleh Allah, sehingga mereka tidak lagi dua melainkan satu (Mat 19: 6). Maka mereka berdua merupakan satu pasangan yang berkenan pada Allah dan terhormat di mata masyarakat. Perkawinan mereka dapat dikatakan sah, bila dilakukan oleh dua orang yang telah dibabtis secara sah pula, maka perkawinan tersebut merupakan sebuah sakramen, sebuah tanda dan sarana rahmat, sebuah lambang dari perkawinan suci antara Kristus dengan jemaatnya (Ef 5). Dan Kitab Hukum Kanonik menguraikan bahwa: kelahiran dan pendidikan anak, di mana perjanjian diangkat oleh Kristus Tuhan menjadi sakramen. Kebersamaan hidup bersama yang terbuka pada kelahiran yang akan membawa laki-laki dan perempuan itu menjadi orang tua, yaitu orang tua kristiani. (Kan. 1005)” Dalam uraian di atas orang tua kristiani juga merupakan orang tua yang menampilkan sikap dan perilaku hidup bercirikan pola Kristiani, misalnya hidup penuh kasih, mengampuni, mempunyai relasi yang dekat dengan Allah. Jika orang tua telah dapat memberikan cerminan hidup kristiani, maka juga dapat menciptakan keluarga yang dapat menciptakan suasana keluarga yang diterangi oleh ajaran Kristus. Allah menyerahkan anak pada pasangan suami istri sebagai sebuah titipan dariNya. Sebagai titipan Allah dan sekaligus juga sebagai citra Allah, setiap anak haruslah sepenuh-penuhnya mereka hargai, mereka cintai, mereka asuh, dan mereka didik, sehingga di kemudian hari mampu dan berhasil mengasihi Allah dan sesamanya. Allah menghendaki bahwa keluarga menjadi tempat utama bagi lahir dan tumbuh kembang setiap anak. Allah juga menghendaki bahwa keluarga menjadi tempat pertama untuk pendidikan anak, sebelum ia didik menjadi lanjut di sekolah dan tempat-tempat yang lain.

  Tugas mendidik berakar dari panggilan utama suami-istri untuk berperan serta dalam karya penciptaan Allah. Orang tua yang telah menyalurkan kehidupan kepada anak-anak, maka terikat kewajiban amat berat untuk mendidik mereka. Oleh karena itu orang tualah yang bertanggungjawab dalam perkembangan anak baik itu pengetahuan maupun iman anak (FC art. 36).

c. Bimbingan

  Bimbingan merupakan bantuan yang dapat diberikan oleh pribadi bagi tiap mengembangkan sudut pandangnya, mengambil keputusan sendiri dan menanggung beban sendiri (Singgih Gunarsa, 1979: 23). Tekanan di sini diberikan pada bantuan, sehingga orang yang dibimbing lebih berperan dalam menentukan arah bantuan itu. Bimbingan ini bertujuan membantu si penerima, agar bertambah kemampuan bertanggung jawab atas dirinya.

  Menurut L.D.Crow dan A.Crow dalam Singgih Gunarsa, (1979: 23) seorang pembimbing tidak menentukan jalan yang akan ditempuh seseorang, melainkan hanya memberikan bantuan dalam menemukan dan menentukan sendiri jalan yang akan ditempuhnya. Seperti yang diungkapkan bahwa pembimbing harus memperoleh latihan khusus sehingga dapat bertanggungjawab hubungannya dengan perubahan hidup dan nasib seseorang. Dengan demikian perlunya pemahaman yang mendalam mengenai orang yang akan diberi bimbingan misalnya, umur, taraf kecerdasan, latar belakang keluarga, pendidikan dan lain-lain. Sedangkan dalam hal ini Walgito (1988: 4) mengatakan bahwa bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.

  Dengan adanya bantuan ini seseorang dapat mengatasi sendiri masalah yang dihadapinya kemudian hari. Jadi yang memberi bantuan menganggap orang lain dapat menentukan dirinya sendiri, meskipun kemampuan itu harus digali melalui bimbingan. Dengan demikian dapat dikatakan bimbingan adalah bantuan yang di berikan kepada seseorang, agar dapat memperkembangkan potensi-potensi yang dimiliki di dalam dirinya untuk mengatasi persoalan-persoalan hidup dan dapat supaya orang yang dibimbing akan berkembang lebih lanjut, sehingga semakin memiliki kemampuan untuk berdiri sendiri tanpa berpegangan teguh pada orang lain dan secara tidak langsung dapat mendewasakan anak dalam menghadapi masalah atau persoalan yang dialami dalam hidupnya.

  Bimbingan dan penyuluhan sebenarnya terutama diberikan di rumah. Rumah dan keluarga adalah lingkungan hidup pertama, di mana anak memperoleh pengalaman-pengalaman pertama yang akan mempengaruhi jalan hidupnya. Di sinilah orang tua menjadi pembimbing anaknya, supaya perkembangan anak yang dialaminya pada permulaan hidup dapat berlangsung sebaik-baiknya tanpa ada hambatan atau gangguan (Singgih Gunarsa, 1979: 24).

2. Pentingnya Bimbingan Orang Tua Terhadap Perkembangan Anak Dalam Keluarga

  Sejak anak dalam kandungan, orang tua sebenarnya sudah mulai mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan oleh anak yang akan lahir. Hal ini dimaksudkan demi pendidikan anak tersebut setelah lahir. Kelahiran anak-anak hendaknya diyakini sebagai karunia perkawinan yang paling luhur dan sangat berarti bagi kesejahteraan suami-istri dalam membangun dan menghidupi hidup berkeluarga (Prasetya L, 2008: 13-14).

  Menurut hakikatnya perkawinan dan cinta kasih suami istri tertujukan kepada adanya keturunan serta pendidikannya. Dengan demikian orang tualah yang bertanggungjawab untuk memberikan pendidikan baik jasmani, mental, dan rohani (White E, 1981: 17). Dengan demikian anak mendapatkan pengetahuan pertama kali membimbing dan menuntun anak sepanjang hidupnya. Bimbingan orang tua dalam keluarga tidak dapat dikatakan perkerjaan yang remeh, karena anak yang tidak mendapat bimbingan yang baik dari keluarga maka akibatnya anak juga akan terjerumus dalam hal-hal yang tidak baik pula. Maka itu berbagai usaha dilakukan agar anak dapat melaksanakan segala sesuatunya secara mandiri, mulai dari makan, minum, berjalan, dan sebagainya. Semua itu dilakukan agar anak akhirnya dapat menjadi orang yang berguna bagi dirinya, orang tua, masyarakat, negara, dan Gereja, serta demi kemuliaan Allah . Dalam dokumen pedoman Gereja Katolik Indonesia dikatakan bahwa:

  “Arus besar di dalam masyarakat sering menciptakan gambaran seakan-akan yang terpenting dalam hidup adalah mengumpulkan uang dan materi, kedudukan dan kekuasaan. Lalu tidak sedikit orang tua yang mengira bahwa dengan menyediakan materi bagi keluarga tugasnya selesai. Padahal anak pertama-tama memerlukan perhatian, kehangatan dan kemesraan hubungan dengan orang tua dan saudara-saudara mereka. Anak-anak memerlukan keleluasaan isi hati, emosi dan pengalaman kepada orang tua. Oleh karena itu orang tua harus menyediakan diri dan harus juga dapat bertindak sebagai sahabat bagi anak-anaknya. Orang tua perlu menggunakan cara yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan kedewasaan anak. Mereka perlu dilatih supaya bersikap dan bertindak secara bertanggungjawab. Apabila anak tidak menemukan suasana kerasan tersebut di dalam keluarga, mereka akan lari ke tempat yang lain atau kepergaulan di luar rumah yang mungkin akan membahayakan perkembangan jasmani dan rohaninya (Pedoman Gereja Katolik Indonesia, 1995: 23).

  Dokumen ini memberikan penjelasan bahwa pentingnya bimbingan yang diberikan oleh orang tua bagi setiap anak mereka demi perkembangan anak nantinya.

  Selain itu juga peran dan tanggungjawab mereka sebagai orang tua dalam keluarga diharapkan dapat menciptakan suasana yang harmonis bersama anak-anaknya, bukan pertama-tama uang dan materi saja yang dibutuhkan oleh anak tetapi kasih sayang dan bentuk perhatian dari orang tua yang sangat diinginkan oleh setiap anak. Perhatian dan menjadi dasar dalam hidup anak yang masih kecil dalam keluarga. Sikap orang tua yang memberikan perhatian dan kasih sayang pada anaknya juga dapat mempengaruhi seluruh hidup anak selanjutnya baik dalam bertindak dan berbuat yang lebih berguna dalam hidupnya.

  Selain itu dalam kenyataan kehidupan manusia sering sekali menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Manusia memiliki sifat dan kemampuan yang berbeda-beda. Terkadang ada orang yang sanggup mengatasi persoalan-persoalan tanpa bantuan dari orang lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak sanggup mengatasi persoalannya tanpa bantuan atau pertolongan dari orang lain. Begitu juga dengan kehidupan anak yang masih perlu mendapat bantuan untuk mempersiapkan anak untuk berani dan bertanggungjawab dalam menghadapi persoalan-persoalan hidup nantinya (Walgito, 1989: 7)

  Dalam uraian di atas jelas bahwa anak sekarang penting dipersiapkan secara khusus untuk menghadapi kehidupannya di masa depan. Bimbingan dari keluarga yang akan menjadi dasar hidup seorang anak dalam menghadapi jaman sekarang ini. Dalam memperhatikan perkembangan anak, orang tua sebaiknya mengawasi perkembangan anak dalam hidup yang di jalaninya dan anakpun tidak mudah untuk terpengaruh dengan lingkungan atau jaman sekarang ini. Bimbingan dari orang tua dalam keluarga akan menentukan perkembangan anak selanjutnya, baik yang menyangkut jasmani maupun rohani.

Dokumen yang terkait

Fungsi komunikasi orangtua terhadap pembentukan karakter dan iman anak dalam keluarga Katolik di Paroki Administratif Santo Paulus Pringgolayan Yogyakarta.

3 24 162

Upaya peningkatan tanggungjawab keluarga Katolik di Paroki Santo Petrus Pekalongan terhadap pendidikan iman anak.

0 4 153

Deskripsi penghayatan spiritualitas keluarga Kudus dalam keluarga Katolik di Lingkungan St. Yohanes Kentungan Paroki keluarga Kudus Banteng, Yogyakarta.

4 38 174

Peranan doa bersama dalam keluarga Katolik terhadap pendidikan iman anak di wilayah Juwono, Paroki Santa Maria Lourdes Sumber, Magelang Jawa Tengah.

0 36 140

Deskripsi pendidikan iman anak dalam keluarga bagi perkembangan iman anak di Stasi Maria Putri Murni Sejati Cisantana, Paroki Kristus Raja Cigugur, Keuskupan Bandung.

1 20 153

Manfaat metode bercerita dalam pendampingan iman anak di Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung Gunungkidul.

0 9 175

Sumbangan katekese keluarga terhadap peningkatan kesadaran akan peran penting orang tua bagi pendidikan iman anak di lingkungan Santo Yusuf Gemuh Paroki St. Martinus Weleri.

1 10 148

Katekese keluarga untuk meningkatkan kesadaran akan peran penting orang tua bagi pendidikan iman anak di lingkungan Santo Carolus Borromius Margomulyo Paroki Santo Yoseph Medari Yogyakarta

0 15 207

Fungsi komunikasi orangtua terhadap pembentukan karakter dan iman anak dalam keluarga Katolik di Paroki Administratif Santo Paulus Pringgolayan Yogyakarta

0 13 160

Penghayatan spiritulaitas perkawinan Katolik oleh keluarga-keluarga Katolik di lingkungan St. Yohanes Paulus Paroki St. antonius Kotabaru Yogyakarta dalam mewujudkan keluarga Katolik yang beriman - USD Repository

0 1 102