EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROUND ROBIN BRAINSTORMING PADA MATERI GERAK LURUS DI SMA KATOLIK SANG TIMUR YOGYAKARTA

  

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING

DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROUND ROBIN

BRAINSTORMING PADA MATERI GERAK LURUS DI SMA

KATOLIK SANG TIMUR YOGYAKARTA

  Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu

  Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika

  Oleh Yoseph Asiri Dotheres

  041424046

  PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2011

  

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING

DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROUND ROBIN

BRAINSTORMING PADA MATERI GERAK LURUS DI SMA

KATOLIK SANG TIMUR YOGYAKARTA

  Oleh Nama : Yoseph Asiri Dotheres

  NIM : 041424046 Telah disetujui oleh

  Pembimbing Yogyakarta, 10 April 2011 Drs. Fr. Y. Kartika Budi, M.Pd.

  SKRIPSI EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROUND ROBIN BRAINSTORMING PADA MATERI GERAK LURUS DI SMA KATOLIK SANG TIMUR YOGYAKARTA Yang Dipersiapkan Dan Disusun Oleh :

  Yoseph Asiri Dotheres NIM 041424046

  Telah Dipertahankan Di Depan Panitia penguji Pada Tanggal 20 Maret 2011

  Yogyakarta,

  20 April 2011 Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana karya ilmiah.

  Yogyakarta,

  20 April 2011 Yoseph Asiri Dotheres LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

  Nama : Yoseph Asiri Dotheres NIM : 041424046 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : “Efektifitas Pembelajaran Cooperative Learning Dengan Menggunakan Metode

  

Round Robin Brainstorming Pada Materi Gerak Lurus di SMA Katolik Sang

  Timur Yogyakarta” beserta perangkat yang diperlukan(bila ada), dengan demikian memberikan hak untuk Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan kedalam bentuk lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 20 April 2011 Yang Menyatakan Yoseph Asiri Dotheres

  ABSTRAK

Yoseph Asiri Dotheres, 2011. EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN

COOPERATIVE LEARNING DENGAN METODE ROUND ROBIN

BRAINSTORMING PADA MATERI GERAK LURUS DI SMA KATOLIK SANG TIMUR YOGYAKARTA. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan

Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) apakah pembelajaran cooperative

  learning dengan metoden round robin brainstorming lebih efektif dibandingkan

  dengan metode pembelajaran yang biasa dipakai oleh guru kelas dalam mengajar sehari-hari, dilihat dari peningkatan hasil belajar. (2) apakah pembelajaran

  cooperative learning dengan metode round robin brainstorming dapat digunakan dalam pembelajaran fisika pada materi gerak lurus.

  Penelitian ini dilaksanakan di SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta pada tanggal 28 Oktober 2010 sampai tanggal 18 Nopember 2010 sebanyak 8 kali pertemuan. Subek penelitian siswa-siswi kelas X.1 yang berjumlah 19 siswa dan kelas X.2 yang berjumlah 18 siswa. Hasil Penelitian menunjukan bahwa (1) pembelajaran fisika dengan pembelajaran

  Cooperative learning dengan metode round robin brainstorming membatu siswa

  memahami pengetahuan fisika pada materi gerak lurus, (2) siswa yang mengalami pembelajaran Cooperative learning dengan metode round robin brainstorming lebih terlibat dibandingkan dengan yang menggunakan pembelajaran yang dipakai guru sehari-hari dalam mengajar.

  ABSTRACT Yoseph Asri Dotheres, 2011. EFFECTIFITY OF COOPERATIVE LEARNING USING ROUND ROBIN BRAINSTORMING METHOD ON THE TOPIC OF STRAIGHT LINES MOTION IN SANG TIMUR CHATOLIC SENIOR HIGH SCHOOL, YOGYAKARTA. Physical Education Studies Programs, Department of Education Mathematics And Natural Science, Faculty of Theacher Training and Science Education. Sanata Dharma University, Yogyakarta. The Study aims to determine : (1) whether the cooperative learning with round robin brainstorming methods is more effectif than theaching methods commonly used by classroom theacher in the theaching everydaay life. (2) whether the cooperative learning with round robin branstorming methods can be used in theaching physics to the straight lines motion. The research was conducted in the Sang Timur Chatolic Senior High School, Yogyakarta. On 28th october 2010 until 18th meeting 8 Times. Subyek research grade who totaled 19 student X.1 and X.2 classes totaling 18 students. Research result showed that (1) learning physics with cooperative learning with round robin brainstorming methode petrifell studen understand to knowledge of phisics on the topics straight lines motion, (2) studen who have learning by cooperative learning with round robin brainstorming methods is more involved that the one using learning theachers use everyday in theaching. KATA PENGANTAR Hormat dan syukur saya ucapkan kepada Allah Bapa Tuhan pencipta alam semesta karena atas segala cinta dan bimbingan-Nya sehingga skripsi berjudul “Efektifitas Pembelajaran Cooperative Learning Dengan Metode Round Robin

  

Brainstorming pada materi gerak lurus Di SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta”

  ini dapat terselesaikan, adapun maksud dari pembuatan skripsi ini guna memenuhi salahsatu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan di FKIP Universitas Sanata Dharma. Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan, dukungan, dan saran dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih atas dukungan, bantuan kepada:

  1. Drs. Fr. Y. Kartika Budi M.Pd. dan Drs. Domi Severinus M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi

  2. Drs. A. Atmadi, M.Si. selaku kaprodi Pendidikan Fisika

  3. Segenap Dosen dan karyawan Universitas Sanata Dharma khususnya Pendidikan Fisika

  4. Sr. Helaria PIJ, Selaku Kepala sekolah SMA Katolik Sang Timur Yogyakarta .

  5. Guru mata pelajaran Fisika SMA Sang Timur Yogyakarta 6. Siswa-Siswi kelas X SMA Sang Timur Yogyakarta.

  7. Sdr. Alfonsus T. Sianipar yang telah membantu dalam proses pengambilan data.

  8. Teman-teman mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan pendidikan dan ilmu pengetahuan. Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, maka masukan berupa saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun saya harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

  Penulis Halaman Persembahan dan motto Tulisan ini dipersembahkan untuk Bapak Djunna Roosedi dan Ibu Lucia Titik Jidali, A.P. Suculant M sarimin, A.M. Sulensir Yulinanta Oktavianus kitang , Y. Rudaranta, L Saggalus, P. Sgraffiare, Sodara-sodara, sehati , seperjuangan ,senasib dan sepenanggungan : Ernna Via, Alphon T. Sianipar, Adrianu ‘ucox, Suada, Cornelis Adreniko, A EriYanto, Darmiyono FX, kelik R, Eka ‘koDhok’ Novianto, om Alexander san’chez’ Lohat, om Salvinus Baco , Yakobus S., , Marchellynow

  αlfa C., dan kawan-kawan , Budi K, Ari senior dan junior, ,Urbanus ‘wil’ Wira Gunawan ʚ Novita Eka ita satia, Fendi Santoso, Dwi Woro ‘wiWay’ Septiasih, Franciska Dyah, Ani Susanti, Charlez, Jimmy A, V’cal, sal- san, e’va, Bapak Gino Sekeluarga, veransiska Ardhinawati, teguh Setyanto, Jhon haRiz ʚ s3Pti, embe, D5409CE, Crew khrpn, ajo, lodaya, moetiara, 39’98, sanmar 3’01, pfis’04 dan semua teman, soudara, sahabat yang tidak tertulis.“Tetap

  kecuali

  Semangat, Maju Terus pantang Mundur Kepepet”

  DAFTAR ISI

  Halaman Judul .............................................................................................. i Halaman Persetujuan ................................................................................... ii Halaman Pengesahan ................................................................................... iii Halaman Keaslian Karya .............................................................................. iv Lembar Pernyataan persetujuan Publikasi ................................................... v Abstrak ......................................................................................................... vi

  

Abstract ......................................................................................................... vii

  Kata pengantar ............................................................................................. viii Halaman Motto dan Persembahan ................................................................ x Daftar Isi ...................................................................................................... xi Daftar Tabel ................................................................................................. xiii

  Bab I Pendahuluan ....................................................................................... 1 A. Latar Belakang .................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................ 2 C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 2 D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 3 Bab II Dasar Teori ........................................................................................ 4 A. Hakekat Belaja Dan Pembelajaran ................................................... 4

  1. Belajar ........................................................................................... 4

  2. Pembelajaran ............................................................................... 6

  B. Tujuan Pembelajaran Fisika ............................................................. 7

  C. Efektifitas proses pembelajaran ....................................................... 8

  D. Cooperative Learning dengan Teknik Rond Robin Brainstorming .. 9

  1. Pengertian Cooperative Learning ................................................ 9

  2. Round Robin Brainstorming ........................................................ 10

  Bab III Metodologi Penelitian ...................................................................... 23 A. jenis Penelitian ................................................................................. 23 B. Subjek Penelitian .............................................................................. 23 C. Ubahan Penelitian ............................................................................ 23 D. Perlakuan .......................................................................................... 24

  E. Instrumen Penelitian ........................................................................ 25

  F. Analisis data ..................................................................................... 26

  1. Efektifitas Pembelajaran .............................................................. 26

  2. Keterlibatan Siswa ....................................................................... 31

  Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan ................................................... 33 A. Deskriptif pelaksanaan Penelitian .................................................... 33 B. Deskripsi data ................................................................................... 35

  1. Data Postest Pretes ....................................................................... 35

  2. Data keterlibatan .......................................................................... 36

  C. Analisis Data .................................................................................... 38

  1. Efektifitas pembelajaran ............................................................... 38

  2. Keterlibatan Siswa terhadap pembelajaran .................................. 41

  D. hasil Penelitian dan Pembahasan ..................................................... 42 1. rangkuman hasil penelitian .......................................................... 42

  2. Pembahasan ................................................................................. 43 3. pelaksanaan penelitian ................................................................. 46

  Bab V Penutup ............................................................................................. 50 A. Kesimpulan ...................................................................................... 50 B. Saran ................................................................................................. 50 Daftar Pustaka .............................................................................................. 52 Lampiran ....................................................................................................... 53

  DAFTAR TABEL Tabel 1. Kisi-kisi rancangan soal pretes dan postest .................................. 26 Tabel 2. Frekuensi keterlibatan tiap siswa .................................................. 32 Tabel 3. Skor pretes dan postest ................................................................. 36 Tabel 5. Skor keterlibatan siswa pada kelas eksperimen ........................... 37 Tabel 6. Skor keterlibatan siswa pada kelas kontrol ................................... 37 Tabel 7. Hasil kesimpulan penelitian ......................................................... 43 Tabel 8. Mean data pretes dan postes ......................................................... 43 Tabel 9. Skor presentase pretes dan postes ................................................ 43

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut

  manusia untuk berprestasi dan berkreasi dalam berbagai bidang. Dunia pendidikan menjadi pusat perhatian karena dunia pendidikan dapat dikatakan sebagai basis atau tonggak dari ilmu pengetahuan. Banyak ahli yang memberikan perhatian dan andil besar dalam dunia pendidikan , hal itu dapat terlihat dari berbagai macam penelitian yang dihasilkan, karya yang dibuat berhubungan dengan pendidikan, dengan demikian jelaslah bahwa dunia pendidikan merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia. Pada saat ini masih banyak guru yang menggunkan metode yang membuat siswa merasa bosan mengikuti pembelajaran seperti metode ceramah, sedangkan unsur yang terpenting dalam pembelajaran yang baik adalah (1) siswa yang belajar (2) guru yang mengajar (3) bahan pelajaran dan (4) hubungan antara guru dan siswa ( Suparno, 2007:2). Oleh karena situasi siswa bermacam-macam dan yang dirasakan dapat membantu siswa belajar juga bervariasi, maka pengusaan belajar juga bervariasi, maka menguasai metode yang bermacam-macam sangatlah penting bagi guru fisika sehingga dapat membantu siswa lebih baik dan tepat. Menguasai berbagai metode mengajar dan memilih cara yang diminati siswa akan membuat siswa menyukai fisika yang diajarkan. ( Suparno, 2007:4)

  Sehubungan dengan ulasan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan bahasan Cooperative Learning dengan metode Round Robin

  Brainstorming pada gerak lurus.

  B. Rumusan Masalah

  1. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran round

  robin brainstorming dibandingkan dengan pembelajaran dengan yang

  menggunakan metode yang biasa dipakai oleh guru bidang studi dalam mengajar sehari-hari?

  2. Bagaimana keterlibatan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan teknik round robin brainstorming dibandingkan dengan pembelajaran dengan yang menggunakan metode yang biasa dipakai oleh guru bidang studi dalam mengajar sehari-hari?

  C. Tujuan penelitian

  Berdasarkan latar belakang yang di paparkan diatas, penelitian ini bertujuan untuk :

  1. Mengetahui apakah pembelajaran coopertive learning dengan metode

  round robin brainstorming lebih efektif dibandingkan dengan

  pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru dalam pembelajaran sehari- hari.

  2. Untuk mengetahui perbedaan keterlibatan antara pembelajaran cooperative

  learning dengan metode round robin brainstorming dan metode pembelajaran yang biasa dipakai guru dalam pembelajaran sehari-hari.

D. Manfaat Penelitian

  1. penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada guru untuk mengetahui dan memilih metode yang digunakan dalam pembelajaran.

  2. penelitian ini dapat digunakan untuk penelitian sejenis atau menjadi literatur untuk penelitian tentang pembelajaran dengan metode cooperative

  learning.

  3. Pembelajaran ini melatih siswa untuk bekerjasama dengan temannya. Hal ini memungkinkan untuk siswa menolong siswa yang mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial dengan temannya. Berinteraksi sosial yang dimaksud adalah keinginan untuk bertanya, berdiskusi, memberikan ide dan gagasan,berpendapat, dll.

BAB II DASAR TEORI A. Hakekat Belajar Dan Pembelajaran

1. Belajar

  Menurut kaum konstruktivis, belajar merupakan proses aktif pelajar mengkonstruksi arti, entah teks, dialog, pengalaman fisis dan lain-lain.

  Belajar juga merupakan proses mengasimilasi dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah di punyai seorang sehingga pengertiannya dikembangkan ( Suparno, 1997:34) Prinsi terpenting dalam teori konstruktivis adalah guru tidak hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa, siswa harus membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri. Dalam hal ini guru hanya membantu proses ini (belajar) dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat bermakna dan sangat sangat relevan bagi siswa dengan memberikan kesimpulan kepada siswa untuk menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak siswa menyadari dan secara sadar menggali strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar Menurut Hamalik, belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui proses pengalaman (2003:27). Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat tetapi lebih dari itu, yakni memahami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Sejalan dengan perumusan tersebut ada pula tafsiran lain tentang belajar, yaitu belajar adalah suatu perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan (Hamalik, 2003:28) Dari pengertian-pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

  1. Situasi belajar harus bertujuan dan tujuan-tujuan tersebut dapat diterima baik oleh masyarakat. Tujuan merupakan salah satu aspek dalam belajar.

  2. Tujuan dan maksud belajar timbul dari kehidupan anak/murid itu sendiri.

  3. Didalam pencapaianya tujuannya itu, murid senantiasa akan menemui kesulitan dan situasi yang tidak menyenangkan

  4. Hasil belajar yang utama adalah tingkah laku yang bulat.

  5. Proses belajar terutama mengerjakan hal-hal yang sebenarnya, belajar apa yang diperbuat dan mengerjakan apa yang dipelajari.

  6. Kegiatan-kegiatan dan hasil-hasil belajar dipersatukan dan dihubungkan dengan tujuan dalam situasi belajar.

  7. Murid memberikan reaksi secara keseluruhan

  8. Murid mereaksi sesuatu aspek dari lingkungan yang bermakna baginya

  9. Murid diarahkan dan dibantu oleh orang-orang yang berbeda dalam lingkungan itu.

  10. Murid-murid dibawa/diarahkan ke tujuan-tujuan yang lain , baik yang berhubungan maupun yang tidak berhubungan dengan tujuan utama dalam situasi belajar.

2. Pembelajaran

  Tujuan dan unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran adalah dua hal yang sangat penting dalam pembelajaran. Tujuan pembelajaran mengarahkan guru agar berhasil dalam membelajarkan siswa sementara unsur-unsur dinamis pembelajaran mendukung bagi tercapainya tujuan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. (Hamalik, 2003:43) Tujuan dan unsur-unsur pembelajaran yang dimaksudkan adalah terciptanya suasana sehingga siswa belajar. Tujuan pembelajaran haruslah menunjang dan dalam rangka tercapai tujuannya belajar. Dahulu, ketika pembelajaran dimaksudkan sebagai sekadar penyampaian ilmu pengetahuan, pembelajaran tidak terkait dengan belajar, termasuk tujuannya sebab, jika guru telah menyampaikan ilmu pengetahuan, tercapailah maksud dan tujuan pembelajaran itu. Pembelajarn model dahulu memang tidak dicobaterkaitkan dengan belajar itu sendiri. Pembelajaran lebih berkonsentrasi pada kegiatan siswa. Jika pada masa sekarang ini, pembelajaran di cobaterkaitkan dengan belajar, maka dalam merancang aktivitas pembelajaran, guru harus belajar dari aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar siswa harus dijadikan titik tolak dalam merancang pembelajaran. Implikasi dari adanya keterkaitan antara kegiatan pembelajaran dan kegiatan belajar siswa tersebut adalah disusunnya tujuan pembelajaran yang dapat menunjang tercapainya tujuan belajar. Muatan-muatan yang termasuk dalam tujuan belajar haruslah termaktub dalam tujuan pembelajaran. B. Tujuan Pembelajaran Fisika Tujuan pembelajaran fisika meliputi 3 aspek yaitu pertama, aspek hasil. Aspek hasil bertujuan untuk membangun konsep, prinsip, hukum, dan teori beserta pemahamannya, sehingga mampu menerapkan untuk memecahkan masalah- masalah yang sesuai. Kedua, aspek proses. Aspek proses bertujuan agar siswa memiliki sikap keterampilan melakukan proses sains. Ketiga aspek sikap, aspek sikap bertujuan agar siswa memliki sikap sains yang melandasi perilakunya.

  Ketiga aspek tersebut telah termuat dalam tujuan GBPP kurikulum fisika 1994 yang secara umum dirumuskan sebagai berikut: ”... menguasai konsep-konsp fisika dan saling keterkaitannya serta mampu menggunakan metode-metode ilmiah yang dilandasi sikap untuk memecahkan masalah-masalah yang di hadapi sehingga lebih mengagungi keagungan Tuhan Yang Maha Esa.” Berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) tujuan pembelajaran fisika adalah sebagai berikut:

  1. Memiliki pengetahuan dan metode ilmiah untuk menjelaskan beberapa peristiwa alam baik secara kualitatif maupun kuantitatif

  2. Memiliki pengetahuan dan keterampilan menerapkan prinsip-prinsip sain untuk menghasilkan karya teknologi dan sebaliknya mengkaji prinsip sains yang sudah dimanfaatkan dalam produk teknologi.

  3. Memiliki sikap ilmiah.

  4. Memiliki keyakinan keteraturan alam ciptaan-nya dan keagungan tuhan yang maha esa.

  5. Memiliki keterampilan menggunakan bahan, alat dan operasi sains. C. Efektifitas proses Pembelajaran Menurut Davis (1981:22-23 dalam Kartika Budi, Widya Dharma April 2001:48) efektifitas mengacu pada apa yang dikerjakan, sedangkan efisiensi mengacu pada cara mengerjakannya. Suatu pembelajaran fisika disebut efektif bila dikerjakan benar dan efisien bila cara mengerjakanya benar sesuai dengan materi dan tujuan.

  Agar dapat mencapai prestasi secara optimal, maka proses pun harus efektif yaitu (1) ada kesesuaian antar proses dengan tujuan yang akan dicapai dan telah ditetapkan dengan kurikulum,(2) cukup banyak tugas-tugas yang di evaluasi untuk mengetahui perkembangan siswa dan memperoleh umpan balik, (3) lebih banyak tugas-tugas yang mendukung pencapaian tujuan, (4) ada variasi metode pemmbelajaran, (5) pemantauan atau evaluasi perkembangan atau keberhasilan dilaksanakan secara berkesinambungan dan (6) memberi tanggung jawab yang lebih besar kepada siswa pada tugas yang dilakukannya.

  Menurut Kauchak ( 1989:3 dalam Kartika Budi, Widya Dharma April 2001:48) pembelajaran yang efektif adalah kesatuan dari keterampilan, perasaan, penguasaan materi, dan pemahaman arti belajar yang bermuara pada satu perilaku yaitu kemampuan membangun dan mengembangkan proses belajar siswa secara optimal.

D. Cooperative Learning Dengan Teknik Round Robin Brainstorming

1. Pengertian Cooperative Learning

  

Cooperative learning atau belajar bersama adalah model pembelajaran dimana

  siswa dibiarkan belajar dalam kelompok, saling menguatkan, saling mendalami, dan bekerja sama untuk semakin menguasi bahan ( Suparno 2007:134). Yang menjadi fokus utama dalam belajar bersama adalah kemajuan bidang akademik dan afektif melalui kerja sama. Menurut Jhonson dkk, (1990 dalam Kindsvatter, dkk. Hal 308, dalam Suparno, 2007:134) ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam belajar bersama supaya tujuannya tercapai yaitu: a. Perlu adanya ketergantungan antara siswa secara positif, saling ketergantungan berarti masing-masing saling bergantung, maka masing- masing juga ada kesanggupan untk saling membantu, saling memberi, dan saling menerima. Tidak boleh bahwa seseorang hanya menggantungkan pada yang lain dan yang lain sama sekali digantungi.

  b. Perlunya pengembangan interaksi interpersonal antara siswa dan keterampilan berkelompok. Interaksi, komunikasi antar anggota kelompok perlu dimajukan terus menerus dan di bina.

  c. Perlu masing-masing dibantu tetap bertanggung jawab pada penguasaan tugas mereka.

  d. Perlu dikembangkan keterampilan siswa.

  e. Perlu diyakinkan bahwa kelompok dapat berhasil dan di kembangkan kerja sama yang efektif.

2. Tujuan Cooperative Learning

  Menurut Kindsvatter dkk (hal 308 dalam Suparno, 2007:135) belajar bersama mempunyai tujuan antara lain sebagai berikut : a. Meningkatkan hasil belajar lewat kerja sama kelompok yang memungkinkan siswa belajar satu sama lain. Kemajuan hasil belajar menjadi tujuan utama, sehingga masing-masing siswa mendapatkan hasil positif. b. Merupakan alternatif terhadap belajar kompetitif yang sering membuat siswa lemah menjadi minder. Dengan belajar kompetitif, siswa yang lemah akan sulit maju dan merasa kecil dibandingkan yang pandai, sedangkan dengan belajar bersama justru yang lemah dibant uuntuk maju.

  c. Memajukan kerja sama kelompok antar manusia. Dengan belajar bersama hubungan antar siswa semakin akrab dan kerja sama antar mereka semakin lebih baik.

  d. Bagi siswa-siswa yang mempunyai intelegensi interpersonal tinggi, cara belajar ini sangat cocok dan memajukan. Mereka lebih mudah mengkonstruksi pengetahuan lewat bekerja sama dengan teman, belajar bersama dengan teman daripada belajar sendirian.

3. Round Robin Brainstorming

  1. Brainstorming

  Brainstorming adalah piranti perencanaan yang dapat menampung

  kreativitas kelompok dan sering digunakan sebagai alat pembentukan konsensus maupun untuk mendapatkan ide-ide yang banyak. Teknik brainstorming merupakan salah satu cara mendapatkan sejumlah ide yang mudah dan menyenangkan para pesertanya. Karena mereka boleh bebas menyampaikan pendapatnya tanpa ragu-ragu atau takut salah sepanjang masih dalam topik bahasan. peserta mendapatkan kesempatan atau giliran untuk berpartisipasi melontarkan idenya sampai habis.

  Ada beberapa alasan mengapa brainstorming digunakan oleh suatu team untuk menghasilkan ide-ide, yaitu: a. Meningkatkan kepedulian dan partisipasi anggota team b. Menghasilkan banyak ide-ide dalam waktu yang relatif singkat.

  c. Mengurangi keinginan anggota team untuk merasa paling mampu dalam memberi jawaban yang benar.

  d. Mengurangi kemungkinan berkembangnya pemikiran negatif (negative thinking) di antara mereka.

2. Tujuan dan manfaat

  Brainstorming atau sumbang saran memiliki tujuan untuk mendapatkan sejumlah ide dari anggota team dalam waktu relatif singkat tanpa sikap kritis yang ketat. Ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh suatu team atau organisasi dengan melakukan teknik brainstorming, di antaranya adalah:

  a. Mengidentifikasi masalah b. Mencari sebab-sebab yang mengakibatkan terjadinya masalah.

  c. Menentukan alternatif pemecahan masalah.

  d. Mengimplementasikan pemecahan masalah.

  e. Merencanakan langkah-langkah dalam melaksanakan suatu aktivitas.

  f. Mengambil keputusan ketika masalah terjadi.

  g. Melakukan perbaikan (improvements).

2. Putaran teratur (round robin).

  Metode putaran teratur memberi kesempatan kepada peserta untuk berbicara sesuai gilirannya secara teratur. Untuk menghemat waktu, peserta yang belum memiliki ide akan dilewati, dia bisa mengucapkan “terus“ atau “lanjut“ yang maksudnya memberi giliran pada peserta berikutnya.

3. Langkah langkah teknis

  langkah-langkah dalam melaksanakan brainstorming, yaitu: a. Persiapan.

  1. Mengundang peserta meeting.

  2. Memberikan agenda acara materi yang akan dibicarakan.

  3. Mempersiapkan ruangan dan fasilitas pendukung lainnya.

  b. Pelaksanaan.

  1. Menentukan batasan waktu yang digunakan.

  2. Menetapkan pimpinan meeting dan pencatat pembicaraaan (notulis).

  3. Menetapkan aturan main (rule of the game) bersama.

  4. Menentukan metode yang digunakan dalam brainstorming.

  5. Memberi kesempatan kepada para peserta untuk menyampaikan ide-idenya.

  6. Menuliskan ide yang dilontarkan peserta.

  7. Melakukan pengelompokan ide yang sejenis.

  8. Melakukan pembahasan ide-ide.

  9. Mengambil keputusan.

  10. Menyimpulkan pembicaraan. pencatat melakukan pencatatan ide yang dilontarkan peserta. Diusahakan peserta dapat melihat apa yang dicatat , sebaiknya digunakan flip chart, ohp transparency atau screen. Papan tulis dan block note dapat digunakan sebagai alternatif. Dilakukan konfirmasi apakah yang ditulis pencatat sama dengan ide yang dimaksudkan peserta yang melontarkannya. Bila perlu pimpinan meeting menegaskan kembali apa yang disampaikan oleh peserta. setelah sejumlah ide terkumpul selanjutnya dilakukan: a. Meninjau ide tersebut satu persatu.

  b. Ide yang hampir sama kemungkinan dapat disatukan, ide yang belum jelas perlu ditanyakan kepada peserta yang bersangkutan.

  c. Mana ide yang akan dipilih, bisa dilakukan pengambilan keputusan dengan permufakatan atau suara terbanyak (voting).

  d. Menyempurnakan ide yang telah disepakati.

  e. Mengambil kesimpulan dan alternatif tindak lanjut.

  4. Hambatan dalam melakukan teknik brainstorming dapat timbul beberapa hambatan yang disebabkan antara lain:

  a. Peserta tidak mematuhi aturan main, misalnya:

  • Memberi komentar terhadap ide yang dilontarkan peserta lain.
  • Dalam satu putaran, seorang peserta melontarkan lebih dari satu ide.
  • Seorang peserta yang belum sampai gilirannya sudah menyampaikan idenya.

  • Ada peserta yang mendominasi atau memotong pembicaraan peserta lain.
  • Ada peserta yang bertanya pada saat proses berlangsung.

  b. Pencatat merubah ide (baik isi maupun maksud) yang dilontarkan oleh peserta.

  c. Peserta tidak mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang.

  d. Hambatan non teknis, seperti: takut salah, kurang antusias dan kurang ada kerja sama.

  4. Gerak Lurus Beraturan ) Suatu benda dikatakan melakukan gerak lurus beraturan jika kecepatannya selalu konstan. Kecepatan konstan artinya besar kecepatan dan arah kecepatan selalu konstan. Karena besar kecepatan atau kelajuan dan arah kecepatan selalu konstan maka bisa dikatakan bahwa benda bergerak pada lintasan lurus dengan kelajuan konstan. Ketika sebuah benda melakukan gerak lurus beraturan, kecepatan benda sama dengan kecepatan rata-rata. Dalam gerak lurus beraturan (GLB) kecepatan benda selalu konstan. Kecepatan konstan berarti besar kecepatan (besar kecepatan = kelajuan) dan arah kecepatan selalu konstan. Besar kecepatan atau kelajuan benda konstan atau selalu sama saat karenanya besar kecepatan atau kelajuan pasti sama dengan besar kecepatan rata-rata.

  a. Grafik Gerak Lurus Beraturan

  Untuk memudahkan menemukan hubungan antara Kecepatan, perpindahan dan waktu tempuh maka akan sangat membantu jika digambarkan grafik hubungan ketiga komponen tersebut. Grafik Kecepatan terhadap Waktu (v-t) Berdasarkan grafik di atas, tampak bahwa besar kecepatan bernilai tetap pada tiap satuan waktu. Besar kecepatan tetap ditandai oleh garis lurus, berawal dari t = 0 hingga t akhir. Contoh : perhatikan grafik kecepatan terhadap waktu (v-t) di bawah ini Besar kecepatan benda pada grafik di atas adalah 3 m/s. 1, 2, 3 dstnya adalah waktu tempuh. Amati bahwa walaupun waktu berubah dari 1 detik sampai 5, besar kecepatan benda selalu sama. Grafik Perpindahan terhadap Waktu (x-t) Grafik posisi terhadap waktu, di mana posisi awal x berhimpit dengan titik acuan nol.

  Makna grafik di atas adalah bahwa besar kecepatan selalu tetap. Anda jangan bingung dengan kemiringan garis yang mewakili kecepatan. Makin besar nilai x, makin besar juga nilai t sehingga hasil perbandingan x dan y selalu sama.

4. Gerak Lurus berubah Beraturan

  Suatu benda dikatakan melakukan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) jika percepatannya selalu konstan. Percepatan merupakan besaran vektor (besaran yang mempunyai besar dan arah). Percepatan konstan berarti besar dan arah percepatan selalu konstan saat. Walaupun besar percepatan suatu benda selalu konstan tetapi jika arah percepatan selalu berubah maka percepatan benda tidak konstan. Demikian juga sebaliknya jika arah percepatan suatu benda selalu konstan tetapi besar percepatan selalu berubah maka percepatan benda tidak konstan.

  Karena arah percepatan benda selalu konstan maka benda pasti bergerak pada lintasan lurus. Arah percepatan konstan = arah kecepatan konstan = arah gerakan benda konstan = arah gerakan benda tidak berubah = benda bergerak lurus. Besar percepatan konstan bisa berarti kelajuan bertambah secara konstan atau kelajuan berkurang secara konstan. Ketika kelajuan benda berkurang secara konstan, kadang kita menyebutnya sebagai perlambatan konstan. Untuk gerakan satu dimensi (gerakan pada lintasan lurus), kata percepatan digunakan ketika arah kecepatan = arah percepatan, sedangkan kata perlambatan digunakan ketika arah kecepatan dan percepatan berlawanan.

  Contoh 1 : Besar percepatan konstan (kelajuan benda bertambah secara konstan) Misalnya mula-mula mobil diam. Setelah 1 detik, mobil bergerak dengan kelajuan 2 m/s. Setelah 2 detik mobil bergerak dengan kelajuan 4 m/s.

  Setelah 3 detik mobil bergerak dengan kelajuan 6 m/s. Setelah 4 detik mobil bergerak dengan kelajuan 8 m/s. Dan seterusnya… Tampak bahwa detik kelajuan mobil bertambah 2 m/s. Kita bisa mengatakan bah wa mobil

  2 mengalami percepatan konstan sebesar 2 m/s per sekon = 2 m/s .

  Contoh 2 : Besar perlambatan konstan (kelajuan benda berkurang secara konstan)

  Misalnya mula-mula benda bergerak dengan kelajuan 10 km/jam. Setelah 1 detik, benda bergerak dengan kelajuan 8 km/jam. Setelah 2 detik benda bergerak dengan kelajuan 6 km/jam. Setelah 3 detik benda bergerak dengan kelajuan 4 km/jam. Setelah 4 detik benda bergerak dengan kelajuan 2 km/jam. Setelah 5 detik benda berhenti. Tampak bahwa detik kelajuan benda berkurang 2 km/jam. Kita bisa mengatakan bahwa benda mengalami perlambatan konstan sebesar 2 km/jam per sekon. Perhatikan bahwa ketika dikatakan percepatan, maka yang dimaksudkan adalah percepatan sesaat. Demikian juga sebaliknya, ketika dikatakan percepatan sesaat, maka yang dimaksudkan adalah percepatan. Nah, dalam gerak lurus berubah beraturan (GLBB), percepatan benda selalu konstan saat, karenanya percepatan benda sama dengan percepatan rata-ratanya. Jadi besar percepatan = besar percepatan rata-rata. Demikian juga, arah percepatan = arah percepatan rata-rata.

  Dalam kehidupan sehari-hari sangat sulit ditemukan benda yang melakukan gerak lurus berubah beraturan, di mana perubahan kecepatannya terjadi secara teratur, baik ketika hendak bergerak dari keadaan diam maupun ketika hendak berhenti. walaupun demikian, banyak situasi praktis terjadi ketika percepatan konstan/tetap atau mendekati konstan, yaitu jika percepatan tidak berubah terhadap waktu Penurunan Rumus Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) percepatan benda tetap atau konstan atau tidak berubah. jika percepatan benda tersebut tetap sejak awal benda tersebut bergerak, maka kita bisa mengatakan bahwa percepatan sesaat dan percepatan rata-ratanya sama. mengingat bahwa percepatan benda tersebut tetap saat, dengan demikian percepatan sesaatnya tetap. Percepatan rata-rata sama dengan percepatan sesaat karena baik percepatan awal maupun percepatan akhirnya sama, di mana selisih antara percepatan awal dan akhir sama dengan nol.

  Pada percepatan, telah diturunkan persamaan percepatan rata-rata, di mana t adalah waktu awal ketika benda hendak bergerak, t adalah waktu akhir.

  Karena pada saat t benda belum bergerak maka kita bisa mengatakan t (waktu awal) = 0. Sehingga persamaan berubah menjadi : Satu masalah umum dalam GLBB adalah menentukan kecepatan sebuah benda pada waktu tertentu, jika diketahui percepatannya. Untuk itu, persamaan percepatan yang kita turunkan di atas dapat digunakan untuk menyatakan persamaan yang menghubungkan kecepatan pada waktu tertentu (v t ), kecepatan awal (v ) dan percepatan (a). sekarang kita menurunkan persamaan di atas. Jika dibalik akan menjadi : at = v - v

  t

  v t = v 0 + at ..................................................................Persamaan 1 Ini adalah salah satu persamaan penting dalam GLBB, untuk menentukan kecepatan benda pada waktu tertentu apabila percepatannya diketahui persamaan di atas (persamaan I GLBB) untuk mencari persamaan yang digunakan untuk menghitung posisi benda setelah waktu t ketika benda tersebut mengalami percepatan tetap. Pada pembahasan mengenai kecepatan, kita telah menurunkan persamaan kecepataan rata-rata Untuk mencari nilai x, persamaan di atas kita tulis ulang menjadi : Karena pada GLBB kecepatan rata-rata bertambah secara beraturan, maka kecepatan rata-rata akan berada di tengah-tengah antara kecepatan awal dan kecepatan akhir : Persamaan ini berlaku untuk percepatan konstan dan tidak berlaku untuk gerak yang percepatannya tidak konstan. Kita tulis kembali persamaan a :

  Persamaan ini digunakan untuk menentukan posisi suatu benda yang bergerak dengan percepatan tetap. Jika benda mulai bergerak pada titik acuan = 0 (atau x = 0), maka persamaan 2 dapat ditulis menjadi

  2

  x = v o t + ½ at Sekarang kita turunkan persamaan/rumus yang dapat digunakan apabila t (waktu) tidak diketahui. Kita tulis lagi persamaan a : Terdapat empat persamaan yang menghubungkan posisi, kecepatan, percepatan dan waktu, jika percepatan (a) konstan, antara lain : Persamaan di atas tidak berlaku jika percepatan tidak konstan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian model kuantitatif . Penelitian kuantitatif adalah

  penelitian yang menggunakan data-data berupa skor atau angka, kemudian data-data tersebut dianalisis menggunakan statistik (Suparno, 2007: 135).

  Jenis penelitiannya adalah jenis eksperimental. Penelitian jenis eksperimental adalah jenis penelitian yang berupaya untuk mencoba mempengaruhi variabel tertentu dan hanya untuk mendeskripsikan suatu keadaan tetapi untuk mempengaruhi dengan memberikan perlakuan (treatment) tertentu. (Suparno, 2007:136)

  B. Subjek Penelitian

  Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XA dan XB SMAK Sang Timur Yogyakarta.

  C. Ubahan Penelitian

  1. Jenis Ubahan Dalam penelitian ini terdapat 2 ubahan yaitu peningkatan hasil belajar dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.

  2. Definisi Operasional Ubahan

  a) Peningkatan Hasil Belajar Peningkatan hasil belajar adalah perbedaaan skor posttest dan pretest dari proses pembelajaran.

  b) Keterlibatan Siswa terhadap Pembelajaran

  Tingkat keterlibatan siswa dinyatakan dengan jumlah skor keterlibatan yang menunjukan banyaknya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran yang dinyatakan dengan skor keterlibatan dari keterlibatan yang dapat diamati dari aspek keterlibatan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

D. Perlakuan (treatment)

  Perlakuanya adalah melakukan pembelajaran pada dua kelas. Masing-masing kelas diberikan dua pembelajaran. Pembelajaran pertama dilakukan dengan metode ceramah. Pembelajaran kedua juga dilakukan dengan metode round robin brainstorming.

  Langkah-langkah pembelajaran adalah sebagai berikut :

  1. Peneliti pertama-tama memberikan pretest kepada siswa kemudian melakukan pembelajaran pada kelas eksperimen dengan cara round rubin

  brainstorming ( X ) sedangkan guru mata pelajaran fisika dari sekolah

  pertama-tama memberikan pretest kepada siswa kemudian melakukan pembelajaran pada kelas kontrol dengan cara yang biasa digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran.

  2. Peneliti dan guru mata pelajaran fisika dari sekolah kemudian memberikan posttest pada siswa pada soal pretes dan postes yang sama.

  3. Setelah itu peneliti menganalisis apakah pembelajaran dengan cara Round

  robin Brainstorming lebih efektif dibandingkan pembelajaran yang biasa

  digunakan oleh guru dalam proses pembelajara dilihat dari peningkatan hasil belajar dan bagaimana keterlibatan siswa terhadap pembelajaran dengan cara round rubin brainstorming dibandingkan pembelajaran dengan cara biasa (ceramah).

E. Instrument Penelitian

  Berdasarkan tujuan dari penelitian, maka data yang dibutuhkan adalah kemampuan siswa menguasai materi sebelum pembelajaran, kemampuan siswa menguasai materi setelah pembelajaran sehingga instrumen dalam penelitian ini adalah soal pretest, dan soal posttest

  1. Soal Pretest dan Posttest Soal pretest dan posttest digunakan untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan cara X lebih efektif dibandingkan pembelajaran dengan cara Y dilihat dari peningkatan hasil belajar. Soal-soal pretest dan posttest pada penelitian ini dibuat berdasarkan indikator hasil belajar dari kompetensi dasar yang akan dicapai. Aspek yang diukur dalam penelitian ini adalah aspek analisis.

  Kisi-kisi rancangan soal-soal pretest dan posttest dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Indikator No soal

  1. Mendefinisikan pengertian gerak, posisi

  1 benda

  2. Menunjukkan perbedaan antara perpindahan

  2 dengan jarak

  3. Menentukan kecepatan dan perpindahan dan

  3 perpindahan GLB serta GLBB

  4. Menerapkan gerak lurus dalam pemecahan

  4 masalah secara teori maupun dalam kehidupan sehari-hari.

  

Tabel 1. Kisi-kisi rancangan soal pretest dan postest

F. Analisis Data Efektivitas Pembelajaran

  Untuk menganalisis apakah pembelajaran dengan cara round rubin

  brainstorming (X) lebih efektif dibandingkan pembelajaran dengan cara

  ceramah (Y) dilihat dari peningkatan hasil belajar, semua langkah dinyatakan dengan perbedaan mean. Sehingga analisisnya menggunakan uji- t atau test-t. Test-t untuk dua kelompok yang independen digunakan untuk membandingkan akibat dua perlakuan (treatment) yang dilakukan pada suatu penelitian (Suparno, 2007:94). Test-t untuk kelompok yang dependen digunakan untuk mengetes dua kelompok yang dependen atau satu kelompok yang dites dua kali yaitu pada pretest dan posttest (Suparno, 2007:96). Langkah-langkah untuk menganalisis apakah pembelajaran dengan cara round rubin brainstorming (X) lebih efektif dibandingkan pembelajaran dengan cara ceramah (Y) dilihat dari peningkatan hasil belajar

  • adalah sebagai berikut :

  a. Menguji perbedaan mean skor pretest pembelajaran dengan cara X dengan mean skor pretest pembelajaran dengan cara Y Karena yang diuji adalah perbedaan mean skor pretest masing-masing pembelajaran, maka dianalisis menggunakan uji-t atau test-t untuk dua

  • * kelompok yang independen.

  DR.Paul Suparno SJ, Statistika Dasar Diktat Untuk Mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika, 2002 hal 56-57, 59.

  Cara menganalisisnya adalah sebagai berikut: (a) Hipotesis Ho : X = Y 1 1 Hi :

  X Y 1 ≠ 1

  (b) Dengan uji-t dua sisi dengan taraf signifikansi 0.05 (c) df untuk t = (n

  1 - 1) + (n 2 - 1) atau N – 2

  (d) T crit dilihat dari tabel (e) Daerah rejeksi (penolakan) = T atau T

  obs crit obs crit

  ≤ - T ≥ + T (f) Statistik yang digunakan

  • Bila n = n ,

  1 1

  2 XY ( ) 1 T obs = 2 2 S S 1 2

  • n n
  • 1 2<

    • Bila n

  1 2 ,

  ≠ n 1 X Y

  − ( 1 )

  T obs =

  ⎡ ⎤ ( n − +

  1 ) s ( n2

1 ) s

2