ANALISIS KADAR Pb PADA DAUN MAHONI (Swietenia mahagoni) SEBAGAI BIOINDIKATOR PENCEMARAN UDARA DI PURWOKERTO

  ANALISIS KADAR Pb PADA DAUN MAHONI ( Swietenia mahagoni) SEBAGAI BIOINDIKATOR PENCEMARAN UDARA DI PURWOKERTO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1 Oleh: WINDIARTI 0401070021 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2010

  HALAMAN PERSETUJUAN Skripsi berjudul: ANALISIS KADAR Pb PADA DAUN MAHONI ( Swietenia mahagoni) SEBAGAI BIOINDIKATOR PENCEMARAN UDARA DI PURWOKERTO Oleh: WINDIARTI 0401070021 Diperiksa dan disetujui

  Mengetahui,

  Pembimbing I, Pembimbing II, Drs.Karma Iswasta Eka, M.Si Drs. Arief Husin, M.Si

  NIK. 2160057 NIK. 2160062

SURAT PERNYATAAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : WINDIARTI NIM : 0401070021 Program Studi : Pendidikan Biologi Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Menyusun skripsi dengan judul ANALISIS KADAR Pb PADA DAUN MAHONI (Swietenia mahagoni) SEBAGAI BIOINDIKATOR PENCEMARAN UDARA DI PURWOKERTO Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini adalah hasil karya tulis sendiri dan bukan dibuatkan orang lain, atau jiplakan atau modifikasi karya orang lain.

  Bila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang sudah saya peroleh.

  Purwokerto, 5 Maret 2010 Yang Menyatakan

  Windiarti 0401070021

  Skripsi Berjudul :

  ANALISIS KADAR Pb PADA DAUN MAHONI (Swietenia mahagoni) SEBAGAI BIOINDIKATOR PENCEMARAN UDARA DI PURWOKERTO yang telah dipersiapkan dan disusun oleh:

  WINDIARTI 0401070021 telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal: 5 Maret 2010 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima sebagai kelengkapan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

  Susunan Dewan Penguji Ketua : Drs. Arief Husin, M.Si NIK. 2160062 ………………………. Anggota I : drh. Cahyono P, M.Sc NIP. 19620926 1994031001 ………………………. Anggota II : Juli Rochmijati, S.Si, M.Si NIK. 2160296 ………………………. Anggota III : Drs. Karma Iswasta Eka, M.Si NIK 2160059 ……………………….

  Purwokerto, 5 Maret 2010 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

  Universitas Muhammadiyah Purwokerto Dekan, Drs. Joko Purwanto, M.Si.

  NIK. 2160075

  PERSEMBAHAN

  Kupersembahkan karya ini teruntuk : 1.

  Ibu dan Bapak tersayang (Supriyati dan Sudarmo), dengan penuh rasa hormat dan cinta.

  2. Kakak dan Adik-adikku tersayang (Mba Lis, Rini dan Era). Kalian adalah semangat hidupku.

  3. Teman-teman widya kos: Nurul, Ratna, Titin, Irma, Azhari, Wita, Eka, Cupi, dll yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Kebersamaan & Keceriaan kalian selalu mewarnai hari-hariku. v

  MOTTO Kegagalan bukan berarti kau gagal………melainkan kau belum berhasil Kegagalan bukan berarti kau bodoh............melainkan kau telah banyak berkeyakinan

  Kegagalan bukan berarti kau tak mendapat sesuatu pun.........melainkan kau telah mempelajari sesuatu Kegagalan bukan berarti kau kalah............melainkan kau telah menang atau mencoba

  Kegagalan bukan berarti kau tak bisa mendapatkan nya............melainkan kau harus melakukan dengan cara lain Kegagalan bukan berarti kau hina..........melainkan kau belum sempurna

  Kegagalan bukan berarti kau telah melakukan kesia sia’an............melainkan kau punya alasan untuk mencobanya lagi Kegagalan bukan berarti kau harus menyerah............ melainkan kau harus mencobanya lebih keras lagi Kegagalan bukan berarti kau tak berhasil.......... melainkan keberhasilan itu sedikit tertunda Kegagalan bukan berarti Tuhan mengabaikanmu.......... melainkan Tuhan punya cara lain yang lebih baik untukmu (Robert H Schuller)

  vi

  ANALISIS KADAR Pb PADA DAUN MAHONI ( Swietenia mahagoni)

SEBAGAI BIOINDIKATOR PENCEMARAN UDARA

DI PURWOKERTO WINDIARTI

  0401070021 ABSTRAK

  Penelitian tentang Analisis kadar Pb pada daun mahoni (Swietenia

  mahagoni ) sebagai bioindikator pencemaran udara di Purwokerto telah dilakukan

  pada bulan April-Juni 2009. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar Pb pada daun mahoni (Swietenia mahagoni) yang digunakan sebagai bioindikator pencemaran udara. Pengambilan sampel dilakukan di tiga lokasi yang kepadatan lalulintasnya berbeda yaitu Jl. M.Bahron (kepadatan rendah), Jl.Raya Unwiku (kepadatan sedang) dan daerah Pabuaran (kepadatan tinggi). Analisis kadar Pb dilakukan dengan menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectrofotometer) di Laboratorium Kimia Analitik Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Hasil analisis menunjukan dalam daun mahoni terdapat logam Pb. Kadar Pb pada daun mahoni yang berada di Jl.M.Bahron (kepadatan rendah) sebesar 9,07 ppm, Jl.Raya Unwiku (kepadatan sedang) sebesar 18,78 ppm dan daerah Pabuaran (kepadatan tinggi) sebesar 20,16 ppm. Berdasarkan uji statistik, bahwa kadar Pb dalam daun mahoni di daerah Pabuaran tertinggi dan berbeda bermakna dengan kadar Pb di Jl.M.Bahron, namun tidak berbeda bermakna dengan kadar Pb di Jl.Raya Unwiku. Hal ini berkaitan dengan tingkat kepadatan lalulintas yang terjadi pada suatu lokasi. Semakin tinggi kepadatan lalulintas, semakin tinggi pula tingkat pencemaran udara dilokasi tersebut. vii

UCAPAN TERIMA KASIH

  Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhannahu wata’aala, berkat rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Kadar Pb Pada Daun Mahoni

  

( Swietenia mahagoni) Sebagai Bioindikator Pencemaran Udara di

Purwokerto “.

  Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, saran, bimbingan serta pemikiran dari banyak pihak, Maka dalam kesempatan ini penulis sangat berterimakasih yang setulus-tulusnya kepada Bapak Drs. Karma Isvasta Eka, M.Si selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan serta masukan-masukan penting hingga terselesaikannya skripsi ini dan kepada Bapak Drs. Arief Husin, M.Si selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing dan mengarahkan penulis. Tak lupa juga penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1.

  Drs. Joko Purwanto, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purwokerto 2. Drs. Arief Husin, M.Si selaku kaprodi pendidikan biologi 3. Ibu dan Bapak tersayang, dengan penuh rasa hormat dan cinta.

4. Bapak dan Ibu dosen serta staf pengajar program studi pendidikan biologi 5.

  Staf laboratorium program studi pendidikan biologi, staf laboratorium fakultas farmasi dan staf laboratorium kimia analitik Universitas Gajah Mada yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian ini. viii

  6. Mas Mulyono Junaedy, terima kasih atas motivasi dan bantuan yang telah engkau berikan

7. Teman-teman angkatan 2004, kebersamaan kalian tidak pernah hilang dalam ingatanku.

  8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu Akhir kata semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah serta membalas segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis selama ini dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan semua pihak pada umumnya. Amin.

  Purwokerto, Maret 2010 Penulis ix

  DAFTAR ISI

  UCAPAN TERIMA KASIH .......................................................................... viii DAFTAR ISI .................................................................................................. x DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

  BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah ............................................................... 4 1.3. Tujuan Penelitian ................................................................... 4 1.4. Hipotesis Penelitian ................................................................ 5 1.5. Manfaat Penelitian ................................................................. 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Udara ...................................................................................... 6 2.2. Pencemaran Udara ................................................................. 7 2.3. Timbal .................................................................................... 9 2.4. Tanaman Mahoni ................................................................... 11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian. ............................................... 13 3.2. Alat. ........................................................................................ 13 3.3. Alat yang digunakan untuk analisis kadar Pb ........................ 14 3.4. Bahan ..................................................................................... 15

  3.5. Cara Kerja .............................................................................. 15 3.6.

  Analisis Data .......................................................................... 16

  BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Kadar Pb Pada Daun Mahoni ................................... 17 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ................................................................................ 20 5.2. Saran ....................................................................................... 20 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 21 LAMPIRAN ................................................................................................... 23 xi

  DAFTAR TABEL Nomor Judul Tabel Halaman

  2.1. Bentuk Persenyawaan Pb dan Kegunaannya ....................................... 11 4.1.

  Data Kadar Pb Pada Daun Mahoni di Purwokerto ............................... 17 xii

  DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Gambar Halaman 3.1.

  AAS Merk Perkin Elmer 3110 ........................................................... 14 3.2. Furnace ............................................................................................... 14 xiii

  DAFTAR LAMPIRAN Nomor Judul Lampiran Halaman 1.

  Foto Lokasi Penelitian ............................................................................. 23 2. Data Rata-rata Jumlah dan Jenis Kendaraan Bermotor Perjam di Purwokerto . ......................................................................................... 24

  3. Foto Tanaman Mahoni ............................................................................. 25 4.

  Hasil Analisis Kadar Logam Pb Pada Daun Mahoni di Purwokerto ....... 26 5. Hasil Analisis Uji F dan uji BNT Kadar Pb Pada Daun Mahoni di Purwokerto ........................................................................................... 28 xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sarana transportasi merupakan kebutuhan yang sangat vital dalam kehidupan sehari-hari, baik sarana transportasi darat, laut, maupun udara. Dari berbagai jenis sarana transportasi tersebut jika dilihat secara

  keseluruhan, maka yang banyak digunakan sekaligus paling banyak jumlahnya yaitu kendaraan roda dua (sepeda motor) dan kendaraan roda empat (bus, taxi, angkutan kota, pick up, truk, dan mobil pribadi). Sarana transportasi tersebut jumlahnya meningkat seiring dengan perkembangan jaman seperti sekarang ini.

  Sejalan dengan makin banyaknya pengguna sarana transportasi darat (kendaraan), maka pemakaian bahan bakar Pb juga semakin meningkat. Di sisi lain dengan makin meningkatnya jumlah kendaraan dan pemakaian bahan bakar, maka gas buang yang diintroduksikan ke atmosfer juga semakin besar jumlahnya. Hal ini tanpa disadari dapat menimbulkan masalah pencemaran udara di kota-kota yang padat lalulintas.

  Menurut Fardiaz (1992), kendaraan bermotor merupakan sumber pencemaran udara yang berupa gas seperti CO, CO , H S, SO , NO dan 2 2 2 2 Pb. Sumber pencemaran CO yang utama (sekitar 59,2 %) adalah kendaraan bermotor, maka daerah-daerah yang kondisi lalulintasnya padat (ramai), memperlihatkan tingkat polusi CO yang tinggi. Konsentrasi CO di udara perwaktu dalam satu hari dipengaruhi oleh kesibukan atau aktivitas kendaraan bermotor yang lewat. Semakin ramai kendaraan motor yang lewat, semakin tinggi tingkat polusi CO di udara.

  Kegiatan transportasi memberikan kontribusi terbesar terhadap pencemaran udara di kota-kota besar. Pencemaran udara ini disebabkan karena tidak seimbangnya pertambahan jumlah kendaraan dengan pertambahan panjang jalan yang menyebabkan terjadinya kemacetan untuk wilayah Jakarta. Data menunjukan bahwa pertambahan jalan raya hanya sekitar 3,5% pertahun, sedangkan pertambahan kendaraan rata-rata 8,25% pertahun (KPPL. DKI Jakarta 1996).

  Kendaraan bermotor merupakan salah satu sumber pencemaran udara yang utama karena gas yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor mengandung berbagai bahan pencemar yang berbahaya bagi manusia, hewan, tumbuhan, dan infrastruktur yang terdapat di sekitarnya. Pencemaran udara dapat menggangu dan membahayakan lingkungan hidup tergantung dari kadar dan lamanya pemaparan. Selain itu, meningkatnya jumlah kendaraan baik angkutan umum maupun angkutan pribadi dan sekitarnya yang diikuti laju pertumbuhan pembangunan menimbulkan adanya permasalahan lingkungan yaitu meningkatnya polusi udara (Maestro, 2001).

  Salah satu pencemar udara adalah timah hitam atau Pb. Pencemar ini bersumber dari gas buang (asap) kendaraan bermotor. Timah hitam (Pb) yang dikeluarkan dari kendaraan bermotor rata-rata berukuran 0,02-0,05 µm. Semakin kecil ukuran partikelnya semakin lama menetapnya. Timbal atau timah hitam adalah logam berat yang paling banyak terdapat di lingkungan, sangat mudah digunakan serta dapat berdampak negatif dan sangat kuat pada tingkatan makanan (Tzalev dan Zaprianov, 1995) Logam ini merupakan sisa-sisa pembakaran yang terjadi dalam mesin kendaraan dan melalui gas buang dari mesin kendaraan tersebut, unsur Pb terlepas ke udara, namun sebagian di antaranya akan membentuk partikulat di udara bebas dengan unsur-unsur lain, sedangkan sebagian lainnya akan menempel dan diserap oleh tumbuh-tumbuhan yang ada di sepanjang jalan (Palar, 1994).

  Bioakumulasi timah hitam (Pb) terhadap daun pada tanaman akan lebih banyak terjadi pada tanaman yang tumbuh di pinggir jalan besar yang padat kendaraan bermotor (Sastrawijaya, 1996). Peningkatan jumlah kendaraan yang melintas di suatu jalan akan diikuti dengan jumlah emisi bahan bakar yang umumnya mengandung Pb. Pada kondisi tersebut, menggambarkan tingkat kepadatan lalulintas di daerah tersebut tinggi, sehingga semakin besar emisi Pb yang dilepaskan ke udara.

  Kondisi jalan raya secara umum semakin padat. Di daerah Purwokerto jumlah kendaraanpun semakin padat, namun kepadatannya tidak terdapat pada semua tempat. Dari hasil survey yang telah dilakukan, ditemukan beberapa tempat yang memiliki kepadatan lalulintas yang berbeda antara lain: tempat yang lalulintasnya sepi di Jl.M Bahron yaitu dihitung dari rata-rata jumlah kendaraan yang melintas sebanyak 684 unit/jam, lalulintasnya sedang di Jl.Raya Unwiku yaitu dihitung dari rata- rata jumlah kendaraan yang melintas sebanyak 1136 unit/jam, dan lalulintasnya padat di daerah Pabuaran yaitu dihitung dari rata-rata jumlah kendaraan yang melintas sebanyak 2622 unit/jam. Pada ketiga tempat ini banyak terdapat tumbuhan peneduh dari jenis mahoni (Swietenia mahagoni).

  Tumbuhan mahoni (Swietenia mahagoni) adalah salah satu tumbuhan peneduh jalan yang memiliki banyak fungsi. Tumbuhan ini dapat berpotensi sebagai penahan dan penyaring partikel-partikel padat di udara, penyerap karbon monoksida, penghasil oksigen serta meningkatkan keindahan kota.

  Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang pengukuran kadar Pb pada daun mahoni (Swietenia mahagoni) yang berada di Purwokerto dengan tingkat kepadatan lalulintas yang berbeda.

  1.2.Perumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut “Apakah ada perbedaan kadar Pb pada daun mahoni (Swietenia mahagoni) yang berada di Jl.M. Bahron, Jl.Raya Unwiku, daerah Pabuaran, dan dapat digunakan sebagai indikator tingkat pencemaran udara di Purwokerto” ?.

  1.3. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan perumusan masalah di atas, yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kadar Pb pada daun mahoni

  (Swietenia mahagoni

  ) yang berada di Jl.M.Bahron, Jl.Raya Unwiku, daerah Pabuaran, dan dapat digunakan sebagai indikator tingkat pencemaran udara di Purwokerto.

1.4. Hipotesis Penelitian

  Dari tujuan penelitian tersebut, maka diperoleh hipotesis sebagai berikut terdapat perbedaan kadar Pb pada daun mahoni (Swietenia mahagoni) yang berada di Jl.M.Bahron, Jl.Raya Unwiku, daerah Pabuaran, dan dapat digunakan sebagai indikator tingkat pencemaran udara di Purwokerto.

1.5. Manfaat Penelitian

  Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi mengenai peranan pohon mahoni sebagai tanaman peneduh jalan untuk menyerap unsur Pb yang dikeluarkan oleh berbagai jenis kendaraan bermotor yang ada di kota Purwokerto.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Udara

  Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Udara di alam tidak pernah ditemukan bersih tanpa polutan sama sekali. Beberapa gas seperti sulfur dioksida vulkanik, hidrogen sulfida, dan karbon monoksida selalu dibebaskan ke udara sebagai produk sampingan dari proses-proses alami seperti aktivitas vulkanik, pembusukan sampah tanaman, kebakaran hutan, dan sebagainya (Fardiaz,1992).

  Udara tidak tampak, sehingga sering kita anggap tidak ada. Di sekitar kita ada 5,8 miliar ton udara, sehingga makin jauh dari bumi kerapatan udara makin kecil. Makhluk hidup bergantung kepada selapis udara setebal 900 km. Jika bumi dikecilkan sampai garis tengahnya 5 cm, maka lapisan udara tempat kita hidup akan lebih tipis dari sehelai kertas. Ilmuwan menduga bahwa 95 % makhluk hidup di bumi didukung oleh lapisan udara setebal 3 km dari permukaan bumi (Sastrawijaya, 1991).

  Keberadaan udara peranannya sangat penting bagi kehidupan di permukaan bumi, tanpa adanya udara kehidupan di muka bumi tidak dapat berlangsung. Udara yang dibutuhkan semua makhluk hidup berupa campuran berbagai gas. Gas ialah suatu substansi yang terdiri atas molekul- molekul yang bergerak cepat ke arah yang tidak beraturan, sehingga menekan ke segala arah dan selalu mengisi penuh ruang yang diberikan kepadanya (Prawiro, 1983).

2.2 Pencemaran udara

  Pencemaran udara adalah jika udara di atmosfer dicampuri dengan zat atau radiasi yang dapat berpengaruh jelek terhadap organisme hidup. Jumlah pengotoran ini cukup banyak sehingga tidak dapat diabsorbsi atau dihilangkan. Pengotoran ini umumnya bersifat alamiah misalnya gas pembusukan, debu akibat erosi dan serbuk tepung sari yang terbawa angin (Fardiaz, 1992).

  Menurut Prawiro (1983), penyebab pencemaran udara dapat dibagi menjadi tiga kategori antara lain:

  1. Pergesekan permukaaan : pencemaran akibat pergesekan permukaan menjadi penyebab utama pencemaran partikel padat di udara dan ukurannya dapat bemacam-macam., misalnya penggergajian dan pengeboran.

  2. Penguapan : Perubahan fase cairan menjadi gas . penyubliman juga dapat menambah uap di udara . Polusi udara banyak disebabkan oleh zat-zat yang mudah menguap, seperti pelarut cair dan perekat, demikian pula terjadi uap pencemar jika ada reaksi kimia pada suhu tinggi atau tekanan rendah.

  3. Pembakaran : Pada pembakaran menghasilkan senyawa karbondioksida dan air disamping itu arang dan jelaga. Campuran berbagai hidrokarbon ini mempunyai suhu penguapan yang berbeda-beda dan digunakan untuk keperluan manusia yang berbeda-beda. Misalnya bahan bakar pesawat jet, minyak bakar untuk tungku, bensin kendaraan bermotor, minyak pelumas, dan solar, sisanya dapat berupa aspal atau parafin. Jika berbagai hidrokarbon di atas mengalami pembakaran sempurna maka akan diperoleh karbondioksida, uap air, dan energi. Gas yang panas itu akan digunakan untuk menekan piston berbagai mesin yang dimanfaatkan oleh manusia.

  Menurut Ryadi (1982), berdasarkan asal mula dan kelanjutan perkembangan maka pencemar udara dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu

  1. Pencemar primer Yaitu semua pencemar yang berbeda di udara dalam bentuk yang hampir tidak berubah, sama seperti saat ia dibebaskan dari sumbernya semula sebagai hasil dari suatu proses tertentu misalnya CO, NOx, CH 4 dan lain-lain yang dikeluarkan dari tempat-tempat/industri-industri yang melakukan pembakaran bahan bakar. Pencemaran primer umumnya berasal dari sumber-sumber yang diakibatkan oleh aktivitas manusia, antara lain sumber-sumber industri (cerobong-cerobong industri). Dalam industri tersebut terdapat proses pembakaran yang menggunakan bahan bakar/batubara atau proses-proses peleburan/pemurnian logam.

  2. Pencemar sekunder Yaitu semua pencemar di udara yang sudah berubah karena hasil reaksi tertentu antara dua atau lebih kontaminan/polutan, umumnya pencemar sekunder itu merupakan hasil antara pencemar primer dengan kontaminan/polutan lain yang ada di dalam udara. Pencemar sekunder yang terjadi melalui reaksi fotokimia umumnya diwakili oleh pembentukan ozon, yang terjadi antara zat-zat hidrokarbon yang ada di udara dengan NOx melalui pengaruh sinar ultra violet yang ada pada sinar matahari.

  Polutan dapat berbentuk bermacam-macam, ada yang natural dan ada yang buatan manusia. Polutan ada yang berbentuk gas dan ada pula yang berbentuk partikel-partikel, baik padat maupun cair.

  Menurut Prawiro (1983), berdasarkan bentuknya pencemar udara dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

  1.

  , H S, SO , NO dan Pencemar udara berbentuk gas, misalnya CO, CO 2 2 2 2 lain sebagainya

2. Pencemar udara berbentuk partikel

  Partikel atau benda-benda kecil yang beterbangan melayang-layang di udara ada dua macam, yaitu: a. Partikel cair

  Terdiri dari uap air yang mengembun sebagai titik-titik air dengan diameter lebih dari 1 mikron. Perwujudannya sebagai awan yang tinggi letaknya atau kabut yang dekat dengan permukaan tanah.

  b.

  Partikel Padat Merupakan partikel yang sangat halus dan sering mencemari yang berasal dari benda-benda yang dibakar, berupa asap hitam atau asap putih.

2.3. Timbal ( Pb )

  Timbal atau dalam keseharian lebih dikenal dengan nama timah hitam. Dalam bahasa ilmiahnya dinamakan plumbum dan logam ini disimbolkan dengan Pb. Logam ini termasuk kedalam kelompok logam golongan IV-A pada tabel Periodik unsur kimia. Timbal (Pb) mempunyai nomor atom (NA) 82 dengan bobot atau berat atom (BA) 207,2 (Palar, 1994).

  Timah hitam atau Pb merupakan bahan beracun yang sangat dikenal dan lebih diteliti dalam jangka waktu yang lama. Timah hitam atau Pb dapat mempengaruhi pembentukan sel-sel darah dalam sumsum tulang belakang dan menghambat sintesis hemoglobin. Mekanisme kimiawi untuk menghambat sintesis hemoglobin sangat mirip dengan mekanisme yang diberikan untuk menghambat pembentukan klorofil di dalam tanaman (Connell & Miller, 1995).

  Polusi timbal (Pb) dapat terjadi di udara, air maupun tanah. Kandungan timbal di dalam tanah rata-rata adalah 16 ppm, tetapi pada daerah- daerah tertentu mungkin dapat mencapai beberapa ribu ppm. Kandungan timbal di dalam udara seharusnya rendah karena nilai tekanan uapnya rendah. Penyebaran logam timbal di bumi sangat sedikit, jumlah timbal yang terdapat di seluruh lapisan bumi hanyalah 0,0002% dari jumlah seluruh kerak bumi.

  Jumlah ini sangat sedikit jika di bandingkan dengan jumlah kandungan logam berat lainnya yang ada di bumi (Fardiaz, 1992).

  Logam timbal atau Pb mempunyai sifat-sifat yang khusus antara lain merupakan logam lunak, logam yang tahan terhadap peristiwa korosi atau karat, mempunyai titik lebur rendah, mempunyai kerapatan yang lebih besar dibandingkan dengan logam-logam biasa dan sebagai penghantar listrik yang tidak baik (Palar, 1994).

Tabel 2.1 Bentuk Persenyawaan Pb dan Kegunaannya (Palar, 1994). Bentuk persenyawaan Kegunaan

  Pb + Sb Kabel telepon Pb + As + Sn +Bi Kabel lisrik Pb + Ni Senyawa azida untuk bahan peledak Pb + Cr + Mo + Cl Untuk pewarnaan pada cat Pb – asetat Pengkilapan keramik & Bahan anti api Pb + Te Pembangkit listrik tenaga panas Tetra metil –Pb & Tetraetil - Pb Aditive untuk bahan bakar kendaraan bermotor

2.4. Tanaman Mahoni ( Swietenia mahagoni)

  Pohon mahoni (Swietenia mahagoni) banyak ditemukan di pinggir- pinggir jalan sebagai pohon pelindung. Pohonnya besar cocok untuk berteduh.

  Menurut van Steenis (2005), klasifikasi pohon mahoni (Swietenia mahagoni) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Sapindales Famili : Meliaceae Genus : Swietenia Spesies : Swietenia mahagoni

  Tanaman mahoni (Swietenia mahagoni) merupakan tanaman tahunan, dengan tinggi rata-rata 5-25 meter (bahkan ada yang mencapai lebih dari 30 meter), berakar tunggang dengan batang bulat, percabangan banyak dan kayunya bergetah. Daunnya berupa daun majemuk, pangkal daun runcing, tepi daun rata, tulang daun menyirip dengan panjang daun 3-15 cm. Daun yang masih muda berwarna merah tapi kalau sudah tua berwarna hijau (van Steenis, 2005).

  Bunga tanaman mahoni adalah bunga majemuk, tersusun dari karangan yang keluar dari ketiak daun. Ibu tangkai bunga silindris, berwarna coklat muda. Kelopak bunganya saling lepas satu sama lain dengan bentuk menyerupai sendok, berwarna hijau. Mahkota bunga silindris, berwarna kuning kecoklatan. Benang sari melekat pada mahkota. Kepala sari berwarna putih/ kuning kecoklatan. Tanaman mahoni akan berbunga setelah umur 7 atau 8 tahun. Setelah berbunga tahap selanjutnya akan berbuah. Buah mahoni merupakan buah kotak dengan bentuk bulat telur berlekuk lima. Ketika buah masih kecil berwarna hijau dan setelah besar berwarna coklat. Di dalam buah terdapat biji berbentuk pipih (van Steenis, 2005).

  Tanaman mahoni tumbuh pada tipe iklim A sampai D, yaitu daerah bermusim kering atau basah. Ketinggian tempat yang sesuai untuk tanaman ini berkisar antara 0-1.000 m dpl (Khaerudin, 1994).

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai bulan Juni 2009

  dengan ketentuan sebagai berikut : 1.

  Lokasi pengambilan sampel daun mahoni (Swietenia mahagoni) di tiga tempat yakni di Jl.M. Bahron (kepadatan rendah), Jl.Raya Unwiku (kepadatan sedang) dan daerah Pabuaran Purwokerto (kepadatan tinggi) 2. Analisis kadar Pb dalam daun mahoni menggunakan AAS (Atomic

  Absorption Spectrofotometer) di laboratorium kimia analitik Universitas Gajah Mada.

3.2. Alat dan Bahan 1. Alat .

  a.

  Alat yang digunakan untuk analisis kadar Pb pada daun mahoni adalah AAS Merk Perkin Elmer 3110, lampu katode Pb, lemari pengering, furnace, neraca analitik, krus porselen, erlenmeyer 100 ml, lemari asam, kompor listrik, labu takar dan beker glass 500 ml.

Gambar 3.1 AAS merk Perkin Elmer 3110Gambar 3.2 Furnace

  2. Bahan.

  a.

  Bahan yang digunakan untuk analisis kadar Pb pada daun mahoni adalah daun tanaman mahoni (Sweitenia mahagoni), aquaregia, aquades dan larutan standar induk Pb 1000 ppm.

3.3. Cara Kerja 1. Cara pengambilan sampel daun mahoni (Swietenia mahagoni).

  Sampel daun yang diambil yaitu daun ke-3 dari pucuk

  2. Cara kerja untuk Analisis Kadar Pb (Mudasir, 1994)

  a. Preparasi sampel Mengambil sampel daun mahoni dari tempat yang telah ditentukan berdasarkan tingkat kepadatan lalulintas, lalu dicuci bersih kemudian dikeringkan dalam lemari pengering selama 4 hari hingga daun kering. Menimbang sampel kering kurang lebih 1 gr, lalu memasukannya ke dalam krus porselen, kemudian dipanaskan dalam furnace pada suhu

  700 C selama 6 jam hingga menjadi abu.

  Memindahkan abu ke dalam erlenmeyer 100 ml dan ditambahkan aquaregia 2 ml, kemudian dipanaskan hingga semua abu larut, lalu diencerkan dalam labu takar 10 ml. Larutan induk ini siap diukur absorbansinya menggunakan AAS.

  b. Pengukuran kadar Pb dalam sampel daun Mahoni dengan AAS Menyiapkan larutan standar dari stok induk Pb dengan konsentrasi

   0 : 1 : 2 : 4 : 8 : 10 ppm

   Optimasi alat dengan mengatur alat pada panjang gelombang λ = 283,3 nm.

   Mengukur absorbansi larutan standar dengan AAS.

   Mengukur absorbansi sampel dengan AAS.

   Menghitung konsentrasi sampel dengan memasukan data konsentrasi standar dan absorbansi sehingga diketahui persamaan regresinya.

  sampel berat n pengencera induk x x volume sampel ppm Konsentras sampel i =

3.4. Analisis Data

  Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji F dan uji BNT pada taraf kepercayaan 95% (Hanafiah, 2004).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Kadar Pb Pada Daun Mahoni

  Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa setiap lokasi memiliki kepadatan lalulintas yang berbeda-beda. Data menunjukan bahwa kepadatan lalulintas perjam dilokasi A (Jl.M. Bahron) sebanyak 684 unit sedangkan dilokasi B (Jl.Raya Unwiku) sebanyak 1136 unit kemudian dilokasi C (Pabuaran) yakni sebanyak 2622 unit Bahan bakar minyak yang digunakan kendaraan bermotor adalah bensin dan solar. Menurut Surtipanti dkk (1983), bensin yang dipasarkandi Indonesia mengandung bilangan oktan tinggi, yang berarti kadar Pb-nya tinggi, sedangkan solar mempunyai bilangan oktan rendah sehingga kandungan Pb-nya rendah. Hasil penelitian menunjukan hasil yang bervariasi diantara lokasi penelitian.

Tabel 4.1 Data Kadar Pb dalam Daun Mahoni

  Ulangan (ppm) Lokasi

  Rata-rata (ppm)

  1

  2

  3 A 10,12 10,57 6,52 9,07; ± 2,22; b B 17,29 19,08 19,98 18,78; ± 1,37; a C 20,45 20,91 19,10 20,16; ± 0,94; a

  Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukan tidak berbeda bermakna pada BNT 5%.

  A : Jl.M. Bahron B : Jl.Raya Unwiku C : Pabuaran

  Hasil penelitian menunjukan bahwa kadar Pb dalam daun mahoni berbeda menurut lokasi (tabel 4.1). Hal ini, disebabkan oleh perbedaan tingkat kepadatan dan jenis kendaraan yang melintas setiap waktu. Menurut Sunarya dkk (1991), kandungan Pb lebih banyak pada tanaman yang dekat dengan tepi jalan yang kondisi lalulintasnya padat kendaraan bermotor dibanding dengan Pb pada tanaman sejenis yang jauh dari pinggir jalan.

  Berdasarkan uji statistik, kadar Pb dilokasi C tertinggi dan bermakna dengan lokasi A, namun tidak berbeda bermakna dengan lokasi B (tabel 4.1). Kadar Pb dilokasi C dan lokasi A berbeda bermakna, Hal ini disebabkan jumlah kendaraan yang lewat dilokasi C lebih banyak dibandingkan dengan lokasi A. Banyaknya jumlah kendaraan yang lewat menyebabkan lokasi C sering terjadi kemacetan. Pada kondisi tersebut biasanya kendaraan berjalan pelan atau lambat, Akibatnya jumlah emisi gas buang yang terbuang ke udara lebih banyak, begitu pula yang terserap masuk ke dalam daun mahoni. Menurut Wardhana (1999), kenaikan jumlah kendaraan meningkatkan kepadatan lalulintas, sehingga jumlah gas buang juga ikut bertambah yang menyebabkan pencemaran udara mengalami peningkatan. Sedangkan dilokasi A, merupakan daerah sepi lalulintas dan mayoritas kendaraan yang lewat adalah sepeda motor dengan emisi Pb lebih sedikit daripada kendaraan roda empat. Daerah tersebut, jarang sekali bahkan tidak pernah terjadi kemacetan sehingga pada kondisi seperti ini banyak kendaraan yang berjalan cepat dan menyebabkan gas buang yang terbuang ke udara relatif sedikit, begitu pula yng terserap masuk ke dalam daun mahoni.

  Kadar Pb dilokasi C (Pabuaran) tidak berbeda bermakna dengan lokasi B (Jl.Raya Unwiku), meskipun rata-rata jumlah kendaraan bermotor perjam yang lewat di Jl.Raya Unwiku tidak sebanyak dibanding dengan daerah Pabuaran. Hal ini di duga lokasi B banyak terdapat angkutan umum yang berjalan lambat, bahkan kadang-kadang ada juga yang mangkal untuk menunggu penumpang, sehingga jumlah gas buang yang diemisikan ke udara menjadi meningkat. Akibatnya pencemaran udara menjadi tinggi, begitu pula yang terserap masuk ke dalam daun mahoni. Menurut Soemarwoto (1987), pencemaran udara tidak hanya dipengaruhi oleh jumlah kendaraan yang lewat, tetapi juga dipengaruhi oleh kelancaran lalulintas, semakin tidak lancar arus lalulintas semakin besar efek pencemaran udara.

  Selama ini, Indonesia masih mengikuti nilai ambang batas yang berlaku di negara-negara lain (Ryadi, 1982). Menurut Kalim & Sulaeman (2001), WHO (Organisasi Kesehatan Dunia PBB) telah menetapkan nilai

  − 6 − 6

  ambang batas Pb di udara sebesar 10 - 1,3.10 ppm. Kadar Pb pada daun mahoni dilokasi penelitian berkisar 9,07 – 20,16 ppm. Kemungkinan besar kadar Pb di udara pada lokasi penelitian lebih tinggi dibandingkan kadar Pb dalam daun mahoni. Meskipun begitu, kadar Pb dalam daun mahoni di Purwokerto masih jauh lebih rendah dibanding dengan kadar Pb dalam daun rumput di Jl. Jenderal Soedirman Jakarta yang mencapai 160 ppm (Surtipanti, 1983). Hal ini berarti pencemaran udara di Purwokerto masih lebih baik dibanding dengan udara di Jakarta. Meskipun demikian, hal tersebut perlu mendapat perhatian khusus, sehingga terhindar dari hal-hal yang lebih membahayakan.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

  5.1 Simpulan

  Hasil penelitian menunjukan ada perbedaan kadar Pb pada ketiga lokasi penelitian, kadar Pb tertinggi terdapat di daerah Pabuaran yakni sekitar 20,16 ppm sedangkan kadar Pb paling rendah terdapat di Jl.M.Bahron yakni sekitar 9,07 ppm. Jadi, semakin tinggi kepadatan lalulintas, semakin tinggi pula tingkat pencemaran udara.

  5.2 Saran

  1. Perlu dilakukan penanaman pohon mahoni pada ruas jalan yang padat lalulintas karena tanaman ini memiliki daya serap terhadap Pb di udara untuk mengurangi tingkat pencemaran udara di Purwokerto.

  2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kandungan Pb (timah hitam) pada tanaman lain yang berpotensi sebagai tanaman peneduh.

  20

  DAFTAR PUSTAKA Ahmad, R. 1994. Monster itu Bernama Timbal. www. Menlh. go.

  Djarwanto & Subagyo, P. 2005. Statistika Induktif (edisi ke-5). Yogyakarta : BPFE. Connel & Miller. 1995. Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran (Terjemahan).

  Koestoer, Y. Jakarta : UI-Press. Eliza, R. 2001. Wujudkan Jakarta Bebas Polusi, Mungkinkah?. http://www.mail- archive.com/[email protected]/msg00439.html.

  Fahn, A 1995. Anatomi Tumbuhan (edisi ke-3). Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Fardi’az, S. 1992 . Polusi Air dan Udara. Yogyakarta : Kanisius. Fergusson, JE. 1990. The Heavy Element Chemistry, Environmental Impact And Health Effect . Oxford : Fergusson Press. Hanafiah, K.A. 2004. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi (edisi ketiga).

  Palembang : Fakultas Pertanian Unsri. Hasan, I. 2004. Analisa Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta : Bumi Aksara Karliansyah, N.S.W. Tanpa Tahun. Deskripsi Dokumen: http://www.digilib.ui.ac.id.opac//themes/libri2/detail.jsp?id=&*42&Lokasi Khaerudin.1994. Pembibitan Tanaman HTI (tentang mahoni). Penebar swadaya.

  Khomsatul, F & Pangestu, A. 2006. Analisis kadar Pb pada daun glodogan dan angsana sebagai bioindikator pencemaran udara. Laporan Penelitian.

  Purwokerto: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. UMP Maestro. 2001. Wacana Informasi Milik Rakyat. Fakultas Teknik Universitas Udayana. Denpasar Bali.

  Mudasir. Hand Out Pelatihan Intrumentasi, GC-MS, NMR, FTIR, UV-Vis & AAS.

  Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada. Palar, H. 1994 . Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta : PT Rineka Cipta. Parsa, K. 2001. Penentuan Kandungan Pb dan Penyebaran di Dalam Tanah

  Pertanian disekitar Jalan Raya Kemenuh Gianyar. Skripsi. Universitas Udayana.

  Prawiro, H.R. 1979. Ekologi Lingkungan Pencemaran. Semarang : Setya Wacana. Ryadi, S. 1982. Pencemaran Udara. Surabaya : Usaha Nasional. Sastrawijaya, A.T. 1991. Pencemaran Lingkungan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

  • . 1996. Pencemaran Lingkungan. Surabaya : PT Rineka Cipta. Siregar, E.B.M. 2005. Pencemaran Udara, Respon Tanaman dan Pengaruhnya pada Manusia.

  Fakultas Pertanian Program Studi Kehutanan. Medan : Fakultas Pertanian Program Studi Kehutanan. Soedomo, M. 2001. Pencemaran Udara (Kumpulan Karya Ilmiah). Bandung : Institut Teknologi Bandung. Soemarwoto, O. 1987. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta : Djambatan. Sokal, R.R. 1992. Pengantar Biostatistika. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Sunarya, W.L.R.dkk. 1991. Tumbuhan Sebagai Bioindikator Pencemaran Udara Oleh Timbal Prosi Dari Seminar Hasil Penelitian Perguruan Tinggi .

  Direktorat Pembinaan Penelitian Dan Pengabdian Pada Masyarakat. Depdikbud Jakarta. Surtipanti, S, S. Suwirma, Y Sofyan, L. Thamzil. 1983. Studi Kandungan Pb

  Dalam Rumput Di Sepanjang Jalan Jenderal Soedirman Jakarta. Majalah BATAN Vol XVI No. 4. Jakarta Selatan : BATAN. Steenis, V.C.G.G.J. 2005. Flora Untuk Sekolah Di Indonesia (Terjemahan).

  Surjowinoto, M. Jakarta : PT Pradnya Paramita. Tzalev, D.L dan Z.K Zaprianov. 1995. Atomic Absorpsion Spectometri in Occupational and Health . CRC Press, inc. Florida.

  Wardhana, W. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta : Andi. Wardoyo, S dan Widayat, W. 1998. Pengaruh Frekuensi Kendaraan Bermotor

  Dan Intensitas Matahari Terhadap Distribusi Logam Pb Yang Menempel Pada Rumput Dari Gas Buang Kendaraan Bermotor. Laporan Penelitian . Surabaya : ITS

  Lampiran I

  A. Jl.M.Bahron

  B. Jl.Raya Unwiku

  C. Pabuaran Lampiran 2 Rata-rata Jumlah dan Jenis Kendaraan Bermotor Perjam di Purwokerto

  Jenis bahan Jam

  Jenis bakar Rata- kendaraan 06.00- 09.00- 13.00- 15.00- rata

  Bensin Solar

  07.30

  10.00

  14.00

  16.00

  • Roda dua 2960 1926 2148 1830 2216
  • Roda 433 296 349 302 345 empat

  60

  57

  78

  49 - 61 + Jl.M.Bahron

  Jenis bahan Jam bakar

  Jenis Rata- kendaraan 06.00- 09.00- 13.00- 15.00- rata

  Bensin Solar

  07.30

  10.00

  14.00

  16.00

  • Roda dua 1244 796 934 786 940
  • 149 195 119 165 157 + Roda empat

  26

  46

  43

  41

  39 Jl.Raya Unwiku Jenis bahan

  Jam Jenis bakar

  Rata-rata kendaraan 06.00- 09.00- 13.00- 15.00- Bensin Solar

  07.30

  10.00

  14.00

  16.00

  • Roda dua 930 368 488 470 564 Roda +

  49 -

  63

  79

  97

  72 empat

  29

  59

  51 53 - 48 +

  Pabuaran Lampiran 3

  Tanaman Mahoni Daun mahoni

  Lampiran 4.

  Lampiran 5

  28

  La mp i r a n 6 Da t a : Ka d a r Pb d a l a m Da u n Ma h o n i Ta b u l a s i d a t a

  • | Ul a n g a n | To t a l | Ra t a a n | St a n d a r Pe r l a k u a n | 1 2 3 | | | De v i a s i
  • A | 1 0 . 1 2 1 0 . 5 7 6 . 5 2 | 2 7 . 2 1 | 9 . 0 7 | 2 . 2 2 B | 1 7 . 2 9 1 9 . 0 8 1 9 . 9 8 | 5 6 . 3 5 | 1 8 . 7 8 | 1 . 3 7 C | 2 0 . 4 5 2 0 . 9 1 1 9 . 1 0 | 6 0 . 4 6 | 2 0 . 1 6 | 0 . 9 4
  • To t a l | | 1 4 3 . 9 8 | 1 5 . 1 1
  • SD s a mp e l = 5 . 4 1 Pe r h i t u n g a n j u ml a h k u a d r a t ( J K) FK = 1 4 3 . 9 8 ^ 2 / 9 = 2 3 0 3 . 4 5 6 0 J K To t a l = ( 1 0 . 1 1 5 ^ 2 +. . . + 1 9 . 0 9 6 ^ 2 ) - FK = 2 3 4 . 4 6 6 7 1 J K Pe r l = ( 2 7 . 1 9 5 ^ 2 +. . . + 6 0 . 4 3 7 ^ 2 ) / 3 - FK = 2 1 9 . 0 8 8 7 0

  J K Er r o r = J K To t a l - J K Pe r l a k u a n = 1 5 . 3 8 Da t a : Ka d a r Pb d a l a m Da u n Ma h o n i Ta b e l a n a l i s i s v a r i a n s i

  • Su mb e r | De r a j a t J u ml a h Ku a d r a t F F Ta b e l Va r i a s i | Be b a s Ku a d r a t Te n g a h Hi t u n g 0 . 0 5 0 . 0 1
  • Pe r l a k u a n | 2 2 1 9 . 0 9 1 0 9 . 5 4 4 2 . 7 4 * * 5 . 1 4 1 0 . 9 2 Er r o r | 6 1 5 . 3 8 2 . 5 6 SD = 1 . 6 0
  • To t a l | 8 2 3 4 . 4 7 KK = 1 0 . 0 1 %
  • Da t a : Ka d a r Pb d a l a m Da u n Ma h o n i Ta b e l : BNT M BNT 0 . 0 5 = 2 . 4 4 7 * 1 . 3 0 7 1 6 0 2 = 3 . 2 1 BNT 0 . 0 1 = 3 . 7 0 7 * 1 . 3 0 7 1 6 0 2 = 4 . 8 5
  • | A B C | 9 . 0 7 1 8 . 7 8 2 0 . 1 6
  • C | 1 1 . 0 9 * * 1 . 3 8 B | 9 . 7 1 * * A |
  • Pe mb e r i a n t a n d a p e mb e d a u r u t r a t a a n s e s u a i p e r l a k u a n

  1 C 2 0 . 1 6 a A 9 . 0 7 b

  2 B 1 8 . 7 8 a B 1 8 . 7 8 a

  3 A 9 . 0 7 b C 2 0 . 1 6 a An g k a y a n g d i i k u t i h u r u f y a n g s a ma t i d a k b e r b e d a b e r ma k n a p a d a BNT 5 %