SKRINING FITOKIMIA METABOLIT SEKUNDER EKSTRAK METANOL DARI KULIT BATANG MAHONI (Swietenia mahagony Jacq.)

  

KIMIA.STUDENTJOURNAL, Vol. 2, No. 2, pp. 480 - 484, UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

Received 28 October 2014, Accepted 28 October 2014, Published online 29 October 2014

SKRINING FITOKIMIA METABOLIT SEKUNDER EKSTRAK METANOL

*

  

DARI KULIT BATANG MAHONI (Swietenia mahagony Jacq.)

Udrika Lailatul Qodri, Masruri , dan Edi Priyo Utomo

  

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya

Jl. Veteran Malang 65145

  • *Alamat korespondensi, Tel : +62-341-575838, Fax : +62-341-575835

    Email: masruri@ub.ac.id

  

ABSTRAK

Mahoni Jawa (Swietenia mahagony Jacq.) merupakan tanaman yang banyak tumbuh dan telah

dibudidayakan di Indonesia. Namun masih sangat terbatas kajian terhadap senyawa-senyawa metabolit sekunder

sebagai penyusunnya. Paper ini melaporkan hasil skrining metabolit sekunder bagian kulit batang kayu mahoni.

Metode yang digunakan adalah ekstraksi menggunakan soxhlet serta melakukan uji fitokimia dengan beberapa

reagen pendeteksi senyawa metabolit sekunder. Hasil analisis menunjukkan bahwa kulit kayu mahoni jawa

mengandung senyawa metabolit sekuder golongan alkaloid, flavonoid, saponin, fenolik hidrokuinon, dan tanin.

  Kata kunci: ekstraksi soxhlet, fitokimia, mahoni, swietenia mahagony, metabolit sekunder

ABSTRACT

  The species of Javanese Mahagony (Swietenia mahagony Jaqc.) has been a wide grown and as an

important forestry wood product in Indonesia. However its phytochemistry was not fully reported yet. This paper

reports the recent result on secondary metabolite composed the bark of Javanese Mahagony (S. mahagony Jacq.).

Extraction by means of soxhletation using methanol was performed to isolate the secondary metabolites, and

reagents test to detect the presence of secondary metabolites. It was found that the methanol extract of Javanese

Mahagony contains alkaloids, flavanoide, saponin, phenolic hydroquinone, and tannin, respectively.

  Keywords: soxhlet extraction, phytochemistry, mahagony, swietenia mahagony, secondary metabolite.

  PENDAHULUAN

  Sejak 20 tahun terakhir, tanaman Mahoni Jawa banyak dibudidayakan masyarakat Indonesia karena potensi kayunya mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Tumbuhan ini ditanam dalam skala besar, terutama di daerah-daerah kering di wilayah Indonesia. Di Pulau Jawa, jumlah pohon mahoni yang ditanam masyarakat mencapai 40 juta batang per tahun. Sedangkan diluar Pulau Jawa jumlahnya mencapai 5,3 juta batang per tahun [1]. Kulit dan biji mahoni digunakan secara tradisional sebagai bahan baku obat [2]. Namun masih banyak yang belum dieksplorasi.

  Beberapa tanaman satu famili dengan mahoni, yaitu Meliaceae telah banyak diteliti dan dilaporkan adanya kandungan senyawa metabolit sekunder bioaktif [3]. Hasil uji pendahuluan menunjukkan sampel kulit mahoni (S. mahagoni Jacq) yang diambil dari tanaman mahoni lokal asal Malang, memberi indikasi bahwa ekstrak kulit mahoni mengandung senyawa metabolit sekunder golongan saponin, alkaloid dan fenolik. Hasil ini identik dengan yang dilaporkan oleh Suhesti dkk. [4] dan Falah dkk. [3] atas tanaman asal Pakistan, bahwa mahoni spesies Swietenia macrophylla mengandung senyawa metabolit sekunder golongan triterpenoid, saponin, fenolik, flavonoid, tanin, katekin, dan epikatekin. Disamping itu, penelitian terkait spesies Swietenia macrophylla ini banyak dilaporkan kandungan bioaktivitas dari crude ekstrak etanol ataupun metanolnya, terutama menggunakan sampel tanaman dari daerah Asia Selatan, seperti India [5-6], Bangladesh [7], dan Malaysia [8-9]. Lebih detil mengenai uji bioaktivitas crude ekstrak antara lain dilaporkan oleh Rahman dkk. [7] yang menguji aktivitas ekstrak etanol dari Swietenia mahagoni sebagai antinosiseptik dan neurofarmakologis. Laporan lain oleh Sahgal dkk. [8] yang menguji toksisitas ekstrak metanol Swietenia mahagoni terhadap larva udang dan aktivitas antioksidannya [9]. Paper ini melaporkan hasil analisis metabolit sekunder ekstrak metanol dari bagian kulit batang tanaman Mahoni Jawa (Swietenia mahagony Jacq.).

  METODA PENELITIAN Bahan dan Alat

  Sampel kulit batang mahoni (S. mahagoni Jacq.) diperoleh dari tanaman disekitar kampus UB dan dari tanaman rakyat di Kabupaten Malang. Bahan yang digunakan adalah natrium hidroksida (Bratachem), besi(III) klorida (Smart Lab), asam sulfat pekat (SAP), asam asetat glasial (SAP), aquades, metanol (Smart Lab), asetil klorida (disintesis dari tionil klorida dengan asam asetat glasial), dan kloroform (Bratachem). Peralatan yang digunakan adalah seperangkat alat ekstraktor soxhlet, rotary evaporator vacuum (Buchi), hot plate, oven (MEMMERT), neraca analitik (Ohaos), dan seperangkat alat gelas.

  Ekstraksi soxhlet o

  Kulit batang mahoni dikeringkan dalam oven dengan suhu 100 C, digiling hingga halus. Sebanyak 200 gram serbuk kering kulit batang mahoni diekstraksi menggunakan alat soxhlet dengan pelarut metanol. Ekstrak yang diperoleh dipekatkan menggunakan rotary evaporator

  vacuum dan diperoleh ekstrak metanol pekat. Kemudian dilakukan uji fitokimia.

  Analisis fitokimia

  Prosedur analisis fitokimia ini dikerjakan berdasarkan referensi Falah dkk. [4]. Uji saponin dikerjakan dengan cara sebanyak 0,1 g ekstrak metanol pekat ditambah dengan 2 mL larutan asam klorida 0,1 M dan dipanaskan. Setelah dingin dilakukan pengocokkan. Adanya busa yang permanen menunjukkan adanya saponin.

  Uji flavonoid dikerjakan dengan cara sebanyak 0,1 g ekstrak metanol ditambah 2 mL metanol dan dipanaskan. Filtrat ditambah 1 tetes H

  2 SO 4 pekat. Adanya flavonoid ditandai dengan pembentukan warna merah.

  Uji fenolik hidrokuinon dikerjakan dengan cara sebanyak 0,1 g metanol ditambah 2 mL metanol dan dipanaskan dalam waterbath. Filtrat ditambah 1 tetes NaOH 1 M. Adanya fenolik hidrokuinon ditandai dengan pembentukan warna merah.

  Uji triterpenoid dikerjakan dengan cara sebanyak 0,1 g ekstrak metanol ditambah 2 mL kloroform dan reagen Lieberman-Burchard (3 tetes asetil klorida dan 1 tetes H

  2 SO4 pekat). Triterpenoid ditandai warna ungu kemerahan.

  Uji tanin dikerjakan dengan cara sebanyak 0,1 g ekstrak metanol ditambah 2 mL air dan dipanaskan. Filtrat ditambahkan dengan larutan FeCl

  3 1% (b/v). Adanya tannin ditandai dengan pembentukan biru gelap atau warna hitam kehijauan.

  Uji alkaloid dikerjakan dengan cara sebanyak 0,1 g ekstrak metanol ditambah dengan beberapa tetes reagen Dragendrof. Adanya alkaloid ditandai dengan terbentuknya endapan coklat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Sampel kulit batang mahoni diperoleh serbuk sebanyak 8 kg. Setiap 200 gram serbuk kulit batang mahoni yang diekstraksi dengan metanol didapat ekstrak pekat 21,75 g . Total ekstrak pekat metanol yang diperoleh sebanyak 873,841 g. Hasil analisis fitokimia dirangkum dalam Table 1.

  

Tabel 1. Hasil analisis fitokimia kulit batang kayu mahoni

  No Uji Ekstrak Metanol

  1 Alkaloid Positif

  2 Flavonoid Positif

  3 Saponin Positif

  4 Triterpenoid Negatif

  5 Tanin Positif

  6 Fenolik Positif a b c d e f

  Gambal 1. Hasil uji fitokimia ekstrak pekat metanol {a: saponin (+),

  b: fenolik hidrokuinon (+), c: flavonoid (+), d: triterpenoid (-), e: tanin (+), f: alkaloid (+)}. Tabel diatas menunjukkan bahwa ekstrak kulit batang kayu Swietenia Mahagoni Jacq mengandung alkaloid yang ditunjukkan dengan terbentuknya endapan coklat melalui penambahan reagen Dragendrof (Gambar 1-f ). Uji flavonoid juga positif dengan memberikan hasil warna merah ketika ditambah asam sulfat pekat (Gambar 1-c). Pada uji saponin terbentuk busa saat dikocok dengan air (Gambar 1-a). Uji tanin memberikan sinyal positif dengan menghasilkan warna hijau kehitaman pada penambahan FeCl 1% (b/v) (Gambar 1-e).

  3 Uji fenolik juga positif yang ditunjukkan dengan munculnya warna merah pada penambahan

  NaOH 10% (b/v) (Gambar 1-b). Sedangkan pada uji triterpenoid tidak terbentuk warna ungu kemerahan, tetapi warna coklat muda. Sehingga diasumsikan bahwa ekstrak metanol kulit batang kayu mahoni tidak mengandung triterpenoid (Gambar 1-d). Hasil ini dapat disimpulkan bahwa ekstraksi dengan pelarut metanol atas sampel kulit batang mahoni (S.

  

mahagony Jacq.) dapat digunakan untuk melarutkan dan melakukan ekstraksi senyawa

golongan tanin, saponin, polifenol, terpenoid, alkaloid, dan flavonoid [10].

  KESIMPULAN

  Berdasarkan penelitian yang dilakukan hasil ekstraksi soxhlet serbuk kulit batang kayu mahoni (S. mahagoni Jacq.) diperoleh ekstrak pekat metanol sebanyak 873,841 g dari 8 kg serbuk mahoni. Ektrak pekat metanol dalam uji fitokimia metabolit sekunder menunjukkan adanya kandungan alkaloid, tanin, saponin, fenolik hidrokuinon, dan flavonoid.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Sukadaryati, 2006, Potensi hutan Rakyat di Indonesia dan Permasalahannya, Prosiding

  Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan : 20 Bogor, 49-57, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, Bogor.

  2. Martawijaya A, I Kartasujana, Kadir K, dan Prawira SA, 1981, Atlas Kayu Indonesia Jilid I, Pusat Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Bogor.

  3. Falah, S., Safithri, M., Katayama, T., dan Suzuki, T., 2010, Hypoglycemic Effect of Mahogany (Swietenia macrophylla King) Bark Extracts in Alloxan-induced Diabetic Rats, Wood Research Journal, 1, 89-94.

  4. Suhesti TS, Dhadhang WK, Nuryanti. 2007, Penjaringan senyawa antikanker pada kulit batang kayu mahoni (Swietenia mahogani Jacg) dan uji aktivitasnya terhadap larva udang Arthemia salina Leach, Jurnal Ilmiah Keperawatan, 3, 155-162.

  5. T. R. Govindachari, B. Banumathy, Geetha Gopalakrishnan, G. Suresh, 1999, 6- Desoxyswietenine, a tetranortriterpenoid from Swietenia mahogani, Fitoterapia, 70, 106-108.

  6. S Dewanjee, M Kundu, A Maiti, R Majumdar, A Majumdar, and SC Mandal, 2007, In

  Vitro Evaluation of Antimicrobial Activity of Crude Extract from Plants Diospyros peregrina, Coccinia grandis and Swietenia macrophylla, Tropical Journal of Pharmaceutical Research , 6 (3): 773-778.

  7. Md. Atiqur Rahman, Pollobi Akther, Debashish Roy, A. K. Das, 2010, Antinociceptive and neuropharmacological activities of swietenia mahagoni (L.) Jacq., Pharmacology

  Online, 3, 225-234.

  8. Geethaa Sahgal, Surash Ramanathan, Sreenivasan Sasidharan, Mohd. Nizam Mordi, Sabariah Ismail, and Sharif Mahsufi Mansor, 2010, Brine shrimp lethality and acute oral toxicity studies on Swietenia mahagoni (Linn.) Jacq. seed methanolic extract,

  Pharmacognosy Research , 2 (4), 215–220.

  9. Geethaa Sahgal, Surash Ramanathan, Sreenivasan Sasidharan, Mohd Nizam Mordi, Sabariah Ismail, and Sharif Mahsufi Mansor, 2009, In Vitro Antioxidant and Xanthine Oxidase Inhibitory Activities of Methanolic Swietenia mahagoni Seed Extracts, Molecules, 14, 4476-4485.

  10. Prashant Tiwari, Bimlesh Kumar, Mandeep Kaur, Gurpreet Kaur, Harleen Kaur, 2011, Phytochemical Screening and Exstraction: A Review, International Pharmaceutica Sciencia , 1, 99-105.