ASPEK EKONOMI DAN KEUANGAN

  ASPEK EKONOMI DAN KEUANGAN  

ASPEK EKONOMI DAN KEUANGAN

  

  Jumlah dana modal tetap dan modal kerja yang dibutuhkan

  

  Struktur permodalan, perbandingan modal sendiri dan pinjaman; sumber pinjaman yang diharapkan dan persyaratannya

  

  Kemampuan proyek memenuhi kewajiban finansial, mendatangkan laba dan manfaat sosial-ekonomi lainnya

  DANA MODAL TETAP DANA UNTUK MEMBANGUN PROYEK

  biaya kegiatan pra-investasi, biaya pengadaan tanah, gedung, mesin, peralatan, kendaraan biaya pengadaan modal tetap biaya pengadaan teknologi biaya produksi percobaan biaya bunga pinjaman selama periode pembangunan proyek. biaya tak terduga.

JUMLAH DANA MODAL TETAP

  PROYEK : NO KELOMPOK BIAYA RUPIAH

  VALUTA ASING JUMLAH

1. Pra-investasi

  a) Perijinan

  b) Riset/Studi

  c) Evaluasi Partner

2. Tanah

  a) Pembelian

  b) Penyiapan, pematangan

  c) Prasarana

  d) Pengosongan

3. Gedung dan Bangunan Lain

  a) Bangunan

  b) Instalasi air, listrik

  c) Jalan, selokan, pagar

  d) Sumur

  Lanjutan …….. JUMLAH DANA MODAL TETAP NO KELOMPOK BIAYA RUPIAH

VALUTA ASING JUMLAH

4. Mesin dan Peralatan

  a) Pembelian

  b) Pemasangan

  c) Instalasi Listrik

5. Kendaraan

  a) Pembelian

  b) Pengurusan

  6. Pengadaan Teknologi

  7. Bunga Pinjaman selama pembangunan

  8. Produksi Percobaan

JUMLAH DANA MODAL TETAP

  DANA MODAL KERJA DANA MODAL KERJA DANA UNTUK MEMUTAR RODA OPERASI PROYEK

  biaya bahan baku © 1995 Corel Corp. biaya bahan pembantu biaya bahan setengah jadi biaya barang jadi piutang dagang cadangan uang tunai dll.

  JUMLAH DANA MODAL KERJA NETTO PROYEK :

NO KELOMPOK BIAYA DASAR PERHITUNGAN JUMLAH

1. Harta Lancar

a) Persediaan

  • Bahan baku lokal …… bulan
  • Bahan baku import
  • Bahan setengah jadi
  • Bahan jadi

  b) Piutang Dagang c ) Kas Jumlah Harta Lancar

2. Hutang Lancar

  a) Hutang Dagang

  b) Lain-lain Jumlah Hutang Lancar

3. Modal Kerja Netto

  (1 – 2)

STRUKTUR PERMODALAN

  Modal sendiri Pinjaman

  • • kredit bank pemerintah (jangka pendek, jangka

    panjang)
  • • kredit jangka panjang lembaga keuangan asing

STRUKTUR PERMODALAN

  PROYEK :

A. JUMLAH BIAYA PROYEK

  (Rp juta) (US$’000) a) Modal Tetap Tanah

  Bangunan Mesin dan peralatan Teknologi Pra-investasi Bunga selama periode pembangunan Produksi percobaan Biaya tak terduga

b) Modal Kerja Netto

  Jumlah Biaya Proyek

  Lanjutan ……….. STRUKTUR PERMODALAN

B. SUMBER DANA PEMBIAYAAN

  ( Rp juta) ( US$’000 )

a) Modal sendiri

  b) Pinjaman Kredit jangka pendek, Bank Pemerintah Kredit jangka panjang, Bank Pemerintah Kredit jangka panjang, Lembaga Keuangan Asing

  Jumlah Pembiayaan

  Hubungan 3 aspek studi kelayakan di atas dengan aspek finansial ditunjukkan oleh gambar dan contoh kasus berikut.

EVALUASI KEUANGAN

  

  Mampu memenuhi kewajiban finansial kedalam : beban pembiayaan operasi seperti pembelian bahan baku, bahan pembantu, pembayaran gaji/upah karyawan dan penyediaan piutang dagang

  

  Mampu memenuhi kewajiban finansial keluar : pembayaran pinjaman beserta bunganya serta dapat mendatangkan keuntungan yang layak.

  PROSEDUR PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENENTUAN ALTERNATIF PENENTUAN HORISON PERENCANAAN ESTIMASI ALIRAN KAS PENENTUAN MARR MEMBANDINGKAN ALTERNATIF ANALISIS SUPLEMEN MEMILIH ALTERNATIF

1. Penentuan Alternatif

  mereka yang mengetahui

  Dilakukan oleh

  permasalahan teknis pada bidang investasi yang direncanakan.

JENIS SIFAT ALTERNATIF

  Mutually Independent Conditional exclusive

  

Contoh 1) : Akan dievaluasi 3 alternatif investasi dengan kebutuhan dana

untuk investasi awal sbb : A (Rp 20 juta), B ( Rp 30 juta ) dan C ( Rp 50 juta).

  

Dana yang tersedia Rp 50 juta. Alternatif B tergantung pada alternatif A;

alternatif A dan C bersifat mutually exclusive No Alt A Alt B Alt C Keterangan

  1

  Ok -

  2 Ok √

  3 B tergantung A √

  4 Ok √

  5 Ok √ √

  6 Dana tidak cukup, √ √ Mutually exclusive

  7 B tergantung A, √ √ Dana tidak cukup

  8 Mutually exclusive, √ √ √ dana tidak cukup

2. Penentuan Horison Perencanaan

  

  Horison Perencanaan merupakan periode dimana analisa ekonomi teknik dilakukan

  

  Horison perencanaan tidak selalu dipengaruhi oleh umur teknis dan umur depresiasi suatu peralatan atau investasi

  

  Horison Perencanaan digunakan sebagai bingkai waktu untuk membandingkan alternatif-alternatif yang secara realistis menunjukkan periode waktu yang bisa memberikan estimasi aliran kas yang cukup akurat

   Penentuan horison perencanaan tergantung pada jenis investasi atau aset. Aset yang termasuk produk yang perkembangan teknologinya cepat membutuhkan horison perencanaan yang lebih pendek dibanding dengan produk teknologi menengah yang tidak terlalu peka terhadap perkembangan teknologi.

   Tiga situasi berkaitan dengan penentuan horison perencanaan yaitu ; alternatif yang dibandingkan memiliki umur teknis sama, memiliki umur teknis berbeda atau memiliki umur teknis abadi

  • Menggunakan kelipatan persekutuan terkecil alternatif yang dipertimbangkan

  1

  • • Menggunakan ukuran deret seragam dari aliran kas setiap alternatif

  2

  • Menggunakan umur alternatif yang lebih pendek

  3

  • Menggunakan umur alternatif yang lebih panjang

  4

  • Menggunakan suatu periode yang umum dipakai

5 Membandingkan Alternatif Dengan Umur Teknis Berbeda

3. Estimasi Aliran Kas

   Estimasi aliran kas dibuat dengan pertimbangan prediksi kondisi yang akan datang dan berdasarkan kecenderungan yang digambarkan oleh data masa lalu

   Aliran kas bisa digambarkan dengan diagram aliran kas.

  Diagram aliran kas adalah suatu ilustrasi grafis dari transaksi ekonomi yang digambarkan pada garis skala waktu. Skala waktu digambarkan dengan garis horisontal, aliran kas digambarkan dengan garis vertikal. Aliran kas masuk digambarkan dengan panah ke atas dan aliran kas keluar digambarkan dengan panah ke bawah.

   Diasumsikan aliran kas terjadi pada akhir periode bunga

  

Diagram Aliran Kas

Aliran kas masuk (panah ke atas )

  (skala waktu (garis horisontal) Aliran kas keluar (panah ke bawah)

Dalam mengestimasi aliran kas, semua biaya dan pendapatan selama

periode perencanaan termasuk nilai sisa digambarkan dengan lengkap

  Estimasi Pendapatan

  Berdasarkan rencana penjualan (hasil prediksi di atas), dengan harga/unit yang telah ditentukan, dapat disusun pendapatan selama horison perencanaan berikut : Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 Vol. Penjualan (unit) 29.896 65.696 62.982 60.284 66.188 63.474 60.776 66.680 Harga(Rp.000/unit) 80 82 85 87 90 92 92 93 Pendapatan (Rp.000) 2.391.680 5.387.072 5.353.470 5.244.708 5.956.920 5.839.608 5.591.392 6.201.240

  Estimasi Biaya

  estimasi biaya mendasarkan pada Biaya Siklus Hidup : semua

  pengeluaran yang berkaitan dengan suatu item sejak

dirancang sampai tidak terpakai lagi. Terdiri dari a. biaya awal,

b. biaya operasional dan perawatan serta c. biaya disposisi.

  Pengertian Biaya biaya diartikan sebagai pengorbanan yang dilakukan agar memperoleh barang atau jasa. Pengorbanan dapat diukur dengan uang tunai yang dibelanjakan, aktiva tetap yang ditransfer, jasa yang diberikan dsb (Ray H. Garrison,1999) biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan atau revenue yang akan dipakai sebagai pengurang penghasilan. (Supriyono, 2000) biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi, sedang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. (Mulyadi, 2001) Penggolongan Biaya Biaya digolongkan sebagai berikut (Mulyadi 2005)

  Menurut objek pengeluaran

  , yaitu penggolongan yang didasarkan pada penjelasan singkat mengenai suatu objek pengeluaran, contoh : pengeluaran yang berhubungan dengan listrik disebut “biaya listrik”.

  Menurut fungsi pokok dalam perusahaan,  digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu: (a). Biaya Produksi, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi suatu produk. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku langsung , biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

  (c). Biaya Administrasi dan Umum, adalah biaya yang digunakan untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan produksi dan pemasaran produk, contoh : gaji bagian akuntansi, gaji personalia, dll.

  ……. Penggolongan Biaya . (b). Biaya Pemasaran, adalah biaya-biaya yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk, contoh : biaya iklan, biaya promosi, biaya sampel, dll.

  • dalam perusahaan manufaktur biaya operasi total (harga pokok

  penjualan) terdiri dari biaya produksi (harga pokok produksi) dan beban komersial, yang terdiri dari beban administrasi (administrasi dan umum) dan beban pemasaran (distribusi dan penjualan).

  

……. Penggolongan Biaya

(b). Biaya tak langsung adalah biaya yang sulit atau tidak mungkin ditentukan langsung pada suatu operasi, produk atau proyek. Biaya tak langsung terdiri dari biaya bahan tak langsung, biaya tenaga kerja tak langsung dan biaya lain yang sejenis. Biaya overhead adalah biaya selain biaya langsung.

   Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu Yang Dibiayai. (a). Biaya langsung adalah biaya yang dengan mudah dapat ditentukan pada suatu operasi, produk atau proyek. Terdiri dari biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. bahan baku langsung Tenaga kerja langsung

  Overhead

  ……. Penggolongan Biaya Menurut Hubungannya Dengan Volume Produksi, terdiri dari (1). Biaya

   tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh tingkat

kegiatan atau volume produksi, misal biaya penyusutan (2). Biaya variabel

adalah biaya yang secara proporsional dipengaruhi oleh tingkat kegiatan, misal biaya bahan baku langsung. (3). Biaya semivariabel adalah biaya

yang memiliki komponen tetap dan komponen variabel, misal biaya listrik,

telpon . (4). Biaya Semi Fixed, biaya yang tetap untuk tingkat volume

kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume

produksi tertentu.

  Untuk tujuan analitis, umumnya biaya diklasifikasikan sebagai biaya  tetap atau biaya variabel. Biaya semivariabel harus dipisahkan kedalam komponen biaya tetap dan variabel.

  Grafik Perilaku Biaya Tingkat Kegiatan Biaya Variabel Total Biaya total

  Tingkat Kegiatan Biaya Variabel per Unit biaya per unit Tingkat Kegiatan Biaya Tetap per Unit Biaya per unit Tingkat Kegiatan Biaya Tetap Total Biaya total

  

Hubungan Fungsional Biaya Tetap dan Biaya Variabel

Hubungan Fungsional: Y = 390.000 + 200 X

  1.000.000 900.000 700.000 800.000 Grafik Biaya Total Biaya Variabel: 200 X Biaya 600.000 500.000 Grafik Biaya Tetap 300.000 400.000 100.000 200.000 Grafik Biaya Variabel Biaya Tetap: 390.000

500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000

Volume Produksi

  Volume Produksi

  Hubungan Korelatif Biaya Semivariabel

  10.000 6000 8000 4000 2000 100 500 700 900 12.000 200 400 600 800 300

  Bi Semi aya var iab el

   Hubungan biaya dengan kegiatan dalam biaya semivariabel umumnya bersifat korelatif bukan fungsional, oleh karena itu perlu metoda estimasi untuk memisahkan komponen secara tepat.

   Dikenal tiga metode pemisahan biaya semivariabel yaitu: metode tinggi-rendah (high-low method), metode pengepasan grafis (graphical fitting method) dan metode regresi (regression method)

1. Metode tinggi-rendah

  

Pada metode ini pemisahan biaya hanya mendasarkan pada data tertinggi

dan terendah pada suatu periode. Contoh : diketahui data biaya semivariabel ( Y ) dan volume produksi (X) selama 12 bulan

  X Y Tingkat kegiatan tertinggi 610 7100 Tingkat kegiatan terendah 380 4800 Selisih 230 2300 Biaya variabel/unit = 2300/230 = 10 Dengan mengambil tingkat kegiatan tertinggi : Biaya tetap = 7100

  • – 10 (610) = 1000 Dengan mengambil tingkat kegiatan terendah: Biaya tetap = 4800
  • – 10 (380) = 1000

  Y = 1000 + 10 X

2. Metoda Pengepasan Grafis

  Pada metoda ini semua titik dipertimbangkan untuk menemukan garis estimasi. Metoda ini mengandalkan kemampuan visual seseorang sehingga tidak praktis dan tidak objektif.

3. Metoda Regresi

  Metode ini mirip dengan pengepasan grafis tetapi dilakukan dengan cara mencari angka terkecil penjumlahan kuadrat penyimpangan dari garis estimasi. Meregresi adalah menghubungkan satu atau beberapa variabel

independen dengan variabel dependen untuk menentukan apakah satu

variabel independen atau lebih menjelaskan variasi variabel dependen.

Biaya semivariabel sebagai variabel dependen (Y), tingkat kegiatan sebagai variabel independen (X).

  ∑ Y = a n + b ∑ X 2 ∑ X Y = a ∑ X + b ∑ X

  2 2 atau

  ) : b = ( n ∑ X Y – ∑ X ∑ Y )/( n ∑ X – (∑ X) a = ( ∑ Y – b ∑ X )/n

  Y = a + b X Y = total biaya semi variabel a = total biaya tetap b = biaya variabel/unit X = volume produksi

  Metode Regresi dengan Excel

  Metode Regresi dengan WinQS Y = 983,9155 + 10,04151 X

   Menurut Jangka Waktu Manfaatnya, (1). Pengeluaran

  Modal (Capital Expenditure), yaitu pengeluaran yang akan memberikan manfaat/benefit pada periode akuntansi atau pada periode akuntansi yang akan datang.

  (2). Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure

  ), yaitu pengeluaran yang akan memberikan manfaat hanya pada periode akuntansi dimana pengeluaran itu terjadi.

  Contoh 2) Aliran kas Aliran Kas Netto PT Bulan Purnama (Rp juta) Tahun

  1

  2

  3

  4

  5 Program produksi/ Konstruksi 70% 90% 90% 100% 100% penjualan A. Aliran Kas Masuk

  • Hasil penjualan 3.500 4.500 4.500 5.000 5.000
  • JUMLAH 3.500 4.500 4.500 5.000 5.000

  B. Arus Kas Keluar

1. Investasi awal 2.000

  2. Biaya operasional 2.825 3.675 3.675 4.175 4.050 dan perawatan JUMLAH 2.000 2.825 3.675 3.675 4.175 4.050

  

C. Selisih Kas (2.000) 675 825 825 825 950

  D. Nilai Sisa Harta Tetap

  150

  Akhir Tahun Aliran Kas Netto Proyek A Proyek B

  Contoh 3) : (untuk prosedur 2 dan 3 ) Estimasi aliran kas

  • 200 juta -160 juta 1 50 juta 80 juta 2 70 juta 90 juta 3 80 juta 85 juta 4 85 juta 95 juta 5 95 juta 6 90 juta

  KPK dari 6 dan 4 yaitu 12, aliran kas diatas ditunjukkan oleh tabel berikut :

  Akhir Aliran kas Netto Tahun

  Proyek A Proyek B

  • 200 juta -160 juta 1 50 juta 80 juta 2 70 juta 90 juta 3 80 juta 85 juta 4 85 juta 95 juta -160 juta 5 95 juta

  80 juta 6 90 juta - 200 juta 90 juta 7 50 juta 85 juta 8 70 juta 95 juta -160 juta 9 80 juta

  80 juta 10 85 juta 90 juta 11 95 juta 85 juta Nilai Uang dari Waktu 

  Secara umum nilai uang senantiasa berubah (turun) seiring dengan berjalannya waktu

  

  Dikenal 2 jenis bunga berkaitan dengan konsep nilai uang dari waktu, yaitu bunga sederhana dan bunga majemuk

   Bunga sederhana, besarnya bunga dihitung dari induk

  tanpa memperhitungkan bunga yang telah diakumulasikan pada periode sebelumnya

   Bunga majemuk, besarnya bunga pada suatu periode

  dihitung berdasarkan besarnya induk ditambah dengan besarnya bunga yang telah terakumulasi pada periode sebelumnya

  

  Bunga majemuk terbagi menjadi bunga majemuk diskrit dan bunga majemuk kontinyu.

  

  Pemajemukan diskrit berarti dalam satu periode (misal setahun), banyaknya periode pembungaan (periode pemajemukan) dalam jumlah tertentu.

  

  Pemajemukan kontinyu berarti dalam satu periode (misal setahun), banyaknya periode pembungaan (periode pemajemukan) adalah tak berhingga.

  

  Rasio dari bunga yang dibayarkan terhadap induk dalam suatu periode waktu (dinyatakan dalam persentase) disebut tingkat bunga

  Bunga Sederhana

  Bunga Majemuk Diskrit

  Bunga Majemuk Diskrit n

  F = P (1 + i)

  n

  nilai (1 + i) dapat dilihat pada tabel F/P,i,n Jadi F = P ( F / P ,i,n) Contoh : P = 1.000, i = 0,10, n = 3

  n

  3 F = P (1 + i) ; F = 1.000 (1 + 0,10) = 1.331

  atau F = P ( F / P ,i,n) ; F = 1.000 ( 1,3310 ) = 1.331 Dengan cara yang sama diperoleh hubungan sbb: P = F (P/F,i,n) F = A (F/A,i,n) ; A = F (A/F,i,n) P = A (P/A,i,n) ; A = P (A/P,i,n) P = G (P/G,i,n) ; A = G (A/G,i,n)

  Hubungan tersebut dapat digambarkan pada diagram aliran kas sebagai berikut :

  F = A (F/A,i,n) A = F (A/F,i,n)

  P = A (P/A,i,n)

  A = P (A/P,i,n)

  A = A1 + A2 A = A1 + G ( A/G,i,n)

Berdasarkan 7 rumus dasar di atas, dapat digunakan untuk menentukan nilai i (tingkat bunga) dan n (periode) yang digunakan Catatan : perlu memperhatikan tingkat bunga yang ditawarkan lembaga keuangan vs tingkat bunga riil

  

Bunga Majemuk Kontinyu

  Pemajemukan kontinyu Karena transaksi moneter mungkin berlangsung setiap saat, maka pemajemukan sebenarnya berlangsung dalam jumlah yang banyak sekali dalam setahun. Pemajemukan kontinyu berarti dalam setahun banyaknya periode pemajemukan adalah tak terhingga 

  Tingkat Bunga Efektif dan Nominal

Istilah bunga nominal dan bunga efektif mengacu pada

perbedaan antara bunga sederhana dan bunga majemuk, yaitu

apakah bunga yang dihasilkan oleh induk akan berbunga pada

periode-periode berikutnya atau hanya induknya saja yang

berbunga. Istilah ini digunakan jika periode pemajemukannya Tingkat bunga nominal tahunan : perkalian antara jumlah periode pemajemukan pertahun dengan tingkat bunga per periode r = m

  × i dengan : r = tingkat bunga nominal (tahunan) i = tingkat bunga nominal (atau tingkat bunga efektif) perperiode pemajemukan m = jumlah pemajemukan tiap tahun

  Tingkat bunga efektif : tingkat bunga tahunan termasuk efek pemajemukan dari setiap periode yang kurang dari satu tahun.

  m

  i eff = (1 + i) -1 , dengan i = r/m

4. Penentuan MARR

  LAYAK ? 100 juta 115 juta 131 juta

  2012 2013 2014 LAYAK ?

  TARGET MARR Minimum Attractive Rate of Return

  . . ketersediaan modal, ketersediaan kesempatan investasi, kondisi bisnis, tingkat inflasi, ongkos modal (cost of capital) perusahaan, peraturan pajak, peraturan pemerintah, tingkat keberanian menanggung resiko bagi pengambil keputusan, tingkat resiko/ketidakpastian yang dihadapi dll

5. Membandingkan Alternatif

  Metode nilai sekarang (Present Worth)

  • P

  Metode deret seragam (Annual Worth)

  • A

  Metode nilai mendatang (Future Worth)

  • F

  Metode tingkat pengembalian (Rate of Return)

  • i

  Metode periode pengembalian (Payback Period)

  • n
  • P, A, F, i, n

  Metode manfaat/biaya (BC Ratio)

  Contoh 4) Aliran kas Aliran Kas Netto PT Bulan Purnama (Rp juta) Tahun

  1

  2

  3

  4

  5 Program produksi/ Konstruksi 700 900 900 1000 1000 penjualan A. Aliran Kas Masuk

  • Hasil penjualan 3.500 4.500 4.500 5.000 5.000
  • JUMLAH 3.500 4.500 4.500 5.000 5.000

  B. Arus Kas Keluar

1. Investasi awal 2.000

  2. Biaya operasional 2.825 3.675 3.675 4.175 4.050 dan perawatan JUMLAH 2.000 2.825 3.675 3.675 4.175 4.050

  

C. Selisih Kas (2.000) 675 825 825 825 950

  D. Nilai Sisa Harta Tetap

  150 Catatan : harga jual/unit Rp 5,-. Biaya operasional : tetap tahun

1,2,3,4,dan 5 masing-masing 725, 975, 975, 1175 dan 1050 dan variabel

Rp 3,-/unit

  

Metode Nilai Sekarang (Present Worth)

  Pada metode ini semua aliran kas selama horison perencanaan dikonversikan menjadi nilai sekarang ( P ).

  Rencana investasi dikatakan layak ( menguntung kan) jika pada MARR tertentu menghasilkan P(W) atau NPV (Net Present Value)

  ≥ 0. Jika proyek dibandingkan hanya berdasarkan ongkos maka pilih proyek dengan P(W) terkecil biayanya.

  

  Jika MARR contoh 4 di atas adalah 15%/tahun, maka nilai NPV (dalam jutaan rp) : NPV = ̶ 2.000 + 675 (P/F,15%,1) + 825 (P/A,15%,3)

  (P/F,15%,1) + 1.100 (P/F,15%,5) =

  ̶ 2.000 + 675 (0,8696) + 825 (2,2832) (0,8696) + 1.100 (0,4972) = 771,91

  

Metode Deret Seragam (Annual Worth)

  Pada metode ini semua aliran kas selama horison

perencanaan dikonversikan kedalam deret seragam ( A ).

  

Rencana investasi dikatakan layak ( menguntung kan) jika

pada MARR tertentu menghasilkan A(W) ≥ 0. Jika proyek

dibandingkan hanya berdasarkan ongkos maka pilih proyek

dengan A(W) terkecil biayanya.

   AW = P (A/P,15%,5) = 771,913344 (0,2983) = 230,26

  Metode Nilai Mendatang (Future Worth) 

  Pada metode ini semua aliran kas selama horison

perencanaan dikonversikan menjadi nilai mendatang ( F ).

  

Rencana investasi dikatakan layak ( menguntung kan) jika pada

MARR tertentu menghasilkan F(W) ≥ 0. Jika proyek

dibandingkan hanya berdasarkan ongkos maka pilih proyek

dengan F(W) terkecil biayanya.

   FW = P (F/P,15%,5) = 771,913344 (2,0114) = 1.552,63

  

Metode Tingkat Pengembalian (Rate of Return)

  Rate of Return (ROR) merupakan tingkat bunga ( i ) yang menyebabkan terjadinya keseimbangan antara semua pengeluaran dan pemasukan pada suatu periode tertentu. Jadi pada metode ini adalah menentukan nilai i sehingga P = 0, atau F = 0 atau A =

  0. Rencana investasi dikatakan layak jika i (ROR) atau Internal Rate of Return (IRR)

  ≥ MARR

  

  Pada kasus dimana terdapat sejumlah alternatif yang bersifat mutually exclusive, pemilihan alternatif dilakukan dengan analisis Incremental Rate of Return (IROR) Berdasarkan contoh 4, cari pada i berapa % sehingga NPV = 0. Akan dicoba untuk i = 25% dan i = 30%

  NPV = ̶ 2.000 + 675 (P/F,25%,1) + 825 (P/A,25%,3)

  (P/F,25%,1) + 1.100 (P/F,25%,5) =

  ̶ 2.000 + 675 (0,8000) + 825 (1,9520) (0,8000) + 1.100 (0,3277) = 188,79

  (P/F,30%,1) + 1.100 (P/F,30%,5) =

  NPV = ̶ 2.000 + 675 (P/F,30%,1) + 825 (P/A,30%,3)

  ̶ 2.000 + 675 (0,7692) + 825 (1,8161) (0,7692)

  • 1.100 (0,2693) =

  − 32,0811 Dengan interpolasi diperoleh i (ROR) = 29,27%

   Langkah-langkah IROR

  1. Hitung ROR masing-masing alternatif

  

2. Bandingkan ROR masing-masing alternatif dengan MARR,

buang alternatif yang ROR < MARR

  3. Urutkan alternatif dengan ROR ≥ MARR mulai dari investasi awal yang terkecil

  4. Hitung IROR mulai dari investasi terkecil dengan investasi terkecil berikutnya

  5. Bila

  IROR ≥ MARR, pilih alternatif yang membutuhkan biaya

investasi yang lebih besar. Sebaliknya jika IROR < MARR pilih alternatif yng membutuhkan biaya investasi yang lebih kecil Metode Periode Pengembalian (Payback Period) 

  Pada dasarnya payback Period adalah jumlah periode ( n ) yang diperlukan untuk mengembalikan (menutup) ongkos investasi dengan tingkat pengembalian tertentu.

  Payback Period berarti menentukan nilai n sehingga P = 0, atau F = 0 atau A = 0.

  

  Rencana investasi dikatakan layak jika periode pengembalian (n) ≤ estimasi masa pakai. Kelemahan metode ini adalah tidak mempertimbangkan aliran kas setelah periode pengembalian

  

Berdasarkan contoh 4), cari pada periode berapa tahun

sehingga NPV = 0. Untuk itu perlu prediksi nilai sisa jika

asset tersebut digunakan sebelum umur ekonomisnya. Misal

nilai sisa akhir tahun 1,2,3,4 masing-masing 850 juta, 650

juta, 450 juta dan 300 juta.

  NPV(2tahun)= ̶ 2.000+675 (P/F,15%,1) + 1475 (P/F,15%,2) = ̶ 2.000 + 675 (0,8696) + 1475 (0,7561) = - 297,7725

  NPV(3tahun)= ̶ 2.000+675 (P/F,15%,1) + 825 (P/F,15%,2)

  • 1275 (P/F,15%,3) = ̶ 2.000 + 675 (0,8696) + 825 (0,7561) + 1275 (0,6575) = 49,075

  

Metode Manfaat Biaya (Benefit Cost Ratio)

  Metode BC ratio umumnya digunakan untuk meng evaluasi proyek-proyek pemerintah. Suatu proyek dikatakan layak jika rasio antara manfaat terhadap biaya yang dibutuhkan (B/C)

  ≥ 1. B = semua manfaat setelah dikurangi dampak negatif dinyatakan dengan nilai uang.

  C = semua ongkos setelah dikurangi besarnya peng hematan Nilai B dan C dalam bentuk konversi ke P, F maupun A

  

Contoh benefit, disbenefit dan ongkos proyek jalan tol.

   Benefit bagi masyarakat umum :

  • Penurunan biaya operasional kendaraan
  • Perjalanan menjadi singkat dan lancar
  • Peningkatan keamanan lalulintas
  • Kemudahan mengendarai kendaraan
  • Peningkatan harga tanah disekitar jalan tol

   Disbenefit bagi masyarakat umum :

  • Pengurangan lahan pertanian
  • Terganggunya saluran air unt

  uk irigasi

  • Peningkatan polusi udara

   Ongkos yang ditanggung oleh pemerintah

  • Ongkos konstruksi
  • Ongkos perawatan
  • Ongkos administratif

   Pendapatan bagi pemerintah

  • Pendapatan dari iuran jalan tol pemakai jalan
  • Peningkatan pajak akibat meningkatnya nilai tanah disekitar jalan tol

  Analisis Finansial Menggunakan Excel

  Nilai Net Present Value (NPV) maupun Internal Rate of Return (IRR) dapat diselesaikan menggunakan fungsi finansial pada Excel. Contoh 4 di atas dapat dikerjakan sbb :

  Nilai Annual Worth (AW) dan Future Worth (FW) dapat ditentukan sbb :

5. Analisis Suplemen

  

  Pada analisis yang telah dilakukan di atas, diasumsi kan bahwa nilai-nilai parameter dari model diketahui dengan pasti.

  

  Pada kenyataannya berbagai parameter seperti horison perencanaan, MARR, aliran kas dsb masih dalam bentuk estimasi yang mengandung ketidakpastian.

  

  Secara umum ada empat faktor yang menjadi sumber ketidakpastian yaitu : kemungkinan estimasi yang tidak akurat akibat sedikitnya informasi, tipe bisnis dan kondisi ekonomi masa depan, tipe pabrik dan peralatan yang digunakan serta horison perencanaan.

  

  Metode yang digunakan untuk menangani ketidakpastian antara lain adalah :

1. Analisis BEP (Break Even Point) 2.

  Analisis sensitifitas

  

Analisis BEP (Break Even Point)

  Analisis BEP dapat digunakan untuk :

  1. Menentukan nilai MARR dimana dua alternatif proyek o

  Pada MARR 15%, alt A sama baiknya dengan

  sama baiknya o alt B.. Alt A Pada MARR < 15 % alt A lebih baik dibanding alt B. o Pada MARR > 15 % alt B lebih baik dibanding Alt B o alt A.

  Alt A layak pada MARR ≤ 19%, Alt B layak pada MARR ≤ 25%

  NPV 5% 10% 15% 20% 25% MARR

  2. Menentukan tingkat produksi dimana dua atau lebih alternatif sama baiknya o

  Pada vol produksi 300 unit alt A sama baiknya dengan o alt B.. Pada vol produksi > 300 unit alt A lebih baik dibanding alt B. o Pada vol produksi < 300 unit alt B lebih baik dibanding

  Biaya alt A. Alt B Alt A 100 200 300 400 500 Vol produksi

  (unit)

  3. Melakukan analisis buat beli o

  Pada tingkat kebutuhan 300 unit alt buat sama baiknya dengan alt o beli Pada tingkat kebutuhan > 300 unit alt buat lebih baik dibanding alt o beli.

  Pada tingkat kebutuhan < 300 unit beli lebih baik dibanding alt buat bel

  Biaya

  i buat 100 200 300 400 500

  kebutuhan (unit)

  4. Menentukan lamanya periode (atau banyaknya unit yang harus diproduksi) agar total pemasukan sama dengan total pengeluaran

  Rp Lama atau 100 200 400 300 500

  TC bel i o

Pada tingkat kebutuhan 300 unit, impas (TR =TC)

o Pada tingkat kebutuhan > 300 unit, untung (TR > TC) o Pada tingkat kebutuhan < 300 unit, rugi (TR < TC)

  TR Contoh 4 PT ABC Indonesia merencanakan untuk memproduksi produk baru yang membutuhkan ongkos awal Rp 150 juta, ongkos operasional dan perawatan Rp 35.000,-/jam serta ongkos lain Rp 75 juta/tahun. Berdasarkan waktu standar dapat diestimasikan bahwa untuk memproduksi 1000 unit produk dibutuhkan waktu 150 jam. Diestimasikan bahwa harga/unit produk adalah 15.000 dan investasi diasumsikan berumur 10 tahun dengan nilai sisa Rp 0;. Jika MARR 20%, hitung berapa unit yang harus diproduksi agar perusahaan berada pada kondisi impas.

  

  Titik impas diperoleh jika AC (annual cost) = AR (annual revenue).

  AC = 150 juta (A/P,20%,10) + 75 juta + 0,150 (35.000) X = 150 juta (0,23852) + 75 juta + 5.250 X

  AR = 15.000 X 110,778 juta = 9.750 X

  X = 11.362 unit/tahun Jadi rencana investasi tersebut layak jika yang diproduksi ≥11.362 unit/tahun.

  

  Soal Latihan 2 Seorang ahli diserahi tugas untuk melakukan analisis buat beli 2 buah komponen yang akan digunakan untuk melakukan inovasi pada produk yang menjadi andalan perusahaan. Data teknis dan finansial pembuatan kedua komponen ditunjukkan oleh tabel berikut :

  KOMPONEN A KOMPONEN B

Investasi awal Rp 200.000.000,00 Rp 350.000.000

Biaya tenaga kerja/unit Rp 2.000,00 Rp 2.500,00

Biaya bahan baku/unit Rp 3.000,00 Rp 2.500,00

Biaya overhead/tahun Rp 18.000.000,00 Rp 15.000.000,00

Umur ekonomis (tahun)

  5

  7 Nilai sisa Rp 10.000.000,00 Rp 15.000.000,00 Jika diasumsikan tidak ada biaya lain yang terlibat dalam proses pembelian komponen,

dengan MARR 15%/tahun. Alternatif mana yang

sebaiknya dipilih ?

  Analisa Sensitifitas 

  Analisa ini digunakan untuk mengetahui seberapa sensitif suatu keputusan terhadap perubahan parameter yang mempengaruhinya.

   Analisa sensitifitas dilakukan dengan mengubah nilai suatu parameter pada suatu saat untuk dilihat bagaimana pengaruhnya terhadap aseptabilitas suatu alternatif investasi.

   Parameter yang biasanya berubah dan perubahannya bisa mempengaruhi keputusan adalah biaya investasi, aliran kas, nilai sisa, tingkat bunga, tingkat pajak dsb

   Contoh 5

Sebuah alternatif investasi diperkirakan

membutuhkan dana awal Rp 10.000.000,00

dengan nilai sisa nol diakhir tahun ke 5.

  

Pendapatan tahunan diperkirakan Rp

3.000.000,00. Perusahaan menggunakan

MARR 12%/tahun. Lakukan analisis sensitifitas

dengan mengubah nilai pendapatan tahunan

pada interval ± 25% dan tentukan batas nilai

parameter yang mengakibatkan keputusan berubah NPV = - 10 juta + 3 juta (P/A, 12%,5) = - 10 juta + 3 juta (3,6048) = 0,8144 juta

  Jika pendapatan naik 25 % NPV = - 10 juta + 3,75 juta (3,6048) = 3,518 juta Jika pendapatan turun 25 % NPV = - 10 juta + 2,25 juta (3,6048) = - 1,889 juta Jadi sifat perubahan pendapatan sebesar 25 % adalah sensitif. Alternatif diatas menjadi tidak layak jika pendapatan tahunan turun sampai dibawah 2,774 juta/tahun atau turun 7,53 %

  Analisis sensitifitas Contoh 4 Aliran Kas Netto PT Bulan Purnama (Rp juta) Tahun

  1

  2

  3

  4

  5 Program produksi/ Konstruksi 700 900 900 1000 1000 penjualan A. Aliran Kas Masuk

  • Hasil penjualan 3.500 4.500 4.500 5.000 5.000
  • JUMLAH 3.500 4.500 4.500 5.000 5.000

  B. Arus Kas Keluar

1. Investasi awal 2.000

  2. Biaya operasional 2.825 3.675 3.675 4.175 4.050 dan perawatan JUMLAH 2.000 2.825 3.675 3.675 4.175 4.050

  

C. Selisih Kas (2.000) 675 825 825 825 950

  D. Nilai Sisa Harta Tetap

  150 Catatan : harga jual/unit Rp 5,-. Biaya operasional : tetap tahun

1,2,3,4,dan 5 masing-masing 725, 975, 975, 1175 dan 1050 dan variabel

Rp 3,-/unit

  Berdasarkan analisis sensitifitas

  Proyek tetap layak, jika volume penjualan turun 13,08 %, dengan parameter yang lain tetap.

  

  Jika diinginkan NPV = Rp 1000,- maka volume penjualan harus dinaikkan 3,87%, dengan parameter yang lain tetap.

  

  Jika penjualan naik 3,87%, IRR = 33,14%

  

  Proyek tetap layak, jika harga jual turun 5,23 %, dengan parameter yang lain tetap.

  

  Proyek tetap layak, jika volume penjualan dan harga jual, keduanya turun 3,84 %, dengan parameter yang lain tetap.

  

  Jika diinginkan NPV = Rp 1000,- maka volume

7. Memilih Alternatif Terbaik

  

  Berdasarkan langkah 5 dan 6 dapat ditentukan alternatif terbaik DEPRESIASI 

  Depresiasi : penurunan nilai suatu asset karena waktu dan pemakaian

  

  Penyebab depresiasi :

  1. Kerusakan fisik akibat pemakaian

  2. Perubahan kebutuhan produksi atau jasa

  3. Adanya perkembangan teknologi

  

  Faktor yang mempengaruhi besarnya depresiasi: 1. Biaya investasi 2. Tanggal pemakaian awal 3.

  Estimasi masa pakai 4. Nilai sisa dan 5. Metode depresiasi yang digunakan

  

Walaupun depresiasi bukan merupakan aliran kas

namun besar dan waktunya akan mempengaruhi

pajak yang akan ditanggung oleh perusahaan .

  

Pajak adalah aliran kas, karena pertimbangan nilai

waktu dari uang kalau memungkinkan (

berdasarkan depresiasi maksimum yang

diperbolehkan oleh undang-undang pajak)

depresiasi akan dikenakan lebih besar pada

periode awal dan semakin menurun pada periode-

periode berikutnya agar pajak yang harus dibayarkan kecil pada periode-periode awal. Metode-metode depresiasi 

  1. Metode garis lurus (straight line method)

  

  2. Metode jumlah digit tahun (sum of years digit method)

  

  3. Metode keseimbangan menurun (declining balance method)

  

  4. Metode dana sinking (sinking fund method)

  

  5. Metode unit produksi ( production unit method) Metode garis lurus

  Metode garis lurus didasarkan pada asumsi bahwa berkurangnya nilai suatu asset berlangsung secara linear (proporsional) terhadap waktu atau umur suatu asset.

  D = (P

  • – S)/N

  t

  B = P

  • – t D

  Vt t

  D = besarnya depresiasi pada tahun ke-t

  t

  P = ongkos awal asset S = nilai sisa asset N = umur asset B = nilai buku setelah tahun ke-t

  Vt

   Contoh 6

  Sebuah peralatan seharga Rp 46 juta membutuhkan biaya pengiriman dan uji coba sebesar Rp 4 juta. Masa pakai ekonomis 5 tahun dengan perkiraan nilai sisa Rp 5 juta.

  Akhir tahun Depresiasi Nilai Buku Rp 50 juta

  1 Rp 9 juta Rp 41 juta

  2 Rp 9 juta Rp 32 juta

  3 Rp 9 juta Rp 23 juta

  4 Rp 9 juta Rp 14 juta

  5 Rp 9 juta Rp 5 juta Metode jumlah digit tahun Metode jumlah digit tahun merupakan salah satu metode yang dirancang untuk membebankan

depresiasi yang lebih besar pada awal periode dan

semakin mengecil pada periode berikutnya.

  D = (N

  • – t + 1)/ SOYD × (P – S)

  t B = P

  • – t(N-t/2+0,5)/SOYD × (P – S)

  Vt SOYD = sum of years digit = N(N+1)/2 Besarnya depresiasi dan nilai buku contoh 6 ditunjukkan oleh tabel berikut :

  Akhir tahun Depresiasi Nilai buku

  Rp 50 juta

  1 Rp 15 juta Rp 35 juta

  2 Rp 12 juta Rp 23 juta

  3 Rp 9 juta Rp 14 juta

  4 Rp 6 juta Rp 8 juta

  5 Rp 3 juta Rp 5 juta Metode keseimbangan menurun

Pada metode ini besarnya depresiasi pada tahun

tertentu dihitung dengan mengalikan suatu

persentase tetap dari nilai buku asset tersebut pada

akhir tahun sebelumnya.

  D = d BV t t-1

  B = B

  • – D

  Vt Vt-1 t d = tingkat depresiasi yang ditetapkan (maks 2/N) Dari contoh 6 jika d = 0,4 diperoleh tabel berikut :

  Akhir tahun Depresiasi Nilai buku

  Rp 50 juta

  1 Rp 20 juta Rp 30 juta

  2 Rp 12 juta Rp 18 juta

  3 Rp 7,2 juta Rp 10,8 juta

  4 Rp 4,32 juta Rp 6,48 juta

  5 Rp 2,592 juta (1,48

  juta )

  Rp 3,888 juta (5 juta) Karena nilai buku asset pada akhir umur depresiasinya lebih kecil dari nilai yang ditetapkan maka besarnya Metode sinking fund

Pada metode ini diasumsikan bahwa penurunan

nilai suatu asset semakin cepat dari suatu periode

ke periode berikutnya, sehingga ditinjau dari pajak

yang harus ditanggung oleh perusahaan metode

ini tidak menguntungkan. Peningkatan ini

diakibatkan oleh penggunaan konsep nilai waktu

dari uang sehingga besarnya depresiasi akan

meningkat seirama dengan tingkat bunga yang

berlaku.

  D = ( P − S ) (A/F, i%, N)(F/P, i%, t Dari contoh 6 jika i = 15 %, maka : D = (50jt

  • – 5 juta)(A/F,15%,5)(F/P, 15%, 0)

  1

  = 45 juta (0,1483)(1) = 6,6735 juta, dengan cara yang sama nilai D ditunjukkan oleh tabel berikut : …. D

  2

5 Akhir Depresiasi Nilai buku

  tahun Rp 50 juta -

  1 Rp 6,6735 juta Rp 43,3265 juta

  2 Rp 7,6745 juta Rp 35,6520 juta

  3 Rp 8,8257 juta Rp 26,8263 juta

  4 Rp10,1497 juta Rp 16,6766 juta

  5 Rp11,6720 juta Rp 5,0046 juta ≈ Rp 5 juta Metode unit produksi

  Apabila penyusutan suatu asset lebih ditentukan oleh intensitas pemakaiannya dibandingkan dengan lamanya alat tersebut dimiliki maka depresiasinya bisa didasarkan atas unit produksi dari asset tersebut.

  D = Ut/U × (P − S)

  t

  B = B

  • – D

  Vt Vt-1 t

  Contoh 7 : Sebuah alat dibeli seharga 50 juta dengan perkiraan umur ekonomis 5 tahun dan nilai sisa 5 juta.

  Perkiraan produk yang dibuat selama 5 tahun berturut- turut adalah 9.000 unit, 11.000 unit, 10.000 unit, 9.500 unit, 10.500 unit

  Akhir tahun Depresiasi Nilai buku

  • Rp 50,00 juta

  1 Rp 8,10 juta Rp 41,90 juta

  2 Rp 9,90 juta Rp 32,00 juta

  3 Rp 9,00 juta Rp 23,00 juta

  4 Rp 8,55 juta Rp 14,45 juta

  5 Rp 9,45 juta Rp 5,00 juta

  PENGARUH PAJAK PADA ANALISIS FINANSIAL Beberapa definisi dalam perhitungan pajak

  Pendapatan kotor (gross income=GI) : jumlah semua pendapatan baik yang berasal dari penjualan maupun bunga selama satu periode akuntansi

  

  Pengeluaran (expenses=E) : ongkos-ongkos yang harus ditanggung ketika terjadi transaksi bisnis, termasuk pengeluaran bunga atas pinjaman modal dan pengeluaran-pengeluaran lainnya

  

  Pendapatan terkena pajak (taxable income=TI) : jumlah pendapatan yang akan dikenai pajak pendapatan sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku

  TI = GI

  • – E – D D = depresiasi

  Pendapatan kapital (capital gain=CG) adalah suatu pendapatan yang diperoleh apabila harga jual suatu asset (SP) melebihi harga belinya (PP)

  CG = SP

  • – PP Apabila penjualan berlangsung dalam selang yang kurang dari satu tahun sejak saat pembelian asset maka pendapatan tersebut dinamakan pendapatan kapital jangka pendek (short term gain=STG), dan jika selang waktu lebih dari satu tahun dinamakan pendapatan kapital jangka panjang ( long term gain=LTG)
Pemilihan model depresiasi yang tepat bisa mempengaruhi besarnya nilai present worth pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan. Pengaruh ini diakibatkan karena besarnya pendapatan terkena pajak dipengaruhi oleh besarnya depresiasi.

  TI = BTCF