Hubungan efektivitas dan efisiensi pengelolaan modal kerja dengan rentabilitas perusahaan : kasus pada CV. Jogja Harpen - USD Repository
HUBUNGAN EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI
PENGELOLAAN MODAL KERJA
DENGAN RENTABILITAS PERUSAHAAN
Kasus Pada CV. JOGJA HARPEN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
Fransiska Indah Fitri Kurniawati
NIM :011334119
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MOTTO dan PERSEMBAHAN
“ M int alah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat :
ket uklah, maka pint u akan dibukakan bagimu. Karena set iap orang yang
memint a, menerima dan set iap orang yang mencari, mendapat dan set iap
orang yang menget uk, baginya pint u dibukakan. M arilah pada ku, smua yang
let ih lesu dan berbeban berat , Aku akan memberi kelegaan kepadamu”(M at
7 :7 - 8 , 1 1 :2 8 ).“ Hidup adalah suat u perjuangan, beranilah mencobanya. Jangan
memperkenankan diri sendiri dikecewakan oleh kegagalan sepanjang anda t elah
melakukan yang t erbaik”(Bunda Teresa).“ Kegagalan masa lalu merupakan pedoman bagi kesuksesan di masa
dat ang”(Anonim).“ Kepuasan t erlet ak pada usaha bukan pada hasil. Usaha dengan keras adalah
kemenangan yang hakikki”(M ahat ma Gandhi).PERSEM BAHAN;
- Yesus Krist us penolong sejat iku
- Ayahanda(alm) dan Ibunda t ercint a
- Kakak-kakakku : mbak Lusi dan mas Alex t ersayang
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan di dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.Yogyakarta, 5 Desember 2006 Penulis Fransiska Indah Fitri Kurniawati
ABSTRAK
HUBUNGAN EFEKTIVITAS DAN EFISIESI
PENGELOLAAN MODAL KERJA
DENGAN RENTABILITAS PERUSAHAAN
Studi kasus pada CV. Jogja Harpen
Fransiska Indah Fitri Kurniawati
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2006
Pene litian ini bertujuan untuk mengetahui apakah : (1) pengelolaan modal kerja
sudah efektif; (2) pengelolaan modal kerja sudah efisien; (3) ada hubungan antara
efektivitas pengelolaan modal kerja dengan rentabilitas perusahaan; (4) ada
hubungan antara efisiensi pengelolaan modal kerja dengan rentabilitas perusahaan.Penelitian ini dilakukan di CV. Jogja Harpen yang beralamatkan di Babadan, Purwomartani, Kalasan, Sleman pada bulan April 2006. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi,
dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab permasalahan
pertama adalah analisis sumber dan penggunaan modal kerja, untuk menjawab
permasalahan kedua adalah analisis perputaran modal kerja dan analisis trend, untuk
menjawab permasalahan yang ketiga dan keempat adalah analisis Product Moment
dengan taraf signifikansi 5%.Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) pengelolaan modal kerja perusahaan
periode tahun 2001 sampai tahun 2005 sudah efektif; (2) pengelolaan modal kerja
perusahaan periode tahun 2001 sampai tahun 2005 sudah efisien; (3) ada hubungan
antara efektivitas pengelolaan modal kerja dengan rentabilitas perusahaan (t hitung =
2,39 > t tabel = 2,35); (4) ada hubungan antara efisiensi pengelolaan modal kerja
dengan rentabilitas perusahaan (t hitung = 9,00 > t tabel = 2,35).
ABSTRACT
THE CORRELATION BETWEEN EFECTIVENESS AND EFFICIENCY
OF THE CAPITAL MANAGEMENT AND COMPANY’S RENTABILITY
A Case Study at “CV. Jogja Harpen”
Fransiska Indah Fitri Kurniawati
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2006
The purpose of this research were to know whether or not : (1) the capital management was already effective; (2) the capital management was already efficient; (3) there was any correlation between affectiveness of the capitalmanagement and company’s rentability; (4) there was any correlation between
efficiency of the capital management and company’s rentability.This research was conducted at “CV. Jogja Harpen”, Babadan, Purwomartani,
Kalasan, Sleman in April 2006. The methods used to collect data wereinterviews, documentation and observation. The data processing used to answer
the first problem was resource analysis and work capital using, the secondproblem was capital rotation and trend analysis, the third and fourth problems
was correlation analysis Product Moment with significant level 5%.Based on the research the results were as follows : (1) the capital management in
2001 – 2005 was effective; (2) the capital management in 2001 – 2005 was efficient; (3) there was a correlation between affectiveness of the capitalmanagement and company’s rentability (t count = 2.39 > t table = 2.35); (4) there
was a correlation between efficiency of the capital management and company’s
rentability (t = 9,00 > t = 2,35). count tableKATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“HUBUNGAN EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENGELOLAAN MODAL
KERJA DENGAN RENTABILITAS PERUSAHAAN”.Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi Pendidikan Akuntansi,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.Penulis menyadari, banyak pihak yang telah memberikan perhatian,
bantuan, ide, dan dorongan selama penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena
itu, perkenankanlah dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Drs. Sutarjo Adi Susilo J.R., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak S. Widanarto P., S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak L Saptono, S. Pd., M. Si., selaku dosen pembimbing I yang telah
banyak memberikan saran, bimbingan, dan pengarahan selama penulisan skripsi.
5. Bapak Drs. Bambang Purnomo., S.E., M. Si., selaku dosen pembimbing II
yang telah banyak memberikan saran, binbingan, dan pengarahan selama penulisan skripsi.
6. Bapak S. Widanarto P., S.Pd., M.Si., selaku dosen tamu dan penguji,
terimakasih atas partisipasinya dalam penulisan skripsi.
7. Para karyawan CV. Jogja Harpen yang telah membantu penulis dalam
mengumpulkan data-data guna penyusunan skripsi ini.
8. Ibunda Christina Suparmi “terima kasih atas doa, cinta, support, perhatian
serta perjuangan yang tak kenal lelah sehingga ananda berhasil menyelesaikan studi. Ananda akan berusaha untuk mewujudkan harapan ibunda”.
9. Bapak Matheus Pariman (Alm) “terima kasih untuk semua yang telah
diberikan untuk ananda, terima kasih bapak selalu sabar menghadapi aku maaf aku baru lulus dan belum bisa buat bapak bahagia dan bangga sama aku”.
10. Kakak-kakakku (mbak Lusi dan mas Alex) terima kasih untuk
persaudaraan dan cintanya serta dorongan dan bantuannya yang telah diberikan selama ini.
11. Cindi “cemplux’s” terima kasih telah membuat rumahku ceria. Semoga
menjadi anak yang cerdas dan nurut. Mbak sayang cindi.
12. My lovely Wawan “kita masing-masing adalah pribadi yang berbeda tapi
13. Untuk teman-teman PAK C’01 (Koco, Sunu, si Jo, Thomas, Ria, Fita, Wiwid,
Totok, dan lain- lain) juga untuk mbak Nana, Lina, dan Lia terima kasih untuk persahabatannya.
14. Semua teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang pernah
masuk dalam duniaku, terimakasih karena telah membantuku berproses hingga aku menjadi aku yang sekarang ini.Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, maka
saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan guna perbaikan di masa
mendatang. Di tengah keterbatasan dalam penulisan skripsi ini, penulis berharap
kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.Yogyakarta, 5 Desember 2006 Penulis Fransiska Indah Fitri Kurniawati
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………… iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………………… iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………… v
ABSTRAK ……………………………………………………………… vi
ABSTRACT ……………………………………………………………… vii
KATA PENGANTAR ……………………………………………… viii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… ix
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………
1 A. Latar Belakang Masalah ………………………………
1 B. Batasan Masalah ………………………………………
5 C. Rumusan Masalah ………………………………………
5 D. Tujuan Penelitian ………………………………………
6 E. Manfaat Penelitian ………………………………………
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………
7 A. Modal Kerja ………………………………………………
7 B. Analisis Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
21 C. Efektivitas Pengelolaan Modal Kerja ………………
22
F. Analisa Trend ………………………………………
44 D. Keuangan ………………………………………………
68
2. Efisiensi Penggunaan Modal Kerja ………………
51
1. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja………
51
47 B. Analisis Data ………………………………………
47 A. Deskripsi Data ………………………………………
45 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ………………
45 E. Produksi dan Pemasaran ………………………………
26 G. Rentabilitas ………………………………………………
27 H. Kerangka Berpikir ………………………………………
41 B. Organisasi Perusahaan ………………………………
41 A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ………………
33 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ………………
32 E. Teknik Analisis Data ………………………………
31 D. Teknik Pengumpulan Data ………………………………
31 C. Subjek dan Objek Penelitian ………………………
31 B. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………
31 A. Jenis Penelitian ………………………………………
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………………
28 I. Hipotesis ………………………………………………
42 C. Persona lia Perusahaan ………………………………
4. Hubungan Antara Efisiendi Pengelolaan Modal Kerja dengan Rentabilitas ……………………………… 102
C. Pembahasan ……………………………………………… 106
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ……… 128 A. Kesimpulan ……………………………………………… 128 B. Keterbatasan Penelitian ……………………………… 129 C. Saran ……………………………………………… 130 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 131 LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Segala bentuk kegiatan akan ada artinya jika mempunyai arah, tujuan
atau sasaran. Dalam fungsi-fungsi operasional perusahaan, masing-masing bagian mempunyai tujuan yang spesifik. Namun secara umum, tujuan tersebut harus mengacu kepada sasaran perusahaan. Tujuan umum perusahaan tersebut antara lain adalah optimalisasi produksi, optimalisasi penjualan dan maksimalisasi keuntungan. Selain mengupayakan tujuan-tujuan tersebut, perusahaan juga menginginkan adanya kontinuitas dan perkembangan yang baik dalam usahanya.
Dalam rangka merealisasi semua tujuannya itu, usaha perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor extern maupun intern. Faktor
extern misalnya dengan persaingan yang semakin tajam di tengah-tengah era
perkembangan perekonomian dan dunia usaha yang semakin modern dewasa ini. Mengenai faktor intern, salah satu faktor yang paling berpengaruh adalah masalah yang berkaitan dengan pembelanjaan. Hal ini karena pembelanjaan merupakan salah satu fungsi perusa haan yang memegang peranan penting di samping fungsi-fungsi lainnya seperti fungsi produksi, pemasaran, maupun personalia.
Fungsi pembelanjaan tidak dapat dipisahkan dengan fungsi-fungsi lainnya sebab jika terjadi kegagalan dalam memperoleh laba atau modal misalnya, hal ini akan menghambat pembelian bahan mentah yang selanjutnya dapat menghambat proses produksi, sampai pada pemasaran dari produksinya. dalam proses penarikan tenaga kerja terampil dan kegiatan sales promotion. Kurangnya dana juga dapat berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan. Jadi secara singkat masalah pembelanjaan erat kaitannya dengan masalah- masalah pembelian, produksi, penjualan, personalia dan masalah-masalah lain yang berhubungan dengan fungsi perusahaan.
Setiap jenis usaha membutuhka n modal untuk membiayai operasinya agar kontinuitas perusahaan dapat dijaga. Ada bagian modal yang harus tersedia untuk digunakan sebagai penggerak usaha yaitu untuk membelanjai operasinya sehari-hari. Bagian modal ini disebut modal kerja. Penggunaan modal kerja antara lain dapat berbentuk memberi uang muka pembelian bahan mentah, membayar upah buruh, gaji pegawai dan lain sebagainya. Dana yang dikeluarkan tersebut diharapkan akan dapat segera kembali menjadi uang uang tunai lagi dalam jangka relatif pendek melalui penjualan hasil produksi dan selanjutnya akan dipergunakan untuk membiayai kegiatan operasinya kembali. Jadi modal kerja merupakan dana yang tertanam dalam aktiva lancar.
Adalah tugas manajemen untuk menentukan modal kerja yang cukup sesuai dengan kebutuhan, sehingga perusahaan dapat bekerja secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan atau krisis keuangan. Modal kerja yang cukup adalah modal kerja yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil dari yang dibutuhkan. Modal kerja yang terlalu be sar terutama dalam bentuk kas dan surat-surat berharga, misalnya adanya dana yang menganggur, pendapatan yang rendah, investasi pada proyek yang tidak perlu, atau fasilitas pabrik dan perlengkapannya yang tidak perlu. Kondisi tersebut menunjukkan dana tida k digunakan secara produktif yang berdampak pada operasi perusahaan yang tidak efisien. Sedangkan jumlah modal kerja yang terlalu kecil akan menimbulkan kesulitan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansialnya dan kegiatan operasional perusahaan bisa terhambat. Keadaan seperti itupun kurang efisien dan kurang menguntungkan perusahaan. Untuk itu dibutuhkan adanya pengaturan kebutuhan modal kerja yang ideal, sehingga efisiensi penggunaan modal kerja dapat direalisasi.
Pada perusahaan yang sedang mengalami perkembangan, tentunya membutuhkan modal kerja yang semakin besar untuk membiayai operasinya yang semakin meningkat. Sejalan dengan meningkatnya jumlah kebutuhan modal kerja faktor lain yang perlu diperhatikan adalah kemampuan perusahaan menggunakan dana. Kemampuan perusahaan menggunakan dana tercermin dari perputaran modal kerjanya, yaitu perputaran kas, piutang, dan persediaan. Tinggi atau rendahnya perputaran modal kerja selanjutnya akan berdampak pada hasil penjualan.
Untuk mengantisipasi munculnya permasalahan dalam perusahaan tersebut, maka manajemen perlu mengelola modal kerjanya dengan baik.
Salah satu bentuk penilaian terhadap pengelolaan modal kerja adalah dengan melakukan penilaian terhadap hasil-hasil pengelolaan modal kerja.
PT JOGJA HARPEN merupakan perusahaan yang sedang berkembang, hal ini dapat dilihat dari jumlah produksinya yang semakin meningkat per tahun. Sebagai perusahaan yang sedang berkembang maka perlu memperhatikan kemampuan perusahaan dalam mengelola modal kerja yang ada dalam perusahaan. Hal ini perlu diperhatikan karena akan mempengaruhi kegiatan produksi perusahaan yang berdampak pada perolehan laba perusahaan. Laba yang besar belum menjamin keberhasilan perusahaan dalam mengelola modal kerja, tetapi ditunjukkan dalam kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Cara perusahaan menghasilkan laba dapat menunjukkan tingkat efektivitas pengelolaan modal kerja yaitu kemampuan perusahaan dalam mengelola modal kerja sehingga tidak terjadi kekurangan modal kerja yang mengganggu kegiatan perusahaan. Selain itu dalam mengelola modal kerja harus efisien yaitu modal kerja yang tersedia digunakan secara penuh tidak ada yang menganggur dan tidak terjadi pemborosan. Suatu perusahaan dapat dikatakan efisien dan efektif apabila rentabilitas perusahaan tiap tahun mengalami peningkatan. Tingkat efisiensi yang tinggi dapat dicapai apabila organisasi memusatkan aktivitas pada bidang yang memiliki keunggulan (Ambar Kusuma Astuti,2001: 78). Apabila rentabilitas perusahaan setiap tahun mengalami fluktuasi maka akan timbul masalah yaitu apakah efisiensi dan keefektifan pengelolaan modal kerja dalam perusahaan semakin efisien dan efektif atau semakin tidak efisien dan tidak efektif, serta bagaimana hal ini dapat tejadi. Rentabilitas PT JOGJA HARPEN setiap tahun selalu berfluktuasi sehingga menimbulkan masalah apakah PT JOGJA HARPEN semakin efisien dan efektif atau tidak. Masalah ini penting untuk dipecahkan oleh perusahaan agar efisiensi dan keefektifan pengelolaan
modal kerja pada waktu yang akan datang dapat lebih ditingkatkan sehingga perusahaan dapat bekerja lebih baik dan pengelolaan modal kerja perusahaan dapat semakin efisien.Berdasarkan uraian tersebut di atas, penelitian ini mengambil judul "Analisis Hubungan Efektivitas dan Efisiensi Pengelolaan Modal Kerja
dengan Rentabilitas Perusahaan” dan merupakan studi kasus pada PT JOGJA HARPEN.
B. Batasan Masalah
Mengingat betapa banyak pengertian mengenai modal kerja penulis membatasi permasalahan pada pengelolaan modal kerja bersih. Yang dimaksud dengan modal kerja bersih adalah kelebihan aktiva lancar di atas hutang lancar.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, dalam penelitian ini maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah pengelolaan modal kerja pada PT JOGJA HARPEN dari tahun 2001 sampai 2005 sudah efektif?
2. Apakah pengelolaan modal kerja pada PT JOGJA HARPEN dari tahun 2001 sampai 2005 semakin efisien?
3. Apakah ada hubungan positif antara efektivitas pengelolaan modal kerja dengan rentabilitas ekonomi perusahaan?
4. Apakah ada hubungan positif antara efisiensi pengelolaan modal kerja dengan rentabilitas ekonomi perusahaan?
D. Tujuan Penelitian
Berdasar rumusan masalah tersebut di atas, tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui ketepatan pengelolaan modal kerja pada PT JOGJA HARPEN dari tahun 2001 sampai 2005.
2. Untuk mengetahui efisiensi pengelolaan modal kerja pada PT JOGJA HARPEN.
3. Untuk mengetahui adanya hubungan positif antara keefektifan pengelolaan modal kerja dengan rentabilitas ekomomi perusahaan.
4. Untuk mengetahui adanya hubungan positif antara efisiensi pengelolaan modal kerja dengan rentabilitas ekonomi perusahaan.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan Diharapkan dapat memberikan informasi untuk mengevaluasi efisiensi penggunaan modal kerja perusahaan.
2. Bagi Universitas Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bacaan ilmiah.
3. Bagi Penulis Penulis dapat menerapkan apa yang telah diperoleh selama kuliah.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modal Kerja
1. Pengertian Modal Kerja
Masalah modal kerja erat hubungannya dengan operasi perusahaan sehari- hari. Adanya modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk beroperasi seekonomis mungkin dan terhindar dari kesulitan keuangan. Mengenai pengertian modal kerja, berikut ini terdapat beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu: a. Weston dan Brigham (1993: 410)
Modal kerja adalah investasi perusahaaan pada aktiva jangka pendek (kas dan sekuritas) yang mudah dipasarkan (persediaan dan piutang usaha).
b. Alex Nitisemito (1993: 7) Modal kerja adalah aktiva -aktiva jangka pendek yang digunakan untuk kepentingan sehari-hari pada suatu perusahaan.
c. Bambang Riyanto 1) Konsep Kuantitatif
Yaitu konsep yang mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur -unsur aktiva lancar dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva di mana dana yang tertanam didalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek. Dalam konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah keseluruhan dari aktiva lancar atau disebut modal kerja bruto (gross working capital). 2) Konsep Kualitatif
Bila konsep kuantitatif modal kerja hanya dikaitkan dengan besarnya jumlah aktiva lancar saja, maka pada konsep kualitatif ini pengertian modal kerja juga dikaitkan dengan besarnya jumlah hutang lancar atau hutang yang segera harus dibayar. Dengan demikian maka sebagian dari aktiva lancar ini harus disediakan untuk memenuhi kewajiban finansial yang segera harus dilakukan, dimana bagian aktiva lancar ini tidak boleh digunakan untuk membiayai operasi perusahaan untuk menjaga likuiditasnya. Oleh karenanya maka modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar -benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, yaitu merupakan kelebihan aktiva lancar di atas hutang lancarnya. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja netto (net working capital). 3) Konsep Fungsional
Konsep ini mendasarkan pada fungsi dana dalam menghasilkan pendapatan (income). Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan adalah dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Namun demikian tidak semua pendapatan atau dana laba tersebut diterima pada suatu periode akuntansi, tetapi mungkin baru akan menghasilkan pendapatan pada periode -periode mendatang. Dalam hubungan ini dapat dikemukakan penggolongan modal kerja menurut fungsi bekerjanya, yaitu:
a) Modal Kerja (working capital), yaitu dana yang digunakan untuk menghasilkan current income sesuai dengan tujuan utama perusahaan. Misalnya: kas, inventory, depresiasi.
b) Modal kerja potensiil (potential working capital), yaitu dana yang digunakan untuk menghasilkan current income tetapi tidak sesuai dengan maksud utama perusahaan tersebut. Modal ini dapat mudah diuangkan, yang selanjutnya dapat diinvestasikan kembali. Misalnya: dana yang ditanamkan dalam surat-surat berharga atau efek dan keuntungan lainnya.
c) Bukan modal kerja (non working capital), yaitu dana yang tidak menghasilkan current income, atau kalau menghasilkan current
income adalah tidak sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan. Misalnya: tanah, bangunan, mesin.
2. Fungsi Modal Kerja
Dari beberapa definisi modal kerja di atas, maka dapat diketahui arti moda kerja pada dasarnya merupakan kekayaan atau aktiva yang diperlukan untuk membiayai operasi perus ahaan sehari-hari agar perusahaan dapat terus berjalan secara kontinu. Aktiva yang telah dikeluarkan tersebut diharapkan dapat masuk kembali ke perusahaan dalam jangka pendek melalui hasil penjualan barang produksinya, yang selanjutnya akan dikeluarkan lagi untuk membiayai perusahaan berikutnya. Demikian kekayaaan tersebut akan berputar terus setiap periodenya sepanjang hidup perusahaan.
Tersedianya modal kerja yang terlalu besar menunjukkan adanya dana yang tidak produktif, dan hal ini akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena adanya kesempatan untuk memperoleh keuntungan telah disia -siakan. Sedang tersedianya modal kerja yang terlalu kecil dapat menimbulkan kemacetan pada perusahaan karena kurangnya dana untuk pembelian bahan baku, pembayaran tenaga kerja, dan lain-lain. Oleh karena itu, modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup, agar memungkinkan perusahaan beroperasi secara ekonomi atau efisien dan tidak mengalami kesulitan keuangan. Misalnya dapat menutup kerugian- kerugian dan dapat mengatasi keadaan kritis atau darurat tanpa membahayakan keadaan keuangan perusahaan.
Modal kerja yang tersedia dalam jumlah yang cukup juga memberikan manfaat lain sebagai berikut (Munawir, 1998: 116): a. Melindungi perusahaan dari akibat buruk atau krisis modal kerja karena turunnya nilai aktiva lancar.
b. Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya.
c. Memungkinkan dimilikinya kredit standing perusahaan semakin besar dan memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya- bahaya atau kesulitan keuangan yang mungkin terjadi.
d. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk dapat melayani para konsumennya.
e. Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan kepada para pe langgannya.
f. Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang ataupun jasa yang dibutuhkan.
3. Jenis-jenis Modal Kerja
W.B. Taylor menggolongkan modal kerja sebagai berikut (Bambang Riyanto, 2001: 61):
a. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital) Yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus menerus diperlukan untuk kelancara usaha. Permanent
working capital ini dapat dibedakan dalam :
1) Modal kerja primer (Primary working capital) Yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahaanya.
2) Modal kerja normal (Normal Working Capital) Yaitu modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal atau dalam artian dinamis. Misal suatu perusahaan selama empat atau lima bulan rata-rata perbulannya mempunyai produksi 1000 unit maka dapat dikatakan luas produksi normalnya adalah 1000 unit. Kemudian bila ternyata selama empat atau lima bulan berikutnya luas produksi rata -rata perbulannya 2000 unit, maka luas produksi normalnya pun berubah menjadi 2000 unit.
b. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital) Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja ini dibedakan: 1) Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital)
Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena fluktasi musim. 2) Modal Kerja Siklis ( Cyclical Working Capital)
Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena fluktuasi konjungur.
3) Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital) Yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya (misalnya adanya pemogokan buruh, banjir, perubahan keadaan ekonomi yang mendadak).
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Modal Kerja
Modal kerja yang cukup memang sangat penting suatu perusahaan, tetapi untuk menentukan berapa modal kerja yang dianggap cukup bagi suatu perusahaan bukankah merupakan hal yang mudah, karena modal kerja yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan tergantung atau dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut (Munawir, 1983: 117):
a. Sifat/ type perusahaan Modal kerja yang dibutuhkan jenis perusahaan jasa akan relati lebih rendah dari jenis perusahaan industri. Hal ini karena perusahaan jasa biasanya tidak memerlukan investasi yang besar dalam kas, piutang, maupun persediaan. Sedang pada perusahaan industri harus mengadakan investasi yang cukup besar dalam aktiva lancar agar perusahaannya tidak mengalami kesulitan di dalam operasinya sehari- hari. Sedang di antara perusahaan industri, maka perusahaan yang memprodusir barang akan membutuhkan modal kerja yang lebih besar dari perusahaan perdagangan/ eceran, karena harus mengadakan investasi yang relatif besar dalam bahan baku, barang dalam proses, dan persediaan barang jadi.
b. Waktu yang dibutuhkan untuk memprodusir atau memperoleh barang yang akan dijual serta harta per -satuan dari barang tersebut.
Makin panjang waktu yang dibutuhkan untuk memprodusir atau untuk memperoleh barang tersebut, maka makin besar juga modal kerja yang dibutuhkan.
c. Syarat pembelian bahan atau barang dagangan Jika syarat kredit yang diterima pada waktu pembelian menguntungkan, makin sedikit uang yang harus diinvestasikan dalam persediaan bahan ataupun barang dagangan dan sebaliknya.
d. Syarat penjualan Semakin lunak kredit yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada para pembeli akan mengakibatkan semakin besarnya jumlah modal kerja yang harus diinvestasikan dalam piutang. Untuk memperkecil resiko adanya piutang yang tak tertagih, sebaiknya diberikan potongan tunai pada para pembeli, karena dengan demikian pembeli akan tertarik untuk segera membayar hutangnya apa periode diskonto tersebut.
e. Tingkat perputaran persediaan Yaitu menunjukkan berapa kali persediaan tersebut akan diganti dalam arti dibeli atau dijual kembali. Makin tinggi tingkat perputaran persediaan, maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan (terutama yang harus diinvestasikan dalam persediaan) makin rendah.
Jadi pada pokoknya besar kecilnya modal kerja tergantung pada dua faktor yaitu (Bambang Riyanto,2001:64): a. Periode perputaran/ periode berikutnya modal kerja. Yaitu meliputi jangka waktu pemberian kredit beli, lama penyimpanan bahan, lama proses produksi, lama penyimpanan barang jadi di gudang, dan jangka waktu penerimaan piutang.
b. Pengeluaran kas rata -rata setiap harinya. Merupakan jumlah pengeluaran kas setiap harinya untuk keperluan pembelian bahan mentah, bahan pembantu, pembayaran upah buruh, dan biaya-biaya lainnya.
Meskipun jumlah pengeluaran setiap harinya tetap, tetapi periode perputarannya makin lama, sehingga jumlah modal kerja yang dibutuhkan akan makin besar. Demikian juga meskipun periode perputarannya tetap, tetapi jumlah pengeluarannya tetap, tetapi jumlah pengeluaran kas tiap harinya makin besar, maka kebutuhan modal kerjanya pun makin besar.
5. Penentuan Besarnya Kebutuhan Modal Kerja
Apabila perusahaan hanya menjalankan usaha satu kali saja maka kebutuhan modal kerjanya cukup sebesar modal kerja yang dikeluarkan selama satu periode perputaran saja, tetapi tidak demikian pada umumnya perusahaan didirikan. Perusahaan didirikan biasanya untuk seterusnya di mana setiap hari terdapat aktivitas usaha, sehingga jumlah modal kerja yang dibutuhkan minimal sebesar modal pengeluaran setiap harinya dikalikan dengan periode perputarannya.
Perhitungan kebutuhan modal kerja tersebut dirumuskan sebagai berikut (Bambang Riyanto, 2001:65): Kebutuhan = Pengeluaran x Periode terikatnya modal kerja modal kerja kas/hari
Sedangkan menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002:40) perhitungan kebutuhan modal kerja dapat dirumuskan sebagai berikut: Kebutuhan = Periode Perputaran x Rata-rata Pengeluaran Modal Kerja Modal Kerja Kas per Periode 6.
Unsur-Unsur Modal Kerja
Modal kerja merupakan salah satu unsur yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Karena tanpa modal kerja perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan untuk kegiatan sehari-harinya dan kewajiban lainnya. Adapun yang termasuk unsur modal kerja adalah aktiva lancar (current assets) dan hutang lancar (current liabilities). Maka yang perlu diketahui adalah komponen-komponen yang ada pada current assets dan
current liabilities itu sendiri. Current assets itu meliputi (Nur Fatah, 1992 : 1):
a. Persediaan (Inventories Stocks) Persediaan ini meliputi:
- Bahan baku (row material)
- Barang dalam proses (work in process)
- Barang jadi (finished goods)
b. Piutang dagang (Debitors or Account Receivable) Merupakan piutang jangka pendek perusahaan, biasanya berasal dari penjualan kredit.
Merupakan biaya yang telah dibayar sebelum barang atau pelayanan diterima.
d. Investasi Jangka Pendek (Short-Term Investment) Merupakan surplus kas yang ditanamkan pada waktu jangka pendek yang lain.
e. Kas (Cost and Bank Balances) Rekening ini meliputi uang tunai yang ada pada bank-bank dalam bentuk deposito ataupun current account.
Sedangkan yang merupakan kewajiban angka pendek yang harus dipenuhi perusahaan dalam jangka waktu kira-kira dari satu tahun, meliputi: a. Hutang Dagang (Trade Creditors)
Merupakan sumber pembelanjaan jangka pendek, biasanya tidak lebih dari dua bulan.
b. Biaya Yang Harus Dibayar (Accrued Expenses) Merupakan hutang terhadap pelayanan atau servis yang diperoleh, misalnya hutang sewa, gaji, bunga dan sebagainya.
c. Pinjaman Bank (Bank Loans) Merupakan pinjaman pada Bank yang berjangka waktu pendek, misalnya tiga atau enam bulan dan sebagainya.
d. Hutang divident (Proposed Divident) Divident akhir biasanya belum dibagi sampai rapat umum tahunan (Annual General Meeting).
e. Hutang Jangka Pendek (Short-Term Loans)
Merupakan hutang yang diperoleh dari pihak luar dalam jangka pendek.
f. Hutang Pajak (Tax Payment Due) Merupakan tanggungan pajak yang harus dibayar dalam jangka waktu satu tahun.
Pada umumnya komponen modal kerja suatu perusahaan dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut (Suwartoyo, 1998:30): a. Sifat dari perusahaan itu sendiri.
b. Faktor-faktor ekonomi seperti kegiatan industri nasional secara keseluruhan.
c. Pengaruh pemerintah terhadap pengendalian kredit.
d. Tingkat bunga bank dan jumlah uang yang beredar.
e. Tersedianya bahan mentah.
f. Kebijaksanaan yang ada dalam perusahaan itu sendiri.
7. Perputaran Modal Kerja
Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan terus hidup dan dalam keadaan usaha. Periode perputaran modal kerja dimulai pada saat dana diinvestasikan ke kas, piutang dan persediaan yang tercermin dalam komponen-komponen modal kerja sebagai aktiva lancar, sampai dimana dana tersebut kembali dalam bentuk uang tunai.
Periode perputaran modal kerja tergantung dari perputaran masing- masing komponen atau unsur-unsur modal kerja tersebut. Makin pendek periode perputarannya, atau makin cepat perputarannya, maka makin tinggi tingkat perputarannya (turn over rate nya).
Periode perputaran barang dagangan adalah lebih pendek dibanding dengan perputaran barang yang mengalami proses produksi. Perputaran barang dagangan dapat digambarkan se bagai berikut (Bambang Riyanto, 2001: 62):
a. Penjualan dengan kredit: Kas1 Barang Piutang Kas2
→ → → ↑ ↑ ↑
Pembelian Penjualan Penerimaan uang
b. Penjualan dengan tunai: Kas1 Barang Kas2
→ → ↑ ↑
Pembelian Penjualan/Penerimaan uang Sedang skema perputaran barang yang mengalami proses produksi adalah sebagai berikut:
Upah Buruh Kas 1 Barang Jadi Piutang Kas 2
→ →
Material Penjualan Penerimaan Uang Proses Produksi
8. Sumber Dana Untuk Modal Kerja
Pada umumnya sumber modal kerja suatu perusahaan berasal dari (Munawir, 1998 : 121):
a. Hasil Operasi Perusahaan Adalah jumlah net income yang nampak dalam laporan perhitungan rugi laba ditambah dengan depresiasi dan amortisasi. operasi perusahaan yaitu dengan menganalisa laporan perhitungan rugi laba perusahaan tersebut. Dengan adanya keuntungan atau laba dari usaha perusahaan, dan apabila laba tersebut tidak diambil oleh pemilik perusahaan, maka akan menambah modal perusahaan yang bersangkutan
Biaya -biaya operasi perusahaan pada dasarnya terdiri dari biaya tunai, yang memerlukan pengeluaran uang atau menimbulkan hutang yang juga akan menyebabkan penggunaan modal kerja, seperti upah, gaji, premi asuransi. Di samping itu ada juga biaya yang tidak memerlukan pengeluaran uang atau tidak menimbulkan hutang yang pada akhirnya akan menggunakan modal kerja, seperti depresiasi, amortisasi, dan diskonto obligasi maupun aktiva intangibel lainnya. Meskipun biaya-biaya yang ternasuk kelompok kedua ini dalam menentukan net income, tetapi biaya -biaya tersebut harus dikeluarkan dalam menghitung jumlah modal kerja yang berasal dari operasi perusahaan. Proses pembebanan depresiasi dan amortisasi terhadap penghasilan perusahaan merupakan perubahan dari aktiva tetap dan aktiva intangible menjadi modal kerja.
b. Keuntungan dari penjualan sura t-surat berharga (investasi jangka pendek) Penjualan surat berharga yang dimiliki perusahaan akan memberikan keuntungan, yang akan menyebabkan terjadinya perubahan dalam unsur modal kerja dari bentuk surat berharga menjadi uang kas.
Keuangan yang diperole h dari penjualan surat-surat berharga ini merupakan suatu sumber bertambahnya modal kerja. Sebaliknya bila terjadi kerugian dalam penjualan tersebut maka modal kerja menjadi berkurang. Sedang bila surat-surat berharga tersebut dijual dengan harga jual yang sama dengan harga perolehannya (tidak laba atau tidak rugi), maka besarnya modal kerja tidak akan berubah.
c. Penjualan aktiva tidak lancar Sumber lain penambahan modal kerja adalah hasil penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar lainnya yang tidak diperlukan lagi oleh perusahaan. Bila hasil penjualan tersebut tidak segera digunakan untuk mengganti aktiva yang bersangkutan, maka akan terjadi adanya modal kerja yang berlebihan.
d. Penjualan saham atau obligasi Yaitu dengan melakukan emisi saham baru atau meminta kepada para pemilik perusahaan untuk menambah modalnya, atau dengan mengeluarkan obligasi atau bentuk hutang jangka panjang lainnya untuk memenuhi kebutuhan modal kerjanya. Tapi penjualan obligasi yang terlalu besar dari kebutuhan modal kerja dalam keadaan yang berlebihan.
Di samping sumber-sumber tersebut di atas, sumber lain yang dapat diperoleh perusahaan untuk menambah aktiva lancarnya (walau tidak mengakibatkan modal kerja bertambah) misalnya dari pinjaman/kredit dari bank dan pinjaman-pinjaman jangka pendek lainnya serta hutang dagang yang diperoleh dari para supplier. Di sini bertambahnya aktiva lancar dibarengi dengan bertambahnya hutang lancar sehingga modal kerja (dalam arti net working capital) tidak berubah.
Dari uraian tentang sumber-sumber modal kerja tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa modal kerja akan bertambah apabila (Munawir,1998:123):
a. Adanya kenaikan sektor modal baik dari laba ataupun pengeluaran modal saham atau tambahan investasi dari pemilik perusahaan.
b. Ada pengurangan atau penurunan aktiva tetap yang diimbangi dengan bertambahnya aktiva lancar karena adanya penjualan aktiva tetap maupun melalui proses depresiasi.
c. Ada penambahan hutang jangka panjang baik dalam bentuk obligasi, hipotek atau hutang jangka panjang lainnya yang diimbangi dengan bertambahnya aktiva lancar.
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa modal kerja akan bertambah yang diimbangi dengan perubahan dalam pos tidak lancar (non
current account ).