Pengaruh modal kerja dan total asset turnover terhadap profitabilitas : (studi kasus pada PT.Metrodata Eletronic, Tbk)
(2)
(3)
(4)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Apri Daryanti
NIM : 21108112
Jurusan : Akuntansi Fakultas : Ekonomi
Tempat, tanggal lahir : Bandung, 19 April 1991 Jenis Kelamin : Perempuan
Warga Negara : Indonesia
Agama : Islam
Alamat Rumah : Jl. Psm Lemah Hegar No.10a RT/RW 09/04 Bandung 40285 Kel. Sukapura Kec. Kiaracondong
Riwayat Pendidikan
1. SDN Kiaracondong 3 Bandung, tamat berijazah tahun 2002 2. SMP Negeri 48 Bandung, tamat berijazah tahun 2005 3. SMA Taman Siswa Bandung, tamat berijazah tahun 2008
4. Tahun 2013 saat ini tercatat sebagai mahasiswa jenjang S1 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
(5)
THE INFLUENCE OF WORKING CAPITAL AND TOTAL ASSET TURNOVER TO PROFITABILITY
(CASE STUDY PT.METRODATA ELECTRONICS Tbk,)
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Disusun Oleh : Apri Daryanti
21108112
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
(6)
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan-Nya, dan dengan segala hidayah-Nya peneliti dapat melalui detik-detik yang begitu bernilai dalam hidup ini sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul“Pengaruh Modal Kerja dan Total Assets Turnover terhadap Profitabilitas pada PT.Metrodata Electronics, Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”
Skripsi ini disusun oleh peneliti dengan maksud memenuhi salahsatu syarat untuk memenuhi ujian sidang Sarjana (S1) Program Studi Akuntansi ,Fakultas Ekonomi di Universitas Komputer Indonesia Bandung (UNIKOM).
Mengingat keterbatasan, pengetahuan, kemampuan, pengalaman dan waktu dari peneliti, maka peneliti menyadari bahwa laporan skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan serta penambahan pengetahuan bagi peneliti khususnya dan untuk peneliti selanjutnya yang membutuhkan pada umumnya.
Selama penyusunan skripsi ini, peneliti banyak menerima bimbingan, arahan, bantuan dan dorongan yang sangat berarti. pada kesempatan kali ini peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :
(7)
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia
2. Prof. Dr. Hj. Ernie Tisnawati Sule, SE.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Dr.Surtikanti,SE., M.Si. selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
4. Sri Dewi Anggadini, SE.,M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu guna membimbing, mengarahkan, dan memberikan petunjuk demi selesainya penyusunan skripsi ini.
5. Wati Aris Astuti,SE., M.Si, selaku Dosen Wali AK3 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi UniversitasKomputer Indonesia.
6. Staff Kesekretariatan Program Studi Akuntansi terimakasih banyak untuk pelayanan dan informasinya.
7. Seluruh Staff Dosen Pengajar Universitas Komputer Indonesia yang telah memberikan banyak ilmu yang bermanfaat bagi peneliti.
8. Kedua orang tuaku yang penulis sayangi dan cintai sepanjang masa, yang selalu memberikan doa, semangat, kesabaran, pengorbanan yang tiada henti serta dorongan moril maupun materil sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Seluruh keluarga besarku, adikku (Moch. Satria Nugraha) terima kasih atas dukungan dan doanya serta kasih sayang yang begitu tulus kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini.
(8)
10. Teman–teman seperjuanganku dalam menyusun Skripsi ini Desy Eka Ramayanti, Rosalina, Hana Ratna Ningsih, Sulistyowati, Kharisma Wulandari, Siska Amelia, Maurin Hilma dan Surya Metta terima kasih atas dukungan dan bantuannya.
11. Sahabat-sahabatku Desy Eka Ramayanti, Nita Puji Astuti, Muhammad arif Rahman. Terimakasih atas support dan bantuannya dalam pembuatan Skripsi ini.
12. Rekan Mahasiswa Satu Angkatan 2008 maupun adik kelas angkatan 2009 yang telah berjuang bersama terima kasih atas dukungan dan bantuannya. 13. Untuk Rudy Salam Badrudin terimakasih yang tiada henti member semangat,
dan kasihsayang kepada Penulisdalam pembuatan Skripsi ini.
14. Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini secara langsung ataupun tidak langsung yang tidakdapat peneliti sebutkan satu per satu.
Akhir kata semoga Allah SWT membalas jasa semua pihak yang telah membantu peneliti dalam penyusunan skripsi ini dan peneliti berharap semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangsih pemikiran untuk perkembangan pengetahuan bagi peneliti khususnya maupun bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.
Wassalamu’alaikumWr.Wb.
Bandung, Agustus 2013 Peneliti,
Apri Daryanti 21108112
(9)
LEMBAR PENGESAHAN ... i
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
MOTTO ... iii
ABSTRACT ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 9
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 9
1.2.2 Rumusan Masalah ... 10
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 10
1.3.1 Maksud Penelitian ... 10
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 11
(10)
1.4.1 Kegunaan Praktis ... 11
1.4.2 Kegunaan Akademis ... 12
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 14
2.1.1 Modal kerja ... 14
2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja ... 14
2.1.1.2 Konsep Modal Kerja ... 14
2.1.1.3 Manfaat Modal Kerja ... 16
2.1.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja ... 17
2.1.1.5 Sumber Modal Kerja ... 19
2.1.2 Total Asset Turnover ... 22
2.1.2.1 Pengertian Total Asset Turnover ... 22
2.1.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Total Asset Turnover ... 23
2.1.3 Profitabilitas ... 24
2.1.3.1 Pengertian Profitabilitas ... 24
2.1.3.2 Rasio Profitabilitas ... 25
2.2 Kerangka Pemikiran ... 27
2.2.1 Hubungan Modal Kerja dengan Profitabilitas... 29
2.2.2 Hubungan Total Asset Tunover dengan Profitabilitas ... 31
(11)
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian ... 38
3.2 Metode Penelitian ... 38
3.2.1 Desain Penelitian ... 40
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 42
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 44
3.2.3.1 Sumber Data ... 44
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 45
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 49
3.2.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis ... 50
3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 50
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 62
4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 62
4.1.1.1 Struktur Organisasi Perusahaan ... 63
4.1.1.2 Uraian Tugas atau Jabatan ... 65
4.1.1.3 Aspek Kegiatan Perusahaan ... 72
(12)
4.1.2.1 Analisis Deskriptif Data Modal Kerja ... 78
4.1.2.2 Analisis Deskriptif Data Total Asset Turnover ... 84
4.1.2.3 Analisis Deskriptif Profitabilitas ... 88
4.1.3 Analisis Verifikatif ... 93
4.1.3.1 Hasil Estimasi Model Regressi ... 94
4.1.3.2 Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas ... 101
4.1.3.3 Pengaruh Total Asset Turnover Terhadap Profitabilitas ... 105
4.1.3.4 Pengaruh Modal kerja dan Total Asset Turnover Terhadap Profitabilitas ... 109
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 113
4.2.1 Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas ... 113
4.2.2 Pengaruh Total Asset Turnover Terhadap Profitabilitas ... 116
4.2.3 Pengaruh Modal kerja dan Total Asset Turnover Terhadap Profitabilitas ... 117
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 3.1 Simpulan... 120
3.2 Saran ... 122
DAFTAR PUSTAKA ... 124 LAMPIRAN-LAMPIRAN
(13)
Andi, Supangat. 2007. Statistika dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan Nonparametrik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Agus. Indriyo, Gitusudarmo dan Basri. 2002.Manajemen Keuangan. Yogyakarta:BPFE
Agus Sartono R. 2001.Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. BBFE,Yogyakarta.
Ali. Hasan Mobean Alam Liaqat Ali , Ch. Abdul Rehman. & Muhammad Akram 2011. “Impact of Working Capital Management on Profitability and Market Valuation of Pakistani Firms: European Journal of Econ omics, Finance and Adm inistrative Sciences” ISSN.1450 -2275. Issue 32 (2011).
Ari, Fatmawati. 2010. Pengaruh perubahan modal kerja terhadap perubahan profitabilitas pada perusahaan manufaktur go publik di bej (studi empiris).
Azlina, Nur ,2009, “Pengaruh Modal Kerja, Struktur Modal, Dan Skala Perusahaan Terhadap Profitabilitas”, Pekbis Jurnal, Vol.1, No.2, Juli : 2009 : 107-114.
Bambang Riyanto. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: Penerbit BEP
Bambang Riyanto. 2008. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: Penerbit GPFE
Dian Anggraeni. 2006. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Tingkat Pengembalian Ekuitas (ROE) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEJ. Universitas Widyatama, Bandung.
Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty. 2005. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi. Upp. Amp YPKN. Yogyakarta.
Dwi Prastowo. (2011). Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi.Yogyakarta:UPP STIM YKPN.
(14)
125
G,Sugiyarso dan F Winarni.2006.Manajeman keuangan: pemahaman laporan keuangan pengelolaan aktiva, kewajiban dan modal serta pengukuran kinerja perusahaan.Tangerang:Agromedia Pustaka.
Hair, J. F. Et. Al. 2006. Multivariate data analysis. Sixth edition. Pearson education, inc. New Jersey. United State of America
Hanafi, Mahmud M.2005.Analisis Laporan Keuangan.Yogyakarta:Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN.
Hanafi, M. Mamduh. dan Abdul Halim, 2009, Analisis Laporan Keuangan, UPP AMP YKPN
Harjitno, A. (2002). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: EKONISIA.
Henry,Simamora.2000.Akuntansi:Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. Jakarta:Salemba Empat.
Husein,Umar.2005.Metodologi Penelitian.Jakarta:Raja Garfindo. Husnan,Suad.2002.Manajemen Keuangan.Yogyakarta:BPFE.
J.u.J.Onwumere,Imo G.Ibe. & O.C Ugbam. 2012. “The Impact Of Working
Capital Management On Profitability Of Nigerian Firms”. European Journal Of Business and Management. Issn 2222-1905, 2222-2839, Vol.4. No.15 2012.
Jonathan,Sarwono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Jumingan.2006.Analisisi Laporan Keuangan.Jakarta:PT Bumi Aksara. Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan, Jakarta:Rajawali.
Kieso, Weygandt. 2003. Akuntansi Intermediate. Jilid 2. Jakarta : Binarupa Aksara (Penerjemah: Herman Wibowo)
Kodrat, David Sukardi. 2009. Peranan Struktur Modal Terhadap Profitabilitas. Eksekutif,Vol.6. No.1. Issn:1829-7501
Kusmayadi. Dedi. 2008. “Analisis Profit Margin, Total Asset Turnover, dan Equity multiplier terhadap Profitabilitas ”, Jurnal ichsan gorontalo. Vol.3. No.4 , November 2008-Januari 2009.
(15)
Munawir. 2004. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Ke-4, Liberty, Yogyakarta. Moh, Nazir. 1998. Metode Penelitian. Cetakan Ketiga. Jakarta: Ghalia Indonesia. Panigoro. Warno. 2010. “Analisis Profitabilitas Perusahaan PT. Cahaya Nusa
Sulutarindo ”, Jurnal Economic Resources, ISSN. 0852-1158, Vol.11 No.31, Juni 2010.
Praseska.2010.Pengaruh Perputaran Modal Kerja Dan Kinerja Keuangan Terhadap Rentabilitas Usaha Pada PT. Hamudha Prima Media Di Ngemplak Kab. Boyolali Tahun 2006-2008.
Ridwan dan Sunarto.2007.Pengantar Statistik untuk Penelitian Sosial Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis.Bandung:Alfabeta.
Sawir. Agnes. 2001. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.
Sawir. Agnes. 2003. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sawir. Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Cetakan Kelima, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Singgih Santoso. 2002. SPSS Versi 11.5 Cetakan Kedua Jakarta: Gramedia
Singapurwok. Arif & Muhammad Shalahuddin Mustofa El-Wahid. 2011. “The Impact of Financial Leverage to Profitability Study of Non-Financial Companies Listed in Indonesia Stock Exchange ”, European Journal of Economics, Finance and Administrative Sciences ISSN 1450-2275 Issue 32 (2011).
Sofyan, Syahri Harahap.2009.Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta:Rajawali Pers.
Sugiyono.2009.Statistika untuk Penelitian.Bandung:Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabeta.
Susan Irawati. 2006.Manajemen Keuangan.Pustaka, Bandung.
Sutrisno. 2000.Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. CV Gama Media, Yogyakarta.
(16)
127
Umi,Narimawati,.2008.Analisis Multifariat untuk Penelitian Ekonomi.Yogyakarta:Graha Ilmu
Umi,Narimawati dkk. 2010. Penulisan Karya Ilmiah:Paduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir. Jakarta: Penerbit Genesis
Van Horne,James, C and John, M, Machowichz,Jr.1998.Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan.
Weston, J, F,. And Copeland, T, E.1997.Manajemen Keuangan. Jakarta:Binarupa Aksara,.
Widjaja. Indra. 2008. “Pengaruh Total Asset Turnover dan Return On Equity terhadap Respon pasar untuk perusahaan sektor usaha industri ”, Jurnal Organisasi dan Manajemen Tahun 1/02/November/2008: 32-43.
www.idx.co.id
www.indonesiafinancetoday.com www.metrodata.co.id
(17)
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pada dasarnya setiap perusahaan akan melakukan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh perusahaan selalu memerlukan dana, baik untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari maupun untuk membiayai investasi jangka panjangnya. Dana yang digunakan untuk melangsungkan kegiatan operasional sehari-hari disebut modal kerja. Modal kerja dibutuhkan oleh setiap perusahaan untuk membiayai kegiatan operasinya sehari-hari, di mana modal kerja yang telah dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya. modal kerja yang berasal dari penjualan produk tersebut akan segera dikeluarkan lagi untuk membiayai kegiatan operasional selanjutnya. modal kerja ini akan terus berputar setiap periodenya di dalam perusahaan (Riyanto, 2001).
Sebagian besar sumber daya yang dimiliki perusahaan tertanam dalam modal kerja (working capital). Sehingga masalah modal kerja merupakan suatu hal penting yang memerlukan perhatian besar dan tindakan hati-hati dalam pengelolaannya, hal ini dikarenakan salah satu faktor, tanpa
(18)
2
modal kerja perusahaan tidak dapat melakukan kegiatan operasional sehari-hari. (Praseska, 2010)
Modal kerja akan menguntungkan perusahaan dan memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan efektif, sehingga perusahaan tidak mengalami kesulitan-kesulitan dalam menjalankan usahanya. (Ari Fatmawati, 2010).
Dalam mengembangkan usahanya, modal kerja haruslah memadai kapasitasnya dan juga perlu di jaga kestabilan modal kerja tersebut agar tidak berlebihan. Hal ini penting karena penyebab utama kegagalan perusahaan ialah tidak mencukupinya modal perusahaan, sebaliknya jika adanya modal kerja yang berlebih menunjukan terdapat dana yang tidak begitu produktif dan berarti ada sebagian dana yang menganggur dan ini akan menurunkan tingkat profitabilitas. (Sutrisno, 2000)
Selain modal kerja, Total Asset Turnover juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi profitabilitas. Dimana Total Asset Turnover merupakan rasio aktivitas yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber dayanya yang berupa asset. Semakin tinggi rasio ini semakin efisien penggunaan asset dan semakin cepat pengembalian dana dalam bentuk kas (Abdul Halim, 2007).
Total Assets Turnover sendiri merupakan rasio antara penjualan dengan total aktiva yang mengukur efisiensi penggunaan aktiva secara keseluruhan. Apabila rasio rendah itu merupakan indikasi bahwa perusahaan tidak beroperasi pada volume yang memadai bagi kapasitas investasinya. TATO merupakan rasio
(19)
pengelolaan aktiva terakhir, mengukur perputaran atau pemanfaatan dari semua aktiva perusahaan. Apabila perusahaan tidak menghasilkan volume usaha yang cukup untuk ukuran investasi sebesar total aktivanya, penjualan harus ditingkatkan. Dengan demikian setiap perusahaan diharapkan mampu mengahasilkan Return on equity secara maksimal dari laba yang dihasilkan (Weston dan Brigham 1989).
Dalam kaitannya tingkat pengembalian ekuitas (Return on equity) mungkin salah satu ukuran rasio profitabilitas yang paling penting untuk menemukan perusahaan yang dikelola dengan baik. konsep yang membantu untuk mengukur kualitas sebuah investasi. Salah satunya yang paling penting dalam usaha adalah "laba atas ekuitas". ROE menunjukan kemampuan perusahaan untuk memperoleh profit bagi pemilik modal yang ada pada perusahaan itu. Artinya tingkat pengembalian ekuitas ini dapat menjadi ukuran efisiensi bagi penggunaan modal sendiri yang dioperasionalkan dalam perusahaan. Semakin besar tingkat pengembalian ekuitas, berarti semakin besar pula tingkat kemampuan perusahaan itu menghasilkan laba bagi pemilik modal sendirinya (Higgins,1995:49).
Selain memperoleh laba tujuan perusahaan lainnya adalah mengembangkan usaha atau ekspansi. Ekspansi disini dilakukan oleh perusahaan tidak hanya mempercepat perkembangan perusahaan namun juga mengantisipasi permintaan pangsa pasar yang setiap saat selalu meningkat, walaupun demikian perusahaan itu juga tidak akan terhindar dari hambatan-hambatan terutama faktor eksternal perusahaan diantaranya kebijakan pemerintah, krisis global
(20)
4
perekonomian dunia, selera pasar yang berubah-ubah, tingkat persaingan dan faktor alam (Dian Anggraeni, 2006).
Dampak kondisi ekonomi global yang kurang menguntungkan di tahun 2009 sebagai dampak dari krisis finansial yang terjadi di Amerika Serikat pada semester kedua tahun 2008. Penurunan ini tentu saja memberikan pengaruh yang tidak bisa dihindari terhadap berbagai bisnis, tidak saja di Indonesia tetapi juga di banyak negara di dunia, akibatnya banyak perusahaan multinasional berskala besar memilih untuk mengambil langkah wait-and- see. Akibat dari kejadian ini metrodata mengalami sedikit penurunan laba pada beberapa kegiatan bisnis. Selain itu dengan adanya krisis global tersebut, mempengaruhi belanja TI di Indonesia. Berkurangnya minat konsumen menyebabkan berkurangnya pula peluang yang tersedia. Adanya persaingan perusahaan yang sejenis juga menjadi salah satu akibat berkurangnya perolehan pendapatan dari beberapa sektor bisnis.
Serta penurunan laba bersih ini disebabkan oleh peningkatan beban usaha pada periode Januari-September 2009 menjadi Rp 180,37 miliar, dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 166,716 miliar. Hal ini menyebabkan laba usaha perseroan menurun menjadi Rp 66,309 miliar, dari RP 113,671 pada periode yang sama tahun sebelumnya. Kemudian pada Januari-September 2009 perseroan juga mengalami kerugian penjualan aset tetap. (detikfinance)
Dikutip dari indonesia finance today bahwa PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) mencatat penurunan laba bersih hingga 42% menjadi Rp 29,67 miliar pada semester I tahun ini dari Rp 51,41 miliar di semester I tahun lalu.
(21)
Penurunan laba bersih disebabkan kenaikan beban pokok penjualan. Penjualan perusahaan tercatat naik 4,7% menjadi Rp 1,85 triliun pada semester I. Menurut Departemen Riset IFT, kenaikan penjualan tersebut tidak dapat mengimbangi kenaikan biaya beban penjualan dan beban rugi. Misalnya, beban penjualan perangkat keras meningkat 20%, lebih tinggi daripada kenaikan penjualan perangkat keras sebesar 17%. Selain itu, perusahaan juga mengalami rugi kurs Rp 2,95 miliar, padahal pada semester I tahun lalu perusahaan memperoleh keuntungan kurs Rp 7,5 miliar. Penjualan Metrodata sebenarnya mengalami tren kenaikan sejak semester I 2008 hingga semester I 2011. Kenaikan rata-rata pada periode tersebut sebesar 7%. Namun, hal sebaliknya terjadi pada tren laba usaha dan laba bersih yang berfluktuasi cukup tinggi. Misalnya, laba usaha Metrodata pada semester I 2008 tercatat Rp 76 miliar, tetapi pada semester I tahun berikutnya turun menjadi Rp 50 miliar. Pada semester I 2010, laba usaha naik menjadi Rp 96 miliar, tetapi kembali turun menjadi Rp 52 miliar di semester I 2011. Fluktuasi juga terjadi pada laba bersih perusahaan. Laba bersih perusahaan pada semester I 2008 sebesar Rp 16 miliar, yang turun menjadi Rp 3 miliar pada periode sama tahun berikutnya. Namun, pada semester I 2010, laba bersih perusahaan sempat naik menjadi Rp 51 miliar, tetapi menurun lagi menjadi Rp 29 miliar pada semester I 2011.
Dalam keterangannya, Susanto Djaja, Presiden Direktur Metrodata, mengatakan perusahaan melakukan divestasi 51% saham anak usaha, yakni PT E Metrodata Com, pada akhir 2010. Pelepasan anak usaha itu untuk memperkuat modal dan memperluas pangsa pasar Metrodata ke pasar global. Menurut Susanto,
(22)
6
konsolidasi dengan Synnex dilakukan untuk mendorong pertumbuhan penjualan. (Jakarta, Indonesia Finance Today)
Dari penjelasan diatas, penulis melihat kondisi laporan keuangan perusahaan PT Metrodata Electronics Tbk. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008-2012 dimana ROE da Modal Kerja mengalami fluktuasi berupa kenaikan dan penurunan, hal ini dapat dilihat dari Tabel 1.1 sebagai berikut:
Tabel 1.1
PT Metrodata Electronics Tbk Tahun 2008 – 2012
Sumber : www.idx.co.id,diolah
Dari Tabel 1.1 di atas dapat dilihat persentase profitabilitas PT. Metrodata Electronics Tbk yang diukur dengan menggunakan Return on Equity (ROE) mengalami perubahan yang fluktuatif. Pada tahun 2009, return on equity PT. Metrodata Electronics Tbk mengalami penurunan dari 9.45% pada tahun sebelumnya menjadi 3.14%. Disebabkan karena pada akhir 2009 PT. Metrodata Electronics Tbk mengalami kerugian penjualan aktiva tetap sehingga menyebabkan return on equity PT. Metrodata Electronics Tbk mengalami penurunan.
Berbeda dengan keadaan pada tahun 2010 return on equity PT. Metrodata Electronics Tbk naik padahal modal kerja nya menurun. Penurunan modal kerja
Tahun ROE Ken/Pen Modal Kerja Ken/Pen
2008 9.45
248.452.801.921
2009 3.14 -256.007.289.291
2010 28.22 -278.388.772.396 2011 11.95 479.267.021.339
(23)
ini dikarenakan jumlah aktiva lancar yang dimiliki perusahaan lebih kecil dibandingkan utang yang harus ditanggung perusahaan. Tetapi perusahaan masih bisa memperkuat modal dan memperluas pangsa pasar Metrodata ke pasar global dengan melakukan divestasi 51% saham anak usaha pada akhir tahun 2010 sehingga dapat menaikkan laba perusahaan.
Namun, pada kenyataannya divestasi 51% saham anak usaha yang dilakukan PT. Metrodata Electronics Tbk guna memperkuat modal dan menaikkan laba perusahaan tersebut tidak menunjukkan hasil yang maksimal. Hal ini ditunjukkan oleh return on equity yang menurun dari 28,22 menjadi 11,95 pada akhir tahun 2011. ROE yang menurun pada tahun 2009, 2011 dan 2012 diasumsikan dapat disebabkan karena penggunaan modal kerja yang tidak digunakan sepenuhnya sehingga menyebabkan sebagian dana menganggur atau menjadi dana yang tidak produktif yang berdampak pada penurunan laba dan pendapatan perusahaan. Sehingga, ROE yang perusahaan terima cenderung menurun dari tahun ke tahun dan investor pun mempertimbangkan kembali untuk menanamkan modalnya (Sutrisno,2000).
Hal ini sejalan dengan penelitian Endang Suhari (2009), bahwa modal kerja yang efisien berdampak pada profitabilitas perusahaan yang akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan. Oleh karena itu, terdapat pengaruh yang signifikan antara modal kerja dan profitabilitas.
Disisi lain, penurunan ROE pada tahun 2009,2011, dan 2012 tidak hanya disebabkan oleh penggunaan modal kerja yang tidak produktif, hal ini dapat juga disebabkan oleh pengelolaan total asset turnover yang tidak efektif dalam
(24)
8
mengelola aktivanya sehingga tidak efisien untuk bisa sebanding meningkatkan penjualan. Dimana total asset turnover merupakan komponen kedua dari tingkat pengembalian pendapatan terhadap operasi investasi yang bisa menghasilkan laba. Dan seperti yang kita ketahui dengan meningkatnya penjualan maka akan menghasilkan laba, secara otomatis return on equity PT. Metrodata Elektronik Tbk ikut mengalami peningkatan. Namun sebaliknya jika total asset turnover yang tidak efektif dalam mengelola aktivanya maka yang akan terjadi return on equity akan mengalami penurunan, kondisi ini menyebabkan perusahaan mengalami kerugian sehingga kondisi keuangan perusahaan dapat dikatakan tidak stabil.
Fenomena diatas menunjukkan bahwa, total asset turnover mempunyai pengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Sebagaimana diungkapkan dalam penelitian Dedi Kusmayadi (2008) bahwa, pengelolaan total asset turnover yang efektif dapat menghasilkan profitabilitas yang baik.
Berdasarkan uraian diatas, penulis melihat bahwa aspek modal kerja dan total asset turnover bagi perusahaan cukup penting dalam kaitannya dengan profitabilitas diukur dari tingkat pengembalian ekuitas atau return on equity (ROE). Kondisi return on equity (ROE) yang baik menunjukkan bahwa perusahaan mampu mengelola sumber dana baik yang bersumber dari modal sendiri maupun dari penggunaan aktiva yang optimal dan efisien yang pada akhirnya dapat meningkatkan laba perusahaan.
(25)
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut serta membahas masalah tersebut dan menuangkannya dalam bentuk usulan penelitian yang berjudul: “PENGARUH MODAL KERJA DAN TOTAL ASSET TURNOVER TERHADAP PROFITABILITAS (ROE)” (Studi Kasus Pada PT Metrodata Electronics Tbk).
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan diatas dapat diidentifikasikan masalah penelitian adalah
1. Pada tahun 2009, 2011 dan 2012 ROE pada PT. Metrodata Electronics Tbk mengalami penurunan karena pengelolaan modal kerja yang tidak efisien. Hal ini akan dapat mengurangi jumlah keuntungan bagi perusahaan dari tahun sebelumnya, serta dampaknya terhadap perusahaan dan pemilik modal, ROE yang mereka terima cenderung menurun dari tahun-tahun sebelumya.
2. Penurunan ROE tahun 2009,2011, dan 2012 juga diakibatkan oleh pengelolaan total asset turnover yang tidak efektif dalam mengelola aktivanya sehingga tidak efisien untuk bisa sebanding meningkatkan penjualan. Jika pengelolaan total asset turnover yang tidak efektif dalam mengelola aktivanya maka yang akan terjadi return on equity akan mengalami penurunan, kondisi ini menyebabkan perusahaan mengalami kerugian sehingga kondisi keuangan perusahaan dapat dikatakan tidak stabil.
(26)
10
3. Pada tahun 2011 dan 2012 dimana return on equity mengalami penurunan dikarenakan pengelolaan total asset turnover yang tidak efektif dalam mengelola aktivanya sehingga tidak efisien untuk bisa sebanding meningkatkan penjualan sehingga tidak bisa menaikan laba secara otomatis return on equity juga menurun. Dan kondisi ini sesuai dengan teori namun ROE yang menurun ini menyebabkan kerugian di dalam perusahaan sehingga kondisi perusahaanpun tidak stabil.
1.2.2 Rumusan Masalah
Atas dasar hal-hal yang telah dibahas pada pembahasan sebelumnya, maka peneliti ingin mempersempit ruang lingkup permasalahan dengan mengidentifikasi permasalahan tersebut sebagai berikut :
1. Seberapa besar Pengaruh Modal kerja terhadap Profitabilitas (ROE) pada PT. Metrodata Electronics Tbk?
2. Seberapa besar Pengaruh Total asset turnover terhadap Profitabilitas (ROE) pada PT. Metrodata Electronics Tbk?
3. Seberapa besar Pengaruh Modal Kerja, dan Total Asset Turnover terhadap Profitabilitas (ROE) pada PT. Metrodata Electronics Tbk? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.2 Maksud Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan oleh peneliti, adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh Modal kerja dan Total Asset Turnover terhadap Profitabilitas (ROE) pada PT. Metrodata Electronics,Tbk yang terdaftar di Bursa efek indonesia.
(27)
1.3.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini untuk memperoleh bukti empiris mengenai : 1. Untuk mengetahui besarnya Pengaruh Modal kerja terhadap
Profitabilitas (ROE) pada PT. Metrodata Electronics,Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui besarnya Pengaruh Modal kerja dan Total Asset Turnover terhadap Profitabilitas (ROE) pada PT. Metrodata Electronics,Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Modal Kerja dan Total asset turnover terhadap Profitabilitas (ROE) pada PT. Metrodata Electronics,Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait, baik secara teoritis maupun secara praktek terhadap masalah ini. Beberapa pihak yang dapat mengambil manfaat dari penelitian ini:
1.4.1 Kegunaan Praktis a) Bagi penulis
Untuk menambah wawasan serta pengetahuan mengenai pengaruh modal kerja dan total asset turnover terhadap profitabilitas.
b) Bagi perusahaan
Dengan penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam memberikan kontribusi bagi perusahaan yang
(28)
12
terdaftar di BEI dalam masalah mengenai modal kerja, total asset turnover dan profitabilitas.
1.4.2 Kegunaan Akademis
a. Bagi pengembangan ilmu akuntansi, untuk menambah pengetahuan yang berkaitan dengan pengaruh Modal Kerja dan Total Asset Turnover terhadap Profitabilitas (ROE).
b. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan tambahan dan informasi mengenai pengaruh Modal kerja dan Total Asset Turnover terhadap Profitabilitas (ROE).
c. Bagi peneliti sendiri diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai pengaruh Modal Kerja dan Total Asset Turnover terhadap Profitabilitas (ROE).
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam penyusunan penelitian ini, penulis berencana melakukan penelitian pada PT Metrodata Electronics Tbk yang terletak di Wisma Metropolitan I, 16th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 29- 31, Jakarta 12920 melalui data yang diperoleh dari situs www.metrodata.co.id dan situs Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).
Adapun waktu penelitian, dilaksanakan mulai Oktober 2012 sampai dengan selesai.
(29)
Tabel 1.2 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Bulan Okt 2012 Nov 2012 Des 2012 Jan 2013 Feb 2013 Mar 2013 Apr 201 3 Mei 201 3 Jun i 201 3 Juli 201 3 Agu 201 3 1 Pra Survei :
1. Persiapan Judul 2. Persiapan Teori 3. Pengajuan Judul
2 Usulan Penelitian 1. Penulisan UP 2. Bimbingan
UP
3. Seminar UP 4. Revisi UP 3 Pengumpulan
Data
4 Pengolahan Data 5 Penyusunan
Skripsi 1. Bimbingan Skripsi 2. Sidang Skripsi 3. Revisi Skripsi 4. Pengumpula n Draft Skripsi
(30)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Modal Kerja
2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja
Banyak perusahaan mengalami kesulitan karena pimpinan perusahaan kurang mengetahui pergertian modal kerja dan fungsinya dalam suatu perusahaan, dimana modal kerja sering sekali digunakan untuk membeli aktiva tetap sehingga akan menimbulkan kesulitan bagi perusahaan. Untuk menghindari hal yang demikian, maka perlu diketahui pengertian dari modal kerja.
Menurut G. Sugiyarso dan F. Winari (2006:17) modal kerja adalah : “Dana yang ditanamkan ke dalam aktiva lancar untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari disebut modal kerja.”
Sedangkanmenurut Bambang Riyanto (2008:57)modal kerja adalah : “Modal kerja adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar dalam
kaitanya dengan hutang lancar “.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan pengertian modal kerja adalah jumlah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan yang digunakan untuk membiayai aktivitas operasional sehari-hari.
2.1.1.2 Konsep Modal Kerja
Menurut G. Sugiyarso dan F. Winari (2006:17) di dalam modal kerja terdapat beberapa konsep modal kerja, sebagai berikut :
(31)
1. Modal Kerja Kuantitatif/ modal kerja bruto (Gross Working Capital). 2. Modal Kerja Kualitatif/ modal kerja neto (Net Working Capital). 3. Modal Kerja Fungsional.
Uraiannya sebagai berikut :
1. Modal Kerja Kuantitatif/ modal kerja bruto (Gross Working Capital).
Dari konsep yang dikemukakan tersebut dijelaskan bahwa Modal Kerja Kuantitatif/ modal kerja bruto (Gross Working Capital) adalah sejumlah dana yang tertanam dalam seluruh aktiva lancar. Konsep ini mendasarkan pada jumlah seluruh dana yang ditanamkan pada seluruh unsur-unsur aktiva lancar. Konsep ini mengabaikan utang lancar yang dalam konsep kualitatif merupakan unsur yang diperhitungkan dalam modal kerja.
2. Modal Kerja Kualitatif/ modal kerja neto (Net Working Capital).
Modal Kerja Kualitatif/ modal kerja neto (Net Working Capital) adalah jumlah dana yang ditanamkan ke dalam aktiva lancar dikurangi jumlah utang lancar. Dengan kata lain modal kerja neto merupakan nilai lebih aktiva lancar di atas utang lancar, sehingga nilai lebih tersebut betul-betul dapat dipergunakan untuk operasi dan perisahaan tidak akan terganggu dengan masalah likuiditasnya.
3. Modal Kerja Fungsional.
Modal Kerja Fungsional adalah konsep yang melihat fungsi dana dalam menghasilkan pendapatan. Sebagian dana akan menghasilkan pendapatan. Sebagian dana akan menghasilkan pendapatan untuk periode ini
(32)
16
(Current Income) dan sebagian lagi akan menghasilkan pendapatan untuk periode yang akan datang (Future Income).
2.1.1.3 Manfaat Modal Kerja
Menurut Jumingan (2006: 67) manfaat modal kerja adalah sebagai berikut:
1. Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva lancar, seperti adanya kerugian karena debitur tidak membayar, turunnya nilai persediaan karena harganya merosot.
2. Memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya.
3. Memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan tunai sehingga dapat mendapatkan keuntungan berupa potongan harga.
4. Menjamin perusahaan memiliki Credit Standing dan dapat mengatasi peristiwa yang tidak dapat diduga seperti kebakaran, pencurian dan sebagainya.
5. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup guna melayani permintaan konsumennya.
6. Memungkinkan perusahaan dapat memberikan syarat kredit yang menguntungkan kepada pelanggan.
7. Memungkinkan perusahaan dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan dalam memperoleh bahan baku, jasa dan suplai yang dibutuhkan.
(33)
8. Memungkinkan perusahaan mampu bertahan dalam periode resesi atau depresi.
2.1.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja
Banyak faktor yang mempengaruhi jumlah modal kerja, seperti kas, surat berharga, piutang, dan persediaan. Menurut Kasmir (2008:254) besar kecilnya modal kerja yang dibutuhkan suatu perusahaan tergantung dari beberapa faktor sebagai berikut :
1) Jenis Perusahaan 2) Syarat Kredit 3) Waktu Produksi
4) Tingkat Perputaran Persediaan
Berikut penjelasan dari beberapa faktor tersebut di atas :
1. Jenis Perusahaan. Modal kerja dari perusahaan jasa relatif akan lebih rendah dari pada kebutuhan modal kerja perusahaan industri. Perusahaan jasa biasanya memiliki atau menginvestasikan modal-modalnya sebagian besar pada aktiva tetap yang digunakan untuk memberikan pelayanan atau jasa pada masyarakat. Sebaliknya perusahaan industri harus menanamkan investasi yang cukup besar dalam aktiva lancar agar perusahaannya tidak mengalami kesulitan dalam operasi sehari-hari. Perusahaan yang memproduksi barang membutuhkan modal kerja yang relatuf besar daripada perusahaan jasa.
2. Jika syarat kredit yang diterima pada waktu pembelian menguntungkan, maka sedikit dana yang diinvestasikan dalam persediaan bahan baku atau
(34)
18
barang dagangan. Sebaliknya bila pembayaran atas bahan baku atau barang yang akan dibeli tersebut harus dilakukan dalam jangka waktu pendek, maka uang kas diperlukan untuk membiayai semakin besar pula. Semakin lunak kredit penjualan yang diberikan perusahaan kepada para pembeli akan mengakibatkan semakin besar jumlah modal yang harus diinvestasikan dalam sektor piutang dan untuk memperkecil resiko adanya piutang tak tertagih. Sebaliknya perusahaan memberikan potongan tunai kepada para pembeli karena dengan demikian pembeli akan tertarik untuk segera membayar utangnya dalam periode diskonto tersebut.
3. Waktu yang diperlukan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang akan dijual serta harga per satuan dari barang tersebut. Semakin panjang waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh barang tersebut, semakin besar pula modal kerja yang dibutuhkan. Selain itu harga pokok per satuan barang itu mempengaruhi besar kecilnya modal kerja yang dibutuhkan, semakin besar harga pokok per satuan barang yang akan dijual semakin besar pula kebutuhan modal kerja.
4. Tingkat perputaran persediaan menunjukkan berapa kali persediaan tersebut diganti. Semakin banyak persediaan dijual dan diganti kembali (perputaran persediaan) maka jumlah modal kerja yang diperlukan semakin kecil. Pengendalian persediaan yang efektif diperlukan untuk mengatur investasi dalam persediaan. Suatu program persediaan dan pembeliaan yang efisiensi akan menyebabkan suatu perputaran yang lebih tinggi.
(35)
2.1.1.5. Sumber Modal Kerja
Menurut Jumingan (2006;71) sumber modal kerja meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Pendapatan bersih.
2. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga.
3. Penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar lainnya.
4. Penjualan obligasi dan saham serta kontribusi dana dari pemilik. 5. Dana pinjaman dari bank dan pinjaman jangka pendek lainnya. 6. Kredit dari supplier atau trade creditor.
Uraiannya sebagai berikut : 1. Pendapatan bersih.
Dari berbagai sumber modal kerja tersebut dapat dijelaskan bahwa sumber modal kerja dapat diambil dari Pendapatan bersih. Modal kerja diperoleh dari hasil penjualan barang dan hasil-hasil lainnya yang meningkatkan uang kas dan piutang. Akan tetapi, sebagian dari modal kerja ini harus digunakan untuk menutupi harga pokok penjualan dan biaya usaha yang telah dikeluarkan untuk memperoleh revenue, yakni berupa biaya penjualan dan biaya administrasi. Jadi, sebenarnya yang merupakan sumber modal kerja adalah pendapatan bersih dari jumlah modal kerja yang diperoleh dari operasi jangka pendek, dan ini bisa ditentukan dengan cara menganalisis laporan laba-rugi perusahaan.
(36)
20
2. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga.
Surat-surat berharga sebagai salah satu pos aktiva lancar dapat dijual dan dari penjualan ini akan timbul keuntungan. Penjualan surat-surat berharga menunjukan pergeseran bentuk pos aktiva lancar dari pos “surat-surat berharga” menjadi pos “kas”. Keuntungan yang diperoleh merupakan sumber penambahan modal kerja. Sebaliknya, jika terjadi kerugian maka modal kerja akan berkurang.
3. Penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar lainnya.
Sumber lain untuk menambah modal kerja adalah hasil penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar lainnya yang tidak diperlukan lagi oleh perusahaan. Perubahan aktiva tidak lancar itu menjadi kas yang akan menambah modal kerja sebanyak hasil bersih penjualan aktiva tidak lancar tersebut.
4. Penjualan obligasi dan saham serta kontribusi dana dari pemilik.
Utang hipotik, obligasi dan saham dapat dikeluarkan oleh perusahaan apabila diperlukan sejumlah modal kerja, misalnya untuk ekspansi perusahaan. Pinjaman jangka panjang berbentuk obligasi biasanya tidak begitu disukai karena adanya beban bunga di samping kewajiban mengembalikan pokok pinjamannya.
5. Dana pinjaman dari bank dan pinjaman jangka pendek lainnya.
Pinjaman jangka pendek (seperti kredit bank) bagi beberapa perusahaan merupakan sumber penting dari aktiva lancarnya,
(37)
terutama tambahan modal kerja yang diperlukan untuk membelanjai kebutuhan modal kerja musiman, siklis, keadaan darurat atau kebutuhan jangka pendek lainnya.
6. Kredit dari supplier atau trade creditor.
Salah satu sumber modal kerja yang penting adalah kredit yang diberikan oleh supplier. Material, barang-barang, supplies, dan jasa- jasa biasa dibeli secara kredit atau dengan wesel bayar. Apabila perusahaan kemudian dapat mengusahakan menjual barang dan menarik pembayaran piutang sebelum waktu utang harus dilunasi, perusahaan hanya memerlukan sejumlah kecil modal kerja.
Modal kerja dapat dikatakan sebagai modal kerja netto, berarti selisih antara aktiva lancar dengan utang lancarnya. Karena modal kerja yang digunakan modal kerja netto, maka perubahan elemen-elemen modal kerja akan mempengaruhi besarnya modal kerja. Modal kerja dapat dirumuskan sebagai berikut :
(Kasmir, 2010)
Aktiva lancar merupakan hasil aset yang dapat digunakan dalam jangka waktu dekat, biasanya satu tahun. Aset lancar antara lain kas, piutang, investasi jangka pendek, persediaan, dan beban dibayar di muka. Hutang lancar merupakan jumlah utang-utang yang harus segera dilunasi dalam tempo satu tahun, seperti : pinjaman jangka pendek dari bank,utang usaha, utang pajak, biaya
(38)
22
yang masih harus dibayar, bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo, utang lain-lain.
2.1.2 Total Asset Turnover
2.1.2.1 Pengertian Total Asset Turnover
Total Assets Turnover merupakan rasio antara jumlah aktiva yang digunakan dalam operasi (Operating Asset) terhadap jumlah penjualan yang diperoleh selama periode tertentu. Perputaran Total Aktiva (Total assets Turnover) merupakan ukuran tentang sampai seberapa jauh aktiva ini telah dipergunakan di dalam kegiatan perusahaan atau menunjukkan berapa kali Operating Assets berputar dalam suatu periode tertentu. Berikut ini adalah definisi Perputaran Total aktiva (Total assets Turnover) menurut beberapa sumber, yaitu sebagai berikut :
Menurut Agnes sawir (2003:19) Total Asset Turn Over adalah:
“Perputaran Total aktiva (Total assets Turnover) adalah Kecepatan berputarnya Total Assets dalam suatu periode tertentu”.
Sedangkan menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuty (2004:75) Total assets Turnover adalah :
“Rasio Total assets Turnover ini mengukur seberapa banyak penjualan yang bisa diciptakan dari setiap rupiah aktiva yang dimiliki”.
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Total assets Turnover adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan berdasarkan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi Total assets Turnover berarti semakin efektif penggunaan aktiva tersebut.
(39)
2.1.2.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Total Asset Turnover
Total Asset Turnover yang biasanya digunakan untuk mengukur seberapa efektifnya pemanfaatan aktiva dalam menghasilkan penjualan. TATO yang rendah dapat diartikan bahwa penjualan bersih perusahaan lebih kecil dari pada operating assest perusahaan. Jika perputaran aktiva perusahaan tinggi maka akan semakin efektif perusahaan dalam mengelola aktivanya. Menurut Susan Irawati (2006:52), Ada beberapa faktor yang mempengaruhi Total Asset Turnover yaitu
1. Sales (penjualan)
2. Total aktiva yang terdiri dari : A. Current Asset (harta lancar)
1. Cash (kas)
2. Marketable securities (surat berharga) 3. Account Receivable (piutang)
4. Inventories (persediaan) B. Fixed Asset
1. Land & building (tanah dan bangunan) 2. Machine (mesin)
Menurut Kieso (2007:401) dalam Accounting Principles : “Total Asset Turnover mengukur seberapa efisien sebuah perusahaan menggunakan asetnya untuk memperoleh penjualan” karena menurut peneliti sebelumnya, rasio ini yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Hanafi dan Halim (2009:81) menyatakan TATO dapat dirumuskan sebagai berikut. :
(40)
24
Penjualan bersih (net sales) merupakan hasil penjualan bersih selama satu tahun. Total aktiva merupakan penjumlahan dari total aktiva lancar dan aktiva tetap.
2.1.3 Profitabilitas
2.1.3.1 Pengertian Profitabilitas
Kemampuan perusahaan untuk tetap bersaing dalam kompetisi dengan perusahaan-perusahan lainnya, menuntut perusahaan untuk dapat meningkatkan profitabilitas.
Pengertian profitabilitas menurut Sofyan Syafri Harahap (2004:304) mengemukakan bahwa:
“Rasio rentabilitas atau disebut juga profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal jumlah karyawan, jumlah cadangan dan sebagainya. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga Operating ratio.”
Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2001:331) mendefinisikan rasio profitabilitas sebagai :
“Rasio-rasio profitabilitas yaitu rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir dari jumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan (profit margin on sales, return to total asset, return on equity)”.
(41)
Profitabilitas adalah mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba melalui kegiatan penjualan, kas, modal jumlah karyawan, jumlah cadangan dan sebagainya serta rasio yang menunjukkan hasil akhir dari jumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan (profit margin on sales, return to total asset,turn on equity).
2.1.3.2 Rasio Profitabilitas
Menurut Susan Irawati (2006:59-64), ada beberapa jenis rasio profitabilitas, diantaranya sebagai berikut :
1. Profit Margin
Profit Margin merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan penjualan yang dicapai. Rumus yang bisa digunakan adalah sebagai berikut :
2. Return on Asset
Return on Asset sering disebut sebagai rentabilitas ekonomis, merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini laba yang dihasilkan adalah laba bersih operasional atau sering disebut Earning Before Interest and Tax (EBIT).
(42)
26
3. Return on Equity
Return on equity sering disebut dengan Rate of Return on Net Worth yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan modal sendiri yang dimiliki, sehingga Return on Equity ini ada yang menyebut sebagai rentabilitas modal sendiri. Laba yang diperhitungkan adalah laba bersih setelah di potong pajak atau EAT
4. Earning Pershare
Earning Pershare atau Laba per lembar saham merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik. Laba yang digunakan sebagai ukuran adalah laba yang diterima oleh pemilik/EAT.
Sesuai dengan batasan masalah yang penulis kemukakan dalam BAB.1, maka penulis hanya akan menggunakan rasio return on equity (ROE). Dimana net profit after tax dibagi dengan total equity untuk perhitungan data atau pembahasan masalah yang terdapat pada BAB.IV. Alasan digunakannya rasio return on total equity (ROE), karena ROE mengukur sejauh mana kemampuan
(43)
manajemen dalam mengelola equity perusahaan yang dihubungkan dengan besaran laba yang diperoleh. Disamping itu dari rasio ini akan dapat diketahui efektivitas dari modal sendiri yang diinvestasikan dalam menghasilkan laba bersih. Semakin tinggi rasio ini berarti menunjukkan semakin tinggi kemampuan modal sendiri dalam menghasilkan laba.
2.2 Kerangka Pemikiran
Laporan keuangan sangat dibutuhkan bagi pemakainya dalam suatu perusahaan, karena dalam laporan keuangan tersebut memuat informasi-informasi yang dbutuhkan untuk perencanaan kelangsungan perusahaan yang akan datang. Menurut Bambang Riyanto (2001:327), laporan keuangan adalah:
“Laporan yang memberikan ikhtisar mengenai keadaan finansial suatu perusahaan, dimana neraca (balance sheet) mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan laporan rugi laba (income statement) mencerminkan hasil yang dicapai selama suatu periode tertentu”.
Suatu perusahaan, baik perusahan kecil maupun perusahaan besar akan selalu mempunyai modal kerja yang dipergunakan untuk kegiatan usahanya. Dalam perusahaan modal kerja memiliki peranan yang sangat penting, pengelolaan kerja yang baik akan menghindarkan perusahaan dari kondisi dimana perusahaan tidak mampu membayar hutang jangka pendeknya, jika perusahaan tidak bisa mengelola modal kerja dengan baik perusahaan akan berada dalam posisi dimana perusahaan tidak mampu membayar utang jangka panjang yang pada akhirnya akan mengekibatkan kebangkrutan.
(44)
28
Menurut Lukman Syamsudin (2011 : 201) memberikan pendapat tentang modal kerja sebagai berikut :
“Pengelolaan modal kerja berkenaan dengan management current account perusahaan (aktiva lancar dan hutang lancar). Apabila perusahaan tidak bisa mempertahankan tingkat modal kerja yang cukup, kemungkinan perusahaan akan berada dalam keadaan insolvent (tidak mampu membayar kewajiban – kewajiban yang sudah jatuh tempo) dan terpaksa mungkin harus dilikuidir (bangkrut). Aktiva lancar harus cukup besar untuk dapat mennutup utang lancar sehingga menggambarkan adanya tingkat keamanan (margin of safety) yang memuaskan”
Modal kerja yang kurang akan mengakibatkan perusahaan akan kesulitan dalam membiayai sebagian operasinya dan juga akan kesulitan dalam membayar hutang jangka pendek yang jatuh tempo, modal kerja yang cukup akan membuat perusahaan dapat beroperasi dengan baik dan tidak akan mendapati kesulitan dalam melakukan pembayaran, modal kerja yang berlebihan akan mengakibatkan ada dana yang tidak terpakai atau dana yang tidak produktif sehingga perusahaan rugi. Demikian juga dengan assets yang dimiliki perusahaan dalam kemampuannnya untuk menghasilkan laba. Setiap perusahaan sebelum mereka beroperasi tentunya akan melakukan rencana secara matang tentang jumlah aktiva yang akan digunakan untuk setiap aktivitas perusahaan, agar aktiva dapat terus beroperasi sejalan dengan aktivitas operasi perusahaan sehari-hari.
“Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan darinya manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan diraih perusahaan”. (Henry Simamora, 2000:12)
Maka dalam penggunaan aktiva tersebut diperlukan suatu pengendalian, yaitu dalam bentuk Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover). Perputaran
(45)
Total Aktiva (Total Assets Turnover) ini adalah perbandingan antara penjualan dengan total aktiva.
“Total Asset Turnover mengukur aktivitas aktiva dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan melalui penggunaan aktiva tersebut. Rasio ini juga mengukur seberapa efisien aktiva tersebut telah dimanfaatkan untuk memperoleh penghasilan. “ (Dwi Prastowo, 2011:94)
Dari keterangan diatas, maka yang dimaksud dengan perputaran total aktiva (Total Assets Turnover) adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan berdasarkan total aktiva yang dimiliki. Semakin tinggi perputaran total aktiva (Total Assets Turnover) berarti semakin efektif penggunaan aktiva tersebut. Perputaran Total aktiva (Total Assets Turnover) yang efektif sangatlah penting bagi perusahaan, karena dapat meningkatkan tingkat profitabilitasnya.
Menurut R. Agus Sartono (2001:122) adalah sebagai berikut:
“Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri”.
Profitabilitas dalam penelitian ini diukur menggunakan Return On Equity (ROE). Return On Equity (ROE) yang dimaksud untuk mengukur perbandingan laba setelah pajak dengan total Equity dalam periode yang sama yang dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.
2.2.1 Hubungan Modal kerja dengan Profitabilitas (ROE).
Modal kerja (Working Capital) dalam perusahaan perlu dijaga kelancaranya agar perusahaan memperoleh data yang diharapkan dalam rangka meningkatkan tingkat profitabilitas perusahaan. Modal kerja adalah salah satu
(46)
30
investasi perusahaan dalam bentuk aktiva lancar, pengelolaannya akan sangat mempengaruhi tingkat profitabilitas.
Tetapi apabila modal kerja memiliki hambatan, maka akan menimbulkan dampak negatif terhadap profitabilitas perusahaan. Apabila perusahaan dapat memperpendek waktu yang dibutuhkan oleh modal kerja setiap kali berputar dimana profit margin dan biaya-biaya konstan, maka volume penjualan dan profitabilitas akan meningkat.
Seperti yang telah dikemukakan oleh Sutrisno (2000:56) mengenai pengaruh pengelolaan modal kerja terhadap tingkat profitabilitas adalah sebagai berikut :
“Masalah yang cukup penting dalam pengelolaan modal kerja adalah menentukan seberapa besar kebutuhan modal kerja perusahaan. Hal ini penting karena bila modal kerja perusahaan terlalu besar berarti ada sebagian dana yang menganggur dan ini akan menurunkan tingkat profitabilitas atau tingkat rentabilitas perusahaan”.
Adapun pendapat menurut Susan Irawati (2006 : 86) mengungkapkan bahwa tingkat profitabilitas perusahaan akan dipengaruhi oleh modal kerja adalah sebagai berikut:
“Modal kerja yang digunakan dengan efektif dan efisien akan dapat memaksimalkan perolehan laba perusahaan sehingga profitabilitas pun akan naik, hal ini dikarenakan semakin cepat perputaran modal kerja akan semakin efisien penggunaan modal kerja sehingga pengelolaan modal kerja tidak berlebihan yang pada akhirnya profitabilitas pun akan meningkat.”
Adapun pendapat dari jurnal J.u.J.Onwumere,Imo G.Ibe. dan O.C Ugbam. (2012) yang mengungkapkan modal kerja berpengaruh terhadap profitabilitas adalah sebagai berikut :
(47)
“ Perusahaan wajib menggunakan pembiayaan modal kerja dengan sebaik agar tidak menurunkan profitabilitas. Oleh karena itu penting bahwa perusahaan harus mengelola modal kerja dengan efektif dalam rangka mencapai tujuan peningkatan profitabilitas”.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan penyediaan modal kerja yang cukup sangatlah penting, karena akan sangat mendukung aktivitas-aktivitas perusahaan. Modal kerja selalu dalam keadaan beroperasi atau berputar dalam perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha. Penggunaan modal kerja yang efektif tentu saja akan meningkatkan laba bersih perusahaan karena keefektifan pengelolaan modal kerja akan memungkinkan perusahaan untuk mengambil kesempatan-kesempatan yang menguntungkan, seperti dapat melayani konsumen dengan lebih baik karena memiliki persediaan yang cukup.
Maka modal kerja dapat memberikan pengaruh serta kontribusi yang baik dan juga dapat memberikan kontribusi yang buruk bagi tingkat profitabilitas perusahaan. Sehingga untuk mendapatkan kontribusi yang diharapkan perusahaan harus mampu menggunakan modal kerja tersebut sebaik mungkin tanpa mengganggu nilai rentabilitas dan yang diharapkan.
2.2.2 Hubungan Total Asset Turnover dengan Profitabilitas (ROE)
Banyak cara yang dapat dilakukan dalam menilai kinerja suatu perusahaan, salah satunya dapat dilihat melalui assets yang dimiliki perusahaan dalam kemampuannya untuk menghasilkan laba.
Dengan adanya perputaran total aktiva diharapkan akan menghasilkan tingkat pengembalian yang menguntungkan bagi perusahaan, dengan kata lain
(48)
32
akan menghasilkan laba bagi perusahaan. Dari laba yang diperoleh maka dapat diukur efisiensi dan efektifitas perusahaan melalui perhitungan Return on equity (ROE). Menurut Sawir, 2001 menyatakan bahwa :
“Total asset turnover merupakan rasio antara jumlah aktiva yang digunakanderngan jumlah yang diperoleh selama periode tertentu. Rasio ini merupakan ukuran seberapa jauh aktiva yang telah dipergunakan dalam kegiatan atau menunjukkan berapa kali aktiva berputar dalam periode tertentu. Apabila dalam menganalisis rasio ini selama beberapa periode menunjukkan suatu trend yang cenderung meningkat, memberikan gambaran bahwa semakin efisien penggunaan aktiva sehingga meningkat”. Perputaran total aktiva (Total Assets Turnover) yang efektif sangatlah penting bagi perusahaan, karena dapat meningkatkan tingkat Profitabilitasnya. Return On Equity (ROE) merupakan salah satu bentuk Rasio Profitabilitas. Menurut Mamduh. M. Hanafi (2003:88) menyatakan bahwa :
“Untuk menaikkan Profitabilitas suatu perusahaan dapat dilakukan dengan menaikkan Profit Margin dan mempertahankan Perputaran Total Aktiva atau dengan menaikkan Perputaran Total Aktiva dan mempertahankan Profit Margin atau dengan cara menaikkan keduanya”.
Adapun pendapat menurut dedi kusmayadi (2008) mengungkapkan profitabilitas perusahaan akan dipengaruhi oleh total asset turnover menyatakan bahwa :
“total asset turnover memiliki pengaruh yang besar terhadap profitabilitas. Karena kegiatan perusahaan tidak terlepas dari penggunaan aktiva perusahaan dalam menghasilkan penjualan. Penjualan yang tinggi memberikan kesempatan pada perusahaan dalam penggunaan aktiva yang lebih efisien maka akan menghasilkan profitabilitas yang tinggi juga”.
(49)
Dari uraian di atas dapat ditarik suatu kerangka pemikiran dengan bagan sebagai berikut :
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Teoritis Profitabilitas
Pengukuran
Return on equity = Earning After Tax x100 %
Equity
Modal Kerja Pengukuran
Modal Kerja = aktiva lancar – hutang lancar
Total asset turnover
Pengukuran
Total asset turnover = Penjualan/total
aktiva Kondisi Kinerja keuangan
Analisis Laporan Keuangan
Laporan Keuangan Neraca
Laporan Laba Rugi Laporan Perubahan Posisi Keuangan
(50)
34
Susan Irawati (2006 : 86)
Mamduh. M. Hanafi (2003:88)
Gambar 2.2 Paradigma Pemikiran
2..2.3 Hasil Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti
(Tahun Penelitian)
Judul Penelitian Hasil Penelitian Sumber
1. J.U.J Onwumere, Imo G. Ibe and O.C Ugbam (2012)
The Impact of Working Capital Management on Profitability of Nigerian
Firms
the study revealed that
aggressive investment working capital policies of Nigerian firms have a positive significant impact on profitability. The findings from this study indicate that firms pursuing aggressive investment working capital policy will become risky in the long -run because as profitability increases; the firm grows and
the amount of outsiders’
contributions also increases. The result also indicates that as the firm grows and
European Journal of Business and Managem ent ISSN 2222-1905)ISS N 2222-2839 Vol 4, No.15, 2012 Modal Kerja
(X1)
Total Asset Turnover (X2)
Profitabilitas (Y)
(51)
outsiders’ contribution
increases; the use of aggressive financing working capital policy decreases the profitability of the firm.
2. Nur Azlina (2009)
Pengaruh Modal Kerja, Struktur Modal, Dan Skala Perusahaan Terha dap Profitabilitas
Menunjukkan bahwa modal kerja, struktur modal dan skala perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan Property dan Real Estate di BEI sedangkan secara Parsial hanya modal kerja dan struktur modal yang berpengaruh terhadap profitabilitas sedangkan skala perusahaan tidak berpengaruh
Pekbis Jur nal, Vol.1, No.2,Juli : 2009: 107-114
3. Dedi Kusma yadi (2008)
Analisis Profit Margin,Total Asset Turnover, & Equity multiplier terhadap Profitabi litas
Hasil analisis pada convidence level 95% menunujukan bahwa profit margin,total asset turnover dan equity multiplier baik secara simultan maupun parsial berpengaruh positif terhadap profitabilitas
Jurnal ich san goro ntalo.Vol. 3.No.4, Nov 2008-Jan 2009
4. Indra Widjaja (2008) Pengaruh Total Asset Turnover dan Return On Equity terhadap Respon pasar untuk perusahaan sektor usaha industri
Disimpulkan bahwa total asset turnover menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap respon pasar. Terdapat pula return on equity yang memberikan dampak positif dan signifikan terhadap respon pasar.
Jurnal Org anisasi dan Manajeme n Tahun 1/02/Nove mber/2008 : 32-43
5.
Warno Panigoro (2010)
Analisis Profit abilitas Perus ahaan PT. Cahaya Nusa Sulutarindo
Dari hasil analisis yang dilakukan terhadap profitabilitas PT. Cahaya Nusa Sulutarindo dapat ditarik kesimpulan bahwa: PT. Cahaya Nusa Sulutarindo memiliki angka rasio yang berubah dari tahun ke tahun, ini menandakan terjadi fluktuasi dari tahun ke tahun kondisi profitabilitas perusahaan, terjadi penurunan maupun terjadi
Jurnal Economic Resources ISSN 08 52-1158, Vol.11 No. 31, Juni 2010
(52)
36
kenaikan.
6.
David Sukardi Kodrat (2009)
Peranan Struktur Modal terhadap Profitabilitas
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas meningkat bersama variabel kontrol yaitu ukuran perusahaan dan pertumbuhan penjualan. Serta profitabilitas juga mempunyai hubungan positif dengan ukuran perusahaan dan pertumbuhan penjualan.
Jurnal Eks kutif Vol.6 No1.ISSN 1829-7501
7. Hassan Mobeen Alam Liaqat Ali , Ch. Abdul Rehman & Muhammad Akram (2011)
Impact of
Working Capital Management on Profitability and Market Valuation of Pakistani Firms
Significant correlations exist between working capital components with market value
and firm’s profitability
European Journal of Economics , Finance and Adm inistrative Sciences ISSN.145 0 -2275. Issue 32 (2011) 8. Arif Singapurwoko,
Muhammad Shalahuddin Mustofa El-Wahid (2011)
The Impact of total asset turnover to Profitability Study of
Non-Financial Companies Listed in Indonesia yahStock
Exchange
TATO, on the other hand, is found to have significant affect to ROE. This also supports thisresearch finding that inconsumer goods industry that TATO is positively significant to affect ROE. .
European Journal of Economics ,Finance And Administr ative Sciences ISSN 1450-2275 Issue 32 (2011)
(53)
2.3 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2010:64), hipotesis penelitian adalah:
“Penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif”.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti mencoba merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
H1: Modal Kerja dan Total Asset Turnover berpengaruh signifikan terhadap
Profitabilitas (ROE) pada PT. Metrodata Electronics Tbk. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
(54)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Perusahaan
PT. Metrodata Electronics Tbk (Perseroan) didirikan pada tanggal 17 Februari 1983 sebagai salah satu Perseroan dalam kelompok usaha METRODATA yang telah berkiprah di bidang teknologi informasi dan komunikasi sejak tahun 1975. Sejak didirikan, Perseroan sempat mengalami perubahan nama beberapa kali dan terakhir pada tanggal 28 Maret 1991 namanya diubah menjadi P.T. Metrodata Electronics, Tbk sampai sekarang.
Pada tanggal 14 Februari 1990, Perseroan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (IDX – Bursa hasil penggabungan antara Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya) dengan kode MTDL sebagai salah satu usaha untuk mendapatkan modal kerja dan modal investasi dan juga dalam usaha untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk dapat ikut ambil bagian dalam perkembangan Perseroan.
Dengan pengalaman lebih dari 36 tahun di bidang teknologi informasi dan komunikasi, METRODATA selalu menyertai perjalanan bisnis para pelanggannya. Tangan-tangan profesional setiap karyawan METRODATA terus berkarya menghasilkan inovasi untuk menjawab tantangan perubahan zaman. Sebagaimana umumnya perusahaan-perusahaan yang sudah mapan, METRODATA memiliki perangkat prinsip panudan yang menjadi acuan bagi
(55)
manajemen maupun karyawan dalam mengembangakan strategi perusahaan serta dalam membangun reputasi Perusahaan. Falsafah korporat METRODATA tercermin dengan baik dalam pernyataan-pernyataan berikut:
A. Visi Perusahaan
Memaksimalkan nilai bagi pemangku kepentingan dan membangun lingkungan yang ideal untuk bekerja.
B. Falsafah Perusahaan
1. Kami percaya bahwa kebebasan untuk memperdebatkan dan mendiskusikan ide, pendapat dan usul adalah kunci bagi keputusan terbaik.
2. Kami berbicara dan bertindak berdasarkan data.
3. Kami tumbuh pesat berkat integritas dan selalu mengupayakan hasil cemerlang dalam segala sesuatu yang kami hasilkan.
4.1.1.1 Struktur Organisasi Perusahaan
Dalam suatu perusahaan tentunya ada kegiatan-kegiatan usaha yang dilakukan secara terarah agar memperoleh hasil yang baik. Salah satunya adalah fungsi manajemen dalam pengorganisasian. Pengorganisasian yaitu suatu proses penentuan dan pengelompokan, pengaturan dan macam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Fungsi pengorganisasian adalah mengusahakan hubungan secara efektif antar orang-orang yang melahirkan kerjasama yang efisien sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan.
(56)
64
Dalam kerja berorganisasi, kita biasa mengenal adanya struktur organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
Struktur organisasi yang digunakan oleh PT Metrodata ElectronicsTbk adalah bentuk susunan organisasi garis, staf dan fungsional dimana pimpinan memiliki tanggung jawab yang penuh terhadap keputusan yang dikeluarkan dan bawahan harus mematuhi dan menjalankan sesuai dengan prosedur. Struktur organisasi tersebut terdiri dari :
1. President Director 2. Internal Audit
3. Operation Director IT Distribution 4. Operation Director IT Solution 5. Operation Director IT Consulting 6. Operation Director ICT Retail 7. Finance Director
a. Accounting & Tax
b. Corporate Secretary& Investor c. Treasury
d. Management Information System e. General Affair
(57)
8. Human Resource 9. Legal
Adapun bagan struktur organisasi yang terdapat pada lampiran. 4.1.1.2 Uraian Tugas atau Jabatan
Berisi mengenai fungsi kerja dari tiap unit, yang akan mendukung pada indikasi pelaku atau pengguna. Setiap bagian yang terlibat pada PT. Metrodata Electronics Tbk mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawabnya masing- masing.
1. President Director
Direktur utama adalah jabatan yang ditunjuk dan memberi laporan kepada Dewan Direksi. Adapun tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh direktur utama adalah :
a.Memimpin seluruh dewan atau komite eksekutif
b. Memimpin rapat umum, dalam hal: untuk memastikan pelaksanaan tata-tertib; keadilan dan kesempatan bagi semua untuk berkontribusi secara tepat; menyesuaikan alokasi waktu per item masalah; menentukan urutan agenda; mengarahkan diskusi ke arah konsensus; menjelaskan dan menyimpulkan tindakan dan kebijakan
c.Bertindak sebagai perwakilan organisasi dalam hubungannya dengan dunia luar.
(58)
66
d.Menjalankan tanggung jawab dari direktur perusahaan sesuai dengan standar etika dan hukum, sebagai referensi dalam pengambilan keputusan.
2. Internal Audit
Auditor internal tidak diperkenankan untuk menerima tanggung jawab atas fungsi-fungsi atau tugas-tugas non-audit yang secara periodik menjadi objek penilaian audit internal. Jika mereka harus menjalankan tanggung jawab atau tugas dimaksud, dengan sendirinya pada saat itu mereka sedang tidak berfungsi sebagai auditor internal. Sifat dari internal auditing adalah kegiatan penilaian yang tidak memihak dalam suatu organisasi untuk mengadakan audit di dalam suatu akuntansi yang diperlukan perusahaan, audit keuangan dan operasi lainnya yang merupakan dasar untuk membantu manajemen.
Tim yang melaksanakan fungsi auditing di dalam perusahaan disebut internal auditor, internal auditor mempunyai status sebagai pegawai melakukan audit mempunyai status sebagai pegawai perusahaan, keberhasilan tugas internal auditor ditentukan dari kecakapannya dalam memanfaatkan setiap informasi yang ada, yang berhubungan dengan kegiatannya. Guna menjamin hasil kerja dari bagian perlu diperhatikan kualifikasi yang baik dari pegawai bagian internal audit tersebut.
Cakupan dari Penugasan Internal Audit adalah assurance, yang tercermin dari kegiatan audit internal dan consulting activity, yang tercermin dari kegiatan pengembangan Standard Operating Procedure (SOP). Didalam
(59)
melaksanakan kedua tugas utama tersebut, unsur-unsur utama yang menjadi perhatian adalah Manajemen Risiko, Kontrol, dan Tata Kelola Perusahaan.
Untuk menunjang perkembangan bisnis yang sangat dinamis, maka dibutuhkan ketersediaan Internal Auditor yang kompeten dan berstandar tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Perseroan senantiasa melakukan pengembangan dan pelatihan terhadap semua Internal Auditor nya.
3. Operation Director IT Distribution
Pimpinan pada bagian distribusi ini adalah bertanggung jawab kepada kegiatan seluruh karyawannya dalam melakukan kegiatan penyaluran teknologi informasi. Selain itu juga pimpinan pada bagian ini me njadi pengawas atas kegiatan yang berlangsung.
4. Operation Director IT Solution
Pimpinan pada bagian solusi ini adalah bertanggung jawab atas kegiatan yang berlangsung pada bidang solusi itu sendiri. Bidang solusi itu terdiri dari penyediaan solusi lengkap mulai dari design, implementasi, support, managed services dan pelatihan.
5. Operation Director IT Consulting
Pimpinan pada bagian consulting adalah bertanggung jawab atas kegiatan yang ada dalam bidang konsultasi, yang yang menawarkan keahlian dalam bidang solusi bisnis transformasional dan jasa konsultasi.
6. Operation Director ICT Retail
Pimpinan pada bagian ini bertanggung jawab pada seluruh kegiatan karyawan yang bersangkutan dengan penjualan secara retail. Kegiatan ini
(60)
68
menyediakan produk-produk ICT secara ritel dan langsung kepada konsumen selaku pengguna akhir.
7. Financial Director
Bertanggung jawab untuk mengarahkan penanggulanan berbagai jenis risiko financial (financial risk management) yang dihadapi perusahaan, melakukankoordinasi aktifitas di Direktorat Keuangan, mengkoordinasi aktifitas sinergi untuk mencapai hasil bisnis yang optimal dari pelaksanaan seluruh usaha perusahaan.
a.Accounting & Tax
Accounting & Tax PT Metrodata Electronics Tbk bertugas untuk mengendalikan perkembangan portofolio perusahaan, serta menyelengarakan peran sebagai secretariat budget committee tingkat perusahaan.
b.Corporate Secretary & Investor
Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab atas beberapa fungsi yang terkait dengan aspek kepatuhan dan keterbukaan informasi. Memberikan informasi terkini yang komprehensif kepada pemegang saham mengenai kinerja, prospek usaha dan aksi korporasi perusahaan.
c.Treasury
Treasury memainkan peran penting dalam menjaga likuiditas perusahaan dalam jumlah yang cukup besar, fungsi treasury juga mendukung perkembangan produk perusahaan, dan memfasilitasi
(61)
transaksi pertukaran valuta asing, serta memiliki posisi strategis untuk memperoleh laba dari pergerakan pasar.
d. Management Information System
Management Information system bertanggung jawab pada pengembangan teknologi perusahaan, kualitas layanan dan pengembangan usaha, menganalisa produk dan merekomendasikan penggunaan produk dan layanan baru kepada manajemen senior , serta mengarahkan perencanaan dan implementasi sistem teknologi informasi perusahaan dalam mendukung operasi dalam rangka meningkatkan efektivitas biaya.
e. General Affair
General Affair bertanggung jawab Melakukan purchasing / pembelian aset kantor (misalnya pembelian ATK, Furniter dsb), Mengurus pemeliharaan asset kantor (Misalnya jadwal perbaikan /service mobil operational kantor, maintenance gedung kantor dsb), Berhubungan dengan pihak ketiga dalam perjanjian jual beli atau sewa menyewa (misalnya mengurus perjanjian perpanjangan sewa ruang kantor), Mengatur jadwal/agenda kedatangan tamu perusahaan (misalnya untuk booking hotel, booking tiket pesawat, mengatur jadwal kunjungan dsb.), Mengatur akomdasi untuk perjalanan dinas pegawai kantor.
(62)
70
8. Human Resource
Divisi SDM tidak banyak melakukan kegiatan yang baru dan signifikan setiap tahunnya selain melanjutkan kegiatan yang telah dimulai pada tahun sebelumnya. Kegiatan talent pool atau pengelompokan sumber daya manusia tetap menjadi salah satu aspek penting di Divisi SDM untuk memastikan SDM dengan kualifikasi yang tepat berada di posisi yang tepat di divisi manapun dia ditempatkan. Keputusan yang tepat dalam hal ini bisa menjamin tercapainya target-target perusahaan.
Selain itu tugas dari divisi SDM adalah memberikan pelatihan kepada karyawan agar menjadi karyawan yang berkualitas bagi perusahaan. Selain itu bertanggung jawab pula pada kemajuan perusahaan berdasarkan karyawan yang dihasilkan dari proses pelatihan tersebut. Untuk memperkuat dukungan terhadap seluruh bisnis Perusahaan, Divisi SDM juga melakukan perubahan struktur organisasi dengan menempatkan satu orang yang khusus menangani rekrutmen dan satu orang lagi khusus menangani urusan kompensasi dan benefit. Hal ini dilakukan untuk membuat pekerjaan di Divisi SDM lebih efisien dan agar lebih bisa mengakomodir kebutuhan Perusahaan akan sumber daya yang cakap.
9. Legal
Dalam hukum perdata, istilah “orang” selain diartikan orang perorangan bisa juga berarti badan hukum. Dalam pengertian orang perorangan, hukum memandang seseorang sebagai mahluk biologis. Dalam perjanjian, orang perorangan tersebut tampil mewakili dirinya sendiri. Secara
(63)
pribadi orang itu (atau orang yang diwakilinya dengan kuasa) bertanggung jawab atas segala hak dan kewajiban yang muncul dari perjanjian yang ditandatanganinya.
Meskipun suatu perjanjian yang dibuat oleh badan hukum ditandatangani oleh Direktur), namun dalam perjanjian tidak mewakili dirinya sendiri, melainkan mewakili perusahaan sebagai sebuah legal entity. Ia menandatangani perjanjian itu untuk dan atas nama perusahaannya, sehingga segala hak dan kewajiban yang muncul tidak mengikatnya secara pribadi melainkan mengikat badan hukum perusahaan yang diwakilinya.
Orang yang dapat mewakili perusahaan pada prinsipnya adalah orang yang diberi hak oleh undang-undang untuk mewakili perusahaan itu. Menurut Undang undang Perseroan Terbatas (UU No. 40 Tahun 2007), Direksi mempunyai hak untuk mewakili badan hukum Perseroan Terbatas baik di dalam maupun di diluar pengadilan – termasuk menandatangani perjanjian atas nama perusahaan.
Selain Direksi, pihak-pihak lain juga dapat menandatangani perjanjian atas nama badan hukum Perseroan Terbatas selama orang itu mendapatkan kuasa dari Direksi. Misalnya, seorang Manajer Sumber Daya Manusia dapat menandatangani perjanjian kerja dengan para karyawan suatu perusahaan selama tindakannya itu berdasarkan kuasa yang diberikan oleh Direksi – yang biasanya sudah tercantum dalam surat tugasnya ketika diangkat sebagai manajer. Semua perjanjian kerja yang dibuatnya atas nama perusahaan dengan demikian mengikat perusahaan yang diwakilinya.
(1)
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas
Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolonieritas Coefficients(a)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 10
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation 4.51305664
Most Extreme Differences
Absolute .116
Positive .089
Negative -.116
Kolmogorov-Smirnov Z .367
Asymp. Sig. (2-tailed) .999
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics Tolerance VIF MK (milliar) .142 7.043
TATO .142 7.043
(2)
Tabel 4.9
Run test Untuk Uji Autokorelasi
Tabel 4.10
Koefisien Korelasi Parsial Modal kerja Dengan Profitabilitas Correlations
Control Variables ROE MK
TATO ROE
Correlation 1.000 .669
Significance (2-tailed) . .049
df 0 7
MK
Correlation .669 1.000
Significance (2-tailed) .049 .
df 7 0
Tabel 4.11
Uji Parsial t Modal Kerja terhadap Profitabilitas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -40.670 16.216 -2.508 .041
MK .043 .018 1.429 2.381 .049
(3)
a. Dependent Variable: ROE
Gambar 4.5
Grafik Penolakan dan Penerimaan Ho Pada Uji t Modal Kerja Terhadap Profitabilitas
Tabel 4.12
Koefisien Korelasi Parsial Total Asset Turnover Dengan Profitabilitas
Correlations
Control Variables ROE TATO
MK
ROE
Correlation 1.000 .770
Significance (2-tailed) . .015
df 0 7
TATO
Correlation .770 1.000
Significance (2-tailed) .015 .
df 7 0
Daera Penolakan Ho Daerah
Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho
0
t0,975;7 = 2,365
(4)
Tabel 4.13
Uji Parsial t Total Asset Turnover terhadap Profitabilitas
Gambar 4.6
Grafik Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Pada Uji Parsial (Pengaruh Total asset turnover)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -40.670 16.216 -2.508 .041
MK .043 .018 1.429 2.381 .049
TATO 17.771 5.562 1.917 3.195 .015
a. Dependent Variable: ROE
Daerah Penolakan Ho Daerah
Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho
0
t0,975;7 = 2,365
(5)
Tabel 4.14
Analisis Koefisien Korelasi Berganda dan Koefisien Determinasi Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .801a .642 .540 5.11733 1.265
a. Predictors: (Constant), TATO, MK b. Dependent Variable: ROE
Tabel 4.17
Anova Untuk Uji Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
1
Regression 328.921 2 164.461 6.280 .027b
Residual 183.309 7 26.187
Total 512.230 9
a. Dependent Variable: ROE b. Predictors: (Constant), TATO, MK
(6)
Gambar 4.7
Daerah Penolakan H0 Pada Pengujian Secara Simultan Daerah Penerimaan Ho
Daerah Penolakan Ho
F0,05(2;7) = 4,737
0