RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Bidang Cipta Karya 2017 – 2021

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya 2017 – 2021

PROFIL KABUPATEN
PESISIR SELATAN

BABII

2.1. WILAYAH ADMINISTRASI

Secara geografis terletak antara 0º59’ - 2º28,6´ Lintang Selatan dan 109º19´ - 101º18´ Bujur
Timur dengan batas-batas :
 Sebelah Utara dengan Kota Padang;
 Sebelah Selatan dengan Kabupaten Mukomuko (Provinsi Bengkulu);
 Sebelah Timur dengan Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten
Kerinci (Provinsi Jambi);
 Sebelah Barat dengan Samudera Indonesia;
Dengan letak tersebut menjadikan Kabupaten Pesisir Selatan sebagai gerbang masuk wilayah
Selatan Provinsi Sumatera Barat yang perlu didukung oleh prasarana, baik transportasi darat
dan laut yang memadai, seperti jalan nasional Padang Bengkulu dan pelabuhan Panasahan
Carocok Painan.


Luas daratan ± 5.794,95 km² dan luas perairan (laut) ± 84,312 km² dengan panjang pantai ±
234 km yang memiliki 47 pulau-pulau kecil. Lebih jelasnya mengenai letak dan luas wilayah
dapat dilihat pada Tabel 4.1
Dari tabel 4.1 tersebut, diketahui bahwa Kecamatan yang paling luas adalah Kecamatan
Lengayang (590,60 Km2) dan Kecamatan Ranah Pesisir(564.39 Km2) serta Kecamatan
Lunang (564,00 Km2),Sedangkan Kecamatan dengan luas wilayah paling kecil adalah
Kecamatan Bayang dengan luas (77,50 Km2) dan Kecamatan IV Nagari Bayang Utara
dengan luas (250,74 Km2).

Kabupaten Pesisir Selatan

II-

1

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya 2017 – 2021
TABEL 2.1
LUAS BERDASARKAN KECAMATAN

NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

KECAMATAN
Koto XI Tarusan
Bayang

IV Nagari Bayang Utara
IV Jurai
Batang Kapas
Sutera
Lengayang
Ranah Pesisir
Linggo Sari Baganti
Airpura
Pancung Soal
Ranah Ampek Hulu Tapan
Basa IV Balai Tapan
Lunang
Silaut

NAGARI

KAMPUNG

23
17

6
20
9
12
9
10
16
10
10
10
10
10
10

51
45
17
52
29
32

45
27
43
20
24
18
22
28
27

LUAS
WILAYAH
(km2)
425,63
250,74
77,50
373,80
359,07
445,65
590,60

564,39
315,41
314,00
426,10
312,22
365,28
564,00
365,50

480

5.749,89

Jumlah
182
Sumber : Kabupaten Pesisir Selatan Angka, Tahun 2013

PERSENTASE
(%)
7,40

4,36
1,35
6,50
6,24
7,75
10,27
9,82
5,49
5,46
7,41
5,43
6,35
9,81
6,36

Dari jumlah nagari dan kampung, Kecamatan Koto XI Tarusan merupakan nagari yang
terbanyak yaitu, mempunyai 23 nagari (dua puluh tiga) dan 51 kampung. Kecamatan Lunang
Silaut merupakan kecamatan yang mempunyai nagari terbanyak setelah kecamatan Koto XI
Tarusan yaitu 20 nagari (dua puluh) dan 55 kampung, sedangkan Kecamatan IV Nagari
Bayang Utara merupakan kecamatan yang memiliki nagari yang terkecil yaitu 6 (enam) Nagari

dan 17 kampung.

GAMBAR 2.1
PERSENTASE LUAS WILAYAH BERDASARKAN KECAMATAN

Kabupaten Pesisir Selatan

II-

2

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya 2017 – 2021

2.2. POTENSI WILAYAH KABUPATEN PESISIR SELATAN

Kabupaten Pesisir Selatan merupakan salah satu dari 19 kabupaten / kota di Propinsi
Sumatra Barat, dengan luas wilayah 5.749,89 Km2. Wilayah Kabupaten Pesisir Selatan
terletak di bagian selatan Propinsi SumatraBarat, memanjang dari utara ke selatan dengan
Panjang garis pantai 234,2 Km47 pulau dan 19 buah sungai.

Kabupaten Pesisir Selatan, sebelah utara berbatasan dengan Kota Padang, sebelah timur
dengan Kabupaten Solok dan Propinsi Jambi, sebetah selatan dengan Propinsi Bengkutu
dan sebelah barat dengan Samudera Indonesia.
Wilayah administrasi pemerintahan terdiri atas 15 kecamatan (pemekaran 3 kecamatan, 16
Juli 2012) dan 182 nagari (pemekaran nagari tahun 2011). Sebagian besar penduduk Pesisir
Selatan bergantung pada sektor pertanian tanaman pangan, perikanan dan perdagangan.
Sementara sumber daya potensial lainnya adalah pertambangan, perkebunan dan
pariwisata.
Sektor perkebunan terutama perkebunan sawit mulai berkembang pesat sejak sepuluh
tahun terakhir, yang berlokasi di Kecamatan Pancung Soal, Basa Ampek Balai dan Lunang
Silaut. Melibatkan beberapa investor nasional dengan pola perkebunan inti dan plasma.
Sebuah industri pengola minyak sawit CPO kini sudah berdiri di Kec. Pancung Soal,
dengan kapasitas produksi sebesar 4.000 ton per hari.
Peta 2.1 Wilayah Administratif

Kabupaten Pesisir Selatan

II-

3


RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya 2017 – 2021

2.3. DEMOGRAFI DAN URBANISASI

Dalam perencanaan pembangunan, penduduk merupakan faktor yang penting, karena
tujuanutama pembangunan

adalah

untuk

meningkatkan

kesejahteraan

penduduk

/masyarakat. Persebarannya, jumlah, kepadatan dan pola penduduk merupakan faktor

pembentuk suatu kegiatan dan pembentuk karakteristik suatu wilayah. Pertumbuhan suatu
wilayah banyak dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan kegiatan sosial ekonominya.
Keberadaan penduduk harus

direncanakan, baik pola persebaran maupun jumlah

kepadatannya sesuai dengan daya dukung dan daya tampung wilayah. Selain itu, hal yang
lebih penting adalah masalah kualitas penduduk. Dengan kualitas penduduk yang rata-rata
baik akan berdampak pada tingkat kesejahteraan penduduk. Kualitas penduduk juga akan
menentukan pertumbuhan wilayah terutama dalam pemanfaatan seluruh potensi daerah
yang dimiliki untuk pembangunan daerah.

2.3.1 Jumlah Penduduk Secara Keseluruhan dan Menurut Jenis Kelamin
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2014, jumlah penduduk sekitar 446.480
jiwa. Dengan rasio, jumlah penduduk laki-laki lebih rendah dibandingkan perempuan,
yaitu sebanyak 221.095. jiwa dan 225.384 jiwa. Jumlah ini mengalami penambahan
(peningkatan) sebesar 8.365 jiwa, jika dibandingkan tahun 2011. Jumlah penduduk tahun
2012 menurut jenis kelamin menunjukkan bahwa penduduk perempuan lebih banyak
dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki. Hal ini ditunjukkan oleh rasio jenis
kelamin (sex ratio) sebesar 97,25 %, yang artinya setiap jumlah penduduk laki-laki
sebanyak 97,25 jiwa, maka jumlah penduduk perempuan sebanyak 100 jiwa. Untuk lebih
jelasnya mengenai struktur penduduk berdasarkan jenis kelamin ini dapat dilihat pada
Tabel 4.2

TABEL 2.2
JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN JENIS KELAMIN
NO
1.

NAMA KECAMATAN
Koto XI Tarusan

JENIS KELAMIN (JIWA)
LAKI-LAKI

PEREMPUAAN

23854

24332

2.

Bayang

17635

19108

3.

IV Nagari Bayang Utara

3471

3808

4.

IV Jurai

22060

22569

5.

Batang Kapas

15265

15846

6.

Sutera

23842

24025

7.

Lengayang

25410

26631

Kabupaten Pesisir Selatan

JUMLAH
PENDUDUK
(JIWA)
48186
36743
7279
44629
31111
47867
52041

SEK RASIO
98.04
92.29
91.15
97.74
96.33
99.24
95.42

II-

4

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya 2017 – 2021

8.
9.
10
11
12
13
14

Ranah Pesisir

14494

Linggo Sari Baganti

21711

21798

Airpura

7450

7353

Pancung Soal

12367

12061

Ranah Ampek Hulu Tapan

6960

6975

Basa IV Balai Tapan

6502

6610

Lunang

9986

9636

6929

6355

15
Silaut
Sumber : BPS Kabupaten Pesisir Selatan, 2014

30432

15938

43509
14803
24428
13935
13112
19622
13284

90,94
99.60
101.32
102.54
99.78
98.37
103.63
109.03

2.3.2 Jumlah Penduduk Miskin
Secara umum, angka kemiskinan di kabupaten Pesisir Selatan sejaktahun 2005 – 2014
terus menurun, ini ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Penurunan tersebut tidak lepas dari upaya keras pemerintah daerah kabupaten Pesisir
Selatan untuk menanggulangi kemiskinan melalui berbagai program pro-rakyat. Kendati
belum bisa dikatakan maksimal, akan tetapi grafik penurunan menunjukan bahwa
program-program penanggulangan kemiskinan yang diluncurkan pemerintah telah
memberikan

efek

positif

bagi

peningkatan

kemampuan

masyarakat

dalam

mengembangkan hak-hak dasar mereka. Penurunan angka kemiskinan tersebut dapat
dilihat pada tabel 4.3

TABEL2.3
PARSENTASE TINGKAT KEMISKINAN DAN TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI

2.3.3 Persebaran Penduduk
Penduduk dengan jumlah terbanyak terdapat di Kecamatan Lengayang yaitu 54.441
jiwa, sedangkan yang paling sedikit terdapat di Kecamatan IV Nagari Bayang Utara
yaitu 7.101 jiwa. Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Bayang yaitu
471,587 jiwa/Km² dan terendah terdapat di Kecamatan Lunang (terjarang) yaitu 35,057
jiwa/Km². Untuk lebih jelasnya mengenai distribusi penduduk pertumbuhan jumlah,
kepadatan penduduk dapat dilihat pada Tabel 4.4 dan Peta 4.2

Kabupaten Pesisir Selatan

II-

5

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya 2017 – 2021

TABEL 2.4
PERSEBARAN PENDUDUK

NO

KECAMATAN

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Koto XI Tarusan
Bayang
Bayang Utara
IV Jurai
Batang Kapas
Sutera
Lengayang
Ranah Pesisir
Linggo Sari Baganti
Airpura
Pancung Soal
Ranah Ampek Hulu Tapan

13

Basa IV Balai Tapan
Lunang Silaut
Lunang
Silaut
JUMLAH

14
15

LUAS
WILAYAH
(KM2)
425,63
78,00
250,24
373,80
359,07
445,65
590,60
564,39
315,41
740,10
677,50
929,50

5.749,89

LUAS
WILAYAH
(KM2)
2012
425,63
77,50
250,74
373,80
359,07
445,65
590,60
564,39
315,41
314,00
426,10
312,22

JUMLAH PENDUDUK (JIWA)

365,28
564,00
365,50
5.749,89

2010

2011

2012

47898
36697
7276
43019
30829
46019
51623
30089
42319

48399
37081
7352
43755
31151
46500
52163
30404
42762

37002

37389

48554
36548
7101
44821
31334
48015
52425
30432
43721
14823
24425
13791

25742
30450

26011
30768

429246

13294
19722
13053
442100

433735

Peta 2.2 Kepadatan Penduduk

Kabupaten Pesisir Selatan

II-

6

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya 2017 – 2021

2.4 TOPOGRAFI
Kondisi topografi wilayah memiliki keberagaman kemiringan lereng berkisar antara 0-40%
dan > 40%.Klasifikasi Kemiringan lereng untuk wilayah Kabupaten Pesisir Selatan
meliputi:
1)

Kemiringan 0 – 2% yang merupakan kemiringan datar, terdapat di seluruh kecamatan
yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan, dengan luas 181.654 Ha (31,59%).

2)

Kemiringan 2 – 15% yang merupakan kemiringan agak landai, terdapat dikecamatan
Lunang Silaut, Kecamatan Basa IV Balai Tapan, Kecamatan Pacung Soal,
Kecamatan Linggo Sari Baganti, Kecamatan Sutera, Kecamatan Batang Kapas, dan
Kecamatan Koto XI Tarusan, dengan luas 5.102 Ha (0,89%).

3)

Kemiringan 15 – 25% yang merupakan kemiringan Landai terdapat di seluruh
kecamatan yang ada di Kabupaen Pesisir Selatan, dengan luas 24.562 Ha (4,27%).

4)

Kemiringan 25 – 40% yang merupakan kemiringan agak curam terdapat di seluruh
kecamatan yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan, dengan luas 59.436 Ha (10,34%).

5)

Kemiringan > 40% yang merupakan kemiringan curam terdapat di seluruh kecamatan
yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan, dengan luas 304.235 Ha (52,91%).
TABEL 2.5
LUAS DAN PERSEBARAN KELAS LERENG

NO

NAMA
KECAMATAN

0–2
%

KELAS KELERENGAN
25 - 40
2 - 15 % 15 - 25 %
%

> 40
%

JUMLAH
(Ha)

1.

Koto XI Tarusan

5.436

350

2.314

4.824

29.639

42.563

2.

3.668

-

1.152

2.088

1.624

8.532

3.

Bayang
Ampek Nagari Bayang
Utara

724

-

1.080

4.104

18.384

24.292

4.

IV Jurai

2.808

-

1.800

4.500

28.272

37.380

5.

Batang Kapas

4.932

396

2.880

5.976

21.723

35.907

6.

Sutera

9.792

468

2.304

6.408

25.593

44.565

7.

Lengayang

9.432

-

252

3.348

46.028

59.060

8.

Ranah Pesisir

6.804

-

1.296

13.428

34.911

56.439

9.

Linggo Sari Baganti

9.720

396

1.584

8.388

11.453

31.541

10.

Pancung Soal

34.380

504

3.672

2.124

33.330

74.010

11.

Basa IV Balai Tapan

22.788

720

972

2.700

40.570

67.750

12.

Lunang Silaut

71.170

2.268

5.256

1.548

12.708

92.950

TOTAL
181.654
5.102
24.562
sumber : Kabupaten Pesisir Selatan Dalam Angka, Tahun 2011

59.436

304.235

574.989

Kabupaten Pesisir Selatan

II-

7

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya 2017 – 2021

TABEL 2.6
PENYEBARAN KELAS TOPOGRAFI
NO

TOPOGRAFI

KECAMATAN
Koto XI tarusan
Bayang
IV Jurai
Batang Kapas

1

Datar sampai
agak datar

Sutera
Lengayang
Ranah Pesisir
Linggo Sari Baganti
Pancung Soal
Lunang Silaut
Koto XI tarusan
Bayang
IV Jurai
Batang Kapas

2

Berbukit
Sutera
Lengayang
Ranah Pesisir
Linggo Sari Baganti
Pancung Soal
Lunang Silaut

3

Bergunung

Koto XI Tarusan
Bayang
IV Jurai
Batang Kapas
Sutera
Lengayang
Ranah Pesisir
Linggo Sari Baganti
Pancung Soal
Lunang Silaut

KAMPUNG/NAGARI
Sebagian daerah Sungai Pinang, Sungai Nyalo, Madeh,
Teluk, Raya, Pulau Karam, Kampung Pansur, Simpang
Carocok, Gurun Panjang
Sebagian daerah Karang Pauh, Api-Api, Pasar Baru,
Selayang Pandang
Sebagian daerah Sago, Laban, Painan Selatan, Sungai
Nipah, Koto Salido
Sebagian daerah Teluk Batung, Teluk Kasai Sungai
Bungin, Anakan, Bukit Tambun Tulang, Koto Nan Tigo,
Taluak Limpaso
Sebagian daerah Taratak, Lansano, Rawang Gunung
Malelo, Gunung Rajo, Surantiah, Aur Duri, Hamparan
Perak, Padang Tarok, Pantai Camin
Sebagian daerah Pasar Gompong, Pasar Kambang, Koto
Nan IV 1, Lakitan, Pulakek
Sebagian daerah Pasia Palangai, Nyiur Melambai, Pasia
Harapan
Sebagian daerah Punggasan Utara, Pasa Aia Haji, Aia
Haji Barat, Pasa Punggasan
Sebagian daerah Pasia Ganting
Sebagian daerah Suka Maju, Tanjung Makmur
Sebagian daerah Sungai Pinang, Sungai Nyalo, Mudiak
Aia, Simpang Carocok, Gurun Panjang, Kapuh
Sebagian daerah Karang Pauh, Selayang Pandang
Sebagian daerah Sago, Laban, Painan Selatan, Sungai
Nipah, Koto Salido
Sebagian daerah Teluk Batung, Teluk Kasai Sungai
Bungin, Anakan, Bukit Tambun Tulang, Koto Nan Tigo,
Taluak Limpaso
Sebagian dearah Taratak, Padang Tarok, Rawang
Gunung Malelo, Gunung Rajo Surantiah, Hamparan
Perak
Sebagian daerah Pasa Gompang
Sebagian daerah Pasia Harapan

Sebagian daerah Sungai Pinang
Sebagian daerah Sungai Nipah

Sumber : Rencana Tata Ruang Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kabupaten Pesisir Selatan, 2011

Kabupaten Pesisir Selatan

II-

8

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya 2017 – 2021

Berdasarkan peta topografi dan klasifikasi kelas lereng wilayah, diketahui bahwa sebagian besar
wilayah termasuk dalam kelas lereng curam dengan kemiringan lereng di atas 40 % yang
mencapai luas 304.235 Ha (52,91 %) terdapat pada seluruh Kecamatan Kabupaten Pesisir
Selatan. Sementara luas wilayah dengan kemiringan lereng datar 0 – 2 % dengan luas 181.654
Ha (31,59) terdapat diseluruh kecamatan, Kemiringan 2 – 15% dengan luas 5.102 Ha (0,89%)
terdapat di Kecamatan Lunang Silaut,Basa IV Balai Tapan, Pancung Soal, Linggo Sari
Baganti, Sutera, Batang Kapas dan Koto XI Tarusan, kemiringan 15 – 25% dengan luas 24.562
Ha (4,27%) terdapat diseluruh kecamatan, dan agak curam dengan kemiringan 25 – 40%
dengan luas 304.235 Ha (52,91%) terdapat diseluruh Kecamatan.Untuk lebih jelasnya
mengenai kelas kelerengan dapat dilihat padaPeta 4.3

PETA 2.3 TOPOGRAFI

2.5 GEOHIDROLOGI

Kondisi Hidrologi di daerah ini terdiri dari 19 sungai besar dan sungai kecil yang
merupakan bagian dari sistem jaringan sungai yang dipengaruhi oleh kondisi topografi
dan struktur fisiografi terpapar dari timur ke barat. Seluruh sungai yang berada di daerah
ini hulunya berada di Kabupaten Solok Selatan dan kawasan Hutan Suaka Alam Wisata

Kabupaten Pesisir Selatan

II-

9

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya 2017 – 2021
(HSAW) serta Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang debit rata-rata 29,696M3/dt
(tahun 2011) dengan luas 6.232,02 km2. Selain dari sungai sebagai sumber daya air, potensi
ketersediaan air tanah cukup memedai yaitu 9.420,44 juta M 3.Untuk lebih jelasnya dapat
di lihat pada tabel 4.7 di bawah ini.
TABEL 2.7
SUNGAI-SUNGAI YANG MENGALIR
KEPANTAI BARAT SUMATERA

NO

NAMA SUNGAI

1
2

Batang Lunang
Batang Tapan

3

Batang Inderapura

4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

Batang Air Haji
Batang Pelangai
Batang Kambang
Batang Surantih
Batang Kapas
Batang Lumpo
Batang Bayang
Batang Tarusan
Batang Salido
Batang Painan
Batang Amping Parak
Batang Lakitan
Batang Punggasan
Batang Bantaian
Batang Sindang
Batang Silaut
JUMLAH

KECAMATAN YANG
DILALUI

PANJANG
SUNGAI
(KM)

Lunang Silaut
Basa Iv Balai Tapan
Pancung Soal, Basa IV
Balai, Linggo Sari Baganti
Linggo Sari Baganti
Ranah Pesisir
Lengayang
Sutera
Batang Kapas
Iv Jurai
Bayang
Koto Xi Tarusan
IVJurai
IV Jurai
Sutera
Lengayang
Linggo Sari Baganti
Linggo Sari Baganti
Lunang Silaut
Lunang Silaut

93,70
45,85
51,11
45,75
45,69
37,12
32,71
43,86
52,47
18,16
13,61
17,41
29,18
20,84
16,06
43,47
56,43
663,42

1087,5
711,12

DEBIT
RATARATA
(M3/DT)
3,907
2,55

2,035.89

7,315

367,37
498,86
457,14
297,1
449,67
120,53
396,17
508,34
85,1
23,36
110,47
117,78
142,07
103,38
239,17
516,89
6.232,02

1,319
1,792
1,642
1,067
1,620
0,430
1,423
1,826
0,305
0,084
0,396
0,423
0,510
0,371
0,859
1,857
29,696

LUAS
DAS
(KM2)

Sumber : Laporan Identifikasi Permasalahan Sungai-sungai yang bermuara
ke Pantai Barat Sumatera Dep. PU 2011

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa Batang Inderapura merupakan sungai terpanjang
dengan panjang aliran sungai 93,70 km2 dan luas Daerah Aliran Sungai 2.035.89 km 2 serta
debit aliran sebesar 7,315 M3/dt. Sungai ini melalui tiga kecamatan yaitu kecamatan
Pancung soal, Basa IV Balai dan Linggo Sari Baganti, sedangkan yang terpendek adalah
Batang Painan dengan panjang aliran sungai 13,61 Km dan luas Daerah Aliran Sungai
23,36 km2 serta debit aliran sebesar 0,084 M3/dt.

2.6 GEOLOGI

Karakteristik lahan yang mempengaruhi bencana alam berupa longsor, banjir, dan erosi
pantai /abrasi. Berdasarkan peta geologi lembar Painan oleh Kastowo dan Gerhard W. Leo
(1972) skala 1: 250.000, terbitan Direktorat Geologi Bandung, daerah Kabupaten Pesisir
Selatan memiliki batuan sebagai berikut; (Tomp) Batuan gunung api oligi-miosen: Batuan
Kabupaten Pesisir Selatan

II- 10

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya 2017 – 2021
gunung api dengan sejumlah kecil batuan sediment. Batuan gunung api terdiri dari lava,
breksi, breksituff, tuf, hablur, ignimbrid dan tuf sela, kebanyakan bersusunan andesitan dan
dasitan. Tuf sela ini terdiri dari rombakan.Pecahan andesit, lempung pasiran, gelas dan
rijang, dengan perekat gelas, kalsit lembut, kuarsa dan feldspar. Tuf hablur mengandung
banyak feldspar dan kuarsa dengan masa dasar serisit, mineral lempung dan gelas,
termasuk arkosa, serpih bituminan, batubara serpihan, batupasir tufan, serpih tufan, tuf
andesitan dan breksi tuf. Dalam formasi ini termasuk batuan sedimen berumur miosen
awal yang mengandung fosil Dicotylenblendad di sebelah selatan gunung Kerinci.Umur
formasi ini dinyatakan sebagai oligo-miosen.Tebalnya mencapai 700 meter.Dilembar
Painan dinamakan formasi Painan. (Tomh) Lava, breksi gunung api dan tuf terubah,
bersusunan andesit, basal. Tebal 700 meter. (Tdb) Diabas : retas berstekstur diabasan ;
tersusun oleh Cabradiorit, augit, diopsid, dan olivine. Beberapa dari diabas ini mengalami
kloritisasi.Diabas dinyatakan berumur tersier tengah karena menerobos formasi Painan
(Tomp) yang berumur tersier akhir.

GRANIT : Granit biotit, porfir kuarsa dan granit grafik. Granit terdapat sebagai inti di
dalam batuan pluton granodiorit di daerah selatan gunung Kerinci.Granit ini dinyatakan
berumur miosen tengah karena hubungannya dengan batuan pluton granodiorit.
GRANODIORIT : Granit horenblenda sampai granodiorit. Dinyatakan berumur miosen
tengah karena menerobos formasi Painan yang berumur tersier bawah di sebelah selatan
gunung kerinci. (Qtb) Konglomerat aneka bahan, batupasir berbatuapung dan batulanau,
batu lempung dengan sisa tanaman, sisipan lignit dan batu gamping.Tebal 250
meter.LAVA : susunan dan asalnya sama dengan batuan gunung api yang tak terpisahkan
(Qyu). Aliran terdapat di sekitar Gunung Kerinci dan Gunung Tujuh. (Qv) Lava
bersusunan andesit-Basal, tuf dan breksi lahar. Sumber Gunung Pandan (Qvp), Gunung
Kunyit (qvk), Gunung Raya (Qvr), Gunung Kebongsong (qvkb), Gunung Medan (Qvm).
(Qa) Aluvium : bongkah kerikil, pasir, lanau, lumpur dan lempung. (Qas) ENDAPAN
RAWA : Pasir, lanau, lumpur, lempung mengandung sisa tanaman. (Qal) ALUVIUM :
Lanau, pasir, lempung, lumpur dan kerikil. (Jgr) GRANIT : susunannya berkisar antara
granit biotit horenblenda sampai granodiorit, dengan bintik-bintik mineral mafik, plagioklas
dari jenis oligiklas, horenblenda tidak mengalami kloritisasi, dan secara setempat terdapat
apatit. Terdapat sebagai stok.Granodiorit disimpulkan berumur lebih muda daripada
batuan paleozoikum dan lebih tua daripada formasi tabir yang berumur jura.Mungkin
berumur jura awal.

FORMASI BARISAN (Pb) : Filit, batusabak, batugamping, batu tanduk dan grewake
meta. Filit terdapat dari muskovit, serisit, klorit dan kuarsa; sedikit turmalin, epidot, zirkom

Kabupaten Pesisir Selatan

II- 11

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya 2017 – 2021
dan grafit; setempat telah berikal terutama di jalur koyak dimana pendaunannya
berkembang baik.Belahan batusabak umumnya berkembang baik.Rijang banyak sekali
terdapat.Urat kuarsa sulfida magmatik mengandung emas terdapat di daerah sungai sapat.
Ketebalannya lebih dari 3500 meter, (Jgr)
GRANIT : susunannya berkisar antara granit biotit horenblenda sampai granodiorit,
dengan bintik-bintik mineral mafik. Plagioklas dari jenis oligoklas, horenblenda telah
mengalami

kloritisasi,

dan

secara

setempat

terdapat

apatit,

terdapat

sebagai

stok.Granodiorit disimpulkan berumur lebih muda daripada batuan paleozoikum dan lebih
tua daripada formasi sabir yang erumur jura. Mungkin berumur jura awal, (Gd)
GRANODIORIT : Granodiorit, biotit, hornblenda, setempat terkloritkan. Adapun sebaran
spasial geologi Kabupaten Pesisir Selatan dapat dilihat pada Peta4.4

PETA 2.4 JENIS TANAH

B. JENIS TANAH
Jenis tanah terdiri dari tanah organosol, alluvial, regosol, andosol, podsolit, dan latosol. Jenis
tanah organosol disebut juga sebagai tanah gambut, tersusun dari timbunan bahan organic
dengan ketebalan sangat bervariasi, mulai dari 50 cm sampai 5 meter diatas tanag mineral.
Tekstur tanahnya bervariasi, tanpa struktur, konsistensi tanah lepas, pH tanah sangat masam
dan tergenang air sepanjang tahun. Tanah ini tidak begitu potensial bagi pertanaian karena sifat
kimia dan fisiknya sangat jelek.

Jenis tanah alluvial disebut juga sebagai tanah tumbuh tanah endapan, kandungan bahan
arganiknya rendah, reaksi tanah masam sampai netral, struktur tanahnya pejal atau tanpa
Kabupaten Pesisir Selatan

II- 12

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya 2017 – 2021
struktur dan konsistensinya keras waktu kering, teguh waktu lembab, kandungan unsure
haranya relative kaya dan banyak bergantung pada bahan induknya. Secara keseluruhan tanah
alluvial mempuyai sifat fisik kurang baik sampai sedang, sifat kimia sedang sampai baik,
sehingga produktivitas tanahnya sedang sampai tinggi.

Jenis tanah podsolik memiliki solum tanah yang agak tebal, yaitu 90-180 cm,tektur tanahnya
lempung berliat hingga liat, konsistensinya gembur dibagian atas dan teguh di lapisan bawah,
kandungan bahan organiknya kurang dari 5% kandungan unsure hara tanaman rendah, reaksi
tanah (PH) sangat rendah sampai rendah yaitu antara 4 – 4,5. Secara keseluruhan tanah ini
memiliki sifat kimia yang kurang baik, sifat kimia tidak mantap karena stabilitas agregatifnya
kurang, sehingga mudah terkenak erosi. Produktifitas tanah ini rendah sampai sedang tumbuh
dengan baik, tetapi harus dengan perlakuan khusus untuk mencegah erosi, karena tanah yang
bertektur sedang lebih peka terhadap erosi. Tanah dengan tekstur kasar menyerap air sangat
tinggi, tetapi daya simpan air sangat rendah,sehingga kurang cocok untuk tanaman pangan
lahan kering.

Jenis tanah yang paling dominan di Kabupaten Pesisir Selatan adalah tanah latasol, yaitu
seluas 188,153 Ha yang paling dominan adalah di Kecamatan Pc.Soal seluas 10.440 Ha dan
tanah andasol seluas 181.399 Ha yang paling dominan di Kecamatan Lengayang seluas 26.885
Ha dan sisa tersebar hampir diseluruh Kecamatan. Jenis tanah podsol seluas 88.447 Ha tersebar
di tiga kecamatan yaitu IV Nagari Bayang utara, BAB Tapan dan Lunang Silaut. Jenis tanah
Alluvial seluas 58.096 Ha tersebar hampir diseluruh kecamatan dan paling dominan di
Kecamatan Pc.Soal seluas 10.440 Ha. Jenis tanah organosol seluas 41.830 Ha tersebar pada
tiga kecamatan yaitu Pancung Soal, BAB Tapan dan Lunang Silaut sedangkan jenis tanah
regosol seluas 17.064 Ha, di kecamatan lunang Silaut dan Pancung Soal. Untuk lebih jelas
dapat dilihat pada tabel 4.4dan gambarPeta 4.4
2.7 KLIMATOLOGI

Berdasarkan geografisnya, Kabupaten Pesisir Selatan berada pada bagian barat pantai
Sumatera. Karena pengaruh letak ini pula, maka daerah ini tergolong beriklim tropis
dengan suhu udara dan kelembaban yang tinggi. Ketinggian permukaan daratan sangat
bervariasi yakni berada pada dataran rendah kecuali Kecamatan IV Nagari Bayu yang
hampir seluruh daerahnya berada di dataran tinggi dataran tinggi. Namum dalam tahuntahun terakhir ini, keadaan musim kadang tidak menentu, pada bulan-bulan yang
seharusnya musim kemarau terjadi hujan atau sebaliknya.

Kabupaten Pesisir Selatan

II- 13

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya 2017 – 2021
Kondisi iklim berdasarkan curah hujan tahunan rata-rata 299,6 mm/tahun. Puncak curah
hujan maksimum terjadi sekitar bulan Januari dan Desember. Sedangkan curah hujan
minimum terjadi pada bulan Mei.
Suhu minimum terjadi antara bulan April sampai dengan Juni dan suhu maksimum terjadi
antara bulan Januari dan Oktober dengan temperatur suhu udara berkisar antara 22º C –
28º C dan 23º C – 32º C serta kelembaban rata-rata 80 %.
Hujan terjadi hampir sepanjang tahun tanpa ada bulan-bulan kering dengan jumlah hari
hujan berkisar antara 13-15 hari perbulan.
Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi iklim dapat dilihat pada Tabel 4.8 dan Tabel 4.9
danPeta4.5
TABEL 2.8
JUMLAH CURAH HUJAN BERDASARKAN BULAN

NO

KECAMATAN

1.
2.
3.
4.

Koto XI Tarusan
Bayang
IV Nag. Bayang Utara
IV Jurai

5.

Batang Kapas

6.

Sutera

7.

Lengayang

8.
9.

Jan
56.20
-

Mar
26.00
-

CURAH HUJAN RATA-RATA BULANAN (mm)
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
17.75 17.00 23.00 23.90 31.09
-

-

-

29.08

69.00

-

-

-

-

Ranah Pesisir

-

-

-

Linggo Sari Baganti

-

-

-

10. Pancung Soal

-

Feb
30.10
-

17.73

-

Okt
33.85
-

Nop
27
-

Des
49.73
-

-

-

-

-

-

-

-

14.10

11.56

23.67

21.22

18.72

15.8

17.67

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

19.42

38.75

69.67

83.67

71.45

20.85

-

Sep
18.29
-

7.69

11. Basa IV Balai Tapan

23.13

43.80

21.14

18.75

38.00

43.78

27.00

12. Lunang Silaut

60.70

44.90

31.00

30.90

16.80

44.80

39.10

27.50

23.40

19.30

14.9

40.4

TOTAL

157.76

147.88

147.14

88.25

79.49 125.68

101.56

101.68

101.66

141.54

99.47

179.25

Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kab.Pesisir Selatan, Tahun 2013

Kabupaten Pesisir Selatan

II- 14

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya 2017 – 2021

TABEL 2.9
DATA SUHU BERDASARKAN HUJAN

NO

KECAMATAN

1.

SUHU RATA-RATA BULANAN (mm)
Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep

Okt

Nop

Des

Koto XI Tarusan

33,21

33,57

32,45

27,28

26,23

27,11

32,15

33,19

32,86

33,21

28,33

26,79

2.

Bayang

33,22

31,07

31,53

27,28

26,32

26,18

31,51

33,21

31,16

32,65

27,34

26,27

3.

IV Nag. Bayang Utara

33,13

32,27

32,25

27,28

26,23

26,32

32,05

32,21

32,18

31,25

26,54

27,86

4.

IV Jurai

33,12

31,33

32,45

27,28

26,23

27,13

31,57

32,31

31,76

32,27

26,18

28,15

5.

Batang Kapas

33,15

32,42

31,15

27,28

26,23

26,87

31,89

32,14

32,23

32,12

27,12

28,23

6.

Sutera

32,43

33,11

31,73

26,79

26,97

27,16

32,19

33,03

32,45

32,97

32,97

29,13

7.

Lengayang

31,51

32,77

31,13

26,29

26,17

26,19

32,24

32,03

32,15

33,17

27,53

26,96

8.

Ranah Pesisir

32,42

33,21

31,14

27,13

27,77

26,17

31,56

33,12

31,55

32,24

26,34

26,79

9.

Linggo Sari Baganti

33,03

33,13

31,27

26,43

27,21

26,65

31,65

33,24

32,36

31,27

28,54

27,86

10.

Pancung Soal

32,13

31,67

32,12

26,77

26,87

26,46

32,34

32,11

31,51

32,67

27,38

28,57

11.

Basa IV Balai Tapan

31,53

32,66

31,24

27,17

27,57

27,62

31,14

33,45

32,15

31,13

26,15

27,93

12.

Lunang Silaut

32,23

31,32

31,19

26,81

26,88

26,45

32,08

32,23

31,57

33,35

27,17

26,87

TOTAL

391,11

388,53 379,65 323,79 320,68 320,31 382,37 392,27 383,93 388,30 331,59 331,41

Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kab.Pesisir Selatan, Tahun 2013

PETA 2.5
DATA SUHU BERDASARKAN HUJAN

Kabupaten Pesisir Selatan

II- 15

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya 2017 – 2021

2.8 SOSIAL DAN EKONOMI WILAYAH

Struktur perekonomian dibentuk berdasarkan 9 (sembilan) sektor utama kegiatan, meliputi
sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik, gas dan air
minum, bangunan, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi,
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta jasa-jasa. Struktur ekonomi tahun 2014
didominasi oleh sektor pertanian, atas harga berlaku maupun harga konstan dimana dari
PDRB atas dasar berlaku terlihat bahwa sumbangan sektor ini tahun 2014 sebesar 35,14 %,
sedang menurut harga konstan sebesar 33,68 %. Sektor lain yang cukup besar memberikan
kontribusinya terhadap PDRB adalah sektor perdagangan besar dan eceran bukan mobil
dan sepeda motor 9,98%, konstruksi 8,99% industri pengolahan 7,9%, administrasi
pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib 6,66%, informasi dan komunikasi
5,73% sektor transportasi dan dan perdagaangan 3,64 % sektor keuangan dan asuransi
2,27% dan jasa pendidikan 2,81%.

TABEL 2.10
PERKEMBANGAN PDRB PERKAPITA DAN PENDAPATAN PERKAPITA

PDRB Perkapita atas dasar harga berlaku menunjukan PDRB per kepala atau per satu
orang penduduk. Pada tahun 2014, PDRB perkapita Kabupaten Pesisir Selatan mencapai
20,58 juta rupiah dengan laju pertumbuhan sebesar 4,81 % pada tahun 2011 dan berturut
turut sebesar 4,85 ; 4,96 ; dan 4,8 persen pada tahun 2012 - 2014
2.9 KEUANGAN DAERAH

Dalam memanfaatkan dana pembangunan, di bawah ini disajikan tabel tentang
penerimaan dana DAU (Dana Alokasi Umum), DAK-Non DR, dana perimbangan dan

Kabupaten Pesisir Selatan

II- 16

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya 2017 – 2021
lainnya tahun 2014. Dengan informasi melalui APBD, hingga saat ini Pesisir Selatan
masih mengandalkan sumber pembiayaan pembangunannya dari dana perimbangan,
sementara sumber dana yang berasal dari APBD, yang berasal dari pajak dan retribusi
daerah, masih relatif kecil kontribusinya. Sementara pengeluaran setiap tahun terlihat
meningkat pada pos pengeluaran rutin/belanja tidak langsung. Ini sebagai konsekuensi
dari besarnya beban pemerintah daerah dalam membiayai kelangsungan pelayanan publik
untuk warganya.

TABEL 2.11
PERKEMBANGAN PENDAPATAN DAERAH DALAM 5 TAHUN TERAKHIR

TABEL 2.12
DATA PERKEMBANGAN BELANJA DAERAH 5 TAHUN TERAKHIR

Kabupaten Pesisir Selatan

II- 17

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya 2017 – 2021

TABEL 2.13
DATA PERKEMBANGAN PEMBIAYAAN DAERAH 5 TAHUN TERAKHIR

Jika dalam jangka panjang keuangan daerah masih dijadikan sebagai sumber pembiayaan
pembangunan, maka akan terjadi kesulitan dalam menumbuhkan ekonomi daerah. Hal ini
terutama disebabkan keterbatasan dana pembangunan, sementarakebutuhan anggaran
untuk penyediaan sarana fisik, dan pelayanan publik lainnya semakin meningkat dari
tahun ke tahun.

Celah yang mungkin dapat dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan adalah
dengan mengupayakan peningkatan dana perimbangan berdasarkan dana kompensasi
(Bantuan Luar Negeri) untuk perbaikan ekonomi masyarakat disektor hutan lindung,
mengingat Kabupaten Pesisir Selatan memiliki hutan lindung yang sangat strategis sebagai
bagian dari paru-paru dunia. Namun sebagai daerah yang memelihara hutan lindung
untuk paru – paru dunia pemerintah pusat belum memperlihatkan adanya perhatian
yang sungguh – sungguh dalam peningkatan ekonomi masyarakat miskin yang berada
dilokasi hutan lindung. Selain dari itu upaya untuk mendatangkan investasi masyarakat,
baik yang berasal dari investasi domestik, maupun investasi asing, adalah sesuatu yang
perlu ditempatkan ke dalam kerangka kebijakan investasi daerah. Untuk dapat
menjangkau obyek-obyek wisata dan sentra-sentra industri.

Kabupaten Pesisir Selatan

II- 18

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya 2017 – 2021

2.10 PROFIL SOSIAL KAB. PESISIR SELATAN
A. PENDIDIKAN
Tingkat pendidikan menjadi salah satu tolak ukur kualitas sumberdaya manusia yang akan
menjadi pelaku pembangunan di daerah. Keberhasilan pembangunan bidang pendidikan
didukung dengan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai, sehingga proses
mengajar dan mendidik dapat berlangsung dengan baik. Struktur penduduk berdasarkan
tingkat pendidikan tahun 2012, sebagian besar didominasi oleh penduduk dengan tingkat
pendidikan tamat SLTP/ setara yaitu berjumlah sekitar 79394 jiwa (31,81 %) dan yang
paling rendah adalah penduduk dengan tingkat pendidikan S2/S3 yaitu 659 jiwa.

B. ANGKATAN KERJA
Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) adalah banyaknya penduduk usia kerja yang terserap
dalam pasar kerja atau penduduk umur 15 tahun dan lebih yang bekerja. Dalam pengertian
ini, kesempatan kerja bukanlah lapangan pekerjaan yang masih terbuka, walaupun
komponen yang terakhir ini akan menambah kesempatan kerja yang akan datang. Pada
suatu waktu, lapangan pekerjaan yang masih terbuka cukup banyak, sementara jumlah
pencari kerja juga banyak. Hal ini dapat terjadi karena kurang baiknya distribusi lapangan
pekerjaan yang masih terbuka serta bertalian dengan pola penyebaran penduduk, ataupun
karena alasan lain seperti faktor keterampilan keahlian dari pada pencari kerja.

Jumlah angkatan kerja tahun 2012, tercatat sebanyak 178.290 orang. Bila dilihat dari
angkatan kerja yang ada terdapat sebanyak 150.225 orang (88,94%) yang berkerja atau yang
memiliki perkerjaan sedangkan sisanya sebanyak 18.688 orang (11,841%) adalah mereka
yang sedang mencari pekerjaan atau menganggur. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai
jumlah angkatan kerja dapat dilihat pada Tabel 4.7.2 dan Tabel 4.7.3

TABEL 2.14
JUMLAH ANGKATAN KERJA

Kabupaten Pesisir Selatan

II- 19

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya 2017 – 2021
TABEL 2.15
ANGKA KESEMPATAN KERJA

Kabupaten Pesisir Selatan

II- 20