Implementasi pembelajaran sejarah berbasis paradigma pedagogi reflektif melalui pemanfaatan multimedia untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas XI IPA 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis Ix Sedayu - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS
PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF MELALUI PEMANFAATAN
MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE,
CONSCIENCE, DAN COMPASSION SISWA KELAS XI IPA 1 SMA
PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah

Disusun Oleh :
Andreas Gilang Tito Abiyasa
091314002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA

2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS
PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF MELALUI PEMANFAATAN
MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE,
CONSCIENCE, DAN COMPASSION SISWA KELAS XI IPA 1 SMA
PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah

Disusun Oleh :
Andreas Gilang Tito Abiyasa
( 091314002)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014


 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan perlindungan dan kekuatan
dalam hidupku
2. Kedua orangtua ku tercinta dan adikku tersayang yang selalu mendukung

dan memberi semangat dalam segala hal

iv 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

Sejarah ibarat “tempe” dihamparan “hamburger”. Sekarang tergantung bagaimana
cara kita menjadikan “tempe” tersebut berasa “hamburger”. - (Hb. Hery Santosa)

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua. - (Aristoteles)

Walk on with hope in your heart. And you’ll never walk alone - (Liverpool FC)


 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS
PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF MELALUI PEMANFAATAN
MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE,
CONSCIENCE, DAN COMPASSION SISWA KELAS XI IPA 1 SMA
PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU
Oleh
Andreas Gilang Tito Abiyasa
Universitas Sanata Dharma
2014
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan competence, conscience, dan
compassion siswa setelah Implementasi Pembelajaran Sejarah Berbasis Paradigma
Pedagogi Reflektif (PPR) Melalui Pemanfaatan Multimedia.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan
model penelitian Kemmis dan McTaggart berbais PPR dengan tahapan

perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Data dikumpulkan dengan
menggunakan observasi, tes, dan kuesioner. Analisis data dengan menggunakan
deskriptif persentase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan competence,
conscience, dan compassion siswa setelah diterapkannya pembelajaran sejarah
dengan PPR melalui pemanfaatan multimedia. (1) Peningkatan competence siswa
dengan KKM 78, dari keadaan awal 14 siswa (46,67%) menjadi 21 siswa (70%)
pada siklus 1, dan pada siklus 2 meningkat lagi menjadi 27 siswa (90%). (2)
Peningkatan aspek conscience siswa dilihat dari rata-rata skor keadaan awal
sebesar 157,3 (71,5%) dengan kategori cukup, meningkat menjadi 169,1 (76,8%)
pada keadaan akhir dengan kategori cukup atau terjadi peningkatan sebesar 5,3%.
(3) Peningkatan aspek compassion siswa pada keadaan awal sebesar 188,1
(78,4%) dengan kategori cukup, meningkat menjadi 196 (81,7%) pada keadaan
akhir dengan kategori tinggi atau terjadi peningkatan sebesar 3,3%.

viii 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


ABSTRACT
HISTORY LEARNING IMPLEMENTATION BASED ON REFLECTIVE
PEDAGOGICAL PARADIGM THROUGH THE USE OF MULTIMEDIA
IN IMPROVING COMPETENCE, CONSIENCE, AND COMPASSION OF
ELEVENTH GRADE STUDENTS OF SCIENCE 1 PANGUDI LUHUR ST.
LOUIS IX SEDAYU SENIOR HIGH SCHOOL
By
Andreas Gilang Tito Abiyasa
Sanata Dharma University
2014
This research aims to describe the competence, conscience, and
compassion improvement of the students towards the Implementation of the
History Learning Based on Reflective Pedagogical Paradigm (RPP) through the
use of multimedia.
This research uses Class Action Research model according to Kemmis and
Mc Taggart based on RPP with the steps of planning, action, observation, and
reflection. The data is gathered through observation, test, and questionnaire. The
data analysis uses descriptive percentage.
The result points out that there is competence, conscience, and compassion
improvement of students after implementing history learning based on PPR

through the use of multimedia. (1) Students' competence improvement with KKM
of 78, in the initial state of first cycle, it is 14 students (46,67%) increasing into 21
students (70%), and in the second cycle increasing into 27 students (90%). (2) The
improvement of students' conscience aspect as seen in initial state of average score
which is 157,3 (71,5%) with the enough category, increasing into 169,1 (76,8%)
at the final state with enough category or there is an increase of 5,3%. (3) The
improvement of students' compassion aspect, in the initial state of 188,1 (78,4%)
with enough category, increasing into 196 (81,7%), in the final state with high
category or there is an increase of 3,3 %. 

ix 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan bimbingan-Nya skripsi yang berjul ”Implementasi Pembelajaran
Sejarah Berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif melalui Pemanfaatan

Multimedia Untuk Meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion
Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu” ini dapat
terselesaikan dengan baik. Bagi penulis penyusunan skripsi ini telah memberikan
banyak ilmu dan pengalaman yang sangat berguna dalam penyusunan sebuah
karya ilmiah.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku ketua jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang telah
banyak memberikan informasi dan bimbingan kepada penulis.
4. Bapak Drs. A.K. Wiharyanto, M.M. selaku dosen pembimbing II yang
telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis
5. Br. Agustinus Mujiya, S.Pd., FIC selaku kepala SMA Pangudi Luhur St.
Louis IX Sedayu yang telah memberikan kesempatan dalam melaksanakan
penelitian ini sehingga dapat berjalan dengan semestinya.


 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .........................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................


iv

HALAMAN MOTTO .................................................................................

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .....................................................

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH.........

vii

ABSTRAK ..................................................................................................

viii

ABSTRACT ................................................................................................


ix

KATA PENGANTAR ................................................................................

x

DAFTAR ISI ...............................................................................................

xii

DAFTAR TABEL .......................................................................................

xiv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................

xvi

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................

1

A. Latar Belakang ................................................................................

1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................

8

C. Batasan Masalah .............................................................................

9

D. Rumusan Masalah ...........................................................................

9

E. Pemecahan Masalah ........................................................................

10

F. Tujuan Penelitian ...........................................................................

10

G. Manfaat Penelitian ..........................................................................

11

H. Sistematika Penulisan .....................................................................

12

BAB II KAJIAN TEORI.............................................................................

13

A. Deskripsi Teori ................................................................................

13

1. Penelitian Tindakan Kelas ........................................................

13

xii 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Pembelajaran Sejarah ................................................................

16

3. Paradigma Pedagogi Reflektif...................................................

21

4. Konsep Competence, Conscience, Compassion (3C) ...............

25

5. Multimedia ................................................................................

29

B. Materi Pembelajaran .......................................................................

31

C. Kaitan antara penerapan PPR melalui pemanfaatan multimedia
dengan PTK dalam pembelajaran sejarah .......................................

37

D. Penelitian yang Relevan ..................................................................

38

E. Kerangka Berpikir ...........................................................................

39

BAB III METODE DAN METODOLOGI PENELITIAN .......................

41

A. Jenis penelitian ................................................................................

41

B. Setting Penelitian ............................................................................

41

C. Subyek dan Obyek ..........................................................................

42

D. Desain penelitian .............................................................................

43

E. Definisi Operasionel Variabel .........................................................

43

F. Sumber Data ....................................................................................

45

G. Metode Pengumpulan data ..............................................................

46

H. Instrumen Pengumpulan data ..........................................................

47

I. Jenis dan Analisis Data ...................................................................

49

J. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ...............................................

55

K. Prosedur Penelitian .........................................................................

57

L. Indikator Keberhasilan ....................................................................

64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................

65

A. Hasil penelitian................................................................................

65

B. Komparasi .......................................................................................

110

C. Pembahasan .....................................................................................

120

BAB V PENUTUP......................................................................................

127

A. Kesimplan .......................................................................................

127

B. Saran ...............................................................................................

129

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

131

xiii 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Jadwal Penelitian Di Sekolah ...................................................

42

Tabel 2: Kriteria Penuntasan Hasil Belajar ...............................................

50

Tabel 3: Kriteria Penilaian Portofolio Siklus 1 .........................................

51

Tabel 4: Kriteria Penilaian Portofolio Siklus 2 .........................................

51

Tabel 5: Skor Kuesioner Pernyataan Positif ..................................................

53

Tabel 6: Skor Kuesioner Pernyataan Negatif ............................................

53

Tabel 7: Analisis Kuesioner Aspek Conscience (Suara Hati) ...................

53

Tabel 8 : Analisis Kuesioner Aspek Compassion (Bela Rasa) .................

54

Tabel 9: Pengamatan Aspek Conscience (Suara Hati) siklus 1 dan 2.........

54

Tabel 10 : Pengamatan Aspek Compassion (Bela Rasa) siklus 1 dan 2 ........

55

Tabel 11 : Indikator Keberhasilan ...............................................................

64

Tabel 12 : Keadaan Awal Nilai Kognitif ....................................................

68

Tabel 13 : Data Keadaan Awal Aspek Competence ...................................

69

Tabel 14 : Data Keadaan Awal Aspek Conscience (Suara Hati) ...................

70

Tabel 15: Data Keadaan Awal Aspek Compassion (Bela Rasa).................

70

Tabel 16 : Hasil Ulangan Siklus 1 ..............................................................

82

Tabel 17 : Nilai Akhir Siklus 1 ...................................................................

83

Tabel 18 : Frekuensi Data Aspek Competence Siklus 1 .............................

85

Tabel 19 : Hasil Pengamatan Aspek Conscience dan Compassion Siklus 1

87

Tabel 20 : Hasil Ulangan Siklus 2...............................................................

98

Tabel 21 : Nilai Akhir Siklus 2 ..................................................................

99

Tabel 22 : Frekuensi Data Aspek Competence Siklus 2 .............................

100

xiv 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 23 : Data Keadaan Akhir Aspek Conscience (Suara Hati) ...............

102

Tabel 24 : Data Keadaan Akhir Aspek Compassion (Bela Rasa) ...............

104

Tabel 25 : Hasil Pengamatan Aspek Conscience dan Compassion Siklus 2

106

Tabel 26 : Komparasi Aspek Competence Berdasarkan Peningkatan Nilai

110

Tabel 27 : Komparasi Aspek Competence Berdasarkan Ketuntasan KKM

112

Tabel 28 : Hasil Komparasi Aspek Conscience Keadaan Awal dan Akhir

114

Tabel 29 : Hasil Komparasi Aspek Conscience Siklus 1 dan 2 ..................

116

Tabel 30 : Hasil Komparasi Aspek Compassion Keadaan Awal dan Akhir

118

Tabel 31 : Hasil Komparasi Aspek Conscience Siklus 1 dan 2 ..................

120

xv 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar I : Siklus Penelitian Tindakan Kelas ...........................................

18

Gambar II : Kerangka Berpikir ..................................................................

41

Gambar III : Desain model Kemmis dan McTaggart berbasis PPR .........

45

Gambar IV : Grafik Data Keadaan Awal Competence Siswa.....................

70

Gambar V : Grafik Perbandingan Data Keadaan Awal Conscience .........

72

Gambar VI : Grafik Perbandingan Data Keadaan Awal Compassion .......

74

Gambar VII : Grafik Perbandingan Data Competence Siklus 1 .................

86

Gambar VIII: Grafik Perbandingan Data Competence Siklus 2 .................

101

Gambar IX : Grafik Perbandingan Data Keadaan Akhir Conscience ........

103

Gambar X : Grafik Perbandingan Data Keadaan Akhir Compassion ......

105

Gambar XI : Diagram Hasil Komparasi Aspek Competence.....................

113

Gambar XII: Diagram Hasil Komparasi Aspek Conscience Keadaan Awal
dan Akhir .............................................................................

116

Gambar XIII: Diagram Hasil Komparasi Aspek Compassion Keadaan Awal
dan Akhir .............................................................................

xvi 
 

119

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Jadwal Penelitian ....................................................................

134

Lampiran 2: Surat Ijin Penelitian ................................................................

135

Lampiran 3: Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ......................

136

Lampiran 4: Silabus ....................................................................................

137

Lampiran 5: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .......................................

143

Lampiran 6: Hasil Wawancara Dengan Guru .............................................

154

Lampiran 7: Hasil Observasi Aktivitas Guru Di Kelas...............................

155

Lampiran 8: Hasil Observasi Aktivitas Siswa Di Kelas .............................

156

Lampiran 9: Rangkuman Hasil Refleksi dan Aksi Siswa ...........................

157

Lampiran 10: Kisi-kisi Kuesioner Aspek Conscience Siswa ......................

159

Lampiran 11: Kuesioner Pra Penelitian Aspek Conscience........................

160

Lampiran 12: Hasil Analisis Validitas Kuesioner Aspek Conscience ........

165

Lampiran 13: Kuesioner Keadaan Awal dan Akhir Aspek Conscience .....

168

Lampiran 14: Kisi-kisi Kuesioner Aspek Compassion Siswa ....................

173

Lampiran 15: Kuesioner Pra Penelitian Aspek Compassion ......................

174

Lampiran 16: Hasil Analisis Validitas Kuesioner Aspek Compassion.......

179

Lampiran 17: Kuesioner Keadaan Awal dan Akhir Aspek Compassion ....

182

Lampiran 18: Kisi-kisi Soal Ulangan Siklus 1 ............................................

187

Lampiran 19: Soal Tes/Ulangan Siklus 1....................................................

189

Lampiran 20: Kisi-kisi Soal Ulangan Siklus 2 ............................................

193

Lampiran 21: Soal Test/Ulangan Siklus 2 ..................................................

195

Lampiran 22: Lampiran Foto ......................................................................

201

xvii 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Secara umum pengertian pendidikan adalah proses perubahan atau
pendewasaan manusia, berawal dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak biasa
menjadi biasa, dari tidak paham menjadi paham dan sebagainya. Pendidikan itu
bisa didapatkan dan dilakukan dimana saja, bisa di lingkungan sekolah,
masyarakat dan keluarga, dan yang penting untuk diperhatikan adalah
bagaimana memberikan atau mendapat pendidikan dengan baik dan benar,
agar manusia tidak terjerumus dalam kehidupan yang negatif. Pendidikan
mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjamin kelangsungan
hidup negara, karena pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan dan
mengembangkan

kualitas

sumber

daya

manusia.

Dengan

pendidikan

kehidupan manusia menjadi terarah. Pendidikan umum merupakan pendidikan
dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan
oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Pada hakikatnya tujuan pendidikan nasional tidak boleh melupakan landasan
konseptual filosofi pendidikan yang membebaskan dan mampu menyiapkan
generasi masa depan untuk mampu bertahan hidup dan berhasil menghadapi
tantangan-tantangan zamannya.1 Pendidikan itu sendiri memiliki peranan yang
penting dalam menciptakan masyarakat yang cerdas, kritis dan demokratis. Di era
                                                            
1

Dharma Kesuma, dkk, 2012, Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, Bandung:
Rosdakarya, hlm. 6.



PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
 
dewasa ini, pendidikan merupakan hal yang wajib dimiliki oleh setiap individu.
Oleh sebab itu, pembaharuan pendidikan harus senantiasa dilakukan agar tercipta
pendidikan yang berkualitas.
Menjadikan manusia cerdas dan pintar, boleh jadi mudah dilakukan, tetapi
menjadikan manusia agar menjadi orang yang baik dan bijak, tampaknya jauh
lebih sulit atau bahkan sangat sulit. Dengan demikian, sangat wajar apabila
dikatakan bahwa masalah moral merupakan persoalan akut atau penyakit kronis
yang mengiringi kehidupan manusia kapan dan di mana pun. Pendidikan bukan
sekedar berfungsi sebagai media untuk mengembangkan kemampuan semata,
melainkan juga berfungsi untuk membentuk karakter dan peradaban bangsa yang
bermatabat. Dari hal ini maka sebenarnya pendidikan karakter tidak bisa
ditinggalkan dalam berfungsinya pendidikan. Oleh karena itu, sebagai fungsi yang
melekat pada keberadaan pendidikan nasional untuk membentuk karakter dan
peradaban bangsa, pendidikan karakter merupakan manifestasi dari peran tersebut.
Untuk itu, pendidikan karakter menjadi tugas dari semua pihak yang terlibat
dalam usaha pendidikan.
Proses pengembangan nilai-nilai yang menjadi landasan dari pendidikan
karakter seperti yang telah diuraikan di atas, menghendaki suatu proses yang
berkelanjutan, dilakukan melalui implementasi pada berbagai mata pelajaran yang
ada. Dalam realitanya, proses pembelajaran yang terjadi pada umumnya hanyalah
penyampaian materi dari guru ke siswa tanpa menanamkan nilai nilai karakter
dalam diri siswanya. Penanaman nilai yang kurang inilah menyebabkan
perkembangan karakter siswa menjadi kurang. Banyak fakta terlihat bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
 
sekarang telah terjadi banyak praktek negatif yang dilakukan oleh pelajar sebagai
contoh merosotnya moral mereka saat ini.
Salah satu mata pelajaran yang berpotensi membentuk sikap kemanusiaan
kritis adalah sejarah. Sejarah tidak akan berfungsi dalam proses pendidikan yang
menjurus pertumbuhan dan pengembangan karakter bangsa apabila nilai-nilai
sejarah tersebut belum terwujud dalam pola pikir dan perilaku yang nyata. Untuk
sampai pada wujud perilaku ini, perlu ditumbuhkan apa yang disebut kesadaran
sejarah.2 Sejarah adalah salah satu ilmu pengetahuan yang sangat menarik.
Sejarah juga mengajarkan hal-hal yang sangat penting, dalam mengembangkan
pendidikan karakter, kesadaran akan siapa dirinya dan bangsanya adalah bagian
yang teramat penting.
Kesadaran tersebut hanya dapat terbangun dengan baik melalui sejarah yang
memberikan pencerahan dan penjelasan mengenai siapa diri bangsanya di masa
lalu yang menghasilkan dirinya dan bangsanya di masa kini. sebagai contohnya
mengenai keberhasilan dan kegagalan dari para pemimpin negara, sistem
perekonomian yang pernah ada, bentuk-bentuk pemerintahan, dan hal-hal penting
lainnya dalam kehidupan manusia sepanjang sejarah. Dari sejarah, kita dapat
mempelajari apa saja yang memengaruhi kemajuan dan kejatuhan sebuah negara
atau sebuah peradaban. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa sejarah
merupakan mata pelajaran yang penuh dengan nilai-nilai kehidupan terutama
nilai-nilai karakter dan kemanusiaan.

                                                            
2

I Gede Widja, 1989, Dasar-dasar Pengembangan Strategi Serta Metode Pengajaran Sejarah,
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, hlm. 10.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4

 

Namun dalam prakteknya, masih banyak siswa yang kurang berminat pada
pelajaran sejarah. Banyak orang berpikir bahwa pelajaran sejarah hanyalah
menyangkut urusan sekelompok kecil anggota masyarakat yang disebut dengan
sejarawan atau peminat sejarah yang tertarik pada apa yang terjadi di waktu yang
lampau. Dalam konteks pendidikan, sejarah sering dianggap urusan guru sejarah
saja, yang berminat pada sejarah karena tuntutan profesinya sebagai guru.3
Banyaknya siswa yang tidak menyukai mata pelajaran sejarah dikarenakan guru
mata pelajaran yang cenderung monoton, ditambah lagi mereka lebih tertarik pada
materi pembelajaran yang realistik dan memiliki prospek ke depan.
Hal yang serupa juga terjadi dalam proses pembelajaran di salah satu SMA
di Yogyakarta. SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu adalah merupakan
sekolah berasrama (boarding school) yang dikelola oleh para biarawan dan
biarawati gereja. Sekolah ini berciri khas Katholik sebagai komunitas umat
beriman yang mewujudkan keimanan, kebijaksanaan dalam tata pergaulan seharihari.4 Pembinaan dalam hidup berasrama yang religius memberikan nuansa bagi
kehidupan sekolah berbeda dengan sekolah sekolah lain berdasarkan visi dari
SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu yaitu menjadi sekolah pilihan,
berkarakter katholik, unggul dalam akademik, peduli lingkungan, dan memiliki
ketrampilan hidup dilandasi semangat pelayanan.
Dengan latar belakang sekolah yang seperti itu, peneliti sangat tertarik untuk
melakukan penelitian di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu. Berdasarkan
observasi awal di kelas XI IPA 1, dimana guru sejarah masih menggunakan
                                                            
3
4

Ibid., hlm. 7.
http://smaplsedayu.sch.id/profil/sejarah-singkat-sma-pl-st-louis-ix-sedayu.2.html (diakses pada
tanggal 20 Maret 2013)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
 
metode konvensional. Yakni melakukan ceramah dan berpedoman pada buku
paket, walaupun sering kali ditambahi dengan guyonan kecil untuk mencairkan
suasana. Keadaan semacam itulah yang menjadi salah satu penyebab kurangnya
minat siswa pada pelajaran sejarah, sehingga kegunaan sejarah untuk
menanamkan nilai kehidupan sulit untuk dilakukan.
Realita masalah ini tidak dimaksudkan tuduhan peneliti terhadap metode
guru yang cenderung kuno, akan tetapi ajakan kepada semua pihak di SMA
Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu untuk bekerjasama dalam pemecahan masalah
tersebut. Sehingga proses pembelajaran yang berlangsung akan sesuai dengan
tujuan dari SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu, yaitu terselenggaranya
pembelajaran yang aktif dan menyenangkan serta tercapainya peningkatan sarana/
prasarana dan media kegiatan belajar mengajar.5
Pendidikan perlu mengembangkan siswa-siswanya tidak hanya pandai
secara akademik, tetapi menjadi cerdas (bukan hanya pandai dalam bidang studi).
Cerdas yang dimaksud adalah cerdas dalam bersikap, memutuskan, memilih,
menilai, dan bertindak. Dengan kata lain cerdas adalah sikap kemanusiaan yang
kritis. Dengan bimbingan guru, siswa diajak untuk membahas masalah-masalah
atau kejadian-kejadian yang dipaparkan dalam media massa untuk membentuk
pendapat dan sikap kritis berdasarkan kaidah dan etika yang telah dipelajari.
Berlandaskan sikap, keyakinan, nilai kemanusiaan/budaya tersebut, siswa dilatih
untuk menjadi cerdas. Dengan menyikapi dan menghayati nilai/budaya sebagai
landasannya, siswa dilatih untuk membahas masalah aktual kemasyarakatan
                                                            
5

http://smaplsedayu.sch.id/profil/sejarah-singkat-sma-pl-st-louis-ix-sedayu.2.html (diakses pada
tanggal 20 Maret 2013)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
 
secara kritis. Dalam hal ini sangat diperlukan kemampuan penalaran, eksplorasi,
kreativitas, dan kemandirian dalam belajar, baik bagi mereka yang akan sampai ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi maupun mereka yang karena hambatan
finansial tidak mampu sampai ke jenjang yang lebih tinggi.
Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan pembelajaran yang mendukung,
salah satunya dengan melaksanakan pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif
(PPR). Pola pikir pembelajaran PPR ini dalam hal membentuk pribadi, siswa
diberi pengalaman akan suatu nilai kemanusiaan, kemudian siswa difasilitasi
dengan pertanyaan agar merefleksikan pengalaman tersebut, dan berikutnya
difasilitasi dengan pertanyaan aksi agar siswa membuat niat dan berbuat sesuai
nilai tersebut.6
Melalui PPR diharapkan siswa-siswi akan menjadi pejuang, maka perlu
dikembangkan pada mereka kepemimpinan. Kepemimpinan ditumbuhkan dengan
melengkapi mereka dengan kemampuan penalaran, eksplorasi, kreativitas dan
kemandirian dalam pelajaran dan bertindak. SMA Pangudi Luhur St. Louis IX
Sedayu merupakan lembaga pendidikan yang termasuk dalam idealisme
pendidikan katholik, yang mana persaudaraan sejati merupakan roh sekolah,
sesuai dengan ciri khas dari para Bruder FIC selaku pengayom dari sekolah ini.
Oleh sebab itu, sangatlah cocok bila PPR ini diterapkan dalam pendidikan
di sekolah tersebut sehingga dapat meningkatkan karakter mereka terutama dalam
hal

kemampuan/prestasi

belajar,

ketrampilan,

sikap

atau

competence,

mengembangkan hati nurani atau conscience, dan mengembangkan bela rasa
                                                            
6

  Tim Redaksi Kanisius, 2008, Paradigma Pedagogi Reflektif: Alternatif Solusi Menuju Pendidikan
Kristiani, Yogyakarta: Kanisius, hlm. 39. 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
 
terhadap sesama atau compassion sesuai dengan visi dan misi dari SMA Pangudi
Luhur St. Louis IX Sedayu.
Dalam hal ini pembelajaran PPR ini juga perlu dikemas semenarik mungkin
agar siswa tertarik, maka diperlukan suatu media pendukung. Pada penelitian ini,
peneliti menggunakan alat pendukung berupa multimedia pembelajaran berbasis
teknologi sehingga dalam menyampaikan pelajaran sejarah, metode yang
digunakan guru tidak konvensional. Pada dasarnya salah satu tujuan dari
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan multimedia adalah sedapat
mungkin menggantikan dan melengkapi tujuan, materi, metode dan alat penilaian
yang ada dalam proses belajar mengajar dalam sistem pembelajaran konvensional.
Dengan penerapan multimedia ini diharapkan akan mampu memberikan
perubahan dalam suasana belajar, sehingga dapat menimbulkan motivasi
khususnya dalam mengikuti pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar siswa di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu sesuai dengan visi,
misi, dan tujuan sekolah tersebut. Selain itu dengan digunakannya multimedia
dalam pembelajaran, akan membantu menunjang dalam proses penanaman nilainilai karakter dan kemanusiaan yang sangat banyak terkandung dalam pelajaran
sejarah karena  aspek multimedia yang dimiliki komputer dapat memberikan
rangsangan atau stimulus dalam belajar.
Perubahan suasana dalam proses pembelajaran seperti pengadaan animasi
gambar yang menarik dan mengarah pada materi pembelajaran, serta iringan
musik yang menyertai gambar-gambar dan interaksi yang dibuat, diharapkan
dapat dijadikan alternatif untuk membuat siswa lebih termotivasi untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
 
berkonsentrasi dalam belajar. Selain itu juga, siswa diharapkan mampu untuk
beradaptasi dengan era digital dewasa ini.
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka peneliti tertarik
untuk melakukan sebuah penelitian tindakan kelas dengan judul “Implementasi
Pembelajaran

Sejarah

Berbasis

Paradigma

Pedagogi

Reflektif

Melalui

Pemanfaatan Multimedia Untuk Meningkatkan Competence, Conscience, dan
Compassion Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu”
Dengan penelitian ini diharapkan akan meningkatkan prestasi competence
(pengetahuan, ketrampilan, sikap), conscience (hati nurani), dan compassion (bela
rasa) siswa kelas XI IPA 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu.

B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut, dapat diketahui bahwa kondisi
pembelajaran di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX adalah:
1. Kurangnya kesadaran akan pentingnya pembelajaran sejarah.
2. Proses pembelajaran yang monoton dikarenakan pembelajaran yang
dipergunakan guru masih konvensional.
3. Proses pembelajaran yang terjadi hanyalah penyampaian materi dari guru
ke siswa, sehingga kurang berkembang dari aspek nilai-nilai karakter dan
kemanusiaannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9

 
C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini hanya akan membahas tentang peningkatan
competence (pengetahuan, ketrampilan, sikap), conscience (hati nurani), dan
compassion (bela rasa) siswa kelas XI IPA 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX
Sedayu dangan implementasi pembelajaran sejarah berbasis pedagogi reflektif
menggunakan pemamfaatan multimedia.
D. Rumusan Masalah
1. Apakah implementasi pembelajaran sejarah berbasis paradigma pedagogi
reflektif melalui pemanfaatan multimedia dapat meningkatkan aspek
competence (pengetahuan, ketrampilan, sikap) siswa kelas XI IPA 1 SMA
Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu?
2. Apakah implementasi pembelajaran sejarah berbasis paradigma pedagogi
reflektif melalui pemanfaatan multimedia dapat meningkatkan aspek
conscience (hati nurani) siswa kelas XI IPA 1 SMA Pangudi Luhur St.
Louis IX Sedayu?
3. Apakah implementasi pembelajaran sejarah berbasis paradigma pedagogi
reflektif melalui pemanfaatan multimedia dapat meningkatkan aspek
compassion (bela rasa) siswa kelas XI IPA 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis
IX Sedayu?
E. Pemecahan Masalah
Dalam

penelitian

ini,

permasalahan

akan

dipecahkan

dengan

mengimplementasikan pembelajaran berbasis Pedagodi Reflektif. Dengan
menerapkan Pedagogi Reflektif tersebut, diharapkan siswa tidak hanya pandai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
 
secara akademik namun juga memiliki pemahaman manusiawi yang kritis.
Pembelajaran Reflektif ini nanti akan didukung dengan pemanfaatan multimedia
karena diharapkan siswa mampu untuk beradaptasi dengan era digital dewasa ini.
Hal tersebut dilakukan sebagai cara untuk meningkatkan aspek competence
(pengetahuan, ketrampilan, sikap), conscience (hati nurani), dan compassion (bela
rasa) pada siswa sesuai dengan prosedur penelitian tindakan kelas.

F. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah tersebut, dapat dideskripsikan beberapa tujuan
penelitian yang akan dicapai:
1. Meningkatkan aspek competence (pengetahuan, ketrampilan, sikap) siswa
kelas XI IPA 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dalam
implementasi pembelajaran sejarah berbasis paradigma pedagogi reflektif
melalui pemanfaatan multimedia.
2. Meningkatkan aspek conscience (hati nurani) siswa kelas XI IPA 1 SMA
Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dalam implementasi pembelajaran
sejarah berbasis paradigma pedagogi reflektif melalui pemanfaatan
multimedia.
3. Meningkatkan aspek compassion (bela rasa) siswa kelas XI IPA 1 SMA
Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu dalam implementasi pembelajaran
sejarah berbasis paradigma pedagogi reflektif melalui pemanfaatan
multimedia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

 
G. Manfaat Penelitian

11

1. Bagi Lembaga Sekolah
Sebagai umpan balik dalam meningkatkan aspek competence (pengetahuan,
ketrampilan, sikap), conscience (hati nurani), dan compassion (bela rasa) siswa
pada mata pelajaran sejarah, dan meningkatkan penggunaan media pembelajaran
di sekolah.
2. Bagi Universitas
Sebagai sarana pengenalan visi dan misi Universitas Sanata Dharma melalui
pembelajaran berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif.
3. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif dalam penyampaian
materi pembelajaran oleh guru agar tidak terkesan monoton. Sehingga siswa
mampu menjadi aktif dan memahami, bahwa pelajaran sejarah bisa memberikan
banyak makna dan nilai-nilai kehidupan yang dapat berguna bagi perkembangan
bangsa, khususnya bagi generasi muda.
4. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menarik minat belajar siswa
dan untuk meningkatkan pencapaian tujuan pembelajaran.
5. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bagian dari proses belajar dan
berlatih dibidang penelitian sehingga dapat mengembangkan pengetahuan peneliti
baik secara teoritis maupun aplikasi dalam praktik. Selain itu juga menjadi ajang
mengembangkan ketrampilan dalam penulisan karya ilmiah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12

 
H. Sistematika Penulisan
Adapun
Pembelajaran

sistematika
Sejarah

penulisan

Berbasis

skripsi

Paradigma

dengan
Pedagogi

judul

Implementasi

Reflektif

Melalui

Pemanfaatan Multimedia Untuk Meningkatkan Competence, Conscience, dan
Compassion Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu
adalah:
BAB I : Bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan
masalah, rumusan masalah, pemecahan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II : Dalam bab ini akan dibahas mengenai deskripsi teori yang mendukung
penelitian, materi dalam pembelajaran, kaitan antara PTK-PPRMultimedia dalam pembelajaran sejarah, penelitian yang relevan,
kerangka berpikir dan hipotesis penelitian.
BAB III : Dalam bab ini diuraikan metode yang dipakai dalam penelitian, yang
terdiri dari jenis penelitian, setting penelitian, subyek dan obyek
penelitian, desain penelitian, definisi operasional variabel, sumber
data, metode pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, analisis
data, prosedur penelitian, dan indikator keberhasilan.
BAB IV : Bab ini menampilkan ulasan mengenai hasil penelitian dan
pembahasan. Dalam bab ini juga dipaparkan data aspek 3C dari
keadaan awal sampai dengan siklus 2 serta komparasinya.
BAB V : Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Penelitian Tindakan Kelas
a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Banyak ahli memberikan definisi tentang Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), namun dalam hal ini, menurut Kemmis dan Mc Taggart, PTK adalah
studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja tetapi
dilakukan secara sistematis, terencana dengan sikap mawas diri.1
Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap
kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas secara bersama.2 Tindakan tersebut diberikan oleh guru
dan dilakukan oleh siswa, jadi dalam hal ini siswa juga turut berperan aktif
dalam pelaksanaan PTK.
Menurut Kemmis & Mc Taggart merupakan pengembangan lebih lanjut
dari

Kurt Lewin. Secara mendasar tidak ada perbedaan antara keduanya,

model ini banyak dipakai karena sederhana dan mudah dipahami. Rancangan
Kemmis & Mc Taggart dapat mencakup sejumlah siklus, masing-masing terdiri
dari tahap-tahap:3 perencanaan (plan), pelaksanaan dan pengamatan (act &
observe), dan refleksi (reflect). Tahapan-tahapan ini berlangsung secara

                                                            
1

Sarwiji Suwandi, 2011, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah, Surakarta:
Yuma Pustaka, hlm. 10-11.
2
  Suharsimi Arikunto.,dkk, 2007, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara, hlm. 3-4.
3
http://007indien.blogspot.com/2012/05/--penelitian-tindakan-kelas.html
(diakses pada 20 Mei 2013)

13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
 

berulang-ulang, sampai tujuan penelitian tercapai. Dituangkan dalam bentuk
gambar, rancangan Kemmis & Mc Taggart tampak sebagai berikut:

Gambar I: Siklus dalam penelitian Kemmis & Mc Taggart

b. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas
Dalam melakukan suatu penelitian terutama dalam Penelitian Tindakan
Kelas (PTK), seorang peneliti memerlukan sebuah informasi yang benar
kejelasannya, tidak boleh bersifat dugaan atau bahkan menduga-duga tapi
seorang peneliti harus terjun langsung kelapangan untuk meneliti suatu
masalah yang dialami oleh sekolah atau lembaga tertentu untuk mengetahui
masalah atau kendala apa yang sedang mereka hadapi kemudian kita
mencarikan solusi yang tepat dari masalah yang dialaminya. Selain itu, peneliti
juga harus memahami dan menerapkan apa yang dilakukan dapat berhasil
dengan baik dengan memperhatikan sejumlah prinsip-prinsip atau pedoman
yang harus dipenuhi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
 

Menurut Hopkins dalam Tahir4 terdapat 6 prinsip penelitian tindakan
kelas. Prinsip-prinsip terebut adalah sebagai berikut:
1) Sebagai seorang guru yang pekerjaan utamanya adalah mengajar,
seyogyanya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan tidak
mengganggu komitmennya sebagai pengajar.
2) Teknik pengumpulan data tidak menuntut waktu dan cara yang
berlebihan. Sedapat mungkin hendaknya dapat diupayakan prosedur
pengumpulan data yang dapat ditangai sendiri, sementara Guru tetap
aktif sebagai mana biasanya.
3) Metodologi yang digunakan hendaknya dapat dipertanggung jawabkan
reliabilitasnya. Jadi, walaupun terdapat kelonggaran secara metodologis,
namun Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mestinya tetap dilaksanakan
atas dasar taat kaidah keilmuan.
4) Masalah yang terungkap adalah masalah yang benar-benar masalah yang
nyata dihadapi oleh guru. Sehingga atas dasar tanggung jawab dan
profesional, guru didorong oleh hatinya untuk memiliki komitmen dalam
rangka menemukan jalan keluarnya melalui Penelitian Tindakan Kelas
(PTK).
5) Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) seharusnya mengindahkan
tata krama kehidupan berorganisasi. Artinya, Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) hendaknya diketahui oleh kepala sekolah, disosialisasikan pada
rekanrekan Guru, dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan,
dilaporkan hasilnya sesuai dengan tata krama penyusunan karya tulis
ilmiah, dan tetap mengedepankan kepentingan siswa layaknya sebagai
manusia.
6) Permasalahan yang hendaknya dicarikan solusinya lewat Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) hendaknya tidak terbatas hanya pada konteks
kelas atau mata pelajaran tertentu, tetapi tetap mempertimbangkan
perspektif sekolah secara keseluruhan. Dalam hal ini, pelibatan lebih dari
seorang pelaku akan sangat mengakomodasi kepentingan tersebut.
c. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
Tujuan

utama

dari

PTK

adalah

untuk

meningkatkan

kualitas

pembelajaran. Dalam penelitian ini, kualitas pembelajaran yang dimaksud
adalah untuk meningkatkan aspek competence (pengetahuan, ketrampilan, dan
sikap), conscience (suara hati), dan compassion (bela rasa).
                                                            
4

Muhamad Tahir, 2011, Pengantar Metodologi Penelitian Pendidikan, Makassar: Unismuh, hlm.
82.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
 

Tujuan dari PTK itu sendiri yaitu: 5
1) Untuk menanggulangi masalah dalam bidang pendidikan dan pengajaran
yang dihadapi oleh guru terutama dalam permasalahan pengajaran dan
pengembangan materi ajar.
2) Untuk memberikan pedoman bagi guru dan civitas akademika guna
memperbaiki dan meningkatkan mutu kinerja supaya lebih baik dan
produktif.
3) Untuk memasukkan unsur-unsur pembaruan dalam sistem pembelajaran
yang sedang berjalan dan sulit untuk ditembus oleh pembaruan pada
umumnya.
4) Untuk perbaikan suasana keseluruhan sistem sekolah.
Dari tujuan-tujuan di atas, dapat dilihat manfaat PTK yaitu : 6
1) Guru dapat melakukan inovasi pembelajaran, sehingga pembelajaran
menjadi lebih variatif dan menarik serta bermanfaat.
2) Guru dapat mengembangkan kurikulum sesuai dengan karakteristik
pembelajaran, situasi, dan kondisi kelas.
3) Untuk mengembangkan profesionalisme guru, karena dengan PTK guru
bisa lebih berlatih dalam mengembangkan metode pengajaran serta
pemahaman atas materi pembelajaran.

2. Pembelajaran Sejarah
a. Pengertian Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia belajar adalah berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu; berlatih; berubah tingkah laku atau
tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman7.
Definisi belajar yang lain juga dikemukakan oleh para ahli yang ditulis
ulang oleh Fudyartanto dalam buku Psikologi Pendidikan:8
1) Menurut Arthur J. Gates belajar adalah perubahan tingkah laku melalui
pengalaman dan latihan.
                                                            
5

6
7
8

Sarwiji Suwandi, 2011, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah, Surakarta:
Yuma Pustaka, hlm. 16-17 
Mulyasa, 2010, Praktik Penelitian Tindakan Kelas, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, hlm 90
Hasan Alwi, 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, hlm. 756.
Fudyartanto, 2002, Psikologi Pendidikan : Dengan Pendekatan Baru, Yogyakarta: Global
Pustaka Utama, hlm. 149-151.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
 

2) L. D. Crow dan A. Crow mengemukakan bahwa belajar adalah suatu
proses aktif yang perlu dirangsang dan dibimbing ke arah hasil-hasil
yang diinginkan (dipertimbangkan). Belajar adalah penguasaan
kebiasaan-kebiasaan (habitual), pengetahuan, dan sikap-sikap.
3) Melvin H. Marx berpendapat bahwa belajar adalah perubahan yang
dialami secara relatif abadi dalam tingkah laku yang mana adalah suatu
fungsi dari tingkah laku sebelumnya.
4) R.S. Chauhan definisi belajar adalah membawa perubahan-perubahan
dalam tingkah laku dari organisme.
5) Gregory A. Kimble mengatakan belajar adalah perubahan yang relatif
permanen dalam potensialitas tingkah laku yang terjadi sebagai suatu
hasil alat praktek yang diperkuat (diberi hadiah).
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.9
b. Pengertian Sejarah
Sejarah berasal dari bahasa Arab “Syajaratun“ yang berarti “pohon“ atau
“keturunan” yang kemudian berkembang menjadi bahasa Melayu “syajarah”
dan dalam bahasa Indonesia menjadi “sejarah”.10 Menurut I.G. Widja, sejarah
adalah suatu studi keilmuan tentang segala sesuatu yang telah dialami oleh
manusia di waktu yang lampau dan telah meninggalkan jejak-jejaknya di waktu
sekarang.11
Menurut Sutrasno sejarah adalah segala kegiatan manusia dan segala
kejadian yang ada hubungannya dengan kegiatan manusia sehingga
mempunyai akibat adanya perubahan politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan,
dan kesemuanya itu ditinjau dari sudut-sudut perkembangannya

(berjalan

dalam tempat dan waktu atau adanya saling hubungan dalam tempat dan
                                                            
9

Mohamad Surya, 2004, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Bandung: Pustaka Bani
Quaraisy, hlm. 39.
10
I.G.Widja, Ilmu Sejarah: Sejarah Dalam Perspektif Pendidikan, Semarang: Satya Wacana, hlm,6.
11
  Ibid,. hlm. 19. 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
 

waktu).12 Dalam hal ini yang menjadi faktor utama sejarah adalah segala
kegiatannya yang membawa perubahan di segala bidang kehidupan manusia.
Menurut Sartono Kartodirdjo, sejarah dapat didefinisikan sebagai
berbagai bentuk penggambaran pengalaman kolektif di masa lampau. Setiap
pengungkapannya dapat dipandang sebagai suatu aktualisasi atau pementasan
pengalaman masa lampau. Menceritakan suatu kejadian ialah cara membuat
hadir kembali (dalam kesadaran) peristiwa tersebut dengan pengungkapan
verbal.
Dari uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sejarah sebagai
suatu peristiwa dimana yang menjadi obyek dan subyek dari peristiwa tersebut
adalah kegiatan manusia yang mempengaruhi segala bidang kehidupan.
c. Pengertian Belajar Sejarah
Berkaitan dengan sejarah, pembelajaran sejarah adalah perpaduan antara
aktivitas belajar dan mengajar yang didalamnya mempelajari tentang peristiwa
masa lampau yang erat kaitannya dengan masa kini, sebab dengan
kemasakiniannyalah masa lampau itu baru merupakan masa lampau yang
penuh arti. Pembelajaran sejarah memiliki peran fundamental dalam kaitannya
dengan guna atau tujuan dari belajar sejarah, melalui pembalajaran sejarah
dapat juga dilakukan penilaian moral saat ini sebagai ukuran menilai masa
lampau.

                                                            
12

  Sutrasno, 1975, Sejarah Ilmu Pengetahuan ( History and Science), Jakarta: Pradnya Paramitha,
hlm. 8. 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
 

d. Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sejarah
Konstruktivisme merupakan aliran filsafat yang berpendapat bahwa
pengetahuan merupakan hasil konstruksi dari orang yang sedang belajar.13
Dalam hal ini, manusia mengalami proses lewat pengalaman yang didapatnya
untuk membentuk suatu pengetahuan.
Dalam proses konstruksi tersebut diperlukanlah beberapa kemampuan.
menurut Glasersfeld dalam buku Paul Suparno14 kemampuan tersebut adalah
sebagai berikut:
1) Kemampuan mengingat dan mengungkapkan pengalaman.
2) Kemampuan

membandingkan,

mengambil

keputusan

mengenai

perbedaan dan persamaan.
3) Kemampuan untuk lebih menyukai pengalaman yang satu dari pada yang
lain.
Dalam konteks pembelajaran di sekolah, guru menyajikan persoalan dan
mendorong siswa untuk mengidentifikasi, mengeksplorasi, berhipotesis dengan
cara mereka sendiri untuk menyelesaikan persoalan yang disajikan. Sehingga
jenis komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa tidak lagi bersifat
satu arah, yaitu hanya penyampaian informasi dari guru tanpa ada umpan balik
dari siswa. Dalam kondisi tersebut suasana menjadi kondusif sehingga dalam
belajar siswa bisa mengkonstruksi pengetahuan dan pengalaman yang
diperolehnya dengan pemaknaan yang lebih baik. Siswalah yang membangun
sendiri konsep atau struktur materi yang ia dipelajari dan tidak melalui
                                                            
13

Sutarjo Adisusilo, 2012, Pembelajaran Nilai-Nilai Karakter: Konstruktivisme dan VTC Sebagai
Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, hlm. 161.
14
Paul Suparno, 1997, Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan, Yogyakarta, Kanisius, hlm. 20.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
 

pemberitahuan oleh guru. Siswa tidak lagi menerima paket-paket ko

Dokumen yang terkait

Implementasi paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion mahasiswa.

1 1 11

Implementasi pembelajaran sejarah berbasis paradigma pedagogi reflektif melalui pemanfaatan multimedia untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Ngaglik.

0 4 277

Penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran materi fungsi konsumsi dan tabungan untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X SMA Pangudi Luhur St.Louis IX Sedayu.

0 1 196

Penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran materi fungsi konsumsi dan tabungan untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

0 0 223

Penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran materi fungsi konsumsi dan tabungan untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X SMA Pangudi Luhur St.Louis IX Sedayu

0 4 194

Penerapan paradigma pedagogi reflektif pada pembelajaran materi indeks harga dan inflasi untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Santo Louis IX Sedayu - USD Repository

0 0 204

Implementasi pembelajaran sejarah berbasis paradigma pedagogi reflektif melalui pemanfaatan multimedia untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas XI IPA 2 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu - USD Repository

0 17 271

Implementasi pembelajaran sejarah berbasis pedagogi reflektif melalui pemanfaatan multimedia untuk meningkatkan competence, conscience dan compasion siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 11 Yogyakarta - USD Repository

1 9 250

Implementasi pembelajaran sejarah berbasis paradigma pedagogi reflektif melalui pemanfaatan multimedia untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 2 Ngaglik - USD Repository

0 3 262

Implementasi pembelajaran sejarah berbasis paradigma pedagogi reflektif melalui pemanfaatan multimedia untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas XB SMA Taman Madya Ibu Pawiyatan Yogyakarta - USD Repository

0 7 221