Penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran materi fungsi konsumsi dan tabungan untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

(1)

viii

ABSTRAK

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF PADA PEMBELAJARAN MATERI FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN

UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE, CONSCIENCE, DAN

COMPASSION SISWA KELAS X-2 SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA

Lourentius Dwi Hasto Putranto Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2012

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X-2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta melalui penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) pada mata pelajaran Ekonomi, khususnya pada materi fungsi konsumsi dan tabungan.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun komponen utama dalam penerapan PPR tersebut terdiri dari konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, kuesioner, dan tes. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam mata pelajaran Ekonomi dapat meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X-2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan skor rata-rata aspek competence, pada awal siklus I sebesar 50,4 dan pada akhir siklus naik menjadi sebesar 68,5 Demikian pula pada siklus II skor rata-rata pada awal siklus sebesar 49 dan pada akhir siklus naik menjadi sebesar 81,3. Pada aspek conscience, ditunjukkan dengan adanya peningkatan skor rata-rata, yaitu pada awal siklus I sebesar 3,4 kemudian terjadi peningkatan pada akhir siklus I menjadi sebesar 3,8 dan terjadi peningkatan kembali pada akhir siklus II menjadi sebesar 4. Pada aspek compassion, hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan skor, dari awal siklus I sebesar 3,5 meningkat menjadi 4,1 pada akhir siklus I, dan terjadi peningkatan lagi menjadi sebesar 4,2 pada akhir siklus II.


(2)

ix ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF REFLEXTIVE PEDAGOGY PARADIGM (RPP) IN THE LEARNING OF CONSUMPTION AND SAVING TO INCREASE THE COMPETENCE, CONSCIENCE, AND COMPASSION OF

THE X-2 GRADE STUDENTS AT PANGUDI LUHUR SENIOR HIGH SCHOOL YOGYAKARTA

Lourentius Dwi Hasto Putranto Sanata Dharma University

Yogyakarta 2012

This research aims to increase the students’ competence, conscience, and compassion of the X-2 grade students of Pangudi Luhur Senior High School Yogyakarta by applying Reflextive Pedagogy Paradigm (RPP) in Economics subject, especially for the topic consumptions and saving.

This research is a classroom action research which was conducted in two cycles, each cycle consists of the planning, action, observation, and reflection. The main components of the application of RPP are context, experience, reflection, action, and evaluation. The data collection methods were observation, interview, questionnaire, and test. The data tabulations were a descriptive analysis and comparative analysis.

The findings of the research indicate that the implementation of the Reflextive Pedagogy Paradigm (RPP) in economics can increase students’ competence, conscience, and compassion of the X-2 grade students of Pangudi Luhur Senior High School Yogyakarta. It is proved by the increase of the everage score on the compentce aspect, which shows in the beginning of the first cycle, the average score is 50,3 and in the end of cycle, the average score increases to becomes 68,4. In the second cycle the average score of competence aspect increase, in the beginning of the first cycle, it is 49 and in the end of the cycle increases 81,3. In the conscience aspect, it shows that the average score increases, in the beginning of the first cycle, the score is 3,4 and in the end of the second cycle is 3,8 and in the end of the second cycle the average score increases 4. The result in the compassion aspect shows that the average score increases. In the first cycle, the average score is 3,5 and becomes 4,1 in the end of the cycle. The score increases in the end of the second cycle which the average score becomes 4,2.


(3)

i

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF PADA

PEMBELAJARAN MATERI FUNGSI KONSUMSI DAN

TABUNGAN UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE,

CONSCIENCE, DAN COMPASSION SISWA KELAS X-2 SMA

PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

Lourentius Dwi Hasto Putranto

NIM : 081334018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012


(4)

(5)

(6)

iv

PERSEM BAH AN

Ku per sem b a h k a n k a r ya i n i u n t u k :

1 . Tu h a n Yesu s Kr i st u s a t a s seg a l a b er k a t , k a si h d a n k a r u n i a - N ya , ya n g sel a l u m em b i m b i n g k u d a n m en yer t a i k u .

2 . Ked u a o r a n g t u a k u ya i t u B a pa k YL. Su m a r ya n t o d a n I b u FL. Et t y Su r ya n i t er i m a k a si h a t a s seg a l a d o a , per h a t i a n , d u k u n g a n n ya .

3 . Ka k a k k u Lem m u el a A l vi t a d a n Ch o sa Ka st u h a n d a n i ya n g sel a l u m en d u k u n g d a n m em b er i sem a n g a t .

4 . I ven a Lem m u el a A n i n d i t a , t er i m a k a si h a t a s seg a l a per h a t i a n , su ppo r t , d a n m o t i va si n ya .

5 . Tem a n - t em a n k u t er i m a k a si h a t a s k eb er sa m a a n , pen g a l a m a n , d a n per h a t i a n n ya .


(7)

v

MOTTO

D I D U N I A I N I T I D A K A D A OR A N G

B OD OH D A N OR A N G P I N T A R , T ET A P I

H A N Y A L A H OR A N G Y A N G M A U

B ER U SA H A D A N T I D A K M A U


(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 12 November 2012

Penulis


(9)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Lourentius Dwi Hasto Putranto

Nomor Mahasiswa : 081334018

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul :

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF PADA PEMBELAJARAN MATERI FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE, CONSCIENCE, DAN

COMPASSION SISWA KELAS X-2 SMA PANGUDI LUHUR

YOGYAKARTA

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 12 November 2012 Yang menyatakan


(10)

viii

ABSTRAK

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF PADA PEMBELAJARAN MATERI FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN

UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE, CONSCIENCE, DAN

COMPASSION SISWA KELAS X-2 SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA

Lourentius Dwi Hasto Putranto Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2012

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X-2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta melalui penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) pada mata pelajaran Ekonomi, khususnya pada materi fungsi konsumsi dan tabungan.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun komponen utama dalam penerapan PPR tersebut terdiri dari konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, kuesioner, dan tes. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam mata pelajaran Ekonomi dapat meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X-2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan skor rata-rata aspek competence, pada awal siklus I sebesar 50,4 dan pada akhir siklus naik menjadi sebesar 68,5 Demikian pula pada siklus II skor rata-rata pada awal siklus sebesar 49 dan pada akhir siklus naik menjadi sebesar 81,3. Pada aspek conscience, ditunjukkan dengan adanya peningkatan skor rata-rata, yaitu pada awal siklus I sebesar 3,4 kemudian terjadi peningkatan pada akhir siklus I menjadi sebesar 3,8 dan terjadi peningkatan kembali pada akhir siklus II menjadi sebesar 4. Pada aspek compassion, hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan skor, dari awal siklus I sebesar 3,5 meningkat menjadi 4,1 pada akhir siklus I, dan terjadi peningkatan lagi menjadi sebesar 4,2 pada akhir siklus II.


(11)

ix ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF REFLEXTIVE PEDAGOGY PARADIGM (RPP) IN THE LEARNING OF CONSUMPTION AND SAVING TO INCREASE THE COMPETENCE, CONSCIENCE, AND COMPASSION OF

THE X-2 GRADE STUDENTS AT PANGUDI LUHUR SENIOR HIGH SCHOOL YOGYAKARTA

Lourentius Dwi Hasto Putranto Sanata Dharma University

Yogyakarta 2012

This research aims to increase the students’ competence, conscience, and compassion of the X-2 grade students of Pangudi Luhur Senior High School Yogyakarta by applying Reflextive Pedagogy Paradigm (RPP) in Economics subject, especially for the topic consumptions and saving.

This research is a classroom action research which was conducted in two cycles, each cycle consists of the planning, action, observation, and reflection. The main components of the application of RPP are context, experience, reflection, action, and evaluation. The data collection methods were observation, interview, questionnaire, and test. The data tabulations were a descriptive analysis and comparative analysis.

The findings of the research indicate that the implementation of the Reflextive Pedagogy Paradigm (RPP) in economics can increase students’ competence, conscience, and compassion of the X-2 grade students of Pangudi Luhur Senior High School Yogyakarta. It is proved by the increase of the everage score on the compentce aspect, which shows in the beginning of the first cycle, the average score is 50,3 and in the end of cycle, the average score increases to becomes 68,4. In the second cycle the average score of competence aspect increase, in the beginning of the first cycle, it is 49 and in the end of the cycle increases 81,3. In the conscience aspect, it shows that the average score increases, in the beginning of the first cycle, the score is 3,4 and in the end of the second cycle is 3,8 and in the end of the second cycle the average score increases 4. The result in the compassion aspect shows that the average score increases. In the first cycle, the average score is 3,5 and becomes 4,1 in the end of the cycle. The score increases in the end of the second cycle which the average score becomes 4,2.


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif Pada Pembelajaran Materi Fungsi Konsumsi dan Tabungan Untuk Meningkatkan Competence, Consience dan Compassion Siswa Kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.”

Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Akuntansi. Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini banyak mendapat masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

2. Bapak Indra Darmawan, S.E, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi dan dosen penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;


(13)

xi

4. Ibu Benedecta Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd., selaku Dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini; 5. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. selaku Dosen pembimbing yang

telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

6. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan;

7. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memantau kelancaran proses belajar selama ini;

8. Br.Herman Yoseph, FIC selaku Kepala Sekolah SMA Pangudi Luhur Yogayakarta;

9. Ibu Natalia Margi, S. Pd., yang setia dan penuh sabar bekerja sama untuk menjadi guru mitra dalam penelitian ini.

10. Staf pengajar, tenaga administrasi, dan siswa SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, khususnya untuk kelas X-2 yang telah banyak membantu untuk kelancaran pelaksanaan penelitian;

11. Seluruh keluargaku: kedua orang tuaku Bapak YL.Sumaryanto dan Ibu FL.Etty Suryani terima kasih atas segala perhatian, dukungan, doa dan kasih sayangnya;

12. Ivena Lemmuela Anindita S. Pd., terima kasih atas perhatian, pengertian, doa dan dukungannya;


(14)

xii

13. Seluruh teman-temanku khususnya semua teman angkatan 2008 yang banyak memberikan pengalaman, kasih, dan perhatian.

14. Teman-teman PPR (Nea, Wawan, Yuda, Robert, Erdha, Tika, Moris) yang sudah mau menyumbangkan dan berbagi ide demi kelancaran skripsi ini. 15. Sahabat- sahabat saya (Antok, Ita, Angga, Tere, Vany, Oteph) yang selalu

memberi support dan inspirasi hingga skripsi ini selesai.

16. Semua teman PAK angkatan 2008, terima kasih atas kebersamaan yang tak terlupakan selama ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan skripsi ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi berbagai pihak yang berkepentingan.

Penulis


(15)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA . ILMIAH UNTUK KEPERNTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN TEORITIK A. Paragima Pedagogi Reflektif ... 6


(16)

xiv

1. Pengertian PPR... 6

2. Pengertian Competence, Conscience, dan Compassion ... 7

3. Unsur – Unsur PPR ... 10

B. Deskripsi Materi ... 13

1. Materi yang Digunakan dalam PPR ... 13

2. Isi Materi ... 13

C. Penerapan PPR dalam Pembelajaran Ekonomi ... 19

D. Penelitian Tindakan Kelas ... 20

1. Konsep PTK ... 20

2. Ciri-Ciri PTK ... 20

3. Kelebihan PTK ... 21

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 23

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 23

D. Prosedur Penelitian ... 24

E. Teknik Pengumpulan Data ... 29

F. Teknik Analisis Data ... 31

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ... 33

A. Visi, Misi, dan Tujuan SMA PL Yogyakarta ... 33

B. Sistem Pendidikan di SMA PL Yogyakarta ... 34

C. Kurikulum SMA PL Yogyakarta ... 36


(17)

xv

A. Deskripsi Data ... 38

1. Pra Penelitian ... 38

a. Observasi dan Wawancara Guru ... 38

b. Observasi dan Wawancara Peserta Didik ... 41

c. Observasi Kelas ... 43

2. Siklus Pertama ... 44

a. Perencanaan ... 44

b. Tindakan ... 48

c. Observasi ... 58

d. Refleksi ... 62

3. Siklus Kedua ... 63

a. Perencanaan ... 64

b. Tindakan ... 67

c. Observasi ... 74

d. Refleksi ... 79

B. Analisis Komparasi tentang Competence, Conscience, dan Compassion (3C) Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) ... 81

1. Aspek Competence ... 81

2. Aspek Conscience ... 82

3. Aspek Compassion ... 85

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ... 89


(18)

xvi

B. Keterbatasan Penelitian ... 90 C. Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 93


(19)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Hasil Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif ... 30

Tabel 3.2. Pernyataan kualitatif Hasil Refleksi PPR ... 31

Tabel 5.1. Hasil Observasi terhadap Aktivitas Guru pada Pra Penelitian 39 Tabel 5.2. Hasil Observasi terhadap Aktivitas Siswa pada Pra Penelitian 41 Tabel 5.3. Hasil Refleksi Siswa pada Siklus I ... 51

Tabel 5.4. Hasil Aksi Siswa pada Siklus I ... 54

Tabel 5.5. Hasil Observasi terhadap Aktivitas Guru pada Siklus I ... 57

Tabel 5.6. Hasil Observasi terhadap Aktivitas Siswa pada Siklus I ... 59

Tabel 5.7. Hasil Refleksi Siswa pada Siklus II ... 69

Tabel 5.8. Hasil Aksi Siswa pada Siklus II ... 71

Tabel 5.9. Hasil Observasi terhadap Aktivitas Guru pada Siklus II ... 74

Tabel 5.10. Hasil Observasi terhadap Aktivitas Siswa pada Siklus II ... 76

Tabel 5.11. Perkembangan Skor Rata-Rata Aspek Competence (Siklus I) 80 Tabel 5.12. Perkembangan Skor Rata-Rata Aspek Conscience (Siklus II) 81 Tabel 5.13. Perkembangan Skor Rata-Rata Aspek Conscience (Siklus II) 82 Tabel 5.14. Kesimpulan Perkembangan Skor Rata-Rata Aspek Conscience 82 Tabel 5.15. Perkembangan Skor Rata-Rata Aspek Compassion ... 84


(20)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 95

Lampiran 2 : Lembar Observasi Kegiatan Guru ... 109

Lampiran 3 : Lembar Observasi Kegiatan Guru Pra Penelitian ... 112

Lampiran 4 : Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus I ... 115

Lampiran 5 : Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus II ... 119

Lampiran 6 : Lembar Observasi Kegiatan Siswa ... 124

Lampiran 7 : Lembar Observasi Kegiatan Siswa Pra Penelitian ... 126

Lampiran 8 : Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus I ... 129

Lampiran 9 : Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus II ... 133

Lampiran 10 : Lembar Observasi Kegiatan Kelas Pra Penelitian ... 137

Lampiran 11 : Soal Pre Test Siklus I ... 140

Lampiran 12 : Soal Post Test Siklus I ... 142

Lampiran 13 : Kunci Jawaban Siklus I ... 144

Lampiran 14 : Soal Pre Test Siklus II ... 145

Lampiran 15 : Soal Post Test Siklus II ... 147

Lampiran 16 : Kunci Jawaban Siklus II ... 149

Lampiran 17 : Hasil Pre Test dan Post Test Siklus I ... 150

Lampiran 18 : Hasil Pre Test dan Post Test Siklus II ... 151

Lampiran 19 : Lembar Pertanyaan Refleksi dan Aksi Siklus I ... 152

Lampiran 20: Lembar Pertanyaan Refleksi dan Aksi Siklus II ... 153

Lampiran 21: Media Game Scramble ... 157


(21)

xix

Lampiran 23: Soal dan Jawaban Peta Konsep (Siklus II) ... 159

Lampiran 24 : Soal Menghitung Konsumsi dan Tabungan ... 160

Lampiran 25 : Kuesioner Penilaian Sikap ... 161

Lampiran 26 : Kuesioner Penilaian Minat... 162

Lampiran 27 : Kuesioner Penilaian Nilai Hemat ... 163

Lampiran 28 : Kuesioner Penilaian Nilai Kerja Sama ... 164

Lampiran 29 : Instrumen Refleksi Guru Mitra ... 165

Lampiran 30 : Instrumen Refleksi Siswa ... 168

Lampiran 31 : Hasil Pengolahan Data Pra Penelitian ... 171

Lampiran 32 : Hasil Pengolahan Data Siklus I ... 179

Lampiran 33 : Hasil Pengolahan Data Siklus II ... 187

Lampiran 34 : Pedoman Wawancara ... 195

Lampiran 35 : Perhitungan Rumus Konversi Skala Likert ... 196

Lampiran 36 : Kisi- Kisi Soal Tes ... 198

Lampiran 37 : Kisi-Kisi Kuesioner ... 199

Lampiran 38 : Surat Ijin Penelitian dari FKIP ... 201


(22)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era globalisasi ini pendidikan dianggap faktor yang paling menentukan proses perjalanan hidup seseorang. Seperti halnya teknologi yang setiap saat selalu berkembang pesat, pendidikan juga dinilai selalu berkembang secara signifikan ke arah yang lebih inovatif dan kreatif. Teknologi dan perubahan dalam masyarakat dinilai saling terkait satu sama lain memberikan perubahan yang sangat besar dalam dunia pendidikan.

Bangku sekolah yang menjadi salah satu dasar tempat perubahan dunia pendidikan, harus menciptakan suatu gebrakan baru dengan mengutamakan kualitas dan kuantitas dalam proses pembelajaran guna mencapai perspektif yang dapat dipertanggungjawabkan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pihak pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid (Sagala, 2006 : 61). Dalam sebuah proses pembelajaran terdapat interaksi antara guru dan siswa, interaksi tersebut harus terjalin sebaik mungkin untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal.

Dalam pengajaran atau proses belajar mengajar, guru memegang peran sebagai sutradara sekaligus aktor. Guru sebagai tenaga profesional harus memiliki sejumlah kemampuan mengaplikasikan berbagai teori belajar


(23)

dalam bidang pengajaran. Diantaranya yaitu kemampuan memilih dan menerapkan metode pengajaran yang efektif dan efisien, kemampuan melibatkan siswa berpartisipasi aktif, kemampuan membuat suasana belajar yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan, dan juga harus dapat menyesuaikan antara bahan ajar dengan metode pembelajaran agar murid dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal.

Metode pembelajaran yang dipergunakan oleh seorang guru sangat besar peranannya terhadap keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Metode dan proses pembelajaran akan menjelaskan makna kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pendidik selama pembelajaran berlangsung, khususnya pada mata pelajaran ekonomi yang dianggap paling menjemukan, jika menggunakan metode yang salah. Proses pembelajaran yang sampai saat ini dilakukan pun lebih menekankan aspek kognitif (competence), sementara itu aspek afektif (conscience dan compassion) dan psikomotor (compassion) kurang diperhatikan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dari guru mata pelajaran ekonomi, ditemukan beberapa permasalahan. Beberapa siswa masih mendapatkan nilai di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), hal ini berkaitan dengan aspek competence. Selain itu secara umum para siswa mempunyai kiblat budaya konsumerisme yang tinggi, terlebih pada barang elektronik yang bernama “handphone”. Mereka ingin mempunyai handphone dengan model terbaru, dengan berbagai alasan dan mayoritas beralasan karena ingin terlihat “wah” dan tidak mau ketinggalan jaman.


(24)

Mereka masih ingin terlihat “lebih” dan tak mau kalah dengan teman-temannya. Gengsi para siswa terlalu tinggi dengan hal-hal elektronik tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan aspek conscience. Untuk aspek compassion, terlihat jelas pada saat para siswa diminta berdiskusi dan kerja kelompok. Rasa individualisme siswa satu sama lain masih kuat dan kurang adanya kerja sama satu sama lain.

Berdasarkan masalah di atas, pembelajaran dengan menerapkan PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif) dianggap menjadi pilihan yang tepat dari semua proses belajar yang pernah dilakukan karena pada PPR mempunyai sesuatu yang khas yaitu siswa dituntut tidak hanya menguasai aspek competence saja, tetapi juga conscience dan compassion, selain itu PPR mengutamakan siswa menarik nilai-nilai kemanusiaan dari materi tersebut melalui konteks, pengalaman, refleksi, dan aksi, hingga evaluasi. Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif Pada Pembelajaran Materi Fungsi Konsumsi dan Tabungan Untuk Meningkatkan Competence, Consience dan Compassion Siswa Kelas X-2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :


(25)

1. Bagaimana meningkatkan competence siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta melalui penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran materi fungsi konsumsi dan tabungan?

2. Bagaimana meningkatkan conscience siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta melalui penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran materi fungsi konsumsi dan tabungan?

3. Bagaimana meningkatkan compassion siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta melalui penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran materi fungsi konsumsi dan tabungan?

4. Apakah penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran materi fungsi konsumsi dan tabungan dapat meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk meningkatkan competence siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta melalui penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran materi fungsi konsumsi dan tabungan.

2. Untuk meningkatkan conscience siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta melalui penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran materi fungsi konsumsi dan tabungan.


(26)

3. Untuk meningkatkan compassion siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta melalui penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran materi fungsi konsumsi dan tabungan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

Diharapkan dengan adanya penelitian ini, siswa semakin dapat mengembangkan competence, conscience, dan compassion melalui pembelajaran Ekonomi materi fungsi konsumsi dan tabungan dengan menggunakan pembelajaran PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif).

2. Bagi Guru Mitra

Dengan adanya penelitian ini, guru diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran yang menarik seperti PPR untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion dalam diri siswa.

3. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat memberikan inspirasi baru bagi guru mata pelajaran lain dalam mengajar, agar dapat memvariasikan model pembelajaran saat mengajar di kelas.

4. Bagi Peneliti

Penelitian ini memberikan tambahan informasi tentang proses pembelajaran ekonomi menggunakan model PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif) yang dapat mengembangkan competence, conscience, dan compassion siswa.


(27)

6

BAB II

TINJAUAN TEORITIK

A. Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

1. Pengertian PPR

Menurut Subagya (2008:39), pedagogi adalah cara pengajar mendampingi para siswa dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Pedagogi merupakan seni dan ilmu mengajar. Pedagogi meliputi pandangan hidup dan visi mengenai idealnya pribadi terpelajar. Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) merupakan pola pikir (paradigma = pola pikir) dalam menumbuhkembangkan pribadi siswa menjadi pribadi kemanusiaan (pedagogi reflektif = pendidikan kemanusiaan). Pola pikir PPR dalam membentuk pribadi, siswa diberi pengalaman akan suatu nilai kemanusiaan, kemudian siswa difasilitasi dengan pertanyaan agar merefleksikan pengalaman tersebut, dan berikutnya difasilitasi dengan pertanyaan aksi agar siswa membuat niat dan berbuat sesuai dengan nilai tersebut.

Melalui dinamika pola pikir tersebut siswa diharapkan mengalami sendiri (bukan hanya mendapat informasi karena diberitahu). Melalui refleksi diharapkan siswa yakin sendiri (bukan karena patuh pada tradisi atau peraturan). Melalui aksi, siswa berbuat dari kemauannya sendiri (bukan karena ikut-ikutan atau takut sanksi). Pembentukan kepribadian


(28)

diharapkan dilakukan sedemikian rupa sehingga siswa nantinya memiliki komitmen untuk memperjuangkan kehidupan bersama yang lebih adil, bersaudara, bermartabat, melestarikan lingkungan hidup, dan lebih menjamin kesejahteraan umum. Sampai sekarang pengalaman yang diberikan adalah pengalaman persaudaraan yang disampaikan berdasarkan kerjasama kelompok. Tujuannya, menumbuh kembangkan persaudaraan, solidaritas antar teman, dan saling menghargai yang merupakan aspek-aspek kemanusiaan. Langkah tersebut dipilih karena PPR berdasarkan kerja sama kelompok lebih mudah dipahami oleh guru-guru, lebih mudah dilaksanakan, dan lebih cepat tampak hasilnya. Pelaksanaan PPR memang masih perlu dikembangkan lebih lanjut. Pelaksanaan pengembangan PPR terletak pada dasar dan tujuannya. Landasannya antara lain adalah materi pembelajarannya dan tujuannya adalah kemanusiaan yang lebih luas daripada sekadar persaudaraan.

2. Pengertian Competence, Conscience, dan Compassion

Pembelajaran dengan menerapkan PPR berfungsi untuk mengembangkan siswa dalam aspek competence, conscience, dan compassion.

a. Competence

Menurut P3MP USD (2010:32), competence adalah kemampuan akademik yang memadukan unsur–unsur pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Beberapa unsur yang mendasari aspek


(29)

competence adalah mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi.

b. Conscience

Menurut P3MP USD (2010:33), conscience adalah kemampuan memahami alternatif dan menentukan pilihan (baik-buruk, benar-salah). Di dalam aspek conscience, terdapat beberapa usnsur yang mendasari, diantaranya adalah :

1) Moral 2) Prinsip

3) Tanggung jawab 4) Mandiri

5) Kebebasan 6) Kesadaran diri 7) Hemat

8) Keadilan, dan lain-lain

Dalam penelitian ini aspek conscience yang dikembangkan adalah sebagai berikut:

a) Sikap Hemat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:321) hemat berarti hati-hati dalam memilih kebutuhan. Di dalam suatu kegiatan untuk mengkonsumsi, seseorang harus membuat skala prioritas guna memikirkan mana yang lebih penting dari yang terpenting untuk dibeli. Sesuai dengan materi


(30)

pembelajaran konsumsi dan tabungan, siswa diajak untuk mampu melakukan kegiatan konsumsi barang atau jasa sesuai kebutuhan. Hidup hemat dapat diartikan sebagai hidup sederhana, yang artinya hidup cukup dan tidak berlebihan (bukan berarti pelit). Hidup hemat itu hidup yang bisa mengendalikan dirinya dari keinginan.

b) Sikap terhadap proses pembelajaran

Menurut P3MP USD (2010:24), sikap merupakan suatu kecenderungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka terhadap suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui cara mengamati dan menirukan sesuatu yang positif, kemudian melalui penguatan serta informasi verbal. Perubahan sikap dapat diamati dalam proses pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai, dan konsistensi terhadap sesuatu.

c) Minat terhadap proses pembelajaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:583), minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Hal penting dalam minat adalah intensitasnya.

c. Compassion

Menurut P3MP USD (2010:33), compassion merupakan kemampuan untuk berbela rasa pada sesama dan lingkungan. Di dalam aspek compassion, terdapat beberapa unsur yang mendasari, diantaranya adalah :


(31)

1) Bekerja sama 2) Menghargai 3) Empatik 4) Terlibat 5) Berbagi 6) Membantu 7) Berpihak 8) Berkorban, dll

Dalam penelitian ini aspek compassion yang dikembangkan adalah kerja sama.

3. Unsur – Unsur PPR

Unsur utama PPR secara singkat adalah sebagai berikut: a. Konteks

Secara singkat konteks dapat diartikan sebagai proses penggalian pengalaman atau pengetahuan pada siswa untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat memahami bahan ajar yang akan dipelajari. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk mendukung kegiatan konteks. Salah satunya adalah tanya jawab dengan siswa. Melalui metode tanya jawab, siswa diajak untuk melihat kembali pengalaman belajar yang pernah mereka dapatkan sebelumnya. Selain itu konteks juga dapat mengajak siswa untuk mengetahui realita yang ada dalam kehidupan bermasyarakat (Modul Tim PPR, 2010).


(32)

b. Pengalaman

Pengalaman untuk menumbuhkan persaudaraan, solidaritas, dan saling membantu adalah pengalaman bekerja sama dalam kelompok kecil yang “direkayasa” sehingga terjadi interaksi dan komunikasi yang intensif, ramah dan sopan, tenggang rasa, dan akrab. Sering kali tidak mungkin guru (fasilitator) menyediakan pengalaman langsung mengenai nilai-nilai yang lain. Untuk itu siswa difasilitasi dengan pengalaman yang tidak langsung.

Pengalaman yang tidak langsung diciptakan (Subagya, 2008:43) misalnya dengan membaca dan/atau mempelajari suatu kejadiaan. Selanjutnya guru (fasilitator) memberi sugesti agar siswa mempergunakan imajinasi mereka, mendengar cerita dari guru, melihat gambar sambil berimajinasi, bermain peran, atau melihat tayangan film/video. Misalnya, ketika guru mengajar tentang energi (IPA) dan sekaligus ingin memberi siswa pengalaman tentang ketidakadilan. Siswa bisa diajak melihat gambar dan membaca cerita tentang orang-orang yang bekerja di tambang batubara dan tinggal di gubuk-gubuk kumuh. Guru juga bisa mengajak mereka membayangkan keadaan pekerja-pekerja itu bersama dengan keluarga dan anak-anak mereka. Banyak orang diuntungkan dan hidup nyaman dari hasil tambang itu. Namun, para pekerja yang menghasilkan batubara tetap hidup menderita, hidup susah, dan miskin. Dengan cara demikian, siswa difasilitasi dengan pengalaman untuk mempelajari


(33)

ilmu sekaligus “melihat” sendiri ketidakadilan itu. Siswa dapat mengalami sendiri (meskipun secara tidak langsung) dan memperoleh pengalaman mengenai ketidakadilan, bukan mendapat informasi tentang ketidakadilan.

c. Refleksi

Guru memfasilitasi dengan pertanyaan agar siswa terbantu untuk merefleksikan. Pertanyaan yang baik adalah pertanyaan yang divergen (menyebar) agar siswa secara otentik dapat memahami, mendalami, dan menyakini temuannya. Siswa dapat diajak untuk diam dan hening untuk meresapi apa yang baru saja dibicarakan. Melalui refleksi, siswa menyakini makna nilai yang terkandung dalam pengalamannya. Diharapkan siswa membentuk pribadi mereka sesuai dengan nilai yang terkandung dalam pengalamannya itu (Subagya 2008:44).

d. Aksi

Guru memfasilitasi siswa dengan pertanyaan aksi agar siswa terbantu untuk membangun niat dan bertindak sesuai dengan hasil refleksinya. Dengan membangun niat dan berperilaku dari kemauannya sendiri, siswa membentuk pribadinya agar nantinya menjadi pejuang bagi nilai-nilai yang direfleksikannya (Subagya 2008:44).

e. Evaluasi

Setelah pembelajaran, guru memberikan evaluasi atas kompetensinya dari sistem akademik. Ini adalah hal wajar dan


(34)

merupakan keharusan. Sekolah memang dibangun untuk mengembangkan ranah akademik dan menyiapkan siswa menjadi kompeten di bidang studi yang dipelajarinya, namun guru/sekolah juga perlu mengevaluasi apakah ada perkembangan pada pribadi siswa (Subagya 2008:44).

B. Deskripsi Materi

1. Materi yang Digunakan Dalam Penerapan PPR

Materi yang digunakan dalam penerapan PPR adalah mata pelajaran Ekonomi materi fungsi konsumsi dan tabungan. Materi tersebut dalam kurikulum digunakan untuk mencapai standar kompetensi memahami konsumsi dan investasi, serta kompetensi dasar mendeskripsikan fungsi konsumsi dan tabungan.

2. Isi Materi

a. Pengertian Konsumsi dan Tabungan

Kegiatan konsumsi merupakan pembelanjaan barang dan jasa yang dipakai langsung untuk memuaskan keinginan konsumen. Konsumsi dalam cakupan makro ekonomi adalah konsumsi nasional yang mempunyai fungsi menghubungkan antara laju pengeluaran dengan pendapatan nasional. Namun harus diakui, bahwa tambahan laju pengeluaran konsumsi tidak berarti tambahan pendapatan. Sebab, tidak semua pendapatan digunakan untuk konsumsi. Sebagian lagi digunakan untuk tujuan investasi. Contoh kegiatan konsumsi adalah rumah tangga melakukan kegiatan konsumsi jasa seperti potong rambut dan


(35)

perawatan kecantikan, atau rumah tangga mengonsumsi barang yang tidak tahan lama seperti makanan segar dan surat kabar.

Tabungan adalah bagian dari pendapatan yang tidak digunakan untuk kegiatan konsumsi. Tabungan ialah sisa dari pendapatan yang telah digunakan untuk pengeluaran pengeluaran konsumsi. Dalam lingkup makro ekonomi saving dapat didefinisikan sebagai bagian daripada pendapatan nasional per tahun yang tidak dikonsumsi.

Hal yang menentukan besarnya pendapatan yang akan digunakan untuk kegiatan konsumsi dan menabung adalah besarnya disposable income, yaitu pendapatan setelah dikurangi pajak. Jika disposable income meningkat maka rumah tangga memiliki uang yang lebih banyak untuk konsumsi. Jadi konsumsi berubah-ubah sesuai dengan perubahan disposable income.

b. Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan

Pengeluaran konsumsi meliputi semua pengeluaran rumah-rumah tangga keluarga dan perseorangan serta lembaga - lembaga swasta bukan perusahaann untuk membeli barang dan jasa-jasa yang yang langsung dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pengeluaran konsumsi dari semua rumah tangga ini dinamakan pengeluaran agregat dan tabungan semua rumah tangga dinamakan tabungan agregat.

Seorang ahli ekonomi bernama Keynes berpendapat bahwa pengeluaran seseorang untuk konsumsi dan tabungan dipengaruhi oleh


(36)

pendapatannya. Fungsi Konsumsi menunjukkan hubungan antara konsumsi dan semua faktor yang menentukan besarnya konsumsi. Hubungan tersebut merupakan hubungan yang paling penting dalam ekonomi makro.

1) Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan diantara tingkat konsumsi dalam rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (pendapatan disposable) perekonomian tersebut.

2) Fungsi tabungan adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan diantara tingkat tabungan rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional perekonomian tersebut. 3) Fungsi konsumsi dan tabungan mempunyai persamaan sebagai

berikut :

Fungsi konsumsi : C = a + bYd Fungsi tabungan : S = -a + (1-b) Yd

Dimana :

a = konstanta yang menunjukkan tingkat konsumsi pada saat disposable income adalah 0

b = konstanta yang menunjukkan MPC C = tingkat konsumsi

Yd= tingkat disposable income S = tingkat tabungan

c. Konsumsi sebagai fungsi dari disposable income

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, konsumsi berubah-ubah sesuai dengan perbuahan disposable income. Selanjutnya


(37)

disposable income yang diberi simbol Yd dan konsumsi diberi simbol C.

d. Average Propensity to Consume dan Average Propensity to Save Average Propensity to Consume (APC) adalah total konsumsi dibagi dengan disposable income. Dalam bentuk rumus dapat ditulis sebagai berikut:

Average Propensity to Save (AP) adalah total tabungan dibagi dengan disposable income. Dalam bentuk rumus dapat ditulis sebagai berikut :

e. Marginal Propensity to Consume dan Marginal Propensity to Save Marginal Propensity to Consume (MPC) adalah perubahan konsumsi sebagai akibat perubahan disposable income. Dalam bentuk rumus dituliskan sebagai berikut :

Marginal Propensity to Save (MPS) adalah perubahan tabungan sebagai akibat perubahan disposable income.

Yd C

APC

Yd S APS

Yd C MPC

  

Yd S MPS

  


(38)

Sementara itu pendapatan disposable sama dengan konsumsi seseorang ditambah dengan tabungannya sehingga fungsi pendapatan dapat dinyatakan sebagai berikut:

f. Bentuk Fungsi Konsumsi

Terdapat 4 ciri penting dari fungsi konsumsi, yaitu sebagai berikut : 1) Terdapat tingkat impas (break even point ) dari pendapatan, yaitu

tingkat dimana seluruh disposable income rumah tangga

digunakan untuk kegiatan konsumsi.

2) Di bawah tingkat impas, konsumsi rumah tangga lebih besar daripada disposable income, sehingga rumah tangga melakukan pinjaman atau menggunakan tabungan sebelumnya. Kegiatan ini disebut dissaving.

3) Di atas tingkat impas, sebagian dari disposable income

digunakan untuk kegiatan konsumsi dan sisanya ditabung.

4) Setiap peningkatan disposable income akan menyebabkan

kegiatan konumsi meningkat. Tetapi, besarnya peningkatan konsumsi lebih rendah daripada peningkatan disposable income. Jika menggunakan konsep APC dan MPC, fungsi konsumsi memiliki ciri sebagai berikut :

1) Pada tingkat impas, APC = 1. Di bawah tingkat impas, APC > 1 dan di atas tingkat impas, APC < 1.

2) MPC lebih besar dari nol, tetapi lebih kecil dari satu ( 0 < MPC < 1) Yd = C + S


(39)

pada setiap tingkat disposable income. MPC adalah kemiringan fungsi konsumsi. Begitu pula sebaliknya jika kemiringan fungsi tabungan disebut MPS.

g. Faktor faktor yang mempengaruhi konsumsi dan tabungan

1) Kekayaan yang telah terkumpul 2) Sikap berhemat

3) Suku bunga

4) Kondisi Perekonomian

5) Program Dana Pensiun Pemerintah

h. Contoh Cara Menghitung Konsumsi dan Tabungan

Keseimbangan pendapatan nasional dicapai pada tingkat pendapatan Rp 4.000 milyar. Apabila pendapatan bertambah maka pertambahan tersebut akan dipakai untuk keperluan pengeluaran konsumsi sebesar 75%/ Dari informasi tersebut diminta:

a. Fungsi konsumsi dan tabungan

b. Berapa besarnya konsumsi dan tabungan pada tingkat pendapatan Rp 4.800 milyar.

Jawab:

1) Keseimbangan pendapatan nasional

(YE) = Rp 4.000 milyar


(40)

Fungsi konsumsi : C = a + b Y

Sementara syarat ekulibrium adalah Y = C sehingga

Y = a + 0,75 Y

0,25 Y = a

0,25 (400) = a

a = 1.000

Jadi fungsi konsumsi : C = a + b Y

C = 1000 + 0,75 Y

Sementara fungsi tabungan: S = -a + (1-b) Y

S = -1.000 + (1-0,75) Y S = -1000 + 0,25 Y

2) Pada tingkat pendapatan Y = 4.800 milyar, besarnya konsumsi adalah sebagai berikut

C = 1000 + 0,75 Y = 1.000 + 0,75 (4.800) = 1.000 + 3600

= Rp 4.600 milyar

Sementara besarnya pendapatan : S = -1.000 + 0,25 Y

= -1.000 + 0,25 (4.800) = - 1.000 + 1.200 = Rp 200 milyar

C. Penerapan PPR dalam Pembelajaran Ekonomi

Pada umumnya pengembangan aspek competence, conscience, dan


(41)

sekali dilakukan oleh guru. Guru biasa hanya menitikberatkan pada tingkat kognitif saja terhadap materi yang diajarkan saja tanpa menggali nilai-nilai kemanusiaan apa yang terkandung pada materi ajar tersebut. Oleh karena itu penulis meneliti pengembangan competence, conscience, dan compassion melalui suatu materi dan proses pembelajaran, dan materi yang penulis pilih adalah materi fungsi konsumsi dan tabungan pada mata pelajaran Ekonomi kelas X. Dalam materi fungsi konsumsi dan tabungan banyak nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diambil. Salah satunya adalah nilai hemat. Setiap manusia pasti pernah melakukan kegiatan konsumsi juga tabungan. Daya konsumsi masyarakat Indonesia terlalu tinggi sehingga mengurangi tingkat menabung seseorang. Maka dari itu nilai hemat perlu ditanamkan. Hemat berarti teliti memikirkan semua kebutuhan yang kita perlukan. Kita harus berhati-hati dalam memilih kebutuhan. Hati-hati di sini memiliki pengertian lebih membuat skala prioritas, dan cenderung tidak menghambur-hamburkan uang.

D. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Secara singkat PTK adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Suharsimi, 2006:3). Sejalan dengan hal tersebut di atas, penelitian tindakan kelas merupakan penelitian terpakai (applied research), artinya penelitian yang dilakukan guru dapat memberi nilai tambah dan masukan untuk perbaikan (Isjoni, 2006:106).


(42)

1. Konsep Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Adapun dalam penelitian tindakan kelas terdapat tiga unsur atau konsep yaitu (Kunandar, 2008:45) :

a. Peneltian adalah aktivitas mencermati suatu objek tertentu melalui metodologi ilmiah dengan mengumpulkan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah.

b. Tindakan adalah suatu aktivitas yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang berbentuk siklus kegiatan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan suatu masalah dalam proses belajar mengajar.

c. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.

2. Ciri-ciri Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Berikut ini adalah ciri-ciri penelitian tindakan kelas (Kunandar, 2008:56) :

a. Situasional, kontekstual, berskala kecil, praktis, terlokalisasi, dan secara langsung relevan dengan situasi nyata dalam dunia kerja. b. Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan masalah

praktis.

c. Fleksibel dan adaptatif sehingga memungkinkan adanya perbuahan selama masa percobaan dan pengabaian pengontrolan karena lebih menekankan sifat tanggap dan pengujicobaan serta pembaharuan ditempat kejadian atau pelaksanaan PTK.

d. Self – evaluation yaitu modifikasi secara kontinu yang dievaluasi dalam situasi yang ada, yang tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran dengan cara tertentu.

e. Perubahan dalam praktik didasari pengumpulan informasi atau data yang memberikan dorongan untuk terjadinya perubahan.

3. Kelebihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Selain konsep dan ciri PTK, berikut ini juga diuraikan kelebihan dari PTK (Shumsky dan Suwarsih 2008:69)

a. Kerja sama dalam PTK menimbulkan rasa memiliki.

b. Kerja sama dalam PTK dapat mendorong kreativitas dan pemikiran kritis dalam hal ini guru yang sekaligus sebagai peneliti.


(43)

d. Kerja sama dalam PTK meningkatkan kesepakatan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Dalam PTK, penelitian dilakukan dalam dua siklus. Siklus yang pertama adalah merencanakan dan menyiapkan peralatan yang dibutuhkan guna meningkatkan competence, conscience, dan compassion. Setelah itu melaksanakan penelitian sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya. Selanjutnya pada awal dan akhir pembelajaran dilakukan pre test dan post test. Jika semua rangkaian tersebut sudah dilakukan, maka terakhir adalah merefleksikan semua rangkaian tersebut guna menentukan rancangan pembelajaran siklus kedua.


(44)

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Suharsimi, 2006:3). Dalam penelitian ini PTK dilakukan pada mata pelajaran ekonomi kelas X dengan menerapkan Paradigma Pedagogi Reflektif.

B. Tempat danWaktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang ber alamat di Jl. P. Senopati no 18 Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal 20 April 2012 hingga 27 April 2012.

C. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.


(45)

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah peningkatan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X2 semester 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta melalui penerapan PPR.

D. Prosedur Penelitian

1. Pra Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan pengamatan di dalam kelas pada saat proses pembelajaran sebelum pembelajaran materi fungsi konsumsi dan tabungan yaitu pembelajaran materi inflasi. Selanjutnya peneliti melakukan wawancara kepada guru yang bersangkutan tentang nilai kognitif dan pengembangan competence, conscience, dan compassion.

2. Pelaksanaan Penelitian

Rancangan penelitian yang dilakukan selama penelitian terdiri dari dua siklus sebagai berikut :

a. Siklus I

Pada siklus I terdapat beberapa bagian diantaranya adalah : 1) Rencana Tindakan Penelitian

Persiapan yang pertama kali dilakukan adalah membuat materi, menyusun RPP, media (game scramble). Untuk mengembangkan aspek conscience siswa menggunakan video


(46)

tentang “budaya konsumtif di Yogyakarta”, power point, papan nama kelompok.

2) Tindakan

Pada tahap tindakan terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut : a) Konteks

Guru melakukan apersepsi dengan mengingatkan kembali materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya. Kemudian siswa diajak untuk mencermati konteks-konteks dalam hidupnya guna mengenali faktor-faktor yang berpotensi mendukung proses pembelajaran yaitu : (1) Apakah siswa melakukan kegiatan konsumsi dalam

kehidupan sehari-hari?

(2) Apa saja kegiatan konsumsi yang dilakukan?

(3) Bagaimana pola konsumsi para siswa, apakah cenderung boros dan konsumtif ?

b) Pengalaman

Pada tahap pengalaman, guru menjelaskan materi tentang pengertian konsumsi, fungsi konsumsi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi. Kemudian guru mengajak siswa untuk bekerja dalam kelompok dengan media permainan. Berikut merupakan langkah-langkahnya:


(47)

1) Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok yang masing-masing terdiri dari 5 orang.

2) Guru menggunakan media belajar berupa permainan scramble untuk memfasilitasi siswa bekerja sama dalam kelompok.

3) Guru menjelaskan aturan permainan

a) Setiap kelompok dibagi satu lembar kertas manila besar berisi kotak-kotak, pertanyaan dan satu buah amplop.

b) Di dalam amplop berisi huruf-huruf yang nantinya akan digunakan untuk merangkai dan menjawab semua pertanyaan.

c) Huruf-huruf tersebut harus disusun dan ditempel pada kotak hingga semua habis dan harus membentuk kata-kata yang merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang disajikan. Setelah permainan selesai guru membahas satu persatu pertanyaan pada game tersebut dengan cara tanya jawab dengan siswa, kemudian guru memutar video tentang “aksi stop budaya konsumtif di Yogyakarta”

c) Refleksi

Pertama-tama siswa diminta diam dan hening untuk merefleksikan makna nilai yang terkandung di dalam


(48)

pengalamannya. Guru dapat membantu siswa berefleksi dengan memberikan pertanyaan agar siswa terbantu dalam memahami, mendalami, dan meyakini temuannya. Adapun beberapa pertanyaan refleksinya adalah sebagai berikut :

a) Nilai apa yang dapat kalian petik dari diskusi kelompok?

b) Apa manfaatnya jika kita dapat bekerja sama dengan teman lain?

c) Nilai apa yang dapat kamu petik dari video tersebut? Mengapa?

d) Apakah nilai tersebut perlu kita praktikan/terapkan dalam hidup kita sehari-hari? Beri penjelasan!

d) Aksi

Guru memberikan pertanyaan aksi supaya siswa terbantu untuk membangun niat dan bertindak sesuai dengan hasil refleksinya. Berikut ini adalah pertanyaan aksi untuk para siswa :

(1) Setelah kalian menyadari pentingnya kerja sama dalam kelompok, niat/tindakan apa yang akan dilakukan dalam hidup kalian sehari-hari?

(2) Setelah kalian tahu tentang pentingnya memiliki sikap hemat, tindakan/niat apa yang akan dilakukan selanjutnya dalam hidup kalian sehari-hari?


(49)

e) Evaluasi

Guru melakukan evaluasi dengan cara memberikan soal pre test dan post test kepada siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang sudah diajarkan.

3) Observasi

Tahap ini dilaksanakan bersamaan waktunya dengan tahap tindakan. Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan atas hasil atau dampak pelaksanaan tindakan meliputi: pengamatan terhadap guru, pengamatan terhadap siswa, dan pengamatan terhadap kelas. Pengamatan terhadap guru mencakup pengamatan terhadap seluruh kegiatan yang dilakukan oleh guru selama pembelajaran berlangsung. Pengamatan terhadap siswa meliputi partisipasi siswa dalam diskusi kelas dan interaksi siswa. Pengamatan terhadap kelas mencakup seluruh keadaan dan kejadian yang terjadi di kelas selama pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan denga bantuan instrumen observasi guru, siswa, dan kelas, serta dilengkapi dengan perekaman menggunakan handycam. 4) Refleksi dan Evaluasi

Pada tahap ini dilaksanakan analisis, pemaknaan, dan penyimpulan hasil observasi terhadap tingkat pemahaman siswa. Refleksi dan evaluasi dilakukan setelah akhir siklus


(50)

untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran dan pemecahannya untuk perbaikan dalam siklus selanjutnya juga untuk melihat ketercapaian indikator. b. Siklus II

Tahap-tahap dan kegiatan-kegiatan pada siklus kedua pada dasarnya sama dengan siklus pertama, hanya pengalamannya yang berbeda. Kegiatan pengalaman pada siklus kedua ditentukan berdasarkan indikator materi dan hasil refleksi siklus pertama. Dikarenakan indikator pada siklus kedua ini dengan siklus pertama berbeda maka media pembelajaran yang digunakan juga berbeda. Untuk mengembangkan aspek competence digunakan games peta konsep dan soal hitungan. Untuk aspek conscience menggunakan sebuah video dengan judul “Undian Berhadiah”.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Observasi

Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan terhadap guru, pengamatan terhadap siswa, dan pengamatan terhadap kelas sebelum dan sesudah penerapan PPR guna mengetahui hasil atau dampak pelaksanaan tindakan.


(51)

2. Wawancara

Wawancara digunakan untuk mengungkap data yang berkaitan dengan sikap, pendapat, atau wawasan. Wawancara dilakukan dalam bentuk lisan dan tulisan dengan guru dan siswa.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pengumpulan data dengan menggunakan catatan atau dokumen yang telah ada. Melalui cara ini dimaksudkan untuk memperoleh data tentang keadaan sekolah, jumlah siswa dan fasilitas yang dimiliki siswa.

4. Tes

Tes didalam penelitian ini digunakan untuk mengukur competence siswa. Tes ini berupa tes tertulis, yang berbentuk soal pre test dan post test sesuai dengan indikator materi dan diberikan setiap awal dan akhir siklus.

5. Kuesioner

Kuesioner adalah daftar yang berisi rangkaian pernyataan mengenai suatu masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini kuesioner digunakan untuk mengukur perkembangan conscience dan compassion siswa. Kuesioner tersebut diberikan pada pra penelitian, akhir siklus I dan akhir siklus II.


(52)

F. Teknik Analisis Data

` Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah: 1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan untuk memaparkan (deskripsi) data/ informasi tentang suatu gejala yang diamati dalam proses pembelajaran serta pelaksanaan proses pembelajaran dengan menerapkan PPR. Dengan demikian data tersebut dapat dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Pengumpulan data kasar

b) Pemberian skor, untuk analisis kualitatif

c) Skor yang diperoleh dikonversikan menjadi nilai dengan skala lima menggunakan acuan konversi pada pendekatan PAP (Peniliaian Acuan Patokan) (Sukardjo, 2005:53)

Berdasarkan hasil perhitungan dengan rumus konversi, maka data kuantitatif ke data kualitatif dengan skala lima tersebut dapat disederhanakan sebagai berikut :

Tabel 3.1

Hasil Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif

Interval Skor Kriteria

X > 4,21 Sangat Baik

3,40 < X ≤ 4,21 Baik 2,60 < X ≤3,40 Cukup Baik 1,79 < X ≤2,60 Kurang Baik


(53)

Sedangkan untuk hasil refleksi, suatu indikator atau bahkan suatu nilai yang ditemukan oleh siswa dalam pembelajaran dapat dinyatakan dalam pernyataan kualitatif sebagai berikut :

Tabel 3.2

Pernyataan Kualitatif Hasil Refleksi

Kesimpulan keterangan

Belum Terlihat Apabila siswa belum

memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator .

Mulai Terlihat Apabila siswa sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku yang

dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten.

Mulai Berkembang Apabila siswa sudah

memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten. Membudaya Apabila siswa terus menerus

memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten.

2. Analisis Komparatif

Analisis komparatif digunakan untuk melihat perkembangan / peningkatan competence, conscience, dan compassion siswa dengan cara membandingkan data ketiga aspek tersebut pada masa pra penelitian, siklus I dan siklus II, juga untuk melihat perkembangan sebelum dan sesudah penerapan PPR.


(54)

33

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A.Visi, Misi dan Tujuan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

1. Visi SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

SMA Pangudi Luhur Yogyakarta merupakan tempat mewujudkan komunitas iman dengan menempatkan Tuhan Sang Guru Sejati sebagai pusat hidup dalam upaya membangun persaudaraan sejati serta menanggung karya bersama dalam pendampingan kaum muda menuju pribadi dewasa, beriman, berpengetahuan, terampil, bermartabat, berbudi pekerti luhur dan terbuka menghadapi tantangan zaman.

2. Misi SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

SMA Pangudi Luhur Yogyakarta mempunyai misi untuk membantu, mendampingi siswa menemukan potensi yang dimiliki untuk dikembangkan secara optimal, serta melatih siswa mandiri, bertanggung jawab, bermartabat, berbudi pekerti luhur, menghargai dan menghormati sesame dan menerima diri sebagai pribadi yang unik sehingga menjadi pribadi dewasa.

3. Tujuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

a. Menghasilkan peserta didik yang dapat diterima di perguruan tinggi yang bermutu dan mampu menentukan pilihan sesuai dengan bakat dan kemampuan peserta didik.


(55)

b. Menghasilkan peserta didik yang beriman dan bersikap professional tanpa membedakan agama, ras, suku dan tingkat nasional.

c. Menghasilkan peserta didik yang mempunyai kemampuan berorganisasi dan bermasyarakat.

d. Menciptakan hubungan baik antara sekolah dengan orang tua, alumni, masyarakat sekitar, sekolah lain dan perguruan tinggi maupun lembaga-lembaga tertentu.

e. Melanjutkan dan mengembangkan sistem pemeliharaan seluruh sarana fisik yang dimiliki sekolah agar tetap terpelihara, bersih dan rapi.

B.Sistem Pendidikan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

Sistem Pendidikan yang diterapkan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta adalah program pengajaran umum dan program pengajaran khusus. Program pengajaran umum dilaksanakan di kelas X, sedangkan program pengajaran khusus diadakan di kelas XI dan XII dengan pilihan program IPA dan program IPS.

Pola hubungan belajar mengajar di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta adalah:

1. SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dikelola sebagai “Komunitas Pendidikan Dialogis” yang memberikan suasana saling percaya, saling menghormati, saling memperhatikan, penuh cinta kasih, kemerdekaan untuk berkreasi, bersikap kritis, berani bertanya dan berpendapat secara bertanggung jawab.


(56)

2. Strategi pendampingan menekankan perlunya pembiasaan untuk mengadakan analisis situasi kehidupan iman, sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang terjadi di masyarakat saat ini.

3. Pendekatan pribadi menekankan kerekanan dalam pelayanan yang berorientasi pada :

a. Pendidik berperan sebagai pendamping, fasilitator, mediator, instruktur, dan motivator kepada subjek didik.

b. Setiap pribadi menampakkan kewibawaannya, yaitu dengan adanya keserasian antara perkembangan diri dan profesionalitasnya, sosialitasnya, dan religiusitasnya.

c. Setiap pribadi dibiasakan untuk mengadakan refleksi validasi (menghargai dan saling membantu dengan teman sejawat, rapat musyawarah dan pengembangan pribadi).

4. Pola interaksi belajar mengajar pendamping-peserta didik dapat bervariasi, antara lain sebagai berikut :

a. Pola pendamping-peserta didik

Isi kegiatan adalah membangun apersepsi, memberikan informasi, memberi tugas, motivasi, memberi umpan balik, membina disiplin kelas dan kelompok kerja, dan sebagainya.

b. Pola peserta didik-pendamping

Isi kegiatan adalah menanyakan, mengusulkan sesuatu, meminta bantuan pendamping, mengkonsultasikan hasil pekerjaan, melaporkan


(57)

hasil kerja dan informasi, menjawab pertanyaan pendamping, dan sebagainya.

c. Pola peserta didik

Isi kegiatannya adalah tanya jawab, diskusi, adu argumentasi dalam debat, berdialog dengan tutor sebaya, pemecahan masalah, bereksperimen, merancang suatu penelitian dan sebagainya.

C.Kurikulum SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia dalam wujud masyarakat maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang memungkinkan warganya untuk mengembangkan diri menjadi manusia Indonesia yang seutuhnya.

Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan memperhatikan tahap perkembangan siswa dan kesesuaiannya dengan lingkungan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing pendidikan. Isi kurikulum merupakan susunan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan SMA dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Kurikulum SMA Pangudi Luhur Yogyakarta saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Berdasarkan kurikulum yang berlaku, ada dua program pengajaran di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, yaitu program


(58)

pengajaran umum dan program pengajaran khusus. Program pengajaran umum diselenggarakan di kelas X, sedangkan program pengajaran khusus diselenggarakan di kelas XI dan XII dengan program pengajaran IPA dan IPS.


(59)

38

BAB V

HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Pra Penelitian

Pra penelitian dilakukan pada tanggal 30 Maret 2012 pukul 07.00– 08.30 di kelas X-2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Guru mitra pada penelitian ini adalah Ibu Natalia Margi S.Pd. sebagai guru mata pelajaran ekonomi kelas X. Materi pelajaran yang diajarkan pada saat pra penelitian adalah inflasi. Jumlah siswa kelas X-2 sebanyak 31 anak, pada saat pra penelitian seluruh siswa hadir. Adapun kegiatan pada pra penelitian akan dijelaskan pada tahap-tahap sebagai berikut : a. Observasi dan Wawancara Guru

Pada tahap ini peneliti mencatat kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan catatan anekdotal dan checklist. Proses belajar mengajar diawali dengan guru memberi salam kepada siswa, tetapi hanya beberapa siswa yang membalas sapaan dan siswa yang lain tampak acuh dan cenderung sibuk dengan kegiatannya sendiri. Setelah memberi salam, guru mempresensi siswa dan kebetulan jumlah siswa tidak lengkap karena banyak anak yang terlambat dan juga menjadi petugas doa pagi. Apersepsi dilakukan guru dengan cara tanya jawab dengan beberapa siswa, tujuan apersepsi sendiri


(60)

untuk mengaitkan materi yang lalu dengan materi yang dibahas. Materi yang dibahas yaitu inflasi.

Pada jam pertama guru menggunakan metode ceramah. Dalam proses pembelajaran materi tersebut, siswa cenderung asyik mengobrol sendiri dan bermalas-malasan mendengarkan guru, terutama beberapa siswa yang duduk di bagian pojok belakang. Dengan sabar guru menyelesaikan materi tersebut, tampak siswa yang duduk di barisan depan yang antusias dengan pelajaran tersebut. Pada jam kedua, guru mengajak siswa untuk membahas soal-soal yang pada pertemuan sebelumnya sudah diberikan dan diharuskan dikerjakan di rumah untuk PR. Satu persatu siswa ditunjuk secara acak untuk menjawab pertanyan. Guru tidak hanya melewatkan soal per soal, tetapi juga dibahas dengan cara tanya jawab dengan siswa. Para siswa tanpa kesulitan menjawab semua pertanyaan, karena sudah dipersiapkan sebelumnya dari rumah. Setelah semua soal selesai dibahas, guru memasukkan nilai siswa ke dalam buku nilai siswa.

Berikut ini disajikan rangkuman awal observasi terhadap aktivitas guru selama proses belajar berlangsung :


(61)

Tabel 5.1

Hasil Observasi terhadap Aktivitas Guru pada Pra Penelitian

No Kegiatan Ya Tidak Keterangan

1

Guru memeriksa kesiapan belajar siswa

Guru menegur beberapa siswa yang masih ramai, untuk mulai fokus mengikuti pelajaran. 2

Pendidik memeriksa kelengkapan alat tulis

 Guru mencoba keliling memeriksa kelengkapan siswa siswa.

3 Guru melakukan

apersepsi 

Guru melakukan apersepsi dengan mengkaitkan materi yang lalu yaitu tentang indeks harga.

4 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 

Guru menyampaikan beberapa tujuan

pembelajaran yang akan dicapai. 5 Siswa mengkaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari  Siswa menanyakan kepada guru imbas dari inflasi pada harga-harga sembako. 6 Guru memberikan kesempatan untuk mengerjakan tugas dalam kelompok 

Guru tidak memberikan tugas,karena pada

pertemuan ini hanya fokus tanya jawab materi dan membahas soal PR lalu.

7

Guru memberi umpan balik atas jawaban siswa  Guru memberikan feedback dengan menanggapi berbagai pertanyaan siswa mengenai inflasi. 8 Guru memberikan panduan pertanyaan refleksi untuk siswa

 Guru tidak memberikan refleksi kepada siswa.

9

Guru memberikan tugas untuk

melakukan tindakan tertentu sesuai materi

Guru tidak memberikan tugas sesuai materi.

10 Guru memberikan

soal evaluasi 

Guru hanya membahas soal evaluasi dari pertemuan lalu.


(62)

b. Observasi dan Wawancara Peserta Didik

Kegiatan siswa terlihat dalam catatan anekdotal yang dibuat oleh peneliti. Di awal pelajaran tampak siswa cenderung bermalas-malasan untuk mengikuti pelajaran. Saat guru masuk, banyak siswa yang masih asyik mengobrol sendiri dengan berbeda - beda topik satu sama lain. Guru menyapa dan memberikan apersepsi, siswa masih belum konsentrasi dengan pelajaran. Kemudian guru meminta siswa untuk fokus mempersiapkan pelajaran, dan mengeluarkan buku paket mereka. Pada jam pertama para siswa cenderung bosan dan jenuh karena guru hanya menggunakan metode ceramah dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Siswa di barisan depan tampak diam dan fokus mengikuti pelajaran, berbeda dengan siswa yang duduk di bangku belakang. Mereka selalu membuat gaduh kelas dengan berbagai perilakunya. Sesekali guru menegur siswa untuk diam dan menunjuk siswa untuk menjelaskan apa yang sudah guru jelaskan. Tetapi mereka tidak bisa menjelaskan dan hanya diam sambil tersenyum-senyum.

Di jam kedua guru berinisiatif untuk membahas soal yang menjadi PR di pertemuan sebelumnya, dan hasilnya para siswa antusias dan berharap-harap cemas untuk menjawab pertanyaan tersebut. Siswa sibuk dengan saling bertanya dengan teman sebangku apabila ada salah satu soal yang kurang jelas. Tak hanya itu mereka ada juga yang membuka buku paket dan browsing


(63)

internet tentang materi inflasi yang mereka belum jelas. Peran guru pada proses belajar berlangsung lebih pasif dan hanya menjadi fasilitator, dan siswa yang cenderung aktif satu sama lain.

Berikut ini disajikan rangkuman hasil observasi awal terhadap aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung :

Tabel 5.2

Hasil Observasi terhadap Aktivitas Siswa pada Pra Penelitian

No Kegiatan Ya Tidak Keterangan

1

Siswa siap mengikuti pelajaran

Siswa siap mengikuti pelajaran setelah mendapat teguran dari guru.

2 Siswa memperhatik an penjelasan guru 

Ya, tetapi tampak beberapa siswa masih tampak ribut sendiri dan tidak fokus dalam pelajaran.

3

Siswa menggunaka n alat tulis lengkap

Siswa membawa alat tulis lengkap dan sudah

mempunyai buku pegangan.

4 Siswa menjawab pertanyaan guru 

Ya, siswa menjawab beberapa pertanyaan dari guru mengenai inflasi.

5 Siswa mengajukan pertanyaan pada guru 

Siswa menanyakan imbas inflasi dalam kehidupan sehari-hari. 6 Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru 

Siswa semua mengerjakan PR yang sudah diberikan guru pada pertemuan lalu.

7 Siswa dapat bekerja sama dengan temannya 

Tidak ada kegiatan yang menuntut siswa untuk bekerja sama.


(64)

mengerjakan tugas di papan tulis

dikertas,sehingga siswa hanya membacakan. Tidak menulis di papan tulis.

9 Siswa menanggapi pekerjaan teman 

Ada siswa yang

menyanggah jawaban teman yang salah dalam menjawab pertanyaan. 10 Siswa dapat membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari 

Dengan bantuan dari guru, siswa mencoba

menyimpulkan materi mengenai inflasi.

c. Observasi Kelas

Peneliti membuat catatan anekdotal sebagai instrumen melakukan observasi kelas. Secara garis besar fasilitas di kelas X2 SMA Pangudi Luhur sangat memadai guna menunjang proses belajar mengajar, karena didukung oleh white board, papan presensi, jam dinding, meja dan kursi siswa, meja dan kursi guru, kalender, LCD, komputer untuk guru, dan juga AC (air conditioner). Untuk kondisi kelas kurang nyaman karena tidak adanya ventilasi untuk sirkulasi udara hal itu disebabkan pengaruh AC, namun lingkungannya cukup kondusif dalam proses belajar mengajar karena letak sekolah SMA Pangudi Luhur tidak terlalu dekat jalan raya jadi tidak terlalu bising karena suara kendaraan di jalan raya.

Pada waktu pembelajaran berlangsung siswa cenderung masih sibuk ke sana kemari dan tampak belum mempersiapkan pelajaran.


(65)

Ini mengakibatkan sedikit kegaduhan di kelas. Guru pun bertindak tegas untuk menasihati anak yang tidak bisa diatur tersebut dan suasana berangsur tenang. Pada jam pertama metode yang digunakan cenderung membuat siswa jenuh, yaitu mengunakan ceramah, tetapi jam ke 2 siswa antusias karena guru mengajak siswa untuk tanya jawab soal tentang inflasi yang pada pertemuan sebelumnya siswa diminta mengerjakan tugas dirumah.

2. Siklus I

Siklus pertama penelitian dilaksanakan pada hari Jumat, 20 April 2012 selama 2 x 45 menit yaitu pada pukul 07.00 – 08.30 WIB. Di kelas X2 pada tahun ajaran ini sebanyak 31 siswa, namun pada pertemuan pertama siswa yang hadir sebanyak 26 siswa, 2 siswa ijin sakit dan 3 yang lainnya terlambat masuk sekolah sehingga dikenai hukuman oleh guru piket. Guru mitra yang mengajar pada penelitian ini adalah Ibu Natalia Margi S.Pd. Untuk materi yang diajarkan berbeda antara siklus I dan siklus II tetapi masih berhubungan satu sama lain. Untuk siklus I materi yang diajarkan adalah konsumsi. Berikut ini diuraikan penerapan PPR dalam pembelajaran ekonomi pada siklus I.

a. Perencanaan

Di dalam sebuah perencanaan atau persiapan, guru menyiapkan beberapa perangkat pembelajaran yang digunakan untuk penerapan PPR dalam pembelajaran ekonomi. Adapun beberapa hal yang


(66)

disiapkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi pembelajaran, dan media pembelajaran. Beberapa perangkat yang mendukung penelitian tersebut sebelumnya sudah dikonsultasikan dengan guru mitra SMA Pangudi Luhur dan dosen pembimbing skripsi. Berikut ini disajikan uraian masing-masing perangkat pembelajaran :

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP berisikan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi ajar, metode, media pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan juga evaluasi. Pada bagian kegiatan pembelajaran berisi skenario pembelajaran yang digunakan guru untuk melaksanakan proses pembelajaran materi konsumsi dengan menerapkan PPR. 2) Materi pembelajaran

Materi pembelajaran pada siklus I adalah konsumsi. Di dalam materi konsumsi berisikan definisi konsumsi, deskripsi fungsi konsumsi dan juga faktor yang mempengaruhi konsumsi.

3) Media pembelajaran

Media pembelajaran yang digunakan pada siklus I terdapat beberapa macam. Adapun media pembelajaran tersebut berupa games (scramble), video untuk mengembangkan aspek


(67)

conscience (video tingkat budaya konsumtif di Yogyakarta), power point, papan nama kelompok.

a) Media untuk game Scramble

Pada games scramble ini setiap kelompok dibagi satu lembar kertas manila besar berisi kotak-kotak, pertanyaan dan satu buah amplop. Di dalam amplop berisi huruf-huruf yang nantinya akan digunakan untuk merangkai dan menjawab semua pertanyaan. Huruf-huruf tersebut harus disusun dan ditempel pada kotak hingga semua habis dan harus membentuk kata-kata yang merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang disajikan

b) Video mengenai nilai hemat

Peneliti menggunakan video “budaya konsumtif di Indonesia” untuk mengembangkan sikap hemat. Video tersebut berisi cerita yang sesuai dengan kehidupan masyarakat sehari-hari pada umumnya.

c) Power point

Ini merupakan media yang sangat membantu guru dalam penyampaian materi. Power point juga dapat membantu siswa dalam memahami konsep apa yang diajarkan pada materi konsumsi.


(68)

d) Papan nama kelompok

Papan nama kelompok berisi angka sebagai identitas atau penanda tiap-tiap kelompok.

Selain perangkat pembelajaran, peneliti juga menyiapkan beberapa intrumen pengumpulan data yang terdiri dari:

1) Lembar observasi kegiatan guru

Instrumen ini digunakan untuk mencatat kegiatan guru selama proses belajar mengajar berlangsung.

2) Lembar observasi kegiatan siswa

Lembar observasi kegiatan siswa digunakan untuk mencatat kegiatan siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. 3) Lembar observasi kegiatan kelas

Lembar observasi tersebut digunakan untuk mencatat suasana kelas dan kejadian-kejadian yang terjadi di dalam kelas saat pembelajaran berlangsung.

4) Tes

Tes terdiri dari pre test dan post test untuk mengukur competence siswa

5) Kuesioner

Kuesioner digunakan untuk mengukur conscience dan compassion pada siswa.


(69)

b. Tindakan

Pembelajaran siklus I bertujuan untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa. Berikut ini adalah uraian indikator masing–masing aspek :

1) Competence

(a) Mendeskripsikan pengertian konsumsi. (b) Menjelaskan fungsi konsumsi.

(c) Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi. 2) Conscience

(a) Memiliki sikap hidup hemat dalam kehidupan sehari-hari. (b) Memiliki sikap dan minat yang baik pada pembelajaran

ekonomi. 3) Compassion

(a) Memiliki semangat bekerja sama dengan sesama teman ketika memecahkan masalah dalam kelompok.

Pada tahap tindakan, guru mitra menerapkan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran ekonomi dengan materi konsumsi. Berikut ini diuraikan beberapa tahap secara rinci tentang penerapan PPR pada siklus I :

1) Konteks

Tahap konteks dilaksanakan pada awal pembelajaran. Di dalam konteks siswa diajak untuk mencermati konteks-konteks dalam hidupnya guna mengenali faktor-faktor yang berpotensi


(70)

mendukung proses pembelajaran. Saat proses belajar mengajar berlangsung guru menggali konteks dengan berbagai pertanyaan. Pertama, guru menanyakan “apa yang kalian konsumsi sebagai siswa ?”. Siswa menjawab dengan berbagai jawaban antara lain : buku, alat tulis, air putih. Selanjutnya guru memberikan pertanyaan lagi guna menggali konteks pada siswa yaitu “bagaimana pola hidup para siswa kelas X SMA sampai dengan saat ini ?” Siswa tampak antusias menjawab pertanyaan dan cenderung menjawab secara kelompok, kemudian beberapa siswa ditunjuk oleh guru untuk menjawab pertanyaan. Siswa memiliki jawaban yang variatif ada yang pola hidupnya cenderung labil dan tidak tentu (untuk awal bulan boros, tengah bulan agak hemat, dan akhir bulan hemat). Untuk siswa yang hidupnya tidak bersama orang tua atau kos cenderung boros karena mereka merasa sulit harus mengatur pengeluarannya sendiri. Selanjutnya guru merangsang siswa dengan pertanyaan “ketika kita berhemat, apakah keuntungan hidup hemat”. Siswa memberikan bermacam-macam berkomentar. Ada yang menjawab hemat pangkal kaya, hemat pangkal pelit, dan lain-lain.

2) Pengalaman

Pada tahap pengalaman terdapat beberapa kegiatan, yaitu guru menjelaskan materi singkat tentang pengertian konsumsi,


(71)

fungsi konsumsi, faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi. Guru menggunakan metode tanya jawab untuk menyampaikan materi yang diajarkan.

Untuk mengembangkan aspek competence dan compassion guru menggunakan media belajar berupa permainan scramble untuk memfasilitasi siswa bekerja sama dalam kelompok dan juga untuk mengetahui pemahaman siswa selama guru menjelaskan materi. Kemudian guru membacakan aturan permainan. Guru membagi siswa dalam kelompok yang sudah ditentukan dan ditampilkan dalam power point. Setiap kelompok berisi 5-6 orang. Setiap kelompok dibagi satu lembar kertas manila besar berisi kotak-kotak, pertanyaan dan satu buah amplop. Di dalam amplop berisi huruf-huruf yang nantinya akan digunakan untuk merangkai dan menjawab semua pertanyaan. Huruf-huruf tersebut harus disusun dan ditempel pada kotak sampai semua habis dan harus membentuk kata-kata yang merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang disajikan. Waktu permainan ditentukan 15 menit. Setelah itu guru mempersilahkan siswa untuk mulai mengerjakan. Terlihat siswa antusias dan mau bekerja sama dalam kelompok. Setiap kelompok mempunyai strategi masing – masing dalam menyelesaikan soal tersebut. Ada yang membagi tugas, orang yang menjawab soal dan lainnya mencari hurufnya,


(1)

197 Baik = 3 + (0,6 x 0,67) < X ≤ 4,21 = 3 + 0,40 < X ≤ 4,21

= 3,40 < X ≤ 4,21

Cukup baik = 3 - 0,40 < X ≤ 3,40 = 2,60 < X ≤ 3,40

Kurang Baik = 3 – (1,8 x 0,67) < X ≤ 2,60 = 3 – 1,21 < X ≤ 2,60

= 1,79 < X ≤ 2,60 Sangat Kurang Baik = X ≤ 1,79

Berdasarkan perhitungan rumus konversi maka data kuantitatif ke data kualitatif dengan skala lima tersebut dapat disederhanakan sebagai berikut :

Tabel 3.1

Hasil Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif

Interval Skor Kriteria

X > 4,21 Sangat Baik

3,40 < X ≤ 4,21 Baik

2,60 < X ≤ 3,40 Cukup Baik

1,79 < X ≤ 2,60 Kurang Baik


(2)

198

KISI-KISI SOAL

PRE TEST

dan

POST TEST

SIKLUS I

Indikator No. Soal Pre Test No. Soal Post Test 1. Pengertian konsumsi

2. Fungsi konsumsi

3. Konsep tentang konsumsi 4. Faktor yang

mempengaruhi konsumsi

1 2, 6, 7

8, 9 3, 4, 5, 10

1,2 3, 6, 7

5 4, 8, 9, 10

KISI-KISI SOAL

PRE TEST

dan

POST TEST

SIKLUS II

Indikator No. Soal Pre Test No. Soal Post Test 1. Pengertian tabungan

2. Fungsi tabungan 3. Menghitung konsumsi

dan tabungan

4. Konsep tentang tabungan 5. Faktor yang

mempengaruhi konsumsi dan tabungan

1 2 3, 4, 5

6, 7, 8, 9 10

1 3, 7 4, 5

2, 6 8, 9, 10


(3)

199 Lampiran 37

Kisi-kisi Instrumen Pengukuran Sikap terhadap Pembelajaran Ekonomi dengan Menerapkan PPR

Indikator Pengukuran Sikap Pernyataan Positif Negatif

1. Ada rasa senang dalam pembelajaran

1, 7, 8,

12,15 11

2. Tanggap terhadap situasi pembelajaran 2, 3, 6, 13, 14 3. Berpartisipasi aktif dalam pembelajaran 4, 5, 9, 10

Kisi-kisi Instrumen Pengukuran Minat terhadap Pembelajaran Ekonomi dengan Menerapkan PPR

Indikator Pengukuran Minat Pernyataan Positif Negatif

1. kesadaran dalam belajar 1 3, 7

2. keinginan untuk mencapai tujuan 2, 4, 5, 6

3. penghargaan dalam belajar 9 8


(4)

200

Ekonomi dengan Menerapkan PPR

Indikator Pengukuran Nilai Hemat Pernyataan Positif Negatif

1. kesadaran untuk berhemat 2, 4

2. bertindak untuk berhemat 1, 3, 5, 8, 9 10

3. manfaat berhemat 6, 7

Kisi-kisi Instrumen Pengukuran Nilai Kerja Sama terhadap Pembelajaran Ekonomi dengan Menerapkan PPR

Indikator Pengukuran Nilai Kerja Sama Pernyataan Positif Negatif 1. kepedulian terhadap teman 1, 4, 9,

2. berpartispasi aktif dalam diskusi 5, 7 8

3. manfaat dalam kerja sama 10 3


(5)

201 Lampiran 38


(6)

Dokumen yang terkait

Implementasi paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion mahasiswa.

1 1 11

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran materi uang dan perbankan untuk meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) siswa kelas XC SMA Negeri I Kasihan Bantul.

3 26 221

Penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran materi fungsi konsumsi dan tabungan untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X SMA Pangudi Luhur St.Louis IX Sedayu.

0 1 196

Penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran materi uang untuk meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) siswa kelas X1 SMA Kolese De Britto Yogyakarta.

3 19 299

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran materi pendapatan nasional untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas XC SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu.

0 15 256

Penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran materi fungsi konsumsi dan tabungan untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X SMA Pangudi Luhur St.Louis IX Sedayu

0 4 194

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran materi pendapatan nasional untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas XC SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu - USD Repository

0 1 254

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF PADA PEMBELAJARAN MATERI FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE, CONSCIENCE, DAN COMPASSION SISWA KELAS X-2 SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA SKRIPSI

0 1 221

Penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran materi uang untuk meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) siswa kelas X1 SMA Kolese De Britto Yogyakarta - USD Repository

0 2 297

Penerapan paradigma pedagogi reflektif pada pembelajaran materi indeks harga dan inflasi untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Santo Louis IX Sedayu - USD Repository

0 0 204