BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori - BAB II RESTI DWIYANI MANAJEMEN'17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori
1. Strategi Wheelen dan Hunger (2008) menyatakan bahwa manajemen strategik adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Manajemen strategik meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategi (perencanaan strategic atau perencanaan jangka panjang), evaluasi dan pengendalian (Umar,2010).
Menurut Rangkuti (2015; 3) Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Konsep strategi berkembang mulai dari sekedar alat untuk mencapai tujuan (Chandler) kemudian berkembang menjadi alat menciptakan keunggulan bersaing (Porter, Learned, Christensen), dan selanjutnya menjadi tindakan dinamis untuk memberi respons terhadap kekuatan-kekuatan internal dan eksternal (Mintzberg, Steiner), sampai menjadi alat untuk memberikan kekuatan motivasi kepada stakeholder agar perusahaan tersebut dapat memberikan kontribusi secara optimal. Menjelang akhir abad ke-20, konsep strategi berubah menjadi pemahaman keinginan knsumen di masa yang akan datang dengan memperhatikan konsep dinamik dan pengembangan perencanaan strategis untuk merebut peluang dengan menggunakan konsep kompetensi inti.
Dalam Rangkuti (2015;3), Chandler (1962) menyatakan bahwa strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tidak lanjut serta prioritas alokasi sumber daya. Learned et al (1965) strategi merupakan alat untuk menciptakan keunggulan bersaing. Dengan demikian salah satu fokus strategi adalah memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada atau tidak ada. Sedangkan Mintzberg (1979) menyatakan bahwa strategi merupakan respons secara terus-menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat mempengaruhi organisasi. Porter (1985) menyatakan bahwa strategi sebagai alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing.
Menurut Rangkuti (2015) Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari “apa yang terjadi” terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.
Menurut David (2009) dalam Rina (2016) strategi adalah tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan Sumber daya perusahaan dalam jumlah yang besar. Hal ini sejalan dengan Hunger dan Wheelen (2011), bahwa strategi perusahaan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Menurut Heizer dan Render (2009), strategi adalah rencana suatu organisasi untuk mencapai misi dan tujuan.
Dalam manajemen strategik, perusahaan pada umumnya mempunyai tiga level atau tiga tingkatan strategi (Rangkuti, 2015), yaitu : a. Strategi Korporasi
Strategi ini menggambarkan arah perusahaan secara keseluruhan mengenai sikap perusahaan secara umum terhadap arah pertumbuhan dan manajemen berbagai bisnis dan lini produk untuk mencapai keseimbangan portofolio produk dan jasa.
b. Strategi ini biasa dikembangkan pada level divisi dan menekankan pada perbaikan posisi persaingan produk barang atau jasa perusahaan dalam industrinya atau segmen pasar yang dilayani oleh divisi tersebut. Strategi bisnis yang diimplementasikan biasanya merupakan salah satu strategi overall cost leadership, atau diferensiasi.
c. Strategi fungsional Strategi ini menekankan terutama pada pemaksimal sumber daya produktivitas. Dalam batasan oleh perusahaan dan strategi bisnis yang berada disekitar mereka, departemen fungsional seperti fungsi-fungsi pemasaran, SDM, keuangan, Produk-Operasi, strategi untuk mengumpulkan bersama-sama berbagai aktivitas dan kompetensi mereka guna meningkatkan kinerja perusahaan.
Menurut Kotler (2014), pengertian keunggulan bersaing adalah keunggulan atas pesaing yang didapat dengan menyampaiakn nilai pelanggan yang lebih bersar, melalui harga yang lebih murah atau dengan menyediakan lebih banyak manfaat yang sesuai dengan penetapan harga yang lebih tinggi. Senada dengan itu Proter dalam Umar (2010), menyatakan bahwa ada tiga pilihan strategi generik yang dapat dilakukan perusahaan untuk memperoleh keunggulan bersaing, yaitu :
a. Keunggulan biaya (Cost Leadership) Keunggulan biaya merupakan strategi yang paling jelas dari ketiga strategi generic. Dengan konsep ini perusahaan bersiap menjadi produsen berbiaya rendah didalam industrinya. Sumber keunggulan biaya bervariasi dan bergantung pada struktur industry. Produsen berbiaya rendah harus menemukan dan mengeksploitasi semua sumber keunggulan biaya. Apabila perusahaan dapat mencapai dan mempertahankan keseluruhan keunggulan biaya, maka perusahaan akan menjadi perusahaan berkinerja tinggi di dalam industrinya asalkan perusahaan dapat menguasai harga pada industry.
Cara untuk menerapkan strategi kepemimpinan dalam perusahaan, yaitu:
1) Setiap kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen harus didasarkan pada usaha untuk meminimalkan biaya. Termasuk membuat fasilitas yang dapat memproduksi dalam skala besar sehingga biaya akan dapat lebih efisien.
2) Mencari cara mengurangi biaya dengan melihat pengalaman sebelumnya.
3) Memperketat pengeluaran biaya dan mengontrol overhead. 4) Meminimalisasikan biaya di segala kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan rantai nilai perusahaan seperti pada bidang jasa, penjualan dan promosi.
Adapun keuntungan yang didapat oleh perusahaan yang menjalankan strategi kepemimpinan, diantaranya : 1) Perusahaan dapat memperoleh pendapatan di atas rata-rata meskipun pesaingnya di pasar sangat kuat.
2) Perusahaan terlindungi dari pembeli yang kuat. Dengan biaya yang rendah, pembeli tidak dapat lagi memaksa perusahaan untuk mengurangi biaya. 3) Memberikan fleksibilitas kepada perusahaan untuk bekerja sama dengan pemasoknya. Memberikan halangan masuk yang tinggi bagi para pesaing perusahaan terutama dalam hal keunggulan biaya dan penciptaan produk yang berskala ekonomi. b. Diferensiasi (Differentiation) Strategi diferensiasi merupakan upaya untuk membut produk kita berbeda atau diferensi dengan biaya produknya orang lain. Produk kita harus memiliki kelebihan dan keistimewaan tersendiri yang akan menjadi daya Tarik atau terhadap konsumen. Menurut Wheleen dan Hunger menyatakan bahwa diferensiasi merupakan strategi aktif untuk mendapatkan diatas rata-rata dalam seuah bisnis tertentu karena loyalitas mereka akan membuat sensitifitas konsumen terhadap harga menjadi lebih mungkin untuk menimbulkan peningkatan pangsa pasar.
c. Fokus Focus merupakan strategi kombinasi antara keunggulan biaya dan diferensiasi yang diarahkan pada segmen pasar tertentu. Tujuan focus adalah memaksimalkan pelayanan pada suatu sasaran.
Bagaimana mendapatkan dan mempertahankan keunggulan kompetitif inilah yang sebenarnya hakikat dari manajemen strategik.
Dalam penilitian ini peneliti mengacu strategi bersaing generik versi porter untuk mendapatkan keunggulan bersaing yaitu keunggulan menciptakan biaya yang rendah (Cost Leadership) dan keunggulan untuk menjadi berbeda (Differentiation).
2. Kinerja Perusahaan Menurut Simanjuntak (2011;1) Kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Sedangkan kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan.
Manajemen kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaaan atau organisassi, termasuk kinerja masing-masing individu dan kelompok kerja di perusahaan tersebut.
Kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/ kebijaksanaan dalammewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi. Daftar apa yang ingin dicapai tertuang dalam perumusan strategi (strategi planning) suatu organisasi.Secara umum, kinerja merupakan prestasi yang dicapai oleh organisasi dalam periode tertentu.
Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan. Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa kinerja merupakan indikator dari baik buruknya keputusan manajemen dalam pengambilan keputusan.Manajemen dapat berinteraksi dengan lingkungan interen maupun eksteren melalui informasi.Informasi tersebut lebih lanjut dituangkan atau dirangkum dalam laporan keuangan perusahaan.
Prayitno (2010:9) menyatakan manfaat penilaian kinerja bagi manajemen adalah untuk: a. Mengelolah operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotifan karyawan secara maksimal.
b. Membantu pengambilan keputusan yang berhubungan dengan karyawan seperti promosi, transfer, dan pemberhentian.
c. Mengidentifikasikan kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan menyediakan kriteria promosi dan evaluasi program pelatihan karyawan.
d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan bagaimana atasan menilai kinerja mereka.
e. Menyediakan suatu dasar dengan distribusi Tujuan penilaian kinerja perusahaan menurut Munawir (2009:31) adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memperoleh kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi keuangannya pada saat ditagih.
b. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
c. Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
d. Untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya termasuk membayar kembali pokok hutangnya tepat pada waktunya serta kemampuan membayar dividen secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan.
Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya ingin mengetahui kinerja keuangan perusahaan, dimana dalam menganalisa dan menilai posisi keuangan dan potensi atau kemajuan perusahaan terdapat indikator dari kinerja keuangan perusahaan. Sofyan dkk, dikutip dalam Prayitno (2010 : 10) menyatakan rasio keuangan yang sering digunakan dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan adalah sebagai berikut :
a. Likuiditas, yaitu menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya dimana rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja berupa pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar. b. Solvabilitas, yaitu penggambaran kemampuan perusahaan dalam membiayai kewajiban jangka panjangnya serta kewajiban-kewajiban apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan hutang jangka panjang.
c. Profitabilitas, bagaimana menggambarkan perusahaan untuk mengdapatkan laba melalui semua kemampuan, sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan,jumlah cabang dana sebagainya.
Ada 5 (lima) tahap dalam menganalisis kinerja keuangan suatu persahaan secara umum menurut Fahmi (2014), yaitu: a. Melakukan review terhadap data laporan keuangan.Review disini dilakukan dengan tujuan agar laporan keuangan yang sudah dibuat tersebut sesuai dengan penerapan kaidah-kaidah yang berlaku umum dalam dunia akuntansi, sehingga dengan demikian hasil laporan keuangan tersebut dapat dipertanggungjawabkan.
b. Melakukan perhitungan.Penerapan metode hitungan disini adalah disesuaikan dengan kondisi dan permasalahan yang sedang dilakukan sehingga hasil dari perhitungan tersebut akan memberikan suatu kesimpulan sesuai dengan analisis yang diinginkan.
c. Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah diperoleh. Dari hasil hitungan yang sudah diperoleh tersebut kemudian dilakukan perbandingan dengan hasil hitungan dari berbagai perusahaan lainnya.
d. Melakukan penafsiran terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan. Pada tahap ini analisis melihat kinerja keuangan perusahaan adalah setelah dilakukan ketiga tahap tersebut selanjutnya dilakukan penafsiran untuk melihat apa saja permasalahan dan kendala-kendala yang dialami oleh perusahaan tersebut.
e. Mencari dan memberikan pemecahan masalah terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan. Pada tahap terakhir ini setelah ditemukan berbagai permasalahan yang dihadapi maka dicarikan solusi guna memberikan input atau masukan agar apa saja yang menjadi kendala dan hambatan selama ini dapat terselesaikan.
Menurut Munawir (2009 ) “Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil- hasil yang telah dicapai oleh perusahaan.” Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan akantergambar didalamnya aktivitas perusahaan tersebut. Oleh karena itu, laporan keuangan perusahaan merupakan hasil dari suatu proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk komunikasi dan juga digunakan sebagai alat pengukur kinerja perusahaan.
Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Penilaian kinerja perusahaan yang ditimbulkan sebagai akibat dari proses pengambilan keputusan manajemen, merupakan persoalan yang kompleks karena menyangkut efektivitas pemanfaatan modal dan efisiensi dari kegiatan perusahaan yang menyangkut nilai serta keamanan dari berbagai tuntutan yang timbul terhadap perusahaan.
Jadi dalam menilai kinerja keuangan perusahaan, dapat digunakan suatu ukuran atau tolok ukur tertentu. Biasanya ukuran yang digunakan adalah rasio atau indeks yang menghubungkan dua data keuangan. Adapun jenis perbandingan dalam analisis rasio keuangan meliputi dua bentuk yaitu membandingkan rasio masa lalu, saat ini ataupun masa yang akan datang untuk perusahaan yang sama. Dan bentuk yang lain yaitu dengan perbandingan rasio antara satu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis.
3. Manajemen persediaan Perputaran persediaan dalam perusahaan menunjukan kinerja perusahaan dalam aktivitas operasionalnya. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan, kemungkinan semakin besar perusahaan memperoleh keuntungan, begitu juga sebaliknya jika tingkat perputaran persediaannya rendah maka kemungkinan semakin kecil perusahaan akan memperoleh keuntungan Raharjaputra (2009). Dalam Munawir (2010) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat persediaan akan memperkecil resiko terhadap kerugian yang disebabkan karena penurunan harga atau karena perubahan selera konsumen, disamping itu akan menghemat ongkos penyimpanan dan pemeliharaan terhadap persediaan tersebut Dalam menghitung Efisiensi tidaknya perusahaan perlu adanya analisi lenih lanjut terhadap persediaan tersebut dengan menggunakan perputaran persediaann. Besar kecilnya jumlah persediaan mampu mempengaruhi efisiensi persediaan dan modal kerja pada proses produksi sehingga berpengaruh pada perolehan profitabilitas perusahaan. Aktivitas perusahaan bertujuan untuk membantu menentukan keefektifan perusahaan dalam mengelola persediaan , dan dihitung dengan perputaran persediaan Horne dan Wachowicz, dalam Hapsari (2015).
Menurut Rangkuti, 2007 dalam Manajemen Persediaan : persediaan didefinisikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap waktu. Persediaan merupakan investasi yang paling besar dalam aktiva lancer untuk sebagian besar perusahaan industri. Dalam perusahaan manufaktur pada umumnya mempertahankan tiga jenis persediaan yaitu: a.
Persediaan Bahan Baku
Untuk menyatakan barang-barang yang dibeli atau diperoleh dari sumber-sumber alam yang dimiliki dengan tujuan untuk diolah menjadi produk jadi. Dalam hal bahanbakuyang digunakan di dalam proses produksi berupa suku cadang dan harus dibeli dari pihak lain, maka barang-barang demikian sering disebut sebagasuku cadang.
b. Persediaan Produk dalam Proses
Meliputi barang-barang yang masih dalam pengerjaan yang memerlukan pengerjaan lebih lanjut sebelum barang itu dijual. Produk dalam proses, pada umumnya dinilai berdasarkan jumlah harga pokok bahanbaku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang telah dikeluarkan atau terjadi sampai dengan tanggal tertentu.
c. Persediaan Produk Jadi
Meliputi semua barang yang diselesaikan dari proses produksi dan siap untuk dijual. Seperti halnya produk dalam proses, produk jadi pada umumnya dinilai sebesar jumlah harga pokok bahanbaku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang diperlukan untuk menghasilkan produk tersebut.
Fungsi utama persediaan yaitu sebagai penyangga, penghubung antar proses produksi dan distribusi untuk memperoleh efisiensi. Fungsi lain persediaan yaitu sebagai stabilisator harga terhadap fluktuasi permintaan. Lebih spesifik, jenis persediaan dapat dikategorikan berdasarkan fungsinya sebagai berikut : 1) Bath Stock/Lot Size Inventory adalah persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat bahan-bahan atau barang- barang dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan pada saat itu. Keuntungannya: a) Potongan harga pada harga pembelian.
b) Efisiensi produksi.
c) Penghematan biaya angkutan. 2) Fluctuation Stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan. 3) Anticipation Stockadalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan, penjualan, atau permintaan yang meningkat.
B. Tabel Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian terdahulu yang digunakan sebagai bahan referensi dalam penelitian ini antara lain dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.1.
Ringkasan Penelitian TerdahuluNo Pengarang Judul Hasil
1. Titi Pengaruh Strategi Terdapat hubungan positif suhartati Bersaing Terhadap signifikan antara supply chain (2012) Hubungan Antara manajemen dan kinerja perusahaan.
Supply Chain
Management Dan Terbukti strategi berpengaruh Kinerja (Studi Pada memperkuat hubungan antara
Perusahaan supply chain manajemen dengan Manufaktur Yang kinerja. Terdaftar Di Bei)
2 Istianingsi Pengaruh strategi intellectual capital terbukti (2012) bersaing dalam berhubungan positif signifikan memoderasi dengan kinerja. hubungan antara Koefisien interaksi antara
intellectual dan strategi dan kinerja memberikan kinerja perusahaan hasil yang positif signifikan.
3 Kun Pengaruh perputaran Perputaran persediaan tidak Muflihati kas, piutang, dan berpengaruh signifikan terhadap (2013) persediaan terhadap pengaruh profitabilitas profitabilitas perusahaan perusahaan pakan ternak
4 Mohama Pengaruh Perputaran Secara parsial perputaran Tejo Persediaan, persediaan berpengaruh positif Suminar Perputaran Piutang terhadap Return On Assets.
(2014) Dan Perputaran Kas Secara parsial perputaran Terhadap persediaan berpengaruh positif
Profitabilitas Pada terhadap Return On Equity
Perusahaan Sektor Industri Barang
Konsumsi YangTerdaftar Di BeiPeriode 2008- 2013
5 Yuliana Analisis Pengaruh Inventory Turnover berpengaruh Prasmawati Pengelolaan Modal negatif dan tidak signifikan Hapsari Kerja Terhadap terhadap Return On Assets (ROA) (2015) Kinerja Keuangan
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdafar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012 C.
Kerangka Pemikiran
Berdasarkan urutan teoritis dan tinjauan penelitian diatas, maka variabel independen penelitian adalah manajemen persediaan, dan variabel dependen yaitu kinerja perusahaan serta variabel moderasi yaitu cost leadership dan
differentiation . Dengan variabel kontrol size dan leverage. Berdasarkan
hubungan diantara variabel tersebut dapat dirumuskan kerangka pemikiran sebagai berikut :
1. Pengaruh manajemen persediaan terhadap kinerja perusahaan
Suminar (2014), meneliti “Pengaruh Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang Dan Perputaran Kas Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi YangTerdaftar Di BEI Periode 2008-2013 ”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Secara parsial perputaran persediaan berpengaruh positif terhadap Return On Assets.
Secara parsial perputaran persediaan berpengaruh positif terhadap Return
On Equity . Dengan hasil ini maka dapat diketahui bahwa semakin tinggi
tingkat perputaran persediaan, kemungkinan semakin besar perusahaan memperoleh keuntungan, begitu juga sebaliknya jika tingkat perputaran persediaannya rendah maka kemungkinan semakin kecil perusahaan akan memperoleh keuntungan Raharjaputra (2009).
Munawir (2010) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat persediaan akan memperkecil resiko terhadap kerugian yang disebabkan karena penurunan harga atau karena perubahan selera konsumen, disamping itu akan menghemat ongkos penyimpanan dan pemeliharaan terhadap persediaan tersebut. Penelitian yang mendukung teori ini adalah Sufiana dan Purnawati (2013), dalam hipotesis penelitiannya membuktikan secara empiris bahwa perputaran persediaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas.
2. Pengaruh Cost Leadership dalam memoderasi hubungan manajemen persediaan dan kinerja perusahaan
Pada dasarnya perusahaan ingin memperoleh keuntungan lebih besar dengan memproduksi barang atau jasa dengan input yang lebih rendah dibandingkan pesaingnya. Menyadari hal itu kepemimpinan biaya adalah salah satu cara untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Menurut porter, keunggulan biaya menimbulkan kinerja unggul apabila perusahaan menyediakan tingkat nilai yang dapat diterima kepada pembeli sehingga keunggulan biaya tidak hilang karena perlunya menetapkan harga lebih rendah dibandingkan dengan harga pesaing.
Untuk menghasilkan kinerja diatas rata-rata, suatu perusahaan harus dapat memperoleh kedudukan kepemimpinan untuk keseluruhan biaya murah, sehingga dapat mencapai keseimbangan bersaing yang relatif terhadap pesaing dengan mengatur pengelolaan persediaan secara tepat.
3. Pengaruh Diffeentiation dalam memoderasi hubungan manajemen persediaan dan kinerja perusahaan
Ketika perusahaan yang mampu menciptakan keunikan dan nilai lebih terhadap produk yang dihasilkan memungkinkan terciptanya keunggulan diferensiasi akan berdampak meningkatnya kinerja usaha.
Menurut porter, diferensiasi akan mendorong tercapainya kinerja unggul jika nilai yang terlihat pembeli melebihi biaya diferensiasi.
Perusahaan seringkali harus mengeluarkan biaya untuk menjadi unik karena untuk mencapai keunikan perusahan harus melaksanakan sejumlah aktivitas nilai baik secara lebih baik dari pada pesaing.
Ganbar 2.1
Model Kerangka Pemikiran
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusun oleh peneliti, yang kemudian akan diuji kebenarannya melalui penelitian yang dilakukan (Kuncoro, 2013).
Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan maka hipotesis penelitian ini adalah :
HI : Manajemen persediaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan.
H2 : Cost Leadership memoderasi hubungan antara manajemen persediaan dengan kinerja perusahaan.
H3 : Differentiation memoderasi hubungan antara manajemen persediaan dengan kinerja perusahaan.
Differentiation Variabel Dependen (Y):
Size Variabel Independen (X) :
Cost Leadership Leverage
H2 H3 H