BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 BANTARKAWUNG - repository perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan

  dan keterampilan manusia sehingga kualitas sumber daya manusia sangat tergantung dari kualitas pendidikan. Melalui pendidikan dapat mengembangkan kemampuan pribadi, daya pikir dan tingkah laku yang lebih baik. Sekolah sebagai pelaksana pendidikan formal yang menangani berbagai macam karakteristik anak didik memerlukan pemantapan proses belajar dan mengajar yang inovatif dan kreatif dari berbagai pihak. (Efendi, Muhammad. 2011)

  Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam pembelajaran adalah guru, oleh karena itu kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran perlu ditingkatkan, agar memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Untuk itu, diperlukan adanya sarana dan prasarana yang memadai di antaranya adalah tersedianya media pembelajaran.

  Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada guru geografi kelas XI IPS SMA N 1 Bantarkawung dalam proses belajar mengajar mata pelajaran geografi masih melalui metode ceramah tanpa menggunakan media pembelajaran sehingga masih banyak siswa yang pasif karena guru terkesan monoton. Kondisi seperti ini akan berakibat buruk terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai ulangan harian siswa yang menyatakan bahwa dari keseluruhan jumlah siswa 36 orang, hanya 14 orang yang bisa mencapai nilai

  

1 ketuntasan minimal yaitu sebesar 75, atau jika dinyatakan dalam persen dari 100% siswanya hanya 38,89% saja yang nilainya mencapai KKM, sementara 61,11% lainnya belum mendapat nilai tuntas.

Tabel 1.1 Rata-rata nilai ulangan harian mata pelajaran geografi semester gasal

  SMA Negeri 1 Bantarkawung kelas XI IPS tahun pelajaran 2013/2014 Kelas Ulangan Harian Rata-rata Ketuntasan

  (%)

  1

  2 XI IPS 1 71,36 65,98 68,67 68,15

  XI IPS 2 67,17 60,92 64,05 38,89

  

Sumber : Data nilai ulangan harian SMA Negeri 1 Bantarkawung tahun ajaran

2013/2014.

  Untuk mencapai pola pembelajaran yang baik dan menyenangkan, maka seorang guru harus kreatif dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kelas serta dapat mengaktifkan siswa dalam belajar. Guru dalam pembelajaran harus dapat menjadi motivator serta memfasilitasi siswa dalam mempelajari suatu materi pelajaran. Penerapan model pembelajaran yang tepat, diharapkan siswa dapat termotivasi untuk aktif mengeluarkan segala potensi yang ada dalam dirinya sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

  Para ahli pendidikan telah menciptakan berbagai model pembelajaran yang mendorong siswa untuk belajar aktif. Model pembelajaran tersebut ada yang bersifat perorangan dan ada pula yang bersifat kelompok. Salah satu model pembelajaran yang sekarang banyak digunakan guru adalah model pembelajaran kooperatif. Tipe model pembelajaran kooperatif ini di antaranya Jigsaw, STAD, Kepala Bernomor, Problem Based Introduction, Picture and Picture, dan sebagainya.

  Salah satu metode pembelajaran yang akan peneliti laksanakan adalah metode pembelajaran picture and picture. Metode pembelajaran ini dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih fokus dalam menafsirkan materi sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya, melalui hasil pengamatan dan penafsiran dengan media gambar. Media pembelajaran ini sangat penting digunakan karena selain siswa mendapatkan pengarahan dari guru, siswa juga bisa melihat dan menyaksikan secara langsung contoh dari penjelasan tentang materi pelestarian lingkungan hidup secara detail. Selain itu, media ini akan memperkaya pengalaman siswa. Kejadian yang tidak pernah mereka lihat atau alami akan dapat mereka saksikan sendiri dan ini menjadikan mereka seolah- olah mengalaminya.

  Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan mencoba melakukan penelitian dengan judul : “ Peningkatan Aktifitas dan Prestasi Belajar Siswa melalui Metode Picture and Picture dengan Media Audio Visual pada Mata

  Pelajaran Geogarfi Di Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Bantarkawung “.

B. Rumusan Masalah

  Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah: “Apakah aktivitas dan prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan melalui metode

  picture and picture dengan media audio visual pada mata pelajaran geografi di

  kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Bantarkawung ? ”

  C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa melalui metode picture and picture dengan media audio visual pada mata pelajaran geografi di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Bantarkawung.

  D. Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

  1. Manfaat bagi Siswa :

  a. Meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dan memahami materi pelajaran.

  b. Memotivasi siswa untuk lebih termotivasi dalam belajar.

  c. Prestasi siswa dapat meningkat.

  d. Siswa dapat berfikir kritis dan kreatif dalam menyerap informasi yang ada.

  2. Manfaat bagi Guru : a. Mendorong untuk meningkatkan profesionalisme guru.

  b. Memilih alternatif metode pembelajaran.

  3. Manfaat bagi Sekolah

  a. Sebagai bahan masukan upaya peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi.

  b. Meningkatkan kualitas atau mutu sekolah melalui peningkatan prestasi siswa dan kinerja guru.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori Pada bagian ini akan dikaji teori-teori yang ada hubungannya dan mendukung pembahasan yang terdapat dalam permasalahan.

1. Aktivitas Belajar a. Pengertian Aktivitas Belajar

  Menurut Sardiman (2007:95) aktivitas adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku atau melakukan kegiatan. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan anak selaku siswa dalam lingkungan sekolah secara khusus yaitu aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar.

  Menurut Kunandar (2008:277) aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.

  Aktivitas belajar merupakan serentetan yang dapat menunjang tercapainya tujuan dari belajar yang dilakukan seseorang dalam proses belajar mengajar, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir dan berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian di keluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda. Siswa akan bertanya, mengajukan perintah, melaksanakan tugas, membuat grafik, diagram, instansi, dari pelajaran yang di sajikan oleh guru. (Slameto, 2010:36)

  5

b. Prinsip-prinsip Aktivitas Belajar

  Prinsip-prinsip aktivitas belajar dalam hal ini akan dilihat dari sudut pandang perkembangan konsep jiwa menurut ilmu jiwa. Dengan melihat unsur kejiwaan seseorang subjek belajar/subjek didik, dapatlah diketahui bagaimana prinsip aktivitas yang terjadi dalam belajar.

  Menurut Sardiman (2007:97) prinsip aktivitas belajar dari sudut pandang jiwa ini secara garis besar dibagi menjadi dua pandangan yakni : 1) Menurut pandangan ilmu jiwa lama 2) Menurut pandangan ilmu jiwa modern c.

   Jenis-Jenis Aktivitas

  Aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran tidak hanya mendengarkan dan mencatat, banyak aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa. Paul B. Diedrich (Sardiman, 2007:101) menggolongkan aktivitas siswa sebagai berikut:

  1. Visual activities , yang termasuk didalamnya misalnya, membaca, memperhatikan gambar demontrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.

  2. Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

  3. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.

  4. Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.

  5. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

  6. Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.

  7. Mental activities, seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.

  8. Emotional activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

2. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi

  Sardiman A.M (2001:46) berpendapat bahwa pengertian prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu dalam belajar. Pengertian lain mengenai prestasi juga diartikan sebagai bukti keberhasilan usaha yang dicapai serta kemajuan, ketrampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan tugas ( W.S. Winkel ). Prestasi menurut Hamdani (2011:137), adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok.

  Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi merupakan suatu hasil yang telah dicapai sebagai bukti usaha yang telah dilakukan.

b. Pengertian Belajar

  Menurut Slameto (2010:2), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Hamalik (2009:36), mengemukakan belajar adalah suatu proses dari kegiatan dan bukan dari hasil. Belajar bukan hanya mengingat tetapi cakupannya lebih luas yaitu lebih menekankan pada perubahan tingkah laku.

  Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:7), mengemukakan bahwa belajar merupakan tindakan, maka belajar dialami oleh siswa sendiri, dan yang menjadi penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi karena siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar.

c. Pengertian Prestasi Belajar

  Menurut Arifin (2009:11), kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu

  prestatie

  . Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan. Menurut Arif Gunarso (1993: 77) dalam Hamdani (2011: 138) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.

  Fungsi utama dari prestasi belajar menurut Arifin (2009: 12-13), antara lain: 1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.

  2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. 3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

  Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan IPTEK, dan berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan. 4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan dan indikator eksternnya dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan peserta didik di masyarakat.

  5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta didik.

  Dapat disimpulkan bahwa, prestasi belajar dapat dijadikan tolak ukur untuk dapat lebih meningkatkan belajar siswa, dan berfungsi sebagai pemuas rasa ingin tahu tingkat kemampuan siswa terhadap penguasaan materi yang dipelajarinya.

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

  Menurut Slameto (2003:54) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa mencakup : faktor internal dan faktor eksternal. Dari pendapat ini dapat dijelaskan mengenai kedua faktor tersebut sebagai berikut : 1) Faktor Internal Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari siswa.

  a) Kecerdasan (Intelegensi) Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangannya. Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak lainnya. Oleh karena itu, jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar.

  b) Faktor jasmaniah atau faktor fisiologis Kondisi jasmaniah atau fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. c) Sikap Sikap yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal, orang, atau benda dengan suka, tidak suka, atau acuh tak acuh. Sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, kebiasaan dan keyakinan. Pada diri siswa harus ada sikap positif (menerima) kepada sesama siswa atau kepada gurunya.

  Sikap positif ini akan mendorong siswa memiliki kemauan untuk belajar. Adapun siswa yang sikapnya negatif (menolak) kepada sesama siswa atau gurunya tidak akan memiliki kemauan untuk belajar.

  d) Minat Minat menurut ahli psikologis adalah suatu kecenderunganuntuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus, minat ini erat kaitannya dengan perasaan, terutama perasaan senang. Jadi dapat dikatakan minat itu terjadi karena perasaan senang pada sesuatu. Minat memiliki pengaruh yang besar terhadap belajar atau kegiatan. Pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari karena minat menambah kegiatan belajar.

  e) Bakat Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Bakat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang tertentu. f) Motivasi Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar kesuksesan belajarnya. Kuat lemahnya motivasi belajar turut mempengaruhi keberhasilan belajar. Oleh karena itu, motivasi belajar perlu di usahakan, terutama yang berasal dari dalam diri dengan cara memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai cita-cita.

  Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar.

  Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula, dalam kegiatan belajar mengajar seorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar. 2) Faktor Eksternal

  a) Keadaan keluarga Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang terdorong untuk belajar secara aktif karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar.

  b) Keadaan sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu, lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong siswa untuk belajar lebih giat.

  Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran, dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa yang kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya.

  c) Lingkungan masyarakat Lingkungan alam sekitar sangat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi. Dapat dikatakan lingkungan dapat membentuk kepribadian anak karena dalam pergaulan sehari-hari, seorang anak akan menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu lingkungan yang temannya rajin belajar, kemungkinan hal tersebut akan membawa pengaruh baik pada dirinya sehingga siswa akan turut belajar sebagaimana temannya.

e. Indikator Prestasi Belajar

  Ranah/Jenis Prestasi Indikator A. Ranah Cipta (Kognitif)

  1. Dapat menjelaskan

  3. Dapat menggeneralisasikan (membuat prinsip umum)

  2. Dapat menyimpulkan

  1. Dapat menghubungkan

  2. Dapat mengklasifikasikan/memilih-milih

  1. Dapat menguraikan

  2. Dapat menggunakan secara tepat

  1. Dapat memberikan contoh

  2. Dapat mendefinisikan dengan lisan sendiri

  2. Dapat menunjukkan kembali

  1. Pengamatan

  1. Dapat menyebutkan

  Muhibbin Syah (2010 : 148) indikator prestasi belajar sebagai berikut :

  2. Dapat membandingkan

  1. Dapat menunjukkan

  6. Sintesis (membuat paduan baru dan utuh)

  5. Analisis (pemeriksaan dan pemilihan secara teliti)

  4. Penerapan

  3. Pemahaman

  2. Ingatan

  3. Dapat menghubungkan

3. Metode Picture And Picture a. Pengertian

  Picture and picture adalah suatu metode belajar dengan menggunakan

  gambar yang dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang logis, Hamdani (2011:89). Metode pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran.

  Metode pembelajaran picture and picture menggunakan media atau alat peraga dua dimensi. Alat peraga dua dimensi adalah alat peraga yang mempunyai ukuran panjang dan lebar. Alat peraga dua dimensi dalam penerapan metode pembelajaran picture and picture berupa gambar mati seperti sejumlah gambar foto, lukisan, baik dari majalah, buku koran, ataupun berbagai gambar lainnya yang dapat digunakan sebagai alat bantu pembelajaran, Sudjana ( 2005:101).

b. Langkah-langkah metode picture and picture

  Adapun langkah-langkah metode pembelajaran picture and picture menurut Taniredja(2011:100) adalah sebagai berikut : 1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

  Pada langkah ini guru di harapkan dapat menyampaikan apakah yang menjadi kompetensi dasar mata pelajaran yang di sampaikan dengan demikian mahasiswa dapat mengukur sejauh mana yang harus di kuasai. Disamping itu guru juga harus menyampaikan indikator-indikator ketercapaian kompetensi dasar.

  Sehingga sampai dimana KKM yang telah di tetapkan dapat di capai oleh peserta didik.

  2) Guru menyajikan materi sebagai pengantar.

  Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang penting, dari sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat di mulai dari sini. Karena guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap. Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang di pelajari.

  3) Guru menunjukan atau memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.

  Dalam proses penyajian materi, guru mengajak siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang di tunjukkan oleh guru atau oleh temannya. 4) Guru menunjukan atau memanggil siswa secara bergantian untuk memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.

  Gambar-gambar yang sudah ada di minta oleh siswa untuk diurutkan, dibuat atau dimodifikasi. Di langkah ini guru melakukan inovasi karena penunjukan secara langsung kurang efektif dan membuat alokasi waktu tidak efisien atau melebihi batas yang telah ditentukan. Salah satu cara adalah dengan undian.

  5) Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut.

  Setelah itu ajaklah siswa untuk mencantumkan rumus, tinggi, jalan cerita, atau tuntutan KD dengan indicator yang akan dicapai. Usahakan diskusi berlangsung dengan tertib dan terkendali, ingat ini adalah diskusi bukan debat, jadi guru harus mampu mengendalikan situasi yang terjadi sebagai moderator utamanya.

  6) Dari alasan atau urutan gambar tersebut, guru menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

  Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru harus memberikan penekanan penekanan pada hal ini di capai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal tersebuh penting dalam pencapaian KD dan indikator yang telah ditetapkan.

  7) Kesimpulan atau rangkuman.

  Kesimpulan dan rangkuman dilakukan dengan siswa. Guru membantu dalam proses pembuat kesimpulan.

c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Picture and Picture

  Menurut Sahrudin & Sri Iriani dalam blog yang beralamat : (Sadiman2007.blogspot.com) Kelebihan metode pembelajaran picture and adalah :

  picture

  a) Guru lebih mengetahui kemampuan tiap-tiap siswa; b) Melatih siswa untuk berpikir logis dan sistematis.

  Kekurangan dari metode pembelajaran picture and picture adalah :

  a) Memakan banyak waktu b) banyak siswa yang pasif.

  Inovasi dari kekurangan di atas dapat dilakukan dengan menciptakan pembelajaran menjadi berbagai arah dengan membagi siswa kedalam kelompok untuk memasang /mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang lebih logis sehingga tercipta pembelajaran yang aktif dan terjadi komunikasi kesegala arah. penggunaan media pembelajaran yaitu media audio visual karena media ini juga dapat mempersingkat waktu pembelajaran dan siswa juga lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.

4. Media Audio Visual a. Pengertian Media Audio Visual

  Media Audio adalah media yang hanya mengandalkan suara saja, seperti radio, cassette recorder, piringan hitam. Media Visual adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. (Sanjaya, Wina. 2012:118).

  Media Audio Visual yaitu media yang merupakan kombinasi audio dan visual atau biasa disebut media pandang-dengar. Media ini dibagi lagi ke dalam : 1) Audiovisual Diam yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam, seperti film bingkai suara (sound slides), film rangkai suara, dan cetak suara.

  2) Audiovisual Gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video cassette.

  Pembagian lain dari media ini adalah : 1) Audiovisual Murni, yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar berasal dari satu sumber, seperti film video-cassette.

  2) Audiovisual tidak murni, yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya berasal dari slides proyektor dan unsur suaranya berasal dari tape recorder. (Djamarah dan Zain, 2010:124-125).

  Dalam sebuah penelitian bahwa penerimaan informasi sebelum menjadi ilmu pengetahuan dalam diri kita itu diawali melalui proses indra.

  Aristoteles mengusulkan bahwa model pendidikan awal berasal dari serapan indra. Dan masing-masing indra mempunyai kontribusi yang berbeda.

  Penggabungan indra-indra dalam proses belajar akan menambah daya serap siswa.

  Dengan demikian penggunaan media belajar audio-visual akan merangsang keterlibatan indra penglihatan dan pendengaran dan juga suasana diri (mood) sehingga akan memudahkan dalam penyerapan informasi yang pada akhirnya akan di simpan di otak dalam memori.

b. Kelebihan dan Kekurangan Media Audio Visual

  Pembelajaran dengan menggunakan media audio visual dapat memotivasi serta menarik perhatian siswa terhadap materi yang akan diajarkan. Kelebihan media tersebut, yaitu sebagai beikut : 1) Memberi pesan yang dapat diterima secara lebih merata oleh siswa.

  2) Sangat bagus untuk menerangkan suatu proses. 3) Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu. 4) Lebih realistis, dapat diulang dan dihentikan sesuai kebutuhan. 5) Memberikan kesan yang mendalam, yang dapat mempengaruhi sikap siswa.

  Kelemahan media video dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu sebagai berikut : 1) Jangkauannya terbatas. 2) Sifat komunikasinya satu arah. 3) Gambarnya relative kecil.

  4) Kadangkala terjadi distorsi gambar dan warna akibat kerusakan atau gangguan magnetik.

  Inovasi dari kelemahan di atas dapat dilakukan dengan menciptakan pembelajaran menjadi berbagai arah dengan mengadakan diskusi kelompok, sehingga tercipta pembelajaran yang aktif dan terjadi komunikasi kesegala arah. Pada saat tayangan materi, maka ukuran yang ditampilkan lebih dimaksimalkan, sehingga siswa yang duduk dibelakang dapat melihat dengan jelas dan dalam mendapatkan pembelajaran akan lebih maksimal.

5. Mata Pelajaran Geografi a. Pengertian Geografi

  Winarno (2008:1) Kata geografi berasal dari bahasa yunani yaitu geo berarti bumi dan graphein berarti tulisan. Jadi geografi berarti tulisan tentang bumi.

  Geografi sering disebut sebagai ilmu bumi. Geografi dalam mempelajari tentang bumi, bukan hanya bumi melainkan berbagai hal dipermukaan bumi, di luar bumi, serta benda-benda di ruang angkasa. Bintarto (Hestiyanto, 2010:4) Geografi mempelajari hubungan kausal gejala-gejala di permukaan bumi, baik yang bersifat fisik maupun menyangkut makhluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan keruangan, kelingkungan dan regional untuk kepentingan program, proses dan keberhasilan pembangunan. James Fairgrive (Hestiyanto, 2010:4) geografi memiliki nilai edukatif yang dapat mendidik manusia untuk berfikir kritis dan bertanggung jawab terhadap kemajuan-kemajuan di dunia. Ia juga berpendapat bahwa peta sangat penting untuk menjawab pertanyaan “di mana” dari berbagai aspek dan gejala geografi. Sedangkan menurut Strabo (Hestiyanto,

  2010:4) geografi erat kaitannya dengan faktor lokasi, karakteristik tertentu, dan hubungan antarwilayah secara keseluruhan.

b. Materi Pelestarian Lingkungan Hidup

  a) Lingkungan hidup dan berbagai komponen-komponen lingkungan hidup - Pengertian lingkungan hidup.

  • Komponen-komponen ekosistem.

  b) Permasalahan lingkungan hidup dan kaitan kualitas lingkungan dengan kualitas hidup.

  • Bentuk-bentu kerusakan lingkungan - Pemanasan global memicu terjadinya kerusakan lingkungan hidup.

  c) Mengidentifikasi berbagai usaha-usaha pelestarian lingkungan d) Konservasi dan wilayah sebaran konservasi di Indonesia.

B. Penelitian Yang Relevan

  Adapun hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah yang berkaitan dengan metode pembelajaran picture and picture yaitu : Eko Darmawan (2012) telah mengadakan penelitian tentang metode picture

  and picture untuk meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar siswa pada mata

  pelajaran PKN pada materi globalisasi di kelas IV SD Negeri Sukoreno. Adapun penelitian ini memberikan hasil bahwa adanya peningkatan partisipasi dan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat ditunjukan adanya peningkatan persentase partisipasi siswa setelah diakumulasi pada siklus I sebesar 57,36 % , dan siklus II sebesar

  78,43 %. Adanya peningkatan persentase prestasi belajar siswa setelah diakumulasi pada siklus I sebesar 61,53 % , dan siklus II sebesar 88 %.

  Zanuar Perdana Putra (2012) telah mengadakan penelitian tentang metode

  

picture and picture untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar peserta didik

  dalam pembelajaran IPS kelas VII E di MTs Negeri Nusawungu, Kabupaten Cilacap kompetensi dasar mendeskripsikan gejala-gejala yang terjadi di atmosfer.

  Adapun penelitian ini memberikan hasil bahwa Penggunaan model pembelajaran

  picture and picture pada mata pelajaran IPS dapat meningkatkan prestasi belajar

  peserta didik. Hal itu ditunjukkan dengan peningkatan ketuntasan belajar peserta didik dari kondisi awal yaitu 54% menjadi 88% pada siklus II.

C. Kerangka pikir

  Dalam proses belajar mengajar mata pelajaran geografi masih melalui metode ceramah tanpa menggunakan media pembelajaran sehingga masih banyak siswa yang pasif karena guru terkesan monoton, apabila permasalahan tersebut dibiarkan saja tanpa adanya perbaikan maka akan berakibat buruk pada prestasi belajar siswa. Berdasarkan permasalahan tersebut akan dilakukan tindakan perbaikan pembelajaran melalui penerapan metode picture and picture dengan harapan aktivitas dan prestasi belajar siswa akan meningkat. Jika dalam melakukan tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus I belum berhasil maka akan dilakukan siklus berikutnya dengan harapan prestasi belajar siswa akan meningkat.

  Untuk lebih memahami kerangka pikir maka peneliti menampilkan secara rinci, yaitu sebagai berikut:

Gambar 2.1. Kerangka Penelitian Tindakan Kelas dalam rangka meningkatkan aktivitas prestasi belajar siswa.

  Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir yang telah diuraikan diatas maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut : “Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Geografi dapat ditingkatkan melalui metode picture and picture dengan media audio visual sebanyak 10% dan 75% ”.

  Kondisi Awal

  Tindakan Kondisi Akhir

  Guru belum menerapkan metode

  

picture and picture

  dengan media audio visual Guru menerapkan metode

  

picture and picture dengan

  media audio visual Melalui metode picture and picture dengan media audio visual aktivitas dan prestasi belajar siswa meningkat

  Bersiklus Aktivitas dan Prestasi belajar siswa rendah

D. Hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian

  1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Bantarkawung.

  Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes. Peneliti memilih lokasi tersebut untuk dilakukan penelitian karena dalam proses belajar mengajar mata pelajaran geografi masih melalui motode ceramah tanpa menggunakan media pembelajaran sehingga masih banyak siswa yang pasif karena guru terkesan monoton. Kondisi seperti ini akan berakibat buruk terhadap prestasi belajar siswa, dimana pada akhirnya prestasi belajar mata pelajaran geografi siswa kelas XI IPS 2 SMA N 1 Bantarkawung belum mencapai nilai tuntas belajar.

  2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014.

  Penelitian diadakan pada semester genap karena peneliti mengambil materi di semester genap. Waktu lama penelitian yang dilaksanakan dari bulan April sampai bulan Juni.

B. Subyek Penelitian

  Subyek dalam penelitian adalah siswa kelas XI IPS 2 dengan jumlah 36 orang yang terdiri dari 27 siswa perempuan dan 9 siswa laki

  • – laki.

  22

  C. Kolaborator

  a. Guru pelaksana : Sari Fatmawati, S.Pd

  b. Observer 1 : Mohamad Nurman, S.Pd

  c. Observer 2 : Rahma Tisa Nurpratiwi D.

   Jenis Penelitian

  Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom

  action research (CAR). Menurut Kusumah (2010: 7) Penelitian Tindakan Kelas

  adalah penelitian yang dilakukann oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, mencermati, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan dan masing- masing pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran (2 x 45 menit).

  E. Teknik Pengumpulan Data

  Pengumpulan data diperoleh melalui beberapa teknik yang umumnya digunakan yaitu teknik tes dan non tes.

  1. Teknik Tes Teknik tes adalah tes untuk mengukur kemampuan menulis dan menjawab siswa dalam bentuk soal yang harus dikerjakan siswa yang diperoleh nilai hasil pekerjaan siswa yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran. Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa dalam pembelajaran.

  2. Teknik Non Tes Teknik non tes merupakan alat penilaian yang digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai keadaan siswa. Teknik non tes digunakan untuk mendapatkan data secara tidak langsung berkaitan dengan tingkah laku siswa. Teknik non tes yang digunakan oleh peneliti adalah teknik observasi berupa pengamatan oleh peneliti dan observer terhadap guru kelas dan siswa saat pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan pada tiap pertemuan dengan menggunakan lembar aktivitas guru dan lembar aktivitas siswa. Lembar aktivitas guru digunakan untuk mengetahui kinerja guru selama dalam proses mengajar. Sedangkan lembar aktivitas siswa digunakan untuk mengetahui kegiatan siswa dalam proses pembelajaran. Keduanya digunakan untuk acuan perbaikan dalam proses pembelajaran.

  Adapun Indikator aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran yang digunakan yaitu : No Aktivitas guru Indikator

  1

  E. Guru menggunakan alat/media pengajaran

  LKS dan meminta siswa untuk berdiskusi Guru memberikan LKS kepada masing- masing kelompok untuk berdiskusi dengan anggota Tabel 3.1.

  Guru tidak memberikan LKS Guru hanya memberikan LKS saja Guru memberikan

  G. Guru memberikan LKS kepada masing-masing kelompok untuk berdiskusi dengan anggota

  Meminta siswa untuk membentuk kelompok picture and picture dan mengatur penempatan siswa

  Meminta siswa untuk membentuk kelompok picture and picture dan membaginya kedalam kelompok picture and picture

  Meminta siswa untuk membentuk kelompok picture

and picture

  Tidak membagi siswa menjadi beberapa kelompok

  F. Guru mengorganisasikan siswa kedalam kelompok picture and picture

  Cara penggunaannya tepat, membantu pemahaman siswa dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

  Cara penggunaannya tepat Cara penggunaannya tepat dan membantu pemahaman siswa

  Cara penggunaannya tidak tepat, tidak membantu pemahaman siswa, tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran.

  Menyampaikan materi pelajaran dengan bahasa yang jelas dan benar

  2

  Menyampaikan materi pelajaran dengan bahasa yang jelas

  Menyampaikan materi pelajaran dengan bahasa

yang benar

  D. Guru menyampaikan materi pelajaran Guru tidak menyampaikan materi pelajaran dengan bahasa yang benar

  Memberikan tujuan pembelajaran serta memberikan semangat bahwa siswa bisa memahami materi yang akan dipelajari Memberikan tujuan pembelajaran, memberikan semangat bahwa siswa bisa memahami materi yang akan dipelajari dan memberikan gambaran tentang kegiatan yang akan dilakukan

  Hanya

memberikan

tujuan

pembelajaran

  C. Memberi motivasi kepada siswa Tidak memberikan tujuan pembelajaran, tidak memberikan semangat bahwa siswa bisa memahami materi yang akan dipelajari dan tidak memberikan gambaran tentang kegiatan yang akan dilakukan

  Ada bahan pengait sesuai dengan inti dan mendapat respon dari siswa

  B. Menyampaikan apersepsi Tidak ada bahan pengait yang disampaikan Ada bahan pengait, tetapi tidak sesuai dengan inti dan tidak ada respon

dari siswa

Ada bahan pengait yang sesuai, tetapi tidak ada respon dari siswa

  Mengucap salam, membaca doa, menanyakan kehadiran siswa dan mempersiapkan siswa untuk memulai pelajaran

  Mengucap salam, membaca doa dan menanyakan kehadiran siswa

  4 A. Guru membuka pelajaran Tidak mengucap salam, tidak membaca doa, tidak menanyakan kehadiran siswa dan tidak mempersiapkan siswa untuk memulai pelajaran Mengucap salam dan menanyakan kehadiran siswa

  3

  Indikator aktivitas guru dalam proses pembelajaran kelompoknya dan kelompoknya dan mempresentasikan mempresentasikan hasil diskusi di hasil diskusi di depan kelas depan kelas

  

H. Guru membahas Guru tidak Guru tidak Guru membahas Guru membahas

LKS dan bersama- membahas LKS membahas LKS, LKS, tetapi tidak LKS dan

sama siswa dan tidak tetapi langsung menyimpulkannya bersama-sama

menyimpulkannya menyimpulkannya menyimpulkannya siswa menyimpulkannya

  

I. Guru menutup Tidak Tidak Memberikan soal Memberikan soal

pelajaran memberikan soal memberikan soal evaluasi, dan evaluasi, evaluasi, tidak evaluasi, hanya menutup pelajaran menyampaikan menyampaikan menutup pelajaran dengan membaca materi yang akan materi yang akan dengan membaca doa dan dipelajari pada dipelajari pada doa dan mengucap salam pertemuan pertemuan mengucap salam berikutnya dan berikutnya dan menutup pelajaran menutup pelajaran dengan membaca tidak membaca doa dan doa dan mengucap salam mengucap salam

  Sumber : Usman (2010 : 120-140) Indikator aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Tabel 3.2. Indikator No Aktivitas siswa A B C D

  1. Siswa Siswa tidak Siswa Siswa Siswa

mengajukan mengajukan mengajukan mengajukan mengajukan

pertanyaan pertanyaan pertanyaan pertanyaan pertanyaan

tetapi tidak sesuai dengan sesuai dengan sesuai dengan materi yang materi yang materi yang dibahas tetapi dibahas dengan dibahas tidak jelas jelas

  2. Siswa Siswa tidak Siswa Siswa Siswa menyampaikan menyampaikan menyampaikan menyampaikan menyampaikan jawaban jawaban jawaban tetapi jawaban sesuai jawaban sesuai tidak sesuai dengan materi dengan materi dengan materi tetapi tidak dengan jelas jelas

  3. Siswa Siswa tidak Siswa Siswa Siswa mengerjakan soal mengerjakan mengerjakan mengerjakan mengerjakan soal soal tetapi salah soal dengan soal dengan benar tetapi benar dan tidak semua selesai dikerjakan

  Sumber : Usman (2010 : 120-140)

F. Teknik Analisis Data

  Untuk analisis data dari hasil observasi yang telah terkumpul digunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, sedangkan untuk menghitung data prestasi belajar siswa menggunakan rumus :

  1. Analisis Aktivitas Guru Data yang diperoleh dari hasil lembar observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran dianalisis dengan rumus (Purwanto, 2010) : Keterangan : S : Nilai persen yang dicari

  R : Jumlah skor aktivitas guru N : Skor maksimum aktivitas guru

Tabel 3.3 Kriteria aktivitas guru

  

Aktivitas (%) Kriteria

  86 Sangat baik

  • – 100

  76 Baik

  • – 85

  60 Cukup

  • – 75

  55 Kurang

  • – 59

  Kurang sekali ≤ 54

  Sumber : Purwanto, 2010

  2. Analisis aktivitas siswa Data yang diperoleh dari hasil lembar observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran dianalisis dengan rumus (Trianto, 2011 : 243) :

  Keterangan : AP : Nilai persen yang dicari : Banyaknya siswa melakukan aktivitas : Jumlah seluruh siswa (36)

Tabel 3.4 Kriteria aktivitas siswa

  

Aktivitas (%) Kriteria

  76 Sangat baik

  • – 100

  51 Baik

  • – 75

  26 Cukup baik

  • – 50

  Kurang baik ≤ 25

  Sumber : Trianto (2011 : 243)

  3. Analisis Prestasi belajar Setiap akhir siklus diadakan tes untuk mengukur prestasi belajar siswa,

  (Purwanto, 2010: 112)

  a. Nilai siswa Keterangan: S = Nilai yang dicari R = Skor yang diperoleh tiap siswa N = Jumlah seluruh skor/skor maksimum

  b. Untuk menghitung nilai rata-rata kelas pada setiap siklus menggunakan rumus sebagai berikut:

  xi x

  =

  N

  Keterangan :

  x

  = nilai rata-rata (mean) xi = jumlah semua nilai N = banyaknya siswa

  Data prestasi belajar siswa dihitung berdasarkan ketuntasan kelas keseluruhan dengan KKM ≥ 75 menggunakan rumus (Purwanto, 2010) :

  Keterangan : NP : Nilai persen yang dicari

  R : Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 75

  SM : Jumah seluruh siswa

Tabel 3.5 Kriteria ketuntasan belajar Ketuntasan Belajar (%) Kriteria

  80 Baik sekali

  • – 100

  66 Baik

  • – 79

  56 Cukup

  • – 65

  40 Kurang

  • – 55 kurang sekali

  ≤ 40 Sumber : Arikunto (2009:35) G.

   Prosedur Penelitian

  Berdasarkan jenis penelitiannya, penelitian dilakukan dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Dalam model Kemmis dan Mc Taggart dijelaskan bahwa di dalam satu siklus atau putaran terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Hanya saja, komponen acting dengan observing dijadikan satu kesatuan karena antara implementasi acting dan observing merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan.

  Untuk mengetahui alur penelitian yang lebih jelas disajikan dalam bentuk skema alur penelitian yaitu sebagai berikut :

Gambar 3.1. Desain PTK Model Kemmis dan Mc Taggart (Kusumah, 2010: 21)

  Penelitian yang berlangsung dengan tahap-tahap sebagai berikut ini :

  Pertemuan pertama (siklus I) a. Perencanaan Tindakan (Planning)

  a) Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

  b) Mempersiapkan lembar observasi guru

  c) Mempersiapkan lembar observasi siswa

  d) Mempersiapkan sarana dan media pembelajaran yang digunakan dalam setiap pembelajaran e) Mempersiapkan soal evaluasi b.

   Pelaksanaan Tindakan (Acting)

  Pada tahap ini guru melakukan pelaksanaan dalam proses pembelajaran sesuai dengan yang telah direncanakan dengan langkah-langkah : 1) Guru membuka pelajaran 2) Guru menyampaikan apersepsi 3) Guru memberikan motivasi kepada siswa

  4) Melaksanakan proses pembelajaran melalui metode picture and picture dengan media audio visual. Bentuk pelaksanaan tindakan dalam kelas sebagai berikut : a) Guru menyampaikan kompetensi pembelajaran Menganalisis pelestarian lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan.

  b) Guru menyampaikan materi pengertian lingkungan hidup dan komponen- komponen ekosistem.

  c) Guru menayangkan gambar komponen-komponen ekosistem.

  d) Guru membagi siswa kedalam 6 kelompok, dengan jumlah tiap kelompoknya yaitu 6 siswa. kemudian masing-masing kelompok berdiskusi mengenai urutan dari gambar komponen-komponen ekosistem.

  e) Guru menunjukan atau memanggil perwakilan siswa dari masing-masing kelompok secara bergantian untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.

  f) Guru menanyakan komponen-komponen ekosistem itu apa saja.

  g) Dari alasan atau urutan gambar tersebut, guru menanamkan konsep atau materi komponen-komponen ekosistem yang terdiri dari produsen, konsumen dan pengurai.

  h) Guru mengajak siswa untuk merangkum/memberi kesimpulan tentang komponen-komponen ekosistem.

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VIII SMP NEGERI 2 KUTA BARO

0 7 1

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X3 DI SMA NEGERI 2 LIWA SEMESTER GANJIL TAHUN 2013-2014

0 7 53

PENGGUNAAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

20 71 72

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KALIREJO

0 5 53

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 NATAR TAHUN AJARAN 2013/2014

3 16 92

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA X IPS 2 SMA KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 20172018

0 0 15

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS I SEMESTER II TAHUN 20142015 PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI MODEL BELAJAR PICTURE AND PICTURE DI SDN 2 SURODAKAN KABUPATEN TRENGGALEK

0 0 9

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE BERBANTU MEDIA KARTU KATA PADA SISWA KELAS IV SD 4 GETASSRABI GEBOG KUDUS

0 0 21

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI METODE PICTURE TO PICTURE SISWA KELAS IV SDN RAPAMBINOPAKA KECAMATAN LALONGGASUMEETO KABUPATEN KONAWE - Repository IAIN Kendari

0 0 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PRESTASI BELAJAR - PENGARUH KECERDASAN SPIRITUAL, KECERDASAN INTELEKTUAL DAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA IPS KELAS XI DI SMA NEGERI 01PURWANEGARA KABUPATEN BANJARNEGARA - repository perpustakaan

0 0 20