PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X3 DI SMA NEGERI 2 LIWA SEMESTER GANJIL TAHUN 2013-2014

(1)

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI

BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X3 DI SMA NEGERI 2 LIWA SEMESTER GANJIL TAHUN 2013-2014

Oleh :

BAMBANG IRAWAN

(Skripsi)

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(2)

ABSTRAK

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI

BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X3 DI SMA NEGERI 2 LIWA SEMESTER GANJIL TAHUN 2013-2014

Oleh Bambang Irawan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan media audio visual dan lembar kerja siswa (LKS) untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar geografi siswa kelas X3 SMA Negeri 2 Liwa. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 3 siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, serta analisis dan refleksi. Penelitian ini berlokasi di SMA Negeri 2 Liwa dengan subjek penelitian adalah 39 siswa yang terdiri dari 24 putra dan 15 putri, peneliti, dan seorang guru geografi (observer). Data yang diambil berupa hasil observasi guru obsever di tiap siklus dengan panduan lembar observasi yaitu melakukan pengamatan kegiatan off task dan on task serta berdasarkan perbandingan nilai fre test dan post test dan nilai LKS siswa ditiap siklus.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I, nilai rata-rata aktivitas belajar geografi siswa 62,5% dan persentase ketuntasan prestasi belajar geografi siswadari nalai post test 55%, dan Nilai LKS mencapai 24 siswa atau 61,53%. Pada siklus II, nilai rata-rata aktivitas belajar geografi siswa meningkat menjadi 70% dan persentase ketuntasan prestasi belajar geografi siswa meningkat menjadi 74%, dan Nilai LKS yang tuntas adalah 29 siswa atau 74,35% . Dan pada siklus III, nilai rata-rata aktivitas belajar geografi siswa meningkat menjadi 85,6% dan persentase ketuntasan prestasi belajar geografi siswa meningkat menjadi 85% denngan nilai LKS yang tuntas sebanyak 33 siswa atau sebanyak 84,61%.

Selanjutnya dapat disimpulan bahwa melalui penggunaan media audio visual dan lembar kerja siswa (LKS) dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar geografi siswa kelas X3 SMA Negeri 2 Liwa. Oleh karena itu disarankan untuk pembelajaran selanjutnya agar menggunakan media audio visual dan LKS agar aktivitas dan prestasi belajar geografi siswa meningkat.


(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 7

C.Batasan Masalah ... 8

D.Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Kegunaan Penelitian ... 9

G.Ruang Lingkup Penelitian... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka ... 11

1. Belajar dan Pembelajaran ... 11

2. Faktor-faktor Belajar ... 12

3. Media ... 13

3.1. Media Audio Visual ... 15

3.2.Lembar Kerja Siswa ... 17

4. Aktivitas Belajar ... 20

5. Prestasi Belajar ... 22

6. Pembelajaran di SMA ... 24

B. Kerangka Pikir ... 27

C. Hipotesis Tindakan... 26

III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 29

B. Subyek, dan Obyek Penelitian ... 30

C. Indikator Penelitian ... 30


(7)

F. Analisis Data ... 41

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Umum Lokasi Penelitian... 43

1.Sejarah Singkat Berdirinya SMA Negeri 2 Liwa ... 43

2.Lokasi Penelitian ... 43

3.Keadaan Guru dan Siswa SMA Negeri 2 Liwa ... 46

a. Kondisi Guru SMA Negeri 2 Liwa ... 46

b Kondisi Siswa SMA Negeri 2 liwa ... 47

4.Keadaan Gedung SMA Negeri 2 Liwa ... 48

B. Pelaksanaan Penelitian ... 50

a. Pelaksanaan Tindakan ... 50

b. Tindakan Penelitian ... 51

1. Siklus I... 50

2. Siklus II ... 58

3. Siklus III ... 65

C. Pembahasan ... 73

1.Pembelajaran Menggunakan Media Audio visual ... 73

2.Aktivitas Siswa ... 75

3.Prestasi Belajar Siswa ... 78

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 85

B. Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran merupakan suatu proses membelajarkan siswa, sebagai suatu proses, pembelajaran melibatkan sejumlah unsur yang terkait dengan keterlaksanaan proses tersebut. Unsur yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran adalah (1) tujuan pembelajaran (2) proses pembelajaran seperti materi pelajaran, media dan teknik mengajar, sumber belajar, dan (3) evaluasi proses dan hasil belajar siswa, serta (4) pelaku pembelajaran (guru dan siswa). Wina Sanjaya (2008: 9)

Masing-masing unsur yang terkait dengan proses pembelajaran dapat menjadi sumber permasalahan pembelajaran. Permasalahan pembelajaran dapat timbul dari tujuan pembelajaran, dari materi pembelajaran, dari proses pembelajaran, atau dari evaluasi pembelajarannya.

Ahmad Rohani (2004: 68) mengatakan bahwa pengajaran merupakan totalitas aktivitas belajar mengajar yang diawali dengan perencanaan dan diakhiri dengan evaluasi. Dari evaluasi diteruskan secara follow up. Proses dalam pengertiannya disini merupakan interaksi semua atau unsur yang terdapat dalam belajar mengajar yang satu sama lainnya saling berhubungan dengan (interdependent) dalam ikatan untuk mencapai tujuan. yang termasuk komponen pembelajaran


(9)

antara lain: tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, materi pelajaran, Media mengajar, Media pengajaran dan evaluasi-evaluasi sebagai alat ukur tercapai tidaknya tujuan.

Harapan dalam sebuah pembelajaran adalah guru selalu dituntut bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan. Paling sedikit ada tiga aspek yang membedakan anak didik yang satu dengan yang lainnya, yaitu aspek intelektual, psikologi dan biologis. Wina Sanjaya (2008: 17) Ketiga aspek tersebut diakui sebagai akar permasalahan yang melahirkan bervariasinya sikap dan tingkah laku anak didik di sekolah. Hal itu pula yang menjadi tugas cukup berat bagai guru dalam menggelola kelas dengan baik.

Keluhan-keluhan guru sering terlontar hanya karena masalah sukarnya mengelola kelas. Akibat kegagalan guru mengelola kelas, tujuan pembelajaran pun sulit untuk dicapai. Mengaplikasikan beberapa prinsip pengelolaan kelas adalah upaya lain yang tidak bisa diabaikan

Metode dan media mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik, akan ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu metode dan media yang sesuai dengan tujuan. Itu berarti tujuan pembelajaran akan dapat dicapai dengan penggunaan media yang tepat, sesuai dengan standar keberhasilan yang terdapat di dalam suatu tujuan. Strategi yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar


(10)

mengajar bermacam-macam penggunaannya tergantung dari rumusan tujuan. Dalam mengajar, jarang ditemukan guru menggunakan dua media atau dengan kata lain penggabungan media, tetapi guru hanya menggunakan satu media saja. Penggunaan media gabungan dimaksudkan untuk memotivasi belajar anak didik. Dengan adanya motivasi belajar, anak didik tidak sulit untuk mencapai tujuan pembelajaran. Karena bukan guru yang memaksakan anak didik untuk mencapai tujuan, tetapi anak didiklah dengan sadar untuk mencapai tujuan.

Penggunaan teknologi diperlukan dalam rangka membantu proses pembelajaran guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yaitu menjadi manusia yang berpengetahuan dan berbudi luhur. Di samping itu, kegiatan pembelajaran bertujuan sebagai wahana pelestarian nilai-nilai dan kebudayaan, sehingga setiap individu berkewajiban untuk dapat berperan aktif dalam transformasi nilai demi kemajuan bangsa dan negara. Oleh karenanya, untuk mewujudkan kegiatan pembelajaran yang aktif dan berkualitas, salah satu unsur utama adalah keberadaan guru yang berkualitas pula. Guru yang berkualitas adalah guru yang memilki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi professional seperti yang tersurat dalam Bab IV pasal 10 Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Seorang guru, di dalam melaksanakan kompentnesi pedagogik dituntut untuk memiliki kemampuan secara metodologis dalam hal perancangan dan pelaksanaan pembelajaran. Termasuk di dalamnya penguasaan, pemanfaatan dan penciptaan media pembelajaran yang sesuai. Penggunaan media pembelajaran disadari akan sangat membantu aktivitas pembelajaran, baik di dalam maupun di luar kelas.


(11)

Namun, tidak bisa dipungkiri, bahwa di dalam implementasinya, tidak banyak guru yang mampu merancang, mencipta atau mempergunakan media pembelajaran secara optimal. Selain itu, keterbatasan alat-alat teknologi juga menjadi penyebab kurang maksimalnya usaha guru dalam memanfaatkan keberadaan media pembelajaran.

Jika dalam suatu proses pembelajaran di kelas tidak berlangsung dengan baik maka secara otomatis tujuan pembelajaran yang berupa pencapaian kompetensi dasar yang dijabarkan dalam indikator tidak akan berhasil pula.

Seperti halnya yang terjadi di Kelas X3 SMA Negeri 2 Liwa pada tahun pelajaran 2012/2013. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Geografi di SMA Negeri 2 Liwa dapat diketahui bahwa prestasi belajar geografi masih rendah, penyebab rendahnya prestasi belajar tersebut diakibatkan rendahnya aktifitas siswa ketika mengikuti pembelajaran di kelas, misalnya berbicara dengan teman sebangku, membuat kegaduhan di kelas, dan mengerjakan tugas mata pelajaran yang lain.

Hal lainnya adalah selama ini proses pembelajaran hanya mengkolaborasikan antara model pembelajaran konvensional (ceramah) dengan pemberian tugas, dan untuk media hanya menggunakan Papan tulis dan Lembar Kerja Siswa (LKS) saja.

Hal ini mengakibatkan siswa hanya terbatas pada aktivitas mendengarkan penjelasan dari guru mencatat, dan mengerjakan tugas. Akibatnya, prestasi belajar siswa yang dinyatakan lulus dengan standar nilai 75 masih belum tuntas, dan itu


(12)

dapat dibuktikan dari hasil belajar geografi di kelas X 3 pada semester ganjil. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

Tabel 1. Prestasi belajar Geografi siswa di Kelas X 3 SMAN 2 Liwa Semester 1 Tahun Pelajaran 2012/2013.

No Nilai (keriteria)

Jumlah siswa Jumlah X 1 % X 2 % X 3 % Kelas % 1 < 50

Sangat kurang

6 5,2 4 3.4 8 6.9 18 15.6 2 50 – 55

Kurang

10 8,7 13 11.3 11 9.5 34 29.5 3 55 – 65

Cukup

8 7,0 7 6.0 3 2.6 18 15.6 4 66 – 75

Tinggi

5 4,3 10 8.6 7 6.0 24 20.8 5 >76

Sangat tinggi

9 7,8 4 3.4 10 8.7 23 20.0 Jumlah 38 33 38 33 39 34 115 100 Sumber: daftar nilai kelas X semester 1 SMA Negeri 2 Liwa

Berdasarkan Tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata prestasi belajar siswa SMA Negeri 2 Liwa masih rendah atau dapat dikatakan tidak tuntas 100%.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat diduga bahwa rendahnya prestasi belajar dan aktivitas siswa dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor intern (dari dalam diri siswa) dan faktor ekstern (dari luar diri siswa). Faktor intern dapat berupa kurangnya motivasi belajar siswa, aktivitas belajar minat belajar, sikap, dan persepsi siswa. Salah satu faktor yang berasal dari luar adalah kemampuan guru dalam menguasai materi, metode dan media pembelajaran yang digunakan oleh guru. Oleh karena itu untuk menanggulangi permasalahan tersebut perlu adanya perubahan dalam cara penggunaan media pembelajaran di kelas.


(13)

Berdasarkan hasil observasi pada penelitian pendahuluan, materi pada kelas X SMA semester ganjil bagi guru mata pelajaran geografi di SMA Negeri 2 Liwa merupakan materi yang sulit dipahami siswa. Guru juga harus berulang-ulang dalam menjelaskannya agar siswa dapat menguasai materi tersebut, khususnya pada materi pada sub pokok bahasan sejarah pembentukan muka bumi. Oleh karena itu untuk menanggulangi permasalah tersebut perlu adanya perubahan pada proses belajar mengajar, terutama dalam penggunaan media pembelajaran di kelas.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Edi gumuntur tentang pengembangan media Animasi (visual) yang di adakan di SMA Al-Kautsar, menyatakan bahwa penggunaan media Animasi (visual) mampu membantu pelaksanaan pembelajaran, hal ini dapat dilihat dari angket tanggapan siswa tentang penggunaan media tersebut sebesar 80%. Sedangkan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Andalas Mulyana di MAN 2 Bandar Lampung, menyatakan bahwa penggunaan media Audio-visual dapat meningkatkan hasil belajar yang optimal.

Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan media yang tidak terbatas pada animasi, akan tetapi dilengkapi dengan suara, hal ini diharapkan media pembelajaran tersebut dapat memberikan pengalaman belajar yang baik bagi siswa karena dengan pengunaaan media tersebut siswa menggunakan indera ganda yaitu penglihatan dan pendengaran. Hal tersebut seperti yang dikemukkan oleh Baugh (1989) dalam Arsyad (1997:21) bahwa kurang lebih 90% hasil


(14)

belajar seseorang diperoleh melalui indra penglihatan, sekitar 5% dai indra pendengaran dan 5% lagi dari indra lainnya.

Untuk mengetahui keefektifan dari penggunaan media audio visual dan lembar kerja siswa (LKS) dalam meningkatkan aktivitas dan prestasi siswa, maka peneliti akan menggunakan metode penelitian dalam bentuk penelitian tindakan kelas.

B. Identifikasi Masalah

Secara umum masalah dapat diartikan sebagai kesenjangan antara harapan dan kenyataan, juga bisa diartikan sebagai sesuatu yang mengandung persoalan yang menghendaki pemecahan. Sedangkan identifikasi masalah adalah kegiatan mendeteksi, melacak, menjelaskan aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dari judul penelitian atau dengan masalah atau variabel yang akan diteliti.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis dapat mengidentifikasi masalah yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran, antara lain:

1. Motivasi belajar siswa siswa terhadap mata pelajaran Geografi 2. Minat belajar siswa siswa terhadap mata pelajaran Geografi 3. Sikap, dan persepsi siswa terhadap mata pelajaran Geografi 4. Kemampuan guru dalam menguasai materi pembelajaran geografi 5. Aktifitas pembelajaran geografi di kelas.

6. Metode pembelajaran gografi. 7. Media pembelajaran geografi


(15)

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah faktor ekstern yaitu media pembelajaran, dan dalam hal ini media yang akan digunakan adalah media pembelajaran Audio visual yaitu media pembelajaran yang dibantu oleh alat visualisasi berupa LCD (liquid crystal display) proyektor dan computer.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan dijadikan kaji tindak adalah:

1. Bagaimanakah aktivitas pembelajaran geografi menggunakan media Audio Visual dan Lembar Kerja Siswa pada kelas X3 di SMA Negeri 2 Liwa ? 2. Apakah penggunaan media Audio Visual dan Lembar Kerja Siswa dapat

meningkatkan prestasi belajar geografi siswa kelas X3 di SMA Negeri 2 Liwa?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk menganalisis:

1. Peningkatan aktivitas belajar siswa kelas X3 di SMA Negeri 2 Liwa dalam mata pelajaran geografi dengan menggunakan media Audio Visual dan Lembar Kerja Siswa.


(16)

2. Peningkatan prestasi belajar siswa kelas X3 di SMA Negeri 2 Liwa dalam mata pelajaran geografi dengan menggunakan media Audio Visual dan Lembar Kerja Siswa.

F. Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Memecahkan permasalahan siswa dalam hal meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran geografi di kelas X3 SMA Negeri 2 Liwa Tahun Pelajaran 2013-2014.

2. Dapat mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan media Audio visual dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

3. Memecahkan permasalahan guru dalam hal memperbaiki proses pembelajaran dengan Media pembelajaran Audio visual yang tepat.

4. Memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Geografi.

G. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang lingkup subjek adalah siswa kelas X3 SMA Negeri 2 Liwa.

2. Ruang lingkup objek adalah Media pembelajaran Audio visual, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa pada standar kompetensi menganalisis pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup.

3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah SMA Negeri 2 Liwa.

4. Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun ajaran 2013/2014 semester ganjil.


(17)

5. Ruang lingkup ilmu penelitian adalah strategi pembelajaran geografi dengan Media pembelajaran Audio visual yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, dan evaluasi pembelajaran dalam upaya meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar serta menemukan media pembelajaran audio visual yang tepat.


(18)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan proses atau suatu rangkaian aktivitas yang menuju kepada perubahan-perubahan yang fungsional, sebagaimana pendapat Slameto (2003:5) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Sedangkan menurut pendapat Oemar Hamalik (1983:21) pengertian belajar adalah:

Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dengan pengalaman dan latihan. Tingkah laku yang baru itu misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian-pengertian baru, perubahan dalam sikap kebiasaan-kebiasaan, keterampilan-keterampilan, kesanggupan menghargai perkembangan sifat-sifat sosial, emosional, dan pertumbuhan jasmaniah.

Kemudian menurut Sardiman (2007:20) belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan sebagainya.


(19)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya, kemampuan pada seseorang dari yang tidak tahu menjadi tahu berkat pengalaman dan latihan serta interaksi dengan lingkungannya.

2. Faktor-faktor Belajar

Dalam proses belajar ada beberapa yang mempengaruhinya. Slameto (2003:54) mengemukakan bahwa:

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.

2.1Faktor Intern

a. Faktor Jasmaniah  Faktor kesehatan  Cacat tubuh b. Faktor Psikologis

 Intelegensi  Perhatian  Minat  Bakat  Motif  Kematangan  Kesiapan c. Faktor Kelelahan 2.2.Faktor Ekstern

a. Faktor Keluarga

 Cara orang tua didik

 Relasi antar anggota keluarga  Suasana rumah

 Keadaan ekonomi keluarga  Pengertian orang tua  Latar belakang kebudayaan b. Fator Sekolah

 Metode mengajar  Kurikulum


(20)

 Relasi siswa dengan siswa  Disiplin sekolah

 Alat pengajaran  Waktu sekolah

 Standar pelajaran di atas ukuran  Keadaan gedung

 Metode belajar  Tugas rumah c. Faktor Masyarakat

 Kegiatan siswa dalam masyarakat  Mass media

 Teman bergaul

 Bentuk kehidupan masyarakat

Kemudian Winkel (1984:2) mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu sebagai berikut:

1. Faktor Intern, meliputi cara belajar, kebiasaan belajar, aktivitas belajar, motivasi belajar, sikap, minat, kondisi psikis dan keadaan kultur.

2. Faktor Ekstern, meliputi:

a. Faktor yang berupa proses belajar di sekolah, seperti disiplin belajar, fasilitas dan efektivitas guru.

b. Faktor sosial ekonomi, interaksi guru dan murid.

c. Faktor keadaan politik, seperti keadaan ekonomi, keadaan waktu dan iklim temapat tinggal.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas dapat diketahui bahwa banyak faktor yang mempengaruhi belajar, diantaranya adalah faktor intern yaitu motivasi belajar dan aktivitas belajar.

3. Media

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harafiah berarti perantara, dan juga media merupakan wahana penyalur pesan atau informasi belajar. “Media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut”(Sweden, 1997:11).


(21)

“Media pembelajaran adalah segala sesuatu (alat/sarana) yang dapat berfungsi sebagai saluran/perantara komunikasi dalam kegiatan pendidikan agar dapat berlangsung secara efisien dan efektif ”(Moedjiono dan Surijanta, 1992).

Penulis dapat menyimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat/perantara yang dapat digunakan untuk mengkomunikasikan materi pelajaran kepada para siswa agar mereka dapat mencapai tujuan dari proses belajar mengajar. Sedangkan penggunaan media pembelajaran dapat membantu pencapaian keberhasilan belajar.

Dengan demikian penggunaan media dalam pembelajaran di kelas merupakan sebuah kebutuhan yang tidak dapat diabaikan. Hal ini dapat dipahami mengingat proses belajar yang dialami siswa tertumpu pada berbagai kegiatan menambah ilmu dan wawasan untuk bekal hidup di masa sekarang dan masa akan datang. Salah satu upaya yang harus ditempuh adalah bagaimana menciptakan situasi belajar yang memungkinkan terjadinya proses pengalaman belajar pada diri siswa dengan menggerakkan segala sumber belajar dan cara belajar yang efektif dan efisien. Dalam hal ini, media pembelajaran merupakan salah satu pendukung yang efektif dalam membantu terjadinya proses belajar.

Menurut Rahardjo dalam Sadiman (1994: 24) lebih lanjut menyatakan bahwa: Media memiliki nilai-nilai praktis berupa kemampuan untuk:

1. Membuat konsep yang abstrak menjadi konkrit, misalnya untuk menjelaskan sistem peredaran darah.

2. Membawa objek yang berbahaya dan sulit untuk dibawa ke dalam kelas, seperti binatang buas, bola bumi, dan sebagainya.

3. Menampilkan objek yang terlalu besar, seperti candi borobudur.

4. Menampilkan objek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang, seperti micro-organisme.


(22)

5. Mengamati gerakan yang terlalu cepat, misalnya dengan slow motion. 6. Memungkinkan siswa berinteraksi langsung dengan lingkungannya.

7. Memungkinkan keseragaman pengamatan dan persepsi bagi pengalaman belajar.

8. Membangkitkan motivasi belajar.

9. Memberi kesan perhatian individual untuk seluruh anggota kelompok belajar. 10. Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun

disimpan menurut kebutuhan.

11. Menyajikan pesan atau informasi belajar secara serempak, mengatasi batasan waktu dan ruang.

3.1 Media Audio-Visual

Slide bersuara merupakan salah satu contoh dari media pembelajaran yaitu media audio-visual. Media audio-visual yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar (Syaiful Bahri Djamarah,. 2004:212).

a. Sifat media Audio-visual

Syaiful Bahri Djamarah,. 2004:47 menyatakan bahwa sebagai alat bantu (media pembelajaran) dalam pendidikan dan pengajaran, media audio- visual mempunyai sifat sebagai berikut:

a. Kemampuan untuk meningkatkan persepsi b. Kemampuan untuk meningkatkan pengertian

c. Kemampuan untuk meningkatkan transfer (pengalihan) belajar.

d. Kemampuan untuk memberikan penguatan (reinforcement) atau pengetahuan hasil yang dicapai.

e. Kemampuan untuk meningkatkan retensi (ingatan)

Secara lebih spesifik, slide bersuara termasuk ke dalam media audio-visual diam. Media audiovisual diam adalah media yang penyampaian pesannya dapat diterima


(23)

oleh indera pendengaran dan indera pengelihatan, akan tetapi gambar yang dihasilkannya adalah gambar diam atau sedikit memiliki unsur gerak. Jenis media ini antara lain media sound slide (slide suara), film strip bersuara, dan halaman bersuara.

b. Kelebihan Media Audio-visual

Slide bersuara memiliki beberapa kelebihan, antara lain:

a. Gambar yang diproyeksikan secara jelas akan lebih menarik perhatian. b. Dapat digunakan secara klasikal maupun individu.

c. Isi gambar berurutan, dapat dilihat berulang-ulang serta dapat diputar kembali, sesuai dengan gambar yang diinginkan.

d. Pemakaian tidak terikat oleh waktu.

e. Gambar dapat didiskusikan tanpa terikat waktu serta dapat dibandingkan satu dengan yang lain tanpa melepas film dari proyektor.

f. Dapat dipergunakan bagi orang yang memerlukan sesuai dengan isi dan tujuan pemakai serta sangat praktis dan menyenangkan.

g. Pertunjukan gambar dapat dipercepat atau diperlambat. (Rohani, Ahmad,2004: 85-86)

c. Kelemahan Media Audio visual a. Sering dianggap sebagai hiburan TV.

b. Kegiatan melihat video adalah kegiatan pasif.

c. Menggunakan video berarti memerlukan dua unit alat, yaitu VCD/DVD dan monitor TV.


(24)

e. Siswa tidak bisa melihat secara cepat bagian-bagian yang sudah tayangan yang sudah terlewatkan.

f. Tidak mudah dibawa keman-mana, beberapa media pembelajaran audio visual yang memiliki ukuran besar, cukup menyulitkan untuk dibawa kesana-kemari. Begitu pula untuk menyajikan media pembelajaran audio visual yang diproyeksikan, tentu membutuhkan banyak benda-benda penunjang yang cukup merepotkan utnuk selalu dibawa-bawa. (A. Rohani,2004: 85-86)

Slide bersuara merupakan suatu inovasi dalam pembelajaran yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran dan efektif membantu siswa dalam memahami konsep yang abstrak menjadi lebih konkrit (mengkonkritkan suatu yang bersifat abstrak). Dengan menggunakan slide bersuara sebagai media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat menyebabkan semakin banyak indera siswa yang terlibat (visual, audio). Dengan semakin banyaknya indera yang terlibat maka siswa lebih mudah memahami suatu konsep (pemahaman konsep semakin baik). Slide bersuara dapat dibuat dengan menggunakan gabungan dari berbagai aplikasi komputer seperti: power point, camtasia, dan windows movie maker.

3.2. Lembar Kerja Siswa

“LKS” merupakan lembar kerja bagi siswa baik dalam kegiatan intrakurikuler maupun kokurikuler untuk mempermudah pemahaman terhadap materi pelajaran yang didapat (Azhar Arsyad, 2000 :78). LKS adalah materi ajar yang dikemas secara integrasi sehingga memungkinkan siswa mempelajari materi tersebut secara mandiri.


(25)

LKS merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif antara siswa dengan guru, sehingga dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam peningkatan prestasi belajar.

Dalam LKS siswa akan mendapatkan uraian materi, tugas, dan latihan yang berkaitan dengan materi yang diberikan. Dengan menggunakan LKS dalam pengajaran akan membuka kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk ikut aktif dalam pembelajaran. Dengan demikian guru bertanggung jawab penuh dalam memantau siswa dalam proses belajar mengajar.

Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa LKS adalah lembaran kertas yang intinya berisi informasi dan instruksi dari guru kepada siswa agar dapat mengerjakan sendiri suatu kegiatan belajar melalui praktek atau mengerjakan tugas dan latihan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan untuk mencapai tujuan pengajaran”.

3.2.1 Manfaat Lembar Kerja Siswa (LKS)

Menurut tim instruktur PKG dalam Sudiati (2003:11-12), LKS antara lain:

 Sebagai alternatif guru untuk mengarahkan pengajaran atau memperkenalkan suatu kegiatan tertentu.

 Dapat mempercepat proses belajar mengajar dan hemat waktu mengajar.

 Dapat mengoptimalkan alat bantu pengajaran yang terbatas karena siswa dapat menggunakan alat bantu secara bergantian.

3.2.2 Tujuan Lembar Kerja Siswa (LKS)

Azhar (1993:78) mengatakan bahwa “LKS dibuat bertujuan untuk menuntun siswa akan berbagai kegiatan yang perlu diberikan serta mempertimbangkan


(26)

proses berpikir yang akan ditumbuhkan pada diri siswa. LKS mempunyai fungsi sebagai urutan kerja yang diberikan dalam kegiatan baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler terhadap pemahaman materi yang telah diberikan”.

Menurut tim instruktur PKG dalam Sudiati (2003:11), tujuan LKS, antara lain:

 Melatih siswa berpikir lebih mantap dalam kegiatan belajar mengajar.

 Memperbaiki minat siswa untuk belajar, misalnya guru membuat LKS lebih sistematis, berwarna serta bergambar untuk menarik perhatian dalam mempelajari LKS tersebut.

3.2.3. Langkah-Langkah Penulisan LKS

 Melakukan analisis kurikulum; standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan materi pembelajaran.

 Menyusun peta kebutuhan LKS

 Menentukan judul LKS

 Menulis LKS

 Menentukan alat penilaian 3.2.4 Struktur LKS

Adapun struktur LKS secara umum adalah sebagai berikut: 1. Judul, mata pelajaran, semester, dan tempat

2. Petunjuk belajar

3. Kompetensi yang akan dicapai 4. Indikator,

5. Informasi pendukung

6. Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja 7. Penilaian

4. Aktivitas Belajar

Menurut Sardiman (2004:48), mengemukakan bahwa kegiatan yang dilakukan manusia karena manusia memiliki jiwa sebagai sesuatu yang dinamis memiliki potensi dan energi sendiri.

Dengan demikian, guru dan siswa mempunyai peranan yang berbeda-beda dalam proses pembelajaran di kelas. Siswa seharusnya selalu aktif berbuat, sedangkan


(27)

guru memberikan motivasi dan bimbingan serta merencanakan segala sesuatu dalam proses pembelajaran sehingga pencapaiannya dapat maksimal.

Belajar merupakan bagian dari aktivitas manusia. Aktivitas belajar siswa tidak hanya terbatas pada mencatat dan mendengarkan saja, tetapi harus aktif dalam pembelajaran tersebut untuk meningkatkan hasil belajar mereka.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas sehingga mendatangkan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung bagi siswa.

Belajar dengan menggunakan indera ganda (penglihatan dan pendengaran) memberikan keuntungan bagi siswa daripada pembelajaran dengan hanya menggunakan indera penglihatan atau indera pendengaran saja. Para ahli memiliki pandangan yang searah mengenai hal tersebut.

Menurut Baugh (1989) dalam Arsyad (2000:21) bahwa kurang lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera penglihatan, sekitar 5% dai indera pendengaran dan 5% lagi dari indera lainnya. Sementara Dale (1969) dalam Arsyad (1997:21) memperkirakan bahwa perolehan hasil belajar melalui indera penglihatan berkisar 75%, melalui indra pendengaran sekitar 13% dan melalui indra lainnya sekitar 12%. Oleh Darvin (1999:22) media audio-visual seperti video dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep yang rumit. Lebih lanjut Sheal (1989) dalam Anonim (2003) melaporkan tentang modus pengalaman 10% apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30 %


(28)

dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang kita katakan dan 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas sehingga mendatangkan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung bagi siswa. Bentuk aktivitas dalam proses pembelajaran di kelas yaitu aktivitas On Task (siswa yang aktif dalam pelajaran) dan aktivitas Off Task (siswa yang tidak aktif mengikuti pelajaran).

a. Aktivitas On Task

Data aktivitas siswa diperoleh dengan mengamati dari lembar observasi yang berisi tujuh aktivitas On Task yaitu berbicara yang relevan dengan topik atau materi, memperhatikan penjelasan topik atau materi, mencatat topik atau meteri, mengerjakan tugas yang diberikan guru, mengajukan pertanyaan sesuai materi atau topik yang sedang dibahas, mengemukakan tentang topik tertentu, inovatif dan kreatif dalam menggunakan media tertentu yang mendukung topik pembelajaran.

b. Aktivitas Off Task

Data aktivitas siswa diperoleh dengan mengamati dari lembar observasi yang berisi tujuh aktivitas Off Task yaitu berbicara tidak relevan dengan tugas yang diberikan, berkunjung ke kelompok lain, mengerjakan tugas lain, menggangu siswa lain, mencoba menarik perhatian, meminjamkan peralatan, dan keluar kelas.


(29)

Dengan dengan penggunaan media audio visual dan LKS siswa yang condong melakukan aktivitas off task diharapkan dapat berubah dan secara kooperatif melakukan aktivitas on task sehingga dapat tercipta proses pembelajaran yang kondusif dan terarah.

5. Prestasi Belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999:344) kata ”prestasi” diartikan sebagai hasil karya yang dicapai. Sejalan dengan pendapat tersebut, maka prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil karya yang dicapai siswa dalam mempelajari materi pelajaran sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran.

Menurut Oemar Hamalik (2001: 85) menyatakan bahwa prestasi adalah perubahan tingkah laku yang diharapkan pada siswa setelah dilakukan belajar mengajar. Sedangkan menurut Winkel (2004 :171) prestasi belajar adalah bukti keberhasilan dari suatu uasaha yang dicapai dan diukur. Selain itu, perubahan tingkah laku yang terjadi dalam diri seseorang tidak selalu dikatakan sebagai hasil belajar. Syarat-syarat suatu perubahan tingkah laku yang dapat dikatakan sebagai hasil belajar (Anonim, 1996:30) adalah:

a. Hasil belajar sebagai pencapaian tujuan,

b. Hasil belajar harus sebagai buah dari proses kegiatan yang disadari, c. Hasil belajar harus sebagai produk dari proses latihan,

d. Hasil belajar harus merupakan tindak-tanduk yang berfungsi efektif dalam kurun waktu tertentu, dan


(30)

e. hasil belajar harus berfungsi operasional dan potensial yaitu merupakan tindak-tanduk yang berfungsi positif bagi pengembangan tindak-tanduk lainnya.

Dari definisi di atas, dapat diartikan bahwa prestasi belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan diri seseorang yang dinyatakan dengan cara bertingkah laku baru berkat pengalaman yang baru.

Dalam kaitannya dengan kegiatan pembelajaran, maka prestasi belajar merupakan hasil kegiatan pembelajaran, sedangkan belajar sendiri lebih menekankan pada proses kegiatannya, selain pada hasil kegiatannya.

Prestasi belajar merupakan hasil yang menunjukkan kemampuan seseorang siswa dalam menguasai bahan pelajarannya. Hasil belajar dapat diuji melalui tes, sehingga dapat digunakan untuk mengetahui keefektifan pembelajaran dan keberhasilan siswa atau guru dalam proses pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran akan dikatakan berhasil jika siswa dapat mencapai skor 75% atau nilai dengan angka 7,5 sedangkan untuk keberhasilan proses pembelajaran klasikal (suatu kelas) dapat dikatakatan berhasil jika 70% siswa telah mencapai skor 75% atau nilai dengan skor angka 7,5.

Sedangkan prestasi belajar mata pelajaran geografi adalah hasil belajar yang dicapai siswa dalam mata pelajaran geografi setelah seorang siswa mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Hasil belajar yang telah dicapai para siswa akan nampak pada bentuk nilai nyata yang diperoleh melalui


(31)

suatu penilaian yang telah distandarisasikan baik dalam bentuk huruf maupun angka.

Jadi yang dimaksud dengan prestasi belajar geografi adalah hasil belajar yang dicapai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran geografi yang nampak dalam bentuk huruf maupun angka. Dalam penilaian prestasi belajar di SMA Negeri 2 Liwa adalah dalam bentuk angka.

6. Pembelajaran geografi di SMA

Pembelajaran geografi membahas fenomena-fenomena yang terjadi di bumi, interaksi manusia dengan manusia dan manusia dengan lingkungan. Lingkungan merupakan keadaanb yang berada di sekitar peserta didik, lingkungan ini bisa berupa benda-benda mati unsur-unsur alam seperti air, udara dan bebatuan, flora, fauna serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, manusia dan aktivitasnya, lingkungan tersebut biasa dibedakan menjadi dua yaitu: lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya.

Studi gegografi di sekolah menengah lanjutan atas mempelajari: permukaan bumi (Geosfer), alam lingkungan (atmosfer, lithosfer, hidrosfer, biosfer), kehidupan manusia dan lingkungannya (Antroposfer), penyebaran keruangan gejala alam dan kehidupan termasuk persamaan dan perbedaan, analisis hubungan keruangan gejala-gejala geografi di permukan bumi. (Dediknas, 2006)

Pembelajaran geografi hakekatnya adalah pembelajaran tentang aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan variasi kewilayahannya (Sumaatmaja, 1997:9)

Objek studi geografi diantaranya adalah sebagai berikut:


(32)

b. Pengorganisasian wilayah dan ruang bumi, baik di daratan, perairan maupun di udara;

c. Tafsiran bentang alam dan bentang sosial, termasuk budaya, perkotaan dan pedesaan;

d. Hubungan manusia dan lingkungan yang berbeda-beda, baik yang hasil budaya maupun teknologi.

e. Interaksi manusia dengan proses-proses yang ada di muka bumi, yang pada prinsipnya merupakan pendekatan Ekologi.

Pembelajaran geografi mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:

a. Mengembangkan pengetahuan tentang pola-pola keruangan dan proses berkaitan dengan pola-pola keruangan tersebut.

b. Mengembangkan keterampilan dasar dalam memperoleh data dan informasi, mengkomunikasikan dan menerapkan pengetahuan geografi.

c. Menumbuhkan sikap, kesadaran, dan kepedulian terhadap lingkungan hidup dan sumber daya serta toleransi terhadap keagamaan sosial budaya dan masyarakat.

Tujuan pembelajaran geografi meliputi tiga aspek, yaitu pengetahuan keterampilan dan sikap.

Pengetahuan

a. Mengembangkan konsep dasar geografi yang berkaitan dengan pola keruangan dan proses-prosesnya.

b. Mengembangkan pengetahuan sumber daya alam, peluang, dan keterbatasannya untuk dimanfaatkan.


(33)

c. Mengembangkan konsep dasar geografi yang berhubungan dengan lingkungan sekitar, dan wilayah negara/dunia.

Keterampilan

a. Mengembangkan keterampilan mengamati lingkungan fisik, lingkungan sosial, dan lingkungan binaan.

b. Mengembangkan keterampilan mengumpilkan, mencatat data dan informasi yang barkaitan dengan aspek-aspek keruanagan.

c. Mengembangkan keterampilan analisis, sintesis, kecendrungan, dan hasil-hasil dari interaksi berbagai gejala geografis.

Sikap

a. Menumbuhkan kesadaran terhadap perubahan fenomena geografi yang terjadi di lingkungan sekitar.

b. Mengembangkan sikap melindungi dan tanggung jawab terhadap kualitas lingkungan hidup.

c. Mengembangkan kepekaan terhadap permasalahan dalam pemanfaatan sumber daya.

d. Mengembangkan sikap toleransi terhadap perbedaan sosial budaya. e. Mewujudkan rasa cinta tanah air dan persatuan bangsa.

B. Kerangka Pikir

Prestasi belajar siswa bagi seorang guru maupun sekolah adalah suatu tolak ukur keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Bila melihat prestasi belajar mata pelajaran geografi maka akan nampak prestasi belajar siswa yang belum


(34)

berhasil dalam pencapaian kurikulum. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah penggunaan media belajar yang bersifat konvensional.

Dalam penggunaan media pembelajaran ini, siswa dianggap sebagai obyek pembelajaran, siswa belajar secara individu, dan pembelajaran bersifat teoritis, kemampuan diperoleh dari latihan-latihan, tujuan akhir nilai atau angka, perilaku didasarkan oleh faktor luar, kebenaran yang dimiliki bersifat absolut dan final, oleh karena itu pengetahuan dikonstruksi oleh orang lain, guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran, dan keberhasilan ditentukan dari hasil tes.

Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media Audio visual diharapkan siwa dapat memperhatikan dan menyimak materi yang disampaikan melalui media tersebut, Sehingga dengan ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi di SMA Negeri 2 Liwa tahun pelajaran 2012-2013.

Berdasarkan kerangka pikir di atas maka secara sederhana dapat disajikan dalam paradigma kerangka pikir berikut ini:

Gambar 1. Kerangka Pikir meningkatkan prestasi belajar geografi siswa

C.Hipotesis

Menurut Sugiono; Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dengan demikian maka hipotesis penelitian ini adalah:

Media pembelajaran Audio visual dan

LKS

Meningkatkan Aktivitas Belajar

Siswa

Meningkatkan Prestasi Belajar


(35)

1. Penggunaan media audio visual dan Lembar Kerja Siswa dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada kelas X3 di SMA Negeri 2 liwa. 2. Penggunaan media audio visual dan Lembar Kerja Siswa dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada kelas X3 di SMA Negeri 2 Liwa.


(36)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas. Suharsimi Arikunto dkk (2002:11) menjelaskan penelitian tindakan kelas melalui paparan gabungan definisi dari tiga kata, Penelitian + Tindakan + Kelas, sebagai berikut:

1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu obyek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan. 3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima

pelajaran yang sama dari seorang guru.

Tindakan akan dilakukan di dalam kelas oleh observer bersama guru mata pelajaran geografi dan guru mitra, dengan tujuan untuk mengembangkan kemampuan dan pendekatan guru dalam memecahkan masalah pendidikan dan pembelajaran.


(37)

B. Subyek dan Obyek Penelitian 1) Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini subyek yang diteliti adalah siswa Kelas X3di SMA Negeri 2 liwa pada semester ganjil Tahun Pembelajarn 2012/2013 yang berjumlah 39 orang.

2) Obyek Penelitian

Dalam penelitian ini obyek yang menjadi variabel penelitian adalah:

1. Prestasi belajar siswa,

2. Aktivitas siswa ketika mengikuti pembelajaran

3. Media pembelajaran Audio visual dan Lembar kerja siswa.

Ketiga objek penelitian di atas akan dipantau ketika proses pembelajaran dengan menggunakan media audio-visual berlangsung, pengamatan berdasarkan observasi sesuai dengan kegiatan siswa ketika pembelajaran berlangsung.

C. Indikator Penelitian 1) Aktivitas Belajar

Data aktivitas siswa diperoleh dari hasil observasi. Setiap siswa diamati aktivitasnya dalam setiap pertemuan dengan memberi tanda “√“ pada lembar observasi jika aktivitas yang dilakukan sesuai dengan indikator yang telah ditentukan. Setelah selesai observasi dihitung jumlah aktivitas yang dilakukan siswa lalu dinyatakan dalam bentuk persen dengan menggunakan rumus seperti yang dikemukakan oleh Sudjana(2001:69), yaitu sebagai berikut:


(38)

Keterangan: %Ai = Persentase aktivitas siswa

Na = Banyaknya aktivitas yang terkategori aktif N = Banyaknya aktivitas yang diamati

Siswa dikategorikan aktif apabila persentase aktivitasnya mencapai 60% atau lebih. Selanjutnya, untuk menentukan persentase siswa aktif digunakan rumus:

Keterangan: %As = Persentase siswa aktif. = Banyaknya siswa yang aktif. N = Banyaknya siswa yang hadir.

Aktivitas belajar adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas sehingga mendatangkan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung bagi siswa. Jadi yang menjadi bahan observasi guru dalam menilai keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran yang menggunakan media audio visual adalah dalam hal minat siswa, perhatian, antusias dalam menyimak materi pembelajaran di kelas. Pembelajaran dikatakan efektif jika 80% siswa aktif dalam pembelajaran. Akitivitas belajar ini dapat diukur berdasarkan lembar observasi yang akan dinilai oleh guru obsesrver. Guru observer mengamati kegiatan belajar mengajar di dalam kelas dan mencatat kegiatan tersebut di lembar observer.

As

% 100

% x

N Na Ai

N As As 


(39)

∑ Jawaban benar ∑ Soal

∑ Xn n

2) Prestasi Belajar

Menurut Djamarah dan Syaiful Bahri (2000) menyatakan bahwa: prestasi belajar adalah hasil yang dicapai melalui suatu usaha dalam kegiatan pembelajaran.

Dengan kata lain prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil karya yang dicapai siswa dalam mempelajari materi pelajaran sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran. Dalam suatu kegiatan pembelajaran akan dikatakan berhasil jika 70% siswa telah mencapai skor 7,5. Kegiatan pembelajaran akan dikatakan berhasil jika siswa dapat mencapai nilai 75. Sedangkan untuk keberhasilan proses pembelajaran dalam suatu kelas dapat dikatakan berhasil jika 100% siswa telah mencapai nilai 75 sesuai dengan nilai KKM yang ditetapkan di SMA Negeri 2 Liwa.

Untuk mendapatkan hasil tersebut, guru perlu memberikan sejumlah tes atau soal-soal yang berupa pilihan ganda, isian singkat, ataupun uraian. Untuk menilai prestasi belajar siswa dapat menggunakan rumus di bawah ini:

a. Hasil belajar siswa

NA= x 100% Keterangan:

NA = Nilai tes belajar siswa Σ = Jumlah


(40)

∑ ≥70% N

Xn= X300%

Keterangan:

X n = Nilai rata-rata siswa pads siklus ke-n ΣXn = Jumlah nilai siswa pads siklus ke-n

N = jumlah siswa yang mengikuti test hasil belajar

c. Perhitungan persentase siswa yang memperoleh nilai ≥ 75. N≥7 5 = x100%

Keterangan:

N ≥7 5 = Persentase jumlah siswa yang memperoleh nilai > 75 ∑≥75 = Jumlah siswa yang memperoleh nilai > 75


(41)

D. Prosedur Penelitian

Hal pertama yang harus dilakukan adalah merencanakan proses belajar mengajar, melakukan tindakan pembelajaran, mengamati tindakan yang telah dilakukan, dan terakhir adalah merefleksi basil pembelajaran sehingga dapat melakukan perencanaan yang lebih matang. Demikianlah tahap-tahap kegiatan terus berulang setiap siklus.

Gambar 2. Prosedur Penelitian Tindakan Sumber: Suharsimi Arikunto, dkk. 2002:16

Rancangan pelaksanaan pada penelitian ini tiga siklus, dengan setiap siklusnya terdiri empat tahapan yaitu:

a. Rencana tindakan, persiapan yang dibuat untuk diterapkan dalam proses belajar-mengajar.

b. Pelaksanaan tindakan, guru peneliti mengajar dengan mempraktekkan sesuai dengan rencana yang telah dirumuskan.

c. Observasi, guru peneliti dan guru mitra mencatat dan mengamati kondisi Perencanaan

SIKLUS I Pengamatan

Tindakan

Perencanaan Refleksi

Pengamatan

SIKLUS I Tindakan Refleksi


(42)

siswa mulai dari masuk kelas sampai berakhirnya jam pelajaran.

d. Refleksi, hasil catatan guru penelit dan mitra selama proses pembelajaran dianalisis, bila catatan yang baik dipertahankan dan ditingkatkan sedangkan catatan yang bersifat kurang baik dijadikan bahan kajian untuk siklus berikutnya, sehingga terjadi peningkatan hasil.

Tahap-tahap dari siklus tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan tahap-tahap yang dilakukan adalah: 1) Menyiapkan rencana pembelajaran.

2) Menyiapkan bahan yang dibutuhkan pada media pembelajaran audio visual yaitu:

2.1. Guru peneliti menyiapkan bahan pre test dan post test yang akan digunakan sebagai evaluasi pada siklus I.

2.2. Guru peneliti menyiapkan materi pelajaran yang akan disajikan yaitu dengan standar kompetensi menganalisis unsur-unsur geosfer.

2.3. Guru peneliti menyiapkan bahan diskusi kelompok dengan pokok masalah diskusi:

1. Pertemuan I tentang jagat raya, konsep tentang anggapan jagat raya

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan tahap-tahap yang dilakukan adalah:


(43)

dan apersepsi.

2) Guru peneliti mengadakan pre test untuk mengetahui kemampuan awal siswa.

3) Guru peneliti menyampaikan materi pelajaran yang akan disajikan yaitu dengan standar kompetensi menganalisis proses-proses terbentuknya jagat raya.

4) Guru penel it i sembari menjelaskan juga menampilkan media Audio visual yang berkaitan dengan materi.

5) Guru peneliti menjelaskan topik-topik masalah pada siswa.

6) Siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat kesimpulan terkait dengan permasalahan-permasalahan yang diselidiki.

7) Masing-masing siswa memberikan deskripsi mengenai materi yang disampaikan oleh guru.

8) Siswa saling bertukar, berdiskusi,terkait materi yang dijelaskan.

9) Guru peneliti bersama-sama siswa menyimpulkan hasil diskusi menggunakan media Audio visual.

10)Guru peneliti memberikan post test untuk melihat ketercapaian kompetensi dasar.

11)Guru peneliti memberikan penghargaan kepada siswa.

c. Observasi

Observasi dilaksanakan pada saat pelaksanaan tindakan yaitu selama proses pembelajaran berlangsung yaitu dilakukan observasi aktivitas belajar siswa yang dilakuan oleh peneliti. Agar pelaksanaan observasi lebih terarah maka perlu disiapkan lembar observasi.


(44)

d. Refleksi

Setelah pembelajaran selesai dilanjutkan dengan refleksi yang dilakukan bersama guru mitra untuk mengetahui kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. Hasil refleksi siklus pertama, digunakan sebagai acuan untuk.merencanakan siklus berikutnya.

Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan tahap-tahap yang dilakukan adalah: 1. Guru peneliti menyiapkan rencana pembelajaran.

2. Menyiapkan bahan yang dibutuhkan pembelajaran dengan menggunakan media Audio visual yaitu:

a. Guru peneliti menyiapkan bahan pre test dan post test yang akan digunakan sebagai evaluasi pada siklus I.

b. Guru peneliti menyiapakan materi pelajaran yang akan disajikan yaitu dengan standar kompetensi menganalisis unsur-unsur geosfer.

c. Guru peneliti menyiapkan bahan diskusi kelompok dengan pokok masalah diskusi:

1. Pertemuan II tentang klasifikasi berbagai tipe iklim dan persebaran curah hujan di Indonesia.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan tahap-tahap yang dilakukan adalah:


(45)

dan apersepsi.

2. Guru peneliti mengadakan pre test untuk mengetahui kemampuan awal siswa.

3. Guru peneliti menyampaikan materi pelajaran yang akan disajikan yaitu dengan standar kompetensi menganalisis unsur-unsur geosfer.

4. Guru penel i ti m en ya m pai kan m at eri dengan s li de show ani m asi t erkai t m at eri yan g akan disam pai kan .

5. Siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat kesimpulan terkait dengan materi yang disampaikan.

6. Siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mempersatukan ide dan perdapat.

7. Guru peneliti bersama-sama siswa menyimpulkan hasil diskusi menggunakan media audio visual dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

8. Guru peneliti memberikan post test untuk melihat ketercapaian kompetensi dasar.

9. Guru peneliti memberikan penghargaan kepada siswa.

c. Observasi

Observasi dilaksanakan pada saat pelaksanaan tindakan yaitu selama proses pembelajaran berlangsung yaitu dilakukan observasi aktivitas belajar siswa yang dilakuan oleh peneliti. Agar pelaksanaan observasi lebih terarah maka perlu disiapkan lembar observasi.

d. Refleksi


(46)

mitra untuk mengetahui kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran pads siklus II. Apabila pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas telah mencapai tujuan yang diinginkan maka akan berhenti pada siklus kedua.

Siklus III

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan tahap-tahap yang dilakukan adalah: 1. Guru peneliti menyiapkan rencana pembelajaran.

2. Menyiapkan bahan yang dibutuhkan media pembelajaran Audio visual

a. Guru peneliti menyiapkan bahan pre test dan post test yang akan digunakan sebagai evaluasi pada siklus II.

b. Guru peneliti menyiapakan materi pelajaran yang akan disajikan yaitu dengan standar kompetensi menganalisis unsur-unsur geosfer.

c. Guru peneliti menyiapkan bahan diskusi siswa dengan pokok masalah diskusi mengenai sub pokok bahasan Susunan Planet Bumi. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan tahap-tahap yang dilakukan adalah:

1. Guru peneliti .membuka pelajaran dengan memberikan motivasi dan apersepsi.

2. Guru peneliti mengadakan pre test untuk mengetahui kemampuan awal siswa.

3. Guru peneliti menyampaikan materi pelajaran yang akan disajikan yaitu dengan standar kompetensi menganalisis unsur-unsur geosfer.


(47)

4. Guru peneli ti m enam pi lkan m edi a audi o vi sual m engenai penom ena -penom ena yan g berkai t an dengan pem bent ukan m uka bum i.

5. Siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mempersatukan ide dan pendapat.

6. Guru peneliti bersama-sama siswa menyimpulkan hasil diskusi menggunakan media audio visual.

7. Guru peneliti memberikan post test untuk melihat ketercapaian kompetensi dasar.

8. Guru peneliti memberikan penghargaan kepada masing-masing siswa

c. Observasi

Observasi dilaksanakan pada saat pelaksanaan tindakan yaitu selama proses pembelajaran berlangsung yaitu dilakukan observasi aktivitas belajar siswa yang dilakuan oleh peneliti. Agar pelaksanaan observasi lebih terarah maka perlu disiapkan lembar observasi.

d. Refleksi

Setelah pembelajaran selesai dilanjutkan dengan refleksi yang dilakukan bersama guru mitra untuk mengetahui kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II. Apabila pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas telah mencapai tujuan yang diinginkan maka akan berhenti pada siklus kedua.


(48)

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah observasi langsung terhadap aktivitas siswa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan sejak awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran.

2. Pre Test dan Post test

Pre test dan post test dilakukan untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran yang dimaksud. Hasil belajar diukur dengan menggunakan tes pada setiap awal dan akhir siklus yang nantinya dapat dilihat prestasi belajar siswa.

3. Kuisioner

kuisioner digunakan untuk memperoleh informasi dan responden dengan menggunakan kuisoner yang diisi oleh siswa, untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan media audio visual. Wawancara dilakukan oleh peneliti secara langsung kepada siswa dan pelaksanaannya dilakukan pada setiap akhir siklus.

F. Analisis Data

Tahapan selanjutnya setelah pengumpulan data adalah analisis data. Dalam penelitian tindakan kelas, analisis dilakukan sejak awal pada setia aspek kegiatan penelitian. Pada waktu dilakukan pencatatan lapangan melalui observasi atau pengamatan tentang kegiatan pembelajaran di kelas, peneliti dapat langsung menganalisis apa yang diamatinya, situasi di dalam kelas, hubungan guru dengan


(49)

siswa, dan interaksi siswa dengan siswa lainnya. Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti, yaitu:

1. Data kuantitatif dari nilai hasil belajar siswa yang dapat dianalisis secara deskriptif. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistik deskriptif. 2. Data kualitatif yang merupakan data yang berbentuk kalimat yang

memberikan gambaran tentang ekspresi siswa berkaitan dengan tingkat pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran, aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, perhatian, antusias siswa, kepercayaan diri siswa, dan motivasi belajar siswa.

Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan tipe persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Hasil belajar dengan menganalisis nilai rata-rata ulangan harian. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah. Untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran di kelas X3 maka perlu dihitung jumlah siswa yang mendapat skor 7,5 minimal sebanyak 70 % dari total jumlah siswa. Aktivitas siswa dalam PBM dengan menganalisis tingkat keaktifan siswa dalam PBM tersebut. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas pembelajaran di kelas X3 maka perlu dihitung jumlah siswa yang termasuk dalam kategori rendah mencapai 75% dari total jumlah siswa. Implementasi pembelajaran dengan menganalisis tingkat keberhasilannya, kemudian dikategorikan dalam klasifikasi berhasil, kurang berhasil, tidak berhasil.


(50)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang disajikan dalam bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Melalui penggunaan Media Audio Visual dan Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat meningkatkan aktivitas belajar geografi siswa kelas X3 di SMA Negeri 2 Liwa setiap siklusnya. Rata-rata aktivitas belajar geografi siswa yang sesuai dengan aspek yang diamati pada saat pembelajaran pada siklus I yaitu sebesar 61,56% dan pada siklus II meningkat sebesar 10,23% sehingga menjadi 71,79%, dan meningkat kembali pada siklus III sebesar 10,26% menjadi 82,05%.

2.

Melalui penggunaan Media Audio Visual dan Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat meningkatkan prestasi belajar geografi siswa kelas X3 di SMA Negeri 2 Liwa setiap siklusnya. Persentaseketuntasan prestasi belajar geografi siswa pada siklus I 55,26%, pada siklus II meningkat sebesar 13,16%sehingga menjadi 68,42% dan pada siklus III meningkat sebesar 19,08% dan menjadi 87,5%.


(51)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan:

1. Kepada guru dan calon guru geografi hendaknya dapat menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, salah satunya dengan penggunaan Media Audio Visual dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

2. Kepada Guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan penggunaan Media Audio Visual dan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebaiknya guru harus memperhitungkan waktu yang tersedia agar semua rencana pembelajaran dapat terlaksana secara maksimal.

3. Sebelum memulai pembelajaran dengan penggunaan Media Audio Visual dan Lembar Kerja Siswa (LKS), guru harus selalu memberi motivasi, semangat dan nasehat khususnya bagi siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran terutama pada saat diskusi berlangsung.

4. Untuk pembelajaran dengan penggunaan Media Audio Visual dan Lembar Kerja Siswa (LKS) agar aktivitas dan prestasi belajar geografi siswa meningkat, hal ini harus tetap disesuaikan dengan situasi dan kondisi kelas yang akan menerapkan penggunaan dalam pembelajaran tersebut.


(52)

DAFTAR PUSTAKA

Amir Hamzahsuleiman,. 1998. Media Audio-visual untuk pengajaran, penerangan dan penyuluhan. Jakarta: PT.gramedia

Arief S Sadiman,.dkk. 1994. Media Pendidikan. Jakarta. PT. RajaGrafindo Persada.

A. Rohani,., 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Azhar Arsyad,. 2000. Media Pengajaran. Jakarta. PT. RajaGrafindo Persada. Darvin,. 1999. Media pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Moedjiono dan Surijanta, 1992. Media pembelajaran yang Interaktif. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursid Sumaadmadja,. 2001. Metodologi Pengajaran Geografi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Nana Sudjana,. 2001. Dasar–Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Algesindo.

Oemar Hamalik,. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Priyanto Hidayatullah..dkk.2011. Media Animasi Pendidikan Menggunakan

Flash. Bandung. Informatika Bandung

Roestiyah N.K. 1998. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Rineka Cipta.

Robert E Slavin,. 1995. Cooperative Learning. Theory, Research, and Practice: Second Edition. Boston: Allyn and Bacon.

Sardiman, A. M. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Slameto,. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Bumi Aksara.

Sudiati,. 2003. Media Pendukung Kurikulum KTSP. Jakarta: Bandung. Informatika Bandung.


(53)

Aksara.

Syaiful Sagala. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Syaiful Bahri Djamarah,. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Syaiful Bahri dan Aswan Zain, 2006. Strategi Belajar mengajar. Jakarta : RinekaCipta.

Tim Geografi. 2009. Buku Ajar Geografi Untuk Kelas X. Jakarta. PT. Yudistira.

Tim Penyusun,. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta. Bumi Poestaka.

Wina Sanjaya,. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta. Kencana.

Winkel S. J. W. S,. 2004.Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi

(http://203.130.201.221/materi_rembuknas2007/komisi%201/subkom-3-KTSP/SD/powerpoint/11_pengembangan_bahan_ajar.ppt.) (http://iptekdahlan.blogspot.com/2009/06/objek studi-geografi-i

fungsipemeblajaran.httml, diakses pada hari selasa 8 november 2011 pkl 20.20 wib)

http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/02/lks-lembar-kerja-siswa.html/ 25/112011 jam22.05


(1)

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah observasi langsung terhadap aktivitas siswa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan sejak awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran.

2. Pre Test dan Post test

Pre test dan post test dilakukan untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran yang dimaksud. Hasil belajar diukur dengan menggunakan tes pada setiap awal dan akhir siklus yang nantinya dapat dilihat prestasi belajar siswa.

3. Kuisioner

kuisioner digunakan untuk memperoleh informasi dan responden dengan menggunakan kuisoner yang diisi oleh siswa, untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan media audio visual. Wawancara dilakukan oleh peneliti secara langsung kepada siswa dan pelaksanaannya dilakukan pada setiap akhir siklus.

F. Analisis Data

Tahapan selanjutnya setelah pengumpulan data adalah analisis data. Dalam penelitian tindakan kelas, analisis dilakukan sejak awal pada setia aspek kegiatan penelitian. Pada waktu dilakukan pencatatan lapangan melalui observasi atau pengamatan tentang kegiatan pembelajaran di kelas, peneliti dapat langsung menganalisis apa yang diamatinya, situasi di dalam kelas, hubungan guru dengan


(2)

42

siswa, dan interaksi siswa dengan siswa lainnya. Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti, yaitu:

1. Data kuantitatif dari nilai hasil belajar siswa yang dapat dianalisis secara deskriptif. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistik deskriptif. 2. Data kualitatif yang merupakan data yang berbentuk kalimat yang

memberikan gambaran tentang ekspresi siswa berkaitan dengan tingkat pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran, aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, perhatian, antusias siswa, kepercayaan diri siswa, dan motivasi belajar siswa.

Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan tipe persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Hasil belajar dengan menganalisis nilai rata-rata ulangan harian. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah. Untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran di kelas X3 maka perlu dihitung jumlah siswa yang mendapat skor 7,5 minimal sebanyak 70 % dari total jumlah siswa. Aktivitas siswa dalam PBM dengan menganalisis tingkat keaktifan siswa dalam PBM tersebut. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas pembelajaran di kelas X3 maka perlu dihitung jumlah siswa yang termasuk dalam kategori rendah mencapai 75% dari total jumlah siswa. Implementasi pembelajaran dengan menganalisis tingkat keberhasilannya, kemudian dikategorikan dalam klasifikasi berhasil, kurang berhasil, tidak berhasil.


(3)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang disajikan dalam bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Melalui penggunaan Media Audio Visual dan Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat meningkatkan aktivitas belajar geografi siswa kelas X3 di SMA Negeri 2 Liwa setiap siklusnya. Rata-rata aktivitas belajar geografi siswa yang sesuai dengan aspek yang diamati pada saat pembelajaran pada siklus I yaitu sebesar 61,56% dan pada siklus II meningkat sebesar 10,23% sehingga menjadi 71,79%, dan meningkat kembali pada siklus III sebesar 10,26% menjadi 82,05%.

2.

Melalui penggunaan Media Audio Visual dan Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat meningkatkan prestasi belajar geografi siswa kelas X3 di SMA Negeri 2 Liwa setiap siklusnya. Persentaseketuntasan prestasi belajar geografi siswa pada siklus I 55,26%, pada siklus II meningkat sebesar 13,16%sehingga menjadi 68,42% dan pada siklus III meningkat sebesar 19,08% dan menjadi 87,5%.


(4)

86

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan:

1. Kepada guru dan calon guru geografi hendaknya dapat menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, salah satunya dengan penggunaan Media Audio Visual dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

2. Kepada Guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan penggunaan Media Audio Visual dan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebaiknya guru harus memperhitungkan waktu yang tersedia agar semua rencana pembelajaran dapat terlaksana secara maksimal.

3. Sebelum memulai pembelajaran dengan penggunaan Media Audio Visual dan Lembar Kerja Siswa (LKS), guru harus selalu memberi motivasi, semangat dan nasehat khususnya bagi siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran terutama pada saat diskusi berlangsung.

4. Untuk pembelajaran dengan penggunaan Media Audio Visual dan Lembar Kerja Siswa (LKS) agar aktivitas dan prestasi belajar geografi siswa meningkat, hal ini harus tetap disesuaikan dengan situasi dan kondisi kelas yang akan menerapkan penggunaan dalam pembelajaran tersebut.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Amir Hamzahsuleiman,. 1998. Media Audio-visual untuk pengajaran, penerangan dan penyuluhan. Jakarta: PT.gramedia

Arief S Sadiman,.dkk. 1994. Media Pendidikan. Jakarta. PT. RajaGrafindo Persada.

A. Rohani,., 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Azhar Arsyad,. 2000. Media Pengajaran. Jakarta. PT. RajaGrafindo Persada. Darvin,. 1999. Media pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Moedjiono dan Surijanta, 1992. Media pembelajaran yang Interaktif. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursid Sumaadmadja,. 2001. Metodologi Pengajaran Geografi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Nana Sudjana,. 2001. Dasar–Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Algesindo.

Oemar Hamalik,. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Priyanto Hidayatullah..dkk.2011. Media Animasi Pendidikan Menggunakan

Flash. Bandung. Informatika Bandung

Roestiyah N.K. 1998. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Rineka Cipta.

Robert E Slavin,. 1995. Cooperative Learning. Theory, Research, and Practice: Second Edition. Boston: Allyn and Bacon.

Sardiman, A. M. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Slameto,. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Bumi Aksara.

Sudiati,. 2003. Media Pendukung Kurikulum KTSP. Jakarta: Bandung. Informatika Bandung.


(6)

Sugioyono,.2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Suharsimi Arikunto,. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Syaiful Sagala. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Syaiful Bahri Djamarah,. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Syaiful Bahri dan Aswan Zain, 2006. Strategi Belajar mengajar. Jakarta : RinekaCipta.

Tim Geografi. 2009. Buku Ajar Geografi Untuk Kelas X. Jakarta. PT. Yudistira. Tim Penyusun,. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta. Bumi Poestaka. Wina Sanjaya,. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta.

Kencana.

Winkel S. J. W. S,. 2004.Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi

(http://203.130.201.221/materi_rembuknas2007/komisi%201/subkom-3-KTSP/SD/powerpoint/11_pengembangan_bahan_ajar.ppt.) (http://iptekdahlan.blogspot.com/2009/06/objek studi-geografi-i

fungsipemeblajaran.httml, diakses pada hari selasa 8 november 2011 pkl 20.20 wib)

http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/02/lks-lembar-kerja-siswa.html/ 25/112011 jam22.05