Peranan Dan Tanggung Jawab Notaris Dalam Kepastian Proses Pengesahan Badan Hukum

BAB II
MEKANISME SISTEM ADMINISTRASI BADAN HUKUM (SABH)
TERHADAP PROSES PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS
A. Proses Pendirian Perseroan Terbatas Berdasarkan UUPT Nomor 40 Tahun
2007

Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
yang merupakan undang-undang yang menggantikan Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas telah diakomodasi berbagai ketentuan
mengenai

Perseroan,

baik

berupa

penambahan

ketentuan


baru,

perbaikan

penyempurnaan, maupun mempertahankan ketentuan lama yang dinilai masih
relevan. Untuk lebih memperjelas hakikat perseroan, didalam Undang-Undang
Perseroan Terbatas ini ditegaskan bahwa perseroan adalah Badan Hukum yang
merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan
usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang PerseroanTerbatas serta
peraturan pelaksanaannya.
Pada awalnya keberadaan Perseroan Terbatas diatur dalam Pasal 35-36
Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD). Dalam perkembangannya,
aturan-aturan yang terdapat dalam KUHD tersebut dianggap sudah tidak dapat
menampung

perkembangan

dalam


dunia

usaha,

sehingga

pemerintah

mengeluarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas.
Setelah diberlakukan kurang lebih selama dua belas tahun, Undang-undang
Nomor 1 Tahun 1995 dipandang tidak lagi memenuhi perkembangan hukum dan

25

Universitas Sumatera Utara

26

kebutuhan masyarakat karena keadaan ekonomi dan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan informasi sudah berkembang begitu pesat khususnya

pada era globalisasi.

47

Globalisai di bidang ekonomi telah mempengaruhi berbagai sektor usaha di
dunia. Globalisasi hukum kemudian mengikuti globalisasi ekonomi tersebut,
datam arti substansi berbagai undang-undang dan perjanjian-perjanjian menyebar
melewati batas-batas negara yang mengakibatkan terjadinya peleburan prinsipprinsip hukum pada suatu negara kepada negara lainnya. Bagi Indonesia,
konsekwensi logis dari perkembangan ini adalah adanya tuntutan untuk
mengharmonisasikan prinsip-prinsip hukum ekonomi di Indonesia dengan prinsipprinsip hukum ekonomi di dunia internasional. Tanpa adanya keharmonisan
tersebut, Indonesia dapat dikucilkan dari kegiatan bisnis internasional dan
investasi karena tidak ada kepastian terhadap perlindungan hukum untuk kegiatan
bisnis yang telah biasa dilakukan di dunia internasional. 48
Meningkatnya tuntutan masyarakat akan layanan yang cepat, kepastian
hukum, serta tuntutan akan pengembangan dunia usaha sesuai dengan prinsip
pengelolaan perusahaan yang baik (good corporate governance) menuntut
penyempurnaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan

47


Abdul Kadir Muhamad, Hukum Perusahaan Indonesia, (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti,
2010), hal. 104.
48
Bismar Nasution, Tanggung Jawab Direksi Dan Komisaris Dalam Pengelolaan Perseroan
Terbatas Bank, (disampaikan pada seminar sehari “Tanggung jawab pengurus Bank dalam penegakan
dan penanganan penyimpanan dibidang perbankan menurut UUPT dan UU Perbankan”),
Diselenggarakan oleh Bank Indonesia dan Forum Komunikasi Direktur Kepatuhan Perbankan,
Surabaya 21 Februari 2008, hal 1.

Universitas Sumatera Utara

27

Terbatas.
Hal ini melatarbelakangi lahirnya Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007
Tentang Perseroan Terbatas yang menggantikan Undang-Undang Nomor 1 tahun
1995 tentang Perseroan Terbatas. Amandemen Undang Undang Perseroan
Terbatas (UUPT) dinilai Penting karena UUPT merupakan salah satu elemen
utama dari regulasi di bidang ekonomi yang harus bisa mengakomodasi berbagai
perkembangan yang muncul di dunia bisnis international. 49

Mengenai ketentuan hukum yang berlaku bagi Perseroan, diatur pada Pasal
4 UUPT 2007, yang menyatakan bahwa: “Terhadap Perseroan berlaku undangundang ini, anggaran dasar perseroan, dan ketentuan peraturan perundangundangan.”50
Mengingat Perseroan Terbatas adalah suatu badan hukum, maka sangat
dipandang perlu untuk memberikan pemaparan mengenai badan hukum itu sendiri.
Istilah badan hukum sudah lazim digunakan dalam pergaulan hukum dan
kepustakaan, bahkan merupakan istilah hukum yang resmi di Indonesia. Secara
harfiah dalam bahasa asing badan hukum merupakan terjemahan istilah hukum
Belanda yaitu

rechtspersoon, latin yaitu persona moralis, Inggris yaitu legal

persons.51 Badan Hukum adalah suatu perkumpulan/organisasi yang oleh hukum
diperlakukan seperti orang manusia, yaitu sebagai pengemban hak-hak dan
kewajiban-kewajiban, dapat memiliki kekayaan, dapat menggugat dan digugat di
49
50
51

Ibid., hal. 2.
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, Pasal 4.

R. Subekti dan R. Tjitrosoedibio, Kamus Hukum, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1982), hal. 15.

Universitas Sumatera Utara

28

muka pengadilan.52
Sebagai sebuah badan hukum, Perseroan Terbatas telah memenuhi unsurunsur sebagai badan hukum sebagaimana telah diatur dalam UUPT.Unsur-unsur
tersebut adalah sebagai berikut: 53
a.

Memiliki pengurus dan organisasi teratur.

b.

Dapat melakukan perbuatan hukum (recht handeling) dalam hubungan-hubungan
hukum (rechts betrekking),termasuk dalam hal ini dapat digugat atau menggugat
didepan pengadilan.

c.


Mempunyai harta kekayaan sendiri

d.

Mempunyai hak dan kewajiban.

e.

Memiliki tujuan sendiri
Terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi supaya pendirian perseroan sah

sebagai badan hukum, terdiri atas:54
1.

Harus didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih

2.

Pendirian Berbentuk Akta Notaris


3.

Dibuat dalam Bahasa Indonesia

4.

Setiap pendiri wajib mengambil saham

5.

Mendapat Pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia
Menurut Pasal 7 ayat (6) jo. pasal 9 UUPT 1995 atau pasal 7 ayat (4) jo. Pasal

52

Chidir Ali, Badan Hukum, (Bandung: Alumni, 2005), hal. 81.
Mulhadi, Hukum Perusahaan: Bentuk-Bentuk Badan Usaha di Indonesia, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2010), hal. 83.
54

M yahya harahap, Op., Cit, hal.161
53

Universitas Sumatera Utara

29

9 (1) UUPT 2007 , menyatakan bahwa Perseroan memperoleh status badan hukum
pada tanggal diterbitkannya Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum
perseroan.55
Demikian syarat yang mesti dipenuhi supaya pendirian dapat memperoleh
pengesahaan sah dan legalitas sebagai badan hukum (rechtpersoon, legal entity)
syarat tersebut bersifat “kumulatif”. Bukan bersifat “fakultatif” atau “alternatif”
Satu saja syarat tersebut cacat (defect) atau tidak terpenuhi mengakibatkan
pendiriannya tidak sah sebagai badan hukum.56
1.

Tahap Permohonan Pengajuan Atau Pemesanan Nama PT.
Pemesanan nama ini dilakukan lebih dahulu, untuk mengetahui nama


perseroan yang hendak dibuat tersebut sudah pernah dimiliki oleh perseroan lain atau
belum, dan untuk mengetahui nama Perseroan Terbatas yang hendak dibuat itu di
bolehkan atau tidak. Sebagaimana dimaksud di dalam pasal 16 UUPT nomor 40
tahun 2007, bahwa:
1. Perseroan tidak boleh memakai nama yang:
a.

Telah dipakai secara sah oleh perseroan lain atau sama pada pokoknya
dengan nama perseroan lain.

b.

Bertentangan dengan ketertiban umum dan, atau kesusilaan.

c.

Sama atau mirip dengan nama lembaga negara, lembaga pemerintah, atau
lembaga internasional, kecuali memiliki izin dari yang bersangkutan.

55

56

Mulhadi, Op. Cit, hal. 83.
Ibid.

Universitas Sumatera Utara

30

d.

Tidak sesuai dengan maksud dan tujuan, serta kegiatan usaha, atau
menunjukan maksud dan tujuan perseroan saja tanpa nama diri.

e.

Terdiri atas angka atau rangkaian angka, atau huruf atau rangkaian
huruf yang tidak membentuk kata atau

f.

Mempunyai arti sebagai perseroan, badan hukum, atau persekutuan
perdata.

2. Nama perseroan harus didahului dengan frase “Perseroan Terbatas” atau
disingkat PT.
3. Dalam hal perseroan terbuka selain berlaku ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), pada akhir nama perseroan ditambah kata
singkatan "Tbk".
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tatacara pemakaian nama perseroan
diatur dengan peraturan pemerintah.
2.

Tahap Pembuatan Akta Notaris Tentang Pendirian Dan Anggaran Dasar
PT.
Sebagaimana diatur dalam pasal 7 ayat 1 UU nomor 40 tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas yang menyatakan bahwa Perseroan Terbatas (PT)
didirikan oleh 2 (Dua) orang atau lebih dengan akta Notaris yang dibuat dalam
bahasa Indonesia.Akta Notaris tentang Pendirian PT inilah yang kelak
dijadikan sebagai Anggaran Dasar PT yang Bersangkutan.57
Persyaratan dalam pasal tersebut menyebutkan unsur-unsur pokok dalam

57

Iswi Hariyani, Op., Cit, hal. 217.

Universitas Sumatera Utara

31

pendirian perseroan adalah dilakukan oleh minimal dua orang, dengan akta Notaris,
dan dalam bahasa Indonesia.
Sekurang-kurangnya harus 2 (dua) orang karena dalam mendirikan Perseroan
harus didasarkan pada perjanjian, atau yang disebut asas kontraktual sesuai
dengan ketentuan pasal 1313 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, dimana
suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap
satu orang atau lebih, sehingga tidak mungkin dalam pendirian Perseroan Terbatas
hanya dibuat oleh satu orang saja. Yang dimaksud “orang” disini adalah orang
perseorangan atau badan hukum. 58
Dalam perjanjian pendirian Perseroan Terbatas diperlukan akta Notaris
karena UUPT mengharuskan pendirian PT dilakukan dalam bentuk akta Notaris,
selain karena akta Notaris adalah akta otentik.Dalam hukum pembuktian, akta
otentik dipandang sebagai suatu alat bukti yang mengikat dan sempurna.59 Artinya
bahwa apa yang ditulis di dalam akta tersebut harus dipercaya kebenarannya dan
tidak memerlukan tambahan alat bukti lain. Jika yang diajukan bukan akta Notaris
maka permohonan pengesahan akta pendirian Perseroan Terbatas dapat ditolak
oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, sehingga akan berakibat Perseroan
Terbatas tersebut tidak pernah ada.
Perjanjian pendirian Perseroan Terbatas yang dilakukan oleh para pendiri
58

I.G. Rai Widjaya, Hukum Perusahaan, (Bekasi: Megapoint Divisi dari Kesaint Blanc,
2006), hlm 153.
59
R. Subekti, Hukum Pembuktian, (Jakarta : Pradnya Paramita, 1978), hlm 27.

Universitas Sumatera Utara

32

dituangkan dalam suatu akta Notaris yang disebut dengan “Akta Pendirian”. Wujud
pendirian perseroan dalam bentuk akta pendirian yang dibuat di hadapan Notaris
yang telah disepakati oleh para pendiri memuat sekaligus anggaran dasarnya, sejak
ditandatanganinya akta pendirian perseroan oleh para pendiri sebenarnya
perseroan telah berdiri. Sifat hubungan antar pendiri adalah hubungan kontraktual
karena perseroan belum memperoleh status badan hukum.60
Perjanjian pendirian Perseroan Terbatas yang dilakukan oleh para pendiri
tersebut dituangkan dalam suatu akta Notaris, yang berarti harus otentik, tidak
boleh dibawah tangan melainkan oleh pejabat umum dan dalam bahasa Indonesia,
bukan dalam bahasa inggris atau bahasa-bahasa lain, tetapi itu bukan berarti
bahwa tidak boleh diterjemahkan ke dalam bahasa lain.61
Akta notariil merupakan akta otentik, dalam hukum pembuktian akta
otentik dipandang sebagai alat bukti yang mengikat dan sempurna, maksudnya
adalah bahwa apa yang ditulis dalam akta tersebut harus dipercaya kebenarannya
dan tidak memerlukan tambahan alat bukti lain, berbeda dengan akta di bawah
tangan, baru akan menjadi alat bukti yang sempurna apabila isinya diakui para pihak
yang membuatnya.62
Akta pendirian pada dasarnya mengatur berbagai macam hak-hak dan
kewajiban para pihak pendiri perseroan dalam mengelola dan menjalankan

60

Udin Silalahi, Badan Hukum Dan Organisasi Perusahaan, (Jakarta: Badan Penerbit
Iblam, 2005), hlm.26.
61
I.G. Rai Widjaya, Hukum Perusahaan, (Jakarta: Kesaint Blanc, 2004,) hal.153.
62
Gatot Supramono, Op., Cit, hal. 6.

Universitas Sumatera Utara

33

Perseroan Terbatas tersebut.Hak-hak dan kewajiban tersebut yang merupakan isi
perjanjian selanjutnya disebut dengan “Anggaran Dasar” perseroan, sebagaimana
ternyata dalam ketentuan Pasal 8 ayat (1) Undang-undang Perseroan Terbatas.
Dalam Hal pembuatan Akta Pendirian, pendiri dapat di wakili oleh
orang lain berdasarkan surat kuasa. Dan dalam akta pendirian harus
memuat:63
1. Anggaran dasar, memuat sekurang-kurangnya:
a. Nama dan tempat kedudukan perseroan;
b. Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha perseroan;
c. Jangka waktu berdirinya perseroan;
d. Besarnya jumlah modal dasar, modal ditempatkan, dan modal
disetor;
e. Jumlah saham, klasifikasi saham apabila ada berikut jumlah
saham untuk tiap klasifikasi, hak-hak yang melekat pada setiap
saham, dan nilai nominal setiap saham;
f. Nama jabatan dan jumlah anggota Direksi dan Dewan
Komisaris;
g. Penetapan tempat dan tata cara penyelenggaraan RUPS;
h. Tata cara pengangkatan, penggantian, pemberhentian anggota
Direksi dan Dewan Komisaris;
i. Tata cara penggunaan laba dan pembagian dividen.
Pasal 8 UUPT menegaskan bahwa akta pendirian memuat anggaran dasar
dan keterangan lain berkaitan dengan pendirian perseroan. Ketentuan pasal 8 ayat
(2) UUPT menyatakan “keterangan lain” tersebut memuat sekurang-kurangnya: 64
a.

b.

Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal
dan kewarganegaraan pendiri perseroan, atau nama, tempat
kedudukan dan alamat lengkap serta nomor dan tanggal Keputusan
Menteri mengenai pengesahan badan hukum dari pendiri perseroan;
Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat
tinggal kewarganegaraan anggota Direksi dan Dewan Komisaris
yang pertama kali diangkat; dan

63

Handri Raharjo, Hukum Perusahaan Step By Step Prosedur Pendirian Perusahaan,
(Jakarta: Djambatan, 2013), hal. 73
64
Ibid, hal. 74

Universitas Sumatera Utara

34

c.

Nama pemegang saham yang telah mengambil bagian saham,
rincian jumlah saham dan nilai nominal saham yang telah
ditempatkan dan disetor.

Dalam
kewarganegaraan

mendirikan

perseroan,

pendiri. Pada

diperlukan

dasarnya,

badan

kejelasan

mengenai

hukum Indonesia yang

berbentuk perseroan didirikan oleh Warga Negara Indonesia atau badan
hukum Indonesia. Namun, kepada Warga Negara Asing atau badan hukum
asing diberi kesempatan untuk mendirikan badan hukum Indonesia yang
berbentuk perseroan, sepanjang undang-undang yang mengatur bidang usaha
perseroan tersebut memungkinkan atau pendirian perseroan tersebut diatur dengan
undang-undang tersendiri.
Undang-Undang Perseroan Terbatas juga mengatur mengenai hal-hal yang
tidak boleh dimuat di dalam akta pendirian. Adapun hal-hal yang tidak boleh
dimuat dalam akta pendirian sebagaimana ditetapkan pasal 15 ayat (3) UUPT,
yakni:
a. Ketentuan tentang penerimaan bunga tetap atas saham;
b. Ketentuan tentang pemberian manfaat pribadi kepada pendiri atau pihak
lain.
Setiap pendiri perseroan wajib “mengambil bagian saham” pada saat proses
pendirian sebagai bukti kepemilikan atas perseroan dari harta perseroan yang
berbentuk saham, bagian saham dari pendiri ini wajib diambil oleh pendiri untuk
berperan dalam mengambil keputusan pada Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS).

Universitas Sumatera Utara

35

Pengecualian untuk “mengambil bagian saham” tidak berlaku bagi
perseroan yang didirikan dalam rangka Peleburan. Rasio dari tidak adanya
kewajiban mengambil

saham

bagi

Perseroan

Terbatas

yang

didirikan

dalam rangka Peleburan, oleh karena dalam Perseroan Terbatas (Baru) yang
didirikan, para pemegang sahamnya adalah Perseroan Terbatas yang meleburkan
diri sedangkan pendiri dari Perseroan Terbatas (Baru) yang didirikan adalah
badan hukum (Perseroan Terbatas-Perseroan Terbatas) yang meleburkan diri.
Dalam tahap pembuatan akta pendirian perseroan ini, Notaris merupakan
perpanjangan tangan dari Kementerian Hukum dan HAM, Notaris lah pejabat
pertama yang melayani para pihak yang mendirikan Perseroan Terbatas, melalui
Notaris para pihak yang ingin mendirikan perseroan juga dapat menyampaikan dan
mewujudkan niatnya untuk mendirikan Perseroan Terbatas ,sebagai badan usaha yang
berbadan hukum.Dengan keberadaan Notaris juga Kementerian Hukum dan HAM
tidak perlu lelah berhadapan dengan pihak-pihak yang ingin mendirikan Perseroan
Terbatas. Notaris diperlukan dalam hal pembuatan perjanjian ataupun akta-akta
lainnya bagi perusahaan.65
3.

Tahap Pengesahan Badan Hukum PT oleh Menteri Hukum dan HAM
Dalam mendirikan Perseroan Terbatas tidak cukup dengan akta otentik.

Syarat sahnya pendirian selanjutnya menurut Pasal 7 ayat (4), Perseroan harus
memperoleh

status

badan

hukum. Pasal tersebut berbunyi: “Perseroan

65

Abdul Kadir Muhamad, Hukum Perusahaan Indonesia, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,
1999), hal. 35.

Universitas Sumatera Utara

36

memperoleh status badan hukum pada tanggal diterbitkannya keputusan Menteri
mengenai pengesahan badan hukum perseroan”.66
Anggaran dasar badan hukum harus mendapat pengesahan secara resmi dari
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.Pengesahan oleh Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia merupakan pembenaran Anggaran Dasar Perseroan Terbatas yang
bersangkutan tidak dilarang Undang-undang, tidak bertentangan dengan ketertiban
umum dan kesusilaan. Di samping itu pengesahan juga menentukan bahwa sejak
tanggal pengesahan itu diberikan, maka sejak itu pula badan usaha yang
bersangkutan memperoleh status badan hukum sehingga telah menjadi subyek
hukum dan dengan demikian memiliki harta kekayaan sendiri yang terpisah dari
harta kekayaan pribadi pengurus atau pendirinya.
Selanjutnya untuk dapat memperoleh pengesahan tersebut,

berdasarkan

ketentuan Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang Perseroan Terbatas, prosedur yang
harus ditempuh adalah para pendiri Perseroan tersebut secara bersama-sama atau
melalui kuasanya mengajukan permohonan melalui jasa teknologi informasi
Sistem Administrasi Badan Hukum (SABH) secara elektronik kepada Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan mengisi Data Isian yang memuat
sekurang-kurangnya:
a. Nama dan tempat kedudukan perseroan;
b. Jangka waktu berdirinya perseroan;
c. Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha perseroan;
66

M. Yahya Harahap. Op.Cit, hal.173.

Universitas Sumatera Utara

37

d.

Jumlah modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor;

e.

Alamat lengkap perseroan.
Sebelum pembuatan Akta Pendirian maka didahului dengan pengajuan nama

perseroan, lalu kemudian dilanjutkan dengan mengisi data isian. Dalam hal pendiri
tidak mengajukan permohonan sendiri, maka pendiri dapat memberi kuasa kepada
Notaris.
Terhadap permohonan ini ketentuan pasal 10 ayat (1) Undang-undang
Perseroan Terbatas menetapkan jangka waktu penginputan data perseroan dalam
waktu paling lama 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal akta pendirian
ditandatangani, dilengkapi keterangan mengenai “dokumen pendukung”. Bilamana
permohonan untuk memperoleh Keputusan Menteri tidak diajukan dalam jangka
waktu 60 (enam puluh) hari tersebut maka akta pendirian menjadi batal sejak
lewatnya jangka waktu tersebut, dan Perseroan Terbatas menjadi bubar demi
hukum dan pemberesannya dilakukan oleh pendiri.
Apabila dokumen pendukung telah sesuai dengan kententuan peraturan
perundang-undangan, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia langsung menyatakan
tidak keberatan atas permohonan yang bersangkutan secara elektronik. Maksudnya
bahwa permohonan yang diajukan tersebut sudah memenuhi syarat dan
kelengkapan yang diperlukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sebaliknya
apabila dokumen pendukung tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan, Menteri langsung memberitahukan penolakan beserta alasannya kepada
pemohon secara elektronik.

Universitas Sumatera Utara

38

Dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak
tanggal pernyataan “tidak keberatan” Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia,
pemohon yang bersangkutan wajib menyampaikan secara fisik surat permohonan
yang dilampiri dokumen pendukung. Apabila semua persyaratan telah dipenuhi
secara lengkap, paling lambat 14 (empat belas) hari, Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia menerbitkan keputusan tentang pengesahan badan hukum
perseroan yang ditandatangani secara elektronik.
Dengan diperolehnya pengesahan dari Menteri yang berarti

berlakunya

Anggaran Dasar perseroan secara menyeluruh terhadap semua pihak, baik pihak
pendiri maupun pihak ketiga lainnya yang berkepentingan dengan perseroan, maka
praktis Anggaran Dasar perseroan telah menjadi “undang-undang” bagi semua
pihak. 67
Perseroan memperoleh status Badan Hukum pada tanggal diterbitkannya
keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum perseroan.Ketentuan ini
menegaskan bahwa perbuatan hukum perseroan sebagai badan hukum mulai
berlaku sejak tanggal diterbitkannya Keputusan Menteri mengenai pengesahan
badan hukum perseroan.Dengan demikian, semua tindakan hukum sebelum
pengesahan tersebut menjadi tanggung jawab setiap pendiri perseroan secara
tanggung renteng.
Jika Perseroan telah memperoleh status badan hukum dan

pemegang

67

Ahmad Yani & Gunawan Wijaya, Seri Hukum Bisnis Perseroan Terbatas, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Widjaja, 1999), hlm 30.

Universitas Sumatera Utara

39

sahamnya menjadi kurang dari 2 (dua) orang, maka selambat-lambatnya 6 (enam)
bulan terhitung sejak keadaan tersebut, pemegang saham wajib mengalihkan
sebagian sahamnya kepada orang lain atau mengeluarkan saham baru kepada
orang lain. Istilah “orang lain” yang dimaksud adalah orang yang tidak merupakan
kesatuan

harta,

atau

saham.68 Apabila tidak
secara pribadi atas

tidak

memiliki harta bersama yaitu antara pemegang

dilakukan, maka pemegang saham bertanggungjawab

segala perikatan atau

kerugian yang disebabkan oleh

perseroan.
Badan Hukum sebagai layaknya manusia mempunyai kewenangankewenangan dan tanggung jawab dalam melakukan perbuatan-perbuatan hukum,
seperti menggugat atau digugat dan melakukan perbuatan hukum lainnya. Namun
demikian, badan hukum jika dibandingkan dengan manusia memiliki keterbatasanketerbatasan tertentu, yaitu kewenangannya akan sangat bergantung kepada
peraturan-peraturan dalam anggaran dasarnya.69
Jadi kewenangan suatu badan hukum terbatas pada tindakan yang intra vires
yang sesuai dengan kecakapan yang diberikan oleh anggaran dasarnya, sehingga
dengan demikian suatu badan hukum tidak boleh melakukan tindakan yang secara
tegas dilarang anggaran dasarnya atau dengan mempertimbangkan keadaankeadaan yang menyertainya, perbuatan-perbuatan itu dapat dinilai tidak akan
menunjang kegiatan-kegiatan sesuai ketetapan

anggaran

dasar,

dan

bukan

68

IG Rai Widjaya, Op. Cit. hal. 154.
Ahmad M Ramli, Status Perusahaan Dalam Hukum Perdata Internasioal Teori Dan
Praktek, (Bandung: CV Mandar Maju, 1994), hal. 37.
69

Universitas Sumatera Utara

40

ditujukan untuk kepentingan badan hukum. Anggaran dasar suatu perusahaan juga
menjadi “batas” bagi kecakapan dan ruang lingkup kewenangan badan hukum itu,
sehingga jika suatu saat hal itu dilanggar maka dapat dikatakan bahwa itu
telah melakukan tindakan ultra vires.70
4.

Tahap Pendaftaran PT dalam Daftar Perusahaan
Undang-undang tidak mengaitkan pengesahan badan hukum Perseroan,

persetujuan dan pemberitahuan perubahan Anggaran Dasar Perseroan dengan
pendaftaran Perseroan Terbatas sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang
nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perseroan.
Dalam Pasal 29 Undang-undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007
telah meletakkan kewajiban bagi Menteri untuk menyelenggarakan Daftar
Perseroan yang terbuka untuk umum. Menteri yang memberikan pengesahan
Perseroan Terbatas menjadi badan hukum dan persetujuan perubahan anggaran
dasar

serta

menerima

pemberitahuan

perubahan

anggaran

dasar

akan

menyelenggarakan Daftar Perseroan dan memasukkan data perseroan secara
langsung.
Daftar perseroan adalah daftar perseroan yang memuat data tentang Perseroan
Terbatas (PT). Daftar perseroan dimaksudkan sebagai sumber informasi mengenai
data tentang PT yang bersifat terbuka untuk umum.Ketentuan tentang data Perseroan
saat ini diatur berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor
M.HH-03.AH.01.01 Tahun 2009 tentang Daftar Perseroan. Daftar Perseroan
70

Ibid, hal. 38.

Universitas Sumatera Utara

41

diselenggarakan

oleh

(Menkumham).Untuk

Menteri

Hukum

Menyelenggarakan

dan
Daftar

Hak

Azasi

Perseroan

Manusia

,Menkumham

menunjuk Dirjen Administrasi Hukum Umum (Dirjen AHU) 71
Dirjen AHU wajib membuat Daftar Perseroan yang memuat data Perseroan
Terbatas yang meliputi: 72
a. Nama dan tempat kedudukan terseroan terbatas ;
b. Maksud tujuan serta kegiatan usaha Perseroan Terbatas;
c. Jangka waktu pendirian Perseroan Terbatas;
d. Permodalan Perseroan Terbatas yang meliputi :
1. Modal dasar
2. Modal dasar yang ditempatkan dan disetor
3. Jumlah saham dan nilai nominal saham dan
4. Bentuk setoran saham dan besaran nilainya.
e. Alamat lengkap Perseroan Terbatas yang meliputi;
1. Nama jalan ,nomor kantor dan nomor rukun Tetangga / rukun warga;
2. Kelurahaan ,kecamatan ,kabupaten / kota,dan provinsi dan
3. Kode pos,nomor telepon ,dan fax.
f. Nomor dan tanggal akta pendirian dan Surat Keputusan Menteri
Hukum dan Hak Azasi Manusia mengenai pengesahan badan hukum
Perseroan Terbatas.
g. Nomor dan tanggal akta perubahan anggaran dasar dan
persetujuan Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Manusia
mengenai persetujuan perubahan anggaran dasar badan hukum.
h. Nomor dan tanggal Akta dan tanggal penerimaan Pemberitahuan oleh
Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Manusia;
i. Nama dan tempat kedudukan Notaris yang membuat akta pendirian dan
akta perubahan anggaran dasar;
j. Nama lengkap dan alamat pemegang saham, anggota Direksi dan
anggota Dewan Komisaris Perseroan Terbatas;
k. Nomor dan tanggal akta pembubaran atau nomor dan tanggal
penetapan pengadilan tentang pembubaran Perseroan Terbatas yang
telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia
Manusia;
l. Berakhirnya status badan hukum Perseroan Terbatas ;
m. Neraca dan laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan bagi
perseroan yang wajib di audit;

71
72

Iswi hariyani, Op. Cit, hal.234.
Ibid.

Universitas Sumatera Utara

42

Undang-undang

Perseroan

Terbatas

tidak

mengharuskan

direksi

mendaftarkan akta pendirian dan Surat Keputusan Pengesahannya dalam daftar
perusahaan dan hanya mewajibkan Menteri untuk memasukkan data perseroan
dalam Daftar Perseroan sebagai gantinya Daftar

Perusahaan. Pencatatan atau

pemasukan data perseroan ke dalam Daftar Perseroan dilakukan pada waktu yang
bersamaan dengan tanggal Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan
hukum Perseroan Terbatas. Lebih lanjut mengenai daftar perseroan ini diatur
dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH03.AH.01.01 Tahun 2009 tentang Daftar Perseroan.
Tujuan dari pendaftaran perusahaan ini mencatat bahan-bahan keterangan
yang dibuat secara benar dari suatu perusahaan dan merupakan sumber informasi
resmi untuk semua pihak yang berkepentingan mengenai identitas perusahaan
yang tercantum di dalam daftar perusahaan dalam rangka menjamin kepastian
berusaha.
Oleh karena itu setiap perusahaan, termasuk perusahaan asing yang
berkedudukan di wilayah Negara Republik Indonesia dan telah memiliki

ijin,

wajib didaftarkan dalam daftar perusahaan. Jadi maksudnya adalah agar
masyarakat, khususnya pihak ketiga perlu sekali mengetahui ketentuan-ketentuan
anggaran dasar Perseroan Terbatas.73

73

Rudhi Prasetya, Kedudukan Mandiri Perseroan Terbatas, (Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti), 1996, hal.161.

Universitas Sumatera Utara

43

5.

Tahap Pengumuman PT dalam Tambahan Berita Negara Republik
Indonesia
Pengumuman Perseroan diatur dalam Pasal 30 Undang-undang Perseroan

Terbatas. Adapun yang diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik
Indonesia adalah :
1. Akta pendirian perseroan beserta

Keputusan

Menteri

sebagaimana

dimaksud pada Pasal 7 ayat (3) UUPT;
2. Akta perubahan anggaran dasar perseroan beserta Keputusan Menteri
dalam hubungan dengan perubahan anggaran dasar;
3. Akta perubahan anggaran dasar yang telah diterima pemberitahuannya oleh
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Lebih lanjut mengenai pelaksanaan pengumuman ini diatur dalam Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M.HH02.AH.01.01 TAHUN 2010 tentang Tata Cara Pengumuman Perseroan

Terbatas

Dalam Berita Negara dan Tambahan Berita Negara Republik Indonesia.
Setelah berstatus badan hukum Menteri “wajib” untuk mengumumkan dalam
Tambahan Berita Negara Republik

Indonesia

dalam jangka waktu 14 (empat

belas) hari sejak diterbitkannya Keputusan Menteri tentang pengesahan badan
hukum. Keharusan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia yaitu
sebagai publikasi yang lebih luas. Dalam praktek, apa yang diumumkan dalam
Berita Negara itu hanyalah berita tentang telah didirikannya PT disertai beberapa
identitas penting. Jadi maksudnya adalah agar masyarakat, khususnya pihak ketiga

Universitas Sumatera Utara

44

perlu sekali mengetahui ketentuan anggaran dasar Perseroan Terbatas.74 Tujuan
publikasi yang lebih luas telah memberikan manfaat kepada masyarakat khususnya
pelaku bisnis agar lebih mudah mengetahui status dan informasi Perseoan Terbatas
yang telah berbadan hukum tersebut.
Status Perseroan Terbatas sebagai badan hukum lahir sejak diterbitkannya
Surat Keputusan Menteri mengenai pengesahannya sebagai Badan Hukum, namun
Perseroan Terbatas sempurna atau lengkap sebagai badan hukum sejak tanggal
pemuatannya

dalam

Berita Negara

Republik

Indonesia. Dengan demikian

pengumumannya dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia “tidak
menentukan” Perseroan Terbatas sebagai badan hukum.
Pengumuman dan pendaftaran perseroan yang berdasarkan undang-undang
perseroan ini dilakukan oleh Menteri tidak lagi memiliki keterkaitan langsung
dengan tanggungjawab anggota direksi, tetapi lebih pada pengumuman kepada para
pihak lain dan data yang akan dipergunakan oleh Menteri terkait sehubungan dengan
pendataan perseroan di Indonesia.75
B. Akibat Hukum Apabila PT Tidak Disahkan Menurut UUPT
1.

Akibat Hukum Terhadap RUPS
Salah satu keuntungan yang paling

pemegang

saham,

besar

diperoleh dan

dinikmati

adalah tanggung jawab terbatas (limited liability). Tujuan

74

Rudhi Prasetya, Kedudukan Mandiri dan Pertanggungjawaban Terbatas dari
Perseroan Terbatas, (Airlangga University Press, Surabaya, 1983), hlm. 161.
75
Jamin Ginting, Hukum Perseroan Terbatas (UU No.40 Tahun 2007), (Bandung: PT Citra
Aditya Bakti , 2007), hlm. 53.

Universitas Sumatera Utara

45

utama yang ingin dicapai prinsip limited liability, untuk menjadikan perseroan
sebagai kendaraan yang menarik penanam modal, sebab melalui prinsip separate
entity hukum memberi batas dan perlindungan kepada pemegang saham terlepas
dan terbebas dari tuntutan dari pihak ketiga yang timbul dari kontrak atau transaksi
yang dilakukan perseroan. Dengan demikian, melalui prinsip limited liability ini,
bertujuan untuk agar para pemegang saham mau menaruh sejumlah uang dalam bisnis
yang dikelola perseroan tanpa memikul resiko yang dapat menjangkau harta
pribadinya.
Pemegang saham atau pendiri dapat saja melakukan RUPS dalam kondisi
perseroan yang belum mendapat pengesahan, tetapi mengenai tanggung jawab
pemegang saham masih belum menjadi tanggung jawab terbatas (limited liability).
Sebagaimana yang ditegaskan Pasal 3 ayat (1) Undang-undang Perseroan
Terbatas yaitu :
(1)Pemegang

saham

perseroan

tidak

bertanggung

jawab

secara

pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama Perseroan dan tidak
bertanggung jawab atas kerugian Perseroan melebihi saham yang dimiliki
(2)“Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku apabila:
persyaratan Perseroan sebagai badan hukum belum atau tidak terpenuhi”
Mengenai tindakan perusahaan

dalam melakukan kegiatannya apabila

mengakibatkan perseroan berhutang kepada kreditor dalam jumlah besar maka
apabila asset perusahaan tidak cukup membayar hutang yang ada maka Pendiri dan
para pemegang saham harus ikut membayar hutang tersebut (tanggung renteng).

Universitas Sumatera Utara

46

Hal tersebut dapat dilihat pada pasal 14 ayat 2 ,dan 4 UUPT nomor 40 tahun
2007 berbunyi :
(2) Dalam hal perbuatan hukum dilakukan oleh pendiri atas nama Perseroan
yang belum memperoleh status badan hukum, perbuatan hukum tersebut
menjadi tanggung jawab pendiri yang bersangkutan dan tidak mengikat
Perseroan.
(4) Perbuatan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya mengikat
dan menjadi tanggung jawab Perseroan setelah perbuatan hukum tersebut
disetujui oleh semua pemegang saham dalam RUPS yang dihadiri oleh
semua pemegang saham Perseroan.
Apabila perusahaan sudah mendapat pengesahan menjadi badan hukum maka
harus dilakukan RUPS pertama yang harus diselenggarakan paling lambat 60 (enam
puluh) hari setelah Perseroan memperoleh status badan hukum. Ini bertujuan untuk
mengetahui segala perbuatan hukum pendiri atau pemegang saham selama perseroan
sebelum mendapat pengesahan menjadi badan hukum yang menjadi tanggung jawab
perseoan atau tanggung jawab pribadi pendiri atau pemegang saham.”76
Dalam hal perbuatan hukum yang dilakukan oleh pendiri tersebut tidak
disahkan pada RUPS perseroan pertama kali, maka perbuatan hukum tersebut hanya
mengikat dan merupakan tanggung jawab pendiri bersangkutan. Sehingga tidak
mengikat perseroan. Ketentuan ini berlaku apabila telah lewatnya jangka waktu untuk
menyelenggarakan RUPS perseroan pertama kali sebagaimana diatur Pasal 14 ayat
(5) UUPT yang berbunyi:77

76

Wawancara dengan Notaris Wahdini Syafrina tanggal 2 juni 2015
Bimo Prasetio, Hukum Online ,Sifat Mengikat dan Kekuatan Hukum Keputusan Sirkuler
Pemegang Saham, http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt5077f01cbd4d3/sifat-mengikat-dankekuatan-hukum-keputusan-sirkuler-pemegang-saham, diakses 5 Agustus 2015.
77

Universitas Sumatera Utara

47

“RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (4) adalah RUPS pertama yang
harus diselenggarakan paling lambat 60 (enam puluh) hari setelah Perseroan
memperoleh status badan hukum.”
2.

Akibat Hukum Terhadap Direksi dan Dewan Komisaris
Pasal 7 ayat (4) Undang-undang Perseroan yang baru menyatakan Perseroan

memperoleh status badan hukum setelah akta pendiriannya disahkan oleh Menteri.
Suatu Perseroan yang belum memperoleh status badan hukum, Direksi dan
Dewan Komisaris tetap berwenang melakukan tindakannya dalam menjalankan dan
melakukan pengawasan terhadap perusahaan. Namun bilamana perbuatan hukum
perusahaan tersebut

mengakibatkan kerugian kepada pihak lain maka tindakan

Direksi dan Dewan Komisaris tersebut menjadi tanggung jawab renteng bersamasama pendiri atau pemegang saham.
Dapat di lihat di Pasal 14 (1) UUPT Nomor 40 2007 berbunyi :
Perbuatan hukum atas nama Perseroan yang belum memperoleh status badan
hukum, hanya boleh dilakukan oleh semua anggota Direksi bersama-sama
semua pendiri serta semua anggota Dewan Komisaris Perseroan dan mereka
semua bertanggung jawab secara tanggung renteng atas perbuatan hukum
tersebut.
Dengan merujuk pada ketentuan tersebut di atas, dapat dipahami bahwa ketika
suatu perseroan belum dinyatakan sebagai badan hukum, dan para pendiri melakukan
perbuatan hukum dengan pihak ketiga/pihak lainnya dengan mengatasnamakan
perseroan tersebut sebagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung, maka
perbuatan dimaksud merupakan tanggung jawab dari seluruh anggota Direksi,
termasuk anggota Dewan Komisaris. Perbuatan tersebut dapat dilaksanakan dengan

Universitas Sumatera Utara

48

ketentuan dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh anggota Direksi, para pendiri
termasuk anggota Dewan Komisaris. 78
Namun, dalam hal perbuatan hukum tersebut dilakukan oleh pendiri, tidak
bersama-sama dengan Direksi dan Dewan Komisaris (organ perusahaan, termasuk
RUPS) dengan mengatasnamakan perseroan sebelum memperoleh status badan
hukum, maka perbuatan hukum tersebut menjadi tanggung jawab pendiri yang
bersangkutan, sebagaimana ditentukan dalam Pasal 14 ayat (2) UUPT, yang
menyatakan:79
“Dalam hal perbuatan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
oleh pendiri atas nama Perseroan yang belum memperoleh status badan
hukum, perbuatan hukum tersebut menjadi tanggung jawab pendiri yang
bersangkutan dan tidak mengikat Perseroan.”
3.

Akibat Hukum Terhadap Pihak ke-3
Dalam Pasal 14 ayat (1) UUPT nomor 40 tahun 2007 menyatakan perbuatan

hukum atas nama Perseroan yang belum memperoleh status badan hukum hanya
boleh dilakukan oleh anggota Direksi bersama-sama semua pendiri, serta semua
anggota Dewan Komisaris Perseroan. Perbuatan hukum tersebut menjadi tanggung
renteng semua pendiri, anggota direksi dan anggota dewan komisaris.
Apabila Pihak ketiga dirugikan oleh perbuatan hukum perseroan yang belum
berbadan hukum ,maka pihak ke-tiga dalam hal ini kreditur akan menagih hutang
78

Bimo Prasetio, Hukum Online ,Sifat Mengikat dan Kekuatan Hukum Keputusan Sirkuler
Pemegang Saham, http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt5077f01cbd4d3/sifat-mengikat-dankekuatan-hukum-keputusan-sirkuler-pemegang-saham, diakses 5 Agustus 2015
79
Bimo Prasetio, Hukum Online ,Sifat Mengikat dan Kekuatan Hukum Keputusan Sirkuler
Pemegang Saham, http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt5077f01cbd4d3/sifat-mengikat-dankekuatan-hukum-keputusan-sirkuler-pemegang-saham, diakses 5 Agustus 2015

Universitas Sumatera Utara

49

kerugiannya ke pihak perusahaan. Perusahaan yang belum berbadan hukum tentulah
mengenai tanggung jawab nya masih menjadi tanggungjawab

pendiri atau

pemegang saham (tanggung jawab renteng). Belum menjadi tanggung jawab terbatas
(limited liability).
Bila mana kerugian hutang pihak kreditur harus dibayar , maka asset
perusahaan yang ada beserta harta pribadi pendiri atau pemegang saham dapat
dibebankan untuk membayar hutang tersebut.
Dan jika asset tersebut diatas tidak mampu melunasi hutang kerditur maka
Kreditur dapat memohonkan pailit terhadap perusahaan yang belum berbadan hukum
tersebut dan pendiri atau pemegang saham perseroan tersebut.
Ketentuan dalam UUPT nomor 40 tahun 2007 tersebut sesuai dengan Kitab
Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) Pasal 39 yaitu selama pendaftaran dan
pengumuman tersebut belum diselenggarakan, maka
adalah

orang

demi

orang

sekalian

pengurusnya

dan masing-masing bertanggung jawab untuk

seluruhnya, atas tindakan mereka terhadap pihak ketiga.
4.

Akibat Hukum Terhadap Notaris
Apabila Perusahaan tidak mendapatkan pengesahan menjadi badan hukum

oleh Menteri diakibatkan karena kelalaian Notaris maka Notaris dapat dikenakan
sanksi oleh aturan yang berlaku. Dengan adanya kuasa oleh pendiri berarti Notaris
telah menyanggupi untuk memproses perusahaan tersebut melalui SABH untuk
mendapatkan pengesahan menjadi Badan Hukum.

Universitas Sumatera Utara

50

C. Mekanisme

SABH

Terhadap

proses

pendirian

PT

Berdasarkan

Permenkumham Nomor 4 tahun 2014.
Sekarang dan dimasa-masa mendatang, kegiatan ekonomi, sosial, politik
dan bahkan kebudayaan tanpa dapat dihindarkan akan makin banyak dilakukan
dengan memanfaatkan jasa jaringan komputer dan telekomunikasi elektronik.
Kegiatan dengan pendekatan paperless, jasa komputer dan telekomunikasi
elektronik ini nantinya akan memperoleh posisi yang sentral dalam kegiatan umat
manusia sehari-hari. Oleh karena itu, para ahli hukum administrasi negara dan
hukum tata negara, para penentu kebijakan dan juga para pengamat serta peminat
mengenai urusan-urusan

administrasi

yang

berkaitan

dengan fungsi-fungsi

kenegaraan dan pemerintahan harus juga turut memperhitungkan pentingnya jasa
komputer dan telekomunikasi elektronik ini di masa mendatang.80
Keseluruhan informasi yang dikomputerisasikan tersebut perlu dikembangkan
menurut standar tertentu, sehingga perangkat sistem yang dikembangkan bersifat
computable satu sama lain dan dapat saling terkait dalam jaringan sistem informasi
yang terintegrasi secara nasional melalui sistem otomatisasi elektronik.81
Sistem Administrasi Badan Hukum (SABH) yang merupakan produk hukum
berbasis internet yang dikeluarkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia, dalam pelaksanaannya tunduk pada aturan-aturan
yang termuat dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
80

Mhd. Shiddiq, Perkembangan Pemikiran Dalam Ilmu Hukum, (Jakarta: Pradnya Paramita,
2003), hal. 93.
81
Ibid.

Universitas Sumatera Utara

51

Terbatas sebagai dasar hukum diselenggarakannya sistem

elektronik

tersebut.

Sistem Administrasi Badan Hukum (SABH) pada dasarnya harus memiliki
sinkronisasi dengan aturan-aturan yang terdapat di dalam Undang-Undang Nomor
40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka pemerintah melakukan kebijakan
hukum berupa Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Azasi Manusia Nomor 4 Tahun
2014 Tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan Pengesahan Badan Hukum Dan
Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Serta Penyampaian

Pemberitahuan

Perubahan Anggaran Dasar Dan Perubahan Data Perseroan Terbatas, dimana
ditegaskan dalam pasal 1 ayat (3) nya, bahwa SABH adalah pelayanan jasa
teknologi informasi perseroan secara elektronik yang diselenggarakan oleh
Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum.
Pasal 1 ayat (4) Peraturan Menteri tersebut berbunyi sebagai berikut:
“Pemohon adalah pendiri bersama-sama atau direksi Perseroan yang telah
memperoleh status Badan Hukum atau Likuidator Perseroan bubar atau Kurator
Perseroan pailit yang memberikan kuasa kepada Notaris untuk mengajukan
permohonan melalui SABH”.
Peraturan Menteri di atas sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 9 ayat (3)
Undang undang Perseroan Terbatas yang menyatakan bahwa dalam hal pendiri
tidak mengajukan sendiri permohonan untuk memperoleh keputusan Menteri
mengenai pengesahan Badan Hukum, pendiri hanya dapat memberi kuasa kepada
Notaris. Hal tersebut adalah awal ataupun kata kunci dalam peranan Notaris dalam
Sistem Administrasi Badan hukum (SABH).

Universitas Sumatera Utara

52

Pemohon dalam hal ini Notaris yang telah memenuhi persyaratan administrasi
yang telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Jenderal Administrasi Hukum Umum
Akan diberikan kode password tertentu dimana password tersebut adalah merupakan
salah satu cara sistem komputer melakukan verifikasi terhadap pengguna
(pemohon), bahwa pengguna tersebut adalah pihak yang berhak menggunakan login.
Password adalah bagian penting dari keamanan e-mail dan login, maka dari itu
tekhnik pemilihan password itu sifatnya rahasia,dan seharusnya tidak diketahui
orang lain, jika seseorang mengetahui password tersebut, maka dia dapat mengakses
sistem dengan menggunakan hak-hak Pengguna (pemohon), dan kemungkinan
tanpa sepengetahuan pengguna (pemohon) dapat mengirimkan pesan atas nama
pemohon dan melakukan kegiatan yang sifatnya merusak (destruktif).82
Dengan kata lain ,karena hanya Notaris yang bisa login dan memiliki password
maka permohonan pengesahan badan hukum kepada Menteri tidak dapat dilakukan
secara sendiri tanpa adanya peran dari Notaris.Walaupun di dalam ketentuan Pasal 9 ayat
(3) tersebut diatas memungkinkan adanya pengurusan dilakukan oleh pendiri, namun
dalam kenyataannya

hanya

Notaris

yang dapat

mengajukan permohonan, pada

ketentuan pasal 9 ayat (3) juga menentukan hanya Notaris yang dapat diberi kuasa oleh
para pendiri untuk mengurus pengajuan pengesahan badan hukum,bukan subjek hukum
yang lain.83
Sistem Administrasi Badan Hukum menurut Peraturan Menteri tersebut
di atas diberlakukan pada:

82
83

Wawancara dengan Notaris Siti Syarifah, tanggal 10 juni 2015
Wawancara dengan Notaris Siti Syarifah tanggal 10 juni 2015

Universitas Sumatera Utara

53

a.

Pengesahan badan hukum Perseroan Terbatas (diatur dalam Bab II Pasal 2Pasal 17)

b.

Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas (diatur dalam Bab III
pasal 18-Pasal 23)

c.

Pemberitahuan

Perubahan Anggaran Dasar Dan Perubahan Data Perseroan

Terbatas. (diatur dalam Bab IV pasal 24-Pasal 30)
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-01.AH.01.01 Tahun 2011 tentang Tata
Cara Pengajuan Permohonan Pengesahan Badan Hukum dan Pesetujuan
Perubahan Anggaran Dasar serta Penyampaian Pemberitahuan Perubahan
Anggaran Dasar dan Perubahan Data Perseroan Terbatas (Berita Negara Republik
Indonesia Nomor 187 Tahun 2011), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Untuk melakukan pemesanan nama perseroan, proses pendirian dan
pengesahan badan hukum dilakukan melalui Sistem Administrasi Badan Hukum di
situs yang telah di sediakan oleh Ditjen AHU.84
Sebelum memulai pembuatan Akta Pendirian, Notaris harus lebih dahulu
mengecek nama perseroan yang akan dipakai di dalam dalam website
“http://www.ahu.go.id”, dimana hal tersebut melalui proses yang harus dilakukan
dalam SABH yang di sediakan oleh Ditjen AHU sebagai penyelenggara
layanannya.
Tiap Notaris

yang

akan

mengakses

SABH

haruslah mendaftarkan

dirinya ke pihak penyelenggara layanan yang perwakilannya bertempat di

84

Panduan Aplikasi Perseroan Terbatas
http://panduan.ahu.web.id/doku.php?id=perseroan_terbatas di akses tanggal 30 mei 2015

Universitas Sumatera Utara

54

Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia. Selanjutnya Notaris diberikan suatu
kata kunci atau password yang terdiri dari rangkaian huruf atau angka yang dapat
dirubah sesuai dengan keinginan Notaris yang bersangkutan. Selain itu Notaris juga
dilengkapi dengan user ID atau nama dari pengguna, biasanya adalah nama dari
Notaris itu sendiri, untuk digunakan dalam membuka atau memulai pengaksesan
di dalam website SABH yangberalamat di http://www.ahu.go.id.
Dengan demikian yang dapat melakukan permohonan pengesahan terhadap
akta-akta Notaris hanyalah Notaris itu sendiri, dan tidak dapat lagi biro jasa atau
orang lain dan bahkan orang dalam perusahaan turut mengurus langsung dalam
proses pengesahan tersebut.Tetapi dalam hal pemesanan nama Perusahaan saat ini
sudah dapat dilakukan secara online baik itu oleh masyarakat umum maupun oleh
Notaris dengan syarat dan ketentuan yang di tetapkan oleh Direktorat Jenderal
Administrasi Hukum Umum (Ditjen AHU).
1.

Alur Proses Pengesahan PT Melalui SABH Di Website Ditjen AHU
Alur pelaksanaan Sistem Administrasi Badan Hukum (SABH) dalam

prakteknya berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan di beberapa kantor Notaris
di Medan dapat diuraikan sebagai berikut:85
a. Untuk melakukan pemesanan nama PT terlebih dahulu Pemohon masuk ke
halaman muka situs “www.ahu.go.id“ Masuk ke bagian “SIMPADHU”86
untuk melakukan pemesananan voucher pemesanan nama perseroan. (batas

85
86

Wawancara dengan Notaris Rahmat Nauli Siregar tanggal 5 Agustus 2015
Lihat lampiran 1

Universitas Sumatera Utara

55

pembayaran hanya 2 hari dari tanggal pemesanan voucher, apabila telah
lewat dari 2 hari, maka nomor voucher tidak dapat digunakan).
b. Print voucher Pesan nama (senilai Rp 200.000), kemudian bawa pada bank
BNI selaku bank yang ditunjuk untuk melakukan pembelian voucher PT
online.87
c. Setelah itu Pemohon kembali masuk ke situs
bagian

“PERSEROAN

TERBATAS”88

dan

www.ahu.go.id Masuk ke
akan

muncul

tampilan

“PERSEROAN”.89 kemudian lakukan proses pemesanan nama dan masukkan
kode vocher yang telah dibayar sebelumnya dan nama perusahaan yang di
inginkan.

90

Maka akan muncul tampilan pernyataan bahwa nama yang di

pesan telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.91 Lalu
akan keluar menu diterima atau atau tidaknya pemesanan nama, bila ada
nama yang sama maka harus diganti.
d. Bila pemesanan nama diterima dan mendapat persetujuan92 maka kemudian
bisa dilanjut pada proses pendirian PT untuk mendapatkan pengesahannya.
e. Pemohon kembali Masuk ke masuk ke halaman muka situs dan Masuk ke
bagian “SIMPADHU”93 untuk melakukan pemesanan voucher PNBP untuk
pengesahan PT94 dan voucher PNBP BN/TBN.95 (batas pembayaran hanya 2
87

Lihat lampiran 2
Lihat lampiran 1
89
Lihat lampiran 3
90
Lihat lampiran 4
91
Lihat lampiran 5
92
Lihat lampiran 6
93
Lihat lampiran 1
94
Lihat lampiran 7
95
Lihat lampiran 8
88

Universitas Sumatera Utara

56

hari dari tanggal pemesanan voucher, apabila telah lewat dari 2 hari, maka
nomor voucher tidak dapat digunakan).
f. Tetapi kalau hanya untuk perubahan PT terhadap data perseroan maka
pembayan PNBP tidak ada.
g. Kemudian voucher di print dan lakukan pembayaran di BNI sebesar PNBP
pengesahan senilai Rp 1.000.000 dan PNBP BN/TBN senilai Rp.580.000.
h. Setelah itu kembali masuk ke halaman muka situs Pendirian PT dengan
mencantumkan kode pembayaran setelah itu tampilan untuk pengisian data
akan keluar dan kemudian melakukan pengisian data perseroan.96
i. Kemudian bila semua data yang dimasukkan sudah terpenuhi maka akan
muncul “Surat Pernyataan Elektronik oleh Notaris tentang kebenaran data
Perseroan Terbatas”.97
j. Apabila pemohon sudah menyatakan kebenaran data tersebut maka akan
muncul “Pratinjau Pengisian Data Perseroan”98 yang gunanya untuk
mengetahui secara lebih dini pengkoreksian terhadap data yang telah
dimasukkan tersebut.
k. Kemudian pemohon sudah menyatakan kebenaran data tersebut maka akan
muncul “Pernyataan Tidak Keberatan oleh Menteri” dalam hal permohonan
pengesahan perusahan tersebut.99

96

Lihat lampiran 9
Lihat lampiran 10
98
Lihat lampiran 11
99
Lihat lampiran 12
97

Universitas Sumatera Utara

57

l. Setelah selesai baru SK pengesahan keluar dan bisa di cetak. 100
m. Lembar Negara berupa Tambahan Berita Negara bisa dicetak jika kita telah
mengirim kan dokumen berupa softcopy ke “email.btbn.co.id” dan hardcopy
ke PNRI (Perpustakaan Nasional Republik Indonesia) (Gudang Ditjen AHU)
dengan Alamat Jalan Percetakan Negara Nomor 21, Jakarta Pusat, untuk
keperluan penerbitan Berita Negara dan Tambahan Berita Negara serta
keperluan pengarsipan Ditjen AHU yang terdiri dari:
a.

Akta pendirian PT (dengan tidak dicantumkannya materai dan tanda
tangan Notaris)

b.

Lembar pembayaran TBN

c.

Fotocopi Surat Keputusan pengesahan badan hukum oleh Menteri.

d.

Surat pernyataan dari Notaris telah dilakukan pengiriman akta
perusahaan dalam bentuk softcopy dan dibubuhi materai Rp 6.000,(enam ribu rupiah) 101

e.

Setelah itu menunggu Tambahan Berita Negara di kirim oleh Negara
PNRI. 102

2.

Tahapan Pembuatan Akta Pendirian perusahaan Oleh Notaris dan Proses
Pengesahan Perseroan menjadi Badan Huk