Tanggung Jawab Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dan Pejabat Pembuat Akta Sementara (PPAT Sementara) Dalam Pembuatan Akta Jual Beli Tanah Beserta Akibat Hukumnya Dari Segi Hukum Agraria

TANGGUNG JAWAB PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT) DAN
PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH SEMENTARA (PPAT
SEMENTARA) DALAM PEMBUATAN AKTA JUAL BELI TANAH
BESERTA AKIBAT HUKUMNYA DARI SEGI HUKUM AGRARIA
ABSTRAK
* Theovani
** Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN
*** Mariati Zendrato, SH, M.Hum
Dasar hukum PPAT berupa UUPA No. 5 tahun 1960 tentang Ketentuan
Hukum PPAT, Undang Undang No. 4 tahun 1996 tentang Hak Tanggungan,
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, dan
Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat
Pembuat Akta Tanah sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 24
Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 1998
Perumusan masalah dalam skripsi yaitu bagaimana peran PPAT dan PPAT
Sementara di Indonesia, pelaksanaan kewajiban PPAT dan PPAT sementara dalam
pemeriksaan status tanah sebagai persiapan pembuatan akta jual beli tanah dan
tanggungjawab PPAT dan PPAT Sementara dalam pembuatan akta jual beli tanah
beserta akibat hukumnya.
Metode yang digunakan adalah penelitian hukum empiris, sumber data
yang digunakan Bahan hukum primer, Bahan hukum sekunder dan Bahan hukum

tertier. Teknik pengumpulan data dengan cara studi kepustakaan. Teknik analisa
data mempergunakan metode kualitatif.
Peran PPAT dan PPAT sementara di Indonesia adalah memberikan
informasi yang benar serta menjelaskan pentingnya tanah untuk didaftarkan karena
akan diperoleh sertifikat bagi pemiliknya, yaitu pada saat para pihak menghadap
Camat selaku PPAT untuk meminta dibuatkan akta jual beli. Pelaksanaan
kewajiban PPAT dan PPAT sementara dalam pemeriksaan status tanah sebagai
persiapan pembuatan akta jual beli tanah yaitu memeriksa persyaratan jual beli
tanah untuk sahnya perbuatan hukum yang bersangkutan dan mengirimkan daftar
laporan akta-akta PPAT Sementara setiap awal bulan dari bulan yang sudah
berjalan kepada BPN Propinsi/Daerah, kepala Perpajakan, dan Kepala Kantor
Pajak Bumi dan Bangunan. Tanggungjawab PPAT dan PPAT sementara dalam
pembuatan akta jual beli tanah beserta akibat hukumnya yaitu dikenakan sanksi
administratif dimana PPAT sebagai pejabat umum dapat diberhentikan dengan
hormat ataupun tidak hormat dari jabatannya dan menerima sanksi perdata berupa
penggantian biaya, bunga dan ganti rugi. Akibat hukumnya akta dapat dibatalkan
atau batal demi hukum, maka dari kesalahan-kesalahannya tersebut tanpa
terkecualikan seorang camat pun dapat dimintakan pertanggung jawabannya.
Kata kunci : Ganti rugi, pembebasan tanah, hak tanggungan


*) Mahasiswi Fakultas Hukum USU/Penulis
**) Dosen/Staf Pengajar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Dosen Pembimbing I
***) Dosen/ Staf Pengajar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Dosen Pembimbing II

Universitas Sumatera Utara