Perlindungan Hukum Terhadap Tertanggung Asuransi Kendaraan Bermotor Yang Terikat Perjanjian Pembiayaan Konsumen (Studi Pada PT. Astra Credit Company Cabang Medan)

 

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembiayaan konsumen adalah badan usaha yang melakukan pembiayaan
pengadaan barang untuk kebutuhan konsumen dengan sistem pembayaran
angsuran atau berkala. Pembiayaan konsumen merupakan salah satu bidang usaha
lembaga pembiayaan. Di Indonesia badan usaha di luar bank dan lembaga
keuangan bukan bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang
termasuk dalam atau seluruh bidang usaha lembaga pembiayaan biasanya disebut
perusahaan pembiayaan atau perusahaan multi finance.1 Yang termasuk bidang
usaha dari lembaga pembiayaan adalah sewa guna usaha (leasing), perdagangan
surat berharga, anjak piutang, modal ventura, pembiayaan konsumen, dan kartu
kredit.
Lembaga pembiayaan adalah bagian dari lembaga keuangan yang
mempunyai peranan penting sebagai sumber pembiayaan alternatif untuk
membantu pertumbuhan perekonomian.
Perusahaan pembiayaan berdasarkan Pasal 1 angka (1) Peraturan Presiden
Republik Indonesia No. 9 tahun 2009 tentang lembaga pembiayaan, adalah badan
usaha yang khusus didirikan untuk melakukan sewa guna usaha, anjak piutang,

pembiayaan konsumen, dan/atau usaha kartu kredit, perusahaan pembiayaan
berbentuk perseroan terbatas dan koperasi.
http://rinaldisantoso.blogspot.co.id/2011/11/”pembiayaan-konsumen".html, diakses
tanggal 1 Oktober 2015
1

 
 

Universitas Sumatera Utara

 

Adapun yang dimaksud dengan pembiayaan konsumen menurut pasal 1
angka (7) Peraturan Presiden No. 9 tahun 2009 jo. Pasal 1 huruf (g) peraturan
Menteri Keuangan No. 84/PMK.012/2006 tentang perusahaan pembiayaan adalah
kegiatan pembiayaan dalam bentuk dana untuk pengadaan barang berdasarkan
kebutuhan konsumen dengan sistem pembayaran dengan angsuran.
Dari definisi tersebut terdapat empat hal penting yang merupakan dasar
dari pembiayaan konsumen, yaitu:

1. Pembiayaan konsumen merupakan salah satu alternatif pembiayaan yang
dapat diberikan kepada konsumen.
2. Objek pembiayaan adalah barang kebutuhan konsumen, seperti komputer,
barang elektronik, kendaraan bermotor dan lain-lain.
3. Sistem pembiayaan angsuran dilakukan secara berkala, biasanya secara
bulanan dan tagihan langsung kepada konsumen.
4. Jangka waktu pengembalian bersifat fleksible, tidak terikat dengan
ketentuan
Dalam prakteknya perusahaan pembiayaan ini berhubungan dengan
perjanjian. Perjanjian yang melahirkan perikatan itu merupakan hubungan hukum,
timbul karena adanya peristiwa hukum yang dapat berupa perbuatan, kejadian,
dan atau keadaan. Objek hubungan hukum itu adalah harta kekayaan yang dapat
diniliai dengan uang. Perjanjian yang dibuat para pihak menetapkan diterimanya
kewajiban hukum untuk dilaksanakan oleh pihak lain. Tiap-tiap pihak mempunyai
hak dan kewajiban secara timbal-balik. Pihak yang satu mempunyai hak untuk
menuntut sesuatu dari pihak yang lain, dan sebaliknya pihak yang lain itu wajib

 
 


Universitas Sumatera Utara

 

memenuhi tuntutan itu. Pihak yang berhak menuntut sesuatu disebut kreditur dan
pihak yang wajib memenuhi sesuatu disebut debitur. Sedangkan sesuatu yang
dituntut itu disebut sebagai prestasi dan diantara pihak debitur dan pihak kreditur
terdapat kontra prestasi. Perjanjian dalam hal ini mengikat para pihak yang terlibat
dalam perusahaan pembiayaan tersebut dan harus dilaksanakan dengan itikad baik
oleh masing-masing pihak. Dan perjanjian perusahaan pembiayaan yang telah
disepakati ini harus dituangkan dalam bentuk tertulis.2
Pembiayaan konsumen masih mendominasi industri tahun 2014 lalu. Saat
ini bisnis pembiayaan menjadi penopang utama penjualan otomotif dan penjualan
alat berat. Sebab hampir 80% penjualan otomotif dibiayai secara pinjaman.3
Industri multifinance di Indonesia berada dibawah pengawasan Otoritas Jasa
Keuangan (OJK). Multifinance terdiri dari jasa sewa guna usaha (leasing),
pembiayaan anjak piutang (factoring), pembiayaan konsumen (consumer finance)
dan usaha kartu kredit (credit card). Dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden
Nomor 9 Tahun 2009, diaturlah ketentuan tentang Lembaga Pembiayaan, yang
kemudian


ditindak

lanjuti

oleh

Peraturan

Menteri

Keuangan

Nomor

84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan sebagaimana yang telah
diubah menjadi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 43/PMK.010/2012 tentang
Uang Muka Pembiayaan Konsumen untuk Kendaraan Bermotor pada Perusahaan
Pembiayaan. Dalam Pasal 1 angka (2) Perpres No. 9 Tahun 2009 tersebut
disebutkan bahwa yang dimaksud dengan Lembaga Pembiayaan adalah badan

Nuraisyah Matondang, Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Leasing Kendaran
Bermotor pada PT. Difo Star Finance Medan, Jurnal FH. USU 2008, hal 5
3
http://www.beritasatu.com/ekonomi/243253-pertumbuhan-aset-multifinance-2014terendah-sejak-2008.html (diakses pada hari Selasa tanggal 1 Desember 2015).
2

 
 

Universitas Sumatera Utara

 

usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau
barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat.
Sebagai usaha yang bergerak dalam pengembangan industri jasa keuangan
pada bidang pembiayaan mobil (automobile financing) yaitu PT. Astra Credit
Companies (ACC) merupakan anak dari perusahaan PT. Astra International, Tbk.
Perusahaan tersebut merupakan salah satu perusahaan pembiayaan terbesar di
Indonesia yang terdiri dari 7 (tujuh) perusahaan pembiayaan, yaitu PT Astra

Sedaya Finance, PT. Swadharma Bhakti Sedaya Finance, PT. Estika Sedaya
Finance, PT. Astra Multi Finance, PT. Astra Auto Finance, PT. Surya Artha
Nusantara Finance, PT. Stacomitra Sedaya Finance.4
PT. Astra Credit Company (ACC) merupakan usaha yang bergerak
dalam industri pembiayaan jasa keuangan, khususnya pada bidang pembiayaan
kendaraan mobil dengan menyediakan pembiayaan untuk pembelian kendaraan
baru maupun bekas, karena perusahaan ini memiliki hubungan dengan jaringan
distribusi kendaraan di seluruh Indonesia. Kendaraan bermotor merupakan salah
satu produk yang banyak di kredit oleh konsumen. Dengan munculnya berbagai
jenis kendaraan baru dan dengan kecanggihannya masing-masing makin
menambah deretan panjang bagi para konsumen untuk berlomba-lomba memiliki
kendaraan tersebut.
Pasal 1 butir (2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.010/2007
tentang Penyelenggaraan Pertanggungan Asuransi Pada lini Usaha Asuransi
Kendaraan Bermotor memberikan definisi Asuransi Kendaraan Bermotor adalah

 
 

Universitas Sumatera Utara


 

produk asuransi kerugian yang melindungi tertanggung dari risiko kerugian yang
mungkin timbul sehubungan dengan kepemilikan dan pemakaian kendaraan
bermotor.
Asuransi kerugian memberikan jasa dalam penanggulangan risiko atas
kerugian, kehilangan manfaat, dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga
yang timbul dari peristiwa tidak pasti. Objek yang diperjanjikan dalam asuransi
kerugian melekat pada benda atau harta kekayaan. Objek asuransi kerugian selalu
dapat dinilai dengan uang, dapat rusak, musnah dan hilang. Asuransi kerugian
meliputi asuransi kebakaran, asuransi laut, asuransi tanggung jawab dan asuransi
kendaraan bermotor.5
Asuransi kendaraan bermotor adalah produk asuransi kerugian yang
melindungi tertanggung dari risiko kerugian yang mungkin timbul sehubungan
dengan kepemilikan dan pemakaian kendaraan bermotor.6 Asuransi kendaraan
bermotor adalah salah satu bentuk asuransi kerugian yang berupaya untuk
menanggulangi peristiwa atau musibah yang tidak dapat diduga yang tujuannya
memberikan perlindungan terhadap kendaraan yang diasuransikan. Salah satu
perusahaan asuransi yang akan diteliti adalah PT. Astra Credit Company (ACC)

Medan.
Asuransi kendaraan bermotor umumnya dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu
asuransi kendaraan bermotor roda dua dan asuransi kendaraan bermotor roda

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/2012-1-00410-N%20BAB%201.pdf
(diakses pada hari Selasa tanggal 1 Desember 2015).
5
Abdulkadir Muhammad, (1) Hukum Asuransi Indonesia, PT Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2006, hal. 150-180.
4

 
 

Universitas Sumatera Utara

 

empat. Asuransi yang akan dibahas ialah asuransi kendaraan bermotor roda empat
seperti mobil, terutama mobil pribadi. Risiko-risiko yang dijaminkan dalam polis

standar asuransi kendaraan bermotor di Indonesia meliputi tabrakan, benturan,
tergelincir, terperosok, perbuatan jahat, pencurian yang termasuk didahului atau
serta diikuti dengan kekerasan ataupun ancaman, dan kebakaran (baik kebakaran
akibat benda lain, sambaran petir atau musnah).
Penelitian ini difokuskan pada risiko yang disebabkan karena keadaan
yang di luar perhitungan pemegang polis seperti pencurian, sehingga apabila
terjadi suatu peristiwa yang dipertanggungkan tersebut maka tertanggung dapat
meminta ganti kerugian kepada pihak penanggung. Suatu hal yang perlu dikaji
dalam penelitian ini adalah bahwa akibat hukum dari hilangnya kendaraan
bermotor roda empat yang disebabkan oleh pencurian tersebut dilindungi oleh
asuransi maka perusahaan asuransi harus bertanggungjawab atas kehilangan
tersebut, sehingga maksud dan tujuan tertanggung untuk menanggulangi risiko
dapat diantisipasi.
Ketentuan polis memuat risiko yang akan ditanggung oleh perusahaan
asuransi. Jika terjadi kerugian akibat risiko yang terdapat dalam polis, maka pihak
tertanggung berhak mengajukan ganti kerugian kepada perusahaan asuransi yang
dipercayakan berdasarkan ketentuan yang telah disepakati dan dijelaskan dalam
polis. Hal ini sesuai dengan peristiwa yang dialami tertanggung yakni hilangnya
kendaraan roda empat dan pihak tertanggung berhak mengajukan ganti kerugian
kepada pihak asuransi yang telah disepakati sebelumnya. Pada asuransi kerugian

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74 /PMK.010/2007 Tentang Penyelenggaraan
Pertanggungan Asuransi pada Lini Usaha Asuransi Kendaraan Bermotor Pasal 1 ayat (2).
6

 
 

Universitas Sumatera Utara

 

khususnya mengenai hilangnya kendaraan roda empat, tidak semua perusahaan
asuransi mau menangani semua kerugian yang dialami tertanggung. Hal ini
disebabkan karena adanya kesalahpahaman mengenai risiko yang diasuransikan
sehingga pihak tertanggung merasa dirugikan atas perlakuan pihak penanggung.
Kegiatan-kegiatan pembiayaan tersebut dilakukan oleh suatu lembaga
yang disebut lembaga pembiayaan. Melalui lembaga pembiayaan para pelaku
bisnis bisa mendapatkan dana, barang konsumtif dan barang modal yang
dibutuhkan. Keberadaan lembaga pembiayaan ini sangat penting, karena
fungsinya hampir sama dengan bank. Dalam prakteknya sekarang ini lembaga

pembiayaan banyak dimanfaatkan oleh pelaku bisnis ketika membutuhkan dana,
barang konsumtif dan barang modal untuk kepentingan perusahaan. Kegiatan
pembiayaan kendaraan bermotor pada perusahaan ini dilakukan melalui sistem
pemberian pinjaman yang dibayar oleh konsumen secara angsuran atau berkala.
PT. Astra Credit Company (ACC) memiliki keunggulan dalam pelayanan
pembiayaan kendaraan bermotor seperti proses cepat, mudah, dan terjamin dalam
arti merupakan perjanjian baku yang berkekuatan hukum, serta adanya
pertanggungjawaban penyelesaian yang tuntas apabila terjadi masalah dikemudian
hari. Perjanjian pembiayaan kendaraan bermotor pada PT. Astra Credit Company
(ACC) Medan merupakan perjanjian utang piutang antara PT. Astra Credit
Company (ACC) dengan konsumen.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengangkat judul dari
pembahasan skripsi ini dengan

judul "Perlindungan Hukum Terhadap

Tertanggung Asuransi Kendaraan Bermotor yang Terikat Perjanjian Pembiayaan
 
 

Universitas Sumatera Utara

 

Konsumen pada PT. Astra Credit Company (ACC) Cabang Medan”, karena
mengingat dewasa ini seringkali terjadi kehilangan kendaraan bermotor yang
disebabkan karena pencurian. Harapannya dengan adanya asuransi kendaraan
bermotor, dapat memberikan jalan keluar atas risiko kehilangan yang terjadi
dengan mengalihkan risiko tersebut kepada perusahaan asuransi.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka yang menjadi
permasalahan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaturan tanggung jawab debitur kendaraan bermotor yang
terikat perjanjian pembiayaan konsumen?
2. Bagaimana pengaturan tanggung jawab tertanggung dalam hal hilangnya
kendaraan bermotor yang diasuransikan dan masih terikat perjanjian
pembiayaan konsumen?
3. Bagaimana bentuk perlindungan hukum dan hak-hak debitur dalam
perjanjian perusahaan pembiayaan pada PT. Astra Credit Company
(ACC)?
C. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaturan tanggung jawab debitur kendaraan
bermotor yang terikat perjanjian pembiayaan konsumen.

 
 

Universitas Sumatera Utara

 

2. Untuk mengetahui pengaturan tanggung jawab tertanggung dalam hal
hilangnya kendaraan bermotor yang diasuransikan dan masih terikat
perjanjian pembiayaan konsumen.
3. Untuk mengetahui

bentuk perlindungan hukum dan hak-hak debitur

dalam perjanjian perusahaan pembiayaan pada PT. Astra Credit Company
(ACC).

D. Manfaat Penulisan
1. Secara teoritis
Hasil penelitian ini akan memberikan sumbang saran dalam ilmu
pengetahuan khususnya bagi ilmu asuransi dan lembaga pembiayaan yang
berlaku, terutama yang mengatur tentang tanggung jawab perusahaan
asuransi kendaraan bermotor kepada perusahaan pembiayaan.
2. Secara praktis
Diharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat memberi manfaat untuk
diterapkan oleh pengambilan kebijaksanaan dan pelaksanaan hukum
dibidang hukum asuransi dan pembiayaan, tentang tanggung jawab
perusahaan asuransi terhadap perjanjian pembiayaan konsumen dalam
perusahaan pembiayaan, khususnya di PT. Astra Credit Company (ACC)
Cabang Medan.

 
 

Universitas Sumatera Utara

 

E. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian hukum normatif dan empiris.
Metode pendekatan hukum normatif yaitu dengan meneliti bahan kepustakaan
atau data sekunder yang meliputi buku-buku serta norma-norma hukum yang
terdapat pada peraturan perundang-undangan, asas-asas hukum, kaedah hukum,
dan sistematika hukum serta mengkaji ketentuan perundang-undangan, putusan
pengadilan dan bahan hukum lainnya.7 Penelitian normatif merupakan prosedur
penelitian ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan
hukum dari sisi normatifnya.8
Penelitian hukum empiris yaitu cara prosedur yang dipergunakan untuk
memecahkan masalah penelitian dengan meneliti data sekunder terlebih dahulu
untuk kemudian dilanjutkan dengan mengadakan penelitian terhadap data primer
dilapangan.9
Metode yuridis empiris dalam penulisan skripsi ini, yaitu dari hasil
pengumpulan dan penemuan data maupun informasi melalui studi pada PT. Astra
Credit Company, Medan. Metode penelitian yuridis empiris dilakukan dengan
wawancara kepada Julio Tampubolon, selaku Sales & Operation PT. Astra Credit
Company Cabang Medan.

Jhonny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Bayu Media
Publishing, Jakarta, 2005, hal.36
8
Ibid, hal 57
9
Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Citra aditya bakti, Bandung,
2004, hal. 112
7

 
 

Universitas Sumatera Utara

 

2. Sifat penelitian
Sifat penelitian ini adalah deskriptif , yaitu menggambarkan semua gejala
dan fakta serta menganalisa permasalahan yang ada sehubungan dengan
perlindungan hukum terhadap tertanggung asuransi kendaraan bermotor yang
terikat perjanjian pembiayaan konsumen yang dihubungkan kepada peraturan
yang berlaku.
3. Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan hal yang sangat erat hubungannya dengan
sumber data, karena melalui pengumpulan data ini akan diperoleh data yang
diperlukan dan untuk selanjutnya di analisa sesuai yang diharapkan berkaitan
dengan hal tersebut, maka dalam penelitian ini menggunakan pengumpulan data
sebagai berikut:
a. Data primer
Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari PT. Astra
Credit Company (ACC). Data primer diperoleh dengan wawancara, yaitu cara
memperoleh informasi dengan bertanya langsung pada pihak PT. Astra Credit
Company (ACC). Sistem wawancara yang dipergunakan dalam penelitian ini
adalah wawancara bebas terpimpin, artinya terlebih dahulu dipersiapkan daftar
pertanyaan sebagai pedoman tetapi masih dimungkinkan adanya variasi
pertanyaan yang disesuaikan dengan situasi pada saat wawancara dilakukan.
b. Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang mendukung keterangan atau menunjang
kelengkapan data primer. Data sekunder terdiri dari:
 
 

Universitas Sumatera Utara

 

1) Bahan-bahan

hukum

primer,

meliputi:

Undang-Undang

Republik

Indonesia Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian, Peraturan
Presiden Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan, Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 74 /PMK.010/2007 Tentang Penyelenggaraan
Pertanggungan Asuransi pada Lini Usaha Asuransi Kendaraan Bermotor,
Peraturan

Menteri

130/PMK.010/2012

Keuangan
Tentang

Perusahaan Pembiayaan
Untuk

Kendaraan

Republik

Pendaftaran

Yang

Melakukan

Indonesia

Jaminan

Nomor

Fidusia

Bagi

Pembiayaan Konsumen

Bermotor dengan Pembebanan Jaminan Fidusia,

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 43/PMK.010/2012 tentang Uang
Muka

Pembiayaan

Perusahaan

Konsumen

Pembiayaan.

Kitab

untuk

Kendaraan

Undang-Undang

Bermotor
Hukum

pada

Perdata

(KUHPerdata), Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD).
2) Bahan-bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang erat hubungannya
dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisa dan
memahami bahan hukum primer, meliputi:
a) Buku-buku yang membahas tentang hukum pembiayaan konsumen.
b) Buku-buku yang membahas tentang asuransi, khususnya asuransi
kendaraan bermotor.
4. Teknik analisa data
Data yang diperoleh baik dari studi lapangan maupun studi dokumen
merupakan data yang dianalisis secara kualitatif, yaitu setelah data terkumpul
kemudian dituangkan dalam bentuk uraian logis dan sistematis, selanjutnya

 
 

Universitas Sumatera Utara

 

dianalisis untuk memperoleh kejelasan penyelesaian masalah, kemudian ditarik
kesimpulan secara deduktif, yaitu dari hal yang bersifat umum menuju hal yang
bersifat khusus.10
F. Keaslian Penulisan
Penulisan

skripsi

yang

berjudul

Perlindungan

Hukum

Terhadap

Tertanggung Asuransi Kendaraan Bermotor yang Terikat Perjanjian Pembiayaan
Konsumen pada PT. Astra Credit Company (ACC) Cabang Medan adalah hasil
pemikiran penulis sendiri. Skripsi ini menurut sepengetahuan penulis belum
pernah ada yang membuat. Kalaupun ada seperti beberapa judul skripsi yang
diuraikan di bawah ini, penulis yakin bahwa substansi pembahasannya berbeda.
Dengan demikian keaslian penulis skripsi ini dapat dipertanggung jawabkan
secara ilmiah.
Penulis juga telah melewati pengujian tentang kesamaan dan keaslian
judul yang diangkat di Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
Hal ini dapat mendukung tentang keaslian penulisan. Penelitian seperti ini pernah
dilakukan, namun demikian terdapat beberapa judul penelitian yang terikat
dengan judul skripsi penulis melalui penelitian yang dilakukan sebelumnya, yaitu:
1. Nuraisyah Matondang (2008) NIM. 04200043 dengan judul Tinjauan yuridis
terhadap perjanjian leasing kendaraan bermotor pada PT. Dipo Star Finance
Medan. Adapun permasalahan dalam penulisan skripsi ini antara lain :
perjanjian leasing kendaraan bermotor pada PT. Dipo Star Finance Cabang
Medan, Wanprestasi dalam perjanjian leasing kendaraan bermotor dari aspek
10

P. Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, Cetakan Kelima, Rineka

 
 

Universitas Sumatera Utara

 

hukum perlindungan konsumen. Jaminan yang dilakukan terhadap hilangnya
barangnya barang yang menjadi objek perjanjian leasing. Asuransi dalam
perjanjian leasing kendaraan bermotor.
2. Kiki Fitri Magdalena Manurung (2013) NIM, 107011008 Tanggung Jawab
Perusahaan Asuransi Kendaraan Bermotor Terhadap Perjanjian Kredit dalam
Perusahaan Pembiayaan (leasing) Atas Klaim Dari Tertanggung (Studi Pada
Perusahaan Pembiayaan PT. Dipo Star Finance Cabang Medan. Adapun yang
menjadi permasalahan dalam penulisan ini adalah tanggung jawab perusahaan
asuransi kendaraan bermotor terhadap perjanjian kredit dalam perusahaan
pembiayaan. Klaim asuransi kendaraan bermotor dan Penyelesaian Sengketa
Klaim Asuransi.
G. Sistematika Penulisan
Untuk menyusun skripsi ini peneliti membahas dan menguraikan masalah,
yang dibagi dalam lima bab. Adapun maksud dari pembagian skripsi ini kedalam
bab‐bab dan sub‐sub adalah agar untuk menjelaskan dan menguraikan setiap
permasalahan dengan baik.
Bab I, merupakan pendahuluan, berisikan latar belakang, permasalahan,
tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penelitian dan keaslian penelitian
serta sistematika penulisan.
Bab II, mengenai perjanjian asuransi kendaraan bermotor, berisikan
mengenai pengertian dan dasar hukum asuransi kendaraan bermotor, pihak-pihak
dalam perjanjian asuransi kendaraan bermotor yang terikat dengan perjanjian
Cipta, Jakarta, 2006.hal. 87.

 
 

Universitas Sumatera Utara

 

pembiayaan konsumen, syarat-syarat dan risiko-risiko dalam polis asuransi
kendaraan bermotor.
Bab III, tinjauan umum tentang pembiayaan konsumen, berisikan
mengenai pengertian pembiayaan konsumen dan dasar hukumnya, bentuk dan
karakteristik hukum perjanjian pembiayaan konsumen, kedudukan para pihak
dalam perjanjian pembiayaan konsumen.
Bab IV, perlindungan hukum terhadap tertanggung asuransi kendaraan
bermotor yang terkait perjanjian pembiayaan konsumen. Bab ini menguraikan
hasil penelitian tentang pengaturan tanggung jawab debitur kendaraan bermotor
yang terikat perjanjian pembiayaan konsumen. Pengaturan tanggung jawab
tertanggung dalam hal hilangnya kendaraan bermotor yang diasuransikan dan
masih terikat perjanjian pembiayaan konsumen. Bentuk perlindungan hukum dan
hak-hak debitur dalam perjanjian perusahaan pembiayaan pada PT. Astra Credit
Company (ACC).
Bab V, Kesimpulan dan Saran, merupakan penutup yang berisikan
kesimpulan dan saran dari hasil penelitian ini dan akan diakhiri dengan
lampiran‐lampiran yang terkait dengan hasil penelitian yang ditemukan di
lapangan yang dipergunakan sebagai pembahasan atas hasil penelitian.

 
 

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Tanggung Jawab Para Pihak Dalam Perjanjian Leasing Kenderaan Bermotor (Studi pada PT. Astra Credit Company Medan)

12 106 96

Analisis Terhadap Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Pada Perusahaan Pembiayaan Astra Credit Company Di Medan (Studi Pada PT Astra Credit Company Cabang Medan)

4 75 165

TANGGUNG JAWAB PT ASURANSI ASTRA BUANA TERHADAP TERTANGGUNG DALAM PERJANJIAN ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR.

0 0 15

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KENDARAAN BERMOTOR.

0 0 6

Perlindungan Hukum Terhadap Tertanggung Asuransi Kendaraan Bermotor Yang Terikat Perjanjian Pembiayaan Konsumen (Studi Pada PT. Astra Credit Company Cabang Medan)

0 1 8

Perlindungan Hukum Terhadap Tertanggung Asuransi Kendaraan Bermotor Yang Terikat Perjanjian Pembiayaan Konsumen (Studi Pada PT. Astra Credit Company Cabang Medan)

0 0 1

Perlindungan Hukum Terhadap Tertanggung Asuransi Kendaraan Bermotor Yang Terikat Perjanjian Pembiayaan Konsumen (Studi Pada PT. Astra Credit Company Cabang Medan)

0 0 16

Perlindungan Hukum Terhadap Tertanggung Asuransi Kendaraan Bermotor Yang Terikat Perjanjian Pembiayaan Konsumen (Studi Pada PT. Astra Credit Company Cabang Medan) Chapter III V

0 0 43

Perlindungan Hukum Terhadap Tertanggung Asuransi Kendaraan Bermotor Yang Terikat Perjanjian Pembiayaan Konsumen (Studi Pada PT. Astra Credit Company Cabang Medan)

0 0 1

Analisis Terhadap Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Pada Perusahaan Pembiayaan Astra Credit Company Di Medan (Studi Pada PT Astra Credit Company Cabang Medan)

0 0 13