Formulasi Sediaan Lipstik Menggunakan Ekstrak Angkak (Monascus Purpureus) Sebagai Pewarna Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini adalah eksperimental. Penelitian meliputi penyiapan
sampel, pembuatan ekstrak, formulasi sediaan, pemeriksaan mutu fisik sediaan,
uji iritasi terhadap sediaan, dan uji kesukaan (hedonic test) terhadap variasi
sediaan yang dibuat.

3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Alat-alat yang digunakan antara lain: alat-alat gelas laboratorium, blender
(National), cawan penguap, freeze dryer, kaca objek, kertas saring, lumpang dan
alu porselen, neraca analitis (Mettler Toledo), oven, penangas air, pencetak
suppositoria, pH meter, pipet tetes, spatula, sudip dan wadah lipstik.
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah angkak. Bahan kimia
yang digunakan antara lain: akuades, butil hidroksitoluen, carnauba wax, cera
alba, lanolin, nipagin, oleum ricini, oleum rosae, propilen glikol, setil alkohol,
titanium dioksida, vaselin alba dan tween 80.

Universitas Sumatera Utara


3.2 Pengumpulan dan Pengolahan Sampel
3.2.1 Pengumpulan sampel
Pengumpulan

sampel

dilakukan

secara

purposif

yaitu

tanpa

membandingkan dengan daerah lain. Sampel yang digunakan adalah angkak yang
dijual di Pasar Sambas, Kotamadya Medan.
3.2.2 Pengolahan sampel

Angkak sebanyak 90 gram dihaluskan dengan blender.

3.3 Pembuatan Ekstrak Angkak
Sebanyak 90 gram angkak yang telah dihaluskan lalu direndam dengan
900 mililiter aquadest yang telah dipanaskan, dan dibiarkan selama 30 menit
sambil sering diaduk, saring, filtrat ditampung (filtrat pertama). Hasil yang
diperoleh lalu diuapkan dengan bantuan penangas air, kemudian di freeze dryer
sehingga didapatkan ekstrak kental angkak.

Universitas Sumatera Utara

3.4 Pembuatan Lipstik Menggunakan Pewarna Ekstrak Angkak dalam
Berbagai Konsentrasi
3.4.1 Formula
Formula dasar yang dipilih pada pembuatan lipstik dalam penelitian ini
dengan komposisi sebagai berikut (Young, 1974):
R/

Cera alba


36,0

Lanolin

8,0

Vaselin alba

36,0

Setil alkohol

6,0

Oleum ricini

8,0

Carnauba wax


5,0

Pewarna

secukupnya

Parfum

secukupnya

Pengawet

secukupnya

3.4.2 Modifikasi formula
Modifikasi formula dilakukan dengan menambahkan komponen yaitu
propilen glikol, titanium dioksida, butil hidroksitoluen dan tween 80. Ekstrak
angkak tidak dapat larut dalam oleum ricini sehingga perlu ditambahkan propilen
glikol untuk melarutkan zat warna tersebut. Propilen glikol yang digunakan
sebagai pelarut yaitu 5-80% (Rowe, dkk., 2009) dalam penelitian ini digunakan

sebanyak 10%. Titanium dioksida sebagai pigmen digunakan sebanyak 0,5%.
Butil hidroksitoluen digunakan sebagai antioksidan sebanyak 0,0075-0,1%
(Rowe, dkk., 2009) dalam penelitian ini digunakan sebanyak 0,1%.
Berdasarkan hasil orientasi terhadap penggunaan pewarna ekstrak angkak
dalam sediaan lipstik diperoleh hasil bahwa pada konsentrasi 2% sediaan tidak

Universitas Sumatera Utara

memberikan warna yang jelas saat dioleskan pada kulit punggung tangan. Pada
konsentrasi 4% sediaan telah memberikan warna merah muda yang jelas saat
dioleskan pada kulit punggung tangan.
Orientasi dilanjutkan dengan menggunakan ekstrak angkak dengan
konsentrasi 4%, 6%, 8%, 10% dan 12%. Sehingga konsentrasi ekstrak angkak
yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4%, 6%, 8%, 10% dan 12% karena
warna dan konsistensi sediaan yang dihasilkan cukup baik. Sebagai blanko juga
dibuat sediaan lipstik tanpa menggunakan pewarna ekstrak angkak.
Tabel 3.1 Modifikasi Formula Sediaan Lipstik Menggunakan Pewarna Ekstrak
Angkak
Sediaan
Komposisi

Cera alba
Lanolin
Vaselin alba
Setil alkohol
Oleum ricini
Carnauba wax
Ekstrak angkak
Propilen glikol
Titanium dioksida
Oleum rosae
BHT
Nipagin
Tween 80

1
6,09
1,35
6,09
1,01
1,35

0,84
0,8
2
0,1
0,1
0,02
0,02
0,2

2
5,94
1,32
5,94
0,99
1,32
0,82
1,2
2
0,1
0,1

0,02
0,02
0,2

3
5,80
1,28
5,80
0,96
1,28
0,80
1,6
2
0,1
0,1
0,02
0,02
0,2

4

5,65
1,25
5,65
0,94
1,25
0,78
2
2
0,1
0,1
0,02
0,02
0,2

5
5,51
1,22
5,51
0,91
1,22

0,76
2,4
2
0,1
0,1
0,02
0,02
0,2

6
6,38
1,41
6,38
1,06
1,41
0,88
0
2
0,1
0,1

0,02
0,02
0,2

Keterangan:
Sediaan 1 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak angkak 4%
Sediaan 2 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak angkak 6%
Sediaan 3 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak angkak 8%
Sediaan 4 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak angkak 10%
Sediaan 5 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak angkak 12%
Sediaan 6 : Formula tanpa pewarna ekstrak angkak

Universitas Sumatera Utara

3.4.3 Prosedur pembuatan lipstik
Cara pembuatannya adalah sebagai berikut:
Ekstrak angkak dilarutkan dalam propilen glikol, setelah larut, butil
hidroksitoluen dilarutkan dalam oleum ricini, kemudian ditambahkan ke dalam
campuran pewarna dan propilen glikol, lalu ditambahkan titanium dioksida dan
diaduk hingga homogen (campuran A). Ditimbang cera alba, carnauba wax, setil
alkohol, lanolin dan vaselin alba, dimasukkan ke dalam cawan penguap,
kemudian dilebur di atas penangas air (campuran B). Campuran A dan campuran
B dicampurkan perlahan-lahan di dalam cawan, kemudian ditambahkan nipagin,
tween 80 dan parfum, aduk hingga homogen. Selagi cair, masukkan ke dalam
cetakan dan dibiarkan sampai membeku. Setelah membeku massa dikeluarkan
dari cetakan dan dimasukkan dalam wadah (roll up lipstick).

3.5 Pemeriksaan Mutu Fisik Lipstik
Pemeriksaan mutu fisik dilakukan terhadap masing-masing sediaan lipstik.
Pemeriksaan mutu fisik sediaan meliputi: pemeriksaan homogenitas, titik lebur,
kekuatan lipstik dan stabilitas sediaan yang mencakup pengamatan terhadap
perubahan bentuk, warna dan bau dari sediaan, uji oles, dan pemeriksaan pH.
3.5.1 Pemeriksaan homogenitas lipstik
Masing-masing sediaan lipstik yang dibuat dari ekstrak angkak diperiksa
homogenitasnya dengan cara mengoleskan sejumlah tertentu sediaan pada kaca
transparan. Sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat
adanya butir-butir kasar (Ditjen POM, 1979).

Universitas Sumatera Utara

3.5.2 Pemeriksaan titik lebur lipstik
Suhu lebur lipstik yang ideal sesungguhnya diatur hingga suhu yang
mendekati suhu bibir, bervariasi antara 36-38˚C. Tetapi karena harus
memperhatikan faktor ketahanan terhadap suhu cuaca sekelilingnya, terutama
suhu daerah tropis, suhu lebur lipstik dibuat lebih tinggi, yaitu berkisar antara 5575˚C (Ditjen POM, 1985).
Metode pengamatan titik lebur lipstik yang digunakan dalam penelitian
adalah dengan cara memasukkan lipstik dalam oven dengan suhu awal 50˚C
selama 15 menit, diamati apakah melebur atau tidak, setelah itu suhu dinaikkan
1˚C setiap 15 menit dan diamati pada suhu berapa lipstik mulai melebur.
3.5.3 Pemeriksaan kekuatan lipstik
Pengamatan dilakukan terhadap kekuatan lipstik dengan cara lipstik
diletakkan horizontal. Pada jarak kira-kira ½ inci dari tepi, digantungkan beban
yang berfungsi sebagai pemberat. Berat beban ditambah secara berangsur-angsur
dengan nilai 10 gram pada interval waktu 30 detik, dan berat dimana lipstik patah
merupakan nilai breaking point (Vishwakarma, et al., 2011).
3.5.4 Pemeriksaan stabilitas lipstik
Pengamatan terhadap adanya perubahan bentuk, warna, dan bau dari
sediaan lipstik dilakukan terhadap masing-masing sediaan selama penyimpanan
pada suhu kamar pada hari ke 1, 5, 10 dan selanjutnya setiap 5 hari hingga hari
ke-30.
3.5.5 Uji oles
Uji oles dilakukan secara visual dengan cara mengoleskan lipstik pada
kulit punggung tangan kemudian mengamati banyaknya warna yang menempel

Universitas Sumatera Utara

dengan perlakuan 5 kali pengolesan pada tekanan tertentu seperti biasanya kita
menggunakan lipstik. Sediaan lipstik dikatakan mempunyai daya oles yang baik
jika warna yang menempel pada kulit punggung tangan banyak dan merata
dengan beberapa kali pengolesan pada tekanan tertentu. Sedangkan sediaan
dikatakan mempunyai daya oles yang tidak baik jika warna yang menempel
sedikit dan tidak merata. Pemeriksaan dilakukan terhadap masing-masing sediaan
yang dibuat dan dioleskan pada kulit punggung tangan dengan 5 kali pengolesan
(Keithler, 1956).
3.5.6 Penentuan pH lipstik
Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan alat pH meter.
Cara:
Alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar
standar netral (pH 7,01) dan larutan dapar pH asam (pH 4,01) hingga alat
menunjukkan harga pH tersebut. Kemudian elektroda dicuci dengan akuades, lalu
dikeringkan dengan tissue. Sampel dibuat dalam konsentrasi 1% yaitu ditimbang
1 g sediaan dan dilarutkan dalam 100 ml akuades, lalu dipanaskan. Setelah suhu
larutan normal, elektroda dicelupkan dalam larutan tersebut. Dibiarkan alat
menunjukkan harga pH sampai konstan. Angka yang ditunjukkan pH meter
merupakan pH sediaan (Rawlins, 2003).

3.6 Uji Iritasi dan Uji Kesukaan (Hedonic Test)
Setelah dilakukan pengujian kestabilan fisik terhadap sediaan, kemudian
dilanjutkan dengan uji iritasi dan uji kesukaan (Hedonic Test) terhadap sediaan.

Universitas Sumatera Utara

3.6.1 Uji iritasi
Uji iritasi dilakukan terhadap sediaan lipstik menggunakan pewarna
ekstrak angkak dengan maksud untuk mengetahui bahwa lipstik yang dibuat dapat
menimbulkan iritasi pada kulit atau tidak. Pada uji ini digunakan sediaan lipstik
dengan konsentrasi ekstrak angkak paling tinggi, yaitu sediaan yang mengandung
konsentrasi pewarna 12%.
Teknik yang digunakan pada uji iritasi ini adalah uji tempel terbuka (Open
Test) pada lengan bawah bagian dalam terhadap 10 orang panelis yang bersedia
dan mengisi surat pernyataan. Contoh surat pernyataan dapat dilihat pada
Lampiran 13. Uji tempel terbuka dilakukan dengan mengoleskan sediaan yang
dibuat pada lokasi lekatan dengan luas tertentu (2,5 x 2,5 cm), dibiarkan terbuka
dan diamati apa yang terjadi. Uji ini dilakukan sebanyak 3 kali sehari selama 2
hari berturut-turut (Tranggono dan Latifah, 2007). Reaksi yang diamati adalah
terjadinya eritema, papula, vesikula atau edema. Menurut Ditjen POM (1985),
tanda-tanda untuk mencatat reaksi uji tempel adalah sebagai berikut:
1. Tidak ada reaksi

-

2. Eritema

+

3. Eritema dan papula

++

4. Eritema, papula dan vesikula

+++

5. Edema dan vesikula

++++

3.6.2 Uji kesukaan (Hedonic test)
Uji kesukaan atau hedonic test dilakukan untuk mengetahui kesukaan
panelis terhadap sediaan lipstik yang dibuat. Uji kesukaan ini dilakukan secara
visual terhadap 30 orang panelis (Soekarto, 1981).

Universitas Sumatera Utara

Setiap panelis diminta untuk mengoleskan masing-masing sediaan lipstik
yang dibuat pada kulit punggung tangannya. Parameter pengamatan pada uji
kesukaan adalah kemudahan pengolesan lipstik, homogenitas dan intensitas warna
lipstik saat dioleskan. Panelis memberikan penilaian dengan mengisi kuesioner
yang telah diberikan. Contoh kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 4.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Ekstraksi Angkak
Hasil ekstraksi yang diperoleh dari 90 gram angkak berupa ekstrak kental
berwarna merah sebanyak 10 gram. Rendemen yang diperoleh yaitu 11,11 %.

4.2 Hasil Formulasi Sediaan Lipstik
Variasi konsentrasi pewarna ekstrak angkak yang digunakan menghasilkan
perbedaan warna lipstik. Lipstik dengan konsentrasi pewarna ekstrak angkak 4%
dan 6% berwarna merah muda kecoklatan, konsentrasi 8% berwarna merah
kecoklatan sedangkan konsentrasi 10% dan 12 % berwarna merah tua kecoklatan.
Aroma lipstik adalah aroma khas oleum rosae.

4.3 Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Lipstik
4.3.1 Homogenitas lipstik
Hasil pemeriksaan homogenitas menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat
mempunyai susunan homogen. Hal ini ditandai dengan tidak adanya butir-butir
kasar pada saat sediaan dioleskan pada kaca transparan (Ditjen POM, 1979).
Homogenitas warna sediaan lipstik dipengaruhi oleh kelarutan zat warna
dalam oleum ricini. Pada prosesnya, ekstrak angkak tidak larut sempurna dalam
oleum ricini sehingga digunakan propilen glikol 10% untuk melarutkan zat warna
ekstrak angkak tersebut. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada Lampiran 12.

Universitas Sumatera Utara

4.3.2 Titik lebur lipstik
Hasil pemeriksaan titik lebur lipstik menunjukkan bahwa seluruh sediaan
lipstik dengan menggunakan pewarna ekstrak angkak melebur pada suhu 60°C.
Hal ini menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat memiliki titik lebur yang baik
yaitu berada di antara 55 – 75°C (Ditjen POM, 1985). Hasil uji titik lebur dapat
dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1 Data Pemeriksaan Titik Lebur
Sediaan
1
2
3
4
5
6

Suhu (°C)
60
60
60
60
60
60

Keterangan:
Sediaan 1 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak angkak 4%
Sediaan 2 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak angkak 6%
Sediaan 3 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak angkak 8%
Sediaan 4 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak angkak 10%
Sediaan 5 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak angkak 12%
Sediaan 6 : Formula tanpa pewarna ekstrak angkak

Universitas Sumatera Utara

4.3.3 Kekuatan lipstik
Hasil pemeriksaan kekuatan lipstik menunjukkan adanya perbedaan
kemampuan sediaan lipstik menahan beban. Perbedaan beban ini disebabkan oleh
perbedaan konsentrasi pewarna ekstrak angkak yang digunakan. Semakin besar
konsentrasi ekstrak angkak yang digunakan, semakin kecil kemampuan lipstik
untuk menahan beban.
Berdasarkan hasil pemeriksaan kekuatan lipstik diketahui bahwa sediaan
lipstik patah pada penambahan beban 154-164 gram. Hal ini menunjukkan bahwa
sediaan yang dibuat memiliki kekuatan yang baik. Kesimpulan ini diambil
berdasarkan perbandingan antara berat beban yang digunakan pada sediaan lipstik
menggunakan pewarna ekstrak angkak dengan berat beban yang digunakan pada
sediaan lipstik yang beredar di pasaran yaitu lipstik RED-A® yang patah pada
penambahan beban 154 gram. Hasil pemeriksaan kekuatan lipstik dapat dilihat
pada Tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2 Data Pemeriksaan Kekuatan Lipstik
Sediaan
1
2
3
4
5
6
7

Penambahan Berat (gram)
164
164
164
154
154
164
154

Keterangan:
Sediaan 1 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak angkak 4%
Sediaan 2 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak angkak 6%
Sediaan 3 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak angkak 8%
Sediaan 4 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak angkak 10%
Sediaan 5 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak angkak 12%
Sediaan 6 : Formula tanpa pewarna ekstrak angkak
Sediaan 7 : Sediaan pembanding

Universitas Sumatera Utara

4.3.4 Stabilitas lipstik
Hasil uji stabilitas sediaan lipstik menunjukkan bahwa seluruh sediaan
yang dibuat tetap stabil dalam penyimpanan pada suhu kamar selama 30 hari
pengamatan. Parameter yang diamati dalam uji kestabilan fisik ini meliputi
perubahan bentuk, warna dan bau sediaan. Berdasarkan hasil pengamatan bentuk,
diketahui bahwa seluruh sediaan lipstik yang dibuat memiliki bentuk dan
konsistensi yang baik, yaitu tidak meleleh pada penyimpanan suhu kamar. Warna
lipstik tidak berubah. Sedangkan bau yang dihasilkan dari seluruh sediaan lipstik
adalah bau khas dari parfum yang digunakan yaitu oleum rosae. Bau sediaan tetap
stabil dalam penyimpanan selama 30 hari pengamatan pada suhu kamar. Hasil uji
stabilitas lipstik dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.3 Data Pengamatan Perubahan Bentuk, Warna dan Bau Sediaan
Pengamatan

Bentuk

Warna

Bau

Lama pengamatan (hari)

Sediaan
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6

1
b
b
b
b
b
b
mm
mm
m
mt
mt
p
bk
bk
bk
bk
bk
bk

5
b
b
b
b
b
b
mm
mm
m
mt
mt
p
bk
bk
bk
bk
bk
bk

10
b
b
b
b
b
b
mm
mm
m
mt
mt
p
bk
bk
bk
bk
bk
bk

15
b
b
b
b
b
b
mm
mm
m
mt
mt
p
bk
bk
bk
bk
bk
bk

20
b
b
b
b
b
b
mm
mm
m
mt
mt
p
bk
bk
bk
bk
bk
bk

25
b
b
b
b
b
b
mm
mm
m
mt
mt
p
bk
bk
bk
bk
bk
bk

30
b
b
b
b
b
b
mm
mm
m
mt
mt
p
bk
bk
bk
bk
bk
bk

Keterangan:
Sediaan 1 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak angkak 4%
Sediaan 2 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak angkak 6%
Sediaan 3 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak angkak 8%
Sediaan 4 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak angkak 10%
Sediaan 5 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak angkak 12%
Sediaan 6 : Formula tanpa pewarna ekstrak angkak
b
: Baik
mm
: Merah muda
m
: Merah
mt
: Merah tua
p
: Putih
bk
: Bau khas
4.3.5 Hasil uji oles
Sediaan lipstik menghasilkan pengolesan yang baik jika sediaan
memberikan warna yang intensif, merata dan homogen saat dioleskan pada kulit

Universitas Sumatera Utara

punggung tangan. Berdasarkan uji oles diperoleh hasil bahwa sediaan yang
menghasilkan pengolesan yang sangat baik adalah sediaan 4 dan 5 yaitu lipstik
dengan konsentrasi pewarna ekstrak angkak 10% dan 12%, hal ini ditandai
dengan satu kali pengolesan sediaan telah memberikan warna merah tua
kecoklatan yang merata dan homogen saat dioleskan pada kulit punggung tangan.
Sediaan 3 yaitu lipstik dengan konsentrasi pewarna ekstrak angkak 8%
memberikan warna merah kecoklatan yang merata dan homogen dengan dua kali
pengolesan. Sediaan 1 dan 2 yaitu lipstik dengan konsentrasi pewarna ekstrak
angkak 4% dan 6% memberikan warna merah muda kecoklatan yang merata dan
homogen dengan tiga kali pengolesan. Hasil uji oles dapat dilihat pada Lampiran
11.
4.3.6 Pemeriksaan pH
Hasil pemeriksaan pH menunjukkan bahwa sediaan tanpa pewarna
ekstrak angkak memiliki pH 6,4, sedangkan sediaan yang dibuat dengan
menggunakan pewarna ekstrak angkak memiliki pH 6 – 6,3. Perbedaan pH
sediaan disebabkan oleh perbedaan konsentrasi pewarna ekstrak angkak yang
digunakan. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak angkak yang digunakan, maka pH
sediaan lipstik semakin rendah. pH sediaan lipstik mendekati rentang pH
fisiologis kulit yaitu antara 4,5-6,5. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan lipstik
yang dibuat cukup aman dan tidak menyebabkan iritasi pada bibir. Semakin
alkalis atau semakin asam bahan yang mengenai kulit, semakin sulit kulit untuk
menetralisirnya dan kulit dapat menjadi kering, pecah-pecah, sensitif, dan mudah
terkena infeksi. Oleh karena itu pH kosmetika diusahakan sama atau sedekat

Universitas Sumatera Utara

mungkin dengan pH fisiologis kulit yaitu antara 4,5 - 6,5 (Tranggono dan Latifah,
2007). Hasil pengukuran pH sediaan dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4 Data Pengukuran pH Sediaan
Sediaan
1
2
3
4
5
6

pH
6,3
6,2
6,2
6
6
6,4

Keterangan:
Sediaan 1 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak angkak 4%
Sediaan 2 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak angkak 6%
Sediaan 3 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak angkak 8%
Sediaan 4 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak angkak 10%
Sediaan 5 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak angkak 12%
Sediaan 6 : Formula tanpa pewarna ekstrak angkak

4.4 Hasil Uji Iritasi dan Uji Kesukaan (Hedonic Test)
4.4.1 Hasil uji iritasi
Berdasarkan hasil uji iritasi yang dilakukan pada 10 orang panelis yang
dilakukan dengan cara mengoleskan sediaan lipstik pada kulit lengan bawah
bagian dalam selama 2 hari berturut-turut, menunjukkan bahwa semua panelis
tidak menunjukkan reaksi terhadap parameter reaksi iritasi yang diamati yaitu
adanya eritema, papula, ataupun adanya vesikula. Dari hasil uji iritasi tersebut
dapat disimpulkan bahwa sediaan lipstik yang dibuat aman untuk digunakan
(Tranggono dan Latifah, 2007). Hasil uji iritasi dapat dilihat pada Tabel 4.5
berikut ini.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.5 Data Uji Iritasi
Reaksi
Eritema
Eritema dan papula
Eritema, papula, dan vesikula
Edema dan vesikula

1
-

2
-

3
-

4
-

Keterangan:
1. Tidak ada reaksi
2. Eritema
3. Eritema dan papula
4. Eritema, papula dan vesikula
5. Edema dan vesikula

Panelis
5 6
-

7
-

8
-

9
-

10
-

+
++
+++
++++

4.4.2 Hasil uji kesukaan (Hedonic Test)
Data yang diperoleh dari lembar penilaian (kuesioner) ditabulasi dan
ditentukan nilai kesukaannya untuk setiap sediaan dengan mencari hasil rerata
pada setiap panelis pada tingkat kepercayaan 95%.
Dari hasil perhitungan didapatkan interval nilai kesukaan untuk setiap
sediaan yaitu:
-

Sediaan 1 memiliki interval nilai kesukaan 1,5–2,56. Untuk penulisan nilai
akhir kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 1,5 dan dibulatkan menjadi 2
(kurang suka).

-

Sediaan 2 memiliki interval nilai kesukaan 2,5–3,22. Untuk penulisan nilai
akhir kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 2,5 dan dibulatkan menjadi 3
(cukup suka).

-

Sediaan 3 memiliki interval nilai kesukaan 3,11–3,81. Untuk penulisan
nilai akhir kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 3,11 dan dibulatkan
menjadi 3 (cukup suka).

Universitas Sumatera Utara

-

Sediaan 4 memiliki interval nilai kesukaan 3,56–4,56. Untuk penulisan
nilai akhir kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 3,56 dan dibulatkan
menjadi 4 (suka).

-

Sediaan 5 memiliki interval nilai kesukaan 2,4–3,4. Untuk penulisan nilai
akhir kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 2,4 dan dibulatkan menjadi 2
(kurang suka).
Berdasarkan nilai kesukaan untuk setiap sediaan, sediaan yang paling

disukai adalah sediaan lipstik dengan konsentrasi pewarna ekstrak angkak 10%.

Universitas Sumatera Utara

Hasil uji kesukaan dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini.
Tabel 4.6 Data Nilai Uji Kesukaan (Hedonic Test)
Panelis
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Total

1
1
1
5
1
5
1
3
5
1
1
1
5
1
1
4
2
3
3
1
1
1
1
1
1
1
3
4
1
1
1
61

2
2
4
4
4
4
2
5
4
2
2
2
4
2
2
3
3
4
1
4
3
2
2
2
2
2
4
5
2
2
2
86

Sediaan
3
3
5
3
5
3
3
4
3
3
5
3
3
3
5
5
5
5
2
2
2
3
3
3
3
3
5
3
3
3
3
104

4
4
3
2
2
2
5
2
2
5
4
5
2
5
4
2
4
2
4
5
5
5
5
5
5
5
2
2
5
5
5
122

5
5
2
1
3
1
4
1
1
4
3
4
1
4
3
1
1
1
5
3
4
4
4
4
4
4
1
1
4
4
4
87

Nilai kesukaan:
5 : sangat suka
4 : suka
3 : cukup suka
2 : kurang suka
1 : tidak suka

Keterangan:
Sediaan 1 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak angkak 4%
Sediaan 2 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak angkak 6%
Sediaan 3 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak angkak 8%
Sediaan 4 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak angkak 10%
Sediaan 5 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak angkak 12%

Universitas Sumatera Utara

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
a. Ekstrak angkak dapat digunakan sebagai pewarna dalam formulasi sediaan
lipstik. Variasi konsentrasi pewarna ekstrak angkak yang digunakan dalam
formulasi menghasilkan perbedaan intensitas warna sediaan lipstik. Warna
yang dihasilkan yaitu warna merah muda kecoklatan pada kosentrasi
pewarna ekstrak angkak 4% dan 6%, warna merah kecoklatan pada
konsentrasi pewarna ekstrak angkak 8% dan warna merah tua kecoklatan
pada konsentrasi pewarna ekstrak angkak 10% dan 12%. Lipstik yang
paling disukai yaitu lipstik dengan pewarna ekstrak angkak 10%.
b. Berdasarkan hasil uji iritasi yang dilakukan terhadap 10 orang panelis
menunjukkan bahwa sediaan lipstik yang dibuat tidak menyebabkan iritasi.
c. Hasil penentuan mutu fisik sediaan menunjukkan bahwa seluruh sediaan
yang dibuat stabil, tidak menunjukkan adanya perubahan bentuk, warna,
dan bau dalam penyimpanan selama 30 hari.

5.2 Saran
Disarankan untuk dilakukan penelitian selanjutnya mengenai pemanfaatan
pewarna alami ekstrak angkak untuk formulasi sediaan kosmetik lainnya, seperti
pewarna pipi.

Universitas Sumatera Utara