Kointegrasi Harga Jagung Pipil Impor, Harga Jagung Pipil Sumatera Utara Dan Kabupaten Karo

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Jagung memegang peranan penting sebagai bahan pangan di Indonesia. Dikatakan
penting karena jagung sebagai sumber karbohidrat kedua setelah padi. Selain
mengkonsumsi padi sebagai bahan pangan, masyarakat Indonesia juga banyak
mengkonsumsi jagung. Hal ini dikarenakan, jagung bermanfaat sebagai pengganti
nasi, tepung, bihun, bahan campuran kopi, biskuit, kue kering dan lainnya
(Adisarwanto dan Yustina, 2000).

Selain sebagai bahan pangan, jagung pun dimanfaatkan sebagai bahan makanan
ternak dan bahan baku industri dengan tingkat kebutuhan besar. Bahkan,
penggunaan jagung sebagai pakan ternak menunjukkan tendensi semakin
meningkat pada setiap tahunnya. Hampir seluruh bagian dari tanaman jagung
dapat dimanfaatkan antara lain batang dan daun muda sebagai pakan ternak,
batang dan daun tua sebagai pupuk kompos, batang dan daun kering sebagai kayu
bakar, batang jagung sebagai bahan pembuatan kertas, buah jagung muda sebagai
sayuran, buah jagung tua sebagai pengganti nasi, roti jagung, tepung, bihun, bahan
campuran kopi bubuk, biskuit, kue kering dan pakan ternak. Penggunaan jagung
sebagai pakan ternak yang semakin meningkat ini, menyebabkan permintaan
jagung juga meningkat (Adisarwanto dan Yustina, 2000).

Pemintaan jagung yang terus meningkat seiring dengan berkembangnya industri
pakan dan pangan, menuntut kontinuitas ketersediaan dan mutu produk yang
memadai. Usaha peningkatan produksi jagung nasional dilakukan melalui upaya

Universitas Sumatera Utara

penambahan luas tanam dan peningkatan produktivitas melalui pengenalan
varietas unggul. Meskipun demikian, pertumbuhan produksi yang dicapai dinilai
belum memuaskan karena belum mampu mencukupi kebutuhan konsumsi dalam
negeri. Oleh karena itu, ada saatnya Indonesia harus mengimpor jagung. Dalam
jangka pendek, usaha pemenuhan kebutuhan konsumsi jagung dalam negeri
dengan cara impor bisa diterima, namun dalam jangka panjang hal tersebut harus
dihindarkan guna melindungi petani jagung dalam negeri, menghemat devisa dan
mengurangi ketergantungan dari negara lain (BPS, 2009).
Provinsi Sumatera Utara termasuk salah satu daerah yang melakukan impor
jagung pipil. Berikut ini ditampilkan perkembangan volume impor jagung pipil di
Sumatera Utara dari tahun 2002 sampai 2011.
Tabel 1. Perkembangan Volume Impor Jagung Pipil Sumatera Utara dari
2002-2012
Tahun


Volume Impor (kg)

2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, 2013

171.846.207
149.477.531
138.951.065
15.534.457

145.215.395
55.064.975
40.519.017
102.475.113
100.846.810
305.818.856
217.083.050

Universitas Sumatera Utara

Penawaran jagung pipil di Sumatera Utara didapat dari penjumlahan produksi,
impor, stok awal dan dikurangi dengan ekspor. Permintaan jagung pipil di
Sumatera Utara adalah penjumlahan dari kebutuhan jagung untuk konsumsi dan
industri. Berikut adalah tabel perkembangan penawaran dan permintaan jagung
pipil di Sumatera Utara tahun 2008-2012.
Tabel 2. Perkembangan Penawaran dan Permintaan Jagung Pipil di
Sumatera Utara 2008-2012

Tahun
2008

2009
2010
2011
2012

Produksi
(ton)
109.896
116.65
137.771
129.464
136.909

Impor (ton)

Stok
(ton)

Ekspor
(ton)


40.519,017
102.475,113
100.846,810
305.818,856
217.083,050

91.202
466.224
409.013
455.184
512.875

314,476
179,479
212,705
416,631
386,000

Konsumsi

+ Industri
(Ton)
790.098
801.891
755.717
982.731
1.046.816

Penawaran
(ton)
1.230.375,541
1.735.067,634
1.131.648,105
2.055.231,225
2.098.662,050

Sumber: Badan Ketahanan Pangan , 2013.
Kegiatan mengimpor jagung yang telah dilakukan oleh pemerintah Sumatera
Utara membuat konsumen, terutama perusahaan pakan ternak, beralih
mengkonsumsi jagung pipil impor, selain karena alasan ketersediaan jagung pipil

juga karena alasan harga yang lebih murah.
Sampai saat ini jagung pipil impor sangat diminati konsumen karena harga jagung
pipil impor yang lebih murah dibandingkan dengan harga jagung pipil domestik
baik dilihat dari regional Sumatera Utara maupun lokal Kabupaten Karo. Berikut
adalah data harga jagung pipil empat tahun terakhir.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3. Perkembangan Harga Jagung Pipil Impor dan Harga Jagung Pipil
Sumatera Utara 2009 – 2012.
Tahun

Harga Jagung Pipil Impor
(Rp)

Harga Jagung Pipil Sumatera Utara
(Rp)

2009


1.831

2.605

2010

1.674

2.797

2011

2.731

2.837

2012

2.449


2.419

Sumber: Badan Pusat Statistik dan Dinas Pertanian, 2011.
Ada saat tertentu harga jagung pipil domestik baik regional Sumatera Utara dan
lokal Kabupaten Karo mengalami penurunan yang pada akhirnya harga jagung
pipil di tingkat domestik lebih murah dari harga jagung pipil di tingkat
internasional. Oleh karena itu, ada kecenderungan harga jagung pipil di tingkat
domestik Sumatera Utara dan Kabupaten Karo berfluktuasi. Berikut digambarkan
fluktuasi harga jagung pipil Sumatera Utara dan harga jagung pipil Kabupaten
Karo, yang diperlihatkan pada grafik berikut.

4000
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0

2009

2010

2011

2012

Sumber:Lampiran 1b dan 1c.

Universitas Sumatera Utara

Keterangan:
: Harga Jagung Pipil Kabupaten Karo
: Harga Jagung Pipil Sumatera Utara
Grafik 1. Grafik Fluktuasi Harga Jagung di Tingkat Domestik
Harga jagung pipil di tingkat internasional juga cenderung berfluktuasi, seperti
dapat terlihat dari grafik dibawah ini.

3500

3000
2500
2000
1500
1000
500
0
2009

2010

2011

2012

Sumber: Lampiran 3 (data telah di Smoothing).
Keterangan:
: Harga Jagung Pipil Impor
Grafik 2. Grafik Fluktuasi Harga Jagung di Tingkat Internasional
Dari kedua grafik di atas, dapat dilihat bahwa harga jagung pipil di tingkat
domestik baik regional Sumatera Utara dan lokal Kabupaten Karo, serta harga
jagung pipil di tingkat internasional berfluktuasi. Harga yang fluktuatif inilah
yang merugikan petani dan konsumen dalam negeri baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang.
Harga yang fluktuatif juga didapat karena adanya ketidakseimbangan jumlah
permintaan dan penawaran di pasar. Jumlah permintaan konsumen terhadap

Universitas Sumatera Utara

jagung ini dapat dilihat dari volume produksi jagung, namun produksi jagung
yang terjadi di pasar juga mengalami fluktuatif, fluktuasi harga jagung ditingkat
petani sangat tinggi dan tidak menentu. Hal ini disebabkan oleh adanya musim
panen raya (dimana panen melimpah) dan perubahan iklim dan lingkungan yang
dapat menyebabkan panen kecil (produksi kecil). Ini berarti, disamping resiko
produksi, petani jagung juga menghadapi resiko harga (price risk) yang tinggi
sehingga

secara

keseluruhan

resiko

usahatani

jagung

sangat

tinggi

(Litbang, 2010).
Apakah ada keterkaitan antar tingkatan pasar yang dapat dilihat dari ada tidaknya
hubungan antara harga jagung pipil impor di pasar internasional dan harga jagung
pipil domestik baik tingkat provinsi maupun kabupaten di pasar domestik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang. Apakah harga tersebut menuju pada satu
titik keseimbangan yang menguntungkan bagi petani dan juga konsumen, dan
untuk itulah penelitian ini dilakukan.

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah
sebagai berikut:
1.

Adakah kointegrasi antara harga jagung pipil Impor dengan harga jagung
pipil Sumatera Utara?

2.

Adakah kointegrasi antara harga jagung pipil Impor dengan harga jagung
pipil Kabupaten Karo?

3.

Adakah kointegrasi antara harga jagung pipil Sumatera Utara dengan harga
jagung pipil Kabupaten Karo?

Universitas Sumatera Utara

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah:
1.

Untuk menganalisis kointegrasi antara harga jagung pipil Impor dengan harga
jagung pipil Sumatera Utara.

2.

Untuk menganalisis kointegrasi antara harga jagung pipil Impor dengan harga
jagung pipil Kabupaten Karo.

3.

Untuk menganalisis kointegrasi antara harga jagung pipil Sumatera Utara
dengan harga jagung pipil Kabupaten Karo.

Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah:
1.

Sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam
melihat perkembangan harga jagung pipil Impor, harga jagung pipil Sumatera
Utara dan harga jagung pipil lokal di Kabupaten Karo.

2.

Sebagai bahan informasi bagi pemerintah untuk membuat kebijakan.

3.

Sebagai bahan informasi bagi peneliti yang akan melanjutkan penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara