Pengaruh Kreativitas Pengusaha Terhadap Keberhasilan Usaha Kecil (Pada Studi Kasus Usaha Dodol Di Pasar Bengkel Perbaungan Kab. Serdang Bedagai)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Uraian Teoritis
2.1.1 Kreativitas
1. Definisi Kreativitas
Kreativitas
berimaginasi
didefinisikan
dan
sebagai
menghasilkan
kemampuan
ide-ide
baru
untuk
dengan
mengkombinasikan, mengubah atau menerapkan ide-ide yang sudah
ada dengan cara yang belum dipikirkan sebelumnya. Ide-ide kreatif
yang
kemudian
diproses
melalui
beberapa
tahapan
sehingga
menghasilkan produk atau jasa atau model bisnis (Zimmerer 2008:57).
Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan
atau menghasilkan sesuatu yang baru dan asli, yang sebelumnya belum
dikenal ataupun memecahkan masalah baru yang dihadapi. Kreativitas
juga merupakan suatu ide atau gagasan seseorang yang tercipta melalui
kejadian atau peristiwa yang dialami dalam kehidupan sehari-hari,
yang
tanpa
sadar
terciptalah
suatu
ide-ide
kreatif
itu
(www.galeripustaka.com, 2013).
Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasikombinasi baru atau melihat hubungan-hubungan baru antara unsur,
data variabel yang sudah ada sebelumnya (Alma, 2008: 69).
Sedangkan menurut Suryana (2003: 2) menyatakan bahwa kreativitas
8
Universitas Sumatera Utara
adalah: “Berpikir sesuatu yang baru”. Kreativitas sebagai kemampuan
untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara
baru dalam memecahkan persoalan dalam menghadapi peluang.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kreativitas
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kreativitas menurut
Rogers (Saleh, 2004) adalah :
1)
Faktor internal individu
Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam individu yang
dapat mempengaruhi kreativitas, diantaranya :
a. Keterbukaan terhadap pengalaman dan rangsangan dari luar
atau dalam individu. Keterbukaan terhadap pengalaman adalah
kemampuan
menerima
segala
sumber
informasi
dari
pengalaman hidupnya sendiri dengan menerima apa adanya,
tanpa usaha defense, tanpa kekakuan terhadap pengalamanpengalaman tersebut. Dengan demikian individu kreatif adalah
individu yang mampu menerima perbedaan.
b. Evaluasi internal, yaitu kemampuan dalam menilai produk
yang dihasilkan ciptaan seseorang ditentukan oleh dirinya
sendiri, bukan karena kritik dan pujian orang lain. Walaupun
demikian individu tidak tertutup dari kemungkinan masukan
dan kritikan dari orang lain.
9
Universitas Sumatera Utara
c. Kemampuan untuk bermain dan mengadakan eksplorasi
terhadap unsur-unsur, bentuk-bentuk, konsep atau membentuk
kombinasi baru dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya.
2)
Faktor ekternal (Lingkungan)
Faktor
eksternal
kreativitas
(lingkungan)
individu
adalah
yang
dapat
lingkungan
mempengaruhi
kebudayaan
yang
mengandung keamanan dan kebebasan psikoligis. Peran kondisi
lingkungan mencakup lingkungan dalam arti kata luas yaitu
masyarakat dan kebudayaan. Kebudayaan dapat mengembangkan
kreativitas jika kebudayaan itu memberi kesempatan adil bagi
pengembangan kreativitas potensial yang dimiliki anggota
masyarakat.
3. Ciri-Ciri Kreativitas
Ada beberapa ciri-ciri kreativitas yang dimiliki oleh individu
yang kreatif. Guilford (Saleh, 2004: 201) membedakan antara ciri
kognitif (aptitude) dan ciri afektif (non-aptitude) yang berhubungan
dengan kreativitas. Ciri-ciri kognitif (aptitude) ialah ciri-ciri yang
berhubungan dengan kognisi, proses berfikir yang meliputi kelancaran,
kelenturan
(fleksibilitas)
dan
orisinilitas
dalam
berfikir
dan
elaboration (mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu
gagasan. Sedangkan ciri-ciri afektif (non-aptitude) ialah ciri-ciri yang
lebih berkaitan dengan sikap atau perasaan yang meliputi rasa ingin
tahu, bersifat imajinatif, merasa tertantang oleh kemajemukan, sifat
10
Universitas Sumatera Utara
berani mengambil resiko dan sifat menghargai. Kedua jenis ciri
kreativitas itu diperlukan agar perilaku kreatif dapat terwujud.
Menurut Munandar (2009: 10) Berikut ini ciri-ciri kognitif
(aptitude) dan ciri-ciri afektif (non-aptitude) akan diuraikan lebih
lanjut:
1)
Ciri-ciri kognitif
Kreativitas yang berhubungan dengan kemampuan berfikir kreatif
(divergen) dan memiliki lima ciri kognitif, yaitu kemampuan
berfikir secara lancar (fluency), berfikir luwes (flexibelity),
orisinilitas (originality), kemampuan menilai (evaluation), dan
kemampuan memperinci/mendalam (elaboration).
a. Kemampuan berfikir lancar (fluency)
Merupakan kemampuan untuk melahirkan banyak ide dan
gagasan, mengemukakan banyak cara untuk melakukan
berbagai hal serta mencari banyak kemungkinan alternative
jawaban dan penyelesaian masalah.
b. Kemampuan berfikir luwes atau fleksibel (flexibelity)
Merupakan kemampuan untuk menggunakan bermacammacam pendekatan dalam mengatasi persoalan, orang yang
kreatif adalah orang yang kreatif dalam berfikir, mereka dapat
dengan mudah meninggalkan cara berfikir yang lama dan
menggantikan dengan cara berfikir yang baru. Diperlukan
kemampuan untuk tidak terpaku pada pola pemikiran yang
11
Universitas Sumatera Utara
lama. Hal ini biasa dilakukan dengan fleksibilitas yang spontan
dan adaptif. Fleksibilitas spontan adalah kemampuan untuk
menyampaikan berbagai macam ide tentang apa saja tanpa rasa
takut salah. Sedangkan fleksibilitas adaptif adalah kemampuan
untuk menyampaikan berbagai macam ide tentang apa saja
tetapi masih memperhatikan kebenaran ide tersebut.
c. Kemampuan berfikir orisinal (originality)
Merupakan kemampuan untuk melahirkan ide-ide atau
gagasan-gagasan dan membuat kombinasi-kombinasi yang
bersifat baru dan unik, menggunakan cara yang tidak lazim
dalam mengungkapkan diri, dan mampu mencari berbagai
kemungkinan pemecahan masalah dengan cara-cara yang
mungkin tidak terpikirkan oleh orang lain.
d. Kemampuan menilai (evaluation)
Merupakan kemampuan untuk membuat penilaian sendiri dan
menentukan apakah suatu pertanyaan benar, atau suatu
tindakan itu bijaksana serta tidak hanya mencetuskan gagasan
saja tetapi juga melaksanakannya.
e. Kemampuan memperinci (elaboration)
Merupakan
kemampuan
untuk
memperkaya
atau
mengembangkan suatu ide, gagasan atau produk dan
kemampuan untuk memperinci suatu obyek, gagasan, dan
12
Universitas Sumatera Utara
situasi sehingga tidak hanya menjadi lebih baik tetapi menjadi
lebih menarik.
1)
Ciri-ciri afektif
Ciri-ciri
afektif
dari
kreativitas
merupakan
ciri-ciri
yang
berhubungan dengan sikap mental atau perasaan individu. Ciri-ciri
afektif ini saling berhubungan dan saling mempengaruhi dengan
ciri-ciri kognitif. Kreativitas yang berkaitan dengan sikap dan
perasaan seseorang. Ada beberapa ciri-ciri afektif yaitu :
a. Rasa ingin tahu
Selalu terdorong untuk mengetahui lebih banyak, misalnya:
selalu bertanya, memperhatikan banyak hal, peka dalam
pengamatan dan ingin mengetahui atau meneliti..
b. Bersifat imajinatif/fantasi
Mampu memperagakan atau membayangkan hal-hal yang tidak
atau belum pernah terjadi dan menggunakan daya khayal
namun dapat membedakan mana khayalan dan mana
kenyataan..
c. Merasa tertantang oleh kemajemukan
Mempunyai dorongan untuk mengatasi masalah-masalah yang
sulit, merasa tertantang oleh situasi-situasi yang rumit serta
lebih tertarik pada tugas-tugas yang sulit.
13
Universitas Sumatera Utara
d. Sifat berani mengambil resiko (tidak takut membuat
kesalahan)
Berani mempunyai pendapat meskipun belum tentu benar,
tidak takut gagal atau mendapat kritik dari orang lain.
e. Sifat menghargai Kemampuan untuk dapat menghargai
bimbingan
dan
pengarahan
dalam
hidup,
menghargai
kemampuan dan bakat-bakat sendiri yang sedang berkembang.
2.1.2 Keberhasilan Usaha
1. Definisi Keberhasilan Usaha
Keberhasilan usaha adalah keberhasilan dari bisnis dalam
mencapai tujuannya. Keberhasilan usaha adalah tujuan utama dari
sebuah perusahaan atau bisnis yang segala aktivitas di dalamnya
ditujukan untuk mencapai suatu keberhasilan atau kesuksesan. Dalam
pengertian umum keberhasilan menunjukkan suatu keadaan yang lebih
baik atau unggul daripada masa sebelumnya. (Noor, 2007: 397)
Menurut Nasution (2001: 12), sebuah perusahaan dikatakan
meraih keberhasilan usaha jika usahanya bertambah, hasil produksinya
meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat
serta penghasilan anggota dari perusahaan tersebut bertambah. Suatu
perusahaan juga dikatakan berhasil, apabila seluruh karyawannya
makmur.
Keberhasilan dalam menjalankan usaha dipengaruhi oleh
bagaimana suatu rencana usaha (Business Plan) itu dipersiapkan untuk
14
Universitas Sumatera Utara
kemudian dapat dijalankan. Ada beberapa rencana yang perlu
dipersiapkan antara lain dengan memilih jenis usaha yang akan
dijalankan kemudian bagaimana rencana pemasaran, rencana produksi,
rencana organisasi dan rencana keuangan. Perencanaan merupakan alat
untuk menggariskan arah dari perusahaan yang mengarahkan
perusahaan kepada suatu kemajuan logis dari titik mulai sampai
dengan titik akhir. Rencana yang dikembangkan dengan baik
menolong entrepreneur mengetahui apa yang akan terjadi, sehingga
mempersiapkannya untuk meminimalisasikan risiko dan memperbesar
peluang keberhasilan usaha (Anoraga, 2002:157).
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha
Menurut Suyana, (2008: 520), keberhasilan atau kegagalan
wirausaha sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik eksternal
maupun internal.
a.
Faktor internal yang memiliki pengaruh adalah kekuatan
seperti kemauan dan kemampuan pengusaha serta kelemahan
pengusaha,
b.
Faktor eksternal berasal dari diri pelaku adalah kesempatan
atau peluang.
15
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Usaha Kecil
Pengertian usaha kecil diartikan secara berbeda oleh masing-masing
individu. Ada yang melihat dari segi modal yang dikeluarkan, penjualan, dan
banyak tenaga kerja yang dimiliki.
Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dijelaskan dalam UU
usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) No.20 tahun 2008 adalah sebagai
berikut:
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/ atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana
diatur dalam Undang-undang ini.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah
atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud
dalam undang-undang ini.
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau bukan badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, atau
menjadi bagian langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.
16
Universitas Sumatera Utara
Kriteria usaha kecil dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 20
Tahun 2008 adalah :
1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000 (lima puluh juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000 (tiga
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000 (dua milyar
lima ratus juta rupiah).
Menurut Biro Pusat Statistik (BPS), usaha kecil identik dengan industri
kecil dan industri rumah tangga. BPS mengklasifikasikan industri berdasarkan
jumlah pekerjanya, yaitu :
1. Industri rumah tangga dengan pekerja 1-4 orang
2. Industri kecil dengan pekerja 5-19 orang
3. Industri menengah dengan pekerja 20-99 orang
4. Industri besar dengan pekerja 100 orang atau lebih.
2.2.
Penelitian Terdahulu
Epi Suratmi (2010) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh
Kreativitas dan Inovasi Terhadap Kinerja Karyawan pada Usaha Pengrajin Rotan
di Lingkungan Jl. Gatot Subroto Medan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dan menganalisis pengaruh kreativitas dan inovasi terhadap kinerja
karyawan pada usaha pengrajin rotan di lingkungan Jl. Gatot Subroto Medan.
Teknik pengambilan sampel ditentukan dengan metode purposive sampling yaitu
teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria, kriteria yang digunakan adalah
karyawan yang bekerja sebagai pengrajin rotan. Metode analisis yang
17
Universitas Sumatera Utara
dipergunakan adalah metode analisis deskriptif, metode analisis statistik yang
terdiri dari analisis regresi linier berganda dan pengujian koefisien determinasi
(R2). Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan
secara simultan terhadap kinerja karyawan pada usaha pengrajin rotan di
lingkungan Jl. Gatot Subroto Medan. Secara parsial variabel kreativitas (X1) dan
variabel Inovasi (X2) berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada
usaha pengrajin rotan di Jl. Gatot Subroto Medan. Dan dari hasil penelitian
variabel kreativitas paling dominan mempengaruhi kinerja karyawan pada usaha
pengrajin rotan di lingkunga Jl. Gatot Subroto Medan.
Tarigan (2009) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor –
Faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Pada Usaha Optik di Jalan Djamin
Ginting, P. Bulan Medan”. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan
menganalisis faktor-faktor yang mendorong wirausahawan meraih keberhasilan
usaha optik di Jalan Djamin Ginting, P. Bulan Medan. Diperoleh kesimpulan
bahwa faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha optik adalah faktor
pengetahuan kewirausahaan, faktor strategi pemasaran dan faktor manajemen
permodalan dan keuangan.
2.3.
Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual/kerangka berfikir merupakan sintesa tentang
hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah
dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis,
sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti.
18
Universitas Sumatera Utara
Sintesa tentang hubungan varibel tersebut, selanjutnya digunakan untuk
merumuskan hipotesis. (Sugiyono, 2004: 49)
Kreativitas pengusaha mempunyai pengaruh yang sangat signifikan
terhadap keberhasilan usaha dodol. Kreativitas yang harus ditumbuhkan dalam
jiwa para wirausahawan adalah kerja keras, terobosan, dan perbaikan terusmenerus. Kerja keras diperlukan oleh para wirausahawan dalam usaha merintis
usaha yang tidak mudah. Mereka harus mengorbankan banyak hal untuk
terwujudnya bisnis yang pertumbuhannya baik. Terobosan diperlukan oleh para
wirausahawan untuk menghasilkan produk-produk yang sangat diminati oleh para
konsumen dengan membuat produk yang baru atau memperbaharui yang sudah
ada. Sedangkan perbaikan yang terus menerus sangat diperlukan dalam perbaikan
yang tidak pernah berhenti yang meliputi orang, peralatan, bahan, prosedur dan
lain-lain.
Pengusaha yang sudah terjun dalam dunia bisnis harus mempunyai jiwa
dan semangat kewirausahaan untuk mendukung keberhasilan dalam bisnisnya.
Oleh karena itu sangat diperlukan kreativitas pengusaha diperlukan agar usaha
berkembang. Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka konseptual dapat
digambarkan sebagai berikut:
19
Universitas Sumatera Utara
Kreativitas Pengusaha
Dodol (X)
Kreativitas Pengusaha
Dodol (X)
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Sumber : Basrowi (2011), Data Diolah
2.4.
Hipotesis
Berdasarkan kerangka perumuasan masalah yang telah dipaparkan, maka
dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Kreativitas pengusaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keberhasilan usaha kecil (studi kasus pada usaha dodol di Pasar Bengkel
Perbaungan Kab. Serdang Bedagai).
20
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Uraian Teoritis
2.1.1 Kreativitas
1. Definisi Kreativitas
Kreativitas
berimaginasi
didefinisikan
dan
sebagai
menghasilkan
kemampuan
ide-ide
baru
untuk
dengan
mengkombinasikan, mengubah atau menerapkan ide-ide yang sudah
ada dengan cara yang belum dipikirkan sebelumnya. Ide-ide kreatif
yang
kemudian
diproses
melalui
beberapa
tahapan
sehingga
menghasilkan produk atau jasa atau model bisnis (Zimmerer 2008:57).
Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan
atau menghasilkan sesuatu yang baru dan asli, yang sebelumnya belum
dikenal ataupun memecahkan masalah baru yang dihadapi. Kreativitas
juga merupakan suatu ide atau gagasan seseorang yang tercipta melalui
kejadian atau peristiwa yang dialami dalam kehidupan sehari-hari,
yang
tanpa
sadar
terciptalah
suatu
ide-ide
kreatif
itu
(www.galeripustaka.com, 2013).
Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasikombinasi baru atau melihat hubungan-hubungan baru antara unsur,
data variabel yang sudah ada sebelumnya (Alma, 2008: 69).
Sedangkan menurut Suryana (2003: 2) menyatakan bahwa kreativitas
8
Universitas Sumatera Utara
adalah: “Berpikir sesuatu yang baru”. Kreativitas sebagai kemampuan
untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara
baru dalam memecahkan persoalan dalam menghadapi peluang.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kreativitas
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kreativitas menurut
Rogers (Saleh, 2004) adalah :
1)
Faktor internal individu
Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam individu yang
dapat mempengaruhi kreativitas, diantaranya :
a. Keterbukaan terhadap pengalaman dan rangsangan dari luar
atau dalam individu. Keterbukaan terhadap pengalaman adalah
kemampuan
menerima
segala
sumber
informasi
dari
pengalaman hidupnya sendiri dengan menerima apa adanya,
tanpa usaha defense, tanpa kekakuan terhadap pengalamanpengalaman tersebut. Dengan demikian individu kreatif adalah
individu yang mampu menerima perbedaan.
b. Evaluasi internal, yaitu kemampuan dalam menilai produk
yang dihasilkan ciptaan seseorang ditentukan oleh dirinya
sendiri, bukan karena kritik dan pujian orang lain. Walaupun
demikian individu tidak tertutup dari kemungkinan masukan
dan kritikan dari orang lain.
9
Universitas Sumatera Utara
c. Kemampuan untuk bermain dan mengadakan eksplorasi
terhadap unsur-unsur, bentuk-bentuk, konsep atau membentuk
kombinasi baru dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya.
2)
Faktor ekternal (Lingkungan)
Faktor
eksternal
kreativitas
(lingkungan)
individu
adalah
yang
dapat
lingkungan
mempengaruhi
kebudayaan
yang
mengandung keamanan dan kebebasan psikoligis. Peran kondisi
lingkungan mencakup lingkungan dalam arti kata luas yaitu
masyarakat dan kebudayaan. Kebudayaan dapat mengembangkan
kreativitas jika kebudayaan itu memberi kesempatan adil bagi
pengembangan kreativitas potensial yang dimiliki anggota
masyarakat.
3. Ciri-Ciri Kreativitas
Ada beberapa ciri-ciri kreativitas yang dimiliki oleh individu
yang kreatif. Guilford (Saleh, 2004: 201) membedakan antara ciri
kognitif (aptitude) dan ciri afektif (non-aptitude) yang berhubungan
dengan kreativitas. Ciri-ciri kognitif (aptitude) ialah ciri-ciri yang
berhubungan dengan kognisi, proses berfikir yang meliputi kelancaran,
kelenturan
(fleksibilitas)
dan
orisinilitas
dalam
berfikir
dan
elaboration (mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu
gagasan. Sedangkan ciri-ciri afektif (non-aptitude) ialah ciri-ciri yang
lebih berkaitan dengan sikap atau perasaan yang meliputi rasa ingin
tahu, bersifat imajinatif, merasa tertantang oleh kemajemukan, sifat
10
Universitas Sumatera Utara
berani mengambil resiko dan sifat menghargai. Kedua jenis ciri
kreativitas itu diperlukan agar perilaku kreatif dapat terwujud.
Menurut Munandar (2009: 10) Berikut ini ciri-ciri kognitif
(aptitude) dan ciri-ciri afektif (non-aptitude) akan diuraikan lebih
lanjut:
1)
Ciri-ciri kognitif
Kreativitas yang berhubungan dengan kemampuan berfikir kreatif
(divergen) dan memiliki lima ciri kognitif, yaitu kemampuan
berfikir secara lancar (fluency), berfikir luwes (flexibelity),
orisinilitas (originality), kemampuan menilai (evaluation), dan
kemampuan memperinci/mendalam (elaboration).
a. Kemampuan berfikir lancar (fluency)
Merupakan kemampuan untuk melahirkan banyak ide dan
gagasan, mengemukakan banyak cara untuk melakukan
berbagai hal serta mencari banyak kemungkinan alternative
jawaban dan penyelesaian masalah.
b. Kemampuan berfikir luwes atau fleksibel (flexibelity)
Merupakan kemampuan untuk menggunakan bermacammacam pendekatan dalam mengatasi persoalan, orang yang
kreatif adalah orang yang kreatif dalam berfikir, mereka dapat
dengan mudah meninggalkan cara berfikir yang lama dan
menggantikan dengan cara berfikir yang baru. Diperlukan
kemampuan untuk tidak terpaku pada pola pemikiran yang
11
Universitas Sumatera Utara
lama. Hal ini biasa dilakukan dengan fleksibilitas yang spontan
dan adaptif. Fleksibilitas spontan adalah kemampuan untuk
menyampaikan berbagai macam ide tentang apa saja tanpa rasa
takut salah. Sedangkan fleksibilitas adaptif adalah kemampuan
untuk menyampaikan berbagai macam ide tentang apa saja
tetapi masih memperhatikan kebenaran ide tersebut.
c. Kemampuan berfikir orisinal (originality)
Merupakan kemampuan untuk melahirkan ide-ide atau
gagasan-gagasan dan membuat kombinasi-kombinasi yang
bersifat baru dan unik, menggunakan cara yang tidak lazim
dalam mengungkapkan diri, dan mampu mencari berbagai
kemungkinan pemecahan masalah dengan cara-cara yang
mungkin tidak terpikirkan oleh orang lain.
d. Kemampuan menilai (evaluation)
Merupakan kemampuan untuk membuat penilaian sendiri dan
menentukan apakah suatu pertanyaan benar, atau suatu
tindakan itu bijaksana serta tidak hanya mencetuskan gagasan
saja tetapi juga melaksanakannya.
e. Kemampuan memperinci (elaboration)
Merupakan
kemampuan
untuk
memperkaya
atau
mengembangkan suatu ide, gagasan atau produk dan
kemampuan untuk memperinci suatu obyek, gagasan, dan
12
Universitas Sumatera Utara
situasi sehingga tidak hanya menjadi lebih baik tetapi menjadi
lebih menarik.
1)
Ciri-ciri afektif
Ciri-ciri
afektif
dari
kreativitas
merupakan
ciri-ciri
yang
berhubungan dengan sikap mental atau perasaan individu. Ciri-ciri
afektif ini saling berhubungan dan saling mempengaruhi dengan
ciri-ciri kognitif. Kreativitas yang berkaitan dengan sikap dan
perasaan seseorang. Ada beberapa ciri-ciri afektif yaitu :
a. Rasa ingin tahu
Selalu terdorong untuk mengetahui lebih banyak, misalnya:
selalu bertanya, memperhatikan banyak hal, peka dalam
pengamatan dan ingin mengetahui atau meneliti..
b. Bersifat imajinatif/fantasi
Mampu memperagakan atau membayangkan hal-hal yang tidak
atau belum pernah terjadi dan menggunakan daya khayal
namun dapat membedakan mana khayalan dan mana
kenyataan..
c. Merasa tertantang oleh kemajemukan
Mempunyai dorongan untuk mengatasi masalah-masalah yang
sulit, merasa tertantang oleh situasi-situasi yang rumit serta
lebih tertarik pada tugas-tugas yang sulit.
13
Universitas Sumatera Utara
d. Sifat berani mengambil resiko (tidak takut membuat
kesalahan)
Berani mempunyai pendapat meskipun belum tentu benar,
tidak takut gagal atau mendapat kritik dari orang lain.
e. Sifat menghargai Kemampuan untuk dapat menghargai
bimbingan
dan
pengarahan
dalam
hidup,
menghargai
kemampuan dan bakat-bakat sendiri yang sedang berkembang.
2.1.2 Keberhasilan Usaha
1. Definisi Keberhasilan Usaha
Keberhasilan usaha adalah keberhasilan dari bisnis dalam
mencapai tujuannya. Keberhasilan usaha adalah tujuan utama dari
sebuah perusahaan atau bisnis yang segala aktivitas di dalamnya
ditujukan untuk mencapai suatu keberhasilan atau kesuksesan. Dalam
pengertian umum keberhasilan menunjukkan suatu keadaan yang lebih
baik atau unggul daripada masa sebelumnya. (Noor, 2007: 397)
Menurut Nasution (2001: 12), sebuah perusahaan dikatakan
meraih keberhasilan usaha jika usahanya bertambah, hasil produksinya
meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat
serta penghasilan anggota dari perusahaan tersebut bertambah. Suatu
perusahaan juga dikatakan berhasil, apabila seluruh karyawannya
makmur.
Keberhasilan dalam menjalankan usaha dipengaruhi oleh
bagaimana suatu rencana usaha (Business Plan) itu dipersiapkan untuk
14
Universitas Sumatera Utara
kemudian dapat dijalankan. Ada beberapa rencana yang perlu
dipersiapkan antara lain dengan memilih jenis usaha yang akan
dijalankan kemudian bagaimana rencana pemasaran, rencana produksi,
rencana organisasi dan rencana keuangan. Perencanaan merupakan alat
untuk menggariskan arah dari perusahaan yang mengarahkan
perusahaan kepada suatu kemajuan logis dari titik mulai sampai
dengan titik akhir. Rencana yang dikembangkan dengan baik
menolong entrepreneur mengetahui apa yang akan terjadi, sehingga
mempersiapkannya untuk meminimalisasikan risiko dan memperbesar
peluang keberhasilan usaha (Anoraga, 2002:157).
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha
Menurut Suyana, (2008: 520), keberhasilan atau kegagalan
wirausaha sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik eksternal
maupun internal.
a.
Faktor internal yang memiliki pengaruh adalah kekuatan
seperti kemauan dan kemampuan pengusaha serta kelemahan
pengusaha,
b.
Faktor eksternal berasal dari diri pelaku adalah kesempatan
atau peluang.
15
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Usaha Kecil
Pengertian usaha kecil diartikan secara berbeda oleh masing-masing
individu. Ada yang melihat dari segi modal yang dikeluarkan, penjualan, dan
banyak tenaga kerja yang dimiliki.
Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dijelaskan dalam UU
usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) No.20 tahun 2008 adalah sebagai
berikut:
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/ atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana
diatur dalam Undang-undang ini.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah
atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud
dalam undang-undang ini.
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau bukan badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, atau
menjadi bagian langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.
16
Universitas Sumatera Utara
Kriteria usaha kecil dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 20
Tahun 2008 adalah :
1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000 (lima puluh juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000 (tiga
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000 (dua milyar
lima ratus juta rupiah).
Menurut Biro Pusat Statistik (BPS), usaha kecil identik dengan industri
kecil dan industri rumah tangga. BPS mengklasifikasikan industri berdasarkan
jumlah pekerjanya, yaitu :
1. Industri rumah tangga dengan pekerja 1-4 orang
2. Industri kecil dengan pekerja 5-19 orang
3. Industri menengah dengan pekerja 20-99 orang
4. Industri besar dengan pekerja 100 orang atau lebih.
2.2.
Penelitian Terdahulu
Epi Suratmi (2010) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh
Kreativitas dan Inovasi Terhadap Kinerja Karyawan pada Usaha Pengrajin Rotan
di Lingkungan Jl. Gatot Subroto Medan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dan menganalisis pengaruh kreativitas dan inovasi terhadap kinerja
karyawan pada usaha pengrajin rotan di lingkungan Jl. Gatot Subroto Medan.
Teknik pengambilan sampel ditentukan dengan metode purposive sampling yaitu
teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria, kriteria yang digunakan adalah
karyawan yang bekerja sebagai pengrajin rotan. Metode analisis yang
17
Universitas Sumatera Utara
dipergunakan adalah metode analisis deskriptif, metode analisis statistik yang
terdiri dari analisis regresi linier berganda dan pengujian koefisien determinasi
(R2). Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan
secara simultan terhadap kinerja karyawan pada usaha pengrajin rotan di
lingkungan Jl. Gatot Subroto Medan. Secara parsial variabel kreativitas (X1) dan
variabel Inovasi (X2) berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada
usaha pengrajin rotan di Jl. Gatot Subroto Medan. Dan dari hasil penelitian
variabel kreativitas paling dominan mempengaruhi kinerja karyawan pada usaha
pengrajin rotan di lingkunga Jl. Gatot Subroto Medan.
Tarigan (2009) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor –
Faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Pada Usaha Optik di Jalan Djamin
Ginting, P. Bulan Medan”. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan
menganalisis faktor-faktor yang mendorong wirausahawan meraih keberhasilan
usaha optik di Jalan Djamin Ginting, P. Bulan Medan. Diperoleh kesimpulan
bahwa faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha optik adalah faktor
pengetahuan kewirausahaan, faktor strategi pemasaran dan faktor manajemen
permodalan dan keuangan.
2.3.
Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual/kerangka berfikir merupakan sintesa tentang
hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah
dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis,
sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti.
18
Universitas Sumatera Utara
Sintesa tentang hubungan varibel tersebut, selanjutnya digunakan untuk
merumuskan hipotesis. (Sugiyono, 2004: 49)
Kreativitas pengusaha mempunyai pengaruh yang sangat signifikan
terhadap keberhasilan usaha dodol. Kreativitas yang harus ditumbuhkan dalam
jiwa para wirausahawan adalah kerja keras, terobosan, dan perbaikan terusmenerus. Kerja keras diperlukan oleh para wirausahawan dalam usaha merintis
usaha yang tidak mudah. Mereka harus mengorbankan banyak hal untuk
terwujudnya bisnis yang pertumbuhannya baik. Terobosan diperlukan oleh para
wirausahawan untuk menghasilkan produk-produk yang sangat diminati oleh para
konsumen dengan membuat produk yang baru atau memperbaharui yang sudah
ada. Sedangkan perbaikan yang terus menerus sangat diperlukan dalam perbaikan
yang tidak pernah berhenti yang meliputi orang, peralatan, bahan, prosedur dan
lain-lain.
Pengusaha yang sudah terjun dalam dunia bisnis harus mempunyai jiwa
dan semangat kewirausahaan untuk mendukung keberhasilan dalam bisnisnya.
Oleh karena itu sangat diperlukan kreativitas pengusaha diperlukan agar usaha
berkembang. Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka konseptual dapat
digambarkan sebagai berikut:
19
Universitas Sumatera Utara
Kreativitas Pengusaha
Dodol (X)
Kreativitas Pengusaha
Dodol (X)
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Sumber : Basrowi (2011), Data Diolah
2.4.
Hipotesis
Berdasarkan kerangka perumuasan masalah yang telah dipaparkan, maka
dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Kreativitas pengusaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keberhasilan usaha kecil (studi kasus pada usaha dodol di Pasar Bengkel
Perbaungan Kab. Serdang Bedagai).
20
Universitas Sumatera Utara