PENGARUH COMAND STYLE DAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KETERAMPILAN LAY UP SHOOT PERMAINAN BOLA BASKET | Mauludin | Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 8065 16181 2 PB

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal. 290-300
Muhammad Rizki Mauludin1, Edi Setiawan2, Unun Umaran

PENGARUH COMAND STYLE DAN RECIPROCAL
TEACHING TERHADAP KETERAMPILAN LAY UP SHOOT
PERMAINAN BOLA BASKET








��

,�

���

, Unun Umaran


Universitas Pendidikan Indonesia
Jl. Setiabudi No. 229 Sukasari Bandung, Jawa Barat 40154, Indonesia
rizki99.mr@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pelajaranan komando dan model
pelajaranan resiprokal terhadap hasil belajar Lay Up Shoot atas dalam permainan bola basket pada
siswa ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Karangtengah. Penelitian ini menggunakan metode
eksperimen dengan desain “randomized pre test-post test design”. Populasi dalam penelitian ini
adalah siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola basket di SMP Negeri 1 Karangtengah
berjumlah 32 siswa. Teknik penyempelandari populasi kesampel menggunkan teknik random
sampling sehingga sampel yang digunakan berjumlah 30 siswa. Instrumen yang digunakan adalah
ketepatan Lay Up Shoot atas dari Nurhasan (2001:169). Analisis data menggunakan uji prasyarat
yang terdiri atas mencari rata-rata kelompok dan simpangan baku selanjutnya uji normalitas semua
data yang berdistribusi normal dan uji homogenitas semua data yang bervariansi homogen dan uji t
dengan signifikansi 0,05 (5%). Hasil analisis menunjukkan bahwa model pelajaranan resiprokal lebih
memberikan pengaruh secara signifikan dibandingkan dengan model pelajaranan Komando
terhadap hasil belajar Lay Up Shoot atas dalam permainan bola Basket pada siswa ekstrakurikuler di
SMP Negeri 1 Karangtengah, dengan t hitung 4,450 > t tabel 2.05 dengan taraf signifikan α 0.05. Teruji

kebenarannya dalam penelitian ini.
Kata kunci: gaya mengajar komando, gaya mengajar resiprokal, Lay up Shoot.

PENDAHULUAN
Berdasarkan hasil pengamatan penulis, masih
banyak siswa yang mengalami kesulitan untuk
memperoleh keterampilan Lay Up Shoot yang
baik, kesulitan yang di maksud adalah ketidak
mampuan siswa untuk mencapai keterampilan Lay
Up Shoot yang dianggap baik, dengan melihat
kenyataan bahwa rendahnya hasil belajar Lay Up
Shoot, maka perlu diadakan berbagai usaha di
dalam upaya peningkatan hasil belajar Lay Up
Shoot. Untuk itu perlu di terapkan berbagai
alternatif gaya mengajar yang sesuai dan tepat
agar siswa mempunyai gairah di dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar, dengan demikian
penulis melakukan penelitian pada siswa tentang

kemampuan Lay Up Shoot dengan menggunakan

dua Gaya mengajar, yaitu : Gaya mengajar
komando dan Gaya mengajar resiprokal. Pada Lay
Up Shoot, penelitian yang dilakukan tentunya
yang terkait dengan pencapaian tembakan yang
baik.
Dari seorang siswa, dibutuhkan pembinaan
panjang dan terarah. Untuk melakukan pembinaan
tersebut, salah satu sasaran yang paling cocok
adalah pembinaan di pelajaranan. Karena siswa
mempelajari kurikulum mata pelajaranan bola
basket dasar, dan di dalam kurikulum tersebut
terdapat materi pelajaran tembakan yakni Lay Up
Shoot. Materi Lay Up Shoot ini merupakan salah

290

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal. 290-300
Muhammad Rizki Mauludin1, Edi Setiawan2, Unun Umaran

satu materi selalu berulang dan selalu

dipraktekkan.
Salah satu keterampilan yang harus dimiliki
oleh seorang pelatih atau guru yang menangani
kegiatan pembinaan prestasi dan kegiatan proses
belajar mengajar adalah penguasaan tentang
variasi metode mengajar atau gaya mengajar
seperti yang diistilahkan oleh Mosston (1981:33).
Pengalaman yang terlihat di lapangan bahwa
pengetahuan tentang gaya-gaya mengajar ciptaan
Moston ini merupakan hal baru yang belum
diketahui oleh banyak kalangan. Para guru dan
pelatih umumnya hanya mengandalkan metode
konvensional seperti gaya komando. Pada hal
masih banyak lagi metode atau gaya mengajar
yang dapat memberikan hasil yang lebih baik jika
dibandingkan dengan metode atau gaya mengajar
konvensional tersebut.
Kurangnya pengetahuan dan keterampilan
menerapkan variasi gaya mengajar atau cara
mengajar tersebut mengakibatkan kegiatan proses

belajar mengajar membosankan dan tidak
bervariasi.
Dalam
keadaan
lingkungan
Unimed
kreativitas yang dimiliki oleh setiap siswa
memiliki kemampuan untuk melahirkan suatu
yang baru dalam bentuk gagasan. Maupun dalam
bentuk karya nyata. Kreativitas akan menjadi
lebih berguna apabila dikelola dan dikembangkan
secara benar sehingga memiliki tingkat
kepentingan yang lebih tinggi dalam kehidupan
manusia.
Salah satu yang paling penting untuk
meningkatkan mutu pendidikan adalah terciptanya
efektifitas belajar dalam melaksanakan setiap
kegiatan belajar mengajar. Peranan guru sangat
diharapkan untuk mampu menciptakan efektifitas
belajar siswa maka peranan guru sangat

menentukan apakah efektifitas belajar siswa dapat
dilihat dari Manajemen Pelajaranan yang
dijalankan oleh guru itu sendiri.
Dari hasil survey sementara yang dilakukan,
sebagian besar guru khususnya guru Mata
pelajaranan Bola basket dasar masih belum efektif
dalam menggunakan gaya mengajar.
Hal ini terlihat dari cara guru bidang studi
Mata pelajaranan Bola basket Dasar dalam
mengajar masih menggunakan gaya mengajar

komando dengan menghandalkan otot/suara keras
dalam mengajar, sehingga mental siswa menjadi
kurang baik, selain itu guru sering membiarkan
siswa beraktifitas sendiri tanpa dikontrol sehingga
siswa kebanyakan main-main dan guru cenderung
membiarkan siswa putri kurang aktif dalam
melakukan aktifitas olahraga sehingga kegiatan
belajar-mengajar pada mata pelajaran Mata
pelajaranan Bola basket Dasar itu sendiri kurang

terlaksana dengan baik.
HAKIKAT GAYA MENGAJAR KOMANDO
Gaya mengajar komando adalah suatu gaya
mengajar yang menekankan mahasiswa untuk
mengikuti segala instruksi yang disampaikan
dosen. Dalam pelaksanaannya mahasiswa tidak
mengetahui tujuan pelajaranan sebenarnya karena
dosen memegang hak mutlak dalam proses belajar
mengajar. Semua keputusan yang diambil oleh
dosen atau sepenuhnya di dominasi oleh dosen
yang membuat keputusan untuk setiap tahap /
periode belajar mengajar. Dengan demikian
kebebasan mengajar mahasiswa sangat terbatas
hanya kepada mau tidaknya mengikuti atau
memenuhi perintah dosen dengan sepenuh hati,
atau dengan kata lain dinyatakan bahwa
mahasiswa tidak mempunyai kebebasan untuk
membuat seperangkat keputusan. Mahasiswa
lebih cenderung mengikuti sehingga efektifitas
waktu sepenuhnya dikuasai oleh dosen. Untuk

membina
keseragaman,
keserentakan,
mempertinggi kedisiplinan dan kepatuhan gaya ini
cocok untuk digunakan. Dalam gaya mengajar
komando dosen memberikan ransangan / stimulus
yang telah direncanakan sehingga mahasiswa
dapat meresponnya secara berulang-ulang.
Dalam dunia pendidikan mengajar dan
mendidik adalah tugas dari seorang dosen. Dosen
berusaha
memberikan
pengetahuan
dan
keterampilan melalui penyediaan seperangkat
tugas-tugas ajar sebagai pengalaman para
mahasiswa. Mengajar dapat didefenisikan sebagai
segala usaha yang sengaja dilakukan dalam
rangka memberikan kemudahan bagi mahasiswa
untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan

tujuan yang ingin
dicapai. Husdarta dan Saputra (2000 : 30)
mengatakan bahwa, gaya ini bertujuan

291

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal. 290-300
Muhammad Rizki Mauludin1, Edi Setiawan2, Unun Umaran

mengarahkan mahasiswa dalam melakukan tugas
gerak secara akurat dan di dalam waktu yang
singkat. Mahasiswa harus mengikuti segala
instruksi yang di sampaikan oleh dosen.
Dalam gaya komando peran dosen sangat
dominan, yaitu :
a. Membuat
segala
keputusan
dalam
pelajaranan.

b. Membuat semua keputusan yang terkait
dengan mata pelajaran, susunan pelaksanaan
tugas, memulai dan mengakhiri waktu
pelaksanaan pengajaran, internal, dan
mengklasifikasikan berbagai pertanyaan
mahasiswa.
c. Memberi umpan balik kepada mahasiswa
mengenai peran dosen dan materi.
Dalam gaya mengajar komando ini menurut
Supandi (1992 : 24), terdapat beberapa
keuntungan yang bisa kita jumpai antara lain
adalah :
a. Mampu
membina
keseragaman
dan
keserentakan gerakan sesuai dengan yang
diinginkan dosen.
b. Mempertinggi disiplin dan kepatuhan.
c. Tidak menuntut pengetahuan yang banyak

dari bahan ajarnya.
d. Penggunaan waktu yang sangat singkat dan
efisien.
Menurut Mosston (1981 : 33), dalam gaya
mengajar komando ada beberapa hal yang tidak
dilakukan yang juga merupakan kelemahan dari
gaya ini yaitu :
a. Tidak mempertimbangkan tujuan individu
(mahasiswa).
b. Tidak mengakui defenisi disiplin yang lebih
luas, disiplin diri.
c. Tidak
mengakui
perbedaan
dalam
kemampuan cultural.
d. Tidak memungkinkan keputusan oleh
mahasiswa dan sehingga menggugurkan
potensi pemunculan diri.
e. Tidak mengakui alternatif, hiraiki ganda
mahasiswa yang didasarkan pada evaluasi
alternatif.
f. Tidak mengakui alternatif yang di desain
mahasiswa.

g. Tidak mengakui keunikan individu sebagai
fokus pendidikan.
h. Tidak mempertanyakan asetnya sendiri
jenjang mengidentifikasi lealibilitasnya.
HAKIKAT GAYA MENGAJAR RESIPROKAL
Pelajaranan resiprokal menekankan pada
mahasiswa untuk bekerja dalam suatu kelompok
kecil yang dibentuk sedemikian hingga setiap
anggotanya agar dapat berkomunikasi dengan
nyaman dalam menyampaikan pendapat atau pun
bertanya dalam rangka bertukar pengalaman
keberhasilan belajar satu dengan lainnya (dengan
menerapkan teori umpan balik atau feed back). Di
dalam gaya mengajar ini pada prinsipnya yang
paling diutamakan didalamnya adalah :
memberikan umpan balik, mengembangkan cara
kerja dalam tim kecil (membuat kelompok kecil),
meningkatkan proses belajar mengajar dengan
cara mengamati secara sistematis gerakan dari
teman, hasil belajar diukur dengan pelaksanaan
test (baik itu pre-test atau posttest), menimbulkan
perlakuan emosional dalam tim, memantapkan
kesalahan dalam menafsirkan pokok bahasan, dan
pelajaranan hanya berkuat pada kertas kerja.
Gaya resiprokal merupakan gaya mengajar
yang menerapkan teori umpan balik atau feed
back. Dalam hal ini mahasiswa diberikan
kebebasan untuk membuat keputusan sehubungan
dengan pelaksanaan tugas. Mahasiswa diberikan
kewajiban untuk memiliki hasil belajar secara
terbatas. Penilaian hanya terbatas pada penilaian
formatif atau korektif oleh seorang mahasiswa
terhadap seorang mahasiswa, oleh sekelompok
mahasiswa terhadap sekelompok mahasiswa yang
lain, atau sekelompok mahasiswa terhadap hasil
belajar seorang mahasiswa.
Namun yang paling umum ialah seorang
mahasiswa terhadap hasil belajar seorang
mahasiswa atau sering diterapkan dalam formasi
berpasangan. Menurut Mosston (Dalam Husdarta
dan Syahputra, 2000 : 29) mengatakan bahwa:
"Gaya resiprokal yaitu memperhatikan
perubahan yang lebih besar dalam membuat
keputusan dari dosen kepada mahasiswa.
Mahasiswa
bertanggung
jawab
untuk
mengobservasi penampilan dari teman atau
pasangannya dan memberi umpan balik segera

292

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal. 290-300
Muhammad Rizki Mauludin1, Edi Setiawan2, Unun Umaran

pada setiap kali melakukan gerakan. Dosen
mempersiapkan lembar tugas yang menjelaskan
tugas yang harus dilakukan kriteria evaluasi
berfungsi untuk menentukan bahwa gerakan yang
harus dilakukan oleh pasangannya itu sudah
sesuai dengan rujukan.
Deskripsi semacam ini akan membantu
mahasiswa selaku pengamat dalam analisis
tugasnya. Setiap kali dosen akan mernberikan
pelajaran, dosen harus memulainya dengan
memberikan peragaan dan menguraikan cara
melaksanakan skillnya".
Seiring dengan itu, Mosston (Dalam
Brotosuryo, 1992 : 272) mengemukakan bahwa
"Anatomi gaya resiprokal di dalam perangkat
keputusan sebelum pertemuan. Pengadaan umpan
balik langsung digeser kepada seorang pengamat.
Kelas diatur berpasangan dengan peranan khusus
untuk setiap patner, salah satu dari pasangan
adalah pelaku dan yang lain menjadi pengamat.
Dosen memegang peranan khusus untuk
berkomunikasi dengan pengamat. Peranan
pengamat adalah memberikan umpan balik
kepada pelaku dan berkomunikasi dengan dosen.
Dosen mengamati baik pelaku maupun pengamat
tetapi hanya berkomunikasi dengan pengamat.
Dosen membuat semua keputusan sebelum
pertemuan, pelaku membuat keputusan selama
pertemuan, pengamat membuat keputusan umpan
balik sesudah pertemuan".
HAKIKAT LAY UP SHOOT
Lay up shoot bola basket merupakan cara
melakukan tembakan yang dilakukan dari
perbaduan beberapa teknik dasar permainan bola
basket. Biasanya lay up shoot diawali dari
dribbling (menggiring bola) atau operan dari
teman seregunya. Sodikun (1992, hlm. 104)
menyatakan, “Teknik tembakan lay up ada dua
cara, yaitu (1) melalui operan dan (2) menggiring
bola”. Hal senada dikemukakan Sarumpaet,
Djazet dan Sodikun (1992, hlm. 234)
bahwa,“Tembakan lay up dapat dilakukan berkat
kemahirannya dalam menggiring bola, menerobos
pertahanan lawan, atau melalui bantuan teman
seregunya memberi umpan sedemikian rupa
sehingga dapat
ditangkap sambil melayang,
diteruskan gerakan lay upshoot”.

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan
bahwa,lay up shoot biasanya diawali dari operan,
yaitu pemain yang akan melakukan lay up shoot
telah dalam posisi siap untuk melakukan
tembakan atau diawali dari menggiringbola.
Untuk dapat melakukan lay up shoot dengan baik,
ada
beberapa
prinsipdasar
yang
harus
diperhatikan.
Berikut adalah proses gerakan teknik lay up
shoot dalam permainan bola basket menurut Hal
Wissel (2000: 61-62) :
1. Fase Persiapan : Lihat target, Bahu rileks,
Tangan siap membawa bola dari dribble,
Kaki dibuka selebar bahu.
2. Fase Pelaksanaan: Melangkah dua kali lebar
kanan bergantian kiri kemudian langkah
pendek melompat ke atas, Angkat lutut untuk
menembak, Rentangkan kaki, punggung dan
bahu lurus ke atas, Lepaskan bola saat tangan
terjulur ke atas.
3. Fase Follow Through: Lihat sasaran,
Mendarat dengan seimbang, Lutut ditekuk,
Tangan ke atas.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1
Karangtengah. Penelitian ini direncanakan akan
dimulai pada bulan Juni s/d Agustus 2016. Maka
yang menjadi populasi adalah seluruh siswa
ekstrakulikuler bol basket yang berjumlah 32
orang. Sampel ditentukan secara acak (random).
Jadi, jumlah keseluruhan sampel sebanyak 30
orang. Dari data yang terkumpul kemudian
dilakukan pengelompokan dengan menggunakan
teknik ordinal pairing dapat di lihat pada gambar
dibawah ini :
Kelompok A
Rangking

Kelompok B
Rangking

1
4
5
8
9
12
13

2
3
6
7
10
11
14

293

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal. 290-300
Muhammad Rizki Mauludin1, Edi Setiawan2, Unun Umaran

16
17

15
18
dst

Gambar 3.1. Teknik Ordinal Pairing
Sumber : ( Hadi ,1995, hlm: 485)
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
metode eksperimen dalam pembuatannya. Metode
eksperimen ini diartikan sebagai metode
penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain
dalam kondisi yang terkendalikan.
Menurut Sudjana (1992, hlm: 7) menjelaskan
sebagai berikut : “Desain penelitian adalah suatu
rancangan percobaan sedemikian rupa sehingga
informasi yang berhubungan atau diperlakukan
untuk persoalan yang sedang diselidiki dapat
dikumpulkan, dengan kata lain desain sebuah
eksperimen merupakan langkah-langkah lengkap
yang perlu diambil jauh sebelum eksperimen
dilakukan agar supaya data yang semestinya
diperlukan dapat diperoleh sehingga akan
membawa kepada analisis objektif dan
kesimpulan yang akan berlaku untuk kesimpulan
yang sedang dibahas.”
Sesuai dengan penjelasan di atas, maka secara
garis besarnya desain penelitian ini mengacu
kepada Arikunto, kemudian dapat peneliti
gambarkan sebagai berikut :

E1

O1

X

O2

E2

O3

X

O4

menggunakan underhead dan overhead dengan
sudut 45 derajat. Pelaksanaan tes ketrampilan lay
up shoot yang sudah dimodifikasi : Penilaian
adalah jumlah skor yang diperoleh selama lay up
shot 10 kali, dan setiap bola masuk mendapat nilai
satu. Disini akan terlihat makin banyak skornya
maka hasilnya akan lebih baik. Pelaksanaan tes di
awali dengan pemanasan dan dilanjutkan dengan
mencoba melakukan lay up shot beberapa kali,
kemudian baru dilaksanakan tes lay up shot
sebanyak 10 kali. Teknik analisis data yang
dilakukan dengan menggunakan analisis statistik
yakni; menggunakan uji normalitas, uji
homogenitas dan dilanjutkan dengan uji-t.

HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Gaya mengajar komando memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap hasil
keterampilan Lay up Shoot dalam permainan
bola basket.
Hasil penelitian tersebut dideskripsikan
menggunakan analisis statistik dari program
statistical product service solutions (SPSS
versi 16),untuk hasil tes awalnilai minimal =
31, nilai maksimal = 35, rata-rata = 32,93,
simpangan baku = 1.33, sedangkan untuk tes
akhirnilai minimal = 32, nilai maksimal = 37,
rata-rata = 34,40, simpangan baku = 1,63.
Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel
4.1.

Gambar 3.2. Randomized Pre Test-Post Test
Design
Sumber : Arikunto, (2006, hlm: 86)
Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu,
dengan 3 kali pertemuan setiap minggu.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini ada 2 macam yaitu: Tes lay up shoot

294

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal. 290-300
Muhammad Rizki Mauludin1, Edi Setiawan2, Unun Umaran

No Sub
Nama
Pretest Posttest
1
Andra A
35
37
2
Parhan M
35
36
3
Hendra S
34
36
4
M. Feri
34
36
5
M. Sani F
34
36
6
M. Yoga A
33
35
7
Restu R
33
35
8
Rizal KZ
33
34
9
Setiawan
33
34
10
Saepul L
33
34
11
Gilang R
32
34
12
Ifan P
32
33
13
Tri S
31
32
14
M. Dandi
31
32
15
M. Hudaya
31
32
Mean
32,93
34,40
SD
1,33
1,63
Minimal
31
32
Maksimal
35
37
Tabel 4.1. Hasil Tes Awal Dan Tes Akhir
Model Pelajaranan Komando
2. Gaya mengajar resiprokal memberikan
pengaruh yang signifikan ternadap hasil
keterampilan Lay up Shoot dalam permainan
bola basket.
Hasil penelitian tersebut di deskripsikan
menggunakan analisis statistik dari program
statistical product service solutions (SPSS
versi 16), untuk hasil tes awalnilai minimal =
29, nilai maksimal = 32, rata-rata = 34,40,
dengan simpangan baku = 1,63, sedangkan
untuk akhirnilai minimal = 30, nilai maksimal
= 34, rata-rata = 31,93, simpangan baku =
1,38. Hasil data selengkapnya dapat dilihat
pada Tabel 4.2.
No Sub
Nama
Pretest
Posttest
1
Abdul Muiz
32
34
2
A.Suryana
32
34
3
Fahmi Hapid
32
33
4
Ilham Rizqi
32
33
5
Melki Hari P
31
33
6
M. Ichsan
31
33
7
M. Idrus S
31
32
8
M. Mustofa
31
32
9
Rafif A
30
32

10
Rahman M
30
31
11
Aldiansyah
30
31
12
Agung G
30
31
13
Arif R
29
30
14
Yudi J
29
30
15
Panji K
29
30
Mean
34,40
31,93
SD
1,63
1,38
Min
29
30
Mak
32
34
Tabel 4.2. Hasil Tes Awal Dan Tes Akhir
Model Pelajaranan Resiprokal
3. Gaya mengajar komando lebih baik dari pada
gaya mengajar resiprokal terhadap hasil
keterampilan Lay up Shoot dalam permainan
bola basket.
Setelah diperoleh data rata-rata post test
kelompok gaya mengajar komando dan
rata-rata post test kelompok gaya mengajar
resiprokal, maka selanjutnya dilakukan
pengujian hipotesis gabungan antara hasil post
test kelompok gaya mengajar komando dan
hasil post test kelompok gaya mengajar
resiprokal. Dari rata-rata yang diperoleh
didapat rata-rata pada kelompok gaya
mengajar resiprokal lebih baik dari rata-rata
kelompok gaya mengajar komando dari sini
dapat dikatakan bahwa kelompok gaya
mengajar resiprokal lebih baik dari kelompok
gaya mengajar komando.
Untuk mengetahui perbedaan metode mengajar
setelah
diberikan
perlakuan
dilakukan
pengujian hipotesis post test. Kriteria
t-test for Equality of
RataJenis
means
rata
Tes
t-ht
t-tb
α
Tes
Awal
Tes
Akhir

32,93
81,29

2.05

0.05

34,40

Tabel 4.5.Uji-t Hasil Tes Awal dan Tes Akhir
Model Pelajaranan Komando

295

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal. 290-300
Muhammad Rizki Mauludin1, Edi Setiawan2, Unun Umaran

Dari hasil uji-t dapat dilihat bahwa thitung
81,29 dan ttabel2.05 dengan nilai signifikansi
sebesar 0,05. Oleh karena thitung 81,29 > ttabel 2.05.

Jenis Rata- rata
Tes
Tes Awal
Tes
Akhir

t-test for Equality of
means
t-ht

t-tb

α

89,16

2.05

0.05

34,40
31,93

Tabel 4.6.Uji-t Hasil Tes Awal dan Tes Akhir
Model Pelajaranan Resiprokal

3. Nilai Sig. untuk data postes kelompok
eksperimen 1 adalah 0,200 ≥ α = 0,05 maka
diterima pada taraf signifikansi α = 0,05
(5%).
4. Nilai
Sig.
untuk
data
pretes
kelompokEksperimen II adalah 0,200 ≥ α =
0,05 maka diterima pada taraf signifikansi α
= 0,05.
5. Nilai
Sig.
untuk
data
postes
kelompokEksperimen IIadalah 0,200≥ α =
0,05 maka diterima pada taraf signifikansi α
= 0,05.
Kesimpulan: Berdasarkan hasil uji K-S: data
pretes dan posteskelompok Eksperimen 1 dan
kelompok Eksperimen II berdistribusi normal.

Dari hasil uji-t dapat dilihat bahwa t hitung
89,16 dan t tabel2.05 dengan nilai signifikansi sig
sebesar 0.05. Oleh karena t hitung 89,16> t tabel 2.05.

Test of Homogeneity of Variance
Tabel D. 4.Test of Homogeneity of Variance

Tests of Normality

Levene
Statistic df1

Tabel C.3.Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Kelompok

Statistic

Tes Eksperimen
Awal 1

.187

15

.169

Eksperimen
II

.169

15

.200*

.169

15

.200*

15

*

Tes Eksperimen
Akhi 1
r
Eksperimen
II

.179

df

Sig.

.200

a. Lilliefors Significance Correction test
distribution is Normal.
Interpretasi: Dari hasil uji Kolmogorov- Smirnov
(K-S) diketahui:
2. Nilai Sig. untuk data pretes kelompok
eksperimen 1 adalah 0,169≥ α = 0,05 maka
diterima pada taraf signifikansi α = 0,05
(5%).

df2

Sig.

Tes Based on
Awal Mean

1.253

1

28 .272

Based on
Median

1.000

1

28 .326

Based on
Median and
with adjusted
df

1.000

1

27.44
.326
0

Based on
trimmed
mean

1.232

1

28 .276

.560

1

28 .461

.399

1

28 .533

Based on
Median and
with adjusted
df

.399

1

26.15
.533
2

Based on
trimmed
mean

.549

1

28 .465

Tes Based on
Akhi Mean
r
Based on
Median

296

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal. 290-300
Muhammad Rizki Mauludin1, Edi Setiawan2, Unun Umaran

Interpretasi:
Dari hasil uji Levene diketahui nilai Sig.
untuk uji homogenitas data kedua kelompok
pretes – berdasarkan rata-rata (besed on Mean)
adalah 0,272 ≥ α = 0,05 sedangkan postes
berdasarkan rata-rata (besed on Mean) adalah
0,461 ≥ α = 0,05 maka diterima pada taraf
signifikansi α = 0,05 (5%). Kesimpulannya:Data
pretes-postes kelompok eksperimen 1 dan
kelompok eksperimen IIbervariansi homogen.

Box Plot Uji Normalitas

Tes
Akhir
81.29
14 .000
Ekspeim
7
en1

34.400 33.49 35.31

Tes
Akhir
89.16
14 .000
Eksperi
8
menII

31.933 31.17 32.70

Interpretasi :
Dari tabel one-sample test diketahui nilai t
Eksperimen 1 tes akhir sebesar 81.297 sedangkan
nilai t untuk EksperimenIItes akhir sebesar
89.168. Artinya jika kedua model pelajaranan
tersebut dibandingkan maka model pelajaranan
resiprokallebih besar memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap hasil belajar Lay Up Shoot
atas dalam permainan bola basket pada siswa
ekstrakurikuler bola basket di SMP Negeri 1
Karangtengah. Karena nilai t Eksperimen II tes
akhir yaitu sebesar 89.168.> dari nilai t
Ekspeimen1 tes akhirsebesar 81.297.
ANOVA
Tabel G.6. ANOVA
Sum
of
Squar
Mean
es
df Square

One-Sample Test
Tabel F.05.One-Sample Test
Test Value = 0

Total
95%
Confidence
Interval of
the
Difference

t

Tes Between
Aw Groups
al Within
Groups

Sig.
(2- Mean
tailed Differen Lowe Uppe
df
)
ce
r
r

Tes Between
Ak Groups
hir Within
Groups
Total

16.13
3

F

Sig.

1 16.133 7.224 .012

62.53
28 2.233
3
78.66
29
7
45.63
3

1 45.633

19.80
.000
0

64.53
28 2.305
3
110.1
29
67

Interpretasi :

297

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal. 290-300
Muhammad Rizki Mauludin1, Edi Setiawan2, Unun Umaran

Dari Tabel I.9 ANOVA diketahui nilai F tes
awal sebesar 7,224 sedangkan nilai F untuk tes
akhir
sebesar
19,800. Artinya
terdapat
peningkatan
setelah
memberikan
sebuah
perlakuan yaitu model pelajaranan komando dan
model pelajaranan resiprokal terhadap hasil
belajar Lay Up Shoot atas dalam permainan bola
basket pada siswa ekstrakurikuler di SMP Negeri
1 Karangtengah.
Independent Samples Test
Tabel H. 7.Independent Samples Test
Leve
ne's
Test
for
Equ
t-test for Equality of Means
ality
of
Vari
ance
s

Sig
.
Si
F
t df (2g
tail
ed)

Pre Equal
1.
tes varian
.2
2
ces
7
5
assum
2
3
ed
Equal
varian
ces
not
assum
ed

Me
an
Diff
ere
nce

95%
Confide
nce
Interval
of the
Differen
ce

Std
.
Err
or
Diff
ere
nce Lo Up
wer per

2.
2 .01
.54
6
1.4
2.5 .34
8 2
6
8
67
84 9
8
2.
6
8
8

2
6.
.01
.54
8
1.4
2.5 .34
2
6
9
67
87 7
6

Po Equal
s varian .5 .4
tes ces
6 6
assum 0 1
ed
Equal
varian
ces
not
assum
ed

4.
4 2 .00 2.4 .55 1.3 3.6
5 8 0 67 4 31 02
0
2
4.
7.
4
.00 2.4 .55 1.3 3.6
2
5
0 67 4 30 04
5
0
5

Interpretasi :
Dari tabel Independent Samples Test untuk
kolom Equal variances assumed (uji-t) diketahui
nilai thitung = 4,450 dan nilai ttabel 2,05,maka Ha
diterima pada taraf signifikansi α = 0,05 (5%).
Kesimpulan:Model pelajaranan resiprokal
lebih memberikan pengaruh secara signifikan
dibandingkan dengan model pelajaranan komando
terhadap hasil belajar Lay Up Shoot atas dalam
permainan bola basket pada siswa ekstrakurikuler
di SMP Negeri 1 Karangtengah. Karena Dari tabel
Independent Samples Test untuk kolom Equal
variances assumed (uji-t) diketahui nilai thitung =
4,450> nilai ttabel 2,05, maka Ha diterima pada taraf
signifikansi α = 0,05 (5%) dan teruji
kebenarannya dalam penelitian ini.
Tabel I.8. Tabel-t
df
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

P = 0.05
12
4.
3.
2.
2.
2.
2.
2.
2.
2.
2.
2.
2.
2.
2.
2.
2.
2.
2.

P = 0.01
63.6
9.92
5.84
4.60
4.03
3.71
3.50
3.36
3.25
3.17
3.11
3.05
3.01
2.98
2.95
2.92
2.90
2.88
2.86

P = 0.001
636.6
31.60
12.92
8.61
6.87
5.96
5.41
5.04
4.78
4.59
4.44
4.32
4.22
4.14
4.07
4.02
3.97
3.92
3.88

298

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal. 290-300
Muhammad Rizki Mauludin1, Edi Setiawan2, Unun Umaran

20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

2.
2.
2.
2.
2.
2.
2.
2.
2.
2.
2.

2.85
2.83
2.82
2.81
2.80
2.79
2.78
2.77
2.76
2.76
2.75

3.85
3.82
3.79
3.77
3.75
3.73
3.71
3.69
3.67
3.66
3.65

KESIMPULAN
Dari
hasil
pengujian
hipotesis
dan
pembahasan hasil penelitian, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Model pelajaranan kooperatif memberikan
pengaruh secara signifikan terhadap hasil

belajar Lay Up Shoot atasdalam permainan
bola basket pada siswa ekstrakurikuler bola
basket di SMP Negeri 1 Karangtengah.
2. Model pelajaranan resiprokal memberikan
pengaruh secara signifikan terhadap hasil
belajar Lay Up Shoot atasdalam permainan
bola basket pada siswa ekstrakurikuler di SMP
Negeri 1 Karangtengah.
3. Model
pelajaranan
resiprokal
lebih
memberikan pengaruh secara signifikan
dibandingkan dengan model pelajaranan
kooperatif terhadap hasil belajar Lay Up Shoot
atas dalam permainan bola basket pada siswa
ekstrakurikuler
di
SMP
Negeri
1
Karangtengah.

299

Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal. 290-300
Muhammad Rizki Mauludin1, Edi Setiawan2, Unun Umaran

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, (1993), Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Kesembilan, Rineka Cipta, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta, PT Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsmi. (2010). Prosedur Penelitian, Rineka Cipta Jakarta.
FIBA. (2010). Peraturan Resmi Bola Basket Bandung: FPOK UPI.
Fraenkel, J.P dan Wallen N.E. (2006). “How to Design and Evaluate Research in Education (Eight Edition).
New York: McGraw Hill Companies.
Fraenkel, J.R. &Wallen, N.E. (1993). How to Design and Evaluate Research. New York : Mc Graw-Hill Inc.
Hadi, Sutrisno, (2004). Statistik, Yogyakarta :Rineka Cipta.
Hall, Wissel. (2000). Bola basket Dilengkapi Dengan Program Pemahiran teknik dan taktik. Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
Kosasih, Danny. (2008). Fundamental Basketball First Step To Win.Semarang: Karangturi Media.
Metzler, M.W. (2005). Implications of model-based instruction for research on teachingA focus on teaching
games for understanding. In L.L. Griffin & J.L. Butler (Eds.), Teaching games for understanding
Theory, research and practice (pp. 183-198). Champaign, IL: Human Kinetics.
Muhadi.(1992). Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga
Kependidikan
Nurhasan. (2001). Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani : Prinsip-Prinsip dan penerapannya.
Depdiknas. Ditjen Dikdasmen. Ditjen Olahraga. Jakarta Pusat.
PERBASI.(2008). Peraturan Resmi Bolabasket 2004. Jakarta : PERBASI.
Saputra, Yudha. Dkk. (2008). Pendidikan Jasmani dan Olahraga. MKU UPI.Bandung
Sodikun, 1992. Olahraga Pilihan Bolabasket. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta
Sodikun.(1992). Olahraga Pilihan Bolabasket. Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga
Kependidikan.
Sudjana, 1992. Metoda Statistika, Tarsito, Bandung
Suherman, Adang. (2009). Revitalisasi Pengajaran dalam pendidikan jasmani. Penerbit CV.Bintang Warli
Artika. Bandung.
Suyatno. 2009. Menjelajah Pelajaranan Inovatif. Buana Pustaka. Surabaya.
Sugiyono.(2009). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung:
Alfabeta
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RND. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Tarigan, Beltasar. (2009). Optimalisasi Pendidikan Jasmanidan Olahraga Belandaskan Ilmu Faal Olahraga.
FPOK.UPI
Yunyundkk. (2013). Model-model Pelajaranan Pendidikan Jasmani. Universitas Pendidikan Indonesia:
FPOK

300