Unsoed di masa depan (1)

UNSOED DI MASA DEPAN*)
Oleh
Azmi Fajar Maulana
“Selayaknya anda bangga menjadi mahasiswa karena anda bukan bagian dari
ratusan juta anak Indonesia yang tak mampu kuliah. Mahasiswa baru, dari putih
abu-abu menjadi warna-warni cerah tapi tak secerah dunia pendidikan Indonesia
dengan banyak noda menyertainya. Free market adalah doktrin dalam dunia
pendidikan yang seakan-akan cerah namun samar”.

Tahun ajaran baru datang maka bisnispun datang, bayangkan Unsoed menerima
setiap tahunnya Rp.100 milyar lebih hanya dari pendapatan layanan pendidikan 1
belum ditambah pendapatan lainnya. Universitas Jenderal Soedirman yang konon
kampus rakyat kini menjelma menjadi ‘mesin besar’ dengan sertikat World Class
Civic University2. Dengan kebanggan akan prestasi dan predikat Internasional,
Unsoed mengubah dirinya menjadi ‘menara gading’ ditengah-tengah masyarakat
Banyumas. “Hidup bersama dengan masyarakat global” 3 begitulah jadinya
Universitas Jenderal Soedirman pada waktu kedepan. Masa depan Unsoed adalah
masa depan yang penuh dengan teka-teki, tapi yang pasti, tetap tidak bisa
diakses oleh para buruh dan petani dengan pendapatan tak tentu.

Mahasiswa asing berjalan-jalan di Jalan HR. Boenyamin atau di Jalan Kampus

mungkin akan kita jumpai nanti. Warga asing bersepeda dengan baju olahraga
ketat nanti akan kita lihat setiap pagi didepan rumah kita. Warga pribumi
mungkin ‘istilah’ itu akan dipakai lagi untuk membedakan dengan orang asing
yang berjalan di Grendeng maupun Sumampir. Seperti pada masa penjajahan
dahulu kala, warga pribumi siap-siaplah, orang asing itu lebih ‘berduit’ mampu
membeli tanah bahkan harga diri kalian. Warga Pribumi mungkin jatahnya ada di
pos satpam ataupun menjadi pejabat korup yang dipelihara oleh ‘pemerintah
asing’ hanya sebagai contoh bahwa pribumi itu bodoh, miskin dan korup.

Tidak seperti tahun 2013 yang penuh dengan kendaraan bermotor terutama
sepeda motor, Unsoed kedepannya adalah kampus yang hijau dengan trek
khusus pengendara sepeda tapi trek itu hanya untuk mahasiswa bukan untuk
1
2

3

. Laporan BLU (Badan Layanan Umum) tahun 2010 dan tahun 2011
. adalah penerapan liberalisasi pendidikan dari perjanjian GATS WTO (2003)
. Pidato rektor Prof. Edy Yuwono, Ph.D (23/02/2011)


pejabat Unsoed yang bermobil mewah. Kampus-kampusnya bergedung tinggi
namun tak berjendela karena dana pembangunan jendela itu sendiri dikorup oleh
Pejabat Unsoed. Lulusan Unsoed terutama warga banyumas dan sekitarnya
siaplah bersaing dengan mahasiswa asing dengan IPK cumlaude. Rumah tepian
kampus Unsoed adalah spot orang asli Banyumas yang masih bisa bertahan, dan
disekitarnya bisa kita dijumpai masjid tempat beribadah para kaum agamawan
yang terus berdoa, tanpa tahu di sekitar kalau rumah tetangganya dibeli orang
asing.

Buruh-buruh murah menjadi hal yang biasa di Purwokerto mengingat banyaknya
lulusan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) di Banyumas, sedangkan Unsoed
sendiri jalan pemulus investor datang. Kedepan, lahan Unsoed dijadikan sebagai

*) Unsoed sebagai Universitas di Jawa tengah mungkin bisa menjadi miniatur indonesia yang
menggambarkan proses menuju liberalisasi pendidikan yang kini menimpa Indonesia.