AYAT AYAT TENTANG BIMBINGAN DAN KONSELIN

AYAT-AYAT TENTANG BIMBINGAN DAN KONSELING
DALAM PENDIDIKAN ISLAM

A. PENDAHULUAN
Konseling adalah arti dari ‚counseling‛ (bahasa Inggris). Kata ‚counseling‛
berasal dari kata kerja to counsel yang berarti menasehati, atau menganjurkan kepada
seseorang secara face to face. Jadi konseling dapat diartikan pemberian anjuran kepada
seseorang secara face to face1. Konsep konseling yang berakar pada vocational

guidance dan dipelopori oleh Frank Parson di Boston tahun 19082, telah berkembang
sebagai layanan utama bimbingan dalam pendidikan. Berbagai pendekatan, antara lain

psychoanalysis, client-centered counseling, eclectic counseling-approuch, behavior
modification, merupakan langkah-langkah pengembangan dalam membangun konsep
konseling3.
Dalam bahasa Arab, kata konseling disebut dengan al-irsya>d. Al-Khuli
mendefinisikannya sebagai berikut:

Dalam hal ini, al-irsya>d dimaksudkan sebagai bimbingan, pengarahan konselor
kepada klien/ konseli untuk membantu menyelesaikan masalahnya.
‘Athiyah Mahmud Hana menjelaskan konseling sebagai berikut:


1

Tim Dosen PPB FIP UNY, Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah , FIP UNY, hlm. 7
Milton L. Blum and Banyamin Balinsky, Counseling and Psycology, (Tokyo: Prentice Hall, Inc., 1983),
hlm. 17
3
Harold W. Bernard and Daniel W. Fullmer, Principles of Guidance, (New York: Harper & Row
Publisher, 1987), hlm.345
4
Khuli, Al Muhammad, Qamus at-Tarbiyah, (Beirut Libanon: Dar al-‘Ilm li al-Malayin, 1981), hlm. 45
1
2

Dalam pendapat tersebut di atas ‚Athiyah Mahmud Hana menerangkan bahwa
konseling bermaksud memberikan pelayanan atau penerangan kepada seseorang dalam
suatu proses pertemuan antara dua orang, salah satu di antaranya mengalami
kegoncangan disebabkan oleh problem pribadi yang tidak dapat diselesaikannya
sendiri.
Lebih lanjut Mortensen and Schmuller mengemukakan: ‚Counseling may


therefore be defined as person to person process in which one person is helped by
another to increase in understanding and ability to meet his problem 6. Dalam hal ini,
Mortensen dan Schmuller melihat bahwa dalam konseling terjadi suatu proses antar
pribadi, salah seorang diantaranya dibantu oleh yang lain untuk meningkatkan
pemahaman dan kecakapan dalam upaya menemukan masalah kehidupannya, dan
selanjutnya membantunya untuk membuat pilihan dan menetapkan keputusan secara
tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut.
B. PEMBAHASAN
Allah ditempatkan pada posisi Konselor Yang Maha Agung, satu-satunya
tempat manusia menyerahkan dan mendekatkan diri serta mengkonsultasikan
permasalahannya, sebagai sumber memperoleh keberanian dan kekuatan bagi
penyelesaian masalah, sumber pemberi pertolongan dan kesembuhan7. Oleh karena itu
ada beberapa hal dalam kajian Konseling dalam membentuk kepribadian muslim,
antara lain:
1. Konselor membentuk pribadi muslim pada aspek aqidah (tauhid)
a. Surat Adz-Dzariyat Ayat 56
      

„Athiya Mahmud Hana, AsySyakhsiyyah wa as-Sihah an-Nafsiyyah, (Kairo: Maktabah an-Nahdhah alMishriyah, 1959), hlm. 145

6
Donald G, Mortensen and Alan M, Schmuller, Guidance in Today’s School, (New York: John Wiley &
Sons, Inc., 1976), hlm. 395
7
Lubis, Saiful Akhyar, Konseling Islami “Kyai & Pesantren”(Yogyakarta: eLSAQ Press, 2007) hlm.146
2
5

‚Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku‛8.
b. Penjelasan
      
Kata ‫ إا ليع د ن‬yang berarti Kecuali supaya aku perintahkan mereka
menyembah-Ku bukan karena aku butuh kepada mereka, padahal Aku tidaklah
menciptakan mereka kecuali supaya kenal kepada-Ku. Karena sekiranya aku
tidak menciptakan mereka niscaya mereka takkan kenal keberadaan-Ku dan
keesaan-Ku. Penafsiran seperti ini ditunjukkan oleh apa yang dinyatakan dalam
sebuah hadits kudsi:

‚Aku adalah simpanan yang tersembunyi lalu Aku menghendaki supaya

dikenal. Maka Aku pun menciptakan makhluk. Maka oleh karena Akulah
mereka mengenal Aku‛.
Demikian kata Mujahid dan begitu diriwayatkan dari Mujahid, bahwa
ayat ini adalah: kecuali supaya Aku memerintahkan mereka dan melarang
mereka9. Aku tidak menciptakan mereka melainkan agar tujuan atau kesudahan
aktifitas mereka adalah beribadah kepada-Ku10.
Apabila dikatakan: bagaimana mungkin ada manusia yang berbuat kafir
kepada Allah padahal mereka diciptakan untuk bersaksi atas ke Tuhanan-Nya
dan tunduk kepada perintah dan kehendak-Nya.
Dijawab: Mereka memang harus tunduk kepada takdir yang ditetapkan
atas mereka, karena takdir mereka pasti akan terjadi dan mereka tidak akan

Qur‟an, Al dan Terjemahannya, Departemen Agama Republik Indonesia, (Surabaya: Penerbit Mahkota,
Edisi Revisi, 1989) hlm. 415
9
Maraghi Al, Ahmad Musthafa, Tafsir Al Maraghi, (Semarang: Tahaputra, 1989), hlm 24
10
Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah “Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an, (Jakarta: Lentera
Hati, 2002) Vol. 13 hlm. 355
3

8

mungkin mampu untuk menghindar darinya. Mereka hanya berbuat kepada
takdir-Nya itu tidak dapat dihindari.11
Oleh karena itu, makna utama untuk kata ‫ ليعْبدون‬pada firman di atas
adalah agar mereka tunduk, patuh, dan melakukan peribadatan12. Pada ayat di
atas menegaskan bahwa Allah menciptakan jin dan mausia adalah menyuruh
mereka mengerjakan amar dan mencegah mereka dari mengerjakan mungkar13.
Di sisi lain, Ar-rabi’ bin Anas mengatakan ‚Maksudnya tidak lain kecuali
untuk beribadah,‛ As-Suddi mengemukakan di antara ibadah itu ada yang
bermanfaat dan ada pula yang tidak bermanfaat, yakni ibadah mereka yang
disertai dengan kesyirikan itu sama sekali tidak mendatangkan manfaat bagi
mereka14.
Konselor membentuk pribadi muslim pada aspek aqidah (tauhid) di
antaranya yaitu:
1) Iman kepada Allah SWT
a. Surat al-Baqarah ayat 21
           
Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang Telah menciptakanmu dan orangorang yang sebelummu, agar kamu bertakwa15
b. Penjelasan

Kata ‫ الع د‬dengan maksud Perasaan merendahkan diri yang disebabkan
merasakan keagungan yang disembah dan kata

‫ الر‬yang berarti Yang

mengatur, mendidik dan memelihara.
  
11

Syaikh Imam Al Qurthubi, Tafsir Al Qurthubi, (Jakarta:Pustaka Azzam, 2009), hlm 195
Ibid, hlm. 295-296
13
Hasbi Ash Shiddieqy, Tafsir Al Qur’anul Madjied An Nur, (Jakarta: Bulan Bintang, 1973), hlm. 15
14
Abdullah bin Muhammad, Tafsir Ibnu Katsir (Bogor: Pustaka Imam As-Syafi‟i) Juz 27 hlm 56
15
Qur‟an, Al dan Terjemahannya, Departemen Agama Republik Indonesia, (Surabaya: Penerbit
Mahkota, Edisi Revisi, 1989) hlm. 15
4
12


Nabi saw. Memulai da’wahnya dengan anjuran penyembahan
kepada Allah SWT16. Seruan ini ditujukan kepada kedua belah pihak,
orang-orang kafir dan orang-orang munafik17. Da’wah Rasulullah saw. Pada
mulanya ditujukan kepada bangsa Arab dan Yahudi yang tinggal di
Madinah dan daerah sekitarnya. Sebenarnya, mereka itu beriman kepada
Allah, tetapi tidak menyembah-Nya. Terkadang, mereka mengikutsertakan
selain Allah dalam hal penyembahan, atau memang menyembah selain
Allah.
    
Sesungguhnya Allah Yang Maha Agung dan memiliki sifat-sifat
yang sebelumnya kamu ketahui telah menciptakan kalian dan orang-orang
sebelum kalian. Alloh pulalah yang memelihara kalian dan orang-orang
yang sebelum kalian. Allah mengatur seluruh kepentinganmu, kemudian
menganugerahkan sarana pengetahuan dan jalan menuju hidayah,
karenanya,

sembahlah

Allah


semata,

jangan

sekali-kali

kalian

menyekutukan-Nya dengan seseorang atau makhluk-makhluk-Nya.
 
Sembahlah Allah sebagaimana mestinya, karena menyembah Allah
dengan cara yang semestinya itulah yang akan mengantarkan kalian kepada
takwa, dan merupakan harapan menuju kesempurnaan18. Ibadah adalah
suatu bentuk kepatuhan dan ketundukan yang berpuncak kepada sesuatu
yang diyakini menguasai jiwa raga seseorang dengan penguasaan yang arti

16

Maraghi Al, Ahmad Musthafa, Tafsir Al Maraghi, (Semarang: Tahaputra, 1989), hlm 24

Abdullah bin Muhammad, Tafsir Ibnu Katsir (Bogor: Pustaka Imam As-Syafi‟i) Juz 1 hlm 80
18
Maraghi Al, Ahmad Musthafa, Tafsir Al Maraghi, (Semarang: Tahaputra, 1989), jilid 1 hlm 102
17

5

dan hakikatnya tidak terjangkau. Karena itu, ketundukan dan kepatuhan
kepada orang tua atau penguasa tidak wajar dinamai ibadah19.
2) Hidup selamat berpedoman al-Qur'an
a. Surat Ali Imran ayat 164

            

         

  

“Sungguh Allah Telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman
ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka

sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan
(jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al hikmah.
dan Sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benarbenar dalam kesesatan yang nyata”20.
b. Penjelasan
Kata (‫)من‬Allah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya ( ‫) من انفس م‬
Dari kalangan bangsa mereka sendiri, yaitu bangsa Arab, agar mereka dapat
memahami bahasanya, ( ‫ ) يزك م‬Menyucikan mereka dari kotoran wasaniy
dan akidah yang rusak ( ‫ ) من ق ل‬Sebelum diutusnya sang rasul ( ‫) ضا ل م ين‬
Kesesatan yang nyata yang tidak diragukan
Sesungguhnya rasul dilahirkan di negeri mereka dan tumbuh di kalangan
mereka. Kemudian selama hidupnya mereka tidak pernah melihatnya
berbuat hal-hal yang buruk. Ia jujur, dapat dipercaya, selalu mengajak ke
jalan Allah dan berpaling dari keduniawian. Lalu bagaimana mungkin
seseorang yang sifatnya demikian masih juga yang menuduh melakukan
penggelapan dan berkhianat?
Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah “Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an, (Jakarta: Lentera
Hati, 2002) Vol. 1 Hlm. 119
20
Qur‟an, Al dan Terjemahannya, Departemen Agama Republik Indonesia, (Surabaya: Penerbit
Mahkota, Edisi Revisi, 1989) hlm.52

6
19

Sifat-sifat Rasulullah saw. Yang mengharuskan ditaati
1. Sesungguhnya Nabi saw. Berasal dari mereka, agar mereka cepat
menanggapi ajakannya
2. Nabi membacakan untuk mereka ayat-ayat Allah yang menunjukkan
kekuasaan, keesaan dan pengetahuan-Nya, agar jiwa manusia terarah
padanya untuk mengambil faedah dan teladan darinya.
3. Sesunguhnya nabi menyucikan dan membersihkan jiwa mereka dari
aqidah palsu, bujukan-bujukan wasaniy dan kotorannya.
4. Nabi saw. Mengajari mereka Al-Kitab (Al-Qur’an) dan hikmah
(hadis)21.
Ini adalah karunia yang paling besar, di mana Rasul yang diutus
kepada mereka itu adalah dari jenis mereka sendiri, sehingga dengan
demikian mereka akan dapat berkomunikasi dan menjadikannya tempat
rujukan dalam memahami firman-firman-Nya22.
Di sisi lain pengutusan rasul dari jenis manusia menjadikan beliau
mampu diteladani. Pada saat beliau berkata: ‚lakukan seperti yang aku
lakukan‛, maka tidak seorangpun yang akan berkata: ‚kami tak mampu,
anda berbeda dengan kami, anda dari jenis malaikat, atau jin, atau apapun,
sedang kami adalah manusia, dari darah dan daging, akal, jiwa, dan
nafsu‛23.
3) Hidup sesuai ukuran yang ditetapkan Allah SWT
a. Surat. al-Qamar: 49,53

     
Sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran24.
21

Maraghi, Al, Ahmad Musthafa, Tafsir Al Maraghi, (Semarang: Tahaputra, 1989), jilid 27 hlm 177
Abdullah bin Muhammad, Tafsir Ibnu Katsir (Bogor: Pustaka Imam As-Syafi‟i) Juz 2 hlm 181
23
Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah “Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an, (Jakarta: Lentera
Hati, 2002) Vol. 2 Hlm. 254
24
Qur‟an, Al dan Terjemahannya, Departemen Agama Republik Indonesia, (Surabaya: Penerbit
Mahkota, Edisi Revisi, 1989) hlm 422
7
22

    
Dan segala (urusan) yang kecil maupun yang besar adalah tertulis25.
b. Penjelasan

    
Kata ( ‫ق د ر‬

‫ ) ب‬Menurut ukuran yang telah termaktub dalam

Lauhul Mahfuz ( ‫ ) م س ت ط ر‬Tercatat dalam catatan secara rinci,
sesungguhnya segala yang terjadi di dalam kehidupan ini, adalah dengan
ketentuan Allah dan pembentukannya, menurut ketentuan hikmah-Nya
Yang Maha Bijaksana dan aturan-Nya yang menyeluruh dan sesuai dengan
sunnah-sunnah yang dia letakkan pada makhluk-Nya
    
Dan segala sesuatu yang mereka lakukan, yakni kekafiran dan
kemaksiatan-kemaksiatan, yang dengan itu mereka menghinakan jiwa
mereka dan dosa-dosa, di samping kejahatan-kejahatan yang dengan itu
mereka mengotori jiwa mereka. Semua itu tercatat pada para malaikat
pencatat yang mulia. Yakni tertulis dan tercatat di dalam lembaranlembaran mereka26. Tidak satupun yang tertinggal, baik yang kecil maupun
yang besar melainkan telah dihitung.27
4) Berakhlak mulia
a. Surat al-Qalam ayat 4

    
Qur‟an, Al dan Terjemahannya, Departemen Agama Republik Indonesia, (Surabaya: Penerbit
Mahkota, Edisi Revisi, 1989) hlm 423
26
Maraghi, Al, Ahmad Musthafa, Tafsir Al Maraghi, (Semarang: Tahaputra, 1989), jilid 4 hlm 217
27
Abdullah bin Muhammad, Tafsir Ibnu Katsir (Bogor: Pustaka Imam As-Syafi‟i) Juz 27 hlm 617
8
25

“Dan

Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”28.

b. Penjelasan
Keluhuran budi pekerti Nabi, saw. Yang mencapai puncaknya itu
bukan saja dilukiskan oleh ayat di atas dengan kata (‫)إنك‬innaka/
sesungguhnya engkau tetapi juga dengan tanwin (bunyi dengung) pada kata
(‫)خلق‬khuluqin dan huruf (‫ )لـ‬la>m yang digunakan untuk mengukuhkan
kandungan pesan yang mengiasi kata (‫ )على‬ala> disamping kata ala> itu
sendiri, sehingga berbunyi (‫ )لعلى‬la’ala>, dan yang terakhir pada ayat ini
adalah penyifatan khuluq itu oleh Allah Yang Maha Agung dengan kata
(‫‘ )عظيم‬adzi>m/agung29.
Al-‘Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas ‘sesungguhnya engkau
benar-benar berada di dalam agama yang agung, yaitu Islam, Ma’mar
menceritakan dari Qatadah ‘Aisyah pernah ditanya tentang Akhlak
Rasulullah saw. Maka dia menjawab : ‚Akhlak beliau adalah al-Qur’an.‛30
Pencapaian integritas pribadi muslim dilandasi keimanan yang kuat akan
mampu mengapresiasi diri secara baik dan dinamis, apapun kondisi fisik,
materialnya serta apapun status sosialnya.
2. Konselor membentuk pribadi muslim pada aspek syari’ah dan akhlak
1) Membentuk pribadi muslim terhadap dirinya sendiri

 Satu kata dan perbuatan dalam menggali kehidupan
a. Surat ash-Shaaf: 2-3)

            

     

Qur‟an, Al dan Terjemahannya, Departemen Agama Republik Indonesia, (Surabaya: Penerbit
Mahkota, Edisi Revisi, 1989) hlm. 451
29
Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah “Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an, (Jakarta: Lentera
Hati, 2002) Vol. 14 Hlm. 381
30
Abdullah bin Muhammad, Tafsir Ibnu Katsir (Bogor: Pustaka Imam As-Syafi‟i) Juz 29 hlm 3
9
28

“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan
sesuatu yang tidak kamu kerjakan?
Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa
yang tidak kamu kerjakan31.
b. Penjelasan
Ini merupakan pengingkaran Allah terhadap orang yang
menetapkan suatu janji atau mengatakan suatu ucapan tetapi ia tidak
memenuhinya. Oleh karena itu, ayat ini dijadikan sebagai landasan bagi
ulama salaf yang berpendapat mengharuskan pemenuhan janji itu secara
mutlak, baik janji tersebut sesuatu yang harus dilakukan ataupun tidak.
Dalam hal itu mereka berlandaskan pada Sunah juga.32
Mereka yang tidak menyucikan Allah swt., menyimpang dari
sistem yang berlaku dan menyendiri padahal semua menyucikan-Nya,
sungguh sikap mereka itu harus diluruskan33.

 Melihat kekurangan diri dan jangan mencari kesalahan orang lain
a. Surat al-Hujurat ayat 12

            

          
           

“Hai

orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka

(kecurigaan), Karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah
mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama
lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
Qur‟an, Al dan Terjemahannya, Departemen Agama Republik Indonesia, (Surabaya: Penerbit
Mahkota, Edisi Revisi, 1989) hlm. 440
32
Abdullah bin Muhammad, Tafsir Ibnu Katsir (Bogor: Pustaka Imam As-Syafi‟i) Juz 28 Hlm. 159
33
Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah “Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an, (Jakarta: Lentera
Hati, 2002) Vol. 14. hlm.189
10
31

kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Penerima Taubat lagi Maha Penyayang34.
b. Penjelasan
Ayat di atas menegaskan bahwa sebagian dugaan adalah dosa
yakni dugaan yang tidak berdasar. Biasanya dugaan yang tidak berdasar
dan mengakibatkan dosa adalah dugaan buruk yang tanpa dasar, karena
ia dapat menjerumuskan seseorang ke dalam dosa. Dengan menghindari
dugaan atau prasangka buruk, anggota masyarakat akan hidup tenang
dan tentram serta produktif, karena mereka tidak akan ragu terhadap
pihak lain dan tidak juga akan tersalurkan energinya kepada hal-hal
yang sia-sia35.

 Mengutamakan hal-hal yang bermanfaat
a. Surat al-Mukminun ayat 3

     
Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan)
yang tiada berguna36,
b. Penjelasan
Tha>hir Ibn Ar berpendapat bahwa persoalan al-laghw yang
disebut setelah kekhusyu’an dalam shalat, karena kekhusyu’an bertolak
belakang dengan al-laghw . siapa yang berbicara atau mendengar
tentang khusu’ akan terlintas dalam benaknya al-laghw, dan demikian
mengabaikannya

merupakan keniscayaan dari kekhusyu’an dalam

shalat. Karena siapa yang terbiasa dengan ucapan yang baik, dia akan

Qur‟an, Al dan Terjemahannya, Departemen Agama Republik Indonesia, (Surabaya: Penerbit
Mahkota, Edisi Revisi, 1989) hlm 412
35
Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah “Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an, (Jakarta: Lentera
Hati, 2002) Vol. 13 Hlm.255
36
Qur‟an, Al dan Terjemahannya, Departemen Agama Republik Indonesia, (Surabaya: Penerbit
Mahkota, Edisi Revisi, 1989) hlm. 273
11
34

menjauhi ucapan yang buruk. Siapa yang terbiasa khusu’ kepada Allah
tentulah dia akan meninggalkan kebohongan37.
2) Membentuk pribadi muslim terhadap makhluk lain

 Selalu ingin berbuat baik dan menolong orang lain
a. Surat al-Qashash: 77

          

             

     

“Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan)

negeri

akhirat,

dan

janganlah

kamu

melupakan

bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”38.
b. Penjelasan

     

Kata ( ‫ ) الدار اأخر‬Pahala dari Allah dengan jalan menafkahkan
harta dalam hal-hal yang mendatangkan keridaan-Nya, pergunakanlah
harta dan nikmat yang banyak yang diberikan Allah kepadamu ini untuk
mentaati Tuhanmu dan mendekatkan diri kepada-Nya dengan berbagai
macam cara pendekatan yang mengantarkanmu kepada perolehan
pahala-Nya di dunia dan akhirat.

Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah “Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an, (Jakarta: Lentera
Hati, 2002) Vol. 09 Hlm 150
38
Qur‟an, Al dan Terjemahannya, Departemen Agama Republik Indonesia, (Surabaya: Penerbit
Mahkota, Edisi Revisi, 1989) hlm. 314
12
37

    
Janganlah kamu meninggalkan bagianmu dari kesenangan dunia dari
perkara makan, minum dan pakaian, karena Tuhanmu mempunyai hak
terhadapmu, dirimu mempunyai hak terhadapmu, demikian pula
keluargamu, mempunyai hak terhadapmu39

 Kerjasama yang dilandasi iman
a. Surat al-Hujurat ayat 10

           
Orang-orang

beriman

itu

Sesungguhnya

bersaudara.

sebab

itu

damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan
takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat40.



 

Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bernasab kepada satu pokok,
yaitu iman yang menyebabkan diperolehnya kebahagiaan abadi.


  

Maka perbaikilah hubungan di antara dua orang saudaramu dalam
agama, sebagaimana kamu memperbaiki hubungan di antara dua orang
saudaramu dalam nasab.

39

Maraghi, Al, Ahmad Musthafa, Tafsir Al Maraghi, (Semarang: Tahaputra, 1989), jilid 20 hlm 169
Qur‟an, Al dan Terjemahannya, Departemen Agama Republik Indonesia, (Surabaya: Penerbit
Mahkota, Edisi Revisi, 1989) hlm. 412
13
40

 
Dan bertakwalah kamu kepada Allah dalam segala hal yang kamu
lakukan maupun yang kamu tinggalkan. Yang di antaranya adalah
memperbaiki hubungan di antara sesama kamu yang kamu disuruh
melaksanakannya.

 
Mudah-mudahan

Tuhanmu

memberi

rahmat

kepadamu

dan

memaafkan dosa-dosamu yang telah lalu apabila kamu mematuhi dia
dan mengikuti perintah dan larangan-Nya41.

 Beri’tikad baik dibalik kesulitan
a. Surat al-Ankabut ayat 2

          
Apakah

manusia

itu

mengira

bahwa

mereka

dibiarkan

(saja)

mengatakan: "Kami Telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?42
b. Penjelasan
Sayyid Quthub secara panjang lebar mengemukakan aneka

fitnah/ujian yang merupakan sunnatullah terhadap keimanan kaum
beriman. Menurutnya, fitnah itu bisa dalam bentuk menghadapi
gangguan kebatilan dan para pelaku kebatilan, lalu sang mukmin tidak
mendapatkan pelindung yang dapat mendukungnya untuk menangkis

41

Maraghi, Al, Ahmad Musthafa, Tafsir Al Maraghi, (Semarang: Tahaputra, 1989), jilid 26 hlm 219
Qur‟an, Al dan Terjemahannya, Departemen Agama Republik Indonesia, (Surabaya: Penerbit
Mahkota, Edisi Revisi, 1989) hlm. 316
14
42

kebatilan atau pendukung yang dapat membelanya, tidak juga kekuatan
untuk menghadapinya43.
Ada lagi fitnah dalam bentuk kemegahan hidup dan hiasan
duniawi yang melimpah, sukses dalam masyarakat, nama harum, dan
kekaguman mereka, tetapi itu tercurah kepada para pendurhaka dan
dilihat dengan jelas oleh yang beriman dan yang hidup dalam
kemiskinan atau kesederhanaan44.

Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah “Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an, (Jakarta: Lentera
Hati, 2002) Vol. 10. hlm.440
44
Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah “Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an, (Jakarta: Lentera
Hati, 2002) Vol. 10. hlm.440
15
43

DAFTAR PUSTAKA

„Athiya Mahmud Hana, AsySyakhsiyyah wa as-Sihah an-Nafsiyyah, (Kairo: Maktabah anNahdhah al-Mishriyah, 1959),
Abdullah bin Muhammad, Tafsir Ibnu Katsir (Bogor: Pustaka Imam As-Syafi‟i) Juz 28
Donald G, Mortensen and Alan M, Schmuller, Guidance in Today’s School, (New York:
John Wiley & Sons, Inc., 1976),
Harold W. Bernard and Daniel W. Fullmer, Principles of Guidance, (New York: Harper &
Row Publisher, 1987),
Hasbi Ash Shiddieqy, Tafsir Al Qur’anul Madjied An Nur, (Jakarta: Bulan Bintang, 1973),
Khuli, Al Muhammad, Qamus at-Tarbiyah, (Beirut Libanon: Dar al-‘Ilm li al-Malayin,
1981),
Lubis, Saiful Akhyar, Konseling Islami “Kyai & Pesantren”(Yogyakarta: eLSAQ Press,
2007)
Maraghi Al, Ahmad Musthafa, Tafsir Al Maraghi, (Semarang: Tahaputra, 1989),
Milton L. Blum and Banyamin Balinsky, Counseling and Psycology, (Tokyo: Prentice Hall,
Inc., 1983),
Qur‟an, Al dan Terjemahannya, Departemen Agama Republik Indonesia, (Surabaya:
Penerbit Mahkota, Edisi Revisi, 1989)
Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah “Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an, (Jakarta:
Lentera Hati, 2002) Vol. 13
Syaikh Imam Al Qurthubi, Tafsir Al Qurthubi, (Jakarta:Pustaka Azzam, 2009),
Tim Dosen PPB FIP UNY, Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah, FIP UNY,
16

DAFTAR ISI

A. Pendahuluan
B. Pembahasan
1. Konselor membentuk pribadi muslim pada aspek aqidah (tauhid)
1) Iman kepada Allah SWT
2) Hidup selamat berpedoman al-Qur'an
3) Hidup sesuai ukuran yang ditetapkan Allah SWT
4) Berakhlak mulia
2. Konselor membentuk pribadi muslim pada aspek syari’ah dan akhlak
1) Membentuk pribadi muslim terhadap dirinya sendiri
-

Satu kata dan perbuatan dalam menggali kehidupan

-

Melihat kekurangan diri dan jangan mencari kesalahan orang lain

-

Mengutamakan hal-hal yang bermanfaat

2) Membentuk pribadi muslim terhadap makhluk lain
-

Selalu ingin berbuat baik dan menolong orang lain

-

Kerjasama yang dilandasi iman

-

Beri’tikad baik dibalik kesulitan

Daftar Pustaka

17