Indonesia dan Masa Depan Umat Islam

Indonesia dan Masa Depan Umat Islam
Fatchul Wachid*

Abstract
In the middle of the wave of globalization and secularism, the world society
gradually realizes that the civilizations that exist today makes them much of a
sense of security and justice. This is a result of the fall of civilizations in the
Middle Ages. Starting from the fall of the Christian civilization as a result of the
Church Revolution and British Industrial Revolution. Coupled with the fall of the
Ottoman Caliphate as the last civilization that is based on religious values.
After the fall of the Ottoman Caliphate, Muslim world is still able to resist the
secularism wave as Islam has a system which is able to protect the ideology of its
adherets suchs as Ushul-Fiqh, Akaid, Ushul-Hadist. Christian civilization was
difficult to come back victorius. However, Islam is able to return to the superior
civilization in the world with all the potentian and strenght that is still available.
Most of the Muslim potential in the world are in Indonesia and therefore
Indonesia is one of the locomotive in the revival of Islamic civilization in the
future.

Keywords : peradaban Islam, islamist, ghazwul fikr
Pendahuluan

Agama merupakan unsur utama sebuah peradaban (madaniyah) dan
merupakan faktor terpenting dalam penentu karakteristik suatu peradaban.

1

Peradaban-peradaban kuno seperti Hitit, Antik Yunani, Mesir, Mezopotamia,
Babur dan China juga menjadikan agama sebagai landasan utama dalam

* Fatchul Wachid adalah mahasiswa Jurusan Sejarah dan Sastra Islam Karadeniz Technical
University, Trabzon, Turki.
1

Samuel P. Huntington, The Clash of Civilizations and the Remaking of World Order , New Delhi:
Penguin Book India, 1997.

peradaban mereka.2 Oleh sebab itu, kebanyakan cendekiawan menyebut
peradaban Barat dengan Christian Civilization (Peradaban Kristen).3
Jika agama merupakan unsur terpenting kebangkitan peradaban, dapat
disimpulkan bahwa faktor terpenting penyebab kehancuran sebuah peradaban
adalah tidak dipeliharanya unsur-unsur agama ke dalam segala aspek peradaban

tersebut. Arnold J. Tonybee menyimpulkan banyak peradaban yang hancur bukan
karena ditaklukkan oleh peradaban lainnya melainkan karena jauhnya relasi antara
nilai-nilai agama dan peradaban.4 Di dalam teorinya, Arnold J. Tonybee
menjelaskan bahwa peradaban dapat bangkit karena dibangun oleh kelompok
kecil yang memiliki nilai spiritualitas yang tinggi dan menjadikan nilai-nilai
agama tersebut sebagai motivasi.
Banyak yang bertanya, peradaban tidak boleh dibangun atas dasar agama
dengan anggapan akan menindas kaum minoritas. Namun, Islam membuktikan
kepada sejarah dunia dengan peradaban-peradaban Andalusia, Abbasiyyah,
Umayyah dan Turki Ustmaniyyah. Kita bisa melihat dengan kaca mata fakta
bahwa menghargai kelompok yang berbeda keyakinan merupakan nilai indah
diajarkan oleh Islam. Bahkan masyarakat Indonesia menerima dan masuk Islam
dengan senang hati.
Bicara mengenai agama, negara dan peradaban. Lantas, di manakah posisi
Muslimin Indonesia dalam pembangunan peradaban dunia Islam di masa depan?
Nusantara sangat identik dengan Islam. Ketadangan Islam di kepulauan Nusantara
adalah peristiwa terpenting dalam sejarah kepulauan tersebut. Melayu dan Islam
berhasil menggerakkan masyarakat Nusantara untuk membentuk National
Consciousness (Kesadaran Nasional) dan semangat menentang penjajah Barat.5


2

Marvin Perry, A History of the World , New York: Houghton Mifflin Harcourt (HMH), 1988.
C.H. Alexandrowicz, “An Introduction to the History of the Law of Nations in the East Indies”,
The Indian Journal of Political Science , 29/2, 1968, pp. 193-195.
4
Jan Aart Scholte, Globalization: A Critical Introduction , London: Palgrave McMillan, 2005, pp.
50-52.
5
Muhammad Naguib Al-Attas, Islam dalam Sejarah dan Kebudayaan Melayu , Kuala Lumpur:
Universiti Kebangsaan Malaysia, 1972.
3

Nusantara tidak bisa dipisahkan dari Islam. Dan tidak bisa dipungkiri juga bahwa
eksistensi NKRI adalah warisan perjuangan kaum Muslimin Nusantara.6
Potensi Indonesia Sebagai Pemimpin Dunia Islam
Pew Research Center menyebutkan proyeksi populasi Muslim di Indonesia
pada tahun 2030 adalah 238.833.000 jiwa menempati urutan kedua terbesar di
dunia dengan jumlah setelah Pakistan.7 Hal ini menjadi sebuah kebanggaan bagi
Muslimin Indonesia. Dengan predikat sebagai negara dengan populasi Muslim

terbesar di dunia, dunia Islam akan berkiblat dan umat Islam di Indonesia mampu
menjadi penggerak kebangkitan Islam di dunia.
Ada ciri khas Muslimin Nusantara khususnya di Indonesia yang berbeda
dengan umat islam lainnya di dunia. Kaum Muslimin di Indonesia memiliki
karakter lembut dan murah senyum. Ditengah islamophobia yang menyerang
dunia Barat pasca tragedi 9/11, umat Islam di Indonesia mampu mempromosikan
stereotipe Muslim yang santun kepada masyarakat dunia.
Indonesia juga kaya akan sumber daya alam hayati dan non-hayati (tidak
terperbarukan).

Kenyataan

bahwa

manusia

menggantungkan

diri


pada

keanekaragaman hayati, masih jelas terlihat di negara-negara sedang berkembang.
60 % penduduk Indonesia bermukim di wilayah pesisir.8 Dalam dua dasawarsa
terakhir, pemanfaatan keanekaragaman hayati, misalnya kayu dan ikan laut yang
masih hidup liar meningkat pesat. Meskipun selama tiga dasa warsa terakhir
selalu diposisikan sebagai pinggiran (peryphery) dalam pembangunan ekonomi
nasional. Keanekaragaman hayati Indonesia sebagian telah dimanfaatkan,
sebagian baru diketahui potensinya, dan sebagian lagi belum dikenal.9 Kekayaan
hayati maritim Indonesia dapat mendongkrak perekonomian Indonesia.

6

Bahtiar Efendi, Islam and the State in Indonesia , Pasir Panjang: Institute of Southeast Asian
Studies Singapore, 2003, pp. 14-18.
7
_____, The Future of the Global Muslim Population, http://www.pewforum.org/2011/01/27/thefuture-of-the-global-muslim-population [27.01.2011]
8
Tridoyo Kusumastanto, “Pengembangan Sumberdaya Kelautan Dalam Memperkokoh
Perekonomian Nasional Abad XXI”, Tugas Akhir Tidak Diterbitkan, 2011.

9
Okid Parama Astirin, “Permasalahan Pengelolaan Keanekaragaman Hayadi di Indonesia”, Jurnal
Biodiversitas, 1/1, 2000, pp. 36-40.

Seperti produk mineral pada umumnya, minyak bumi mempunyai
karakteristik yang berbeda dengan komoditi yang lain, yaitu ketersediaanya
terbatas dan akan habis (exhaustible resource) serta tidak dapat diperbaharui lagi
(non-renewable resource). Besarnya eskploitasi saat ini akan mengurangi
ketersediaan minyak bumi bagi generasi mendatang. Ditambah dengan biaya
pengambilan yang merupakan opportunity cost dari pengambilan minyak bumi
saat ini.10 Menurut Direktorat Konservasi Energi, KESDM (2014:5), cadangan
energi minyak mentah Indonesia hanya dapat diproduksi atau akan habis dalam
kurun waktu 22 tahun, gas selama 53 tahun dan batubara selama 83 tahun.
Di sisi lain, potensi energi terbarukan cukup besar namun pemanfaatannya
masih belum optimal.

Potensi energi air mencapai 75.000 MW sedangkan

kapasitas terpasang baru mencapai 6,057 MW.11 Di saat energi minyak dan enegri
non-hayati lainnya sudah semakin menipis. Indonesia mampu memimpin dunia

dengan optimalisasi energi hayati yang ada.
Tantangan Umat Islam di Indonesia
Internasionalisme-humanisme adalah tujuan akhir dakwah umat Islam.
Karena pada hakikatnya, tujuan dakwah Islam adalah untuk islahul ummah atau
memperbaiki tatanan masyarakat. Persatuan antar bangsa, perhimpunan antar ras
dan suku, saling membaurnya pihak yang lemah untuk memperoleh kekuatan,
semua itu adalah jalan dakwah menuju terwujudnya sebuah kepemimpinan dunia
yang bersifat global, universal dan rahmat untuk seluruh alam.12
Musibah terbesar yang menimpa kaum Muslimin adalah perpecahan. Apa
yang membuat kaum Muslimin bisa menang kembali adalah cinta kasih dan
persatuan. Dulu jika kaum Muslimin berbeda pendapat mereka bertahkim kepada
Rasulullah dan khalifah. Namun sekarang di mana kita bisa menjumpai semua

10

Opportunity cost adalah bagian penting yang dijadikan pertimbangan dalam menentukan alokasi
minyak bumi antar waktu (antar generasi). Alin Halimatussadiyah, Budy P. Resosudarmo,
“Tingkat Ekstraksi Optimal Minyak Bumi Indonesia: Aplikasi Model Optimasi Dinamik”, Jurnal
Ekonomi dan Pembangunan Indonesia (JEPI) , V/1, 2004, pp. 11-34.
11

Park Yong So, “Implementasi Kebijakan Konservasi Energi di Indonesia”, E-Journal Graduate
Unversitas Katolik Parahyangan, Bandung, I/I, 2014.
12
Hasan Al-Banna, Majmuatu Risail, Solo: Era Intermedia, 2005, p. 169.

itu?13 Di kalangan umat Islam tidak terdapat perbedaan dalam persoalan-persoalan
prinsip karena sistem yang mereka yakini adalah sama yaitu Al-Qur’an dan Islam.
Perbedaan yang muncul adalah perbedaan dalam hal furu’ (cabang) dan itu tidak
membahayakan, tidak akan mengakibatkan kebencian, permusuhan dan fanatisme
golongan.14
Permasalahan hal-hal yang furu’ tidak akan sampai kepada titik
persetujuan. Dan menyibukkan diri dan memperdebatkan hal-hal yang furu’
adalah suatu perkara yang tidak bermanfaat.15 Justru hal tersebut membayakan
umat Islam. Jika persatuan internal umat Islam tidak solid maka mudah bagi
musuh-musuh perdamaian dunia memecah belah umat Islam, mengadu domba
dengan pemeluk agama lain ditengah maraknya propaganda proxy war.
Di Indonesia terdapat berjuta jamaah dan ormas Islam. Kaum Muslimin di
Indonesia perlu meningkatkan penelitian dan pengajian Islam, mengutamakan
musyawarah dan saling menasehati. Seperti apa yang diyakini oleh para
negarawan, Bhinneka Tunggal Ika. Apa yang sudah ada nashnya tidak perlu

dilakukan ijtihad terhadapnya. Sedangkan yang tidak ada, maka kepada negaralah
yang memutuskan agar umat tetap bersatu dan tidak ada permasalahan lain setelah
itu.
Dengan segala potensi yang dimiliki, umat Islam di Indonesia menjadi
tulang punggung umat Islam di dunia. Tantangan kaum Muslimin di Indonesia
selanjutnya adalah kesejahteraan dan kemajuan sumber daya umat Islam. Sebuah
peradaban tidak akan mencapai titik golden age jika para ilmuwan, aktivis dan
masyarakatnya tidak sejahtera. Munculnya ulama’-ulama’ besar seperti Ghazzali,
Ibnu Sina dan lain-lain sangat didukung oleh performa ekonomi pemerintah.
Menurut Tonybee peradaban akan mampu berdiri jika negara dan masyarakat
mampu mensejahterakan agama dan ilmuwan.

13

Hasan Al-Banna, 2005, pp. 47-49.
Hasan Al-Banna, 2005, p. 300.
15
Fatchul Wachid, “Problematika Furu’ di Indonesia dan Turki, Sebuah Studi Komparatif”, Jurnal
Agama Islam, STAIN Kudus, 2016, p. 30.
14


Kesejahteraan akan mendongkrak kualitas keimuwan para cendekiawan
Muslim. Dengan meningkatnya pemahaman umat Islam, maka kesadaran untuk
memiliki Islam juga akan meningkat dan umat Islam akan lebih mudah untuk
saling memahami dalam masalah furu’ yang akan memperkokoh persatuan
ummah.
Penutup
Dengan segala potensi besar yang dimiliki oleh Muslimin Indonesia, sudah
saatnya bagi kita untuk ber-muhasabah dan segera mengambil langkah yang
strategis untuk membangun persatuan umat demi masa depan umat Islam yang
lebih baik. Semua ini membutuhkan kerja panjang yang berkualitas, kesabaran,
ketekunan dan kerja sama berbagai potensi umat. Kata M. Natsir :
”Tantangan yang ada ini seharusnya tidak mematikan, tapi bahkan
mendorong umat Islam untuk maju. Dengan kata lain, ada saat-saat umat
Islam diuji untuk meningkatkan mutu, bukan berarti Tuhan benci kepada
kita. Apa yang menimpa umat Islam sekarang ini, ialah kita sedang
berada dalam periode kristalisasi potensi yang kita miliki. Dalam keadaan
demikian, kita jangan mengabaikan apa yang ada di sekeliling kita.”

Referensi

ALEXANDROWICZ, C.H., “An Introduction to the History of the Law of
Nations in the East Indies”, The Indian Journal of Political Science, 29/2, 1968,
pp. 193-195.
AL-ATTAS, Muhammad Naguib, Islam dalam Sejarah dan Kebudayaan Melayu,
Kuala Lumpur: Universiti Kebangsaan Malaysia, 1972.
AL-BANNA, Hasan, Majmuatu Risail, Solo: Era Intermedia, 2005.
ASTIRIN, Okid Parama, “Permasalahan Pengelolaan Keanekaragaman Hayadi di
Indonesia”, Jurnal Biodiversitas, 1/1, 2000, pp. 36-40.
EFENDI, Bahtiar, Islam and the State in Indonesia , Pasir Panjang: Institute of
Southeast Asian Studies Singapore, 2003.

HUNTINGTON, Samuel P., The Clash of Civilizations and the Remaking of
World Order , New Delhi: Penguin Book India, 1997.

KUSUMASTANTO, Tridoyo, “Pengembangan Sumberdaya Kelautan Dalam
Memperkokoh Perekonomian Nasional Abad XXI”, Tugas Akhir Tidak
Diterbitkan, 2011.

PERRY, Marvin, A History of the World, New York: Houghton Mifflin Harcourt
(HMH), 1988.
RESOSUDARMO, Budy P., “Tingkat Ekstraksi Optimal Minyak Bumi
Indonesia:

Aplikasi

Model

Optimasi

Dinamik”,

Jurnal

Ekonomi

dan

Pembangunan Indonesia (JEPI), V/1, 2004, pp. 11-34.

SCHOLTE, Jan Aart, Globalization: A Critical Introduction, London: Palgrave
McMillan, 2005.
SO, Park Yong, “Implementasi Kebijakan Konservasi Energi di Indonesia”, EJournal Graduate Unversitas Katolik Parahyangan, Bandung, I/I, 2014.

WACHID, Fatchul, “Problematika Furu’ di Indonesia dan Turki, Sebuah Studi
Komparatif”, Jurnal Agama Islam, IAIN Kudus, 2016, p. 30.
_____,

The

Future

of

the

Global

Muslim

Population,

http://www.pewforum.org/2011/01/27/the-future-of-the-global-muslim-population

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24