PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA LKS D
MATHEdunesa
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No. 5 Tahun 2016
ISSN : 2301-9085
PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN MEDIA TANGRAM PADA
PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI JAJARGENJANG DAN BELAHKETUPAT
Hanggana Raras Nurtasari
PendidikanMatematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya, e-mail :
[email protected]
Janet Trineke Manoy
PendidikanMatematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya, e-mail : [email protected]
Abstrak
Jajargenjang dan belahketupat merupakan materi pelajaran di kelas VII SMP. Kenyataan
di lapangan masih terdapat kesalahan dan kesulitan siswa dalam mempelajari geometri,
salah satunya yakni kekeliruan siswa dalam membedakan bangun jajargenjang dan
belahketupat. Hal ini menunjukkan belum sepenuhnya siswa memahami sifat-sifat pada
jajargenjang maupun belahketupat secara utuh. Terlebih, LKS yang ada saat ini kurang
memanfaatkan media pembelajaran, LKS hanya berisi kumpulan rumus dan soal yang
harus dikerjakan siswa membuat siswa cenderung menghafal rumus, algoritma atau
prosedur tertentu dalam menyelesaikan masalah. Sebagai salah satu solusi, dapat
dikembangkan bahan ajar yang memandu siswa belajar secara mandiri yakni, lembar
kegiatan siswa dengan media tangram. Tangram sebagai manipulatif puzzle yang dapat
dapat digunakan untuk membangun konsep geometri melalui kegiatan menggolongkan
(categorising), membandingkan (comparing), dan eksplorasi puzzle untuk menyelesaikan
masalah dalam konteks geometri. Penelitian ini bertujuanuntuk mengembangkan Lembar
Kegiatan Siswa (LKS) dengan Media Tangram. Peneliti menggunakan Model Pengembangan
4D Thiagarajan. LKS terlebih dahulu melewati proses validasi oleh 3 validator kemudian
LKS diuji cobakan secara terbatas terhadap 6 siswa SMP kelas VII. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa LKS dengan Media Tangram yang dikembangkan dikatakan layak,
dengan rincian hasil penilaian: (1) rata-rata total validitas sebesar 3,23 dengan kategori
valid, (2) rata-rata total kepraktisan secara teoritis sebesar 3,17 dengan kategori praktis
(LKS dapat digunakan dengan sedikit revisi) dan (3) kategori efektif, dengan rata-rata skor
hasil belajar subjek penelitiandikategorikan tuntas ( ≥75 )setelah menggunakan LKS
yakni 76,45 ( KKM=75 )dan persentase respons 100% dengan kategori respons subjek
penelitian sangat positif.
Kata kunci: Lembar Kegiatan Siswa (LKS), media tangram, jajargenjang dan belahketupat
Abstract
Parallelogram and rhombus are course material in class VII, middle school. Nowadays,
there are mistakes and difficulties of students in the study of geometry, one of them is a
mistake students in distinguish between parallelogram and rhombus. This shows students
not yet fully understand the properties of parallelogram and rhombus as a whole.
Moreover, worksheets lack of learning aids, only contains a set of questions that must be
done students make students tend to memorize formulas, algorithms or specific
procedures in solving problems currently. As a solution, there aim to develope student
activity sheet with tangram as lesson matter focus on learning each student’s self.
Tangram as manipulative aids can be used to establish the concept of geometry through
classifying (categorizing), comparing, and exploration puzzle to solve problems in the
context of geometry. This research aims to develop a Student Activity Sheet (LKS) with
Tangram. Researcher using 4D Development Model Thiagarajan. LKS advance past the
validation process by three LKS’s validator then tested on a limited basis against six junior
high school students of class VII. The results showed that the worksheets with Media
Tangram developed quite decent, with details of the results of the assessment: (1) the
average of total validity is 3.23 with valid category, (2) an average of total practicality
based teoritic is 3.17 with a practical category (LKS can be used with little revision) and (3)
1
2016
Tahun 2015
Volume
...
No...
effective category with an average score of learning outcomes from subjects categorized
as complete (≥75 ) after using the LKS is 76.45 (KKM standart is 75) and response
subject’s is 100%, which is very positive.
Keywords:Student Activity Sheet (LKS), tangram, parallelogram and rhombus
2
Volume
Tahun 2016
…
No.
..
PENDAHULUAN
Dale (dalam ALHSP, 2012) menunjukkan hasil penelitiannya mengenai kegiatan belajar,
siswa umumnya mengingat 10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, 30% dari
apa yang dilihat, 50% dari apa yang dilihat dan didengar, 70% dari apa yang dikatakan dan
dituliskan, dan 90% dari apa yang dilakukan. Hasil penelitian tersebut seolah mewakili
pentingnya kegiatan mandiri bagi siswa (berupa hal-hal yang dilakukan sendiri siswa) agar apa
yang dipelajari di sekolah lebih bertahan dalam ingatan siswa. Salah satu pedoman kegiatan
mandiri tersebut dapat dikembangkan suatu lembar kegiatan siswa. Lembar kegiatan siswa
sama halnya dengan lembar kerja siswa, yaitu bahan ajar yang sudah dikemas sedemikian
rupa sehingga siswa dapat mempelajari bahan ajar tersebut secara mandiri (Prastowo, 2015).
Menurut pengalaman peneliti selama menjalani Program Pengelolaan Pembelajaran
pada semester enam,tahun ajaran 2014-2015 di SMAN 1 Lamongan, lembar kerja siswa
dilingkungan sekolah umumnya LKS yang menekankan rumus-rumus tanpa penjelasan terkait
diperolehnya rumus tersebut. Selain itu, LKS yang ada belum memanfaatkan media sebagai
sarana penyampaian materi abstrak, masih banyak juga LKS yang menekankan pada latihan
soal-soal. Hal ini, seperti menjadi rutinitas guru meminta siswa mengerjakan soal latihan
setelah guru menerangkan konsep, memberi contoh dan membahas contoh soal (Sundayana,
2014). Hal ini menyebabkan siswa cenderung mengimitasi (meniru) prosedur yang diberikan
oleh guru untuk menyelesaikan suatu masalah (Richardson & S. Schwartz, 2010). Padahal
sebaiknya, masing-masing siswa diajak untuk membangun sendiri pengetahuannya. Menurut
Lobato, Clark, dan Ellis (2005) dengan melakukan/membangun pengetahuan mereka sendiri,
guru bisa menemukan jalan berpikir siswa, bisa juga mengenai hal yang tak terduga, bahkan
lebih luas dari tujuan awal pembelajaran.
Hamalik (2008) menegaskan bahwa belajar bukan hanya mengingat, tetapi lebih luas
dari itu, yakni mengalami. Dengan demikian, kegiatan belajar sebaiknya menekankan pada
aktivitas (proses) untuk memperoleh suatu pengetahuan. Hal ini terkait pembelajaran dengan
pendekatan scientifik yang dikembangkan dalam Kurikulum 2013. Pendekatan scientifik dalam
kegiatan pembelajaran yang dimaksud yakni meliputi mengamati, menanya, menalar,
mencoba, dan membentuk jejaring atau biasa disingkat dengan 5M (Permendikbud, 81A Tahun
2013). Keseluruhan aspek dalam kegiatan tersebut mengacu pada kegiatan belajar yang
berpusat pada siswa (student-center). Dengan begitu guru bisa menggunakan lembar kegiatan,
sebab lembar kegiatan umumnya berisikan petunjuk bagi siswa untuk melakukan kegiatan
secara mandiri (Sutanto, 2009:1).
Proses yang efektif pada pembelajaran geometri tidak sama dengan proses belajar
mengajar topik matematika lainnya seperti aritmatika, aljabar dan probabilitas (Noraini, 2005).
Proses pembelajaran geometri harus menekankan kegiatan-eksplorasi, berpikir kreatif dan
kemampuan untuk berdebat, menghasilkan dugaan dan melaksanakan proyek-proyek tentang
geometri (AH, Abdullah & Zakaria, 2012).
Sebagai salah satu komponen pembelajaran yakni media pembelajaran. Indriana (2011)
menyatakan bahwa penggunaan media pembelajaran berfungsi sebagai perantara, wadah,
atau penyambung pesan-pesan pembelajaran. Penggunaan media juga sangat diperlukan
dalam pembelajaran matematika.Hal ini disebabkan karakteristik mata pelajaran matematika
yang menuntut kemampuan logis, analitis, sistematis, kritis serta membutuhkan pemikiran
yang kreatif (Juhartutik, 2012). Matematika merupakan ilmu yang mempelajari logika (cara
berpikir) dan pola-pola yang abstrak (Widodo, 2010). Oleh karena itu, salah satu media yang
dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran segiempatyakni media tangram.
Sigh (dalam Abdullah et al, 2013) menegaskan bahwa tangram sebagai stimulus
manipulative learning dan media pembelajaran dapat membantu siswa dalam berpikir
geometridanproses bernalar. Tangram merupakan permainan puzzle yang berasal dari China
yang terdiri dari 7 buah bangun geometri yang dapat dipotong dari sebuah persegi, masingmasing potongantersebut disebut tans (Tian, 2012). Tujuh bangun geometri tersebut terdiri
atas dua buah segitiga siku-siku sama kaki besar, sebuah segitiga siku-siku sama kaki medium,
dua buah segitiga siku-siku sama kaki kecil, sebuah persegi dan sebuah jajargenjang. Menurut
hasil penelitian, menemukan bahwa tangram, sebagai manipulative aids, merupakansalah satu
bentuk media pembelajaran untuk membangun konsep geometri (Lin, et al, 2011). Sebab,
tangram membuat siswa membangun konsep geometri melalui aktifitas menggolongkan
(categorising), membandingkan (comparing), dan eksplorasi puzzle untuk menyelesaikan
masalah dalam konteks geometri (Abdullah et al, 2013). Karena beberapa pertimbangan
tersebut peneliti tertarik memanfaatkan tangram sebagai media pembelajaran.
3
Volume
Tahun 2016
Jajargenjang
dan
belahketupat
merupakan materi pelajaran di kelas VII
semester genap. Kenyataan di lapangan,
menurut hasil penelitian yang dilakukan
Sunardi
(Yuwono,
2014:
961),
dalam
mempelajari geometri terdapat kesalahan dan
kesulitan yang dialami siswa, antara lain 1)
kekeliruan siswa dalam membedakan bangun
jajargenjang dan belahketupat, 2) kurang
menguasai konsep segiempat dengan benar, 3)
kesulitan menggolongkan jenis-jenis segiempat
mempunyai hubungan sifat-sifat yang sama.
ini menunjukkan bahwa belum sepenuhnya
siswa memahami sifat-sifat yang ada pada
masing-masing bangun, baik jajargenjang
maupun belahketupat secara utuh. Sehingga,
materi jajargenjang dan belahketupat ini dipilih
karena sebagian siswa masih kesulitan dalam
mempelajari topik bahasan jajargenjang dan
belahketupat.
Berdasarkan latar belakang tersebut,
peneliti tertarik untuk mendesain suatu
kegiatan yang disamping dapat membuat siswa
belajar juga sekaligus menggali kreativitas
siswa, menciptakan kesan menyenangkan
dengan
menggunakan
media
dalam
pembelajaran
matematika.Dalam
hal
pelaksanaan
pembelajaran
matematika
khususnya
materi
jajargenjang
dan
belahketupatmenggunakan Lembar Kegiatan
Siswa (LKS) dengan media Tangram di
dalamnya.
…
No.
..
yang
Hal
aktif
Gambar 1 Bagan Desain Uji Coba LKS
METODE
Peneliti menggunakan model pengembangan 4D Thiagarajan (Thiagarajan, 1974: 5-9).
Pengembangan 4D meliputi tahap define (analisis awal-akhir, analisis siswa, analisis konsep,
analisis tugas, dan perumusan indikator), design (pemilihan media, format, dan pembuatan
desain awal LKS), develop (penilaian para ahli, uji coba terbatas dan penilaian praktisi).Desain
uji coba LKSyang mengacu pada model pengembangan 4D Thiagarajan digambarkan di
samping.
Uji coba terbatas LKS dilaksanakan di SMPN 5 Sidoarjo pada semester genap tahun ajaran
2015/2016.Prosedur penelitian meliputi langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam
melakukan penelitian terdiri dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan uji coba terbatas, tahap
analisis data, dan tahap penulisan laporan.
Instrumen dalam penelitian ini meliputi,
1) Lembar validasi LKS, digunakan untuk menilai validitas LKS yang meliputi kesesuaian
LKS dengan media Tangram, kesesuaian LKS dengan materi sifat-sifat, keliling dan luas
jajargenjang/belahketupat, format dan bahasa, serta untuk menilai kepraktisan LKS yang
dikembangkan. Lembar validasi ini diisi oleh seorang dosen pendidikan matematika,
seorang asisten dosen dan seorang guru matematika. Hasil dari validasi ini digunakan
untuk merevisi Draft I menjadi Draft II.
2) Angket respons siswa, digunakan untuk mengetahui respons siswa terhadap LKS dengan
media Tangram.
3) Tes hasil belajar, digunakan untuk mendapatkan data mengenai hasil belajar siswa
setelah menggunakan LKS dengan media Tangram pada materi jajargenjang dan
belahketupat.
4
Volume
Tahun 2016
…
No.
..
Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis yang nantinya akan digunakan untuk
merevisi LKS yang dikembangkan agar menghasilkan LKS yang layak sesuai kriteria yang
ditentukan yaitu valid, praktis, dan efektif. Analisis data yang diperoleh meliputi:
a) Analisis kevalidan Lembar Kegiatan Siswa
Penilaian ahli/validator terhadap kevalidan LKS meliputi beberapa kriteria menurut
aspek format, isi dan bahasa. Hal-hal yang dilakukan dijabarkan di bawah ini.
Mencari rata-rata tiap kriteria dari ketiga validator dengan rumus berikut.
n
∑ V hi
K i= i=1
n
(Khabibah, 2006)
Keterangan:
K i=¿ rata-rata perkriteria
n=¿ banyaknya validator
V hi =¿ skor hasil penilaian
validator ke-h untuk kriteria
ke-i
Mencari rata-rata ketiga aspek (format, isi dan bahasa) dengan rumus berikut.
n
∑ K ij
A i= j=1
n
(Khabibah, 2006)
Keterangan :
A i=¿ rata-rata aspek ke-i
K ij =¿ rata-rata untuk aspek ke-i
dan kriteria ke-j
n=¿ banyaknya kriteria dalam
aspek ke-i
Mencari rata-rata validitas ketiga aspek
(format, isi dan bahasa) LKS dengan rumus
sebagai berikut.
n
∑ Ai
(Khabibah,
RTV = i =1
n
2006)
Keterangan :
A i=¿ rata-rata aspek ke-i
rata-rata total
RTV =¿
validitas
n=¿ banyaknya aspek
Menentukan kategori kevalidan dengan mencocokkan pada kriteria kevalidan menurut
Khabibah (2006).
sangat valid
4 ≤ RTV ≤ 5
valid
3 ≤ RTV
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No. 5 Tahun 2016
ISSN : 2301-9085
PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN MEDIA TANGRAM PADA
PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI JAJARGENJANG DAN BELAHKETUPAT
Hanggana Raras Nurtasari
PendidikanMatematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya, e-mail :
[email protected]
Janet Trineke Manoy
PendidikanMatematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya, e-mail : [email protected]
Abstrak
Jajargenjang dan belahketupat merupakan materi pelajaran di kelas VII SMP. Kenyataan
di lapangan masih terdapat kesalahan dan kesulitan siswa dalam mempelajari geometri,
salah satunya yakni kekeliruan siswa dalam membedakan bangun jajargenjang dan
belahketupat. Hal ini menunjukkan belum sepenuhnya siswa memahami sifat-sifat pada
jajargenjang maupun belahketupat secara utuh. Terlebih, LKS yang ada saat ini kurang
memanfaatkan media pembelajaran, LKS hanya berisi kumpulan rumus dan soal yang
harus dikerjakan siswa membuat siswa cenderung menghafal rumus, algoritma atau
prosedur tertentu dalam menyelesaikan masalah. Sebagai salah satu solusi, dapat
dikembangkan bahan ajar yang memandu siswa belajar secara mandiri yakni, lembar
kegiatan siswa dengan media tangram. Tangram sebagai manipulatif puzzle yang dapat
dapat digunakan untuk membangun konsep geometri melalui kegiatan menggolongkan
(categorising), membandingkan (comparing), dan eksplorasi puzzle untuk menyelesaikan
masalah dalam konteks geometri. Penelitian ini bertujuanuntuk mengembangkan Lembar
Kegiatan Siswa (LKS) dengan Media Tangram. Peneliti menggunakan Model Pengembangan
4D Thiagarajan. LKS terlebih dahulu melewati proses validasi oleh 3 validator kemudian
LKS diuji cobakan secara terbatas terhadap 6 siswa SMP kelas VII. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa LKS dengan Media Tangram yang dikembangkan dikatakan layak,
dengan rincian hasil penilaian: (1) rata-rata total validitas sebesar 3,23 dengan kategori
valid, (2) rata-rata total kepraktisan secara teoritis sebesar 3,17 dengan kategori praktis
(LKS dapat digunakan dengan sedikit revisi) dan (3) kategori efektif, dengan rata-rata skor
hasil belajar subjek penelitiandikategorikan tuntas ( ≥75 )setelah menggunakan LKS
yakni 76,45 ( KKM=75 )dan persentase respons 100% dengan kategori respons subjek
penelitian sangat positif.
Kata kunci: Lembar Kegiatan Siswa (LKS), media tangram, jajargenjang dan belahketupat
Abstract
Parallelogram and rhombus are course material in class VII, middle school. Nowadays,
there are mistakes and difficulties of students in the study of geometry, one of them is a
mistake students in distinguish between parallelogram and rhombus. This shows students
not yet fully understand the properties of parallelogram and rhombus as a whole.
Moreover, worksheets lack of learning aids, only contains a set of questions that must be
done students make students tend to memorize formulas, algorithms or specific
procedures in solving problems currently. As a solution, there aim to develope student
activity sheet with tangram as lesson matter focus on learning each student’s self.
Tangram as manipulative aids can be used to establish the concept of geometry through
classifying (categorizing), comparing, and exploration puzzle to solve problems in the
context of geometry. This research aims to develop a Student Activity Sheet (LKS) with
Tangram. Researcher using 4D Development Model Thiagarajan. LKS advance past the
validation process by three LKS’s validator then tested on a limited basis against six junior
high school students of class VII. The results showed that the worksheets with Media
Tangram developed quite decent, with details of the results of the assessment: (1) the
average of total validity is 3.23 with valid category, (2) an average of total practicality
based teoritic is 3.17 with a practical category (LKS can be used with little revision) and (3)
1
2016
Tahun 2015
Volume
...
No...
effective category with an average score of learning outcomes from subjects categorized
as complete (≥75 ) after using the LKS is 76.45 (KKM standart is 75) and response
subject’s is 100%, which is very positive.
Keywords:Student Activity Sheet (LKS), tangram, parallelogram and rhombus
2
Volume
Tahun 2016
…
No.
..
PENDAHULUAN
Dale (dalam ALHSP, 2012) menunjukkan hasil penelitiannya mengenai kegiatan belajar,
siswa umumnya mengingat 10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, 30% dari
apa yang dilihat, 50% dari apa yang dilihat dan didengar, 70% dari apa yang dikatakan dan
dituliskan, dan 90% dari apa yang dilakukan. Hasil penelitian tersebut seolah mewakili
pentingnya kegiatan mandiri bagi siswa (berupa hal-hal yang dilakukan sendiri siswa) agar apa
yang dipelajari di sekolah lebih bertahan dalam ingatan siswa. Salah satu pedoman kegiatan
mandiri tersebut dapat dikembangkan suatu lembar kegiatan siswa. Lembar kegiatan siswa
sama halnya dengan lembar kerja siswa, yaitu bahan ajar yang sudah dikemas sedemikian
rupa sehingga siswa dapat mempelajari bahan ajar tersebut secara mandiri (Prastowo, 2015).
Menurut pengalaman peneliti selama menjalani Program Pengelolaan Pembelajaran
pada semester enam,tahun ajaran 2014-2015 di SMAN 1 Lamongan, lembar kerja siswa
dilingkungan sekolah umumnya LKS yang menekankan rumus-rumus tanpa penjelasan terkait
diperolehnya rumus tersebut. Selain itu, LKS yang ada belum memanfaatkan media sebagai
sarana penyampaian materi abstrak, masih banyak juga LKS yang menekankan pada latihan
soal-soal. Hal ini, seperti menjadi rutinitas guru meminta siswa mengerjakan soal latihan
setelah guru menerangkan konsep, memberi contoh dan membahas contoh soal (Sundayana,
2014). Hal ini menyebabkan siswa cenderung mengimitasi (meniru) prosedur yang diberikan
oleh guru untuk menyelesaikan suatu masalah (Richardson & S. Schwartz, 2010). Padahal
sebaiknya, masing-masing siswa diajak untuk membangun sendiri pengetahuannya. Menurut
Lobato, Clark, dan Ellis (2005) dengan melakukan/membangun pengetahuan mereka sendiri,
guru bisa menemukan jalan berpikir siswa, bisa juga mengenai hal yang tak terduga, bahkan
lebih luas dari tujuan awal pembelajaran.
Hamalik (2008) menegaskan bahwa belajar bukan hanya mengingat, tetapi lebih luas
dari itu, yakni mengalami. Dengan demikian, kegiatan belajar sebaiknya menekankan pada
aktivitas (proses) untuk memperoleh suatu pengetahuan. Hal ini terkait pembelajaran dengan
pendekatan scientifik yang dikembangkan dalam Kurikulum 2013. Pendekatan scientifik dalam
kegiatan pembelajaran yang dimaksud yakni meliputi mengamati, menanya, menalar,
mencoba, dan membentuk jejaring atau biasa disingkat dengan 5M (Permendikbud, 81A Tahun
2013). Keseluruhan aspek dalam kegiatan tersebut mengacu pada kegiatan belajar yang
berpusat pada siswa (student-center). Dengan begitu guru bisa menggunakan lembar kegiatan,
sebab lembar kegiatan umumnya berisikan petunjuk bagi siswa untuk melakukan kegiatan
secara mandiri (Sutanto, 2009:1).
Proses yang efektif pada pembelajaran geometri tidak sama dengan proses belajar
mengajar topik matematika lainnya seperti aritmatika, aljabar dan probabilitas (Noraini, 2005).
Proses pembelajaran geometri harus menekankan kegiatan-eksplorasi, berpikir kreatif dan
kemampuan untuk berdebat, menghasilkan dugaan dan melaksanakan proyek-proyek tentang
geometri (AH, Abdullah & Zakaria, 2012).
Sebagai salah satu komponen pembelajaran yakni media pembelajaran. Indriana (2011)
menyatakan bahwa penggunaan media pembelajaran berfungsi sebagai perantara, wadah,
atau penyambung pesan-pesan pembelajaran. Penggunaan media juga sangat diperlukan
dalam pembelajaran matematika.Hal ini disebabkan karakteristik mata pelajaran matematika
yang menuntut kemampuan logis, analitis, sistematis, kritis serta membutuhkan pemikiran
yang kreatif (Juhartutik, 2012). Matematika merupakan ilmu yang mempelajari logika (cara
berpikir) dan pola-pola yang abstrak (Widodo, 2010). Oleh karena itu, salah satu media yang
dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran segiempatyakni media tangram.
Sigh (dalam Abdullah et al, 2013) menegaskan bahwa tangram sebagai stimulus
manipulative learning dan media pembelajaran dapat membantu siswa dalam berpikir
geometridanproses bernalar. Tangram merupakan permainan puzzle yang berasal dari China
yang terdiri dari 7 buah bangun geometri yang dapat dipotong dari sebuah persegi, masingmasing potongantersebut disebut tans (Tian, 2012). Tujuh bangun geometri tersebut terdiri
atas dua buah segitiga siku-siku sama kaki besar, sebuah segitiga siku-siku sama kaki medium,
dua buah segitiga siku-siku sama kaki kecil, sebuah persegi dan sebuah jajargenjang. Menurut
hasil penelitian, menemukan bahwa tangram, sebagai manipulative aids, merupakansalah satu
bentuk media pembelajaran untuk membangun konsep geometri (Lin, et al, 2011). Sebab,
tangram membuat siswa membangun konsep geometri melalui aktifitas menggolongkan
(categorising), membandingkan (comparing), dan eksplorasi puzzle untuk menyelesaikan
masalah dalam konteks geometri (Abdullah et al, 2013). Karena beberapa pertimbangan
tersebut peneliti tertarik memanfaatkan tangram sebagai media pembelajaran.
3
Volume
Tahun 2016
Jajargenjang
dan
belahketupat
merupakan materi pelajaran di kelas VII
semester genap. Kenyataan di lapangan,
menurut hasil penelitian yang dilakukan
Sunardi
(Yuwono,
2014:
961),
dalam
mempelajari geometri terdapat kesalahan dan
kesulitan yang dialami siswa, antara lain 1)
kekeliruan siswa dalam membedakan bangun
jajargenjang dan belahketupat, 2) kurang
menguasai konsep segiempat dengan benar, 3)
kesulitan menggolongkan jenis-jenis segiempat
mempunyai hubungan sifat-sifat yang sama.
ini menunjukkan bahwa belum sepenuhnya
siswa memahami sifat-sifat yang ada pada
masing-masing bangun, baik jajargenjang
maupun belahketupat secara utuh. Sehingga,
materi jajargenjang dan belahketupat ini dipilih
karena sebagian siswa masih kesulitan dalam
mempelajari topik bahasan jajargenjang dan
belahketupat.
Berdasarkan latar belakang tersebut,
peneliti tertarik untuk mendesain suatu
kegiatan yang disamping dapat membuat siswa
belajar juga sekaligus menggali kreativitas
siswa, menciptakan kesan menyenangkan
dengan
menggunakan
media
dalam
pembelajaran
matematika.Dalam
hal
pelaksanaan
pembelajaran
matematika
khususnya
materi
jajargenjang
dan
belahketupatmenggunakan Lembar Kegiatan
Siswa (LKS) dengan media Tangram di
dalamnya.
…
No.
..
yang
Hal
aktif
Gambar 1 Bagan Desain Uji Coba LKS
METODE
Peneliti menggunakan model pengembangan 4D Thiagarajan (Thiagarajan, 1974: 5-9).
Pengembangan 4D meliputi tahap define (analisis awal-akhir, analisis siswa, analisis konsep,
analisis tugas, dan perumusan indikator), design (pemilihan media, format, dan pembuatan
desain awal LKS), develop (penilaian para ahli, uji coba terbatas dan penilaian praktisi).Desain
uji coba LKSyang mengacu pada model pengembangan 4D Thiagarajan digambarkan di
samping.
Uji coba terbatas LKS dilaksanakan di SMPN 5 Sidoarjo pada semester genap tahun ajaran
2015/2016.Prosedur penelitian meliputi langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam
melakukan penelitian terdiri dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan uji coba terbatas, tahap
analisis data, dan tahap penulisan laporan.
Instrumen dalam penelitian ini meliputi,
1) Lembar validasi LKS, digunakan untuk menilai validitas LKS yang meliputi kesesuaian
LKS dengan media Tangram, kesesuaian LKS dengan materi sifat-sifat, keliling dan luas
jajargenjang/belahketupat, format dan bahasa, serta untuk menilai kepraktisan LKS yang
dikembangkan. Lembar validasi ini diisi oleh seorang dosen pendidikan matematika,
seorang asisten dosen dan seorang guru matematika. Hasil dari validasi ini digunakan
untuk merevisi Draft I menjadi Draft II.
2) Angket respons siswa, digunakan untuk mengetahui respons siswa terhadap LKS dengan
media Tangram.
3) Tes hasil belajar, digunakan untuk mendapatkan data mengenai hasil belajar siswa
setelah menggunakan LKS dengan media Tangram pada materi jajargenjang dan
belahketupat.
4
Volume
Tahun 2016
…
No.
..
Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis yang nantinya akan digunakan untuk
merevisi LKS yang dikembangkan agar menghasilkan LKS yang layak sesuai kriteria yang
ditentukan yaitu valid, praktis, dan efektif. Analisis data yang diperoleh meliputi:
a) Analisis kevalidan Lembar Kegiatan Siswa
Penilaian ahli/validator terhadap kevalidan LKS meliputi beberapa kriteria menurut
aspek format, isi dan bahasa. Hal-hal yang dilakukan dijabarkan di bawah ini.
Mencari rata-rata tiap kriteria dari ketiga validator dengan rumus berikut.
n
∑ V hi
K i= i=1
n
(Khabibah, 2006)
Keterangan:
K i=¿ rata-rata perkriteria
n=¿ banyaknya validator
V hi =¿ skor hasil penilaian
validator ke-h untuk kriteria
ke-i
Mencari rata-rata ketiga aspek (format, isi dan bahasa) dengan rumus berikut.
n
∑ K ij
A i= j=1
n
(Khabibah, 2006)
Keterangan :
A i=¿ rata-rata aspek ke-i
K ij =¿ rata-rata untuk aspek ke-i
dan kriteria ke-j
n=¿ banyaknya kriteria dalam
aspek ke-i
Mencari rata-rata validitas ketiga aspek
(format, isi dan bahasa) LKS dengan rumus
sebagai berikut.
n
∑ Ai
(Khabibah,
RTV = i =1
n
2006)
Keterangan :
A i=¿ rata-rata aspek ke-i
rata-rata total
RTV =¿
validitas
n=¿ banyaknya aspek
Menentukan kategori kevalidan dengan mencocokkan pada kriteria kevalidan menurut
Khabibah (2006).
sangat valid
4 ≤ RTV ≤ 5
valid
3 ≤ RTV