Efektivitas Media Leafleat dan Media Brosur Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Pasien Dalam Perawatan Diabetes Mellitus di RSUD Dr. R. M Djoelham Binjai Tahun 2015

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan, dengan tujuan guna meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Depkes,2010).

Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai peran sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah rumah sakit. Rumah sakit merupakan lembaga untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat, karena pembangunan dan penyelenggaraan kesehatan di rumah sakit perlu diarahkan pada tujuan nasional dibidang kesehatan (Hanafi,2004).

Rumah Sakit memiliki peranan penting yaitu mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja Rumah Sakit agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi –tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2015 (Muninjaya,2004).


(2)

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi,dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Depkes, 2010).

Menurut Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, salah satu yang tercantum di dalamnya menyebutkan bahwa rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat, selain itu Rumah Sakit juga wajib meningkatkan mutu pelayanan dan mempertahankan standar Rumah Sakit (Depkes, 2010).

Sebagai pelayanan kesehatan masyarakat umum, rumah sakit memiliki masalah utama yaitu mengenai pelayanan yang diberikan, yaitu apakah sudah sesuai harapan pasien atau tidak. Saat ini, rumah sakit dituntut agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik untuk diberikan kepada masyarakat. Pelayanan kesehatan yang dimaksud yaitu pelayanan yang cepat, tepat, murah dan ramah. Selain itu, rumah sakit juga diharapkan mampu menjaga kepercayaan konsumen dengan memperhatikan kebutuhan konsumen sebagai upaya untuk memenuhi keinginan dan harapan atas pelayanan yang diberikan (Parani,1997)

Diabetes merupakan salah satu penyakit yang paling banyak ditemui di tempat pelayanan kesehatan, Tercatat pada tahun 2005 jumlah penderita diabetes mellitus di Indonesia mencapai 5 juta dengan peningkatan sebanyak 230 ribu


(3)

penderita. Internasional Diabetes Federation (IDF) memperkirakan jumlah penderita diabetes mellitus di indonesia meningkat dua kali lipat dari 2.598.000 pada tahun 2007 dan akan menjadi 5.210.000 penderita pada tahun 2025. WHO memastikan peningkatan pada penderita diabetes mellitus terutama pada tipe II yang banyak dialami oleh negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Diabetes mellitus tipe II tanpa gngguan insulin muncul pada usia diata 45 tahun, karena pada usia 45 tahun keatas karena tubuh sudah mengalami bnyak perubahan terutama pada organ pancreas yang memproduksi insulin dalam darah (Soyono, 2009).

Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar tahun 2013 data epidemiologi di Indonesia prevalensi diabetes mellitus pada tahun 2013 sangat mengejutkan yaitu mengalami kenaikan sebesar 1,1% dari tahun 2007 ke tahun 2013, sedangkan untuk prevalensi diabetes mellitus pada umur > 15 tahun untuk provinsi hampir semua propinsi mengalami kenaikan prevalensi diabetes mellitus diantaranya Maluku mengalami kenaikan dari 0,5% menjadi 2,1%, Sulawesi Selatan dari 0,8% menjadi 3,4%, NTT dari 1,2 menjadi 3,3% (Balitbang Kemenkes RI 2013).

Data diatas menunjukan bahwa jumlah penyandang diabetes di Indonesia sangat besar dan mengingat bahwa diabetes mellitus akan memberikan dampak yang sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia dan peningkatan biaya kesehatan yang cukup besar, maka semua pihak baik masyarakat maupun pemerintah sudah seharusnya ikut serta dalam usaha penanggulangan diabetes mellitus, khususnya dalam upaya pencegahan. Penderita diabetes mellitus berisiko mengalami berbagai komplikasi yang dapat mengancam kehidupan. Apabila terjadi hiperglikemia dalam


(4)

waktu yang lama maka dapat mengakibatkan kerusakan beberapa organ seperti pembuluh darah (stroke), pembuluh mata (kebutaan), pembuluh darah jantung (penyakit jantung koroner), pembuluh darah ginjal (gagal ginjal kronik), pembuluh darah kaki (gangrene/amputasi). Penderita diabetes mellitus memiliki resiko stroke dan PJK dua kali lebih besar, lima kali lebih besar terkena gangrene, 7 kali lebih besar terkena gagal ginjal dan 25 kali lebih besar terkena kebutaan (Soegondo, 2008). Tingginya angka prevalensi diabetes mellitus perlu dilakukan pengelolaan penyakit diabetes mellitus. Pengelolaan diabetes mellitus merupakan upaya awal dalam mencegah, mengkontrol dan mengatasi diabetes mellitus dengan melakukan terapi non farmakologi dan terapi farmakologi. Pengelolaan farmakologis dilakukan dengan pemberian obat atau pemberian insulin dengan obat hipoglikemik oral. Sedangkan terapi non farmakologs melalui pengendalian berat badan, olahraga, dan diet. Penanganan diabetes menggunakan terafi farmakologis atau menggunakan obat-obatan memang secara efektif mampu menstabilkan kadar gula darah penderita, namun perlu diingat bahwa kadar gula darah stabil tersebut hanya bertahan dalam waktu singkat. Dengan kata lain jka penderita ingin agar gula darahnya tetap stabil maka ia harus secara kontinyu menjalani pengobatan tersebut. Intinya pengobatan medis yang dijalani cendrung menimbulkan efek ketergantungan kepada penderita. Efek ketergantungan yang timbul akibat pengobatan medis sebenarnya dapat dianggap sebagai efek samping. Namun efek samping yang muncul tentunya akan sangat merugikan penderita karena pengobatan secara kontinyu juga belum mengatasi akar penyebab kencing manis (Soegondo, 2008).


(5)

Untuk menurunkan prevalensi kejadian diabetes mellituss maka dilakukanlah berbagai usaha yang salah satunya upaya promosi kesehatan. Promosi kesehatan pada hakikatnya usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu, dengan harapan masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan, akhirnya diharapkan dapat berpengaruh terhadap perubahan perilaku (Notoatmodjo,2005).

Tujuan promosi kesehatan adalah memberdayakan individu, keluarga, dan masyarakat agar mau menumbuhkan perilaku hidup sehat dan mengembangkan upaya kesehatan yang bersumber masyarakat. Kegiatan pokoknya adalah dengan pengembangan media promosi kesehatan dan teknologi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) mencakup mengembangkan media promosi kesehatan, dan melaksanakan dukungan diabetes mellitus inistratif dan operasional pelaksanaan program promosi kesehatan. Upaya tersebut dilakukan dengan menggunakan media cetak, elektronik maupun media ruang (Notoatmodjo,2005)

Dalam hal ini media diposisikan untuk membuat suasana yang kondusif terhadap perubahan perilaku yang positif terhadap kesehatan. Setiap tahun unit promosi kesehatan memproduksinya Sehingga menurut peneliti perlu dirancang media yang sesuai dengan kebutuhan dan nilai-nilai sosial budaya masyarakat sehingga pesan dapat lebih efektif untuk merubah pengetahuan dan sikap pasien tentang penyakit diabetes mellitus.

Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik


(6)

melalui media cetak, elektronika (TV, radio, komputer, dsb) dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya ke arah positif terhadap kesehatan (Notoatmodjo, 2005).

Promosi kesehatan tidak dapat lepas dari media karena melalui media, pesan-pesan yang disampaikan dapat lebih menarik dan dipahami, sehingga sasaran dapat mempelajari pesan tersebut sampai memutuskan untuk mengadopsi perilaku yang positif (Notoatmodjo, 2007)

Leaflet merupakan salah satu merupakan media promosi kesehatan yang

fungsinya untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat.media leaflet memiliki keunggulan yang berisi kalimat singkat, padat dan mudah dimengerti beserta gambar-gambar yang dapat menarik minat untuk membacanya. Keberhasilan suatu penyuluhan dapat dilihat dari adanya peningkatan pengetahuan dan sikap yang mendukung terjadinya perubahan perilaku tersebut.Keberhasilan suatu penyuluhan dapat dilihat dari adanya peningkatan pengetahuan dan sikap yang mendukung terjadinya perubahan perilaku tersebut (Notoatmodjo, 2005).

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) merupakan pusat pelayanan kesehatan yang diberikan pemerintah yang dimanfaatkan masyarakat di daerah. RSUD seharusnya menjadi pusat pelayanan kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh termasuk memberikan pelayanan promosi kesehatan tentang penyakit diabetes mellitus . Namun, dalam kenyataannya RSUD belum bisa memberikan pelayanan yang baik, hal ini dapat dilihat banyaknya keluhan pasien


(7)

karena kurang mendapatkan informasi yang cukup baik terkait dengan penyakit diabetes mellitus sehingga tidak jarang mereka tidak datang berkunjung kembali untuk mendapatkan pengobatan (Haryati, 2004).

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.R. M Djoelham Binjai merupakan orgnisasi pemerintah yang bergerak di bidang jasa pelayanan kesehatan.RSUD Dr. R. M. Djoelham sebagai Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B, dalam melaksanakan pelayanan kesehatan kepada pasien masyarakat didukung dengan fasilitas yang secara umum sudah cukup memenuhi standar fasilitas peralatan RSUD Kelas B. Dari data kunjungan pasien yang rawat inap di RSUD Dr. R.M Djoelham Binjai menunjukkan peningkatan kunjungan pasien diabetes melliitus dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012 sebanyak 284 orang meningkat menjadi 410 pada tahun 2013 dan di tahun 2014 meningkat menjadi 474 orang.

Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti dalam bentuk wawancara kepada 5 pasien diabetes mellitus bahwa mereka banyak ketika ditanya tentang diabetes mellitus ternyata 2 orang diantaranya tidak paham tentang penyakit diabetes mellitus bahkan terdapat 2 orang yang sudah 4 kali melalukan pengobatan diabetes mellitus ternyata masih kurang memahami perawatan penyakit diabetes mellitus dan hanya 1 orang yang bisa menyebutkan tentang perawatan diabetes mellitus. Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis diketahui bahwa hanya sedikitditemukan poster yang ada tentang diabetes mellitus di sekitar poliklinik diabetes mellitus dan leaflet maupun brosur yang diberkan kepada pasien diabetes mellitus hanya sebahagian saja, padahal seluruhnya menyatakan membutuhkan


(8)

informasi dan edukasi tentang diabetes mellitus karena mereka menyatakan butuh informasi tentang diabetes mellitus.

Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan suatu penelitian ilmiah untuk mengetahui bagaimana pengaruh promosi kesehatan dengan menggunakan media leaflet terhadap pengetahuan dan sikap pasien diabetes mellitus dalam perawatan penyakit diabetes mellitus di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Djoelham Binjai.

1.2 PerumusanMasalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan penelitian : bagaimanakah pengaruh promosi kesehatan dengan menggunakan media

leaflet dan brosur terhadap pengetahuan dan sikap pasien tentang perawatan diabetes

mellitus dalam di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Djoelham Binjai.

1.3 TujuanPenelitian

Untuk menganalisis efektivitas promosi kesehatan dengan menggunakan media leaflet dan brosur terhadap pengetahuan dan sikap pasien diabetes mellitus dalam perawatan diabetes mellitus di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Djoelham Binjai.

1.4 ManfaatPenelitian


(9)

1) Sebagai khasanah pengembangan ilmu pengetahuan yang terkait tentang Promosi kesehatan menggunakan leaflet dalam meningkatkan pemanfaatan pelayanan di rumah sakit.

2) Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam meningkatkan mutu pelayanan promosi kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Djoelham Binjai. 3) Sebagai pedoman untuk penelitian selanjutnya.


(1)

waktu yang lama maka dapat mengakibatkan kerusakan beberapa organ seperti pembuluh darah (stroke), pembuluh mata (kebutaan), pembuluh darah jantung (penyakit jantung koroner), pembuluh darah ginjal (gagal ginjal kronik), pembuluh darah kaki (gangrene/amputasi). Penderita diabetes mellitus memiliki resiko stroke dan PJK dua kali lebih besar, lima kali lebih besar terkena gangrene, 7 kali lebih besar terkena gagal ginjal dan 25 kali lebih besar terkena kebutaan (Soegondo, 2008). Tingginya angka prevalensi diabetes mellitus perlu dilakukan pengelolaan penyakit diabetes mellitus. Pengelolaan diabetes mellitus merupakan upaya awal dalam mencegah, mengkontrol dan mengatasi diabetes mellitus dengan melakukan terapi non farmakologi dan terapi farmakologi. Pengelolaan farmakologis dilakukan dengan pemberian obat atau pemberian insulin dengan obat hipoglikemik oral. Sedangkan terapi non farmakologs melalui pengendalian berat badan, olahraga, dan diet. Penanganan diabetes menggunakan terafi farmakologis atau menggunakan obat-obatan memang secara efektif mampu menstabilkan kadar gula darah penderita, namun perlu diingat bahwa kadar gula darah stabil tersebut hanya bertahan dalam waktu singkat. Dengan kata lain jka penderita ingin agar gula darahnya tetap stabil maka ia harus secara kontinyu menjalani pengobatan tersebut. Intinya pengobatan medis yang dijalani cendrung menimbulkan efek ketergantungan kepada penderita. Efek ketergantungan yang timbul akibat pengobatan medis sebenarnya dapat dianggap sebagai efek samping. Namun efek samping yang muncul tentunya akan sangat merugikan penderita karena pengobatan secara kontinyu juga belum mengatasi akar penyebab kencing manis (Soegondo, 2008).


(2)

Untuk menurunkan prevalensi kejadian diabetes mellituss maka dilakukanlah berbagai usaha yang salah satunya upaya promosi kesehatan. Promosi kesehatan pada hakikatnya usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu, dengan harapan masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan, akhirnya diharapkan dapat berpengaruh terhadap perubahan perilaku (Notoatmodjo,2005).

Tujuan promosi kesehatan adalah memberdayakan individu, keluarga, dan masyarakat agar mau menumbuhkan perilaku hidup sehat dan mengembangkan upaya kesehatan yang bersumber masyarakat. Kegiatan pokoknya adalah dengan pengembangan media promosi kesehatan dan teknologi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) mencakup mengembangkan media promosi kesehatan, dan melaksanakan dukungan diabetes mellitus inistratif dan operasional pelaksanaan program promosi kesehatan. Upaya tersebut dilakukan dengan menggunakan media cetak, elektronik maupun media ruang (Notoatmodjo,2005)

Dalam hal ini media diposisikan untuk membuat suasana yang kondusif terhadap perubahan perilaku yang positif terhadap kesehatan. Setiap tahun unit promosi kesehatan memproduksinya Sehingga menurut peneliti perlu dirancang media yang sesuai dengan kebutuhan dan nilai-nilai sosial budaya masyarakat sehingga pesan dapat lebih efektif untuk merubah pengetahuan dan sikap pasien tentang penyakit diabetes mellitus.

Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik


(3)

melalui media cetak, elektronika (TV, radio, komputer, dsb) dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya ke arah positif terhadap kesehatan (Notoatmodjo, 2005).

Promosi kesehatan tidak dapat lepas dari media karena melalui media, pesan-pesan yang disampaikan dapat lebih menarik dan dipahami, sehingga sasaran dapat mempelajari pesan tersebut sampai memutuskan untuk mengadopsi perilaku yang positif (Notoatmodjo, 2007)

Leaflet merupakan salah satu merupakan media promosi kesehatan yang fungsinya untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat.media leaflet memiliki keunggulan yang berisi kalimat singkat, padat dan mudah dimengerti beserta gambar-gambar yang dapat menarik minat untuk membacanya. Keberhasilan suatu penyuluhan dapat dilihat dari adanya peningkatan pengetahuan dan sikap yang mendukung terjadinya perubahan perilaku tersebut.Keberhasilan suatu penyuluhan dapat dilihat dari adanya peningkatan pengetahuan dan sikap yang mendukung terjadinya perubahan perilaku tersebut (Notoatmodjo, 2005).

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) merupakan pusat pelayanan kesehatan yang diberikan pemerintah yang dimanfaatkan masyarakat di daerah. RSUD seharusnya menjadi pusat pelayanan kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh termasuk memberikan pelayanan promosi kesehatan tentang penyakit diabetes mellitus . Namun, dalam kenyataannya RSUD belum bisa memberikan pelayanan yang baik, hal ini dapat dilihat banyaknya keluhan pasien


(4)

karena kurang mendapatkan informasi yang cukup baik terkait dengan penyakit diabetes mellitus sehingga tidak jarang mereka tidak datang berkunjung kembali untuk mendapatkan pengobatan (Haryati, 2004).

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.R. M Djoelham Binjai merupakan orgnisasi pemerintah yang bergerak di bidang jasa pelayanan kesehatan.RSUD Dr. R. M. Djoelham sebagai Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B, dalam melaksanakan pelayanan kesehatan kepada pasien masyarakat didukung dengan fasilitas yang secara umum sudah cukup memenuhi standar fasilitas peralatan RSUD Kelas B. Dari data kunjungan pasien yang rawat inap di RSUD Dr. R.M Djoelham Binjai menunjukkan peningkatan kunjungan pasien diabetes melliitus dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012 sebanyak 284 orang meningkat menjadi 410 pada tahun 2013 dan di tahun 2014 meningkat menjadi 474 orang.

Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti dalam bentuk wawancara kepada 5 pasien diabetes mellitus bahwa mereka banyak ketika ditanya tentang diabetes mellitus ternyata 2 orang diantaranya tidak paham tentang penyakit diabetes mellitus bahkan terdapat 2 orang yang sudah 4 kali melalukan pengobatan diabetes mellitus ternyata masih kurang memahami perawatan penyakit diabetes mellitus dan hanya 1 orang yang bisa menyebutkan tentang perawatan diabetes mellitus. Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis diketahui bahwa hanya sedikitditemukan poster yang ada tentang diabetes mellitus di sekitar poliklinik diabetes mellitus dan leaflet maupun brosur yang diberkan kepada pasien diabetes mellitus hanya sebahagian saja, padahal seluruhnya menyatakan membutuhkan


(5)

informasi dan edukasi tentang diabetes mellitus karena mereka menyatakan butuh informasi tentang diabetes mellitus.

Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan suatu penelitian ilmiah untuk mengetahui bagaimana pengaruh promosi kesehatan dengan menggunakan media leaflet terhadap pengetahuan dan sikap pasien diabetes mellitus dalam perawatan penyakit diabetes mellitus di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Djoelham Binjai.

1.2 PerumusanMasalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan penelitian : bagaimanakah pengaruh promosi kesehatan dengan menggunakan media leaflet dan brosur terhadap pengetahuan dan sikap pasien tentang perawatan diabetes mellitus dalam di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Djoelham Binjai.

1.3 TujuanPenelitian

Untuk menganalisis efektivitas promosi kesehatan dengan menggunakan media leaflet dan brosur terhadap pengetahuan dan sikap pasien diabetes mellitus dalam perawatan diabetes mellitus di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Djoelham Binjai.

1.4 ManfaatPenelitian


(6)

1) Sebagai khasanah pengembangan ilmu pengetahuan yang terkait tentang Promosi kesehatan menggunakan leaflet dalam meningkatkan pemanfaatan pelayanan di rumah sakit.

2) Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam meningkatkan mutu pelayanan promosi kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Djoelham Binjai. 3) Sebagai pedoman untuk penelitian selanjutnya.


Dokumen yang terkait

Efektivitas Media Leafleat dan Media Brosur Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Pasien Dalam Perawatan Diabetes Mellitus di RSUD Dr. R. M Djoelham Binjai Tahun 2015

5 112 119

Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Komplikasi yang Dirawat Inap di RSUD Dr. R. M. Djoelham Binjai Tahun 2014 – 2015

0 4 136

Efektivitas Media Leafleat dan Media Brosur Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Pasien Dalam Perawatan Diabetes Mellitus di RSUD Dr. R. M Djoelham Binjai Tahun 2015

0 0 17

Efektivitas Media Leafleat dan Media Brosur Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Pasien Dalam Perawatan Diabetes Mellitus di RSUD Dr. R. M Djoelham Binjai Tahun 2015

0 0 2

Efektivitas Media Leafleat dan Media Brosur Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Pasien Dalam Perawatan Diabetes Mellitus di RSUD Dr. R. M Djoelham Binjai Tahun 2015

0 0 25

Efektivitas Media Leafleat dan Media Brosur Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Pasien Dalam Perawatan Diabetes Mellitus di RSUD Dr. R. M Djoelham Binjai Tahun 2015

0 0 2

Efektivitas Media Leafleat dan Media Brosur Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Pasien Dalam Perawatan Diabetes Mellitus di RSUD Dr. R. M Djoelham Binjai Tahun 2015

0 0 18

Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Komplikasi yang Dirawat Inap di RSUD Dr. R. M. Djoelham Binjai Tahun 2014 – 2015

0 1 16

Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Komplikasi yang Dirawat Inap di RSUD Dr. R. M. Djoelham Binjai Tahun 2014 – 2015

0 0 2

Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Komplikasi yang Dirawat Inap di RSUD Dr. R. M. Djoelham Binjai Tahun 2014 – 2015

0 0 7