T1 852008005 BAB III

BAB III
ANALISIS KOMPOSISI

Komposisi “Kehilangan Ayah” Sebuah musik program untuk Kuartet
Gitar dalam bentuk Sonata, terdiri dari tiga movement yang saling berkaitan
karena berdasarkan pada satu ide cerita yaitu tentang pengalaman hidup keluarga
yang harus kehilangan seorang ayah. Pembagian sonata ke dalam tiga movement
disesuaikan dengan pengalaman keluarga yang dibagi menjadi tiga fase yaitu fase
awal, keadaan keluarga yang sederhana dan suasana kebersamaan dalam satu
keluarga. Fase kedua adalah perasaan sedih yang mendalam karena harus
kehilangan seorang ayah. Fase ini juga menggambarkan saat dimana ayah
mengalami rasa sakit hingga akhirnya pergi selamanya, harapan, dan upaya dari
keluarga dan teman-teman demi memberikan kekuatan dan harapan untuk terus
menjalani kehidupan. Fase yang terakhir adalah perasaan keluarga yang mulai
berangsur membaik dan melanjutkan perjuangan hidup.
Penggunaan motif atau tema musikal yang berulang pada setiap
movement bertujuan untuk menghubungkan movement satu sampai tiga, sehingga
setiap movement dalam sonata ini tidak berdiri sendiri melainkan memiliki
keterkaitan sebagai sebuah kesatuan cerita. Komposisi ini menggunakan leitmotif
yang berfungsi menggambarkan karakter ayah, ibu, dan keempat anaknya, juga
suasana senang, sedih, serta harapan keluarga disampaikan dengan menggunakan

leitmotif.
Untuk lebih jelasnya analisis komposisi akan dipaparkan sebagai berikut :
a. Leitmotif Ayah

b. Leitmotif Ibu

11

Leitmotif Kakak Laki-laki

c. Leitmotif Penulis

d. Leitmotif Adik Perempuan

e. Leitmotif Adik Laki-laki

A. Movement Pertama

Eksposisi


Bagian

Birama

Introduksi

1-16

Menggambarkan
suasana pagi hari

17-24

Tema 1, tonalitas A
Mayor leitmotif Ayah
Tema 2, tonalitas A
Mayor leitmotif Ibu
Tema 3, tonalias A
Mayor leitmotif
saudara pertama

Jembatan menuju
subtema
Tema 4, tonalitas E
Mayor leitmotif penulis
Tema 5, tonalitas E
Mayor leitmotif
saudara ketiga
Tema 6, tonalitas E
Mayor leitmotif
saudara keempat

Tema A

25-33
33-38

Transisi

42-46


Subtema

47-52
53-59

61-65

12

Keterangan

67-71

Pengembangan

Interlude

72-105

Rekapitulasi


Introduksi

106-110

Tema A

111-118
119-127
128-132
133-140

Subtema

141-146

147-154

155-160


160-181
182-184

Jembatan menuju
development/pengemb
a-ngan
Menggambarkan
suasana kebersamaan
dalam keluarga, saling
berbincang satu sama
lain, tonalitas E Mayor.
Jembatan menuju
rekapitulasi
Tema 1 dalam tonalitas
A Mayor
Pengulangan Tema 2
Pengulangan Tema 3
Jembatan menju
subtema
Pengulangan Tema 4

dengan tonalitas A
Mayor
Pengulangan Tema 5
dengan tonalitas A
Mayor
Pengulangan Tema 6
dengan tonalitas A
Mayor
Subtema tonalitas A
Mayor,
Coda

Tabel 3.1 Struktur movement pertama

1. Bagian Introduksi (Birama 1-16)
Bagian ini merupakan bentuk pembuka yang menggambarkan suasana
pagi hari yang mengibaratkan awal hari baru /awal setiap cerita akan di
mulai. Diawali dengan permainan Gitar I yang memainkan broken chord8
pada birama 1-4(gambar 3.1) kemudian disusul dengan Gitar II (gambar
3.2) pada birama 5–8 dan Gitar III (gambar 3.3) pada birama 9-12. Bagian

ini merupakan rangkaian melodi dengan tangga nada A Mayor.

8

Kelompok nada yang dimainkan satu demi satu yang akan membentuk sebuah akor

13

I

Gambar 3.1 Pola ritme gitar I birama 1-4 bagian Introduksi broken
chord A Mayor
I

II

Gambar 3.2 Pola ritme Gitar II birama 5-8 bagian Introduksi
I

II


III

Gambar 3.3 Pola ritme Gitar III birama 9–12 bagian introduksi

2. Bagian Eksposisi
Bagian eksposisi secara keseluruhan merupakan bagian perkenalan masingmasing karakter dalam keluarga yang penulis sebut sebagai tema utama
yang terdiri dari tema 1, 2, dan 3 yang menggambarkan karakter dari
anggota keluarga ayah, ibu dan kakak laki-laki dan bagian transisi,
sedangkan analisis lebih jelasnya adalah sebagai berikut:
a. Tema 1
Bagian perkenalan sosok ayah dengan melodi utamanya berupa
leitmotif mulai birama 17-20 pada gitar II, dengan register nada tengah
dan pola ritme sederhana dan iringan blok akor (gambar 3.4) mencoba
menggambarkan pribadi yang tenang dan tidak banyak berbicara.

14

17


I

II

III

IV

Gambar 3.4 Leitmotif Ayah pada gitar II dan pola iringan

b. Tema 2
Bagian perkenalan sosok ibu dengan melodi utama berupa leitmotif
mulai

birama

26-29

pada


gitar

I.

(gambar

3.5)

mencoba

menggambarkan
pribadi yang aktif dan cerewet.
26
I

II

III

IV

Gambar 3.5 Leitmotif Ibu pada gitar I dan pola iringan
c. Tema 3
Bagian perkenalan sosok kakak laki-laki berupa leitmotif mulai birama
34-38 dengan iringan blok akor menggambarkan pribadi yang tidak
banyak bicara dan dingin (gambar 3.6) dengan progresi akor A–D–
Bm7–C#m–D7

15

34

I

II

Gambar 3.6 Leitmotif kakak laki-laki pada gitar II dan pola iringan
d. Transisi
Bagian transisi birama 42-45 merupakan penghubung dari tema utama
ke subtema. Modulasi dari A Mayor ke E Mayor. (Gambar 3.7)
42

I

II

III

IV

Gambar 3.7 Transisi ke subtema
e. Subtema 1
Bagian subtema 1 bertujuan sebagai perkenalan seluruh anggota dalam
satu keluarga. Pada bagian ini terdapat tema berupa leitmotif mulai
birama 45-49 (gambar 3.8) menggambarkan penulis dengan iringan
riang dengan tonalitas E Mayor. Bagian ini mencoba menggambarkan
sifat penulis yang paling aktif dan ceria dalam keluarga tersebut.

16

45

I

II

III
IV

Gambar 3.8 Leitmotif penulis pada gitar II dan pola iringan
f. Subtema 2
Bagian subtema 2 menggambarkan adik perempuan yang digambarkan
melalui leitmotif mulai birama 53-56 (gambar 3.9) pada gitar III.
Menggambarkan pribadi yang riang dengan pola iringan seperdelapan
dan sinkopasi.
53

I

II

III

IV

Gambar 3.9 Leitmotif adik perempuan pada gitar III

g. Subtema 3
Bagian subtema 3 menggambarkan adik laki-laki melalui leitmotif
mulai birama 60-63 pada gitar III kemudian terjadi repetisi leitmotif
oleh gitar III (gambar 3.10). menggambarkan pribadi yang suka
membantah.

17

60

I

II

III

IV

Gambar 3.10 Leitmotif adik laki-laki pada gitar III
3. Bagian Pengembangan
Pada bagian pengembangan ini secara keseluruhan menggambarkan
suasana kebersamaan dalam satu keluarga dimana terjadi

percakapan

antara anggota keluarga yang satu dengan lain. Digambarkan dengan
munculnya lagi leitmotif dari masing-masing anggota keluarga dengan
berbagai pola iringan yang menggambarkan topik pembicaraan yang
bermacam-macam dengan tonalitas E Mayor.
Pada birama 73-74 muncul leitmotif adik laki-laki dengan pola iringan
seperdelapan dan seperenambelas menggambarkan anak yang cerewet dan
pembantah (gambar 3.11).
73

I

II

III

IV

Gambar 3.11 Leitmotif Adik laki-laki dengan pola iringan

Pada birama 75–76 muncul Leitmotif ayah pada gitar III (gambar 3.12)
dengan isian melodi seperenambelas yang saling bergantian antara gitar I

18

dan gitar II menunjukan adanya topik pembicaraan antara ayah dan adik
laki-laki.

75

I

II

III

IV

Gambar 3.12 Suasana perbincangan

Munculnya leitmotif dari kakak laki-laki pada gitar III di birama 77-78
(gambar 3.13) menggambarkan adanya kebersamaan dalam keluarga.
Dengan isian topik pembicaraan yang sama.
77

I

II

III

IV

Gambar 3.13 Suasana Kebersamaan

Pada birama 83-84 muncul lagi leitmotif adik laki-laki (gambar 3.14)
kemudian pada birama 85–87 terdapat melodi seperenambelasan pada gitar
I dengan nada yang berulang-ulang dan pengulangan motif pada gitar III
(gambar 3.15) menggambarkan bahwa harus dengan berulang kali untuk
memberikan nasihat padanya.

19

I

II

III

IV

Gambar 3.14 Leitmotif adik laki-laki

85

I

II

III

IV

Gambar 3.15 Penggambaran karakter Adik laki-laki

Masuknya

leitmotif ibu pada birama 87–89 dengan pola iringan

seperdelapan yang teratur mengubah suasana percakapan yang ada
menjadi lebih serius (gambar 3.16). Pola ini berulang sampai dengan
birama 95 (gambar 3.17).
88

I

II

III

IV

Gambar 3.16 Leitmotif Ibu, suasana serius

20

I

II

III

IV

Gambar 3.17 Leitmotif Ibu, suasana serius

Pada birama 97–100 muncul kembali Leitmotif ayah pada gitar II dan
Leitmotif Kakak laki-laki pada gitar III (gambar 3.18) dengan pola ritme
gitar IV memainkan staccato menggambarkan pembicaraan yang santai
dengan progresi akor E–A-F#m–B.
97

I

II

III

IV

Gambar 3.18 Suasana santai Ayah dan Kakak

Masuk bagian jembatan untuk memasuki bagian rekapitulasi pada birama
105-108 pada gitar IV memainkan broken chord dengan progresi akor E–
E–A–A (gambar 3.19).

21

I

II

III

IV

Gambar 3.19 Jembatan rekapitulasi
4. Pengulangan (Rekapitulasi)
Bagian

rekapitulasi

merupakan

pengulangan

dari

bagian

Eksposisi yang terdiri dari tema utama 1, 2, dan 3 pada birama 111-132,
transisi pada birama 133-140, subtema pada birama 141–160. Bagian
rekapitulasi ini terdapat penambahan frase sebelum masuk coda yaitu
birama 164–181 dan terakhir adalah coda pada birama 182-185. Secara
keseluruhan bagian ini tidak jauh berbeda dengan bagian Eksposisi, namun
terdapat perbedaan di beberapa bagiannya.

a.

Tema Utama
Bagian ini tidak terjadi perubahan pada setiap bagiannya, seluruh
bagian tema utama diulang secara utuh pada birama 116-134. Terdapat
tiga buah tema utama yang berupa lietmotif ayah, ibu dan kakak lakilaki.

b.

Transisi
Bagian transisi ini terjadi perubahan bentuk pola melodi dan ritme
pada birama 135–140 (gambar 3.20). Hal ini bertujuan sebagai
penghubung ke subtema yang memiliki tonalitas A Mayor.

22

I

II

III

IV

Gambar 3.20 Transisi
c.

Subtema
Bagian ini secara melodi dan pola iringan dan ritme tidak jauh berbeda
dengan subtema pada bagian eksposisi. Tonalitas yang digunakan
adalah A Mayor. Bagian subtema rekapitulasi ini memiliki tema-tema
utama yang menggambarkan tiga tokoh lainnya yaitu penulis, adik
perempuan dan adik laki-laki, birama141-160. (gambar 3.21)

23

I
II
III
IV
I
II
III
IV

I
II
III
IV

I
II
III
IV
I
II
III
IV

Gambar 3.21 Subtema dalam tonika

24

d.

Rekapitulasi Pengembangan
Secara keseluruhan bagian ini menggambarkan suasana
percakapan pada sore hari, dimana pola ritme dan iringan
menggunakan not seperenambelasan dengan melodi yang berulang dan
bersahutan menunjukan adanya suasana kebersamaan keluarga pada
saat sore hari. Bagian ini merupakan sebuah kalimat tambahan sebagai
penghubung untuk masuk ke dalam coda. Dimulai pada birama 164181. Pada bagian ini muncul leitmotif

ibu pada birama 164-165,

kemudian disambung dengan leitmotif adik laki-laki birama 166 pada
Gitar I dan pola melodi Gitar II seperenambelas pada dengan progresi
akor A–D–Bm–E, menggambarkan suasana percakapan antara ibu dan
adik laki-laki (gambar 3.22)
I

II

III

IV

Gambar 3.22 Percakapan Ibu dan Adik laki-laki

Pada birama 168–169 (gambar 3.23) pada Gitar III muncul
leitmotif Ayah yang disambung dengan leitmotif kakak laki-laki pada
birama 170–171 (gambar 3.24) dengan progresi akor Bm–E–C#mF#m–E.

25

168

I

II

III

IV
170

Gambar 3.23 Birama 168-169

I

II

III

IV

Gambar 3.24 Birama 170-171

e.

Coda
Sebelum

memasuki bagian coda pada birama 180 terdapat

pelambatan tempo pada birama 179 menggunakan ritardando9(gambar
3.25) sebagai persiapan untuk memasuki suasana coda yang menunjukan
bahwa

sosok

seorang

ayah

berulang

tahun

sebulan

sebelum

kepergiannya. Ditandai dengan melodi lagu selamat ulang tahun pada
Gitar I yang dimainkan bersamaan dengan leitmotif ayah pada gitar III
(gambar 3.26)

9

Ritardando: istilah perubahan tempo dalam musik, yaitu melambat secara bertahap

26

Gambar 3.25 Ritardando pada birama 179

Gambar 3.26 Coda

B. Movement Dua
Bagian
Bagian A

Birama

Keterangan

Tema 1

1-28

Tonalitas A minor

Tema 2

29-39

Tonalitas A minor

Bagian B

Interlude

40-51

Tonalitas A mayor

Bagian A’

Tema 1

52-74

Tonalitas A minor, palm
mute10

Tabel 3.2 Struktur movement kedua
10

Palm mute adalah teknik meredam getaran yang dihasilkan oleh senar dengan
menggunakan telapak tangan

27

Movement kedua ini menceritakan masa-masa dimana Ayah
mengalami rasa sakit ketika berada di rumah hingga suasana di dalam Rumah
Sakit dan sampai akhirnya harus pergi untuk selamanya. Bagian ini
menggambarkan perasaan penulis yang gundah, sedih dan penyesalan. Bagian
ini berpola A–B–A’ atau biasa disebut dengan ternary dengan tempo adagio.
Pada bagian A dibagi menjadi dua bagian yaitu a dan b. Bagian a
menceritakan saat-saat Ayah mengalami sakit di rumah. Bagian b
menceritakan saat dirawat dalam Rumah Sakit.
a. Bagian A
Pada bagian A ini menggunakan tonalitas Am yang menggambarkan
suasana sedih. Menggambarkan suasana saat Ayah mengalami rasa
sakit dengan iringan broken chord pada Gitar I dan leitmotif Ayah pada
Gitar II birama 1–4 (gambar 3.27) dengan progresi akor Am–Dm–
Am–E dengan dinamika mezzopiano.
I

II

Gambar 3.27 Gambaran awal Ayah menderita sakit

Pada birama 7–8 muncul leitmotif Ibu pada Gitar III dengan
interpolasi11 motif. Menggambarkan suasana kekawatiran seorang Ibu
(gambar 3.28) dan disambung leitmotif kakak laki-laki muncul pada
birama 10–13 (gambar 3.29).

11

Interpolasi: Teknik pengolahan motif dengan memberikan sisipan nada pada sebuah

motif.

28

7

I

II

III

IV

10

Gambar 3.28 Perasaan kekawatiran Ibu

I

II

III

IV

Gambar 3.29 Perasaan kekawatiran kakak

Bagian A ini leitmotif Ayah sering muncul menandakan berkisah tentang rasa
sakit dan perasaan sedih Ayah ketika mengalami sakit hingga pada birama
19–22 pola ritme yang dimainkan oleh gitar III memainkan sixtool12
menandakan detak jantung yang semakin berdenyut kencang karena rasa sakit
yang dialami (gambar 3.30) hingga pada akhirnya harus dirawat di Rumah
Sakit pada birama 24-33 yang ditandai dengan nada E tinggi dimainkan
secara staccato menggambarkan bunyi alat pengukur tekanan jantung diikuti
oleh leitmotif Ayah pada birama 31-34 (gambar 3.31).

12

Dalam satu ketukan terdapat enam nada setiap nada memiliki nilai nada yang sama

29

19

I

II

III

IV

Gambar 3.30 Gambaran detak jantung
I

II

III

IV

I

II

III

IV

30

I

II

III

IV

Gambar 3.31 Gambaran suasana rumah sakit

Birama selanjutnya menggambarkan perasaan penulis yang gelisah
dengan perasaan sedih ketika melakukan perjalanan ke Rumah Sakit
karena mendapat berita duka sebelumnya, dituliskan melalui pola
arpeggio13 dengan progresi akor Am-G–Fm–E (gambar 3.32) pada
birama 35-38/314. Birama 38/4–39 dimainkan dengan akor E mayor
dengan dinamika fortessimo yang sebelumnya diawali dengan ritardando
pada birama 38 menandakan kepergian Ayah. (gambar 3.33)
35

I
II

III
IV

Gambar 3.32 Perasaan gundah penulis

13

Kelompok nada yang dimainkan satu demi satu yang akan membentuk sebuah

14

“/” menunjukkan ketukan ke sekian

akor

31

I

II

III

IV

Gambar 3.33 Akhir bagian A

b. Bagian B
Bagian B ini mengalami modulasi ke A Mayor yang dimulai dengan
dinamika mezzopiano, gitar IV memainkan akor A mayor kemudian
crescendo menandakan adanya dorongan semangat ( gambar 3.34).
Bagian B ini dibangun dari dukungan kerabat, teman-teman sebagai
penghiburan dan kekuatan.
Birama 40-44 merupakan bagian “a” dengan progresi akor A–F#m-E–
D (gambar 3.35) dan bagian “b” birama 45–50 dengan progresi akor
A–E/G#-D–A–E/G# (gambar 3.36)

I

II

III

IV

Gambar 3.34 Crescendo bagian awal B

32

40

I

II

III

IV
43

I

II

III

IV

Gambar 3.35 Gambaran dukungan dari kerabat dan teman-teman

33

I

II

III

IV

I

II

III

IV
I

II

III

IV

Gambar 3.36 Ketegaran seorang Ibu

c. Bagian A’
Bagian A’ adalah pengulangan dari bagian A, tetapi tidak semua
bagian. Terdapat perbedaan teknik cara bermain, yaitu menggunakan
palm mute pada setiap bagian A’ (gambar 3.37). Palm mute yang
digunakan bertujuan untuk menunjukan perbedaan cerita antara A
dengan A’. Palm mute digunakan untuk
memori tentang seorang ayah.

34

menggambarkan sebuah

I

II

III

IV

I

II

III

IV
I

II

III

IV

Gambar 3.37 Palm mute bagian A’

C. Movement Ketiga
Movement ketiga merupakan bagian terakhir dari seluruh komposisi
“Sonata A Mayor Untuk Kuartet Gitar”. Bagian terakhir ini berbentuk rondo
dengan struktur A-B-A’-C-A’, bertempo Allegro 130 bpm. Secara
keseluruhan bagian ini menggambarkan ketenangan hati setelah ditinggal
pergi Ayah. Berikut tabel struktur movement ketiga.

35

Bagian

Birama

Keterangan

Bagian A

1 – 16

Tonalitas A Mayor

Bagian B

17 – 24

Tonalitas A Mayor

Bagian A’

25 – 39

Tonalitas A Mayor

Bagian C

41 – 48

Tonalitas A Mayor

Bagian A’

49 – 64

Tonalitas A Mayor

Tabel 3.3 struktur movement ketiga
a. Bagian A
Bagian ini terdapat dua periode, periode pertama birama 1–8, leitmotif dari
semua anggota keluarga dimunculkan dimulai dari birama 1–5 pada gitar II
memainkan leitmotif penulis dan leitmotif kakak laki-laki dimainkan pada
gitar I dengan progresi akor A–D add9-A-E (gambar 3.38). Birama 5–6 gitar
III memainkan leitmotif Ibu (gambar 3.39).

I

II

III

IV

Gambar 3.38 Perasaan tenang penulis dan kakak

36

5

I

II

III

IV

Gambar 3.39 Perasaan tenang Ibu
Periode kedua, birama 9–16, leitmotif dari adik perempuan dan adik lakilaki masing-masing dimainkan oleh gitar I dan gitar II pada birama 9–10
(gambar 3.40). pada birama 13-16 seluruh gitar I s/d gitar IV memainkan
nada unison dengan akor A Mayor menggambarkan kekuatan dan keutuhan
di dalam keluarga (gambar 3.41).
9

I

II

III

IV

13

Gambar 3.40 Perasaan tenang adik

I

II

III

IV

Gambar 3.41 Unison melambangakan keutuhan keluarga

37

b. Bagian B
Bagian B dimulai pada birama 17 dan berakhir pada birama 24. Frase
pertama melodi utama berupa leitmotif penulis pada birama 17–20
(gambar 3.42). Frase kedua dimulai pada birama 21–24 menggambarkan
ketegaran hati penulis setelah kematian Ayah (gambar 3.43)
I

II

III

IV

Gambar 3.42 Ketegaran penulis
I

II

III

IV

Gambar 3.43 Penggambaran suasana tegar

c. Bagian C
Bagian C dimulai pada birama 41–48 , Pada bagian ini leitmotif ayah
dimunculkan kembali sebagai sebuah ingatan akan sosok seorang Ayah.
Pada gitar I memainkan nada harmonik sebagai gambaran sebuah ingatan.
Progresi akor yang digunakan adalah A–D–D/F#-Bm7–E (gambar 3.44).

38

41

44

Gambar 3.44 Memori akan seorang Ayah

39