Laporan Praktikum Kimia Organik gugus fu
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
Judul
: IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSIONAL DAN
SENYAWA ORGANIK BERDASARKAN SIFAT
FISIKNYA
Tujuan Percobaan
:
1. Mempelajari teknik pengukuran fisik untuk mengidentifikasi suatu
senyawa organik
2. Uji kimia untuk mengidentifikasi gugus fungsional senyawa organik
Pendahuluan
Senyawa di alam sangat banyak dan melimpah, diperkirakan pada saat ini
telah mencapai jutaan dan akan terus bertambah dengan munculnya senyawasenyawa baru hasil sintesis para ahli kimia organik. Dapat dipastikan senyawa
organik merupakan senyawa yang paling banyak dibandingkan dengan senyawa
lain. Senyawa karbon atau yang biasa dikenal dengan senyawa organik adalah
suatu senyawa yang unsur-unsur penyusunnya terdiri dari atom karbon dan atomatom hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, halogen, atau fosfor
( Riswiyanto,2009).
Gugus fungsi adalah suatu atom atau kumpulan atom yang melekat
pada suatu senyawa dan berperan memberikan sifat yang khas dan berpengaruh
pada sifat fisik dan kimia senyawa tersebut. Senyawa organik yang mempunyai
gugus fungsional sama akan ditempatkan pada deret homolog yang sama. Ikatan
tunggal karbon-karbon dan karbon-oksigen dalam senyawa organik biasanya tidak
reaktif karena mereka non polar. Golongan polar membentuk bagian yang reaktf
dalam suatu molekul organik yaitu gugus fungsional tersebut terikat pada karbon.
(Prasojo, 2010).
Pada praktikum identifikasi gugus fungsional dan senyawa organik
berdasarkan sifat fisiknya ini diketahui memerlukan pendekatan yang menyeluruh
dari suatu analisis kwalitatif senyawa organik untuk mengidentifikasi senyawa
organik. Secara umum identifikasi senyawa organik melibatkan 7 kegiatan,yaitu :
menentukan sifat fisiknya, misalnya warna, bau, indeks refraksi, massa jenis, titik
leleh, titik didih, pemurnian dan uji kemurnian, teknik pemurnian, menganalisis
unsur
pemyusun,
menentukan
kelompok
kelarutan,
mendapatkan
data
spektrokopis, melakukan uji kimia terhadap suatu gugus, membuat turunan kimia.
Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengindentifikasi gugus fungsional.
Prinsip Kerja
Prinsip kerja yang digunakan adalah mengidentifikasi senyawa organik
berdasarkan gugus fungsi yang menandakan sifat fisik dan kimia suatu senyawa
tersebut.
Alat
Peralatan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah : 1 set alat destilasi,
pemanas listrik, gelas ukur 50 ml, termometer 0-110, polarimeter, 2 labu ukur 10
ml, 5 pipet tetes, 1 pipet volume 10 ml, piknometer, penangas air, 8 tabung reaksi,
2 batang pengaduk, neraca, refraktometer abbe, dan gelas beker 500 ml.
Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah : terpentin, heksana, 1propanon dan 2-propanon, klorobensena, etanol dan aseton, benzeldehida, fenol
dan 1 propanol.
Cara Kerja
Meliputi :
Skema Kerja
1. Uji kimia ketidak jenuhan
a. Reaksi dengan borm
Terpentin
Dimasukkan 4 tetes terpentin heksana kedalam
tabung reaksi
Ditambahkan 2 ml n - oktanol
Dikocok dan ditambahkan tetes demi tetes
larutan borm
Dicatat jumlah tetesnya untuk sample
Diulangi untuk heksana, dll
Di larutkan 4 tetes 1-propanon dan 2- propanon
Hasil
b. Oksidasi dengan KMnO4
1-propanon
kedalam sedikit aseton dan air di dalam tabung
reaksi
Ditambahkan tetes demi tetes larutan KMnO4
sampai terjadi endapan hitam
Dicatat jumlah tetesnya
Hasil
2. Ujinya adanya halogen
a. Reagen 2% KMnO4 dalam etanol 95%
Klrobenzen
Dimasukkan 3 tetes klrobenzen didalam tabung
reaksi
Ditambahkan 2 ml reagen AgNO3 , didiamkan
beberapa menit
Bila belum terjadi endapan tabung reaksi
dimasukkan kedalam penangas air (50-600)
Dicatat waktu yang diperlukan untuk terjadi
endapan untuk setiap sample
Hasil
3. Uji adanya OH alkohol
Etanol dan aseton
Dimasukkan 4 tetes etanol dan aseton dan 1 tetes
larutan asam kromat
Dikocok dan di amati perubahan yang
terjadidimasukkan 3 tetes klrobenzen didalam
tabung reaksi
Hasil
4. Uji aldehid dan keton
a. Tes fehling
Aseton
benzaldehida
Dimasukkan 1ml aseton,bensaldehida kedalam
tabung reaksi
Dipanaskan tabung reaksi didalam air mendidih
selama 5 menit
Hasil
Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
b. Uji fenol
Sampel
Dimasukkan 2 tetes sampel ( misalnya 2butanol, fenol, 1-propanol, dan 1 tetes larutan
FeCl3 5 % ) kedalam tabung reaksi kering.
Dikocok kuat-kuat
Diamati dan dicatat setiap perubahan
Hasil
Prosedur Kerja
1. Uji kimia ketidak jenuhan
a. Reaksi dengan brom
Reagen : 5% Br2 dalam oktanol atau CH2Cl2 1% dalam air
Dimasukkan 4 tetes heksena atau sampel lainnya yang disediakan
(toluena, aseton, etanol, bensaldehida) kedalam tabung reaksi bersih dam kering.
Dimasukkan 2 mL n-oktanol. Dikocok campuran perlahan – lahan. Ditambahkan
tetes demi tetes larutan brom sampai tidak terjadi perubaha warna. Dicatat jumlah
tetesnya untuk setiap sampel.
b. Oksidasi dengan KMnO4
Reagen : larutan 2% KMnO4
Dilarutkan 4 tetes heksena atau sample lainnya yang disediakan
( toluena, aseton, etanol, bensaldehida ) ke dalam sesedikit mungkin aseton atau
air di dalam tabung reaksi kering dan bersih. Ditambahkan tetes demi tetes larutan
KMnO4 sampai terjadi endapan hitam (atau larutan menjadi keruh). Dicatat
jumlah tetesnya.
2. Uji adanya halogen
a. Reagen : 2% AgNO3 dalam etanol 95%
Dimasukkan 3 tetes klorobensena atau sample lainnya yang
disediakan ( misalnya 2-butanol, kloroform, bensil klorida, dan aseton) di dalam
tabung reaksi kering dan bersih. Ditambahkan 2 mL reagen AgNO3. Didiamkan
beberapa menit. Dimasukkan tabung reaksi ke penangas air (50-60oC) bila belum
terjadi endapan. Dicatat waktu yang diperlukan untuk terjadinya endapan untuk
setiap sampel.
b. Reagen : larutan 15% NaI dalam aseton kering
(harus dibuat dan digunakan pada hari yang sama, simpan dalam botol coklat, bila
berwarna coklat harap dibuang)
Ditambahkan 3 tetes klorobensena atau sample lainnya yang
disediakan ( misalnya 2-butanol, kloroform, bensil klorida, dan aseton) ke dalam
2 mL reagen NaI di dalam tabung reaksi kering dan bersih. Dikocok campuran
dalam tabung reaksi dan dibiarkan sekitar 3 menit. Bila tidak terjadi perubahan,
dimasukkan tabung reaksi dalam penangas air pada suhu 50 oC. Dicatat waktu
yang diperlukan untuk terbentukknya endapan.
3. Uji adanya OH alkohol
a. Bahan
Dimasukkan 4 tetes sampel yang disediakan ( metanol, etanol, 2butanol, aseton, klorobenzena, 1 tetes aseton, dan 1 tetes larutan asam kromat
yang dibuat dengan melarutkan 5 gram CrO3 dalam 15 ml air dan 5 ml H2SO4
pekat ) ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering. Dikocok campuran dan
diamati perubahan yang terjadi. Ditest positif jika terjadi perubahan warna dari
kuning ke biru kehijauan atau terbentuk endapan.
4.
Uji aldehida dan keton
a. Reagen : 2,4-dinitofenilhidrazin, dietilen glikol atau DMF, HCl pekat.
Dimasukkan 2 tetes sample (aseton, bensaldehida, asetofenon), 2 ml
etanol 95 %, dan 1 ml larutan fenilhidrazin kedalam tabung reaksi. Dilakukan
penggojokan kuat-kuat. Jika tidak terbentuk endapan , dipanaskan campuran
dengan pembakar spiritus. Ditest positif jika terbentuk endapan kunig-merah.
Dicatat perubahan warna terhadap sample aldehida dan keton.
b. Tes Fehling
Reagen : Fehling A: 34,64 g CuSO4.5H2O dalam 500 mL larutan
Fehling B: 65 g NaOH dan 173 g KNa tartarat dalam 500 mL
larutan
Dimasukkan 1 mL sample (aseton, bensaldehida, asetofenon, etanol),
1 mL reagen Fehling A dan 1 mL reagen Fehling B kedalam tabung reaksi.
Dipanaskan tabung reaksi di dalam penangas air mendidih selama sekitar 5 menit.
Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi pada sample aldehida dan keton.
c. Tes Tollen
Reagen : larutan 5% AgNO₃, larutan 5% NaOH, larutan NH₃ encer (pengenceran
10 kali ammonia pekat).
Dimasukkan 1 mL sample ( misalnya aseton, bensaldehida,
asetofenon, 1 mL larutan 5% AgNO3 dan 1 mL larutan 5% NaOH dan 5 tetes
ammonia) ke dalam tabung reaksi yang bersih. Dipanaskan tabung reaksi di dalam
penangas air mendidih selama sekitar 5 menit. Diamati dan catatlah perubahan
yang terjadi pada sample aldehida dan keton.
5. Uji Fenol
Ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering dimasukkan 2 tetes
sampel ( misalnya 2-butanol, fenol, 1-propanol, dan 1 tetes larutan FeCl3 5 % ).
Di lakukan penggojokan kuat-kuat. Diamati dan dicatat terjadinya perubahan
berwarna yang terjadi pada setiap sampel. Perubahan warna dari oranye ke
kehjauan akan pudar terhadap perubahan waktu.
Estimasi
Uji kimia ketidakjenuhan : 20 menit
Uji adanya halogen : 7 menit
Uji adanya OH alkohol : 15 menit
Uji adanya aldehida dan keton : 40 menit
Uji fenol : - menit
Data Percobaan
1. Uji kimia ketidak jenuhan
a. Reaksi dengan brom (warna reagen: Kuning Pekat)
Sample
Terpentin
Heksana
+ larutan brom
4 tetes, tidak terjadi perubahan
10 tetes, warna berubah menjadi
keputihan (putih)
a. Oksidasi dengan KMnO₄ (warna reagen : ungu )
Sampel
Jumlah Tetes
Sebelum reaksi Setelah reaksi
1-Propanol
3 tetes
Berwarna ungu Endapan berwarna hitam
bening
2-Propanol
4 tetes
(sebelum dikocok)
Merah (Setelah dikocok)
Berwarna ungu Endapan hitam (sebelum
bening
dikocok)
Orange (setelah dikocok)
2. Uji adanya Halogen
Reagen: AgNO3 (warna reagen : bening)
Sampel
Waktu
klorobenzena
Terbentuk endapan (butiran putih)
dalam waktu 7 menit
3. Uji adanya OH alkohol
Reagen: asam Kromat (warna: Orange)
Sampel
Sebelum reaksi
Setelah reaksi
endapan
Etanol
Berrwarna kuning
Hijau tua
Ada
Aseton
bening
Berwarna kuning
Hijau kehitaman
Ada
pekat
4. Uji Aldehid dan Keton
Reagen : Fehling A (warna: biru pekat)
Fehling B ( warna: biru pekat)
Sampel
Aseton
Sebelum reaksi
Berwarna bening
Setelahreaksi
Berwarna biru
tercampur,
Benzaldehid
Berwarna bening
Sebelumreaksi
terdapat
gelembung
Lapisan atas : bening
Lapisan bawah : biru tua
Sedikit gelembung
5. Uji fenol
Reagen : etanol 1 mL dan 1 tetes FeCl3
Sampel
tua,
Setelah reaksi
larutan
banyak
Fenol
Berwarna kuning pekat
Tidak ada perubahan
1-Propanol
Berwarna kuning bening
Tidak ada perubahan
6. Penentuan Tititk Didih
Sampel
AsamAsetat
Aseton
1-Propanol
2-Propanol
Suhu
112oC
50oC
>112oC
111oC
Pembahasan
Percobaan yang dilakukan kali pertama adalah meguji ketidakjenuhan.
Identifikasi ketidakjenuhan adalah mengidentifikasi ikatan rangkap baik rangkap
dua, maupun rangkap tiga yang terdapat dalam senyawa kimia. Uji
ketidakjenuhan menggunakan dua metode yaitu menggunakan brom dan KMnO4.
Brom bereaksi sangat cepat dengan senyawa yang mengandung ikatan rangkap.
Reaksi tersebut dapat diketahui dari perubahan warna larutan. Pada percobaan uji
ketidakjenuhan direaksikan larutan Terpentin dan Heksana dengan Brom, pada
hasilnya tidak terjadi perubaan pada larutan terpentin. Jika disimpulkan larutan
tidak terjadi perubahan warna karena sudah sama sama mencapai titik jenuhnya.
Percobaan selanjutnya adalah uji ketidakjenuhan reaksi oksidasi dengan
KMnO₄. Larutan 1-propanol dan 2-propanol direaksikan dengan
KMnO₄ yang kemudian terjadi perubaan warna dari ungu bening
menjadi berwarna kehitaman dan adanya endapan sebelum
dikocok. Setelah dikocok 1-propanol berubah warna menjadi
merah kehitaman sedangkan 2-propanol menjadi kuning pekat.
Percobaan selanjutnya yaitu uji adanya halogen. Uji ini dilakukan dengan
AgNO3. Sampel yang digunakan yaitu klorobenzena pada percobaan ini terjadi
reaksi substitusi. Penambahan AgNO3 pada klorobenzena membuat larutan
terpisah menjadi dua fase yaitu terbentuknya gel putih dan larutan tak berwarna.
Berikut reaksinya:
Cl
+
O
AgNO 3
N
O
O
chlorobenzene
+
AgCl
endapan putih
phenyl nitrate
Percobaan selanjutnya yaitu uji alkohol. Uji alkohol dilakukan dengan reagen
asam kromat pekat. Sampel yang tersedia yaitu etanol dan aseton. Literatur yang
tersedia menunjukkan reaksi positif apabila terjadi perubahan warna dari kuning
ke biru kehijauan. Penambahan asam kromat pada etanol merubah larutan yang
awalnya tidak berwarna menjadi larutan berwarna hijau. Endapan dari
percampuran asam kromat dan etanol adalah berupa endapan hijau. Reaksi ini
memberikan hasil positif karena didalam sampel mengandung gugus hidroksil (OH).
H3C
OH
ethanol
+
H2CrO 4
+
O
H2SO4
OH
+
2Cr 2(SO 4)3
H3C
+
13H 2O
acetic acid
Percobaan selanjutnya yaitu uji aldehida dan keton. Percobaan dilakukan
dengan, metode tes fehling. Sampel yang disediakan yaitu aseton dan bensaldehid.
Metode fehling ini memberikan hasil positif untuk sampel bensaldehid. Karena uji
tes fehling hanya untuk mendeteksi adanya gugus aldehid dan fehling tidak
bereaksi dengan keton. Bensaldehid dengan fehling memberikan hasil larutan 3
fase
yaitu
larutan
biru
kehijauan
di
bagian
paling
atas,
dibawahnya larutan biru dongker, dan paling bawah larutan tak
berwarna sebelum dipanaskan. Setelah dipanaskan terbentuk 2
fase yaitu larutan berwarna biru dongker dibagian paling bawah
dan larutan tak berwarna diatasnya. Berikut reaksinya :
O
CHO
+
benzaldehyde
5OH
-
+
2Cu
O
2+
-
+
Cu 2O
+
3H 2O
benzoic acid
Pada sampel aseton, sebelum dipanaskan terbentuk 2 fase yaitu
larutan berwarna keruh kebiruan diatas dan larutan biru dongker
dibawahnya, serta terbentuk endapan berwarna biru muda
dilapisan paling bawah. Setelah dipanaskan semua fase larut
menjadi larutan berwarna biru dongker. Ini termasuk reaksi
negatif karena fehling tidak bereaksi dengan keton. Fehling
hanya digunakan untuk mengidentifikasi aldehid.
Percobaan selanjutnya yaitu uji fenol. Uji fenol dilakukan dengan reagen
etanol dan FeCl3. Sampel yang digunakan yaitu fenol dan 1-propanol. Pada uji
fenol ini larutan fenol dan 1-propanol tidak berubah warna sama sekali.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan kali ini adalah identifikasi
senyawa organik dengan menambahkan suatu reagen yang spesifik terhadap
gugus fungsi. Teknik pengukuran fisik yang digunakan adalah warna dan bau
untuk menentukan senyawa organik. Sampel yang bereaksi secara positif
mengandung gugus tidak jenuh adalah benzaldehid, yang mengandung halogen
adalah klorobenzena, yang mengandung OH alkohol adalah metanol , etanol dan
2- butanol. Sedangkan pada uji fenol yang breaksi secara positif hanya fenol.
Referensi
Riswiyanto. 2009. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga
Tim Penyusun. 2015. Petunjuk Praktikum Kimia Organik. Jember : Universitas
Jember.
Prasojo. 2010. Kimia Organik I. Yogyakarta : Gajah Mada Press.
Saran
Pada praktikum selanjutnya disarankan lebih berhati hati menggunakan bahan
dan alat-alat praktikum.
Nama Praktikan
Nur Endah Novia Lestari (141810401025)
Judul
: IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSIONAL DAN
SENYAWA ORGANIK BERDASARKAN SIFAT
FISIKNYA
Tujuan Percobaan
:
1. Mempelajari teknik pengukuran fisik untuk mengidentifikasi suatu
senyawa organik
2. Uji kimia untuk mengidentifikasi gugus fungsional senyawa organik
Pendahuluan
Senyawa di alam sangat banyak dan melimpah, diperkirakan pada saat ini
telah mencapai jutaan dan akan terus bertambah dengan munculnya senyawasenyawa baru hasil sintesis para ahli kimia organik. Dapat dipastikan senyawa
organik merupakan senyawa yang paling banyak dibandingkan dengan senyawa
lain. Senyawa karbon atau yang biasa dikenal dengan senyawa organik adalah
suatu senyawa yang unsur-unsur penyusunnya terdiri dari atom karbon dan atomatom hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, halogen, atau fosfor
( Riswiyanto,2009).
Gugus fungsi adalah suatu atom atau kumpulan atom yang melekat
pada suatu senyawa dan berperan memberikan sifat yang khas dan berpengaruh
pada sifat fisik dan kimia senyawa tersebut. Senyawa organik yang mempunyai
gugus fungsional sama akan ditempatkan pada deret homolog yang sama. Ikatan
tunggal karbon-karbon dan karbon-oksigen dalam senyawa organik biasanya tidak
reaktif karena mereka non polar. Golongan polar membentuk bagian yang reaktf
dalam suatu molekul organik yaitu gugus fungsional tersebut terikat pada karbon.
(Prasojo, 2010).
Pada praktikum identifikasi gugus fungsional dan senyawa organik
berdasarkan sifat fisiknya ini diketahui memerlukan pendekatan yang menyeluruh
dari suatu analisis kwalitatif senyawa organik untuk mengidentifikasi senyawa
organik. Secara umum identifikasi senyawa organik melibatkan 7 kegiatan,yaitu :
menentukan sifat fisiknya, misalnya warna, bau, indeks refraksi, massa jenis, titik
leleh, titik didih, pemurnian dan uji kemurnian, teknik pemurnian, menganalisis
unsur
pemyusun,
menentukan
kelompok
kelarutan,
mendapatkan
data
spektrokopis, melakukan uji kimia terhadap suatu gugus, membuat turunan kimia.
Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengindentifikasi gugus fungsional.
Prinsip Kerja
Prinsip kerja yang digunakan adalah mengidentifikasi senyawa organik
berdasarkan gugus fungsi yang menandakan sifat fisik dan kimia suatu senyawa
tersebut.
Alat
Peralatan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah : 1 set alat destilasi,
pemanas listrik, gelas ukur 50 ml, termometer 0-110, polarimeter, 2 labu ukur 10
ml, 5 pipet tetes, 1 pipet volume 10 ml, piknometer, penangas air, 8 tabung reaksi,
2 batang pengaduk, neraca, refraktometer abbe, dan gelas beker 500 ml.
Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah : terpentin, heksana, 1propanon dan 2-propanon, klorobensena, etanol dan aseton, benzeldehida, fenol
dan 1 propanol.
Cara Kerja
Meliputi :
Skema Kerja
1. Uji kimia ketidak jenuhan
a. Reaksi dengan borm
Terpentin
Dimasukkan 4 tetes terpentin heksana kedalam
tabung reaksi
Ditambahkan 2 ml n - oktanol
Dikocok dan ditambahkan tetes demi tetes
larutan borm
Dicatat jumlah tetesnya untuk sample
Diulangi untuk heksana, dll
Di larutkan 4 tetes 1-propanon dan 2- propanon
Hasil
b. Oksidasi dengan KMnO4
1-propanon
kedalam sedikit aseton dan air di dalam tabung
reaksi
Ditambahkan tetes demi tetes larutan KMnO4
sampai terjadi endapan hitam
Dicatat jumlah tetesnya
Hasil
2. Ujinya adanya halogen
a. Reagen 2% KMnO4 dalam etanol 95%
Klrobenzen
Dimasukkan 3 tetes klrobenzen didalam tabung
reaksi
Ditambahkan 2 ml reagen AgNO3 , didiamkan
beberapa menit
Bila belum terjadi endapan tabung reaksi
dimasukkan kedalam penangas air (50-600)
Dicatat waktu yang diperlukan untuk terjadi
endapan untuk setiap sample
Hasil
3. Uji adanya OH alkohol
Etanol dan aseton
Dimasukkan 4 tetes etanol dan aseton dan 1 tetes
larutan asam kromat
Dikocok dan di amati perubahan yang
terjadidimasukkan 3 tetes klrobenzen didalam
tabung reaksi
Hasil
4. Uji aldehid dan keton
a. Tes fehling
Aseton
benzaldehida
Dimasukkan 1ml aseton,bensaldehida kedalam
tabung reaksi
Dipanaskan tabung reaksi didalam air mendidih
selama 5 menit
Hasil
Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi
b. Uji fenol
Sampel
Dimasukkan 2 tetes sampel ( misalnya 2butanol, fenol, 1-propanol, dan 1 tetes larutan
FeCl3 5 % ) kedalam tabung reaksi kering.
Dikocok kuat-kuat
Diamati dan dicatat setiap perubahan
Hasil
Prosedur Kerja
1. Uji kimia ketidak jenuhan
a. Reaksi dengan brom
Reagen : 5% Br2 dalam oktanol atau CH2Cl2 1% dalam air
Dimasukkan 4 tetes heksena atau sampel lainnya yang disediakan
(toluena, aseton, etanol, bensaldehida) kedalam tabung reaksi bersih dam kering.
Dimasukkan 2 mL n-oktanol. Dikocok campuran perlahan – lahan. Ditambahkan
tetes demi tetes larutan brom sampai tidak terjadi perubaha warna. Dicatat jumlah
tetesnya untuk setiap sampel.
b. Oksidasi dengan KMnO4
Reagen : larutan 2% KMnO4
Dilarutkan 4 tetes heksena atau sample lainnya yang disediakan
( toluena, aseton, etanol, bensaldehida ) ke dalam sesedikit mungkin aseton atau
air di dalam tabung reaksi kering dan bersih. Ditambahkan tetes demi tetes larutan
KMnO4 sampai terjadi endapan hitam (atau larutan menjadi keruh). Dicatat
jumlah tetesnya.
2. Uji adanya halogen
a. Reagen : 2% AgNO3 dalam etanol 95%
Dimasukkan 3 tetes klorobensena atau sample lainnya yang
disediakan ( misalnya 2-butanol, kloroform, bensil klorida, dan aseton) di dalam
tabung reaksi kering dan bersih. Ditambahkan 2 mL reagen AgNO3. Didiamkan
beberapa menit. Dimasukkan tabung reaksi ke penangas air (50-60oC) bila belum
terjadi endapan. Dicatat waktu yang diperlukan untuk terjadinya endapan untuk
setiap sampel.
b. Reagen : larutan 15% NaI dalam aseton kering
(harus dibuat dan digunakan pada hari yang sama, simpan dalam botol coklat, bila
berwarna coklat harap dibuang)
Ditambahkan 3 tetes klorobensena atau sample lainnya yang
disediakan ( misalnya 2-butanol, kloroform, bensil klorida, dan aseton) ke dalam
2 mL reagen NaI di dalam tabung reaksi kering dan bersih. Dikocok campuran
dalam tabung reaksi dan dibiarkan sekitar 3 menit. Bila tidak terjadi perubahan,
dimasukkan tabung reaksi dalam penangas air pada suhu 50 oC. Dicatat waktu
yang diperlukan untuk terbentukknya endapan.
3. Uji adanya OH alkohol
a. Bahan
Dimasukkan 4 tetes sampel yang disediakan ( metanol, etanol, 2butanol, aseton, klorobenzena, 1 tetes aseton, dan 1 tetes larutan asam kromat
yang dibuat dengan melarutkan 5 gram CrO3 dalam 15 ml air dan 5 ml H2SO4
pekat ) ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering. Dikocok campuran dan
diamati perubahan yang terjadi. Ditest positif jika terjadi perubahan warna dari
kuning ke biru kehijauan atau terbentuk endapan.
4.
Uji aldehida dan keton
a. Reagen : 2,4-dinitofenilhidrazin, dietilen glikol atau DMF, HCl pekat.
Dimasukkan 2 tetes sample (aseton, bensaldehida, asetofenon), 2 ml
etanol 95 %, dan 1 ml larutan fenilhidrazin kedalam tabung reaksi. Dilakukan
penggojokan kuat-kuat. Jika tidak terbentuk endapan , dipanaskan campuran
dengan pembakar spiritus. Ditest positif jika terbentuk endapan kunig-merah.
Dicatat perubahan warna terhadap sample aldehida dan keton.
b. Tes Fehling
Reagen : Fehling A: 34,64 g CuSO4.5H2O dalam 500 mL larutan
Fehling B: 65 g NaOH dan 173 g KNa tartarat dalam 500 mL
larutan
Dimasukkan 1 mL sample (aseton, bensaldehida, asetofenon, etanol),
1 mL reagen Fehling A dan 1 mL reagen Fehling B kedalam tabung reaksi.
Dipanaskan tabung reaksi di dalam penangas air mendidih selama sekitar 5 menit.
Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi pada sample aldehida dan keton.
c. Tes Tollen
Reagen : larutan 5% AgNO₃, larutan 5% NaOH, larutan NH₃ encer (pengenceran
10 kali ammonia pekat).
Dimasukkan 1 mL sample ( misalnya aseton, bensaldehida,
asetofenon, 1 mL larutan 5% AgNO3 dan 1 mL larutan 5% NaOH dan 5 tetes
ammonia) ke dalam tabung reaksi yang bersih. Dipanaskan tabung reaksi di dalam
penangas air mendidih selama sekitar 5 menit. Diamati dan catatlah perubahan
yang terjadi pada sample aldehida dan keton.
5. Uji Fenol
Ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering dimasukkan 2 tetes
sampel ( misalnya 2-butanol, fenol, 1-propanol, dan 1 tetes larutan FeCl3 5 % ).
Di lakukan penggojokan kuat-kuat. Diamati dan dicatat terjadinya perubahan
berwarna yang terjadi pada setiap sampel. Perubahan warna dari oranye ke
kehjauan akan pudar terhadap perubahan waktu.
Estimasi
Uji kimia ketidakjenuhan : 20 menit
Uji adanya halogen : 7 menit
Uji adanya OH alkohol : 15 menit
Uji adanya aldehida dan keton : 40 menit
Uji fenol : - menit
Data Percobaan
1. Uji kimia ketidak jenuhan
a. Reaksi dengan brom (warna reagen: Kuning Pekat)
Sample
Terpentin
Heksana
+ larutan brom
4 tetes, tidak terjadi perubahan
10 tetes, warna berubah menjadi
keputihan (putih)
a. Oksidasi dengan KMnO₄ (warna reagen : ungu )
Sampel
Jumlah Tetes
Sebelum reaksi Setelah reaksi
1-Propanol
3 tetes
Berwarna ungu Endapan berwarna hitam
bening
2-Propanol
4 tetes
(sebelum dikocok)
Merah (Setelah dikocok)
Berwarna ungu Endapan hitam (sebelum
bening
dikocok)
Orange (setelah dikocok)
2. Uji adanya Halogen
Reagen: AgNO3 (warna reagen : bening)
Sampel
Waktu
klorobenzena
Terbentuk endapan (butiran putih)
dalam waktu 7 menit
3. Uji adanya OH alkohol
Reagen: asam Kromat (warna: Orange)
Sampel
Sebelum reaksi
Setelah reaksi
endapan
Etanol
Berrwarna kuning
Hijau tua
Ada
Aseton
bening
Berwarna kuning
Hijau kehitaman
Ada
pekat
4. Uji Aldehid dan Keton
Reagen : Fehling A (warna: biru pekat)
Fehling B ( warna: biru pekat)
Sampel
Aseton
Sebelum reaksi
Berwarna bening
Setelahreaksi
Berwarna biru
tercampur,
Benzaldehid
Berwarna bening
Sebelumreaksi
terdapat
gelembung
Lapisan atas : bening
Lapisan bawah : biru tua
Sedikit gelembung
5. Uji fenol
Reagen : etanol 1 mL dan 1 tetes FeCl3
Sampel
tua,
Setelah reaksi
larutan
banyak
Fenol
Berwarna kuning pekat
Tidak ada perubahan
1-Propanol
Berwarna kuning bening
Tidak ada perubahan
6. Penentuan Tititk Didih
Sampel
AsamAsetat
Aseton
1-Propanol
2-Propanol
Suhu
112oC
50oC
>112oC
111oC
Pembahasan
Percobaan yang dilakukan kali pertama adalah meguji ketidakjenuhan.
Identifikasi ketidakjenuhan adalah mengidentifikasi ikatan rangkap baik rangkap
dua, maupun rangkap tiga yang terdapat dalam senyawa kimia. Uji
ketidakjenuhan menggunakan dua metode yaitu menggunakan brom dan KMnO4.
Brom bereaksi sangat cepat dengan senyawa yang mengandung ikatan rangkap.
Reaksi tersebut dapat diketahui dari perubahan warna larutan. Pada percobaan uji
ketidakjenuhan direaksikan larutan Terpentin dan Heksana dengan Brom, pada
hasilnya tidak terjadi perubaan pada larutan terpentin. Jika disimpulkan larutan
tidak terjadi perubahan warna karena sudah sama sama mencapai titik jenuhnya.
Percobaan selanjutnya adalah uji ketidakjenuhan reaksi oksidasi dengan
KMnO₄. Larutan 1-propanol dan 2-propanol direaksikan dengan
KMnO₄ yang kemudian terjadi perubaan warna dari ungu bening
menjadi berwarna kehitaman dan adanya endapan sebelum
dikocok. Setelah dikocok 1-propanol berubah warna menjadi
merah kehitaman sedangkan 2-propanol menjadi kuning pekat.
Percobaan selanjutnya yaitu uji adanya halogen. Uji ini dilakukan dengan
AgNO3. Sampel yang digunakan yaitu klorobenzena pada percobaan ini terjadi
reaksi substitusi. Penambahan AgNO3 pada klorobenzena membuat larutan
terpisah menjadi dua fase yaitu terbentuknya gel putih dan larutan tak berwarna.
Berikut reaksinya:
Cl
+
O
AgNO 3
N
O
O
chlorobenzene
+
AgCl
endapan putih
phenyl nitrate
Percobaan selanjutnya yaitu uji alkohol. Uji alkohol dilakukan dengan reagen
asam kromat pekat. Sampel yang tersedia yaitu etanol dan aseton. Literatur yang
tersedia menunjukkan reaksi positif apabila terjadi perubahan warna dari kuning
ke biru kehijauan. Penambahan asam kromat pada etanol merubah larutan yang
awalnya tidak berwarna menjadi larutan berwarna hijau. Endapan dari
percampuran asam kromat dan etanol adalah berupa endapan hijau. Reaksi ini
memberikan hasil positif karena didalam sampel mengandung gugus hidroksil (OH).
H3C
OH
ethanol
+
H2CrO 4
+
O
H2SO4
OH
+
2Cr 2(SO 4)3
H3C
+
13H 2O
acetic acid
Percobaan selanjutnya yaitu uji aldehida dan keton. Percobaan dilakukan
dengan, metode tes fehling. Sampel yang disediakan yaitu aseton dan bensaldehid.
Metode fehling ini memberikan hasil positif untuk sampel bensaldehid. Karena uji
tes fehling hanya untuk mendeteksi adanya gugus aldehid dan fehling tidak
bereaksi dengan keton. Bensaldehid dengan fehling memberikan hasil larutan 3
fase
yaitu
larutan
biru
kehijauan
di
bagian
paling
atas,
dibawahnya larutan biru dongker, dan paling bawah larutan tak
berwarna sebelum dipanaskan. Setelah dipanaskan terbentuk 2
fase yaitu larutan berwarna biru dongker dibagian paling bawah
dan larutan tak berwarna diatasnya. Berikut reaksinya :
O
CHO
+
benzaldehyde
5OH
-
+
2Cu
O
2+
-
+
Cu 2O
+
3H 2O
benzoic acid
Pada sampel aseton, sebelum dipanaskan terbentuk 2 fase yaitu
larutan berwarna keruh kebiruan diatas dan larutan biru dongker
dibawahnya, serta terbentuk endapan berwarna biru muda
dilapisan paling bawah. Setelah dipanaskan semua fase larut
menjadi larutan berwarna biru dongker. Ini termasuk reaksi
negatif karena fehling tidak bereaksi dengan keton. Fehling
hanya digunakan untuk mengidentifikasi aldehid.
Percobaan selanjutnya yaitu uji fenol. Uji fenol dilakukan dengan reagen
etanol dan FeCl3. Sampel yang digunakan yaitu fenol dan 1-propanol. Pada uji
fenol ini larutan fenol dan 1-propanol tidak berubah warna sama sekali.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan kali ini adalah identifikasi
senyawa organik dengan menambahkan suatu reagen yang spesifik terhadap
gugus fungsi. Teknik pengukuran fisik yang digunakan adalah warna dan bau
untuk menentukan senyawa organik. Sampel yang bereaksi secara positif
mengandung gugus tidak jenuh adalah benzaldehid, yang mengandung halogen
adalah klorobenzena, yang mengandung OH alkohol adalah metanol , etanol dan
2- butanol. Sedangkan pada uji fenol yang breaksi secara positif hanya fenol.
Referensi
Riswiyanto. 2009. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga
Tim Penyusun. 2015. Petunjuk Praktikum Kimia Organik. Jember : Universitas
Jember.
Prasojo. 2010. Kimia Organik I. Yogyakarta : Gajah Mada Press.
Saran
Pada praktikum selanjutnya disarankan lebih berhati hati menggunakan bahan
dan alat-alat praktikum.
Nama Praktikan
Nur Endah Novia Lestari (141810401025)