Personal Hygiene, Alat Pelindung Diri (APD) serta keluhan penyakit kulit pada petani di Desa Gundaling II Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Petani
2.1.1 Definisi Petani
Djojosumarto (2008) mendefinisikan petani sebagai pengolah tanah di
pedesaan. Di Indonesia, kelompok masyarakat ini adalah salah satu kelompok
masyarakat yang rata-rata berada dibawah garis kemiskinan. Dengan luasan lahan
dan pendapatan rata-rata yang relatif kecil dibandingkan kelompok masyarakat
lainnya. Penguasaan lahan pertanian didefinisikan oleh BPS (2014) sebagai lahan
milik sendiri ditambah lahan yang berasal dari pihak lain, dikurangi lahan yang
berada di pihak lain yang pernah dan sedang diusahakan untuk pertanian selama
setahun terakhir.
2.1.2 Klasifikasi Petani
Menurut klasifikasinya, petani dibagi menjadi 3 macam jenis yang dapat
disebutkan:
1. Petani tradisional atau petani modern
2. Petani sawah atau petani darat
3. Petani spesialis atau petani diversifikasi
Menurut jenis usahannya adalah, petani dibagi menjadi 3 macam jenis
yang dapat disebut:
1. Petani palawija, petani yang menanam padi, jagung, kedele

2. Petani holtikultura, petani yang menanam sayuran dan buah-buahan
3. Petani perkebunan, petani yang menanam tanaman musiman seperti tebu,
cengkeh dan kopi
7
Universitas Sumatera Utara

8

4. Petani peternak, petani yangmelakukan usaha pengembangbiakan dan
penggemukan hewan ternak seperti sapi, ayam dan kambing, serta hasil olahan
produk dari hewan ternak seperti susu sapi
5. Petani nelayan, petani yang obyek kegiatannya ada di air laut dan juga air
payau
2.2Personal Hygiene
2.2.1 DefinisiPersonal Hygiene
Menurut Stevens (2000), Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yang
berarti personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan
perorangan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk memelihara kebersihan
dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
2.2.2 Tujuan Personal Hygiene

Tujuan dari personal hygiene adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan
seseorang, memelihara kebersihan diri seseorang, memperbaiki personal higiene
yang kurang, pencegahan penyakit, meningkatkan percaya diri seseorang, dan
menciptakan keindahan (Tarwoto:2010).
2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene
Menurut Tarwoto (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi personal
hygiene adalah:
1. Citra Tubuh
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan
kebersihan dirinya.

Universitas Sumatera Utara

9

2. Praktik Sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola personal hygiene sampai anak tersebut tumbuh dewasa.
1. Status Sosial Ekonomi

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat
gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
2. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus
ia harus menjaga kebersihan kakinya.
3. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.dan
ini adalah persepsi yang salah.
4. Kebiasaan Seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri
seperti penggunaan sabun, shampoo dan lain-lain.
5. Kondisi Fisik
Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan
perlu bantuan orang lain untuk melakukannya.

Universitas Sumatera Utara

10


2.2.4 Dampak yang Sering Timbul pada Masalah Personal Hygiene
Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene (Wolf, 2000)
meliputi:
a. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpelihara
kebersihan perorangan dengan baik.Gangguan fisik yang sering terjadi adalah
gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata
dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.
b. Dampak Psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri, dan gangguan interaksi sosial.
2.2.5 Jenis-jenis Personal Hygiene
Kebersihan perorangan meliputi (Wartonah, 2003) :
a. Kebersihan Kulit
Kebersihan Kulit merupakan cerminan kesehatan yang paling pertama memberi
kesan, oleh karena itu perlu memelihara kulit sebaik-baiknya.Pemeliharaan kulit
tidak terlepas dari makanan yang dimakan, kebersihan diri, kebersihan lingkungan
serta kebiasaan hidup sehari-hari.
Untuk selalu memelihara kebersihan kulit kebiasaan yang sehat harus selalu

diperhatikan, seperti:
1. Mandi minimal 2x sehari
2. Mandi memakai sabun
3. Menjaga kebersihan handuk

Universitas Sumatera Utara

11

4. Menjaga kebersihan pakaian
5. Makan makanan yang bergizi
6. Menjaga kebersihan lingkungan
7. Menggunakan barang-barang keperluan sehari-hari milik sendiri
b. Kebersihan Rambut
Rambut yang terpelihara dengan baik akan membuat rambut tumbuh dengan
subur dan indah sehingga akan menimbulkan kesan cantik dan tidak berbau yang
tidak sedap. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan kebersihan rambut
adalah:
1.


Memperhatikan kebersihan rambut dengan mencuci rambut sekurangkurangnya 2x seminggu

2.

Mencuci rambut dengan shampoo atau bahan pencuci rambut lainnya

3.

Sebaiknya menggunakan alat-alat pemeliharaan rambut sendiri

c. Kebersihan Gigi
Menggosok gigi dengan baik dan teratur akan membersihkan gigi dan menjaga
gigi tetap sehat serta membuat gigi tidak mudah berlubang karena sisa-sisa
makanan yang tersisa di sela-sela gigi.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga kesehatan gigi,
yaitu:
1.

Menggosok gigi secara benar dan teratur setiap sehabis makan


2.

Menghindari mengkonsumsi makanan yang dapat merusak gigi

3.

Mamakai sikat gigi sendiri

4.

Membiasakan makan buah-buahan yang menyehatkan gigi

5.

Memeriksa gigi secara teratur

Universitas Sumatera Utara

12


d. Kebersihan Mata
Mata adalah organ penglihatan yang lebih banyak memberikan informasi
tentang dunia sekitar kepada kita dibandingkan keempat indera lainnya. Agar
tetap berfungsi dengan baik dan tetap terjaga kebersihannya, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam kebersihan mata, yaitu :
1.

Membaca dan menulis di tempat yang terang

2.

Memakan makanan yang bergizi terutama vit A

3.

Istirahat yang cukup dan teratur

4.

Memakai peralatan sendiri (seperti handuk/sapu tangan)


5.

Memelihara kebersihan lingkungan

e. Kebersihan Telinga
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
1.

Membersihkan telinga dengan benar dan teratur

2.

Jangan mengorek-ngorek telinga dengan benda tajam

f. Kebersihan Tangan, Kaki dan Kuku
Seperti halnya kulit, tangan, kaki dan kuku harus juga dipelihara dan
diperhatikan kebersihannya. Kebersihan tangan, kaki dan kuku yang baik, sehat,
dan bersih akan sangat mempengaruhi kesehatan dan sebaliknya tangan, kaki, dan
kuku yang kotor membawa pengaruh buruk bagi kesehatan. Untuk itu ada

beberapa hal yang perlu dilakukan agar tangan, kaki dan kuku tetap terjaga
kebersihannya :
1.

Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dengan benar

2.

Memotong kuku dengan benar dan teratur

3.

Membersihkan lingkungan

Universitas Sumatera Utara

13

4.


Mencuci kaki sebelum tidur

Menurut Sajida (2012) yang mengutip dari National Compaign for
Handwashing with Soap, langkah-langkah yang tepat dalam mencuci tangan pakai
sabun adalah sebagai berikut:
1. Basuh tangan dengan air mengalir dan gosokkan kedua permukaan tangan
dengan sabun secara merata, dan jangan lupakan sela-sela jari.
2. Bilas kedua tangan sampai bersih dengan air yang mengalir
3. Keringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan kering
2.2.6 Tanda dan Gejala Karakteristik Kurang Perawatan Diri
Menurut Departemen Kesehatan RI (2000), tanda dan gejala individu
dengan kurang perawatan diri adalah:
1. Fisik
a. Badan bau dan pakaian kotor
b.Rambut dan kulit kotor
c. Kuku panjang dan kotor
d.Gigi kotor disertai mulut bau
e. Penampilan tidak rapi
2. Psikologis
a. Malas dan tidak ada inisiatif
b.Menarik diri atau isolasi diri
c. Merasa tak berdaya , rendah diri dan merasa hina
3. Sosial
a. Interaksi kurang
b.Kegiatan kurang

Universitas Sumatera Utara

14

c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma
d.Cara makan tidak teratur, buang air besar dan buang air kecil di sembarang
tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri
2.3 Alat Pelindung Diri (APD)
2.3.1 Definisi Alat Pelindung Diri
Menurut

peraturan

menteri

tenaga

kerja

dan

transmigrasi

no.

per.08/Men/VII/2010 tentang pelindung diri, Alat Pelindung Diri (APD) adalah
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai kebutuhan untuk menjaga
keselamatan pekerja itu sendiri dan orang disekelilingnya. Alat pelindung diri
sering disebut juga Personal Protective Equipment (PPE).Perlengkapan pelindung
pribadi harus digunakan dalam bersamaan dengan kontrol ini untuk memberikan
keselamatan dan kesehatan karyawan di tempat kerja. Perlengkapan pelindung
pribadi termasuk semua pakaian dan aksesoris pekerjaan lain yang dirancang
untuk menciptakan sebuah penghalang terhadap bahaya ditempat kerja.
2.3.2 Syarat-syarat Alat Pelindung Diri
Menurut Sarwono (2002), ketentuan yang harus dipenuhi dalam pemilihan
APD adalah :
1. Dapat memberikan perlindungan yang adekuat terhadap bahaya yang spesifik
atau bahaya-bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja.
2. Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak menyebabkan
rasa ketidaknyamanan yang berlebihan.
3. Harus dapat dipakai secara fleksibel.
4. Bentuknya harus cukup menarik.
5. Tahan untuk pemakaian yang lama.

Universitas Sumatera Utara

15

6. Tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya yang
dikarenakan bentuk dan bahayanya yang tidak tepat atau karena salah dalam
penggunaannya.
7. Alat pelindung diri harus memenuhi standard yang telah ada.
8. Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya.
9. Suku cadangnya harus mudah didapat guna mempermudah pemeliharaannya.
Menurut Suma’mur (1996), alat pelindung diri harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
1. Enak dipakai
2. Tidak mengganggu kerja
3. Memberikan perlindungan efektif terhadap jenis bahaya
4. Alat-alat pelindung diri harus tahan lama.
5. Alat-alat pelindung diri tersebut mudah dibersihkan dan dirawat oleh pekerja.
6. Harus ada desain, konstruksi, pengujian dan penggunaan APD sesuai dengan
standart.
2.3.3 Jenis Alat Pelindung Diri pada Petani
Menurut

peraturan

menteri

tenaga

kerja

dan

transmigrasi

No.

Per.08/Men/VII/2010 Alat pelindung diri yang seharusnya di pakai petani adalah:
1. Pakaian Kerja
Berguna untuk menutupi seluruh atau sebagian dari percikan bahan
beracun.Bahan dapat terbuat dari kain dril, kulit, plastik, asbes atau kain yang
dilapisi aluminium. Bentuknya dapat berupa apron (menutupi sebagian tubuh

Universitas Sumatera Utara

16

yaitu mulai dada sampai lutut), celemek atau pakaian terusan dengan celana
panjang, dan lengan panjang (overalls) (WHO,1992).

Gambar.1 Baju Lengan Panjang
Sumber: https://id.images.search.yahoo.com/images/view

Gambar.2CelanaPanjang

Gambar.3Apron

Sumber: https://id.images.search.yahoo.com/images/view

Universitas Sumatera Utara

17

2. Penutup Kepala
Untuk melindungi kepala dari percikan bahan beracun sebaiknya digunakan
alat pelindung kepala.Penutup kepala yang digunakan petani dapat berupa topi
atau tudung untuk melindungi kepala dari zat-zat kimia dan kondisi iklim yang
buruk.Harus terbuat dari bahan yang mempunyai celah atau lobang, biasanya
terbuat dari asbes, kulit, wol dan katun yang di campur aluminium.

Gambar.4 Caping

Gambar.5Topi

Sumber: https://id.images.search.yahoo.com/images/view

Gambar.6 Helm Proyek

Gambar.7Topi

Sumber: https://id.images.search.yahoo.com/images/view

Universitas Sumatera Utara

18

3. Alat Pelindung Hidung dan Mulut.
Untuk melindungi pernafasan terhadap gas, uap, debu atau udara yang
terkontaminasi di tempat kerja yang dapat bersifat racun, korosi atau
rangsangan.Penggunaan masker untuk melindungi debu atau partikel-partikel
masuk ke dalam pernafasan, dapat terbuat dari kain dengan ukuran pori-pori
tertentu.

Gambar.8 Masker

Gambar.9 MaskerKain

Sumber: https://id.images.search.yahoo.com/images/view

Gambar.10 Masker

Universitas Sumatera Utara

19

Sumber: https://id.images.search.yahoo.com/images/view

4. Sarung Tangan.
Untuk melindungi tangan dan bagian-bagian dari bahan-bahan kimia (padat
atau larutan).Sarung tangan dapat terbuat dari karet (melindungi diri dari paparan
bahan kimia), sehingga larutan pestisida tidak dapat masuk ke kulit.

Gambar.11Sarung tangan karet

Gambar.12Sarung tangan kain

Sumber: https://id.images.search.yahoo.com/images/view

5. Sepatu Kerja.
Untuk melindungi kaki dari larutan kimia. Sepatu kerja atau sepatu boot
sangat diperlukan pada penyemprotan pestisida. Dapat terbuat dari kulit, karet
sintetik atau plastik. Ketika menggunakan sepatu boot ujung celana tidak boleh
dimasukkan kedalam sepatu, karena cairan pestisida dapat masuk ke dalam sepatu

Universitas Sumatera Utara

20

Gambar.13Sepatu Boot
Sumber: https://id.images.search.yahoo.com/images/view

Secara umum pemeliharaan alat pelindung diri dapat dilakukan antara lain
dengan:
1. Mencuci dengan air sabun, kemudian di bilas dengan air secukupnya.
Terutama

untuk

helm,

kacamata,

earplug

dan

sarung

tangan

kain/kulit/karet.
2. Menjemur di panas matahari untuk menghilangkan bau, terutama pada
helm.
3. Mencuci bersih sepatu boot setelah selesai digunakan.
Untuk menjaga daya guna dari alat pelindung diri, hendaknya di simpan di
tempat khusus sehingga terbebas dari debu, kotoran, gas beracun dan gigitan
serangga/binatang.Hendaknya tempat tersebut kering dan mudah dalam
pengambilannya.

Universitas Sumatera Utara

21

2.4 Kulit
2.4.1 Definisi Kulit
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia (Djuanda, 2007).Kulit bagaikan kertas pembungkus
yang memberikan keindahan.Fungsi utamanya adalah pembatas yang melindungi
organ internal tubuh dari gangguan berbagai faktor lingkungan di luar tubuh dan
infeksi bakteri.
Kulit merupakan bagian terpenting dari sitem pengaturan suhu tubuh.Kulit
juga banyak mengandung reseptor sensoris untuk merasakan panas, dingin, nyeri,
rabaan serta tekanan, dan bahkan rasa gatal (Djuanda, 2007).
2.4.2 Anatomi Kulit
Kulit merupakan pembungkus yang elastik yang melindungi tubuh dari
pengaruh lingkungan. Kulit juga merupakan alat tubuh yang terberat dan terluas
ukurannya, yaitu 15% dari berat tubuh dan luasnya 1,50-1,75 m2. Rata-rata tebal
kulit 1-2 mm. Paling tebal 6(mm) terdapat di telapak tangan dan kaki dan paling
tipis (0,5 mm) terdapat di penis (Harahap, 2000).
Menurut Harahap (2000), Kulit terbagi atas tiga lapisan pokok, yaitu:
1.

Epidermis
Epidermis terbagi atas empat lapisan yaitu, lapisan basal atau stratum

germinativum, lapisan malpighi atau stratum spinosum, lapisan ganular atau
stratum granulosum dan lapisan tanduk atau stratum korneum.
2.

Dermis
Dermis atau korium merupakan lapisan dibawah epidermis dan diatas

jaringan subkutan.

Universitas Sumatera Utara

22

3.

Jaringan Subkutan (Subkutis atau Hipodermis)
Jaringan subkutan merupakan lapisan yang langsung di bawah dermis.

Gambar.14 Struktur Jaringan Kulit
Sumber :(Harahap,2000)
2.4.3 Fungsi Kulit
Menurut Harahap (2000), Kulit mempunyai fungsi bermacam-macam untuk
menyesuaikan tubuh dengan lingkungan. Fungsi kulit adalah sebagai berikut:
a.

Pelindung
Jaringan tanduk sel-sel epidermis paling luar membatasi masuknya benda-

benda dari luar dan keluarnya cairan berlebihan dari tubuh.Melanin yang memberi
warna pada kulit melindungi kulit dari akibat buruk sinar ultra violet.

Universitas Sumatera Utara

23

b.

Pengatur Suhu
Di waktu suhu dingin, peredaran darah di kulit berkurang guna

mempertahankan suhu badan.Pada waktu suhu panas, peredaran darah di kulit
meningkat dan terjadi penguapan keringat dari kelenjar keringat, sehingga suhu
tubuh dapat di jaga tidak terlalu panas.
c.

Penyerap
Kulit dapat menyerap bahan-bahan tertentu seperti gas dan zat yang larut

dalam lemak, tetapi air dan elektrolit sukar masuk melalui kulit.Zat-zat yang larut
dalam bentuk lemak lebih mudah masuk ke dalam kulit dan masuk peredaran
darah, karena dapat bercampur dengan lemak yang menutupi permukaan
kulit.Masuknya zat-zat tersebut melalui folikel rambut dan hanya sedikit sekali
yang melalui muara kelenjar keringat.
d.

Indera Perasa
Indera perasa di kulit terjadi karena rangsangan terhadapsaraf sensoris dalam

kulit.Fungsi indera perasa yang pokok yaitu merasakan nyeri, perabaan, panas,
dan dingin.
e.

Fungsi Pergetahan
Kulit diliputi oleh dua jenis pergetahan, yaitu sebum dan keringat.Getah

sebum dihasilkan oleh kelenjar sebaseus dan keringat dihasilkan oleh kelenjar
keringat.Sebum adalah sejenis zat lemak yang membuat kulit menjadi lentur.

Universitas Sumatera Utara

24

2.4.4 Gangguan Kulit
Salah satu bagian tubuh yang cukup sensitif terhadap berbagai macam
penyakit adalah kulit. Lingkungan yang sehat dan bersih akan membawa efek
yang baik bagi kulit. Demikian pula sebaliknya, lingkungan yang kotor akan
menjadi sumber munculnya berbagai macam penyakit antara lain penyakit
kulit(Harahap,2000).
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya prevalensi gangguan kulit
adalah iklim yang panas dan lembab yang memungkinkan bertambah suburnya
jamur,kebersihan perorangan yang kurang baik dan faktor ekonomi yang kurang
memadai (Harahap, 2000).
Gangguan kulit merupakan peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai
respons terhadap faktor endogen berupa alergi atau eksogen berasal dari bakteri
dan jamur.Gambarannya polimorfi, dalam artian berbagai macam bentuk, dari
bentol-bentol, bercak-bercak merah, basah, keropeng kering, penebalan kulit
disertai lipatan kulit yang semakin jelas, serta gejala utama adalah gatal (Ganong,
2006.
2.4.5 Penyebab Penyakit Kulit
Penyakit kulit dapat disebabkan oleh organisme yang ada di lingkungan
yang beberapa organisme berasal dari manusia, hewan, atau makhluk hidup lain.
Beberapa penyebab penyakit kulit adalah:
1. Bakteri
Infeksi kulit oleh bakteri merupakan bentuk utama penyakit kulit.Untungnya,
infeksi ini cenderung tetap relatif dangkal dan tidak menjadi ancaman seperti
infeksi sistemik yang lebih serius.Namun, tanda-tanda dan gejala sistemik dapat

Universitas Sumatera Utara

25

berkembang dan dalam situasi tertentu bahkan dapat mengancam jiwa (Sauer,
1985).
Jenis-jenis penyakit kulit yang diakibatkan oleh bakteri, yaitu:
a. Impetigo (korengan)
Impetigo adalah suatu infeksi superfisial yang menular dan sering terjadi pada
anak-anak.Impetigo disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus dan kadangkadang oleh bakteri Streptococcus pyogenes. Lesi yang terjadi berawal dari
pustula (lepuhan kecil berisi nanah), lesi baru akan timbul dalam beberapa jam.
Lesi ini sering terjadi pada kulit wajah namun tidak menutup kemungkinan
menyebar ke daerah lain (Soter, 1984).
b. Selulitis
Sebuah bentuk akibat dari infeksi bakteri streptokokus adalah selulitis.Selulitis
sering ditemukan pada tungkai kaki. Infeksi ini terjadi oleh karena adanya
kerusakan pada kulit sehingga bakteri bisa masuk dan berkembang biak. Selulitis
menyebabkan kemerahan danperadangan yang terlokalisasi.kulit tampak merah,
bengkak, licin disertai nyeri.
c. Eritrasma
Eritrasma disebabkan oleh organisme Gram positif, Corynebacterium
minutissium.Tempat yang paling sering diserang oleh bakteri ini adalah selasela
jari kaki, aksila, lipat paha dan daerah bawah payudara. Infeksi menyebabkan
terbentuknya bercak-bercak pink dengan bentuk yang tidak beraturan, yang
kemudian akan berubah menjadi sisik-sisik halus berwarna coklat. Biasanya
timbul rasa gatal yang sifatnya ringan (Brown, 2005).

Universitas Sumatera Utara

26

d. Boils (Bisul)
Boils atau furuncle atau bisul adalah infeksi kulit yang meliputi seluruh folikel
rambut dan jaringan subkutan di sekitarnya, penyebabnya adalah bakteri
stapilokokus dan bakteri lainnya.Seing ditemukan di daerah leher, payudara,
wajah dan bokong.Infeksi ini berawal dari benjolan keras berwarna merah yang
mengandung nanah, lalu berfluktuasi dan tengahnya menjadi putih atau kuning
(pustula).Kulit di sekitarnya tampak merah atau meradang (Zulkoni, 2010).
e. Carbuncle (Borok)
Carbuncle atau karbunkel atau sering disebut borok merupakan sekumpulan
bisul yang menyebabkan pengelupasan kulit yang luas serta pembentukan jaringan
parut.Penyebabnya adalah bakteri stapilokokus.Lebih banyak terjadi pada pria dan
paling banyak ditemukan di leher bagian belakang. Infeksi ini menular, bisa
disebarkan ke bagian tubuh lainnya dan bisa ditularkan ke orang lain.
2. Infeksi Virus
Penyakit kulit oleh infeksi virus merupakan hal yang sudah biasa ditemukan.
Beberapa penyakit yang disebabkan oleh virus adalah:
a. Kutil
Kutil merupakan neoplasma jinak epidermis yang disebabkan oleh virus dari
kelompok human papillomavirus (HPV).Pada kutil biasa, berupa tonjolan seperti
kembang kol yang terutama sering terdapat pada tangan.Kutil ini bisa menyebar,
berkelompok atau timbul di sekitar kuku.Pada Kutil telapak kaki (plantar wart),
menyebar di seluruh telapak kaki. Penampakan yang khas berupa daerah-daerah
kecil penebalan kulit yang ketika mengelupas akan menampakkan bintik-bintik

Universitas Sumatera Utara

27

hitam dan sering menimbulkan nyeri. Padakutil datar (plane wart), bentuknya
kecil, rata pada bagian atas, kemerahan, dan biasanya terdapat pada punggung
tangan dan wajah (Brown, 2005).
b. Moluskum kontagiosum
Lesi-lesi ini disebabkan oleh poxvirus.Penampakan yang khas adalah seperti
mutiara, papula merah muda.Lesi bisa timbul di setiap tempat di tubuh tetapi
biasanya terdapat di daerah kepala, leher, dan badan.Sering bergerombol, dan bisa
juga terjadi reaksi eksema ringan di sekelilingnya.
c. Herpes Zoster (shingles)
Infeksi yang disebabkan oleh virus varicellazoster.Herpes zoster biasanya
mengenai satu dermatom, di mana yang paling sering biasanya adalah pada dada
dan perut.Lesi berupa sederetan vesikel dengan dasar kulit yang eritematosa.Isi
vesikel pada mulanya jernih, kemudian menjadi keruh.
3. Jamur
Jamur yang dapat mengakibatkan penyakit bekerja dengan sifat metaboliknya
sendiri sehingga dapat bertahan hidup dan berkembang biak pada jaringan.
Beberapa jamur dapat mengatasi atau melawan mekanisme pertahanan
tubuh manusia. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh jamur adalah:
a. Kadas/ Kurap/ Tinea (Ringworm)
Penyakit kadas atau kurap atau tinea (Ringworm) adalah infeksi jamur yang
disebabkan oleh beberapa jamur yang berbeda dan biasanya dikelompokkan
berdasarkan lokasinya pada tubuh, seperti :
1) Kadas/ Kurap Kaki

Universitas Sumatera Utara

28

Biasanya muncul pada kaki pada saat cuaca panas/ hangat.Penyebabnya
Trochophyton atau Epidermophyton.Jamur ini bisa tumbuh di daerah yang lembab
dan hangat, di antara jari-jari kaki dan dapat menimbulkan nyeri serta lepuhan
yang berisi cairan.Jamur bisa menyebabkan kaki menjadi retak-retak.
2) Kadas/ kurap di selangkangan (tinea crucis)
Penyakit ini adalah infeksi jamur pada kulit di pangkal paha. Jamur ini akan
tumbuh dengan cepat pada suhu hangat, dan lingkungan lembab. Infeksinya
menyebabkan kemerahan berbentuk seperti cincin, kadang disertai dengan
lepuhan kecil di kulit.Penyakit ini lebih sering ditemukan pada pria dibanding
wanita.Gejala kadas/ kurap selangkangan adalah berupa ruam gatal di kedua
lipatan paha.
3) Kadas/ Kurap di Kulit Kepala
Penyakit ini sangat menular, terutama pada anak-anak, disebabkan jamur
Trichophyton atau Microsporum.Penyakit ini bisa menyebabkan terbentuknya
ruam merah bersisik yang kadang terasa gatal atau menyebabkan kerontokan
rambut.
4) Kadas/ Kurap pada Badan (Tinea Corporis)
Kurap ini disebabkan oleh jamur dermatophyte yang biasanya menyebabkan
ruam berwarna pink sampai merah yang kadang-kadang membentuk bercak
bundar dan tengahnya jernih.Kadas/ kurap badan bisa ditemukan di setiap kulit
tubuh.

b. Panu (Pityriasis Versicolor)

Universitas Sumatera Utara

29

Penyakit ini sering terjadi pada anak-anak, namun bisa juga pada orang
dewasa.Dapat dijumpai di bagian dada atas dan meluas ke lengan atas, leher dan
perut atau tungkai atas/ bawah.Lesi awalnya berada di sekitar folikel rambut
namun bisa saja semakin meluas dan menyatu menjadi area yang lebih luas.Panu
terjadi disebabkan oleh infeksi Malassezia furfur.KeluhanPityriasis versikolor
yang di alami penderita adalah adanya bercak/ macula berwarna putih
(hipopigmentasi) atau kecoklatan (hiperpigmentasi) dengan rasa gatal ringan yang
munculnya saat berkeringat (Pasricha, 2002).
4. Parasit
Penyakit kulit oleh parasit sangat luas artiannya dan termasuk di dalamnya
penyakit kulit yang berkaitan dengan tiga kelompok: protozoa, cacing dan
artropoda. Beberapa penyakit kulit yang diakibatkan oleh parasit adalah:
a. Skabies
Infeksi ini biasanya terjadi peningkatan prevalensi pada penduduk yang
sedang perang, kelaparan, atau sakit, ketika hygiene perorangannya tidak lagi
dianggap penting.Skabies adalah sebuah infeksi kulit yang disebabkan oleh
tungau, Acarus scabiei.Infestasinya terjadi dengan kontak kulit ke kulit atau bisa
juga menular melalui tempat duduk, pakaian dan tempat tidur bersama.Gejala
awal tidak muncul sampai si penderita mengalami hipersensitivitas terhadap
sekresi atau kotoran tungau tersebut.Ciri khas dari scabies adalah gatal-gatal hebat
dan lubang tungau pada kulit tampak sebagai garis bergelombang. Lesinya
muncul sebagai lepuhan berisi air (Pasricha, 2002).
b. Pedikulosisi

Universitas Sumatera Utara

30

Infestasi kutu dapat menyerang seluruh usia yang biasanya diakibatkan oleh
kurangnya kebersihan dan jarang menukar pakaian dan bisa menyerang hampir
setiap kulit tubuh. Infestasi kutu menyebabkan gatal-gatal hebat, penggarukan
yang sering dapat mengakibatkan kulit terbuka, yang bisa mengakibatkan infeksi
bakteri.
5. Dermatitis Kontak (Contact Dermatitis)
Selain penyakit kulit yang telah disebutkan di atas ada juga yang disebut
dengan

dermatitis

kontak

(contact

dermatitis).Dermatitis

kontak

adalah

peradangan yang disebabkan oleh kontak dengan suatu zat tertentu; ruamnya
terbatas pada daerah tertentu dan seringkali memiliki batas yang tegas (Sauer,
1985). Zat-zat tertentu dapat menyebabkan peradangan kulit melalui dua cara,
yaitu:
1. Iritasi (Dermatitis Kontak Iritan)
Sabun yang sangat lembut, deterjen dan logam-logam tertentu bisa mengiritasi
kulit setelah beberapa kali digunakan.Kadang pemaparan berulang bisa
menyebabkan kekeringan dan iritasi kulit.
2. Reaksi Alergi (Dermatitis Kontak Alergika)
Pada reaksi alergi, pemaparan pertama pada zat tertentu tidak menimbulkan
suatu reaksi, tetapi pemaparan berikutnya bisa menyebabkan gatal-gatal dan
dermatitis dalam waktu 4-24 jam.
Dermatitis juga bisa terjadi akibat berbagai bahan yang ditemukan di tempat
bekerja disebut dermatitis okupasional.Bila dermatitis terjadi setelah menyentuh
zat tertentu lalu terkena sinar matahari, maka keadaannya disebut dermatitis

Universitas Sumatera Utara

31

kontak fotoalergika atau dermatitis kontak fototoksisk.Efek dari dermatitis kontak
bervariasi, mulai dari kemerahan yang ringan dan hanya berlangsung sekejap
sampai kepada pembengkakan hebat dan lepuhan kulit.
2.4.6 Struktur Lesi Kulit
Kulit merupakan organ yang unik dibandingkan dengan sistem organ lain
karena dapat dengan mudah melakukan inspeksi secara langsung, pemeriksaan
fisik, dan analisis histopatologi terhadapnya. Pengenalan dan gambaran yang
akurat terhadap lesi kulit sering diartikan dengan penyakit kulit yang tidak bersih.
Deskripsi di bawah mengenai lesi dasar akan membantu untuk mengenal berbagai
gangguan pada kulit (Sauer, 1985).
1. Makula
Perubahan warna kulit berbentuk bulatan dengan permukaan rata (bercak
merah).Biasanya berbentuk bulat, oval, atau menyebar di sekitarnya.Makula
merupakan lesi yang dihasilkan dari perubahan dalam lapisan atau komponen
kulit seperti hiperpigmentasi dan kelainan vaskular.Makula dalam berbagai
kondisi, seperti panu, dapat ditemukan dengan skala yang sangat kecil.

Universitas Sumatera Utara

32

Gambar.15 Makula
Sumber : (Ganong,2006)
2. Papula
Papula adalah tonjolan kulit yang padat dengan tidak ada cairan di
dalamnya.Papula memiliki ukuran diameter kurang dari 1 cm. Biasanya berada di
lubang saluran keringat atau folikel rambut.

Gambar.16 Papula
Sumber : (Ganong,2006)

Universitas Sumatera Utara

33

3. Nodul
Nodul adalah benjolan padat yang dapat dilihat dan diraba, berbentuk bulat
atau elips dengan ukuran yang berbeda (diameter lebih dari 1 cm), bisa berada di
epidermis atau ke dalam dermis atau jaringan subkutan.

Gambar.17 Nodul
Sumber : (Ganong,2006)
4. Plak
Plak adalah suatu daerah yang menonjol pada permukaan kulit, berbentuk
lempengan dan bulat.Plak sering terbentuk oleh pertemuan papula, seperti pada
psoriasis.Ukuran plak biasanya berdiameter lebih kecil dari 2 cm pada plak kecil
dan lebih besar dari 2 cm pada plak besar.
5. Vesikel
Vesikel adalah benjolan yang berisi cairan yang dapat dilihat dan dindingnya
sangat tipis, berukuran kecil dengan diameter kurang dari 0,5 cm.
6. Bula
Bula adalah pengumpulan cairan yang dapat dilihat, berbentuk bulat atau tidak
beraturan. Bula adalah vesikel yang ukuran diameternya lebih dari 0,5 cm.

Universitas Sumatera Utara

34

Gambar.18 Bula
Sumber : (Ganong,2006)
7. Pustula
Pustula adalah timbunan pada kulit yang berisi nanah, berwarna keputihan
atau kekuningan atau bisa kemerahan jika mengandung darah dengan
nanah.Bentuk pustula mirip dengan vesikel.Pustula bisa terjadi atau berkembang
dari papula dan vesikel.

Gambar.19 Pustula
Sumber : (Ganong,2006)

Universitas Sumatera Utara

35

8. Ulkus
Ulkus adalah sebuah lesi yang terjadi karena kerusakan pada epidermis dan
dermis.Ulkus dapat terjadi sebagai akibat dari infark jaringan tubuh, muncul pada
tumor atau benjolan yang disebabkan oleh berbagai agen infeksi seperti bakteri,
parasit dan bakteri.
9. Bilur (Weal)
Bilur atau weal adalah daerah menonjol yang merupakan hasil dari edema
pada lapisan atas dermis.Bilur berdiameter 3 – 4 mm, terasa gatal dan berwarna
merah pucat.
2.5 Dermatitis Kontak Akibat Kerja
2.5.1 Definisi Dermatitis
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon
terhadap pengaruh faktor eksogen dan endogen, menimbulkan kelainan klinis
berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama,
likenifikasi) dan keluhan gatal.Dermatitis cenderung menjadi residif dan kronik.
Dermatitis kontak akibat kerja adalah dermatitis yang timbul akibat kontak
dengan bahan pada lingkungan pekerjaan dan tidak akan terjadi jika penderita
tidak melakukan pekerjaan tersebut (Soter,1984).
2.5.2 Epidemiologi Dermatitis
Di Amerika Serikat, 90% klaim kesehatan akibat kelainan kulit pada
pekerja diakibatkan oleh dermatitis kontak. Konsultasi dengan dokter kulit akibat
dermatitis kontak adalah sebesar 4% sampai 7%.Dermatitis kontak iritan timbul
pada 80% dari seluruh penderita dermatitis kontak sedangkan dermatitis kontak

Universitas Sumatera Utara

36

alergik kira-kira 10% sampai 20%. Sedangkan insiden dermatitis kontak alergik
diperkirakan terjadi pada 0,21% dari populasi penduduk. Secara umum, usia tidak
mempengaruhi timbulnya sensitisasi namun dermatitis kontak alergik jarang
dijumpai pada anak-anak. Bila dilihat dari jenis kelamin, prevalensi pada wanita
adalah dua kali lipat dibandingkan pada laki-laki.
Di Amerika Serikat terdapat sekitar dua juta lahan pertanian dengan
jumlah pekerja (petani) sebanyak lima juta pekerja. Di negara bagian California,
kelainan kulit tertinggi berada pada sektor pertanian. Hal ini dikarenakan resiko
akan terpapar poison oak. Antara tahun 1990 sampai 1994, cow dander,
disenfeksi, deterjen, wet and dry work, dan karet merupakan penyebab tersering
dari dermatitis tangan pada petani.
2.5.3 Etiologi dan Deskripsi Pekerjaan Petani
Pekerja di bidang pertanian melakukan bervariasi pekerjaan yang terpapar
bahan kimia, biologi, dan bahan berbahaya lainnya.Mereka memupuk, memanen
ladang

pertanian,

membersihkan,

serta

memperbaiki

segala

peralatan

pertanian.Para pekerja pertanian khususnya petani terpapar bahan-bahan kimia
yang sering digunakan di bidang pertanian dan juga faktor-faktor lingkungan
seperti kelembaban, suhu, dan frekuensi mencuci tangan dapat mempengaruhi
mudahnya terjadi dermatitis kontak akibat kerja.
Di California terdapat lebih dari 13.000 jenis pestisida dimana
mengandung lebih dari 800 bahan aktif.Insiden tertinggi dermatitis kontak akbat
kerja terkait dengan pestisida terdapat pada pertanian anggur.Bahan-bahan aktif
seperti emulsifier, surfaktan, ataupun biosida dapat menyebabkan dermatitis

Universitas Sumatera Utara

37

kontak iritan ataupun dermatitis kontak alergik.Kulit tangan menjadi lokasi
terpaparnya pestisida pada petani.
Contoh bahan iritan yang dapat menyebabkan dermatitis kontak akibat
kerja pada petani adalah sabun dan deterjen, pestisida, debu, kotoran, keringat,
desinfektan, petroleum, pupuk buatan, dan tanaman dan sejenisnya. Sedangkan
bahan allergen yang dapat menyebabkan dermatitis kontak akibat kerja pada
petani adalah bahan-bahan yang terbuat dari karet (sarung tangan, sepatu bot),
Potassium dichromate (alat-alat pertanian), preservatives (pada pupuk buatan),
pestisida, antimikrobial, cow dander, serbuk gandum, tepung terigu, dan storage
myte, molds.
2.5.4 Patogenesis Dermatitis Kontak
2.5.4.1 Dermatitis Kontak Alergik (DKA)
Mekanisme terjadinya kelainan kulit pada DKA adalah mengkuti respon
imun yang diperantarai oleh sel T atau reaksi imunologik tipe IV, suatu
hipersensitivitas tipe lambat.Reaksi ini terjadi melalui dua fase, yaitu fase
sensitisasi dan fase elisitasi. Hanya individu yang telah mengalami sensitisasi
yang dapat menderita dermatitis kontak alergik (Adam,2009).

Universitas Sumatera Utara

38

Gambar.20 Dermatitis Kontak Alergik
Sumber : (Harahap,2000)
a. Fase Sensitisasi
Bahan kontak, atau sensitizer disebut juga hapten.Hapten melakukan penetrasi
ke dalam kulit (stratum corneum) setelah berikatan dengan protein (menjadi
antigen) dan ditangkap oleh sel Langerhans (APC) dengan melakukan pinocytosis.
Sel Langerhans kemudian bermigrasi ke kelenjar limfonodi dan antigen
didalamnya akan mengalami proses degradasi dari protein menjadi peptide yang
berikatan dengan molekul MHC II dan kemudian diekspresikan ke permukaan sel
penyaji tersebut. Di dalam limfonodi antigen yang ada di permukaan APC
tersebut akan berikatan dengan sel T Helper melalui T Cell Receptor (TCR). Dari
sinilah awal proses imunologis terjadi, Interleukin-12 (IL-12) yang dilepaskan
oleh APC akan meningkatkan diferensiasi sel Th0 menjadi sel Th1, sel Th1 ini
akan melepaskan IL-2 yang memacu proses sensitisasi jalur eferen reaksi alergik
tipe IV. Dalam proses ini telah terbentuk sel Th yang tersensitisasi dan telah

Universitas Sumatera Utara

39

mengenal antigen tertentu. Sel Th yang aktif ini akan beredar ke dalam sirkulasi,
dalam limfonodi juga terjadi diferensiasi sel Th menjadi sel Th memori. Sel Th
yang telah sensitif tersebut akan masuk dalam sirkulasi darah dan tersebar ke
seluruh tubuh. Hal ini dapat menerangkan mengapa terjadi keadaan sensitivitas
yang sama di seluruh tubuh
b. Fase Elisitasi
Disebut juga fase eferen merupakan fase invasi sel-sel radang ke dalam kulit,
proses ini terjadi sebagai akibat dari pajanan ulang dari antigen yang sama dan
adanya berbagai mediator yang dilepaskan oleh sel T akan menghasilkan sejumlah
sitokin yang penting untuk terjadinya reaksi radang seperti IL-2 dan IFN-γ.
Keratinosit juga memproduksi Intercellular Adhesion Molecule-1 (ICAM-1) yang
dapat mempermudah penetrasi sel radang ke dalam kulit. Fase ini lebih cepat dari
fase sensitisasi, umumnya terjadi dalam waktu 48 jam setelah terjadi pajanan
ulang. Makrofag dan sel Langerhans juga akan melepaskan berbagai mediator lain
seperti protease, prostaglandin, interferon, lisosom, pirogen endogen, dan
endotoksin. Sebagai hasil akhir dari proses ini bermanifestasi berupa peradangan
kulit yang eczematous
2.5.4.2 Dermatitis Kontak Iritan (DKI)
Dermatitis kontak iritan dikarenakan kerusakan langsung pada kulit tanpa
adanya sensitisasi. Bahan-bahan iritan akan menimbulkan kerusakan pada
keratinosit, tetapi beberapa dapat dapat menyebar melewati membran dan
merusak lisosom, mitokondria, ataupun komponen nukleus. Kerusakan membran
mengakibatkan teraktivasinya fosfolipase dan mengeluarkan arachidonic acid dan

Universitas Sumatera Utara

40

tersintesisnya eicosanoids. Hal ini menyebabkan teraktivasinya second-messenger
diikuti dengan tersintesisnya cell surface molecules dan sitokin. Eicosanoids dapat
mengaktivasi sel T dan berpotensi chemoatractants untuk limfosit dan
neutrofil.Kedua sel ini menginfiltrasi kulit dan menyebakan respon klinis berupa
respon inflamasi.

Gambar.21 Dermatitis Kontak Iritan
Sumber : (Harahap,2000)
2.5.5 Manifestasi Klinis Dermatitis Kontak
Lokalisasi tersering Dermatitis kontak akibat kerja pada petani adalah
tangan (sekitar 80-90%).Hal ini mengingat akan pekerjaan petani yang
berhubungan dengan tangan. Lokasi dermatitis kontak akibat kerja lainnya pada
petani meliputi kaki dan badan.Petani dengan jenis kelamin perempuan lebih
rentan terkena dermatitis kontak akibat kerja dibandingkan dengan laki-laki.
Banyak kasus dermatitis kontak akibat kerja dimulai dari eritema dan bersisik di
metacarpophalangeal joints dan daerah sekitar belakang jemari, dan di sela-sela
jemari (Adam,2009).

Universitas Sumatera Utara

41

Adapun lokasi lainnya adalah lengan jika tidak tertutupi dan pada wajah
serta leher apabila terpapar dengan debu atau fumes. Alergik terhadap karet dapat
menyebabkan dermatitis. Beberapa pekerja mengalami proses adaptasi terhadap
alergen dan iritan. Dermatitis kontak akibat kerja dapat terjadi kapan saja, tetapi
mengalami puncak setelah lama bekerja.
Penderita dermatitis kontak alergik umunya mengeluh gatal.Kelainan kulit
bergantung kepada keparahan dermatitis dan lokalisasinya.Pada yang akut dimulai
dengan bercak eritematosa yang berbatas agak jelas, kemudian diikuti edema, dan
papulovesikel.Vesikel dapat pecah menimbulkan erosi dan eksudasi (basah).Pada
yang kronik terlihat kulit kering, berskuama, papul, likenifikasi dan mungkin juga
fisur, batasnya tidak jelas. Kelainan ini sulit dibedakan dengan dermatitis kontak
iritan kronik.
Gejala dermatitis kontak iritan akut timbul beberapa saat setelah adanya
paparan iritan. Kulit akan menunjukan gejala eritema, edema, bula, dan nekrosis,
serta adanya keluhan stinging, rasa terbakar, ataupun sensasi rasa sakit. Lesi
berbatas tajam.Dermatitis kontak iritan kronik timbul akibat dari paparan yang
berulang-ulang, baik oleh air, sabun, ataupun deterjen.Sedikit eritema dengan
skuama halus merupakan gejala awal. Gejala akan berkembang menjadi skuama,
fisura, pecah-pecah, ataupun pendarahan fisura dikarenakan robeknya dermis
(Brown,2005).

Universitas Sumatera Utara

42

2.6 Kerangka Konsep

Personal Hygiene
1. Kebersihan Kulit
2. Kebersihan Rambut
3. Kebersihan Gigi dan Mulut
4. Kebersihan Tangan, Kaki
dan Kuku
Keluhan Penyakit Kulit
1. Gatal-gatal
2. Bercak Kemerahan
Pemakaian Alat Pelindung Diri
(APD)
1. Pakaian Kerja

3. Bentol-bentol
4. Kulit yang mengelupas
seperti sisik

2. Penutup Kepala
3. Alat Pelindung Hidung dan
Mulut
4. Sarung Tangan
5. Sepatu Kerja

Gambar 22. Kerangka Konsep Penelitian

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Hubungan Personal Hygiene dan Pemakaian Alat Pelindung Diri Pada Petani Dengan Infeksi Cacing di Desa Paribun Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2004

2 46 76

Perilaku Petani Dalam Penggunaan Pestisida Dan Alat Pelindung Diri (Apd) Serta Keluhan Kesehatan Petani Di Desa Sukajulu Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2014

5 44 184

Perilaku Petani Dalam Penggunaan Pestisida Dan Alat Pelindung Diri (Apd) Serta Keluhan Kesehatan Petani Di Desa Sukajulu Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2014

1 3 16

Perilaku Petani Dalam Penggunaan Pestisida Dan Alat Pelindung Diri (Apd) Serta Keluhan Kesehatan Petani Di Desa Sukajulu Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2014

0 0 2

Personal Hygiene, Alat Pelindung Diri (APD) serta keluhan penyakit kulit pada petani di Desa Gundaling II Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017

0 0 15

Personal Hygiene, Alat Pelindung Diri (APD) serta keluhan penyakit kulit pada petani di Desa Gundaling II Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017

0 0 2

Personal Hygiene, Alat Pelindung Diri (APD) serta keluhan penyakit kulit pada petani di Desa Gundaling II Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017

1 3 6

Personal Hygiene, Alat Pelindung Diri (APD) serta keluhan penyakit kulit pada petani di Desa Gundaling II Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017 Chapter III VI

0 0 32

Personal Hygiene, Alat Pelindung Diri (APD) serta keluhan penyakit kulit pada petani di Desa Gundaling II Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017

0 1 4

Personal Hygiene, Alat Pelindung Diri (APD) serta keluhan penyakit kulit pada petani di Desa Gundaling II Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017

0 0 40