T PP 1302718 Chapter3

BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini merupakan bagian metode penelitian yang terdiri atas metode
penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel penelitian, pengembangan
instrumen penelitian, prosedur pengumpulan data penelitian, validitas dan
reliabilitas serta pengolahan data.
A.

Desain Penelitian
Penelitian ini bermaksud untuk mengukur derajat hubungan antara tiga

variabel yaitu prokrastinasi akademik, tingkat stres mahasiswa dan konsep diri
mahasiswa; sehingga desain penelitian yang digunakan yaitu penelitian
korelasional.
Variabel tingkat stres dan konsep diri termasuk ke dalam independen
variabel atau variabel bebas dan perilaku prokrastinasi akademik termasuk ke
dalam dependen variabel atau variabel terikat. Adapun skema model penelitian ini
dapat digambarkan sebagai berikut:

X1
Y


X2
Gambar 3. 1 Skema Desain Penelitian
Keterangan :
X1 = Stres
X2 = Konsep Diri
Rusniawati, 2016
HUBUNGAN ANTARA STRES DAN KONSEP DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA
MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

45

46

Y = Prokrastinasi Akademik
B.

Populasi dan Sampel Penelitian
1.


Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan sekedar jumlah
yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek tersebut dan dapat
bersifat terbatas dan tidak terbatas (Sugiyono, 2013). Populasi dalam penelitian ini
adalah mahasiswa-mahasiswi UIN Sunan Gunung Djati Bandung dari Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Psikologi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi
serta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang aktif sebagai mahasiswa.
Populasi dalam penelitian, yaitu mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati
Bandung dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 3.1 Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung
No

Fakultas

1


Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

102

2

Fakultas Psikologi

82

3

Fakultas Dakwah dan Komunikasi

90

4

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


74

Jumlah
2.

Populasi

348

Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diteliti (Sugiyono, 2013).
Sampel yang diambil dan diteliti dalam penelitian harus mewakili populasi untuk
mendapatkan hasil informasi bahkan kesimpulan yang sesuai tentang objek
penelitian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu sampling insidental.
Teknik pengambilan sampel secara insidental merupakan teknik penentu sampel
secara kebetulan atau siapa saja yang secara kebetulan/ insidental bertemu dengan
Rusniawati, 2016
HUBUNGAN ANTARA STRES DAN KONSEP DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA

MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

47

peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan
ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2013). Alasan pegambilan
sampel kebetulan/insidental dikarenakan mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati
Bandung sedang libur dari perkuliahan dan penelitian ini menggunakan sampel
mahasiswa yang sedang mengikuti semester pendek (SP). Dengan menggunakan
teknik kebetulan/insidental mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data
dari setiap mahasiswa yang ditemui sampai jumlah yang diharapkan terpenuhi.
C.

Definisi Operasional Variabel Penelitian
Penelitian ini memiliki tiga variabel penelitian yaitu tingkat stres, konsep

diri, dan perilaku prokrastinasi Penjelasan mengenai definisi konseptual dan
operasional tiap variabel adalah sebagai berikut :
1.


Variabel Prokrastinasi Akademik

Fiore (2006, dalam Catrunada, 2008) menjelaskan secara etimologis
prokrastinasi adalah suatu mekanisme untuk mengatasi kecemasan yang
berhubungan dengan bagaimana cara memulai atau melengkapi suatu pekerjaan
dan dalam hal membuat keputusan. Ferrari, dkk (1995), mengatakan bahwa
sebagai suatu perilaku penundaan, prokrastinasi akademik dapat termanifestasikan
dalam indikator tertentu dan dapat diukur dan diamati dari ciri-ciri tertentu :
1)

Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang
dihadapi. Mahasiswa yang melakukan prokrastinasi tahu bahwa tugas yang
dihadapi harus segera diselesaikan dan berguna bagi akademiknya, akan
tetapi dia menunda-nunda untuk mulai mengerjakannya atau munundanunda untuk menyelesaikan sampai tuntas jika ia sudah mulai mengerjakan
sebelumnya.

2)

Keterlambatan dalam mengerjakan tugas akademik. Mahasiswa yang

melakukan prokrastinasi memperlakukan waktu yang lebih lama dari pada
waktu yang dibutuhkan pada umumnya dalam mengerjakan suatu tugas.
Seorang prokrastinator menghabiskan waktu yang dimilikinya untuk
mempersiapkan diri secara berlebihan, maupun melakukan hal-hal yang

Rusniawati, 2016
HUBUNGAN ANTARA STRES DAN KONSEP DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA
MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

48

tidak dibutuhkan dalam penyelesaian tugas, tanpa memperhitungkan
keterbatasan waktu yang dimilikinya.
3)

Kesenjangan

waktu


antara

rencana

dan

kinerja

aktual.

Seorang

prokrastinator mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan
batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Seseorang prokrastinator
sering mengalami keterlambatan dalam memenuhi deadline yang telah
ditentukan, baik oleh orang lain maupun rencana-rencana yang telah dia
tentukan sendiri.
4)

Melakukan aktifitas lain yang lebih menyenangkan dari pada melakukan

tugas yang harus dikerjakan. Seorang prokrastinator dengan sengaja tidak
segera melakukan tugasnya, akan tetapi menggunakan waktu yang dia miliki
untuk melakukan aktifitas lain yang dipandang lebih menyenangkan dan
mendatangkan hiburan, seperti membaca (koran, majalah, atau buku cerita
lainnya), nonton, ngobrol, jalan-jalan, sehingga menyita waktu yang
dimiliki untuk mengerjakan tugas yang harus diselesaikan.
2.

Variabel Tingkat stres

Menurut Santrock (2003) stres merupakan respon individu terhadap keadaan
atau kejadian yang memicu stres (stressor), yang mengancam dan mengganggu
kemampuan seseorang untuk menanganinya ( coping). Tingkat stres adalah
dampak-dampak yang muncul dari respon individu berdasarkan kemampuan yang
ada pada diri individu untuk menghadapi stressor yang mengacu pada skor alat
ukur. Tingkat stres pada penelitian ini menggunakan indikator yang mengacu pada
teori Sarafino (2008), yaitu :
a.

Aspek Biologis, ada beberapa gejala fisik yang dirasakan ketika seseorang

sedang mengalami stres, diantaranya adalah sakit kepala yang berlebihan,
tidur menjadi tidak nyenyak, gangguan pencernaan, hilangnya nafsu makan,
gangguan kulit, dan produksi keringat yang berlebihan di seluruh tubuh.

b.

Aspek Psikologis, ada 3 gejala psikologis yang dirasakan ketika seseorang
sedang mengalami stres. Ketika gejala tersebut adalah gejala kognisi, gejala
emosi, dan gejala tingkah laku.

Rusniawati, 2016
HUBUNGAN ANTARA STRES DAN KONSEP DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA
MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

49

1) Gejala kognisi, gangguan daya ingat (menurunnya daya ingat, mudah
lupa dengan suatu hal), perhatian dan konsentrasi yang berkurang
sehingga seseorang tidak fokus dalam melakukan suatu hal, merupakan

gejala-gejala yang muncul pada aspek gejala kognisi
2) Gejala emosi, mudah marah, kecemasan yang berlebihan terhadap
segala sesuatu, merasa sedih dan depresi merupakan gejala-gejala yang
muncul pada aspek gejala emosi.
3) Gejala tingkah laku, tingkah laku negatif yang muncul ketika seseorang
mengalami stres pada aspek gejala tingkah laku adalah mudah
menyalahkan orang lain dan mencari kesalahan orang lain, suka
melanggar norma karena dia tidak bisa mengontrol perbuatannya dan
bersikap tak acuh pada lingkungan, dan suka melakukan penundaan
pekerjaan.
3.

Variabel Konsep Diri

Konsep diri merupakan cara bagaimana seseorang bereaksi terhadap dirinya
sendiri dan konsep diri ini mengandung pengertian tentang bagaimana orang
berfikir tentang dirinya sendiri, bagaimana orang berusaha dengan berbagai cara
untuk menyempurnakan dan mempertahankan diri (Suryabrata, 1995). Definisi
operasional variabel konsep diri merujuk pada pendapat Mustikawati (2013), yaitu
penilaian diri individu terhadap dirinya dan penilaian individu terhadap dirinya
berdasarkan pandangan orang lain. Individu yang dimaksud adalah mahasiswa
UIN Sunan Gunung Djati Bandung dalam aspek-aspek berikut :
a.

Konsep diri fisik (perceptual/physical self-concept), dengan indikator yaitu
penilaian diri dan penilaian orang lain terhadap kondisi fisik :
1) Penilaian terhadap fisik;
2) Penilaian diri berdasarkan pendapat orang lain terhadap kondisi fisik;

b.

Konsep diri psikis (conceptual/psychological self-concept), dengan idikator,
yaitu karakteristik :
1) Karakteristik yang khas;
2) Kemampuan diri di masa sekarang
3) Ketidakmampuan di masa sekarang

Rusniawati, 2016
HUBUNGAN ANTARA STRES DAN KONSEP DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA
MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

50

4) Kemampuan di masa depan
5) Ketidakmampuan di masa depan
6) Kualitas penyesuaian hidup
c.

Sikap (Attitudinal), dengan indikator, yaitu :
1) Perasaan tentang diri
2) Sikap seeorang terhadap keberadaan diri
3) Sikap terhadap keberhargaan
4) Sikap terhadap kebanggaan
5) Sikap terhadap kehinaan;

D.

Hipotesis Statistik Penelitian
Teknik analisis statistik yang digunakan adalah statistik non-parametrik

dengan menggunakan uji korelasi Multivariate. Adapun hipotesis statistiknya
adalah:
H0 : rxy = 0 : Tidak terdapat hubungan antara prokrastinasi akademik dengan
tingkat stres dan konsep diri mahasiswa.
H1 : rxy ≠ 0 : Terdapat hubungan antara prokrastinasi akademik dengan tingkat
stres dan konsep diri mahasiswa.
Kriteria uji signifikansi H0 dilakukan dengan cara membandingkan nilai α
dengan Pvalue. H0 ditolak jika Pvalue < α dengan taraf signifikansi α = 0,05.
E.

Pengembangan Instrumen Penelitian
1. Jenis instrumen
Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa skala model

Likert dengan nama skala tingkat stres, skala konsep diri dan skala prokrastinasi
akademik.
2. Pengembangan kisi-kisi instrumen
a. Skala stres
Skala stres ini merupakan kuesioner yang berisi pernyataan-pernyataan yang
mengungkapkan stres yang dialami mahasiswa berdasarkan gejala-gejala fisik dan
psikologis akibat stres menurut Sarafino (2008). Dalam skala ini subjek diminta
Rusniawati, 2016
HUBUNGAN ANTARA STRES DAN KONSEP DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA
MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

51

untuk memilih salah satu dari lima kemungkinan jawaban (SS = sangat sesuai, S =
sesuai, KS = kurang sesuai, TS = tidak sesuai, dan STS = sangat tidak sesuai)
yang terdapat pada setiap item yang dirasakan paling sesuai dengan dirinya.
Kisi-kisi mengenai alat ukur tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.2 Kisi-kisi Skala Tingkat Stres
Dimensi

Indikator

Aspek Fisik

Gejala Kognisi

Gejala Emosi

Gejala Tingkah
Laku

Pertanyaan

Total

Sakit Kepala

2,10

2

Gangguan tidur

3,11

2

Gangguan Pencernaan

4,14

2

Gangguan makan

1,12

2

Ganguan kulit

22,27

2

Produksi keringat berlebih

5,25

2

Gangguan daya ingat

16,18

2

Gangguan perhatian dan konsentrasi

8,13

2

Cemas

6,9

2

Kesedihan yang berlebihan

19,21

2

Marah

20,24

2

Kurang bersosialisasi

17,28

2

Suka mencari kesalahan orang lain

15,23

2

Perilaku negatif meningkat

7,26

2

Jumlah

28

Item-item dalam skala di atas mengukur tingkat stres, dimana setiap item
memiliki aturan skoring sebagai berikut :
Tabel 3.3 Ketentuan Skor item Skala Stres
NO

Alternatif Jawaban

Skor

1

Sangat Sesuai (SS)

5

2

Sesuai (S)

4

3

Kurang Sesuai (KS)

3

Rusniawati, 2016
HUBUNGAN ANTARA STRES DAN KONSEP DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA
MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

52

4

Tidak Sesuai (TS)

2

5

Sangat Tidak Sesuai (STS)

1

b. Skala Konsep Diri
Skala konsep diri ini, merupakan kuesioner yang berisi pernyataanpernyataan yang mengungkapkan konsep diri pada mahasiswa. Skala konsep diri
ini, merujuk pada pendapat Mustikawati (2013). Dalam skala ini subjek diminta
untuk memilih salah satu dari lima kemungkinan jawaban (SS = sangat sesuai, S =
sesuai, KS = kurang sesuai, TS = tidak sesuai, dan STS = sangat tidak sesuai)
yang terdapat pada setiap item yang dirasakan paling sesuai dengan dirinya.
Kisi-kisi mengenai alat ukur tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.4 Kisi-kisi Skala Konsep Diri
Aspek

Indikator
Penilaian diri terhadap fisik

Fisik

Pertanyaan

Total

1,2,19

3

3,21

2

4,7,8

3

Penilaian diri berdasarkan
pendapat orang lain terhadap
kondisi fisik
Karakteristik diri yang khas
Kemampuan diri di masa
sekarang

9,10,12

Ketidakmampuan diri di masa
Psikis

sekarang

13,14

Kemampuan diri di masa
depan

18,29

Ketidakmampuan diri di masa
depan

31

2

2

1

Kualitas penyesuaian hidup

11,22,23

3

Perasaan tentang diri

6,16,20

3

Sikap terhadap keberadaan
Sikap

3

diri

24,25,28

Sikap terhadap keberhargaan
diri

5,17,30

Rusniawati, 2016
HUBUNGAN ANTARA STRES DAN KONSEP DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA
MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

3

53

Sikap terhadap kebanggan diri

26,32,33

3

Sikap terhadap kehinaan diri

15,27,34

3

Jumlah

34

Item-item dalam skala di atas mengukur konsep diri, dimana setiap item
memiliki aturan skoring sebagai berikut :
Tabel 3.5 Ketentuan Skor item Skala Konsep Diri
NO

Alternatif Jawaban

Skor

1

Sangat Sesuai (SS)

1

2

Sesuai (S)

2

3

Kurang Sesuai (KS)

3

4

Tidak Sesuai (TS)

4

5

Sangat Tidak Sesuai (STS)

5

c. Prokrastinasi Akademik
Skala prokrastinasi akademik ini, merupakan kuesioner yang berisi
pernyataan-pernyataan yang mengungkapkan perilaku prokrastinasi akademik
pada mahasiswa. Skala prokrastinasi akademik ini, mengacu pada teori Ferrari
(1995). Dalam skala ini subjek diminta untuk memilih salah satu dari lima
kemungkinan jawaban (SS = sangat sesuai, S = sesuai, KS = kurang sesuai, TS =
tidak sesuai, dan STS = sangat tidak sesuai) yang terdapat pada setiap item yang
dirasakan paling sesuai dengan dirinya.
Kisi-kisi mengenai alat ukur tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.6 Kisi-kisi Skala Prokrastinasi Akademik
Aspek

Indikator

Penundaan untuk

1. Menunda mengerjakan

memulai maupun

tugas akademik

menyelesaikan pekerjaan

2. Menunda belajar

pada tugas yang dihadapi

menghadapi ujian

Pertanyaan

Total

1,3,23,32,33

5

4,20,25

3

Rusniawati, 2016
HUBUNGAN ANTARA STRES DAN KONSEP DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA
MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

54

Aspek

Indikator

Keterlambatan dalam

1. Lambat mengerjakan

mengerjakan tugas

tugas akademik

akademik

2. Tidak dapat
mengefektifkan waktu

Kesenjangan waktu

1. Tidak sanggup tepat

antara rencana dan

waktu

kinerja aktual

2. Tidak memenuhi

Pertanyaan

Total

5,13,15,30

4

9,16,18,28,34

5

2,6,8,12,21

5

17,24,22,29

4

7,11,19,26

4

10,14,27,31,25

5

jadwal
Melakukan aktivitas lain

1. Bermain

yang lebih menyenangkan 2. Mencari hiburan
Jumlah

35

Item-item dalam skala di atas mengukur perilaku prokrastinasi akademik,
dimana setiap item memiliki aturan skoring sebagai berikut :
Tabel 3.7 Ketentuan Skor item Skala Prokrastinasi Akademik
NO

3.

Alternatif Jawaban

Skor

1

Sangat Sesuai (SS)

5

2

Sesuai (S)

4

3

Kurang Sesuai (KS)

3

4

Tidak Sesuai (TS)

2

5

Sangat Tidak Sesuai (STS)

1

Validitas dan Relialibitas Alat Ukur
1.

Uji Validitas

Validitas dalam penelitian ini diperoleh dari hasil perhitungan korelasi
antara skor masing-masing dimensi skala dengan skor total skala. Uji validitas
bertujuan untuk menunjukkan tingkat validitas angket yang dipergunakan dalam
penelitian. Arikunto (2002), menyatakan bahwa sebuah instrumen dinyatakan
valid apabila dapat mengungkap data dari variabel secara tepat.
Rusniawati, 2016
HUBUNGAN ANTARA STRES DAN KONSEP DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA
MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

55

Pengujian validitas instrumen tingkat stres, konsep diri dan prokrastinasi
akademik adalah dengan menghitung koefisien korelasi skor setiap butir item
dengan skor total, dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment
dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows. Hasil uji validitas dari
skala tingkat stres, konsep diri dan prokrastinasi akademik adalah sebagai berikut:
Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Skala Stres
Item
Valid

No item

Jumlah

1,2,3,4,5,6,7,9,11,12,14,15,17,19,20,21,22,24,25,25,27,

22

28,29,30,31,32,33,34,35
Tidak Valid

8,10,13,16,18,23

6

Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Skala Konsep Diri
Item

No item

Valid

Jumlah

1,2,3,5,6,7,8,9,10,12,14,15,16,17,18,19,20,21,22,

29

23,24,25,25,27,29,30,32,33,34,35
Tidak Valid

4,11,13,28,31

5

Tabel 3.10 Hasil Uji Validitas Skala Prokrastinasi Akademik
Item
Valid

No item

Jumlah

1,2,3,4,5,7,8,9,10,11,12,13,14,15,21,22,23,24,25,

28

25,27,28,29,30,32,33,34,35
Tidak Valid

6,16,17,18,19,20,31

7

2. Reliabilitas
Reliabilitas menurut Azwar (2003) merupakan sejauhmana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya. Adapun prinsip umum dalam menginterpretasi
koefisien reliabilitas, menggunaklan kualifikasi Guillford (1987), sebagai
berikut
Tabel 3.11 Klasifikasi Korelasi Guillford (1987)
Koefisien korelasi

Keterangan

Rusniawati, 2016
HUBUNGAN ANTARA STRES DAN KONSEP DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA
MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

56

0,00 - 0,19
Korelasi sangat rendah
0, 20 - 0,39
Korelasi rendah
0,40 - 0,59
Korelasi sedang
0,60 - 0,79
Korelasi tinggi
0,80 - 0,99
Korelasi sangat tinggi
1,00
Korelasi sempurna
Pengujian reliabilitas instrumen menggunakan rumus Cronbach’s Alpha
dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows. Berdasarkan pengolahan
statistik diperoleh reliabilitas dari variabel tingkat stres, konsep diri dan
prokrastinasi akademik yaitu sebagai beriku :
a.

Reliabilitas skala tingkat stres yaitu 0,911 (reliabilitas sangat tinggi) 0,911
memiliki arti bahwa 91% variasi skor dapat menunjukkan perbedaan
performa antara subjek yang memiliki karakter stabil dan subjek yang tidak
stabil dan dapat diprediksikan bahwa 91% alat ukur ini dapat menghasilkan
skor yang konsisten jika diujikan dalam kelompok yang memiliki
karakteristik yang sama. 9% dari perbedaan skor yang diperoleh
menunjukkan adanya variasi error atau kesalahan dalam pengukuran (dapat
dilihat pada lampiran).

b.

Reliabilitas skala konsep diri yaitu 0,941 (reliabilitas sangat tinggi) 0,941
memiliki arti bahwa 94% variasi skor dapat menunjukkan perbedaan
performa antara subjek yang memiliki karakter stabil dan subjek yang tidak
stabil dan dapat diprediksikan bahwa 94% alat ukur ini dapat menghasilkan
skor yang konsisten jika diujikan dalam kelompok yang memiliki
karakteristik yang sama. 6% dari perbedaan skor yang diperoleh
menunjukkan adanya variasi error atau kesalahan dalam pengukuran (dapat
dilihat pada lampiran).

c.

Reliabilitas perilaku prokrastinasi akademik yaitu 0,925 (reliabilitas sangat
tinggi) 0,925 memiliki arti bahwa 92% variasi skor dapat menunjukkan
perbedaan performa antara subjek yang memiliki karakter stabil dan subjek
yang tidak stabil dan dapat diprediksikan bahwa 92% alat ukur ini dapat
menghasilkan skor yang konsisten jika diujikan dalam kelompok yang
memiliki karakteristik yang sama. 8% dari perbedaan skor yang diperoleh

Rusniawati, 2016
HUBUNGAN ANTARA STRES DAN KONSEP DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA
MAHASISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

57

menunjukkan adanya variasi error atau kesalahan dalam pengukuran (dapat
dilihat pada lampiran).

3. Interprestasi Skor
Menurut Azwar (2003, hlm. 105) sebagai suatu hasil ukur berupa angka
(kuantitatif), skor skala memerlukan suatu norma pembanding agar dapat
diinterpretasikan secara kualitatif. Adapun kategorisasi yang digunakan oleh
peneliti adalah kategori berdasar model distribusi normal hal ini didasari oleh
suatu asumsi bahwa skor subjek dalam kelompoknya merupakan estimasi
terhadap skor subjek dalam populasi dan diasumsikan pula bahwa skor subjek
dalam populasinya terdistribusi secara normal.
Lebih spesifik lagi, kategorisasi yang dijadikan dasar interpretasi adalah
kategori berdasarkan jenjang (ordinal). Kategorisasi ini menurut Azwar (2003,
hlm. 106), bertujuan untuk menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok
yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut yang
diukur. Adapun tabel norma yang akan digunakan pada interpretasi ini adalah:
Tabel 3.12 Norma Interpretasi Skor
Interpretasi

F.

Z