ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK PENILAIAN (1)

eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2016, 4 (1): 103-115
ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id
© Copyright 2016

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK PENILAIAN
KINERJA KEUANGAN PADA PT INDOFARMA
(PERSERO) TBK
(Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor :KEP100/MBU/2002)
Erni Agustin1
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis tingkat
kesehatan keuangan pada PT Indofarma (Persero) Tbk tahun 2012, 2013 dan
2014 berdasarkan rasio keuangan menurut KEPMEN BUMN Nomor: KEP100/MBU/2002. Informasi kondisi kesehatan keuangan perusahaan sangat
diperlukan untuk menjaga eksistensi perusahaan dari persaingan. Penilaian
tingkat kesehatan dari aspek keuangan menggunakan delapan indikator yaitu
Return On Equity, Return On Investment, Cash Ratio, Current Ratio, Collection
Periods, Perputaran Persediaan, Total Asset Turn Over dan Rasio Total Modal
Sendiri terhadap Total Asset. Hasil penilaian tingkat kesehatan keuangan PT
Indofarma (Persero) Tbk memperoleh predikat sehat dengan kategori A tahun
2012 serta predikat kurang sehat dengan kategori BBB tahun 2013 dan 2014. PT
Indofarma (Persero) Tbk diharapkan mampu meningkatkan tingkat kesehatan

keuangannya agar dapat memperoleh predikat sehat dengan kategori AAA
dengan meningkatkan kinerja keuangannya.
Kata Kunci : Tingkat Kesehatan Keuangan, Aspek Keuangan, Surat Keputusan
Menteri BUMN
Pendahuluan
Perkembangan dunia bisnis yang pesat dan kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan mendorong pihak manajemen untuk menyusun
rencana perusahaan yang lebih baik dari periode-periode sebelumnya. Setiap
perusahaan dalam menjalankan usahanya memiliki tujuan untuk mendapatkan
keuntungaan yang optimal. Hal tersebut dapat terwujud jika semua unsur dalam
perusahaan bersinergi dengan baik, baik itu berupa sumber daya modal maupun
sumber daya manusia.
Kemampuan perusahaan dalam mempertahankan eksistensinya ditengah
persaingan sangat ditentukan oleh kinerja keuangan perusahaan. Dengan melihat
kinerja perusahaan, dapat diketahui efektifitas dan efisiensi perusahaan dalam
mengelola sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang telah ditetap1

Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: agustinerni.ea@gmail.com

eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1, 2016: 103-115


kan demi menghasilkan laba yang optimal. Pengukuran kinerja salah satunya
dapat dilihat dari aspek keuangan suatu perusahaan yaitu melalui laporan
keuangan yang disajikan oleh pihak manajemen perusahaan.
Analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarnya merupakan perhitungan rasio-rasio untuk menilai laporan keuangan perusahaan di masa lalu, saat
ini dan kemungkinan di masa yang akan datang, dimana data-data yang digunakan adalah neraca yang merupakan gambaran posisi keuangan baik itu kekayaan,
kewajiban dan modal perusahaan pada periode tertentu dan laporan rugi laba yang
merupakan gambaran atas hasil kegiatan perusahaan pada periode tertentu.
Dengan mengadakan analisis terhadap pos-pos neraca dapat diketahui atau diperoleh gambaran tentang posisi keuangannya, sedangkan analisis terhadap
laporan rugi labanya memberikan gambaran tentang hasil atau perkembangan
usaha perusahaan yang bersangkutan (Munawir, 2007:1).
Penilaian kinerja keuangan badan usaha swasta umumnya menggunakan
rasio profitabilitas, likuiditas, aktivitas dan solvabilitas. Hasil penilaian kinerja
keuangan swasta tidak diatur secara baku dengan peraturan pemerintah, sedangkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dinilai kesehatannya dengan menggunakan peraturan yang sudah ditetapkan oleh Menteri BUMN. PT Indofarma
(Persero) Tbk merupakan sebuah perusahaan pelayanan kesehatan yang
terintegrasi, bergerak di bidang distribusi serta perdagangan obat, alat kesehatan,
laboratorium dan sebagainya. Berikut ini adalah data keadaan keuangan PT
Indofarma (Persero) Tbk pada tahun 2012,2013 dan 2014 dapat disajikan pada
Tabel di bawah ini.
Tabel Ringkasan Laporan Keuangan

PT Indofarma (Persero) Tbk
Tahun
Keterangan
2012
2013
2014
Aset
Rp 1.188.618.790.410 Rp 1.294.510.669.195 Rp 1.248.343.275.406
Liabilitas
Rp 538.516.613.422 Rp 703.717.301.306 Rp 656.380.082.912
Ekuitas
Rp 650.102.176.989 Rp 590.793.367.889 Rp 591.963.192.495
Laba/Rugi
Rp 83.308.894.982 Rp (32.306.089.208) Rp 46.344.316.460
Usaha
Sumber : data diolah dari laporan keuangan PT Indofarma (Persero) Tbk
Dari ringkasan laporan keuangan PT Indofarma (Persero) Tbk pada Tabel
di atas dapat diketahui jumlah aset, liabilitas dan ekuitas PT Indofarma (Persero)
Tbk mengalami fluktuasi. Sedangkan untuk jumlah laba/rugi PT Indofarma
(Persero) Tbk, pada tahun 2013 menderita kerugian dan pada tahun 2014 mendapat laba walaupun jumlah laba lebih kecil dibandingkan tahun 2012.

Alasan penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada PT Indofarma
(Persero) Tbk yang pertama berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor:
KEP-100/MBU/2002 BUMN non jasa keuangan terdiri dari BUMN yang bergerak dibidang infrastruktur dan non infrastruktur, BUMN infrastruktur terdiri
dari 18 perusahaan dan BUMN non infrastruktur terdiri dari 97 perusahaan. Dari
104

Analisis Rasio Keuangan Untuk Penilaian Kinerja Keuangan (Erni)

jumlah perusahaan tersebut baik infrastruktur maupun non infrastruktur tidak
semua perusahaan mencantumkan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia.
Alasan berikutnya yaitu, dari jumlah perusahaan yang mencantumkan laporan
keuangan di Bursa Efek Indonesia terdapat laporan keuangan perusahaan dari PT
Indofarma (Persero) Tbk yang mengalami fluktuasi pada jumlah asset, liabilitas
dan ekuitas serta pada tahun 2013 menderita kerugian dan pada tahun 2014
mendapat laba walaupun jumlah laba lebih kecil dibandingkan tahun 2012.
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan, penulis mengangkat
judul penelitian “Analisis Rasio Keuangan Untuk Penilaian Kinerja Keuangan
Pada PT Indofarma (Persero) Tbk (Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN
Nomor: KEP-100/MBU/2002)“.
Sehubungan dengan latar belakang diatas, rumusan masalah penelitian ini

adalah: “Bagaimana tingkat kesehatan keuangan pada PT Indofarma (Persero)
Tbk tahun 2012, 2013, dan 2014 berdasarkan rasio keuangan menurut Keputusan
Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002?”
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis tingkat
kesehatan keuangan pada PT Indofarma (Persero) Tbk tahun 2012, 2013, dan
2014 berdasarkan rasio keuangan menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik
Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002.
Kerangka Dasar Teori
Laporan Keuangan
Bagi para penganalisis, laporan keuangan merupakan media yang paling
penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Pada
tahap pertama seorang analisis tidak mampu melakukan pengamatan. Laporan
keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha
perusahaan dalam suatu periode dan arus dana (kas) perusahaan dalam periode
tertentu (Harahap, 2011:105).
Analisis Laporan Keuangan
Untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil yang
telah dicapai oleh perusahaan perlu adanya analisis terhadap laporan keuangan
dari perusahaan yang bersangkutan. Menurut Hanafi (2003: 5) menyatakan bahwa

analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui
tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan suatu
perusahaan.
Analisis Kinerja Keuangan BUMN sesuai KEPMEN BUMN
Menurut keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP100/MBU/2002, penilaian tingkat kesehatan BUMN berlaku bagi seluruh BUMN
non jasa keuangan maupun BUMN jasa keuangan kecuali persero terbuka dan
BUMN yang dibentuk dengan undang-undang tersendiri. BUMN non jasa
keuangan adalah BUMN yang bergerak dalam bidang usaha perbankan, asuransi,
jasa pembiayaan dan jasa penjamin. Aspek dan bobot nilai yang digunakan dalam
105

eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1, 2016: 103-115

penilaian tingkat kesehatan BUMN yaitu aspek keuangan, aspek operasional dan
aspek administrasi.
Penilaian tingkat kesehatan BUMN yang bergerak dibidang non jasa
keuangan dibedakan antara BUMN infrastruktur dan BUMN non infrastruktur.
Indikator yang dinilai menurut keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara
Nomor: KEP-100/MBU/2002.
Penilaian Kinerja Keuangan

Secara umum dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan adalah prestasi yang
dapat dicapai oleh perusahaan dibidang keuangan dalam suatu periode tertentu
yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan. Disisi lain kinerja keuangan
menggambarkan kekuatan struktur keuangan suatu perusahaan dan sejauh mana
aset yang tersedia untuk perusahaan sanggup meraih keuntungan. Mulyadi (2001:
416) penilaian kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan
suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,
visi dan misi organisasi yang tertuang dalam perumusan perencanaan strategi
(strategic planning) suatu organisasi.
Kerangka Konsep
Gambar Kerangka Pikir Penelitian
PT Indofarma (Persero) Tbk
Laporan Keuangan Tahun 2012-2014
1. Neraca
2. Laporan Laba Rugi
Analisis Rasio Keuangan
8 Indikator KEPMEN BUMN
No: KEP-100/MBU/2002

ROE


ROI

Cash
Ratio

Current
Ratio

Collection
Periods

Perputaran
Persediaan

TATO

Kinerja Keuangan Tahun 2012-2014
Tingkat Kesehatan Perusahaan dari Aspek Keuangan
KEPMEN BUMN No: KEP-100/MBU/2002

Sumber: data diolah, 2015
106

TMS terhadap
TA

Analisis Rasio Keuangan Untuk Penilaian Kinerja Keuangan (Erni)

Definisi Konsepsional
Penilaian kinerja merupakan suatu proses untuk menyediakan informasi
tentang sejauhmana suatu kegiatan tertentu tercapai, bagaimana perbedaan
pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih
diantara keduanya dan bagaimana tindak lanjut atas perbedaan tersebut.
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari
satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang menggambarkan kepada
penganalisis tentang baik buruknya keadaan posisi keuangan suatu badan usaha
terutama apabila angka rasio tersebut dapat dibandingkan dengan angka rasio
pembanding yang digunakan sebagai standar.
Metode Penelitian
Jenis Penelitian : Penelitian deskriptif kuantitatif.

Definisi Operasional
Variabel : Kinerja perusahaan.
Indikator
1. Rasio Profitabilitas
a. Return on Equity atau imbalan kepada pemegang saham,
b. Return on Investment atau imbalan investasi.
2. Rasio Likuiditas
c. Cash Ratio atau rasio kas,
d. Current Ratio atau rasio lancar.
3. Rasio Aktivitas
e. Collection Periods atau perputaran piutang,
f. Inventory Turn Over atau perputaran persediaan,
g. Total Asset Turn Over atau perputaran total asset.
4. Rasio Solvabilitas /Leverage
h. Rasio Total Modal Sendiri terhadap total asset.
Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian dilaksanakan melalui website Bursa Efek Indonesia (BEI) dan PT
Indofarma (Persero) Tbk. Subjek dalam penelitian ini adalah laporan keuangan
PT Indofarma (Persero) Tbk.
Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif dan data kuantitatif.
Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.
Teknik pengumpulan Data : Metode pengumpulan data sekunder.
Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif dengan menggunakan
metode penilaian tingkat kesehatan BUMN Non Jasa Keuangan menurut
keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002.
Dalam penilaian aspek keuangan ini, indikator yang dinilai dan masing-masing
bobotnya menurut keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP100/MBU/2002, berikut dapat dilihat pada Tabel .
107

eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1, 2016: 103-115

Tabel Daftar Indikator dan Bobot Aspek Keuangan
Indikator
Bobot Non Infrastruktur
Imbalan kepada pemegang saham (ROE)
20
Imbalan investasi (ROI)
15
Rasio Kas
5
Rasio Lancar
5
Collection periods
5
Perputaran persediaan
5
Perputaran total asset
5
Rasio modal sendiri terhadap total aktiva
10
Total Bobot
70
Sumber:Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor:KEP-100/MBU/2002
No.
1
2
3
4
5
6
7
8

1. Return On Equity (ROE)

2. Return On Investment (ROI)

3. Cash Ratio

4. Current Ratio

5. Collection Periods (CP)

6. Perputaran Persediaan (PP)

7. Total Asset Turn Over (TATO)

8. Rasio Total Modal Sendiri Terhadap Total Aset (TMS terhadap TA)

Tingkat kesehatan BUMN digolongkan menjadi :
1. Sehat, yang terdiri dari : AAA apabila total (TS) lebih besar dari 95, AA
apabila 80 < TS