Modul Adaptasi Perubahan Iklim API untuk
INSTRUKTUR
Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan Jenjang Penggalang (SMP) dan Penegak (SMA)
Plan International Indonesia
Modul Panduan Adaptasi Perubahan Iklim (API) untuk Pembina dan Instruktur
Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan Jenjang Penggalang (SMP) dan Penegak (SMA)
Penyunting:
Ari Mochamad
Tim Penyusun (sesuai abjad):
Adi Pamungkas Amin Magatani Barry Adhitya Mariana Pardede Muhammad Andrianto
Plan International Indonesia
Menara Duta Building 2nd Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-9 Kuningan, Jakarta Selatan 12910 Indonesia
©2016 Plan International Indonesia
Plan International
Indonesia adalah organisasi internasional pengembangan masyarakat dan kemanusiaan yang berpusat pada kesejahteraan anak, tidak berafiliasi dengan pemerintahan, sistem politik ataupun agama tertentu. Sponsorship anak adalah fondasi utama organisasi ini. Plan mengawali kegiatannya di Indonesia pada tahun 1969. Plan bekerja di Jawa dan Nusa Tenggara Timur dan mensponsori sekitar 40,000 anak Indonesia.
Pengantar Penyusun
Plan International Indonesia sejak beberapa tahun terakhir ini mengimplementasikan program Adaptasi Perubahan Iklim Berpusat pada Anak di Kabupaten Lembata dan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Melalui program ini Plan International berupaya untuk meningkatkan kemampuan adaptif anak-anak dalam menghadapi dampak (khususnya yang merugikan) akibat perubahan iklim yang terjadi di dua kabupaten tersebut.
Mengapa anak-anak penting untuk mendapatkan dukungan dalam meningkatkan kemampuan adaptif mereka terhadap perubahan iklim? Menempatkan posisi anak sebagai bagian sentral dalam program adaptasi ini bukan hanya sejalan dengan visi misi Plan International tetapi juga didasari oleh posisi mereka sebagai kelompok yang rentan perubahan iklim. Oleh karenanya anak-anak penting untuk ditingkatkan kemampuan adaptifnya melalui pengetahuan, pemahaman, keahlian dan pembelajaran dan praktek langsung serta penciptaan kondisi lainnya yang mendukung mereka untuk beradaptasi dari perubahan iklim.
Berdasarkan pengalaman Plan International pada kegiatan lainnya, anak-anak memiliki semangat/kemauan dan kemampuan – setelah dibekali pengetahuan dan kapasitas - untuk menyampaikan pesan-pesan kunci dan terlibat dalam kegiatan yang berpengaruh kepada lingkungan, sosial dan ekonomi. Demikian halnya dengan isu adaptasi perubahan iklim. Mereka diharapkan menjadi ‘penggerak’, tidak hanya bagi teman sebayanya tetapi juga bagi orang-orang di sekitar lingkungannya di mana mereka tinggal.
Salah satu pendekatan yang dipilih Plan International Indonesia untuk meningkatkan kemampuan beradaptasi mereka adalah melalui Pendidikan ekstrakurikuler wajib kepramukaan. Pendidikan esktrakurikuler Kepramukaan dipilih karena saat ini sudah menjadi kegiatan wajib yang harus dilaksanakan di semua sekolah sesuai keputusan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Hal ini selain memudahkan proses dalam mengenalkan pengetahuan dan keterampilan tentang adaptasi perubahan iklim, juga memberi kesempatan kepada anggota Salah satu pendekatan yang dipilih Plan International Indonesia untuk meningkatkan kemampuan beradaptasi mereka adalah melalui Pendidikan ekstrakurikuler wajib kepramukaan. Pendidikan esktrakurikuler Kepramukaan dipilih karena saat ini sudah menjadi kegiatan wajib yang harus dilaksanakan di semua sekolah sesuai keputusan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Hal ini selain memudahkan proses dalam mengenalkan pengetahuan dan keterampilan tentang adaptasi perubahan iklim, juga memberi kesempatan kepada anggota
Modul Panduan Adaptasi Perubahan Iklim (API) untuk Pembina dan Instruktur ini disusun agar bisa menjadi alternatif pedoman/panduan bagi Pembina dan instruktur untuk mengenalkan pengetahuan dan keterampilan tentang perubahan iklim kepada anggota gerakan Pramuka khususnya yang berada di Kwarcab Lembata dan Kwarcab Timor Tengah Utara.
Secara garis besar modul panduan ini terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama atau pendahuluan memfokuskan bagaimana memulai kegiatan dan tahapannya, kriteria keberhasilan peserta didik, penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler, kurikulum ekstrakurikuler API, pendekatan kegiatan kepramukaan, tanda ikut serta kegiatan (TISKA), pengenalan tentang SAKA KALPATARU, dan penilaian keberhasilan peserta didik.
Bagian kedua, memberikan informasi dan pengetahuan dasar tentang perubahan iklim. Dimulai dengan penjelasan perbedaan pengertian antara cuaca dan iklim, apa yang menyebabkan perubahan iklim? Dampak yang ditimbulkan oleh perubahan iklim, respon terhadap perubahan iklim melalui adaptasi dan mitigasi perubahan iklim beserta pilihan-pilihan kegiatan praktis keduanya. Selain itu bagian kedua juga berisi Rencana Pembelajaran untuk Penggalang (SMP) dan Penegak (SMA), sebagai satu contoh panduan melaksanakan kegiatan.
Bagian ketiga, berisi pilihan kegiatan untuk menyebarluaskan pengetahuan dan informasi terkait adaptasi perubahan iklim. Bagian ini mengajak para peserta didik untuk memfasilitasi dan menyebarkan pengetahuan dan keterampilan yang mereka dapatkan tentang perubahan iklim melalui kegiatan kepramukaan agar tersebarluas di masyarakat.
Bahan atau materi dari modul panduan ini, sebagian besar diadopsi dari Modul YUNGA ( Youth and United Nations Global Alliance) dan sumber yang relevan lainnya. Tentu saja masih banyak kekurangan di sana-sini, namun demikian kehadirannya dapat menjadi alternatif bagi gerakan kepramukaan di Indonesia dan pihak-pihak lainnya dalam mengenalkan pengetahuan dan keterampilan tentang adaptasi perubahan iklim.
Tim Penyusun
Pengantar
Plan International Indonesia
Modul Panduan Adaptasi Perubahan Iklim (API) ini diperuntukkan bagi Pembina dan Instruktur Pramuka. Kehadiran modul ini melengkapi beberapa dokumen serupa sebelumnya yang telah diterbitkan oleh Plan International Indonesia seperti Panduan untuk Fasilitator tentang Adaptasi Perubahan Iklim, yang bersifat umum dan terbuka untuk digunakan oleh siapa saja yang punya minat dan kesungguhan dalam mempromosikan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Plan juga pernah menerbitkan kumpulan praktek-praktek baik adaptasi perubahan iklim yang ada di Kabupaten Lembata dan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Media informasi cetak dan audio-visual mengenai perubahan iklim sebagai alat atau instrumen edukasi, juga menjadi perhatian yang Plan telah lakukan.
Khusus mengenai modul panduan ini, kami menyusunnya melalui serangkaian proses lokakarya, ujicoba dan diskusi-diskusi untuk mendapatkan pandangan dan input dari berbagai pihak yang ada di Kupang, Jakarta, Lembata dan TTU, yang dilakukan sejak bulan Mei – Juli 2016.
Secara khusus Plan International Indonesia mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada beberapa pihak atas dukungan yang diberikannya, seperti Kwarda Gerakan Pramuka Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Kwarcab Lembata, Kwarcab Timor Tengah Utara, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lembata, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten TTU. Demikian pula ucapan ini disampaikan kepada sekolah SMP dan SMA baik di Lembata dan Kefamenanu. yang bersedia menjadi lokasi ujicoba modul ini.
Terakhir kami ingin sampaikan terima kasih kepada pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan modul ini. Berharap modul panduan ini dapat memperkaya referensi untuk mengimplementasikan kegiatan adaptasi perubahan iklim di Indonesia.
SAMBUTAN KETUA KWARDA GERAKAN PRAMUKA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR (NTT)
Fenomena perubahan iklim merupakan sebuah keniscayaan yang bisa dilihat dan dirasakan langsung dampaknya oleh semua manusia di berbagai belahan dunia termasuk oleh masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa wilayah di NTT mengalami kekeringan panjang sehingga masyarakat mengalami gagal tanam maupun gagal panen. Hal ini secara langsung akan berpengaruh terhadap ketahanan pangan masyarakat yang terkena dampak langsung perubahan iklim tersebut. Kondisi hampir sama juga dialami para nelayan, dimana mereka terpaksa tidak bisa menangkap ikan karena cuaca buruk yang berkepanjangan.
Perubahan iklim terjadi baik karena aktifitas manusia maupun oleh faktor alam. Aktifitas manusia di berbagai sektor kehidupan diyakini jauh lebih besar dampaknya dalam mempercepat perubahan iklim global ketimbang faktor alam itu sendiri. Hal ini karena aktifitas industri, eksploitasi sumberdaya alam, aktifitas pertanian, peternakan, transportasi dan sebagainya menghasilkan emisi gas karbon yang pada akhirnya memicu terjadinya pemanasan global.
Untuk mengurangi dampak perubahan iklim di masa yang akan datang maka semua pihak harus bisa mengambil peran, termasuk dalam mengubah pola pikir dan perilaku manusia melalui dunia pendidikan. Dalam konteks ini keberadaan Gerakan Pramuka menjadi sangat strategis. Dengan memberikan pengetahuan dan ketrampilan sejak dini kepada anggota Gerakan Pramuka diharapkan bisa memberikan sumbangan dalam menangani berbagai dampak perubahan iklim baik melalui kegiatan mitigasi maupun kegiatan adaptasi.
Gerakan Pramuka Kwarda Nusa Tenggara Timur menyambut baik diterbitkannya Modul Panduan Adaptasi Perubahan Iklim untuk Pembina dan Instruktur Pramuka Tingkat Penggalang dan Penegak yang difasilitasi oleh Plan International ini. Modul panduan ini diharapkan bisa menjadi salah satu sumber rujukan bagi segenap Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan tentang Gerakan Pramuka Kwarda Nusa Tenggara Timur menyambut baik diterbitkannya Modul Panduan Adaptasi Perubahan Iklim untuk Pembina dan Instruktur Pramuka Tingkat Penggalang dan Penegak yang difasilitasi oleh Plan International ini. Modul panduan ini diharapkan bisa menjadi salah satu sumber rujukan bagi segenap Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan tentang
iklim bisa mengembangkan kreatifitasnya dalam menyampaikan materi- materi terkait sesuai dengan latarbelakang pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya. Kami juga berharap para Pembina dan Instruktur Pramuka yang terlibat dalam pelatihan-pelatihan tentang perubahan iklim terus menambah pengetahuan dan membekali diri dengan keterampilan-keterampilan yang relevan tentang perubahan iklim sekaligus melakukan eksperimen- eksperiman sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
materi-materi
perubahan
Kami mengucapkan terimakasih dan apresiasi kepada semua pihak yang turut terlibat dalam proses penyusunan Modul API ini baik kakak Pembina Gerakan Pramuka Kwarcab Lembata, Kwarcab Timor Tengah Utara, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, Plan International, PMPB, CIS Timor, dan pihak-pihak lainnya tanpa terkecuali. Berharap ihtiar ini bisa memberikan manfaat bagi masyarakat NTT khususnya baik hari ini maupun di masa yang akan datang.
Kupang, Juni 2016
Ketua Kwarda Pramuka Provinsi Nusa Tenggara Timur
Daftar Gambar dan Tabel
Tabel 1 : Kejadian Kekeringan di Indonesia Periode 1815- 2011 64 Tabel 2 : Proyeksi luas daratan pantai yang hilang akibat
naiknya permukaan air laut di Provinsi NTT 2010-
20100 ….……………………………………………………………… 65 Tabel 3 : Neraca Ketersediaan air di musim kemarau periode 2003 dan 2020 …………………………………………………….. 66 Tabel 4 : Ringkasan Dampak Perubahan Iklim di berbagai Sektor …………………………………………………………………. 70 Gambar 1 : Proses terjadinya efek rumah kaca ………………………… 45
Gambar 2 : Kejadian Bencana dan Korban Meninggal Periode …… 1815-2011 ………………………………………………………….. 71
Bagian
Pertama
Kita tidak mewarisi bumi ini dari nenek moyang kita, kita meminjamnya dari anak-anak kita.
– Peribahasa Amerika-
Sebelum Memulai Kegiatan
Bagaimana Menggunakan Buku Panduan ini?
Buku panduan ini dikembangkan untuk digunakan oleh pembina ataupun instruktur (fasilitator pendamping) yang memenuhi kriteria dalam mendampingi kegiatan ekstrakurikuler adaptasi perubahan iklim. Kegiatan ekstrakurikuler adaptasi perubahan iklim ini diperuntukkan bagi peserta didik tingkat SMP (Penggalang) dan SMA (Penegak) melalui kegiatan ekstrakurikuler wajib Pramuka untuk membuka wawasan dan membangun keterampilan dalam mendukung adaptasi perubahan iklim, sehingga diharapkan peserta didik mampu berkontribusi dalam menyelamatkan bumi dari ancaman dan dampak perubahan iklim. Sesuai prinsip kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan-kegiatan yang disajikan dalam buku ini praktiknya mengedepankan keterlibatan aktif peserta didik, menyenangkan dan bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat.
Buku ini terdiri dari tiga bagian dengan kekhususan pembahasan di masing-masing bagian, yaitu:
Bagian pertama ; menyediakan informasi mengenai kriteria ketuntasan peserta didik dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler adaptasi perubahan iklim dan penilaiannya dan bagaimana pendidikan perubahan iklim akan dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler wajib Kepramukaan disertai kurikulumnya.
Bagian kedua ; menyediakan informasi dasar tentang perubahan iklim, mengapa terjadi perubahan iklim, dampak perubahan iklim dan alternatif tindakan untuk menggurangi dampak perubahan iklim. Bagian ini juga menyediakan contoh rencana pembelajaran adaptasi perubahan iklim untuk jenjang Penggalang (SMP) dan Penegak (SMA)
Bagian ketiga ; menyediakan informasi pilihan-pilihan aktifitas untuk merayakan ketuntasan pembelajaran dan penyebarluasan informasi perubahan iklim hasil kegiatan ekstrakurikuler.
Apakah Pembina dan Instruktur Harus
Ahli Perubahan Iklim?
Pembina dan Instruktur kegiatan ekstrakurikuler tidak harus seorang ahli pada bidang klimatologi dan meteorologi, tidak harus juga berlatar- belakang ilmu lingkungan atau kebencanaan. Siapapun dan dengan latar- belakang pengetahuan mampu berkontribusi secara positif untuk turut
dalam mencegah ancaman dan dampak perubahan iklim. Namun akan
sangat bermanfaat apabila kita mengetahui dan memahami informasi dasar mengenai perubahan iklim dan adaptasi perubahan iklim, baik dari modul panduan ini maupun dari sumber-sumber lainnya, agar pilihan solusinya didasari oleh sebab dan akibat dari munculnya fenomena perubahan iklim.
Berapa lama kegiatan ekstrakurikuler API ini dikenalkan sebenarnya tergantung minat dan pengetahuan peserta didik terhadap perubahan iklim dan adaptasi perubahan iklim yang telah diajarkan melalui beragam mata pelajaran dan informasi dari media massa. Sedangkan durasi kegiatan yang tersedia dalam panduan ini, terdiri dari 12 kegiatan yang perlu diselesaikan,
membutuhkan waktu selama satu semester.
Beban belajar yang terdiri tatap muka, penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri menggunakan sistem paket dengan pertimbangan
menyesuaikan kebutuhan dan target kompetensi yang ingin dicapai. Namun untuk kegiatan mandiri dan penugasan, beban bagi SMP sebesar
50% dan SMA 60%. Kegiatan mandiri dan penugasan dapat beragam,
namun dapat diarahkan dalam bentuk kegiatan observasi dan penelitian sederhana.
Tahapan ketuntasan kegiatan ekstrakurikuler API
Contoh-contoh aktifitas dalam panduan ini disusun secara sederhana untuk memudahkan pembina dan instruktur pendamping bersama peserta didik menuntaskan kegiatan ekstrakurikuler. Terdapat 6 (enam) tema adaptasi, 1 tema selebrasi dan 1 tema diseminasi/penyebarluasan yang ditempatkan menjadi
1 paket dalam kegiatan ekstrakurikuler API ini. Untuk menjadi syarat ketuntasan kegiatan ekstrakurikuler API, setiap peserta didik perlu menyelesaikan 12 aktivitas plus 2 kegiatan selebrasi dan penyebarluasan informasi seperti dalam gambar di bawah ini:
Tema 1: Kesehatan
Menyelesaikan Aktifitas GKA-1/TKA-1 DAN GKA-2/TKA-2
Tema 2: Sumber Daya Air
Menyelesaikan Aktifitas GKA-3/ TKA-3 DAN GKA-4/ TKA-4
Tema 3: Ekosistem dan Lingkungan
Menyelesaikan Aktifitas GKA-5/ TKA-5 DAN GKA-6/ GKA-6
Tema 4: Pertanian
Menyelesaikan Aktifitas GKA-7/ TKA-7 DAN GKA-8/ PKA-8
Tema 5: Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Menyelesaikan Aktifitas GKA-9/ TKA-9 DAN GKA-10/ TKA-10
Tema 6: Infrastruktur dan Permukiman
Menyelesaikan Aktifitas GKA-11/ TKA-11 DAN GKA-12/ TKA-
(Fasilitasi?) Rayakan dan Sebarkan!
Menyelesaikan 1 Aktifitas pilihan dari RP-13 sampai RP-17
dan SP-13 sampai SP-17
Selesai
Setiap peserta didik berhak mendapatkan Tanda Kecakapan Khusus (TKK) Krida Adaptasi Perubahan Iklim/TISKA (Tanda Ikut
Serta Kegiatan)
Kriteria Keberhasilan Peserta didik
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, bakat, potensi dan minat peserta didik melalui kegiatan secara khusus yang diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berwenang di sekolah. Kriteria keberhasilan peserta didik mengacu kepada standar kompetensi kelulusan siswa kurikulum 2013 yang terdiri dari tiga aspek, yaitu:
Sikap: Memiliki [melalui menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, mengamalkan] perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia [jujur, santun, peduli, disiplin, demokratis, patriotik], percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan dirinya sebagai calon agen perubahan untuk adaptasi perubahan iklim.
Keterampilan: Memiliki [melalui mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, mencipta dan menyajikan] kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah Keterampilan: Memiliki [melalui mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, mencipta dan menyajikan] kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah
Pengetahuan: Memiliki [melalui mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi] pengetahuan prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian serta tindakan yang dapat dilakukan untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim.
Dalam panduan ini, terdapat lima komponen perilaku yang akan dicapai oleh peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler, ke-lima komponen perilaku tersebut disandingkan dengan tiga kriteria keberhasilan siswa untuk mendapatkan kriteria keberhasilan peserta didik khusus dalam kegiatan adaptasi perubahan iklim, yaitu:
Aspek Perilaku
Komponen
Aspek Sikap
Aspek
Pengetahuan Kerjasama
Keterampilan
Percaya diri, saling Terampil untuk
Mengetahui dan
Tim
menghargai dan
mencoba sesuatu memahami
pentingnya sesuai tugas dalam mengembangkan kebersamaan kelompok
bertanggungjawab dan
perubahan iklim
kemampuan yang baru secara adaptif secara bersama-sama
bersama-sama
Kreatifitas
Memiliki sikap
Terampil untuk
Memahami dan
positif dalam
menalar dan
imajinasi positif
perubahan iklim
kreatifitas
melalui karya-
menggunakan
perubahan iklim
karya kreatif
kreatifitas dan
melalui kegiatan-
imajinasi akan
kegiatan kreatif
dampak perubahan iklim di masa datang
Observasi
Menghargai dan
Terampil untuk
Mengetahui dan
(Kesadaran
peduli terhadap
menanya dan
memahami
lingkungan
lingkungan sekitar menalar fakta
kondisi
sekitar)
sebagai modal
sosial dan alam di lingkungan dan
perilaku adaptif
sekitar
masyarakat masyarakat
Penelitian
Menghargai,
Terampil berpikir
Memahami dan
menghayati dan
efektif dan
menerapkan
bertanggung
mengolah hasil
teknik-teknik
jawab dalam
penelitian maupun penelitian dan
melaksanakan
hasil karya kreatif menganalisis
penelitian sesuai
dampak
etika penelitian
perubahan iklim
sosial.
dan pilihan adaptasinya.
Presentasi
Percaya diri
Terampil untuk
Menerapkan
menyajikan
menyajikan hasil
pengetahuan/
presentasi,
penelitian maupun teknologi/seni/
menghargai dan
hasil karya kreatif budaya dalam
dapat menerima
untuk adaptasi
rangka adaptasi
perbedaan
perubahan iklim.
perubahan iklim.
pendapat orang lain
Penting diingat oleh Pembina Pramuka dan Instruktur sebelum memulai kegiatan
Panduan kegiatan ekstrakurikuler ini didesain untuk mendukung pembina dan instruktur pendamping dalam melaksanakan serangkaian aktifitas menuju ketuntasan kegiatan ekstrakurikuler API. Variasi aktifitas yang mendorong peserta didik untuk melakukan eksplorasi lingkungan sekitarnya tetap diutamakan. Pemahaman terhadap lingkungannya dengan baik, berpotensi untuk dioptimalkan sebagai langkah/upaya untuk mengurangi dampak merugikan akibat perubahan iklim. Namun, pembina dan instruktur pendamping sebelumnya harus memastikan lokasi aktifitas dan peralatan yang akan digunakan sesuai dengan usia dan aman .
Silahkan rencanakan dengan detail dan teliti serta ikutsertakan tenaga pendidik lain, komite sekolah dan orang tua atau orang dewasa di sekitar lokasi target kegiatan, terutama lokasi dekat dengan air dan menggunakan perlengkapan benda tajam/ tenaga Silahkan rencanakan dengan detail dan teliti serta ikutsertakan tenaga pendidik lain, komite sekolah dan orang tua atau orang dewasa di sekitar lokasi target kegiatan, terutama lokasi dekat dengan air dan menggunakan perlengkapan benda tajam/ tenaga
Perlu diberitahukan kepada peserta didik
√ Cuci tangan sebelum dan sesudah aktivitas,
terutama saat menggunakan peralatan
mengandung zat kimia seperti cat dan lem
√ Menggunakan baju dan membawa perlengkapan yang sesuai dengan arahan pembina
atau instruktur pendamping
√ Berhati-hati dan mendengarkan arahan pembina atau instruktur pendamping saat menggunakan benda tajam dan benda listrik √ Jika mengambil foto untuk dokumentasi, pastikan mendapat izin dari orang bersangkutan
dan didampingi oleh pembina atau instruktur
√ Jika beraktivitas di alam terbuka, terutama hutan, pastikan peserta didik memahami untuk tidak merusak dan meninggalkan sampah
Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakurikuler
Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3, pengembangan potensi peserta didik sebagaimana dimaksud dalam tujuan pendidikan nasional dapat diwujudkan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan salah satu kegiatan dalam program kurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler adalah program kurikuler yang alokasi waktunya tidak ditetapkan dalam kurikulum. Jelasnya bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan perangkat operasional ( supplement dan complements) kurikulum, yang perlu disusun dan Kegiatan ekstrakurikuler adalah program kurikuler yang alokasi waktunya tidak ditetapkan dalam kurikulum. Jelasnya bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan perangkat operasional ( supplement dan complements) kurikulum, yang perlu disusun dan
Sedangkan definisi operasional kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan kurikulum dan dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan peserta didik yang lebih luas atau di luar minat yang dikembangkan oleh kurikulum. Berdasarkan definisi tersebut, maka kegiatan di sekolah atau pun di luar sekolah yang terkait dengan tugas belajar suatu mata pelajaran bukanlah kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan Ekstrakurikuler diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan memiliki fungsi pengembangan, sosial, rekreatif, dan persiapan karir.
a. Fungsi pengembangan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mendukung perkembangan personal peserta didik melalui perluasan minat, pengembangan potensi, dan pemberian kesempatan untuk pembentukan karakter dan pelatihan kepemimpinan.
b. Fungsi sosial, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik. Kompetensi sosial dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperluas pengalaman sosial, praktek keterampilan sosial, dan internalisasi nilai moral dan nilai sosial.
c. Fungsi rekreatif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dalam suasana rileks, menggembirakan, dan menyenangkan sehingga menunjang proses perkembangan peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat menjadikan kehidupan atau atmosfer sekolah lebih menantang dan lebih menarik bagi peserta didik.
d. Fungsi persiapan karir, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik melalui pengembangan kapasitas.
Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dikembangkan dengan prinsip-prinsip; bersifat individual, bersifat pilihan, keterlibatan aktif, menyenangkan, membangun etos kerja, dan kemanfaatan sosial.
Kegiatan ekstrakurikuler dapat diselenggarakan dalam berbagai bentuk, yaitu:
1. Individual; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh peserta didik secara perorangan.
2. Kelompok; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh kelompok-kelompok peserta didik.
3. Klasikal; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh peserta didik dalam satu kelas.
4. Gabungan; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh peserta didik antar kelas.
5. Lapangan; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar sekolah atau kegiatan lapangan.
Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali bagi peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut.
Kepramukaan dalam Kurikulum Nasional 2013 termasuk dalam ekstrakurikuler wajib (dalam bentuk Krida) yang berarti harus diikuti oleh seluruh peserta didik dari tingkat dasar hingga menengah atas, terkecuali bagi peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Dalam pelaksananannya dapat bekerjasama dengan organisasi kepramukaan setempat/terdekat.
Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat dinamis, perlu dilakukan kajian dan penyesuaian secara rutin. Evaluasi ekstrakurikuler dapat diadakan setiap semester oleh satuan pendidikan bersama pembina Pramuka dan organsiasi Pramuka setempat/terdekat, sehingga
panduan kegiatan ekstrakurikuler di setiap satuan pendidikan.
dapat
menyempurnakan
Tiga Model Pelaksanaan Ekstrakurikuler Wajib Kepramukaan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah maka kegiatan kepramukaan harus dilaksanakan di dua jenjang pendidikan tersebut.
Merujuk pada pasal 3 Peraturan Menteri tersebut pendidikan kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib dilaksanakan dengan menggunakan tiga model yaitu Model Blok, Model Aktualisasi, dan Model Reguler. Masing-masing model pelaksanaan kepramukaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Model Blok
Model Blok adalah pola kegiatan ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan yang diselenggarakan setahun sekali, yakni pada awal tahun ajaran baru. Lebih tepatnya disisipkan pada kegiatan Masa Orientasi Sekolah dimana Model Blok Ini bersifat wajib diselenggarakan setahun sekali, berlaku bagi seluruh peserta didik, terjadwal, dan diberikan penilaian umum. Karakteristik dari penerapan Model Blok ini, peserta didik tidak diwajibkan memakai seragam pramuka dan dipegang langsung oleh guru bidang studi bersangkutan dengan dibantu oleh pembina Pramuka.
2. Model Aktualisasi
Model Aktualisasi adalah pola kegiatan ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan dalam bentuk penerapan sikap dan keterampilan yang dipelajari di dalam kelas yang dilaksanakan dalam kegiatan kepramukaan secara Model Aktualisasi adalah pola kegiatan ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan dalam bentuk penerapan sikap dan keterampilan yang dipelajari di dalam kelas yang dilaksanakan dalam kegiatan kepramukaan secara
Kegiatan kepramukaan melalui model aktualisasi ini bertujuan untuk: (1). Pengenalan pendidikan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang kepada seluruh peserta didik; (2). Sebagai media aktualisasi kompetensi dasar mata pelajaran yang relevan dengan metode dan prinsip dasar kepramukaan; dan (3). Untuk meningkatkan kompetensi (nilai-nilai dan keterampilan) peserta didik yang sejalan dan sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, melalui: Aplikasi Tri Satya dan Dasa Darma bagi peserta didik.
3. Model Reguler
Model Reguler adalah kegiatan sukarela berbasis minat peserta didik yang dilaksanakan di Gugus Depan oleh siswa yang berminat mengikuti kegiatan gerakan Pramuka; Pelaksanaan kegiatan sepenuhnya dikelola dan diatur oleh gugus depan Pramuka pada satuan pendidikan.
Tanda Ikut Serta Kegiatan (TISKA) dan Tanda Kecakapan Khusus (TKK)
TISKA merupakan salah satu mekanisme yang bisa ditempuh oleh anggota Pramuka ditingkat Penggalang dan Penegak bahwa anggota Pramuka yang bersangkutan telah mengikuti kegiatan TISKA merupakan salah satu mekanisme yang bisa ditempuh oleh anggota Pramuka ditingkat Penggalang dan Penegak bahwa anggota Pramuka yang bersangkutan telah mengikuti kegiatan
Mekanisme pemberian TISKA bagi anggota Pramuka yang mengikuti kegiatan adaptasi perubahan iklim secara rutin ini perlu dipertimbangkan mengingat keberadaan SAKA KALPATARU belum ada di semua Kwarda, termasuk di Kwarcab Lembata dan Kwarcab Timor Tengah Utara. Sehingga anggota Pramuka dari masing- masing gugus depan bisa mendapatkan TISKA melalui kwarcab masing-masing yang difasilitasi oleh para pembina/Instruktur.
Lalu syarat apa yang harus ditempuh bila anggota Pramuka ingin mendapatkan TISKA? Kegiatan yang disediakan melalui modul panduan ini bisa menjadi pertimbangan bagi seorang anggota Pramuka untuk mendapatkan TISKA. Merujuk pada penjelasan di tahapan ketuntasan belajar peserta didik sebelumnya, maka seorang peserta didik dinyatakan tuntas bila sudah mengikuti 12 kegiatan wajib dan 2 kegiatan pilihan yang ada dalam modul panduan ini. Namun demikian karena lazimnya TISKA bisa didapatkan setelah anggota gerakan pramuka bisa mengikuti kegiatan 60% - 80% kegiatan, TISKA tentang adaptasi perubahan iklim ini bisa didapatkan setelah anggota Pramuka mengikuti 8 kegiatan wajib dan 2 kegiatan pilihan.
Sebagai gambaran, seorang anggota Pramuka bisa mengikuti kegiatan secara rutin merujuk pada PKA/AKA 1-12 (wajib) dan kegiatan pilihannya RP 11 – 15 dan SP 11 - 15 yang disediakan pada bagian dua modul panduan ini. Dengan demikian kegiatan yang harus diikuti adalah 10 tema kegiatan ditambah 2 kegiatan pilihan = 10 tema x 2 – 5 jam pelajaran. Minimal kegiatan yang harus diikuti adalah 24 jam pelajaran atau jika bisa mengikuti kegiatan seluruhnya adalah 60 jam pelajaran.
Bila durasi kegiatan selama 24 jam pelajaran, maka kegiatan ini bisa disatukan dalam paket kegiatan Perjusami (Perkemahan Jumat Sabtu dan Minggu) Pramuka dengan topik mengenal dan memahami adaptasi perubahan iklim. Atau kalau kegiatannya berupa Persami (Perkemahan Sabtu Minggu) bisa dilakukan secara penuh dari pagi sampai malam.
Adapun jenis TISKA yang bisa dikeluarkan kepada peserta didik tersebut tinggal disesuaikan dengan kekhususan pengetahuan atau keterampilan yang dipelajari. Ini bisa juga merujuk pada badge/lencana yang dikembangkan oleh Modul YUNGA.
Bagaimana dengan model SKK/TKK? Model SKK/TKK bisa dimasukkan dalam latihan atau ekstrakurikuler wajib kepramukaan sesuai dengan program latihan mereka. Jika di suatu Kwarda atau Kwarcab belum berdiri SAKA KALPATARU, maka TKK dari SAKA ini bisa diberikan dan diujikan oleh pembina Pramuka di gugus depan (Gudep) yang bersangkutan tanpa harus mengikuti kegiatan rutin Saka-nya. Jadi dibalik kalau sudah punya TKK yang berhubungan dengan ke-saka-an, maka seorang anggota Pramuka yang sudah punya TKK ini kalau punya keinginan untuk bergabung dalam kegiatan latihan di suatu Saka, tinggal lapor ke pamong Saka bahwa dia sudah memiliki kualifikasi tertentu dengan menunjukkan bukti TKK yang dia miliki.
Satuan Karya Kalpataru
Satuan Karya Pramuka atau disingkat Saka merupakan terobosan Gerakan Pramuka dalam menyediakan wadah bagi anggota pramuka usia 16-25 tahun (Penegak dan Pandega) dalam mendalami pengetahuan dan keterampilan khusus terkait isu-isu tertentu dan tentunya disamping keterampilan dan pengetahuan tentang kepramukaan pada umumnya.
Saka Kalpataru adalah salah satu Satuan Karya Pramuka di Gerakan Pramuka yang khusus bergerak dalam bidang cinta lingkungan hidup. Saka yang dibentuk atas kerjasama antara Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dengan Kementerian
Lingkungan Hidup ini menekankan pada isu lingkungan, pengelolaan sampah, perubahan iklim dan konservasi keanekaragaman hayati. Tujuan akhir Saka Kalpataru adalah membentuk generasi muda yang ramah pada lingkungan hidup fokus pada peningkatan (1) pengetahuan, (2) pengalaman, (3) keterampilan, (4) kecakapan, dan (5) kepemimpinan.
Kerjasama pembentukan Saka Kalpataru ini disahkan dalam Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka di Kupang Nusa Tenggara Timur melalui Surat Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka nomor: 13/Munas/2013 tanggal 5 Desember 2013 yang merupakan tindak lanjut dari kesepakatan bersama antara Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia dengan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang ditandatangani tanggal 20 November 2011 dalam dokumen kesepakatan bersama antara Menteri Negara Lingkungan Hidup dengan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 17/MENLH/11/2011 dan No. 014/PK- MoU/11/2011 tentang Pelaksanaan Program dan Kegiatan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Kesepakatan tersebut menjadi implementasi dari Undang-undang nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Undang-undang nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, serta Undang-undang nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka.
Sebagaimana layaknya Satuan Karya Pramuka lainnya, para anggota akan dikelompokkan dalam krida-krida yang mengkhususkan pada materi tertentu. Setiap Krida memiliki Syarat Kecakapan Khusus (SKK) untuk memperoleh Tanda Kecakapan Khusus Kelompok Kesatuan karyaan. Krida dan SKK dalam Saka Kalpataru terdiri atas :
1) Krida 3R (Reuse, Reduce, Recycle) dengan tiga SKK yaitu
SKK Komposting, SKK Daur Ulang dan SKK Bank Sampah.
2) Krida Perubahan Iklim dengan tiga SKK yaitu SKK Hemat Air, SKK Hemat Energi Listrik dan SKK Transportasi Hijau.
3) Krida Konservasi Keanekaragaman Hayati dengan tiga SKK yaitu SKK Pelestarian Sumber Daya Genetik, SKK Pelestarian Ekosistem dan SKK Jasa Lingkungan.
Aktor Perubahan (Fokus strategi Perubahan Perilaku yang Adaptif)
Melalui kegiatan ekstrakurikuler API ini, kita akan menyasar generasi muda untuk mendukung mereka menjadi aktor perubahan sejak muda, sehingga diharapkan mampu mempersiapkan masa depan dengan lebih baik dan membangun kepercayaan diri bahwa mereka dapat membuat perubahan. Rencana menjadikan mereka aktor perubahan ini salah satunya dengan mengembangkan perubahan perilaku yang dapat bertahan hingga dewasa. Karena banyak permasalahan sosial dan lingkungan sebagai akibat dari sikap dan perilaku yang tidak sehat. Banyak orang membutuhkan perilaku yang adaptif, bukan hanya dalam program kegiatan ekstrakurikuler API ini, tetapi sepanjang rentang kehidupan mereka. Sehingga membutuhkan lebih dari sekedar program membangun kesadaran, namun ditambah dengan memberikan nilai-nilai, sikap dan keterampilan.
Apa yang dapat kita lakukan?
Ada beberapa tindakan yang selama ini dipercaya dapat mempromosikan perubahan perilaku untuk jangka panjang yang juga dipromosikan dalam panduan ini, yaitu:
Fokus pada perilaku yang spesifik dan bisa dicapai oleh peserta didik
Memprioritaskan aktifitas yang sederhana dan spesifik untuk perubahan perilaku. Misalnya hemat air saat cuci tangan dan mandi.
Membiasakan perencanaan dan pemberdayaan
Mengajak anak-anak ke dalam perencanaan perubahan, salah satunya dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk memilih kegiatan yang disukai dan mendampingi mereka untuk membuat perencanaan aktifitas.
Mengkaji perilaku saat ini dan menghilangkan hambatan Mendorong peserta didik untuk merubah perilaku saat ini dan
apa saja pilihan untuk merubahnya. Mungkin akan banyak alasan dilontarkan sebagai penyebab perilaku saat ini. Ajak mereka mendiskusikan secara terbuka alasan-alasan tersebut dan bagaimana sesama mereka mencari solusinya.
Praktikkan keterampilan
Terbiasa makan sayur? Sayur jenis apa saja? Coba ajak mereka identifikasi jenis-jenis sayur tersebut, cari tahu bagaimana tumbuhan itu bisa tumbuh di daerah mereka, coba membeli bibit dan menanamnya di sekolah dan di rumah. Ajak untuk beranikan diri melakukan eksperimen. Hal ini juga berlaku untuk tema lainnya, kesehatan, sumberdaya air, infrastruktur dan permukiman, adaptasi pesisir serta tema ekosistem dan lingkungan. Terus lakukan sampai terbiasa dan mendapatkan manfaatnya.
Jalan-jalan!
Kepedulian biasanya dimulai dengan mengetahui secara pasti apa yang terjadi. Apa yang sudah terjadi akibat perubahan iklim? Cobalah ajak dan temani untuk melakukan perjalanan ringan, di sekitar kita, di pesisir, di kebun. Ajak berkumpul dengan nelayan, kurangi waktu menggunakan telepon genggam dan televisi. Dengan begitu dapat membangun rasa tanggungjawab terhadap lingkungan alam dan sosial di sekitar mereka.
Ajak keluarga, teman dan lainnya
Kalau bisa mengajak satu anak muda melakukan perubahan perilaku, kenapa tidak dengan keluarga, teman dan tetangganya? Sebarkan seruan untuk perubahan perilaku dengan mengajak keluarga, teman dan tetangga bergabung dalam sebuah sesi bercerita apa yang baru saja dipelajari walaupun masih berupa tindakan kecil. Jika ingin mendapatkan efek lebih besar, undanglah pejabat dan anggota dewan untuk ikut mendengarkan anak-anak.
Membuat komitmen publik
Kebanyakan orang mau melakukan sesuatu jika mereka menyatakan setuju melakukannya di hadapan publik, atau secara tertulis. Bisa kita coba lakukan saat presentasi di hadapan publik.
Catat dan ikuti perubahan serta rayakan capaian
Perubahan perilaku adalah kerja keras. Lakukan pencatatan setiap perubahan walau sekecil apapun dan tidak ada salahnya memberi penghargaan sederhana atas perubahan perilaku tersebut.
Anda contohnya!
Peserta didik, anak-anak dan generasi muda melihat dan mencontoh Anda. Mereka menghargai Anda, terpesona dengan cara Anda mengajar dan mereka seringkali berusaha melakukan sesuatu agar Anda kagum terhadap mereka. Maka tentu perilaku Anda adalah kunci utama perubahan perilaku mereka. Ingat peribahasa ini, guru kencing berdiri, murid kencing berlari !
Kurikulum Kegiatan Ekstrakurikuler API
Kurikulum ekstrakurikuler API dikembangkan berdasarkan tema- tema yang diharapkan memudahkan peserta didik untuk mengetahui, memahami dan mempraktikkan pilihan-pilihan tindakan untuk adaptasi perubahan iklim. Setiap tema memiliki kompetensi dan diwakili oleh contoh pilihan-pilihan kegiatan yang secara detail dibahas di Bagian Ketiga buku ini.
Setiap tema dapat diselesaikan oleh peserta didik setelah menuntaskan 1 paket kegiatan. Struktur kurikulum kegiatan ekstrakurikuler disajikan dalam tabel di bawal ini:
Jenjang SMP/ Penggalang Tema Adaptasi
Aktifitas
Kompetensi
- Mampu menjelaskan
konsep dan pengertian Perubahan iklim (PI) dan
Aktifitas Kode GKA.1
API dan hubungannya dengan kesehatan
- Mampu menjelaskan jenis-
Kesehatan
jenis penyakit akibat perubahan iklim dan penyakit akibat PI
- Mampu mempraktikkan dan menjelaskan kegiatan - Mampu mempraktikkan dan menjelaskan kegiatan
Aktifitas Kode GKA.2
- Mampu menjelaskan kepada teman dan
keluarga untuk berperilaku hidup bersih dan sehat
- Mampu menjelaskan
konsep dan pengertian PI dan API dan hubungannya
Aktifitas Kode GKA.3
dengan kebutuhan air bersih
Sumberdaya Air
- Mampu menjelaskan pentingnya hemat air
- Mampu mempraktikkan dan menjelaskan cara
menghemat air
Aktifitas Kode GKA.4
- Mampu menjelaskan kepada teman dan keluarga urgensi untuk menghemat air
- Mampu menjelaskan
Aktifitas Kode GKA.5
pengertian PI dan API - Mampu menjelaskan
dampak PI terhadap ekosistem dan lingkungan
Ekosistem
- Mampu menjelaskan
dan
hubungan PI dengan
kejadian bencana
Lingkungan
- Mampu menjelaskan
Aktifitas Kode GKA.6
kepada teman dan adaptasi perubahan iklim
terkait ekosistem dan lingkungan
- Mampu menjelaskan
pengertian PI dan API
Aktifitas Kode GKA.7
- Mampu menjelaskan
dampak PI dan pertanian - Mampu mempraktikkan
Pertanian
dan menjelaskan cara sederhana bercocok tanam
Aktifitas Kode GKA.8
adaptif - Mampu menjelaskan
kepada teman dan keluarga untuk bercocok tanam adaptif
- Mampu menjelaskan
konsep dan pengertian PI dan API dan hubungannya
Aktifitas Kode GKA.9
dengan kenaikan muka air laut
Wilayah Pesisir
- Mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab - Mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab
kenaikan air laut
Aktifitas Kode GKA.10
- Mampu menjelaskan
Pulau-Pulau Kecil
pengertian dampak kenaikan muka air laut
(dampak fisik dan sosial) - Mampu menjelaskan kepada teman dan keluarga untuk mengetahui penyebab dan dampak kenaikan muka air laut
- Mampu menjelaskan
konsep dan pengertian PI dan API dan hubungannya
Aktifitas Kode GKA.11
dengan infrastruktur dan permukiman
Infrastruktur dan
- Mampu menjelaskan
Permukiman
faktor-faktor dampak perubahan iklim bagi permukiman dan infrastruktur
Aktifitas Kode GKA.12
- Mampu menjelaskan adaptasi yang dilakukan
terkait perubahan iklim dan dampaknya bagi permukiman
- Mampu menjelaskan adaptasi yang dilakukan terkait perubahan iklim dan dampaknya bagi infrastruktur
Jenjang SMA/ Penegak Tema Adaptasi
Aktifitas
Kompetensi
- Mampu memahami dan
menjelaskan hubungan PI dan penyakit akibat
Aktifitas Kode TKA.1
perubahan iklim - Mampu mengidentifikasi
jenis-jenis tanaman lokal
Kesehatan
yang bisa mengobati jenis- jenis penyakit
- Mampu melaksanakan PHBS dan pencegahan
penyakit di lingkungan
Aktifitas Kode TKA.2
sekitar - Mampu menggerakkan
teman dan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat dan pencegahan penyakit
- Mampu memahami dan
menjelaskan PI dan menjelaskan PI dan
Aktifitas Kode TKA.3
- Mampu mengidentifikasi pilihan-pilihan tindakan
Sumberdaya Air
memanen air dan tindakan hemat air
- Mampu membuat teknologi terapan sederhana untuk
ketersediaan air bersih dan mempresentasikannya
Aktifitas Kode TKA.4
- Mampu menggerakkan teman dan masyarakat
untuk memanen air dan menghemat air dengan teknologi terapan sederhana
- Mampu menjelaskan pengertian PI dan API dan
hubungannya dengan
Ekosistem
Aktifitas Kode TKA.5
ekosistem dan lingkungan.
dan Lingkungan
- Mampu menjelaskan dampak PI terhadap
ekosistem, lingkungan dan kejadian bencana.
- Mampu menjelaskan pentingnya hemat energi
- Mampu menjelaskan kepada teman dan keluarga
Aktifitas Kode TKA.6
tentang energi alternatif.
- Mampu memahami dan
menjelaskan PI dan dampaknya terhadap
pertanian
Aktifitas Kode TKA.7
- Mampu mengidentifikasi pergantian musim, pola
Pertanian
tanam dan varietas tanaman yang adaptif di lingkungan sekitar
- Mampu mengidentifikasi pola ketahanan pangan
masyarakat (penyimpanan, pengolahan dan distribusi) dan mempresentasikannya
Aktifitas Kode TKA.8
- Mampu menggerakkan teman dan masyarakat
untuk bercocok tanam dengan teknologi terapan sederhana
- Mampu memahami dan
menjelaskan PI dan kenaikan muka air laut
Aktifitas Kode TKA.9
- Mampu memahami dan
menjelaskan dampak
Wilayah Pesisir
kenaikan muka air laut
Dan
(dampak fisik dan sosial)
Pulau-Pulau Kecil
- Mampu memahami dan menjelaskan pilihan
tindakan untuk adaptasi kenaikan permukaan air laut (mencegah abrasi atau
Aktifitas Kode TKA.10
pola tangkap ikan)
- Mampu melakukan penyuluhan kepada keluarga dan/ atau masyarakat untuk mengetahui pilihan tindakan adaptasi sebagai dampak kenaikan muka air laut
- Mampu menjelaskan konsep dan pengertian PI dan API dan hubungannya dengan
Infrastruktur
Aktifitas Kode TKA.9
infrastruktur dan permukiman
dan
- Mampu menjelaskan faktor-
Permukiman
faktor dampak perubahan iklim bagi infrastruktur dan permukiman
- Mampu menjelaskan adaptasi yang dilakukan
terkait perubahan iklim dan dampaknya bagi
Aktifitas Kode TKA.10
permukiman - Mampu menjelaskan
adaptasi yang dilakukan terkait perubahan iklim dan
dampaknya bagi infrastruktur
Sesi Merayakan dan Sebarkan!
Bagian akhir dari kegiatan ekstrakurikuler API adalah mengorganisasikan perayaan bagi siswa dan kelompok peserta didik yang telah sukses menuntaskan seluruh 6 (enam) tema kegiatan atau 12 aktifitas. Merayakan ketuntasan bisa dilakukan dengan beragam kegiatan yang kreatif dengan mengundang pendidik, orang tua dan komite sekolah, masyarakat sekitar sekolah, wartawan hingga pejabat pemerintahan.
Tugas pembina dan instruktur pendamping adalah mendorong peserta didik untuk menyiapkan presentasi hasil-hasil kegiatan dalam beragam aktifitas secara kreatif dan berkelompok. Sebagai penghargaan, setelah selesai presentasi dapat diberikan lencana perubahan iklim atau Tanda Kecakapan Khusus Krida Perubahan Iklim sesuai panduan Saka Kalpataru maupun piagam penghargaan.
Selain merayakan, tentu menyebarkan berita baik capaian- capaian peserta didik dapat membangun kebanggaan dan sikap positif, selain juga sebagai informasi bagi pihak luas mengenai kegiatan ekstrakurikuler adaptasi perubahan iklim yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan masing-masing. Kegiatan juga dapat beragam sesuai dengan kondisi daerah masing-masing.
Tema
Aktifitas
Tujuan Pembelajaran
Aktifitas Kode RP.11 Aktifitas Kode RP.12
Membangun sikap percaya
Merayakan
diri, kebanggaan diri dan
Aktifitas Kode RP.13
kemampuan penyajian
Aktifitas Kode RP.14
rangkaian hasil kegiatan ekstrakurikuler di depan
Aktifitas Kode RP.15
publik
Aktifitas Kode SP.11 Aktifitas Kode SP.12
Memberikan informasi dan
Sebarkan
mengajak masyarakat luas
Aktifitas Kode SP.13
dalam rangka ikut serta
Aktifitas Kode SP.14
untuk melakukan tindakan adaptasi perubahan iklim
Aktifitas Kode SP.15
Keterangan:
Kode PKA : Paket aktifitas ekstrakurikuler untuk jenjang SMP/ Penggalang Kode AKA : Paket aktifitas ekstrakurikuler untuk jenjang SMA/ Penegak Kode RP
: Aktifitas pilihan untuk merayakan keberhasilan penuntasan kegiatan bagi SMP dan SMA Kode SP
: Aktifitas pilihan untuk menyebarluaskan keberhasilan kegiatan ekstrakurikuler bagi SMP dan SMA