Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Bunga Krisan (Crysantimum Sp) Di Kota Medan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Secara umum, tanaman hias dikelompokkan menjadi dua, yaitu tanaman hias daun
dan tanaman hias bunga. Tanaman hias daun yaitu jenis tanaman hias yang
memiliki bentuk dan warna daun yang unik. Sementara daya tarik tanaman hias
bunga terletak pada bentuk, warna, dan aroma bunganya (Ratnasari, 2007).
Pesona tanaman hias seolah-olah tak pernah redup. Setiap saat selalu ada jenis
tanaman yang menjadi primadona. Ibarat dunia mode, selalu saja muncul
tanaman-tanaman baru menggantikan tanaman lama yang trennya mulai
memudar. Meskipun demikian, tetap saja masing-masing tanaman memiliki
penggemar setia.
Komoditas tanaman hias terdiri dari tanaman hias daun, bunga potong, dan bunga
pot. Usaha tanaman hias saat ini sedang berkembang. Hal ini dapat dilihat dari
semakin banyak muncul perhotelan, restoran, perkantoran dan bisnis-bisnis yang
membutuhkan tanaman hias. Tanaman hias tidak hanya berperan bagi
pembangunan sektor pertanian, akan tetapi juga berperan pada agrowisata di
Indonesia.
Krisan merupakan salah satu bunga potong yang sangat popular dikalangan
masyarakat luas karena keindahan dan kecantikan bentuk dan warna bunganya.

Krisan dikenal juga dengan sebutan bunga ester atau seruni (Purwanto& Tri
Martini, 2009).

Universitas Sumatera Utara

Saat ini, krisan termasuk bunga potong trendsetter di Indonesia karena memiliki
keunggulan: kaya warna dan tahan lama. Warna-warni bunga sangat beragam
sehingga dapat disusun dalam rangkaian kombinasi yang serasi. Krisan menjadi
pilihan untuk hiasan meja, pelaminan, dekorasi ruangan dalam acara pesta dan
pawai kendaraan. Krisan juga banyak digelar dalam upacara resmi kenegaraan,
adat dan agama (Purwanto& Tri Martini, 2009).
Tanaman hias yang merupakan komoditas unggulan Sumatera Utara adalah
krisan, mawar, gladiol dan sedap malam. Produksi tanaman hias yang terbesar
adalah krisan. Dari tabel 1.1 dapat dilihat produksi bunga potong di Sumatera
Utara mulai tahun 2010 hingga tahun 2014.
Tabel 1.1 Produksi Bunga Potong Sumatera Utara Tahun 2010-2014
No. Komoditas 2010
2011
2012
2013

2014
1.

Mawar

258.540

22.915

302.375

205.855

195.521

2.

Krisan

1.055.405 6.008.901 10.597.588


2.596.543 2.912.836

3.

Gladiol

293.978

117.132

519.571

265.666

4.

Sedapmalam 214.354

394.660


1.444.757

1.830.499 1.319329

201.412

Sumber :Badan Pusat Statistik Sumatera Utara
Dari tabel 1.1, dapat dilihat bahwa produksi bunga krisan di Sumatera Utara pada
tahun 2012 mengalami peningkatan yang cukup tajam hingga mencapai
10.597.588 tangkai bila dibandingkan dengan produksi krisan tahun 2010 dan
tahun 2011. Pada tahun 2013 produksi bunga krisan mengalami penurunan yang
cukup tajam sebesar 2.596.543 tangkai dan pada tahun 2014 mengalami
peningkatan sebesar 2.912.836 tangkai.

Universitas Sumatera Utara

Daerah yang menjadi sentra tanaman krisan di Sumatera Utara adalah Kabupaten
Karo dan Kota Medan. Produksi tanaman krisan di Kabupaten Karo mendominasi
hingga mencapai 99,41persen terhadap total produksi tanaman krisan di Sumatera

Utara, sisanya 0,59 persen dari Kabupaten/Kota lain yang membudidayakan
krisan yaitu Kabupaten Toba Samosir, Simalungun, Deli Serdang dan Nias
Selatan (Badan Pusat Statistik, 2015).
Keberhasilan suatu penjualan tidak tergantung pada agresifnya tenaga penjual,
tetapi lebih pada keputusan konsumen untuk membeli suatu produk. Dalam
menarik minat konsumen agar mereka mau memutuskan untuk membeli suatu
produk, hal yang dapat dilakukan adalah dengan menyediakan produk yang sesuai
dengan keinginan dan kesukaan mereka (Lamb et al, 2000).
Melihat banyaknya konsumen di Kota Medan yang membeli bunga krisan pasti
konsumen memperhatikan berbagai macam atribut yang melekat pada bunga
krisan yang dijadikan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan
membeli. Menurut Sumarwan (2004), perilaku konsumen akan sangat terkait
dengan atribut produk. Atribut produk adalah karakteristik dari suatu produk yang
menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli suatu produk.
Penyediaan bunga krisan di toko-toko bunga dengan berbagai macam atribut akan
mempengaruhi keputusan beli konsumen. Konsumen menginginkan bunga krisan
sesuai dengan preferensinya. Oleh karena itu, petani atau pelaku usaha dituntut
untuk mengetahui apa yang menjadi preferensi atau kesukaan konsumen dan
memberikan yang terbaik sesuai dengan preferensi konsumen terhadap bunga
krisan.


Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai analisis conjoint preferensi konsumen terhadap bunga krisan di Kota
Medan.
1.2 Identifikasi Masalah
Adapun masalah yang muncul dan akan diidentifikasikan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kombinasi level atribut bunga krisan yang paling sesuai dengan
preferensi konsumen di daerah penelitian?
2. Bagaimana urutan atribut bunga krisan berdasarkan tingkat kepentingan
menurut preferensi konsumen?
3. Bagaimana tingkat keakuratan prediksi model hasil analisis conjoint?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui kombinasi level atribut bunga krisan yang paling sesuai dengan
preferensi konsumen bunga krisan di daerah penelitian.
2. Mengetahui urutan atribut bunga krisan berdasarkan tingkat kepentingan
menurut preferensi konsumen.
3. Mengetahui tingkat keakuratan prediksi model hasil analisis conjoint.

1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1.

Bagi peneliti, menambah wawasan dan pengetahuan terutama yang berkaitan
dengan topik penelitian serta merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

2.

Sebagai bahan informasi dan bahan pertimbangan bagi para pelaku usaha
bunga potong dalam memasarkan produknya.

3.

Sebagai bahan informasi bagi pemerintahan dan pihak terkait yang
membutuhkannya.


4.

Sebagai bahan informasi dan referensi bagi peneliti selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara