Pengaruh Perendaman Cetakan Alginat dalam Chloroxylenol terhadap Jumlah Staphylococus aureus dan Perubahan Dimensi Model Kerja

ABSTRAK
Seluruh operator kedokteran gigi harus meningkatkan kesadaran tentang
adanya potensi jalur infeksi silang yang berasal dari darah, saliva dan eksudat lainnya
yang menempel pada cetakan, untuk mencegahnya harus dilakukan suatu kontrol
infeksi yaitu dibersihkan dengan air mengalir dan didesinfeksi. Sampai saat ini
pencegahan infeksi silang pada pencetakan alginat yang masih memungkinkan adalah
desinfeksi kimia dengan cairan desinfektan. Darah, saliva dan eksudat dirongga mulut
pasien mengandung banyak mikroorganisme. Setetes saliva dapat mengandung
50.000 bakteri yang berpotensi patogen dan dapat dengan mudah menyebar melalui
bahan cetak terutama alginat yang menjadi tempat berkumpul bakteri lebih banyak
dari pada bahan cetak lainnya.
Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratoris Pembuatan
sampel cetakan alginat dan model kerja berjumlah 56 sampel dilakukan di
Laboratorium Mikrobiologi FK USU dan Unit UJI Laboratorium Dental FKG USU
Medan. Sampel terdiri dari 2 jenis yaitu cetakan alginat dan model kerja, masingmasing 28 sampel. Uji mikroba dengan menghitung koloni Staphylococus aureus
yang dibiakkan pada media blood agar dengan menggunakan colony counter, uji
pengukuran perubahan dimensi model kerja dengan menggunakan kaliper digital.
Pengaruh chloroxylenol terhadap Staphylococus aureus dianalisis dengan uji Kruskal
–wallis, Perbedaan pengaruh kelompok kontrol dengan kelompok perendaman dalam
chloroxylenol dianalisis dengan uji Mann-Whitney. Pengaruh chloroxylenol terhadap
perubahan dimensi dianalisis dengan menggunakan uji one way Anova sedangkan

perbedaan pengaruh kelompok kontrol dan dengan kelompok perendaman dalam
chloroxylenol dianalisis uji LSD. Ada pengaruh perendaman cetakan alginat dalam
chloroxylenol terhadap perubahan dimensi model kerja pada garis AP (Antero
Posteror) p= 0,001 (p

Dokumen yang terkait

Pengaruh Perendaman Cetakan Alginat Dalam Larutan Sodium Hipoklorit 0,5% dan Glutaraldehid 2% Terhadap Perubahan Dimensi

10 154 73

Pengaruh Perendaman Cetakan Alginat dalam Chloroxylenol terhadap Jumlah Staphylococus aureus dan Perubahan Dimensi Model Kerja

1 0 28

Pengaruh Perendaman Cetakan Alginat dalam Chloroxylenol terhadap Jumlah Staphylococus aureus dan Perubahan Dimensi Model Kerja

1 1 11

Pengaruh Perendaman Cetakan Alginat dalam Chloroxylenol terhadap Jumlah Staphylococus aureus dan Perubahan Dimensi Model Kerja

0 1 42

Pengaruh Perendaman Cetakan Alginat dalam Chloroxylenol terhadap Jumlah Staphylococus aureus dan Perubahan Dimensi Model Kerja

0 3 7

Pengaruh Perendaman Cetakan Alginat Pasien Pasca Hemimaksilektomi Dengan Sodium Hipoklorit 0,5% Terhadap Jumlah Klebsiella pneumoniae dan Perubahan Dimensi Model

0 1 28

Pengaruh Perendaman Cetakan Alginat Pasien Pasca Hemimaksilektomi Dengan Sodium Hipoklorit 0,5% Terhadap Jumlah Klebsiella pneumoniae dan Perubahan Dimensi Model

0 0 2

Pengaruh Perendaman Cetakan Alginat Pasien Pasca Hemimaksilektomi Dengan Sodium Hipoklorit 0,5% Terhadap Jumlah Klebsiella pneumoniae dan Perubahan Dimensi Model

0 1 9

Pengaruh Perendaman Cetakan Alginat Pasien Pasca Hemimaksilektomi Dengan Sodium Hipoklorit 0,5% Terhadap Jumlah Klebsiella pneumoniae dan Perubahan Dimensi Model

0 0 38

Pengaruh Perendaman Cetakan Alginat Pasien Pasca Hemimaksilektomi Dengan Sodium Hipoklorit 0,5% Terhadap Jumlah Klebsiella pneumoniae dan Perubahan Dimensi Model

0 0 2