Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Pelabuhan Kelas I Medan

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Situs Jejaring Sosial

2.1.1 Pengertian Jejaring Sosial

Firmansyah (2010) mengemukakan bahwa situs jejaring sosial merupakan sebuah situs berbasis pelayanan yang memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar pengguna yang tersedia, serta mengundang atau menerima teman untuk bergabung dalam situs tersebut. Tampilan dasar situs jejaring sosial ini menampilkan halaman profil pengguna, yang di dalamnya terdiri dari identitas diri dan foto pengguna.

Setiap situs jejaring sosial memiliki daya tarik yang berbeda. Namun pada dasarnya tujuannya sama yaitu untuk berkomunikasi dengan mudah dan lebih menarik karena ditambah fitur-fitur yang memanjakan penggunanya. Dengan beberapa penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa situs jejaring sosial merupakan layanan berbasis web dimana digunakan untuk bersosialisasi dan berkomunikasi dengan pihak lain baik dengan teman, keluarga, maupun suatu komunitas yang memiliki tujuan yang sama.

2.1.2 Karakteristik dan Keunggulan Media Sosial atau Jejaring Sosial Social Networking Site (SNS) atau biasa disebut juga jejaring sosial didefenisikan sebagai suatu layanan berbasis web yang memungkinkan setiap individu untuk membangun hubungan sosial melalui dunia maya seperti membangun suati profil tentang dirinya sendiri, menunjukkan koneksi seseorang


(2)

pemilik akun lainnya dalam sistem yang disediakan, dimana masing-masing social networking site diantaranya MySpace, Facebook, Cyworld, Twitter and Bebo. Fungsi dari penerapan sosial networking site itu sendiri berfokus pada koneksi yang akan dibangun oleh satu orang dengan orang lainnya, di mana dapat berupa hubungan sahabat, keluarga, event, profesi hungga bisnis dan pekerjaan (Siswanto, 2013).

Setiap media sosial memiliki karakter yang berbeda-beda walaupun fungsi dan kegunaannya tetap sama, yaitu sebagai jejaring sosial. Karakteristik media sosial online ke dalam 5 (lima) bagian, yaitu :

1. Portal Sosial Media

Karakteristik portal sosial media ini dimiliki oleh penyedia seperti Facebook dan Google+ dan sejenisnya. Pengguna atau member dari sosial media ini lebih bervariasi, baik dari segi usia, profesi, lokasi, tingkat pendidikan maupun tingkat penghasilannya. Dari segi usia bisa dikatakan data usia produktif yaitu antara 15-60 tahun, berpendidikan (artinya paling tidak bersekolah wajib belajar) atau paling tidak punya kemauan untuk belajar, profesi mulai dari pelajar, mahasiswa, pekerja kantoran, pengusaha, dosen, tokoh, bahkan office boy. Potensi pemasaran disini lebih terbuka dari sisi produk dan target sasaran.

Jenis promosi yang dapat dilakukan di sosial media ini bisa bersifat statis (iklan banner dan tulisan) maupun yang bersifat dinamis (kuis, kontes) dengan menggunakan beberapa fitur yang dimiliki. Sosial media ini juga memberikan beraneka ragam fitur seperti menandai foto, membagikan status, unggah video, tautan dan pembaharuan status (update status) dengan jumlah karakter yang tidak terbatas. Sehingga perusahaan dapat dengan leluasa menyebarluaskan konten


(3)

promosi yang disediakan dalam bentuk aktifitas. Selain itu, dalam Facebook juga memberikan kebebasan kepada pihak ketiga untuk mengembangkan aplikasi tambahan, seperti kuis, games, dan lain-lain.

2. Sosial Media Berbasis Lokasi

Sosial media yang memiliki karakteristik seperti ini adalah Foursquare dan path. Sosial media tersebut memiliki member lebih terbatas dibandingkan sosial media portal, karena biasanya pemilik akun mempunyai kecendrungan hanya untuk kesenangan dan eksistensi. Secara usia lebih dewasa dibanding sosial media berbasis portal. Pemilik media sosial ini biasanya sudah menjadi member dari sosial media berbasis portal dan memiliki pendidikan yang lebih tinggi dari sosial media berbasis portal. Potensi pemasaran di sosial media ini lebih terbatas dan tersegmentasi baik dari sisi produk, dan target sasaran. Biasanya promosi disini dikaitkan dengan promosi di sosial media lainnya.

3. Portal Forum Diskusi dan Milis

Sosial media yang memiliki karakteristik ini antara lain Kakus, Forum Otomotif, Yahoogroups, Googlegroups, dan sejenisnya. Bahkan sejumlah media sosial atau jejaring sosial nasional online sudah menyediakan fasilitas forum seperti yang dimiliki kaskus. Pengguna sosial media ini biasanya lebih mempunyai karakteristik tertentu yaitu berbasis komunitas seperti pencinta otomotif, programmer, tergantung dari tema yang diangkat forum tersebut. Potensi pemasaran disini sangat terbatas dan sangat mengarah karena itu sebaiknya produk/jasa yang dipromosikan sesuai dengan tema yang diangkat. Jenis promosi bisa berupa teks, banner atau kerjasama misal afiliasi, sponsorship


(4)

seperti ini, biasanya dijadikan sebagai tempat iklan gratis, bukan dalam bentuk aktifitas seoerti Facebook atau Twitter.

4. Blog

Sosial media dengan karakteristik blog antara lain blogdetik, kompasiana, blogspot, Wordpress, Multiply dan beberapa situs lain, bahkan perguruan tinggi sudah banyak yang memiliki sosial media sperti ini. Para pengguna media sosial ini biasanya disebut blogger. Para blogger biasanya punya kreatifitas dan kemampuan menulis. Pengguna sosial media ini mempunyai tujuan dan maksud tertentu dalam memiliki blog, seperti profil perusahaan, pencitraan, promosi produk, jasa, komunitas, sebagai ajang curhat, berbagi ilmu, dan lain-lain. Semakin tinggi page ranking dan search Engine Optimization (SEO) dari setiap blog, maka akan bernilai semakin mahal. Oleh karena itu promosi yang berkaitan dengan blog adalah pemasangan banner , keterkaitan content maupun keyword terkait SEO.

Kebanyakan UKM yang memiliki blog biasanya tidak hanya memperkenalkan produk dan perusahaannya saja, tetapi juga memposting tulisan-tulisan yang berkaitan dengan bidang usahanya, bahkan artikel yang tidak berhubungan sama sekali. Tujuannya adalah, untuk menguasai kata kunci dimesin pencari (search engine) seperti Google dan Yahoo. Semakin banyak topik pembahasan yang ada dalam blog, semakin besar kemungkinan orang mengunjungi blog tersebut.

5. Mikroblog

Berbeda dengan blog, mikroblog dibatasi oleh keterbatasan teks/variasi. Mikroblog yang paling popular saat ini adalah twitter. Pemilik akun ini biasanya


(5)

memiliki akun sosial media portal seperti Facebook. Pemilik akun biasanya mempunyai tujuan masing-masing dalam penggunaan sosial media ini. Mulai untuk berkomunikasi, pencitraan, bahkan ada untuk interaksi dengan penggermar bagi artis, tokoh institusi, baik pemerintah maupun swasta kepada masyarakat umum.

Sosial media ini kerap kali menjadi barometer popularitas, karena fiturnya dapat menampilkan topik yang paling banyak dibicarakan di sosial media ini (trending topics) dengan menggunakan fasilitas hastag (#) serta didukung fasilitas retweet dan percakapan secara terbuka. Semakin banyak memuber yang menggunakan hastag yang dibuat, maka semakin be sar kemungkinan menjadi trnding topics. Sehingga tidak jarang sosial media ini menjadi refrensi bagi media dalam mengangkat sebuah topik untuk diberitakan. Walaupun masih sedikit, beberapa UKM sudah ada yang menjadikan fasilitas hastag sebagai strategi pemasaran dalam sosial media ini, namun strategi tersebut justru lebih sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar untuk meningkatkan citra merek.

Dari beberapa karakteristik tersebut, perusahaan dapat memilih media sosial mana yang lebih efektif digunakan untuk kepentingan promosi produk dan usahanya. Namun dari kebanyakan UKM menggunakan lebih dari satu sosial media dalam memasarkan produknya. Tujuannya agar perusahaan dapat meraih lebih banyak konsumen dan calon konsumen tanpa terbatas komunitas atau pengguna sosial media tertentu. Bahkan beberapa fitur sosial media pada umumnya telah memiliki sistem integrasi, sehingga sosial media satu dengan lainnya saling terhubung. Karena setiap sosial media memiliki kekuranga dan


(6)

kelebihan masing-masing. Baik dari sisi jumlah pengguna, maupun fitur yang disediakan.

Faktor pendukung lain seperti kemudahan mengakses, berinteraksi , dan popularitas dari media sosial yang digunakan, menjadi alasan tersendiri dalam memilih sosial media yang efektif untuk melakukan pemasaran produk. Kebanyakan para pelaku UKM memilih Facebook, twitter, dan instagram untuk menjaring konsumen dan mengarahkannya kepada sosial media lain, seperti blog, forum atau website. Selain karena facebook, twitter dan instagram lebih populer dan dapat melakukan interaksi secara langsung, juga karena ketiga media sosial tersebut sudah menjadi aplikasi wajib yang tersedia dalam telepon seluler serta mudah dioperasikan. Namun demikian, media sosial seperti Facebook, Twitter dan Instagram memiliki keterbatasan dalam penyuguhan informasi secara utuh mengenai perusahaan dan produknya.

Untuk lebih optimal, penggunaan blog atau website berbayar juga penting dalam melakukan pemasaran. Karena penggunaan sosial media secara tunggal dapat mengurangi kepercayaan konsumen dan calon konsumen terhadap produk dan perusahaan. Hal ini disebabkan karena banyaknya penjahat dunia maya (hacker) yang sering kali membobol dan mengambil alih kepemilikan akun sosial media dari pemiliknya (Siswanto, 2013).

2.2 Promosi

2.2.1 Pengertian Promosi

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, promosi adalah perkenalan dalam rangka memajukan usaha dagang. Promosi merupakan salah satu jenis komunikasi yang sering dipakai oleh pemasar. Sebagai salah satu elemen bauran promosi,


(7)

promosi penjualan merupakan unsur penting dalam kegiatan promosi produk Definisi promosi penjualan menurut American Marketing Association (AMA) yang dikutip dari bukunya Sustina adalah: “Sales promotion is media and non media marketing pressure applied for a predetermined, limited period of time in order to stimulate trial, increase consumer demand, or improve product quality”. Definisi di atas menunjukkan bahwa promosi merupakan upaya pemasaran yang bersifat media dan non media untuk merangsang coba-coba dari konsumen, meningkatkan permintaan dari konsumen atau untuk memperbaiki kualitas produk.

Lupiyoadi (2000:75) promosi merupakan salah satu variable dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk jasa. Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan jasa sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya.

Tjiptono (2009:77) Promosi penjualan adalah bentuk persuasif langsung melalui penggunaan berbagai intensif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan.

2.2.2 Sarana Promosi

Kasmir (2007:102), sarana promosi dapat dilakukan dengan beberapa hal, di antaranya adalah:


(8)

Periklanan merupakan promosi yang dilakukan dalam bentuk tayangan atau gambar atau kata-kata yang tertuang dalam spanduk, brosur, billboard, koran, majalah, TV atau radio. Dengan membaca atau melihat iklan itu diharapkan para konsumen atau calon konsumen akan terpengaruh lalu tertarik untuk membeli produk yang diiklankan tersebut, oleh karena itu iklan ini harus dibuat sedemikian rupa sehingga menarik perhatian para pembacanya.

2. Promosi penjualan (Sales Promotion) Promosi Penjualan merupakan promosi yang digunakan untuk meningkatkan penjualan melalui potongan harga atau hadiah pada waktu tertentu terhadap barang-barang tertentu pula.

3. Publisitas (Publicity)

Publisitas merupakan promosi yang dilakukan untuk meningkatkan citra Rumah Zakat di depan para calon muzakki atau muzakki nya melalui kegiatan sponsorship terhadap suatu kegiatan amal atau sosial atau olah raga.

4. Penjualan pribadi (Personal Selling)

Penjualan Pribadi merupakan promosi yang dilakukan melalui pribadi-pribadi karyawan Rumah Zakat dalam melayani serta ikut mempengaruhi muzakki.

2.2.3 Sifat-sifat sarana promosi

Gitosudarmo (2005:97) terdapat beberapa sifat-sifat sarana promosi, antara lain

1. Periklanan (Advertising)

Periklanan mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: a. Memasyarakat (Public presentation)


(9)

Dengan iklan yang baik dan tepat akan dapat menjangkau masyarakat luas dengan cepat, dapat memberikan pengaruh terhadap barang yang ditawarkan oleh penjual, karena pesan yang dirancang dalam iklan adalah sama untuk semua target audiens atau konsumen sehingga motivasi pembelian konsumen akan dikenal.

b. Kemampuan membujuk

Periklanan mempunyai daya bujuk yang tinggi (sangat persuasif), hal ini disebabkan periklanan dapat dimuat berkali-kali. Dengan demikian para calon pembeli dapat membanding- bandingkan dengan iklan yang dibuat pesaing.

c. Ekspresif (expressiveness)

Periklanan mempunyai kemampuan untuk mendramatisir produk sekaligus juga perusahaannya. Hal ini disebabkan periklanan menggunakan seni cetak, warna, suara dan format nya yang menarik.

d. Tidak terhadap orang tertentu saja (Impersonal)

Periklanan merupakan bentuk komunikasi yang hanya monolog, oleh karena itu konsekuensinya tidak dapat menanggapi respon atau tanggapan secara langsung dari pembaca iklan.

e. Efisien

Periklanan dikatakan efisien karena periklanan dapat menjangkau masyarakat luas, terutama secara geografis. Sehingga biaya persatuan untuk promosi menjadi rendah atau murah.


(10)

2. Promosi penjualan (Sales Promotion)

Promosi Penjualan mempunyai beberapa sifat, yaitu: a. Komunikasi

Promosi penjualan mampu menarik informasi dan sikap konsumen terhadap perusahaan.

b. Insentif

Promosi penjualan dapat dengan jalan memberikan insentif. Insentif yang diberikan dapat berupa potongan harga, premi dan sebagainya, sehingga dapat menimbulkan motivasi yang kuat serta kesan yang positif bagi konsumen.

c. Mengundang

Mampu mengundang konsumen dengan segera karena daya tarik nya yang tinggi, tetapi efeknya tidak dapat dalam jangka panjang.

3. Publisitas (Publicity)

Publisitas mempunyai beberapa sifat, yaitu: a. Kredibilitas nya tinggi

Suatu berita, pernyataan ataupun komentar di media, baik media cetak ataupun media elektronik yang dapat dipercaya dan familier sangat berpengaruh besar bagi pembaca terhadap kesan perusahaan dan barangnya. Kredibilitas tinggi ini tentunya karena publikasi dianggap bukan merupakan propaganda, karena publikasi tidak dibiayai oleh perusahaan pemilik produk atau jasa.


(11)

b. Dapat menembus batas perasaan ( tak disangka-sangka)

Publisitas ini mampu menjangkau konsumen yang tidak menyukai iklan, karena kesan yang timbul dari publisitas ini adalah berita yang bersifat bebas dan tidak memihak (non commercial promotion), lain halnya dengan iklan yang bersifat komersial.

c. Dapat mendramatisir

Publisitas juga mampu mendramatisir atau menghangatkan suasana, sebagaimana dengan iklan, tetapi pendramatisiran publisitas lebih dipercaya daripada iklan karena melakukannya bukan perusahaan yang bersangkutan.

4. Penjualan pribadi (Personal Selling)

Penjualan Pribadi mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: a. Perorangan (Personal)

Personal merupakan alat promosi yang terlibat langsung, menanggapi dan berinteraksi secara langsung pula pribadi atau beberapa pribadi yang dihadapinya.

b. Tanggapan langsung (Direct Respons)

Karena personal selling mampu memberikan tanggapan atau reaksi kepada konsumen secara langsung, sehingga dapat memberikan kesan baik perusahaan ataupun konsumennya.

c. Mempererat hubungan perusahaan dan konsumen

Jika personal selling yang dilakukan perusahaan dapat berjalan secara efektif maka dapat mempererat hubungan perusahaan dengan konsumen.


(12)

Dikatakan efektif jika komunikator (sales presentatives) mampu meningkatkan minat dan membina hubungan baik secara panjang.

d. Biaya tinggi

Karena harus berkomunikasi secara langsung dengan tatap muka dengan konsumen, maka perlu kesempatan yang lebih banyak. Sehingga biaya persatuan yang ditanggung pembeli menjadi lebih tinggi atau mahal.

2.2.4 Tujuan Promosi

Tujuannya promosi antara lain:

1. Menginformasikan (Informing), dapat berupa:

a. Menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk baru. b. Menjelaskan cara kerja suatu produk.

c. Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk. d. Menyampaikan perubahan harga kepada pasar.

e. Menginformasikan jasa-jasa yang di sediakan oleh perusahaan f. Meluruskan kesan yang keliru.

g. Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli. h. Membangun citra perusahaan.

2. Membujuk pelanggan sasaran (Persuading), untuk: a. Membentuk pilihan merk.

b. Mengalihkan pilihan ke merk tertentu.

c. Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk. d. Mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga.


(13)

3. Mengingatkan (Reminding), terdiri atas:

a. Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat.

b. Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual perusahaan. Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan. c. Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan

2.3 Keberhasilan Usaha

Dalimunthe (2002) kewirausahaan mempunyai pengaruh langsung positif terhadap keberhasilan usaha yang berinplikasi bahwa semakin berani seseorang pengusaha kecil mengambil resiko, beradaptasi dan percaya diri untuk melakukan pembangunan usaha maka akan semakin meningkat kinerja usahanya. Disamping itu juga campur tangan pemerintah juga mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan usaha industri kecil disamping semangat kewirausahaan yang harus dimiliki pengusaha.

Anoraga (2002:65) apapun usaha baru yang diputuskan, untuk menjamin keberhasilan dalam usaha harus dilaksanakan persiapan secara matang yaitu dengan menyiapkan rencana usaha (Business Plan). Seorang wirausahawan harus mampu membuat rencana usaha (Business Plan) Rencana usaha merupakan dokumen yang disiapkan secara seksama yang menerangkan mengenai pola dari usaha yang akan digeluti, sasaran dari pengusaha atau intrepreneur dan langkah-langkah yang akan di tempuh untuk mencapai sasaran serta keberhasilan dalam suatu usaha (Anoraga,2002)


(14)

Apapun pilihan usaha baru yang akan dilakukan, dalam menjamin keberhasilan usaha harus dilaksanakan persiapan secara matang yaitu dengan menyiapkan rencana usaha (Business Plan)

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan dan Kegagalan Usaha

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha

Beberapa diantara perusahaan mampu bertahan dan bahkan berkembang tetapi sebagian besar mengalami kegagalan. Alasan perusahaan yang bermula dengan keberhasilan bukan karena pendirinya mempunyai modal besar pada saat memulai usaha, penyebab suksesnya suatu perusahaan karena dikelola oleh wirausahawan yang mengetahui apa yang harus dikerjakan.

Wirausahawan pada umumnya percaya bahwa mampu bekerja lebih baik dari pada orang lain dan akan berusaha keras dengan tanggung jawab penuh. Sekali tujuan tercapai, mereka akan segera menggantikannya dengan tujuan yang lebih besar. Wirausahawan mempunyai ciri yang dominan, yakni rasa percaya diri dan kemampuan yang lebih baik dari pada teman sekerja maupun atasannya. Wirausahawan memerlukan kebebasan untuk memilih dan bertindak menurut persepsinya tentang tindakan yang akan membuahkan sukses.

Salah satu seminar Gerald Abraham salah seorang penasehat bisnis pada sebuah firma hukum, juga pemilik dan direktur sebuah konsultan keuangan di tahun 2006, berisi tentang menjadi sukses dengan memahami 9 aspek penting sebelum memulai usaha yaitu (1) Memahami konsep


(15)

produk atau jasa secara baik, (2) Membuat visi dan misi bisnis, (3) Perlunya winning, positive dan learning attitude untuk menjadi sukses, (4) Membuat perencanaan dan strategi bisnis yang efektif akan menghindari usaha daripada risiko bisnis dan keuangan, (5) Pengetahuan dasar manajemen, organisasi dan sistem akan menghindari usaha daripada risiko manajemen, (6) Optimalisasi sumber daya manusia maka 50% usaha Anda sudah berhasil, (7) kreativitas, kepemimpinan dan proses pembuatan keputusan sangat penting, (8) Pengetahuan dasar pengelolaan keuangan dan pembiayaan (9) Pemasaran, pelayanan dan product brand.

Suryana (2003) keberhasilan usaha ditentukan oleh faktor-faktor berikut :

1. Kemampuan dan kemauan.

2. Memiliki tekad yang kuat dan kerja keras. 3. Ketepatan dan peluang.

Faktor-faktor penting dalam menciptakan dan membangun awal kesuksesan usaha : yaitu : (1) Mempunyai visi jangka panjang, (2) Merekrut orang terbaik - dan mengelolanya dengan baik, (3) Tetap fokus, (4) Inovasi ; jangan meniru, (5) Membuat ekspektasi yang realistis, (6) Memiliki pemahaman pasar dan kompetisi dengan jelas, (7) Jalankan bisnis dengan disiplin, (8) Mencari rekan yang tepat, (9) Mengembangkan budaya sukses didalam organisasi, (10) Melakukan tinjauan bisnis dan market secara teratur, (11) Belajar, dan terus belajar, (12) Siap untuk perubahan.


(16)

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan usaha

Beberapa kesalahan yang bisa dengan pasti menggagalkan pendirian usaha baru, dipaparkan dalam sebuah konsultasi yang dipandu oleh Konsultan Bisnis Mario Teguh. Menurut Mario dalam konsultasi tersebut, kesalahan pertama yang pasti bisa menggagalkan upaya pendirian usaha/ bisnis adalah memilih ide bisnis yang salah. Mario mengakui tidak ada ide bisnis yang salah. Namun yang kemudian menjadi sebuah kesalahan adalah ide bisnis tidak sesuai dengan pasar dan pribadi yang akan menjalankannya. Selain itu, bisa juga disebabkan karena pebisnis tidak cukup pengetahuan mengenai bisnis yang akan dimulai. Menurutnya sekitar 90% dari kegagalan bisnis kewirausahaan disebabkan oleh kelemahan kepemimpinan dan pengelolaan usaha, yang bermuara pada tidak cukupnya pengetahuan.

Hal itu yang kelihatannya menjebak banyak wirausahawan yang berbakat dan cerdas, karena mereka merasa sudah cukup tahu, dan mengabaikan perlunya menambah pengetahuan. Hal lainnya mungkin juga disebabkan karena pembisnis tidak mempunyai rasa keberhasilan yang objektif. Dikatakan, orang yang jatuh cinta terlalu dalam dengan idenya sendiri, cenderung untuk menjadikan anggapan dan harapan sebagai realitas. Dan itu yang menjadikannya luput menaksir ukuran pasar yang akan dimasukinya, salah memperkirakan tingkat permintaan, dan mengaburkan definisi dari publik yang akan membeli darinya. Kesalahan berikut yang bisa menyebabkan kgagalan mendirikan usaha adalah tidak cukup menjual. Di mana dengan adanya kesibukan membangun


(17)

keberadaan dan bentuk usahanya, seorang wirausahawan bisa terlupakan keharusan untuk menjual. Di contohkan, seperti seekor burung onta yang membenamkan kepalanya ke tanah, saat ketakutan, tidak sedikit wirausahawan menggantikan kewajiban untuk menjual dengan kesibukan-kesibukan yang sebetulnya bisa dilakukan oleh orang lain. Banyak kisah tentang wirausahawan yang cenderung menceritakan akan keberhasilan mereka dari pada alasan yang menyebabkan kegagalan. Pada kenyataannya wirausahawan yang menemui kegagalan jauh lebih banyak dari pada mereka yang berhasil.

Zimerrer (2002:113) mengemukakan beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha baru :

1. Ketidakpastian manajemen. Lemahnya kemampuan pengambilan keputusan dan kurangnya pengalaman manajemen merupakan masalah utama dari kegagalan usaha.

2. Kurang pengalaman baik dalam kemampuan teknis, kemampuan menvisualkan usaha, mengkordinasikan, kemampuan mengintergrasikan berbagai kegiatan bisnis menjadi keseluruhan yang sinergik, dan keterampikan mengelolah orang–orang dalam organisasi serta memotivasi mereka untuk meningkatkan tingkat kinerja mereka. 3. Lemahnya kendali keuangan. Dua kesalahan keuangan yang sering

terjadi diperusahan kecil : kekurangan modal dan kelemahan dalam kebijakan kredit terhadap pelanggan.


(18)

4. Gagal mengembangkan perencanaan strategis. Membangun suatu perencanaan strategis memaksa seseorang wirausahawan untuk menilai secara reallistis potensi bisnis yang diusulkan.

5. Pertumbuhan tak terkendali. Kadang-kadang wirausahawan mendorong pertumbuhan cepat usahanya hingga melewati kemampuannya dalam mengelola usaha tersebut.

6. Lokasi yang buruk. Pemilihan lokasi yang tepat untuk usahawan merupakan suatu seni dan ilmu.

7. Pengendalian persedian yang tidak baik. Pengendalian persediaan adalah salah satu tanggung jawab manajerial yang paling sering diabaikan sehingga dapat mengakibatkan kekurangan pelanggan. 8. Ketidakmampuan membuat transisi. Pertumbuhan usaha memerlukan

perubahan gaya manajemen yang secara drastis berada dan mengharuskan wirausahawan untuk mendelegasikan wewenang serta melepaskan pengendalian sehari–hari.

2.5 Penelitian Terdahulu Nama

Peneliti

Judul Penelitian Variabel Penelitian

Teknik Analisis

Hasil Penelitian

Amy Julia Alela

Rachmah (2012)

Pemanfaatan Situs Jejaring Sosial Facebook sebagai media pebelajaran pada mata pelajaran teknologi

informasi dan komunikasi (TIK) bagi siswa kelas XI SMA N 1 Depok Sleman

Situs jejaring sosial facebook dan mata pelajaran TIK quasi eskperimen

terdapat peningkatan hasil belajar antara

kelas yang

memanfaatkan

Facebook dengan kelas yang tidak memanfaatkan

Facebook.Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji hipotesis

Mann-Whitney yang

menghasilkan data sig. 0,00< 0,05, maka


(19)

Yogyakarta sesuai kriteria uji, Ho ditolak dan Ha diterima.

Tito Siswanto (2013)

Optimalisasi Sosial Media sebagai Media Pemasaran Usaha Kecil Menengah

Optimalisasi sosial media dan

pemasaran UKM

Sosial media sebagai integrate marketing communication (IMC) mampu memberikan keunggulan kompetitif

bagi UKM.

Setidaknya UKM dapat melakukan komunikasi kepada pelanggan khusunya pelanggan baru

Mutia

Maharani, Ir. Achmad Holil Noor Ali, M.Kom, Hanim Maria Astuti,S.Kom, M.Sc (2012)

Faktor-faktor Pengaruh Media Sosial Terhadap Keunggulan Bersaing : Studi Kasus Coffee Toffee Indonesia

Faktor media sosial dan keunggulan bersaing

Structural Equation Modeling

Sosial media berpengaruh terhadap keunggulan

beraing Coffee Toffee. Dengan variabel-variabel untuk

mengukur pengaruh manfaat Sosial Media, terdapat

empat variabel yang mempengaruhi

Competitive

Advantage Coffee Toffee yaitu Sarana Komunikasi

dengan nilai loading factor 0,98, Media Promosi

dengan nilai loading factor 0,93, Sarana Riset dengan

nilai loading factor 0,91, dan Merk Lebih Dikenal

dengan nilai loading factor 0.87.

Victoria Bolotaeva, Teuta Cata

Marketing Opportunities with

Peluang pemasaran dan jaringan

Analisis linear sederhana

Jaringan sosial berpengaruh positif terhadap peluang


(20)

2.6 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sintesa dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterikatan objek yang diteliti dan merupakan tuntutan untuk memecahkan masalah dalam penelitian serta merumuskan hipotesis yang berbentuk bagan alur yang dilengkapi data kualitatif. Jejaring sosial ini telah menjadi trend dalam komunikasi pemasaran. Menurut Kaplan dan Haenlein (2010), Jejaring sosial adalah kelompok aplikasi berbasiskan internet yang dibangun berdasarkan kerangka pikiran ideologi dan teknologi dari Web 2.0, dan memungkinkan terbentuknya kreasi dan pertukaran isi informasi dri pengguna internet.

Penggunaan Teknologi Informasi dapat meningkatkan transformasi bisnis melalui kecepatan, ketepatan, dan efisiensi pertukaran informasi dalam jumlah yang

Rubathee Nadaraja (2011)

Social Media Marketing: Advantages and Disadvantages

Sosial media dan keuntungan kerugian Analisis linear sederhana

Pemasaran melalui sosial media berpengaruh terhadap keuntungan yang dihasilkan oleh penjual

Holly Paquette (2013)

Social Media as a Marketing Tool: A Literature Review

Media sosial sebagai alat pemasaran

Analisis bivariat

Pemilik bisnis rata-rata atau pemasar

tidak sepenuhnya

memahami risiko dan

tantangan di

dalamnya. Lapangan masih sangat segar

yang sulit untuk

mengevaluasi

kualifikasi media

sosial "ahli" yang

menawarkan jasa


(21)

besar. Jejaring sosial adalah alat promosi paling murah dan berdampak signifikan terhadap bisnis karena memiliki banyak pengguna serta tidak memerlukan biaya untuk membuat sebuah akun jejaring sosial.

Menurut Primiana (2009) keberhasilan usaha adalah permodalan sudah terpenuhi, penyaluran yang produktif dan tercapainya tujuan organisasi. Sedangkan menurut Algifari (2003) keberhasilan usaha dapat dilihat dari efisiensi proses produksi yang dikelompokkan berdasarkan efisiensi secara ekonomis. Maka jejaring sosial sebagai media promosi berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha. Berdasarkan teori pendukung di atas, maka kerangka konseptual pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut

Gambar : 2.1 Kerangka Konseptual

Sumber : Kaplan dan Haenlein (2010), Primiana (2009) Algifari (2003).

2.7 Hipotesis

Menurut Soewadji (2012:55) Hipotesis adalah pendapat atau pernyataan atau kesimpulan yang masih kurang atau belum selesai atau kesimpulan yang masih bersifat sementara. Berdasarkan tinjauan pustaka diatas yang akan diuji dalam penelitian ini, maka hipotesis penelitian ini adalah :

Ha : Jejaring sosial sebagai media promosi berpengaruh terhadap keberhasilan usaha pedagang pakaian pada pasar Petisah

Jejaring sosial sebagai media promosi


(1)

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan usaha

Beberapa kesalahan yang bisa dengan pasti menggagalkan pendirian usaha baru, dipaparkan dalam sebuah konsultasi yang dipandu oleh Konsultan Bisnis Mario Teguh. Menurut Mario dalam konsultasi tersebut, kesalahan pertama yang pasti bisa menggagalkan upaya pendirian usaha/ bisnis adalah memilih ide bisnis yang salah. Mario mengakui tidak ada ide bisnis yang salah. Namun yang kemudian menjadi sebuah kesalahan adalah ide bisnis tidak sesuai dengan pasar dan pribadi yang akan menjalankannya. Selain itu, bisa juga disebabkan karena pebisnis tidak cukup pengetahuan mengenai bisnis yang akan dimulai. Menurutnya sekitar 90% dari kegagalan bisnis kewirausahaan disebabkan oleh kelemahan kepemimpinan dan pengelolaan usaha, yang bermuara pada tidak cukupnya pengetahuan.

Hal itu yang kelihatannya menjebak banyak wirausahawan yang berbakat dan cerdas, karena mereka merasa sudah cukup tahu, dan mengabaikan perlunya menambah pengetahuan. Hal lainnya mungkin juga disebabkan karena pembisnis tidak mempunyai rasa keberhasilan yang objektif. Dikatakan, orang yang jatuh cinta terlalu dalam dengan idenya sendiri, cenderung untuk menjadikan anggapan dan harapan sebagai realitas. Dan itu yang menjadikannya luput menaksir ukuran pasar yang akan dimasukinya, salah memperkirakan tingkat permintaan, dan mengaburkan definisi dari publik yang akan membeli darinya. Kesalahan berikut yang bisa menyebabkan kgagalan mendirikan usaha adalah tidak cukup menjual. Di mana dengan adanya kesibukan membangun


(2)

keberadaan dan bentuk usahanya, seorang wirausahawan bisa terlupakan keharusan untuk menjual. Di contohkan, seperti seekor burung onta yang membenamkan kepalanya ke tanah, saat ketakutan, tidak sedikit wirausahawan menggantikan kewajiban untuk menjual dengan kesibukan-kesibukan yang sebetulnya bisa dilakukan oleh orang lain. Banyak kisah tentang wirausahawan yang cenderung menceritakan akan keberhasilan mereka dari pada alasan yang menyebabkan kegagalan. Pada kenyataannya wirausahawan yang menemui kegagalan jauh lebih banyak dari pada mereka yang berhasil.

Zimerrer (2002:113) mengemukakan beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha baru :

1. Ketidakpastian manajemen. Lemahnya kemampuan pengambilan keputusan dan kurangnya pengalaman manajemen merupakan masalah utama dari kegagalan usaha.

2. Kurang pengalaman baik dalam kemampuan teknis, kemampuan menvisualkan usaha, mengkordinasikan, kemampuan mengintergrasikan berbagai kegiatan bisnis menjadi keseluruhan yang sinergik, dan keterampikan mengelolah orang–orang dalam organisasi serta memotivasi mereka untuk meningkatkan tingkat kinerja mereka. 3. Lemahnya kendali keuangan. Dua kesalahan keuangan yang sering

terjadi diperusahan kecil : kekurangan modal dan kelemahan dalam kebijakan kredit terhadap pelanggan.


(3)

4. Gagal mengembangkan perencanaan strategis. Membangun suatu perencanaan strategis memaksa seseorang wirausahawan untuk menilai secara reallistispotensi bisnis yang diusulkan.

5. Pertumbuhan tak terkendali. Kadang-kadang wirausahawan mendorong pertumbuhan cepat usahanya hingga melewati kemampuannya dalam mengelola usaha tersebut.

6. Lokasi yang buruk. Pemilihan lokasi yang tepat untuk usahawan merupakan suatu seni dan ilmu.

7. Pengendalian persedian yang tidak baik. Pengendalian persediaan adalah salah satu tanggung jawab manajerial yang paling sering diabaikan sehingga dapat mengakibatkan kekurangan pelanggan. 8. Ketidakmampuan membuat transisi. Pertumbuhan usaha memerlukan

perubahan gaya manajemen yang secara drastis berada dan mengharuskan wirausahawan untuk mendelegasikan wewenang serta melepaskan pengendalian sehari–hari.

2.5 Penelitian Terdahulu Nama

Peneliti

Judul Penelitian Variabel Penelitian

Teknik Analisis

Hasil Penelitian

Amy Julia Alela

Rachmah (2012)

Pemanfaatan Situs Jejaring Sosial Facebook sebagai media pebelajaran pada mata pelajaran teknologi

informasi dan komunikasi (TIK) bagi siswa kelas XI SMA N 1 Depok Sleman

Situs jejaring sosial

facebook dan mata

pelajaran TIK

quasi eskperimen

terdapat peningkatan hasil belajar antara

kelas yang

memanfaatkan

Facebook dengan

kelas yang tidak memanfaatkan

Facebook.Hal ini

ditunjukkan oleh hasil uji hipotesis

Mann-Whitney yang

menghasilkan data sig. 0,00< 0,05, maka


(4)

Yogyakarta sesuai kriteria uji, Ho ditolak dan Ha diterima.

Tito Siswanto (2013)

Optimalisasi Sosial Media sebagai Media Pemasaran Usaha Kecil Menengah

Optimalisasi sosial media dan

pemasaran UKM

Sosial media sebagai integrate marketing communication (IMC) mampu memberikan keunggulan kompetitif

bagi UKM.

Setidaknya UKM dapat melakukan komunikasi kepada pelanggan khusunya pelanggan baru

Mutia

Maharani, Ir. Achmad Holil Noor Ali, M.Kom, Hanim Maria Astuti,S.Kom, M.Sc (2012)

Faktor-faktor Pengaruh Media Sosial Terhadap Keunggulan Bersaing : Studi Kasus Coffee Toffee Indonesia

Faktor media sosial dan keunggulan bersaing

Structural Equation Modeling

Sosial media

berpengaruh terhadap keunggulan

beraing Coffee Toffee. Dengan variabel-variabel untuk

mengukur pengaruh manfaat Sosial Media, terdapat

empat variabel yang mempengaruhi

Competitive

Advantage Coffee Toffee yaitu Sarana Komunikasi

dengan nilai loading factor 0,98, Media Promosi

dengan nilai loading factor 0,93, Sarana Riset dengan

nilai loading factor 0,91, dan Merk Lebih Dikenal

dengan nilai loading factor 0.87.

Victoria Bolotaeva, Teuta Cata (2011) Marketing Opportunities with Social Networks Peluang pemasaran dan jaringan sosial

Analisis linear sederhana

Jaringan sosial berpengaruh positif terhadap peluang untuk pemasaran suatu produk


(5)

2.6 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sintesa dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterikatan objek yang diteliti dan merupakan tuntutan untuk memecahkan masalah dalam penelitian serta merumuskan hipotesis yang berbentuk bagan alur yang dilengkapi data kualitatif. Jejaring sosial ini telah menjadi trend dalam komunikasi pemasaran. Menurut Kaplan dan Haenlein (2010), Jejaring sosial adalah kelompok aplikasi berbasiskan internet yang dibangun berdasarkan kerangka pikiran ideologi dan teknologi dari Web 2.0, dan memungkinkan terbentuknya kreasi dan pertukaran isi informasi dri pengguna internet.

Penggunaan Teknologi Informasi dapat meningkatkan transformasi bisnis melalui kecepatan, ketepatan, dan efisiensi pertukaran informasi dalam jumlah yang

Rubathee Nadaraja (2011)

Social Media Marketing: Advantages and Disadvantages

Sosial media dan

keuntungan kerugian

Analisis linear sederhana

Pemasaran melalui

sosial media

berpengaruh terhadap keuntungan yang dihasilkan oleh penjual

Holly Paquette (2013)

Social Media as a Marketing Tool: A Literature Review

Media sosial sebagai alat pemasaran

Analisis bivariat

Pemilik bisnis rata-rata atau pemasar tidak sepenuhnya memahami risiko dan tantangan di dalamnya. Lapangan masih sangat segar yang sulit untuk mengevaluasi

kualifikasi media sosial "ahli" yang menawarkan jasa mereka secara online.


(6)

besar. Jejaring sosial adalah alat promosi paling murah dan berdampak signifikan terhadap bisnis karena memiliki banyak pengguna serta tidak memerlukan biaya untuk membuat sebuah akun jejaring sosial.

Menurut Primiana (2009) keberhasilan usaha adalah permodalan sudah terpenuhi, penyaluran yang produktif dan tercapainya tujuan organisasi. Sedangkan menurut Algifari (2003) keberhasilan usaha dapat dilihat dari efisiensi proses produksi yang dikelompokkan berdasarkan efisiensi secara ekonomis. Maka jejaring sosial sebagai media promosi berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha. Berdasarkan teori pendukung di atas, maka kerangka konseptual pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut

Gambar : 2.1 Kerangka Konseptual

Sumber : Kaplan dan Haenlein (2010), Primiana (2009) Algifari (2003).

2.7 Hipotesis

Menurut Soewadji (2012:55) Hipotesis adalah pendapat atau pernyataan atau kesimpulan yang masih kurang atau belum selesai atau kesimpulan yang masih bersifat sementara. Berdasarkan tinjauan pustaka diatas yang akan diuji dalam penelitian ini, maka hipotesis penelitian ini adalah :

Ha : Jejaring sosial sebagai media promosi berpengaruh terhadap keberhasilan usaha pedagang pakaian pada pasar Petisah

Jejaring sosial sebagai media promosi


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Pelabuhan Kelas I Medan

1 58 98

Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Pelabuhan Kelas I Medan

0 3 98

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN KECERDASAN PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO) TBK. DI WILAYAH MANADO.

0 2 17

PENGARUH ETIKA PROFESI, KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN KECERDASAN SPIRITUAL Pengaruh Etika Profesi, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Dan Kecerdasan Spiritual( Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik Wilayah Surakarta dan

0 3 14

Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Pelabuhan Kelas I Medan

0 0 10

Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Pelabuhan Kelas I Medan

0 0 2

Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Pelabuhan Kelas I Medan

0 0 8

Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Pelabuhan Kelas I Medan

0 0 2

Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Pelabuhan Kelas I Medan

0 0 17

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL (IQ), KECERDASAN EMOSIONAL (EQ), KECERDASAN SPIRITUAL (SQ) TERHADAP KINERJA PEGAWAI INSPEKTORAT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

0 0 14