Pengaruh Bising Terhadap Gangguan Pendengaran Pada Karyawan Kilang Padi di Desa Sidoarjo II Ramunia

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kemajuan teknologi telah membuat banyaknya penggunaan alat-alat dan
mesin-mesin pada pabrik dengan intensitas suara yang dihasilkan dapat menyebabkan
kebisingan dan mengganggu kesehatan. Gangguan pendengaran adalah istilah yang
sering digunakan untuk menggambarkan kehilangan pendengaran di satu atau kedua
telinga (WHO, 2010). Gangguan pendengaran didefinisikan sebagai pengurangan
dalam kemampuan seseorang untuk membedakan suara. Menurut World Health
Organization (WHO, 2006) Gangguan pendengaran mempunyai tiga jenis gangguan
pendengaran, yaitu konduktif, sensorineural, dan campuran. Pada gangguan
pendengaran konduktif terdapat masalah hantaran udara di dalam telinga luar atau
tengah, sedangkan pada gangguan pendengaran sensorineural terdapat masalah di
telinga bagian dalam dan saraf pendengaran. Berbeda dengan tuli campuran disebabkan
oleh kombinasi tuli konduktif dan tuli sensorineural.
Berdasarkan survei “Multi Center Study” di Asia Tenggara, Indonesia termasuk
4 negara dengan prevalensi ketulian yang cukup tinggi yaitu 4,6%, sedangkan 3 negara
lainnya yakni Sri Lanka (8,8%), Myanmar (8,4%) dan India (6,3%). Walaupun bukan
yang tertinggi tetapi prevalensi 4,6% tergolong cukup tinggi, sehingga dapat

menimbulkan masalah sosial di tengah masyarakat. Sementara itu Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan pada tahun 2000 terdapat 250 juta penduduk
dunia menderita gangguan pendengaran dan 75 juta-140 juta diantaranya terdapat di
Asia Tenggara (Depkes RI, 2004).

Di Indonesia penelitian tentang gangguan pendengaran akibat bising telah
banyak dilakukan sejak lama seperti, Sundari pada penelitiannya tahun 1994 di
pabrik peleburan besi baja di Jakarta, mendapatkan 31,55 % pekerja menderita
tuli akibat bising, dengan intensitas bising antara 85 – 105 dB, dengan masa kerja
rata-rata 8,99 tahun. Lusianawaty pada tahun 1998 mendapat 7 dari 22 pekerja
(31,8%) di perusahaan kayu lapis Jawa Barat mengalami tuli akibat bising, dengan
intensitas bising lingkungan antara 84,9-108,2 dB. Tuli akibat induksi oleh suara bising

Universitas Sumatera Utara

merupakan hal penting di dalam perusahaan industri dan merupakan resiko kerusakan
gangguan pendengaran bagi para pekerja yang bergantung kepada intensitas suara,
lamanya berkontak dengan suara, kepekaan individu. Pekerja industri sangat rentan
terhadap kerusakan dalam bentuk pergeseran ambang dengar pendengaran temporal
(Temporary Treshold Shift – TTS) atau permanen (Permanen Treshold of Hearing) atau

menurunnya sensitivitas dengar (Hearing sensitivity) secara temporer dan Permanent
(Alberti, 2000).
Cacat pendengaran akibat kerja (occupational deafness/ noise induced hearing
loss) adalah hilangnya sebagian atau seluruh pendengaran seseorang yang bersifat
permanen, mengenai satu atau kedua telinga yang disebabkan oleh bising terus menerus
dilingkungan tempat kerja (Andriana, 2003). Gangguan pendengaran akibat bising
dapat dicegah dengan melakukan beberapa usaha prevensi diantaranya dengan
pemakaian alat proteksi bising, pembatasan waktu paparan dan pemeriksaan audiometri
berkala untuk mendeteksi awal timbulnya gangguan. Berkaitan dengan upaya
penerapan kesehatan dan keselamatan kerja, penggunaan Alat Pelindung Diri
merupakan salah satu upaya dalam pengendalian kebisingan tempat kerja. Undangundang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, khususnya pasal 9, 12 dan 14
yang mengatur penyediaan dan penggunaan Alat Pelindung Diri di tempat kerja, baik
bagi pengusaha maupun bagi tenaga kerja (A.M. Sugeng Budiono, 2003 : 329).

Sampai saat ini belum ada penelitian di Sumatera Utara yang menyatakan
pengaruh bising terhadap gangguan pendengaran pada kilang padi. Padahal kilang padi
mempunyai intensitas bising yang tinggi >85 dBA dengan tenaga kerja yang kurang
pengetahuan tentang Alat Pelindung Telinga (APT) untuk kesehatan telinga. Oleh
karena itu, hal tersebut yang mendasari peneliti untuk mengetahui lebih lanjut
mengenai pengaruh bising dengan gangguan pendengaran pada pekerja kilang padi di

Desa Sidoarjo II Ramunia Lubuk Pakam.
1.2. Rumusan Masalah
Uraian dalam latar belakang masalah di atas memberikan dasar bagi peneliti
untuk merumuskan pertanyaan peneliti berikut:
Apakah terdapat pengaruh bising terhadap gangguan pendengaran pada karyawan
kilang padi?

Universitas Sumatera Utara

1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh bising pada karyawan kilang padi di Desa Sidoarjo II
Ramunia yang menyebabkan gangguan pendengaran.
1.3.2. Tujuan khusus
Mengetahui seberapa besar intensitas pengaruh bising pada karyawan kilang
padi.
1.4.

Manfaat Penulisan
1. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai paparan bising dengan

gangguan pendengaran pada karyawan kilang padi di Desa Sidoarjo II Ramunia.
2. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk membantu masyarakat dalam upaya
pencegahan maupun penanganan pada gangguan pendengaran
3. Hasil penelitian ini dapat digunakan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam
bidang ini dan sebagai acuan untuk penelitian berikutnya..

Universitas Sumatera Utara