Analisis Pengaruh Debt to Eqiuty Ratio (DER), Current Ratio (CR), Dividen per Share (DPS), dan Return On Assets (ROA) terhadap Harga Saham Perusahaan Finansial Indeks KOMPAS 100

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pasar Modal

Pada dasarnya, pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk uang ataupun modal sendiri. Undang-Undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995 memberikan pengertian Pasar εodal yang lebih spesifik yaitu “kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek”.

2.2. Analisa Fundamental

Yang dimaksud dengan analisa fundamental sebenarnya melakukan penilaian atas laporan keuangan suatu perusahaan berdasarkan faktor-faktor yang diidentifikasikan dapat mempengaruhi harga saham. Faktor-faktor tersebut (dalam Fakhruddin dan Hadianto, 2001:55) diantaranya:

 Penjualan

 Pertumbuhan penjualan  Kebijakan dividen

 Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)  Manajemen

 Kinerja

“Statement” yang dikeluarkan emiten dan sebagainya.

Analisis fundamental sendiri merupakan teknik-teknik yang mencoba memprediksi harga saham di masa yang akan datang dengan cara:


(2)

1. Menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut hingga diperoleh taksiran harga saham

2. Dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang.

Analisis fundamental juga sering disebut dengan analisis perusahaan karena menggunakan data keuangan perusahaan dalam menghitung nilai intrinsik saham. Secara umum untuk menganalisis perusahaan dengan menggunakan analisa fundamental terdiri dari empat langkah yaitu (Anoraga, 2001:63):

1) Menghitung kondisi ekonomi secara keseluruhan

Kondisi ekonomi dipelajari untuk menghitung kondisi ekonomi secara keseluruhan di pasar saham, berkaitan dengan tingkat inflasi, suku bunga, neraca perdagangan dan sebagainya.

2) Menghitung kondisi industry secara keseluruhan

Industri perusahaan secara langsung mempengaruhi kinerja perusahaan tersebut. Saham yang paling baik pun dapat menghasilkan pegembalian yang tidak menguntungkan jika kondisi industry secara keseluruhan lemah.

3) Menghitung kondisi perusahaan

Karena pasar saham adalah pasar ekspektasi dimana seluruh pemegang saham mengharapkan perusahaannya selalu menghasilkan laba yang pada akhirnya mempengaruhi dividen maka perlu diperhitungkan kesehatan keuangan perusahaan tersebut. Menghitung kondisi perusahaan biasanya dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan.

4) Menghitung nilai saham perusahaan

Setelah memperhitungkan kondisi ekonomi, industri dan perusahaan selanjutnya yang dilakukan adalah menghitung apakah saham perusahaan over va lued, under va lued, ataupun pas harganya.

2.3. Analisis Rasio Keuangan

Menurut Riyanto (2001:329) rasio keuangan adalah ukuran yang digunakan dalam interpretasi dan analisis laporan finansial suatu perusahaan. Pengertian rasio


(3)

digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial. Rasio keuangan dirancang untuk membantu mengevaluasi laporan keuangan.

Menurut Munawir (2007:65) analisis rasio keuangan adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.

Pada umumnya berbagai rasio yang dihitung bisa dikelompokkan dalam lima macam, yaitu:

1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Menurut Fakhruddin dan Hadianto (2001:58) rasio likuiditas yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finasial jangka pendek. Rasio likuiditas menentukan atau memberikan gambaran apakah sebuah perusahaan likuid atau tidak. Rasio likuiditas yang biasa dipakai untuk mengukur kondisi likuiditas suatu perusahaan adalah current ratio dan quick ratio (acid test).

2. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)

Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur komposisi perbandingan antara dana sendiri yang dicerminkan dalam komponen modal dengan dana luar yang dicerminkan dalam berbagai jenis hutang. Analisis rasio solvabilitas berguna untuk melihat aspek penting yaitu melihat modal yang dimiliki oleh sebuah perusahaan apakah jumlahnya sebanding dengan jumlah hutangnya untuk mengetahui tingkat resiko


(4)

usaha perusahaan tersebut. Rasio keuangan yang sering digunakan adalah debt ra tio dan debt to equity ratio.

3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber-sumber daya sebagaimana digariskan oleh kebijaksanaan perusahaan (Husnan, 1994:223). Atau dengan kata lain, sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan asset untuk memperoleh penjualan. Rasio yang digunakan untuk menilai tingkat aktivitas perusahaan adalah fixed assets turnover dan total assets turnover .

4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio profitabilitas adalah kemampuan menghasilkan laba. Dalam analisis rasio, kemampuan menghasilkan laba dapat dikaitkan dengan penjualan, asset atau modal. Rasio ini sangat diperhatikan oleh calon maupun pemegang saham karena akan berkaitan dengan harga saham serta dividen yang akan diterima. Rasio-rasio profitabilitas antara lain gross profit ma rgin, net profit ma rgin, return on a ssets, return on equity dan earning power.

5. Rasio Saham (Common Stock Ratios)

Rasio saham yaitu rasio yang menunjukkan bagian dari laba perusahaan, dividen dan modal yang dibagikan pada setiap saham (Fakhruddin dan Hadianto, 2001:59). Rasio-rasio saham yang biasa digunakan yaitu price


(5)

ea rning ra tio, dividen per sha re, dividen yield, pa yout ratio dan price to book va lue.

2.4. Rasio Keuangan a. Debt to Equity Ratio

Menurut Dendawijaya (2005:121), debt to equity ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menutup sebagian atau seluruh utang-utangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek, dengan dana yang berasal dari modal bank sendiri. Rasio ini sering digunakan para investor sebagai informasi untuk mengetahui seberapa besar total pasiva yang terdiri atas persentase modal bank sendiri untuk menutupi utang-utangnya kepada pihak luar.

Kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua hutang-hutangnya menunjukkan “solvabilitas” suatu pertusahaan. Suatu perusahaan yang solva ble berarti perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya (Riyanto, 2001). Semakin kecil rasio ini maka semakin banyak modal sendiri yang dijadikan jaminan terhadap hutang-hutang perusahaan tersebut.

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:


(6)

b. Current Ratio

Menurut Husnan (1994:218) Current ratio merupakan ukuran yang paling umum dari kelancaran (solvency) jangka pendek, karena rasio tersebut menunjukkan seberapa jauh tagihan kreditor jangka pendek bisa ditutup oleh aktiva yang secara kasar bisa berubah menjadi kas dalam jangka waktu yang sama dengan tagihan tersebut. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.

Besarnya current ratio diperoleh dengan membagi seluruh jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar. Semakin besar rasio tersebut semakin besar pula jaminan yang diberikan oleh perusahaan dalam memenuhi kewajiban dalam jangka pendeknya. Dan sebaliknya, apabila rasio ini rendah berarti perusahaan memiliki kemampuan yang rendah dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. Namun, apabila rasio ini terlalu tinggi juga tidak baik karena hal ini berarti ada kas yang menganggur atau tidak dikelola dengan baik.

Rumus untuk menghitung Current Ratio adalah sebagai berikut:

= %

c. Dividen Per Share

Dividen Per Sha re merupakan total semua dividen tunai yang dibagikan dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar kepada para pemegang saham sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya. Menurut Brigham dan Houston (2006:76), dividen yang dibagikan dapat memberikan efek terhadap harga saham


(7)

perusahaan karena dalam pengumuman pembagian dividen mengandung informasi yang penting bagi investor sebagai sinyal dari perusahaan mengenai prospek perusahaan di masa depan.

Dividen Per Share dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (dalam Fakhruddin dan Hadianto,2001:55) :

ℎ = ℎ ℎ

d. Return On Assets

Return On Assets (ROA) adalah rasio yang menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan. Return on a ssets sering juga disebut dengan Return On Invesment (ROI).

Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin efektif perusahaan dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin besar nilai return on asset menunjukkan bahwa semakin produktif perusahaan tersebut karena tingkat kembalian akan semakin besar.

Adapun rumus Return On Assets adalah sebagai berikut:

= � ℎ %

2.5. Saham

Secara sederhana, saham dapat didefenisikan sebagai bukti kepemilikan seseorang atau badan usaha pada suatu perseroan terbatas. Namun, jika ingin memperoleh pengertian yang lebih lengkap, Pike menyebutkan (dalam


(8)

Widioatmodjo, 2009:84) selembar saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik (berapa pun porsinya) dari suatu perusahaan yang menertbitkan kertas (saham) tersebut, sesuai porsi kepemilikannya yang tertera pada saham.

Saham yang diperdagangkan di bursa ada dua jenis yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (prepared stock).

a. Saham Biasa (Common Stock)

Saham biasa menggambarkan kepemilikan seseorang dalam korporasi, tetapi bagi investor biasa, satu lembar saham biasa hanyalah sepotong kertas yang memiliki dua karakteristik (Brigham dan Houston 2001:360). Pertama, kertas tersebut hanya menunjukkan kepemilikan atas dividen, tetapi hanya jika perusahaan memiliki kelebihan dana untuk membayar dividen dan hanya jika perusahaan memilih untuk membagikan dividen daripada menahannya untuk mereinvestasi semua laba tersebut. Yang kedua, saham dapat dijual pada beberapa tanggal di masa depan, dengan harapan tingkat harga jualnya lebih tinggi daripada harga beli agar investor menerima keuntungan modal (capital gain). Diantara surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal, saham biasa (common stock) adalah yang paling banyak dikenal di kalangan masyarakat.


(9)

b. Saham Preferen (Prefered Stock)

Saham preferen merupakan gabungan (hybrid) antara obligasi dan saham biasa. Artinya, di samping memiliki karakteristik seperti obligasi, saham preferen juga memiliki karakteristik saham biasa (Widoatmodjo 2009:100). Saham preferen memiliki nilai nominal dan sejumlah dividen tetap dan regular yang harus dibayar kepada pemiliknya sebelum dividen saham biasa dibayarkan. Keistimewaan saham preferen ini bisa berbagai macam, di samping pembayaran dividen yang tetap dan didahulukan pembayaran dividennya terdapat pengumulatifan pembayaran dividennya jika perusahaan tidak membayar dividen dalam kurun waktu tertentu. Disebut memiliki karakteristik saham biasa karena tidak selamanya saham preferen bisa memberikan penghasilan seperti yang dikendaki investornya. Jika suatu emiten mengalami kerugian, maka pemegang saham preferen bisa tidak menerima pembayaran dividen yang sudah ditetapkan sebelumnya.

2.6. Harga Saham

Harga saham dapat didefenisikan sebagai harga yang dibentuk dari interaksi antara penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka terhadap keuntungan perusahaan. Harga saham ditentukan oleh perkembangan perusahaan penerbitnya. Jika perusahaan penerbitnya mampu menghasilkan keuntungan yang tinggi, ini akan memungkinkan perusahaan tersebut menyisihkan


(10)

bagian keuntungan itu sebagai dividen dengan jumlah yang tinggi pula. Pemberian dividen yang tinggi ini akan menarik minat masyarakat untuk membeli saham tersebut. Akibatnya, permintaan atas saham tersebut meningkat. Pada gilirannya, peningkatan harga saham ini akan memungkinkan pemegangnya mendapatkan ca pita l ga in. Yang disebut terakhir ini akan semakin mendorong dan sekaligus menaikkan harga saham. Dengan demikian, keuntungan perusahaan menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan harga saham.

Dari berbagai literatur terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi harga saham, antara lain adalah:

1. Tingkat suku bunga

Perubahan tingkat suku bunga baik tabungan dan pinjaman akan memengaruhi pilihan investasi dalam saham, obligasi, dan deposito. Tingkat bunga yang tinggi dapat menyebabkan return yang diperoleh dari investasi yang berisiko rendah (deposito) lebih tinggi daripada return investasi yang berisiko tinggi (saham), sehingga investor akan lebih tertarik untuk menempatkan dananya dalam bentuk deposito dari pada membeli saham (Zubir, 2010:20). Jika dikaitkan dengan investasi asset riil, tingkat bunga yang tinggi menyebabkan biaya modal (cost of capital) menjadi tinggi, sehingga nilai perusahaan (corporate value) menjadi rendah. Pada akhirnya, harga saham akan turun. Dengan demikian,


(11)

kenaikan tingkat suku bunga tabungan dan pinjaman akan berakibat terhadap turunnya harga saham dan sebaliknya.

2. Finansial Perusahaan

Finansial perusahaan tercermin dalam struktur modal yang digunakan untuk mendanai kegiatan perusahaan. Perusahaan yang mempunyai hutang besar juga mempunyai resiko yang besar bagi pemegang saham karena sebagian besar laba operasi perusahaan akan digunakan untuk membayar biaya bunga pinjaman akibatnya akan mengurangi dividen yang akan diterima oleh pemegang saham. Apabila pendapatan (revenues) perusahaan tidak stabil, maka kemungkinan besar pemegang saham tidak menerima dividen sehingga saham perusahaan tidak menarik untuk dijadikan instrument investasi karena harga sahamnya akan jatuh.

3. Pasar

Hukum permintaan dan penawaran mempengaruhi harga saham. Bila permintaan terhadap saham suatu perusahaan besar tentunya harga saham juga akan meningkat. Kegiatan pasar yang lain secara umum, misalnya resesi, perubahan struktur perekonomian dan perubahan selera konsumen juga turut mempengaruhi harga saham.

4. Inflasi

Permintaan terhadap barang-barang meningkat, tetapi daya beli rendah akibat kenaikan harga barang-barang secara umum. Pada akhirnya,


(12)

perusahaan akan kesulitan dalam berproduksi karena biaya produksi menjadi tinggi dan harga jualnya tidak terjangkau oleh konsumen, sehingga penjualannya akan turun dan akhirnya harga saham perusahaan tersebut melemah

5. Indeks Harga Saham

Dengan mengetahui perhitungan indeks harga saham baik secara individu maupun gabungan dapat membantu investor dalam mengambil keputusan. Secara keseluruhan, jika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sedang menunjukkan adanya penurunan, maka pasar dalam keadaan lesu. Kondisi demikian akan mempengaruhi harga saham di pasar modal.

6. News a nd Rumors

Berbagai pemberitaan dan rumor yang beredar dimasyarakat mulai dari masalah ekonomi, social, politik, dan keamanan akan mempengaruhi persepsi investor yang berujung pada pengambilan keputusan dalam berinvestasi, sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi pergerakan saham di pasar modal.

2.7. Hubungan antara Rasio Keuangan dengan Harga Saham

Debt to Equity Ra tio (DER) sebagai instrument untuk mengetahui kemampuan ekuitas atau aktiva bersih suatu perusahaan untuk melunasi seluruh kewajibannya. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang,


(13)

semakin rendah rasio maka akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang (Darsono, 2005:54). Rasio ini menunjukkan risiko perusahaan, maka tinggi rendahnya resiko perusahaan secara tidak langsung dapat mempengaruhi harga saham.

Current Ra tio (CR) sebagai rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek yang segera jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancarnya (Kasmir, 2008: 134). Apabila rasio ini rendah berarti perusahaan memiliki kemampuan yang rendah dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. Hal ini menandakan perusahaan tersebut tidak likuid dan akan mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi. Keputusan investor tersebut secara tidak langsung mempengaruhi harga saham.

Dividen Per Sha re (DPS) adalah dividen per lembar saham. Dividen per lembar saham merupakan keuntungan yang dibagikan kepada pemegang saham oleh perusahaan sesuai atau sebanding dengan jumlah saham yang dimilikinya. Menurut Brigham dan Houston (2006:76) dalam hipotesis kandungan informasi (information signa ling content), dividen yang dibagikan dapat memberikan efek terhadap harga saham perusahaan karena dalam pengumuman pembagian dividen mengandung informasi yang penting bagi investor sebagai sinyal dari perusahaan mengenai prospek perusahaan di masa depan.

Return On Assets (ROA) merupakan kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang


(14)

tersedia diperusahaan. Peningkatan keuntungan ini mempunyai efek yang positif terhadap kinerja keuangan perusahaan dalam pencapaian tujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan yang akan direspon secara positif oleh investor sehingga permintaan saham perusahaan dapat meningkat dan dapat menaikkan harga saham perusahaan. Modigliani-Miller menyatakan bahwa nilai perusahaan akan tergantung hanya pada laba yang diproduksi oleh aktiva-aktivanya (Brigham dan Houston, 2006:70)

2.8. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu mengenai pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap harga saham menunjukkan hasil-hasil yang berbeda. Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian-penelitian terdahulu. Rincian mengenai penelitian-penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.1

Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1 Vice Law

Ren Sia dan

Lauw Tjun Tjun

(2011)

Pengaruh Current Ratio, Earning Per Share, dan Price Earnings Ratio terhadap Harga Saham

Variabel Independen: CR, EPS, dan PER. Variabel dependen: Harga saham

Semua variabel independen yang

diteliti secara serempak

mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap harga saham.

Secara parsial hanya CR

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham,

adapun EPS dan PER

berpengaruh positif secara signifikan terhadap Harga saham.

2 Fadjar O.P.

Siahaan (2013)

The Effect of Good Corporate Governance Mechanism, Leverage, and Firm Size on Firm Value.

Variabel Independen: Leverage (DER), Good Corporate Governance Mechanism (AC-Audit Committee,

BCSIZE-Size of Board

Commissioners,

PIB-Secara serempak semua variabel

independen berpengaruh

signifikan terhadap variabel terikat yaitu Firm Value. Tetapi secara parsial variabel DER, AC, PIB tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Firm Value,


(15)

Independent Board), Firm Size (FSIZE) Variabel dependen: Market price of shares (Firm Value)

signifikan terhadap Firm Value.

3 Faris Nasif

AL-Shubiri (2010)

Analisis the Determinant of Markets Stock Price Movements (An Emperical

Study of Jordanian

Commercial Banks)

Variabel Independen: DPS, EPS, Net Asset

Value per Share

(NAVPS), Lending

Interest Rate (INT), Inflation Rate (INF), dan GDP.

Variabel dependen: Market Price of Stock (MPS)

Secara serempak variabel DPS, EPS, NAVPS, INT, INF, dan GDP berpengaruh Signifikan terhadap MPS sebagai variabel dependen. Namun secara parsial variabel DPS, EPS, NAVPS, INF, dan GDP memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap MPS.

Sedangkan INT tidak memiliki

pengaruh yang signifikan

terhadap MPS.

4 Chrystine

Anggrainy Sidabutar (2012)

Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan

Return On Equity

Terhadap Harga Saham

pada Perusahaan

Manufaktur Industri

Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

Variabel Independen: CR, DER, dan ROE. Variabel Dependen: Harga Saham

Secara simultan semua variabel independen yaitu CR, DER, dan

ROE berpengaruh secara

signifikan terhadap harga saham. Tetapi secara parsial semua variabel independen tidak

mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap harga saham

5 Denies

Priatinah dan Prabandaru Adhe Kusuma (2012)

Pengaruh Return On

Invesment, Earning Per Share, dan Dividen Per Share Terhadap Harga

Saham Perusahaan

Pertambangan yang

terdaftar di BEI periode 2008-2010

Variabel Independen: ROI, EPS, dan DPS. Variabel Dependen: Harga Saham

Secara serempak variabel ROI, EPS dan DPS memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Demikian juga secara parsial ROI, EPS, dan DPS memiliki pengaaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.

6 Vahid Saqafi

dan Hamidreza Vakilifard (2012)

The Effect of Variables of

The Fundamental

Techniques on Return of The Stock Tehran Stock Exchange (TSE)

Variabel Independen: Return On Assets (ROA), Current Ratio

(CR), Inventory

Turnover (INV)

Variabel dependen : Stock Return

Secara simultan variabel ROA, CR, INV berpengaruh signifikan terhadap Return Stock. Secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap Stock Return.


(16)

2.9. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka Konseptual akan menghubungkan antara variabel-variabel penelitian, yaitu antara variabel-variabel bebas dengan variabel-variabel terikat. Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Sumber : Diolah peneliti, 2014

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Debt to Equity Ra tio

(DER)

Current Ra tio (CR) (X2)

Dividen Per Sha re (DPS) (X3)

Return On Asset (ROA) (X4)

Harga Saham (Y)


(17)

Berdasarkan kerangka konseptual yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Debt to Equity Ra tio (DER) memiliki pengaruh yang positif terhadap harga saham perusahaan finansial di Indeks KOMPAS 100.

2. Current Ra tio (CR) memiliki pengaruh yang positif terhadap harga saham perusahaan finansial KOMPAS 100.

3. Dividen Per Sha re (DPS), memiliki pengaruh yang positif terhadap harga saham perusahaan finansial di Indeks KOMPAS 100.

4. Return On Assets (ROA), memiliki pengaruh yang positif terhadap harga saham perusahaan finansial di Indeks KOMPAS 100.


(1)

perusahaan akan kesulitan dalam berproduksi karena biaya produksi menjadi tinggi dan harga jualnya tidak terjangkau oleh konsumen, sehingga penjualannya akan turun dan akhirnya harga saham perusahaan tersebut melemah

5. Indeks Harga Saham

Dengan mengetahui perhitungan indeks harga saham baik secara individu maupun gabungan dapat membantu investor dalam mengambil keputusan. Secara keseluruhan, jika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sedang menunjukkan adanya penurunan, maka pasar dalam keadaan lesu. Kondisi demikian akan mempengaruhi harga saham di pasar modal.

6. News a nd Rumors

Berbagai pemberitaan dan rumor yang beredar dimasyarakat mulai dari masalah ekonomi, social, politik, dan keamanan akan mempengaruhi persepsi investor yang berujung pada pengambilan keputusan dalam berinvestasi, sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi pergerakan saham di pasar modal.

2.7. Hubungan antara Rasio Keuangan dengan Harga Saham

Debt to Equity Ra tio (DER) sebagai instrument untuk mengetahui kemampuan ekuitas atau aktiva bersih suatu perusahaan untuk melunasi seluruh kewajibannya. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang,


(2)

semakin rendah rasio maka akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang (Darsono, 2005:54). Rasio ini menunjukkan risiko perusahaan, maka tinggi rendahnya resiko perusahaan secara tidak langsung dapat mempengaruhi harga saham.

Current Ra tio (CR) sebagai rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek yang segera jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancarnya (Kasmir, 2008: 134). Apabila rasio ini rendah berarti perusahaan memiliki kemampuan yang rendah dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. Hal ini menandakan perusahaan tersebut tidak likuid dan akan mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi. Keputusan investor tersebut secara tidak langsung mempengaruhi harga saham.

Dividen Per Sha re (DPS) adalah dividen per lembar saham. Dividen per lembar saham merupakan keuntungan yang dibagikan kepada pemegang saham oleh perusahaan sesuai atau sebanding dengan jumlah saham yang dimilikinya. Menurut Brigham dan Houston (2006:76) dalam hipotesis kandungan informasi (information signa ling content), dividen yang dibagikan dapat memberikan efek terhadap harga saham perusahaan karena dalam pengumuman pembagian dividen mengandung informasi yang penting bagi investor sebagai sinyal dari perusahaan mengenai prospek perusahaan di masa depan.

Return On Assets (ROA) merupakan kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang


(3)

tersedia diperusahaan. Peningkatan keuntungan ini mempunyai efek yang positif terhadap kinerja keuangan perusahaan dalam pencapaian tujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan yang akan direspon secara positif oleh investor sehingga permintaan saham perusahaan dapat meningkat dan dapat menaikkan harga saham perusahaan. Modigliani-Miller menyatakan bahwa nilai perusahaan akan tergantung hanya pada laba yang diproduksi oleh aktiva-aktivanya (Brigham dan Houston, 2006:70)

2.8. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu mengenai pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap harga saham menunjukkan hasil-hasil yang berbeda. Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian-penelitian terdahulu. Rincian mengenai penelitian-penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.1

Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1 Vice Law

Ren Sia dan

Lauw Tjun Tjun

(2011)

Pengaruh Current Ratio, Earning Per Share, dan Price Earnings Ratio terhadap Harga Saham

Variabel Independen: CR, EPS, dan PER. Variabel dependen: Harga saham

Semua variabel independen yang

diteliti secara serempak

mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap harga saham.

Secara parsial hanya CR

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham,

adapun EPS dan PER

berpengaruh positif secara signifikan terhadap Harga saham.

2 Fadjar O.P.

Siahaan (2013)

The Effect of Good Corporate Governance Mechanism, Leverage, and Firm Size on Firm Value.

Variabel Independen: Leverage (DER), Good Corporate Governance Mechanism (AC-Audit Committee,

BCSIZE-Size of Board

Commissioners,

PIB-Proportion of

Secara serempak semua variabel

independen berpengaruh

signifikan terhadap variabel terikat yaitu Firm Value. Tetapi secara parsial variabel DER, AC, PIB tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Firm Value, BCSIZE dan FSIZE berpengaruh


(4)

Independent Board), Firm Size (FSIZE) Variabel dependen: Market price of shares (Firm Value)

signifikan terhadap Firm Value.

3 Faris Nasif

AL-Shubiri (2010)

Analisis the Determinant of Markets Stock Price Movements (An Emperical

Study of Jordanian

Commercial Banks)

Variabel Independen: DPS, EPS, Net Asset

Value per Share

(NAVPS), Lending

Interest Rate (INT), Inflation Rate (INF), dan GDP.

Variabel dependen: Market Price of Stock (MPS)

Secara serempak variabel DPS, EPS, NAVPS, INT, INF, dan GDP berpengaruh Signifikan terhadap MPS sebagai variabel dependen. Namun secara parsial variabel DPS, EPS, NAVPS, INF, dan GDP memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap MPS.

Sedangkan INT tidak memiliki

pengaruh yang signifikan

terhadap MPS.

4 Chrystine

Anggrainy Sidabutar (2012)

Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan

Return On Equity

Terhadap Harga Saham

pada Perusahaan

Manufaktur Industri

Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

Variabel Independen: CR, DER, dan ROE. Variabel Dependen: Harga Saham

Secara simultan semua variabel independen yaitu CR, DER, dan

ROE berpengaruh secara

signifikan terhadap harga saham. Tetapi secara parsial semua variabel independen tidak

mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap harga saham

5 Denies

Priatinah dan Prabandaru Adhe Kusuma (2012)

Pengaruh Return On

Invesment, Earning Per Share, dan Dividen Per Share Terhadap Harga

Saham Perusahaan

Pertambangan yang

terdaftar di BEI periode 2008-2010

Variabel Independen: ROI, EPS, dan DPS. Variabel Dependen: Harga Saham

Secara serempak variabel ROI, EPS dan DPS memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Demikian juga secara parsial ROI, EPS, dan DPS memiliki pengaaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.

6 Vahid Saqafi

dan Hamidreza Vakilifard (2012)

The Effect of Variables of

The Fundamental

Techniques on Return of The Stock Tehran Stock Exchange (TSE)

Variabel Independen: Return On Assets (ROA), Current Ratio

(CR), Inventory

Turnover (INV)

Variabel dependen : Stock Return

Secara simultan variabel ROA, CR, INV berpengaruh signifikan terhadap Return Stock. Secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap Stock Return.


(5)

2.9. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka Konseptual akan menghubungkan antara variabel-variabel penelitian, yaitu antara variabel-variabel bebas dengan variabel-variabel terikat. Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Sumber : Diolah peneliti, 2014

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Debt to Equity Ra tio

(DER)

Current Ra tio (CR) (X2)

Dividen Per Sha re (DPS) (X3)

Return On Asset (ROA) (X4)

Harga Saham (Y)


(6)

Berdasarkan kerangka konseptual yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Debt to Equity Ra tio (DER) memiliki pengaruh yang positif terhadap harga saham perusahaan finansial di Indeks KOMPAS 100.

2. Current Ra tio (CR) memiliki pengaruh yang positif terhadap harga saham perusahaan finansial KOMPAS 100.

3. Dividen Per Sha re (DPS), memiliki pengaruh yang positif terhadap harga saham perusahaan finansial di Indeks KOMPAS 100.

4. Return On Assets (ROA), memiliki pengaruh yang positif terhadap harga saham perusahaan finansial di Indeks KOMPAS 100.


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Likuiditas (Current Ratio), Profitabilitas (Return On Equity, Return On Investment, Earning Per Share), dan Inventory Turnover Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Tekstil Dan Garmen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 110 99

Pengaruh Return On Assets (Roa), Debt To Equity Ratio (Der) Dan Earning Per Share (Eps) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2010-2013

8 121 96

Analisis Pengaruh Debt to Eqiuty Ratio (DER), Current Ratio (CR), Dividen per Share (DPS), dan Return On Assets (ROA) terhadap Harga Saham Perusahaan Finansial Indeks KOMPAS 100

0 44 84

Analisis pengaruh Return On Asset (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM) dan Current Ratio (CR) terhadap harga saham: studi empiris pada perusahaan tambang yang terdaftar di bursa efek Indonesia Tahun 2011-2013

3 51 102

Analisis Pengaruh Debt to Eqiuty Ratio (DER), Current Ratio (CR), Dividen per Share (DPS), dan Return On Assets (ROA) terhadap Harga Saham Perusahaan Finansial Indeks KOMPAS 100

0 12 84

Analisis Pengaruh Debt to Eqiuty Ratio (DER), Current Ratio (CR), Dividen per Share (DPS), dan Return On Assets (ROA) terhadap Harga Saham Perusahaan Finansial Indeks KOMPAS 100

0 0 11

Analisis Pengaruh Debt to Eqiuty Ratio (DER), Current Ratio (CR), Dividen per Share (DPS), dan Return On Assets (ROA) terhadap Harga Saham Perusahaan Finansial Indeks KOMPAS 100

0 0 2

Analisis Pengaruh Debt to Eqiuty Ratio (DER), Current Ratio (CR), Dividen per Share (DPS), dan Return On Assets (ROA) terhadap Harga Saham Perusahaan Finansial Indeks KOMPAS 100

0 0 6

Analisis Pengaruh Debt to Eqiuty Ratio (DER), Current Ratio (CR), Dividen per Share (DPS), dan Return On Assets (ROA) terhadap Harga Saham Perusahaan Finansial Indeks KOMPAS 100

0 0 3

Analisis Pengaruh Debt to Eqiuty Ratio (DER), Current Ratio (CR), Dividen per Share (DPS), dan Return On Assets (ROA) terhadap Harga Saham Perusahaan Finansial Indeks KOMPAS 100

0 0 13