Analisis pengaruh Return On Asset (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM) dan Current Ratio (CR) terhadap harga saham: studi empiris pada perusahaan tambang yang terdaftar di bursa efek Indonesia Tahun 2011-2013

(1)

ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), DEBT TO EQUITY RATIO (DER), NET PROFIT MARGIN (NPM) DAN CURRENT RATIO (CR) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi

Empiris Pada Perusahaan Tambang yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

Oleh:

EGI FERDIANTO NIM: 107082003424

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), DEBT TO EQUITY RATIO (DER), NET PROFIT MARGIN (NPM) DAN CURRENT RATIO (CR) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi

Empiris Pada Perusahaan Tambang yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar sarjana Ekonomi

Oleh Egi Ferdianto NIM: 107082003424

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Rini., Ak., CA Hepi Payudiawan, SE., Ak., MM., CA NIP.19760315 200501 2 002 NIP. 19720516200901 1 006

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Senin, 7 Juli 2014 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa: 1. Nama : Egi Ferdianto

2. NIM : 107082003424 3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Return on Assets (ROA)¸Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), dan Current Ratio (CR) terhadap Harga Saham (Studi Empiris pada Perusahaan Tambang yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 7 Juli 2014

1. Zuhairan Yumni Y, M.Sc ( )

NIP. 19800416 200912 1 002 Ketua

2. Soliyah Wulandari, SE., M.Si ( )

NIDN. 2002018501 Sekretaris

3. Fitri Damayanti, SE., M.Si ( ) NIP. 19810731 200604 2 003 Penguji Ahli


(4)

LEMBAR PENGESAHAN UJI SKRIPSI

Hari ini Jumat, 12 Desember 2014 telah dilakukan ujian skripsi atas mahasiswa: 1. Nama : Egi Ferdianto

2. NIM : 107082003424 3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Return on Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), dan Current Ratio (CR) terhadap Harga Saham (Studi Empiris pada Perusahaan Tambang yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 12 Desember 2014

1. Leis Suzanawaty, SE., M.Si

NIP. 19720809 200501 2 044 ( ) Ketua

2. Yusar Sagara, SE., Ak., M.Si., CA., CMA

NIDN. 2009058601 ( ) Sekretaris

3. Yulianti, SE., M.Si

NIP. 19820318 201101 2 011 ( ) Penguji Ahli

4. Dr. Rini., Ak., CA

NIP. 19760315 200501 2 002 ( ) Pembimbing I

5. Hepi Payudiawan, SE., Ak., MM., CA

NIP. 19720516200901 1 006 ( ) Pembimbing II


(5)

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Egi Ferdianto NIM : 107082003424 Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan : Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain. 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber

asli atau tanpa ijin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.

Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung-jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Ciputat, 10 Desember 2014


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Egi Ferdianto Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, Tanggal Lahir : Garut, 19 Oktober 1988 Agama : Islam

Alamat : Kp. Cigasong No. 145 RT 05/06 Cilawu, Garut Telepon : 08988373416

E-mail : nube.cerasgart@gmail.com

PENDIDIKAN FORMAL

1994-2000 : SD Negeri Cilawu 2, Garut 2000-2003 : SLTP Negeri 1 Cilawu, Garut 2003-2006 : SMA Negeri 1, Garut


(7)

LATAR BELAKANG KELUARGA

Ibu : Toto Somamiharja Tempat, Tanggal Lahir : Garut, 23 Oktober 1940 Pekerjaan : Wiraswasta

Ibu : Cicah Aisyah

Tempat, Tanggal Lahir : Garut, 17 Agustus 1945 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga


(8)

ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF RETURN ON ASSET, DEBT TO EQUITY RATIO, NET PROFIT MARGIN AND CURRENT RATIO TO

STOCK PRICE

(Empirical Study on Listed Companies in Indonesia Stock Exchange) Egi Ferdianto

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the influence of return on assets, debt to equity ratio, net profit margin and current ratio to stock price. This research used secondary data from monetary data in Indonesian Stock Exchange which is written in the company's financial report. This research used a samples from 29 companies that consistently listed in Indonesia Stock Exchange during the period of 2011-2013, which is used purposive sampling method. These variables tested with multiple regressions. The results indicated that the return on asset significant influence on the stock price. Debt to equity ratio, net profit margin and current ratio while the stock price do not give any influence at all. Simultaneously return on asset, debt to equity ratio, net profit margin and current asset influence the stock prices.

Keywords: Return on Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM) and Current Ratio (CR) and Stock price.


(9)

ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), DEBT TO EQUITY RATIO (DER), NET PROFIT MARGIN (NPM) DAN

CURRENT RATIO (CR) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Tambang yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

(Studi Empiris Pada Perusahaan Tambang yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

Oleh: Egi Ferdianto ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh return on assets, debt to equity ratio, net profit margin dan current ratio terhadap harga saham perusahaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersumber dari data keuangan di Bursa Efek Indonesia yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan. Variabel-variabel yang di uji dalam penelitian ini yaitu Return on Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM) dan Current Ratio (CR) dan harga saham. Sampel dari penelitian ini menggunakan 29 perusahaan yang konsisten merilis laporan keuangannya di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2013, dimana metode yang digunakan adalah purposive sampling yaitu suatu metode pengambilan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Variabel-variabel tersebut kemudian diuji dengan menggunakan regresi berganda. Teknik analisis data menggunakan uji t dan uji F dalam pengujian hipotesisnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa return on asset (ROA) berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan debt to equity ratio (DER), net profit margin (NPM) dan current ratio (CR) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara simultan, ROA, DER, NPM dan CR berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Kata Kunci : Return on Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Current Ratio (CR) dan Harga Saham.


(10)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan karunia- Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Pengaruh Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM) dan Current Ratio (CR) terhadap Harga Saham (Studi Empiris pada Perusahaan Tambang yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)”. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Sang Teladan yang telah membawa kita ke zaman kebaikan.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah penulis haturkan atas kekuatan Allah SWT yang telah dianugerahkan. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak dan Ibu yang tak pernah lelah memberikan rasa cinta, kasih sayang, semangat, motivasi dan do’a yang tiada henti-hentinya kepada penulis serta selalu bertanya tentang perkembangan skripsinya dan menyemangati penulis untuk segera menyelesaikan kuliahnya.

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Dr. Rini., Ak., CA selaku dosen pembimbing skripsi I yang telah bersedia menyediakan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing penulis selama penyusunan skripsi. Terima Kasih selalu ramah

membimbing mahasiswanya serta menjawab semua keluahan

mahasiswanya dengan bijak. Terima kasih atas segala masukan demi penyelesaian skripsi ini serta semua motivasi dan nasihat yang telah diberikan selama ini. Dan mohon maaf jika selama ini sudah begitu sering


(11)

merepotkan Ibu selama di UIN Syarif Hidayatullah.

4. Bapak Hepi Payudiawan., SE., Ak., MM., CA selaku S ekretaris Jurusan dan P lt Ketua J urusan sekaligus dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia meluangkan waktunya yang sangat berharga, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas segala bimbingan, konsultasi semangat dan bantuan bapak yang telah diberikan selama ini.

5. Sahabat terbaik Saepullah Mansur, SE dan Almaizar Burhan, SE yang telah menjadi pembimbing ketiga bersedia membantu serta membimbing dalam proses pembuatan skripsi serta pengolahan data. Terima kasih atas semua bantuannya selama ini dan support yang tiada henti dari kalian. Terima Kasih.

6. Kakakku tercinta DR. Hery Haryanto.,M.Si, Ai Garningsih,SE dan Jajang Rudianto,SP yang telah begitu sabar menanti adiknya menjadi sarjana. Maaf selama ini telah begitu sering merepotkan semuanya dan terima kasih atas dukungan morilnya selama ini.

7. Tashaumi Nurfajrina yang selalu meluangkan waktu, pikiran dan

tenaganya untuk terus menyemangati tiada henti dan bersedia mendengar setiap keluhan-keluhan. Maaf ya terlalu lama lulusnya.

8. Keponakan-keponakan yang keren, Briantara Bagus, S.Ked, Lulu Lusiana, Am.KG yang telah mendahului om kalian untuk wisuda nya. Terima kasih selama ini telah membuat kuping merah saat ditanya kapan lulus, tetapi itu menjadi motivasi untuk diri sendiri.

9. Sahabatku Ragaku Matenggo Dirgantara yang menjadi teman

seperjuangan dalam tahap akhir perkuliahan ini yang terus memberikan motivasi agar sama-sama cepat menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman Seperjuangan di Jurusan, Fadhlul Naufal, Sri Pandhitatwo, Septi Octaviani yang selalu saling menyemangati dan berjuang bersama. Semangat!

11. Teman-teman Autizm Syndrome, akuntansi 2007, akuntansi C 2007 akuntansi D 2007 serta akuntansi manajemen.


(12)

12. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu, Terima kasih untuk semuanya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Jakarta, 10 Desember 2014


(13)

DAFTAR TABEL

2.1 Penelitian Terdahulu ... 43

4.1 Rincian Sampel Penelitian ... 58

4.2 Sampel Perusahaan ... 59

4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 61

4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ... 62

4.5 Hasil Uji Autokorelasi (Durbin-Watson) ... 65

4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi (adjusted r2) ... 65

4.7 Hasil Uji t ... 66


(14)

DAFTAR GAMBAR

1.1 Tabel IHSG 10 Tahun Terakhir ... 6

2.1 Kerangka Pemikiran ... 47

4.1 Hasil Uji Normalitas (Grafik P-Plot) ... 63


(15)

DAFTAR LAMPIRAN


(16)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJI KOMPREHENSIF ... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJI SKRIPSI ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

ABSTRACT ... viii

ABSTRAK ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

DAFTAR ISI ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11

1. Tujuan Penelitian ... 11

2. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 13


(17)

a. Definisi Pasar Modal ... 13

b. Sejarah Pasar Modal ... 14

2. Saham ... 22

a. Definisi Saham ... 22

b. Harga Saham ... 27

3. Laporan Keuangan ... 29

4. Analisis Rasio ... 33

a. Return On Asset ... 34

b. Debt to Equity Ratio ... 36

c. Net Profit Margin ... 39

d. Current Ratio ... 40

B. Penelitian Terdahulu ... 43

C. Kerangka Pemikiran ... 46

D. Hipotesis ... 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 49

B. Metode Penentuan Sampel ... 49

C. Metode Pengumpulan Data ... 50

D. Metode Analisis Data ... 50

1. Uji Statistik Deskriptif ... 50

2. Uji Asumsi Klasik ... 51

a) Uji Multikolinearitas ... 51


(18)

c) Uji Heteroskedastisitas ... 51

d) Uji Autokorelasi ... 52

3. Uji Hipotesis ... 53

a) Uji Koefisien Determinasi (adjusted r2) ... 53

b) Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 54

c) Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 55

E. Operasional Variabel ... 55

1. Variabel Dependen ... 55

2. Variabel Independen ... 56

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 58

1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 58

2. Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 60

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ... 62

1. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 62

a) Hasil Uji Multikolinearitas ... 62

b) Hasil Uji Normalitas ... 63

c) Hasil Uji Heterokedastisitas ... 64

d) Hasil Uji Autokorelasi ... 64

2. Hasil Uji Hipotesis ... 65

a) Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 65

b) Hasil Uji Statistik t ... 66


(19)

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 69

1. Pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap Harga Saham ... 69

2. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham .. 70

3. Pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Harga Saham ... 70

4. Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Harga Saham ... 71

5. Pengaruh Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER Net Profit Margin (NPM) dan Current Ratio (CR) secara simultan terhadap Harga Saham ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 76


(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kondisi perekonomian pada saat ini semakin cepat dan kompleks dari waktu ke waktu.Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya perdagangan hampir di semua komoditi.Perkembangan teknologi yang digunakan untuk memperkuat daya saing ekonomi dan arus informasi yang semakin cepat menjadikan suatu perusahaan terus bersaing untuk mempertahankan eksistensinya. Persaingan ketat antar perusahaan akan membawa pengaruh yang sangat kuat bagi kinerja perusahaan. Persaingan antar perusahaan menuntut perusahaan untuk bekerja secara efisien, perusahaan harus mampu membawa peningkatan atas apa yang dilakukan. Kinerja perusahaan akan dipantau investor yang telah menanamkan modal ke perusahaan tersebut, juga calon-calon investor yang akan menanamkan modalnya (Burhan, 2013).

Dalam perkembangannya, pasar modal membawa peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian.Bahkan pasar modal juga dapat dipandang sebagai salah satu barometer kondisi perekonomian suatu negara. Dalam dasawarsa terakhir ini, masyarakat semakin memandang pasar modal sebagai salah satu alternatif dalam menginvestasikan dana yang mereka miliki. Hal ini terbukti dengan semakin maraknya kegiatan di


(21)

Investor untuk berinvestasi di pasar modal memerlukan pertimbangan-pertimbangan yang matang, sehingga informasi yang relevan dengan kondisi pasar modal merupakan sesuatu yang selalu dicari para pelaku pasar modal dalam melakukan upaya pengambilan keputusan investasi.Namun, tidak semua informasi merupakan informasi yang berharga, akibatnya para pelaku pasar modal harus secara tepat memilih informasi yang layak untuk dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Salah satu informasi yang tersedia di pasar modal adalah laporan keuangan perusahaan.Dari laporan keuangan tersebut investor dapat mengetahui informasi internal mengenai kinerja keuangan perusahaan yang merupakan salah satu faktor yang dilihat investor untuk menentukan pilihan dalam membeli saham.Jika laporan keuangan dapat menyajikan informasi yang relevan dengan model keputusan yang digunakan investor, maka investor dapat menggunakan informasi tersebut untuk membuat keputusan yang tepat.

Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan perhitungan rugi laba serta laporan–laporan keuangan lainnya.Pada neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas masih belum bisa memberikan manfaat maksimal bagi para pemakainya sebelum pemakai mengolah lebih lanjut dalam bentuk analisis laporan keuangan seperti analisis rasio.Jenis analisis rasio tersebut bisa menyangkut analisis aspek likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, leverage, dan produktivitas atau aktivitas.Kegiatan yang paling mudah


(22)

dalam analisis keuangan adalah menghitung rasio-rasio keuangan suatu perusahaan.Tantangan analisis bukan melakukan perhitungan rasio, melainkan melakukan analisis dan menginterpretasikan rasio-rasio keuangan yang muncul.Analisis rasio merupakan analisis yang banyak digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan, baik untuk pemberian kredit maupun pembelian saham dan investasi.

Horigan (dalam Sari, 2012) menyatakan bahwa rasio keuangan berguna untuk memprediksi kesulitan keuangan perusahaan, hasil operasi, kondisi keuangan perusahaan saat ini dan pada masa mendatang, serta sebagai pedoman bagi investor mengenai kinerja masa lalu dan masa mendatang.

Dari aktivitas pasar modal, harga saham merupakan faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan oleh investor dalam melakukan investasi karena harga saham menunjukkan prestasi emiten, pergerakan harga saham searah dengan kinerja emiten.Apabila emiten mempunyai prestasi yang semakin baik maka keuntungan yang dapat dihasilkan dari operasi usaha semakin besar.

Oleh karena itu, setiap perusahaan yang menerbitkan saham sangat memperhatikan harga sahamnya. Harga yang terlalu rendah sering diartikan bahwa kinerja perusahaan kurang baik. Namun bila harga saham terlalu tinggi mengurangi kemampuan investor untuk membeli sehingga


(23)

menimbulkan harga saham sulit untuk meningkat lagi. Dengan perubahan posisi keuangan hal ini akan mempengaruhi harga saham perusahaan.

Harga pasar saham merupakan cermin dari kondisi perusahaan. Perusahaan dengan prospek yang bagus akan memiliki harga saham yang tinggi dan sebaliknya (Sunariyah, 2004). Salah satu analisis yang digunakan untuk menjelaskan pembentukan harga saham adalah analisis fundamental.Analisis ini mendasarkan pada keyakinan bahwa harga saham dipengaruhi oleh analisis fundamental perusahaan.

Pada prinsipnya semakin baik prestasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan maka akan berpengaruh positif pada tingkat permintaan saham perusahaan tersebut, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan harga saham perusahaan tersebut. Harga pasar saham merupakan ukuran indeks prestasi perusahaan yaitu seberapa jauh manajemen telah berhasil mengelola perusahaan.Dengan demikian harga saham di pasar modal merupakan indikator nilai perusahaan.

Dalam beberapa tahun terakhir, kondisi perekonomian secara global mengalami pasang surut.Pada tahun 2008 terjadi krisis subprime mortgage di Amerika Serikat, seluruh dunia terkena imbasnya. Kabar bangkrutnya salah satu bank investasi terbesar, Lehmann Brothers, akibat krisis kredit perumahan di Amerika Serikat membuat bursa saham global terguncang.Di Indonesia, 8 Oktober 2008 pukul 11.05 WIB, BEI melakukan suspend atau penutupan transaksi di lantai bursa.


(24)

Sebuah langkah yang belum pernah terjadi dalam sejarah lantai bursa di Indonesia, setelah Rusia sebelumnya juga melakukan hal yang sama. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam.

Tahun 2010 merupakan salah satu tahun keemasan dari Bursa Efek Indonesia.IHSG mencatatkan pertumbuhan terbaik di Asia Pasifik.Tahun 2012, krisis keuangan kembali menghantui pasar modal dunia.Indikasidefault atau tidak mampu membayar atas obligasi yang diterbitkan oleh beberapa pemerintah Eropa membuat kepanikan bagi para investor. Negara yang terancam krisis pada waktu itu adalah Yunani, Spanyol, Italia dan Portugal.Namun, IHSG masih menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik di tengah kondisi krisis perekonomian global tersebut.

Tahun 2013, BEI secara berturut-turut memecahkan rekor harga tertingginya.Namun, sedikit terganggu dengan kondisi Siprus di Eropa yang dianggap berpotensi krisis.Kenaikan BBM yang memacu inflasi di dalam negeri juga ikut menurunkan IHSG yang sebelumnya memecahkan rekor menembus 5.000.Pada tahun ini pula, jam perdagangan di BEI dimajukan 30 menit lebih awal dan Bapepam-LK telah melebur ke menjadi OJK (Otoritas Jasa Keuangan) (Okezone.com, 2013).


(25)

Sumber: Okezone.com

Gambar 1.1

Tabel IHSG 10 Tahun terakhir

Berdasarkan gambaran di atas dapat diketahui bahwa selama masa krisis ekonomi global, harga saham dan kinerja perusahaan mengalami penurunan, hal ini dibuktikan dengan adanya penurunan IHSG selama periode krisis ekonomi tersebut. Untuk mengetahui apakah harga saham terkena dampak krisis ekonomi global dapat diketahui dengan menganalisa beberapa faktor yang mempengaruhi harga saham melalui analisis likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, leverage, dan produktivitas atau aktivitas Faktor internal yang dipakai dalam penelitian ini adalah Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM) dan Current Ratio(CR).


(26)

ROA adalah kemampuan sebuah unit usaha untuk memeperoleh laba atas sejumlah asset yang dimiliki oleh unit usaha tersebut.Digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki (Murtiningsih, 2012).Rasio ini menggambarkan tingkat laba yang diperoleh perusahaan dengan tingkat investasi yang ditanamkan.Return On Assets (ROA) digunakan untuk menggambarkan sejauh mana kemampuan aset-aset yang dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba. Rasio ini merupakan rasio yang terpenting diantara rasio rentabilitas atau profitabilitas yang lainnya. ROA diperoleh dengan cara membandingkan antara NIAT terhadap total asset. Semakin besar ROA maka menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat kembalian semakin besar (Prastowo, 2011).

Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh seberapa besar dari modal sendiri yang digunakan untuk membayar utang.Debt to Equity Ratio (DER) juga memberikan jaminan mengenai seberapa besar utang perusahaan yang dapat dijamin dengan modal sendiri. Informasi mengenai seberapa besar dana pemilik perusahaan dapat digunakan kreditur sebagai dasar penentuan tingkat keamanan kreditur. Semakin besar Debt to Equity Ratio (DER) menandakan struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan utang terhadap ekuitas.Semakin besar Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan risiko


(27)

perusahaan yang relatif tinggi sehingga para investor berusaha menghindari saham-saham yang memiliki nilai Debt to Equity Ratio (DER) yang tinggi. Jika perusahaan menggunakan utang, maka akan meningkatkan risiko yang ditanggung pemegang saham.

Current Ratio (CR)yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia.Semakin tinggi rasio lancar seharusnya semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek.Tetapi rasio lancar yang terlalu tinggi juga menunjukkan manajemen yang buruk atas sumber likuiditas.Kelebihan dalam aktiva lancar seharusnya digunakan untuk membayar dividen, membayar hutang jangka panjang, atau untuk investasi yang bisa menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih.Dalam melihat rasio lancar, analisis juga harus memperhatikan kondisi dan lingkungan perusahaan seperti rencana manajemen, sektor industri, dan kondisi ekonomi makro secara umum.

Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio antara laba bersih setelah pajak (NIAT) terhadap penjualan (sales). Rasio ini menunjukkan keuntungan bersih dengan total penjualan yang dapat diperoleh dari setiap rupiah penjualan. NPM semakin meningkat menggambarkan kinerja perusahaan yang semakin baik dan keuntungan yang diperoleh pemegang saham akan meningkat pula (Ang, 1997). Rasio NPM mengukur rupiah laba yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah penjualan.Rasio ini


(28)

memberigambaran tentang laba untuk para pemegang saham sebagai persentase dari penjualan (Prastowo, 2011).

Pada penelitian terdahulu mengenai harga saham yang dilakukan oleh Dwiratama (2009) mengenai pengaruh PBV, DER, EPS, DPR, dan ROA terhadap harga saham menunjukkan bahwa earning per share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham tetapi PBV, DER, DPR dan ROA tidak berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Husaini (2012) mengenai pengaruh ROA, ROE, NPM dan EPS terhadap harga saham mengungkapkan bahwa ROA dan EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham dan ROE dan NPM tidak berpengaruh terhadap harga saham. Dan penelitian selanjutnya dilakukan oleh Roro (2012) tentang pengaruh DER, CR, ROA, dan EPS terhadap harga saham menghasilkan bahwa hanya EPS yang berpengaruh terhadap harga saham sedangkan DER, CR dan ROA tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Berdasarkan penelitian terdahulu, membuktikan bahwa terdapat pengaruh dan hubungan yang kuat antara rasio keuangan dengan harga saham.Rasio keuangan diharapkan dapat memprediksi harga saham karena rasio keuangan merupakan perbandingan antar akun dalam laporan keuangan. Dengan informasi yang tercermin pada laporan keuangan, para pemakai informasi akan dapat menilai kinerja perusahaan dalam mengelola bisnisnya, yang berakhir pada fluktuasi perubahan harga saham.


(29)

Tetapi di samping itu juga, melihat penelitian terdahulu, terdapat kontradiksi hasil penelitian di antara peneliti, sehingga berdasarkan latar belakang masalahdiatas, penulisingin melakukan penelitian yang berhubungan dengan pengambilan keputusan investasi dimana investor perlu mempertimbangkan beberapa aspek terkait kinerja keuangan yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan. Maka skripsi ini diberi judul: ”Analisis Pengaruh Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM)dan Current Ratio (CR)terhadap Harga Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Tambangyang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah Return on Asset (ROA) berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham?

2. Apakah Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham?

3. Apakah Net Profit Margin (NPM) berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham?

4. Apakah Current Ratio (CR)berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham?


(30)

5. Apakah ROA, DER, NPM dan CR secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, penulis tujuan penelitian sebagai berikut:

a. Untuk menganalisis pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap harga saham.

b. Untuk menganalisis pengaruh Debt to Equity Ratio(DER)terhadap harga saham.

c. Untuk menganalisis pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap harga saham.

d. Untuk menganalisis pengaruh Current Ratio(CR) terhadap harga saham.

e. Untuk menganalisis pengaruh Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER),Net Profit Margin (NPM) dan Current Ratio(CR) secara simultan terhadap harga saham.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Perusahaan/Manajemen

Memberikan bukti empiris kepada perusahaan sehingga dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk pengambilan kebijakan di masa yang akan datang yang bertujuan


(31)

memberikan informasi relevan bagi stakeholder dan calon investor.

b. Bagi Pihak Investor

Sebagai bahan pertimbangan untuk berinvestasi dan pengambilan keputusan investasi dalam saham di pasar modal. c. Bagi Akademisi/Praktisi

Sebagai referensi, kepustakaan, dan untuk penelitian berikutnya.Agar dapat melakukan penelitian yang lebih spesifik dan dengan variabel-variabel yang berbeda sehingga diperoleh pemahaman baru yang baik bagi pengetahuan mahasiswa. Kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini diharapkan akan memberikan kesempurnaan dalam penelitian yang berkaitan dengan pengaruh Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, dan Current Ratio.

d. Bagi Penulis

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis berkaitan dalam bidang pasar modal dan metodologi penelitian.Selain itu penelitian ini sangat berguna terutama dalam mengembangkan teori yang telah diperoleh dibangku perkuliahan dengan kondisi nyata yang ada dipasar modal.


(32)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Pasar Modal

a. Definisi Pasar Modal

Menurut UU No. 8 Tahun 1995 tentang pasar modal, Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

Pasar modal dapat digunakan sebagai tempat menjual saham bagi perusahaan yang memerlukan dana, begitu juga investor dapat membeli surat berharga di pasar modal. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang biasa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif, maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah) dan sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya (Darmaji dan Fakhrudin, 2008).

Menurut Sunariyah (2004), pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk di dalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang


(33)

keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek (Sunariyah: 2004).

Pasar modal menggalang pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan pada sektor-sektor yang produktif dengan harapan sektor tersebut dapat berkembang dan menghasilkan lapangan perkerjaan yang baru bagi masyarakat.

b. Sejarah Pasar Modal

Dirunut berdasarkan sejarahnya, Pasar modal Indonesia memiliki jalan yang panjangdan telah dimulai sejak penjajahan Belanda.Menurutbuku “Effectengids” yang dikeluarkan Vereneging voor den Effectenhandel pada tahun 1939, transaksi efek telah berlangsung sejak 1880 namun dilakukan tanpa organisasi resmi sehingga catatan tentang transaksi tersebut tidak lengkap.

Sekitar awal abad ke-19 pemerintah kolonial Belanda mulai membangun perkebunan secara besar-besaran di Indonesia. Sebagai salah satu sumber dana adalah dari para penabung yang terdiri dari orang-orang Belanda dan Eropa lainnya yang penghasilannya sangat jauh lebih tinggi dari penghasilan penduduk pribumi.


(34)

Tahun 1878 terbentuk perusahaan untuk perdagangan komuitas dan sekuritas, yakni Dunlop & Koff, cikal bakal PT. Perdanas.Tahun 1892, perusahaan perkebunan Cultuur Maatschappij Goalpara di Batavia mengeluarkan prospektus penjualan 400 saham dengan harga 500 gulden per saham.

Tahun 1896 harian Het Centrum dari Djoejacarta juga mengeluarkan prospektus penjualan saham senilai 105 ribu gulden dengan harga perdana 100 gulden per saham.Tetapi, tidak ada keterangan apakah saham tersebut diperjualbelikan.Menurut perkiraan, yang diperjualbelikan adalah saham yang terdaftar di bursa Amsterdam tetapi investornya berada di Batavia, Surabaya dan Semarang. Dapat dikatakan bahwa ini adalah periode permulaan sejarah pasar modal Indonesia

Pada tanggal 14 Desember 1912, pemerintahan kolonial mendirikan pasar modal.Setelah mengadakan persiapan. Amsterdamse Effectenbueurs mendirikan cabang yang terletak di Batavia (Jakarta) pada yang menjadi penyelenggara adalah Vereniging voor de ffectenhandel dan langsung memulai perdagangan. Di tingkat Asia, bursa Batavia ini merupakan yang keempat tertua terbentuk setelah Bombay (1830), Hong Kong (1847), dan Tokyo (1878). Pada saat awal terdapat 13 anggota bursa yang aktif (makelar) yaitu : Fa. Dunlop & Kolf; Fa.Gijselman & Steup; Fa.Monod & Co.; Fa.Adree Witansi & Co.; Fa.A.W. Deeleman; Fa.H. Jul Joostensz; Fa.Jeannette Walen; Fa.Wiekert & V.D. Linden; Fa.Walbrink


(35)

& Co; Wieckert & V.D. Linden; Fa.Vermeys & Co; Fa.Cruyff dan Fa.Gebroeders.

Pada tahun 1914 bursa di Batavia sempat ditutup karena adanya Perang Dunia.Kemudian pada tahun 1918 bursa di buka kemabali. Perkembangan pasar modal di Batavia tersebut begitu pesat sehingga menarik masyarakat kota lainnya.Pada tanggal 11 Januari 1925 bursa dibuka di kota Surabaya dan Anggota bursa di Surabaya waktu itu adalah: Fa. Dunlop & Koff, Fa.Gijselman & Steup, Fa. V. Van Velsen, Fa. Beaukkerk & Cop, dan N. Koster.Pada 1 Agustus 1925 di Semarang resmi didirikan bursa. Anggota bursa di Semarang waktu itu adalah : Fa. Dunlop & Koff, Fa.Gijselman & Steup, Fa. Monad & Co, Fa. Companien & Co, serta Fa. P.H. Soeters & Co.

Kemudian pada tahun 1929 terjadi resesi perekonomian yang dikenal dengan namaThe Great Depression dan kemudian disusul dengan pecahnya Perang Dunia kedua (WW 2) yang membuat keadaan semakin memburuk dan berakibat pada ditutupnya Bursa Efek Surabaya dan Semarang. Lalu kemudian pada 10 1940 Bursa Efek Jakarta menyusul untuk ditutup.

Pada tanggal 3 Juni 1952, Bursa Efek Jakarta dibuka kembali.Operasional bursa pada waktu itu dilakukan oleh PPUE (Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek) yang beranggotakan bank negara, bank swasta dan para pialang efek. Dan pada tanggal 26


(36)

September 1952 dikeluarkan Undang-undang No 15 Tahun 1952 sebagai Undang-Undang Darurat yang kemudian ditetapkan sebagai Undang- Undang Bursa. Namun kondisi pasar modal nasional memburuk kembali karena adanya nasionalisasi perusahaan asing, sengketa Irian Barat dengan Belanda, dan tingginya inflasi pada akhir pemerintahan Orde Lama yang mencapai 650%. Hal ini menyebabkan tingkat kepercayaan masyarakat kepada pasar modal merosot tajam, dan dengan sendirinya Bursa Efek Jakarta tutup kembali.

Di saat masa Orde Baru tahun 1976, dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 52 Tahun 1976 tentang pendirian Pasar Modal, membentuk Badan Pembina Pasar Modal, serta membentuk Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM), Peraturan Pemerintah No.25 Tahun 1976 tentang penetapan PT Danareksa sebagai BUMN pertama yang melakukan go- public dengan penyertaan modal negara Republik Indonesia sebanyak Rp. 50 miliar.dan adanya kebijakan untuk memberikan keringanan perpajakan kepada perusahaan yang go-public dan kepada pembeli saham atau bukti penyertaan modal.

Di tahun 1977 s/d 1987 pasar modal mengalami kelesuan. Tersendatnya perkembangan pasar modal selama periode itu disebabkan oleh beberapa masalah antara lain mengenai prosedur emisi saham dan obligasi yang terlalu ketat, adanya batasan fluktuasi harga saham dan lain sebagainya.Setelah itu pada periode awal 1987, gairah di pasar modal kembali meningkat. Hal ini sebagai akibat dari dikeluarkannya Paket


(37)

Kebijaksanaan Desember 1987 atau yang lebih dikenal dengan Pakdes 1987 , yang merupakan penyederhanaan persyaratan proses emisi saham dan obligasi, dihapuskannya biaya yang sebelumnya dipungut oleh Bapepam, seperti biaya pendaftaran emisi efek. Kebijakan ini juga menghapus batasan fluktuasi harga saham di bursa efek dan memperkenalkan bursa paralel.Sebagai pilihan bagi emiten yang belum memenuhi syarat untuk memasuki bursa efek.

Kemudian Oktober 1988 dikeluarkan kembali Paket Kebijakan Oktober atau disingkat Pakto 88 ditujukan pada sektor perbankkan, namun mempunyai dampak terhadap perkembangan pasar modal. Pakto 88 berisikan tentang ketentuan 3 L (Legal, Lending, Limit), dan pengenaan pajak atas bunga deposito.Pengenaan pajak ini berdampak positif terhadap perkembangan pasar modal. Sebab dengan keluarnya kebijaksanaan ini berarti pemerintah memberi perlakuan yang sama antara sektor perbankan dan sektor pasar modal. Setelah itu, pada Desember 1988, Pemerintah mengeluarkan paket yang ketiga, yaitu Paket Kebijaksanaan Desember 1988 atau Pakdes 88 yang pada dasarnya memberikan dorongan yang lebih jauh pada pasar modal dengan membuka peluang bagi swasta untuk menyelenggarakan bursa. Hal ini memudahkan investor yang berada di luar Jakarta.

Pada tahun 1989 diterbitkannya Keputusan Menteri Keuangan No. 1055/KMK.013/1989. Investor asing diberikan kesempatan untuk


(38)

memiliki saham sampai batas maksimum 49% di pasar perdana, maupun 49 % saham yang tercatat di bursa efek dan bursa paralel.

Pada tahun 1990 dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan No. 1548/KMK.013/1990 yang diubah lagi dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 1199/KMK.010/1991.Dalam keputusan ini dijelaskan bahwa tugas Bapepam yang semula juga bertindak sebagai penyelenggara bursa, maka hanya menjadi badan regulator. Selain itu pemerintah juga membentuk lembaga baru seperti Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), reksadana, serta manajer Investasi.

Pada tahun 1989 tercatat 37 perusahaan go-public dan sahamnya tercatat (listed) di Bursa Efek Jakarta. Sedemikian banyaknya perusahaan yang mencari dana melalui pasar modal, sehingga masyarakat luas pun berbondong-bondong untuk menjadi investor. Perkembangan ini berlanjut dengan swastanisasi bursa, yakni berdirinya PT. Bursa Efek Surabaya.

Pada tanggal 13 Juli 1992 berdiri PT. Bursa Efek Jakarta yang menggantikan peran Bapepam sebagai pelaksana bursa. Dan pada tahun 1995, pemerintah dengan mengeluarkan peraturan berupa Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 1996. Undang-undang ini dilengkapi dengan peraturan organiknya, yakni Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan


(39)

Kegiatan di Bidang Pasar Modal, serta Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal.

Di tahun 1995, mulai diberlakukan sistem JATS (Jakarta Automatic Trading System).Merupakan sistem perdagangan di lantai bursa yang secara otomatis me-match-kan antara harga jual dan beli saham.Sebelum diberlakukannya JATS, transaksi dilakukan secara manual.Misalnya dengan menggunakan “papan tulis” sebagai papan untuk memasukkan harga jual dan beli saham.Perdagangan saham berubah menjadi scripless trading, yaitu perdagangan saham tanpa warkat (bukti fisik kepemilikkan saham).Lalu dengan seiring kemajuan teknologi, bursa kini menggunakan sistem Remote Trading, yaitu sistem perdagangan jarak jauh.

Pada tanggal 24 Juli 1995, BES merger dengan Indonesian Parallel Stock Exchange (IPSX), sehingga sejak itu Indonesia hanya memiliki dua bursa efek: BES dan BEJ.Pada 6 Agustus 1996, Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) resmi didirikan oleh PT Bursa Efek Jakarta dan PT Bursa Efek Surabaya dengan kepemilikan masing-masing 90% dan 10% dari total saham pendiri senilai Rp 15 miliar. KPEI memperoleh status sebagai badan hukum pada tanggal 24 September 1996 dengan pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia.

Pada tahun 1997, krisis ekonomi melanda negara-negara Asia, khususnya Thailand, Filipina, Hong Kong, Malaysia, Singapura, Jepang,


(40)

Korea Selatan, dan Cina, termasuk Indonesia.Pada tanggal 23 Desember 1997, KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia) didirikan dan memperoleh izin operasional sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP).Pada tanggal 1 Juni 1998, Perseroan mendapat izin usaha sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan berdasarkan Surat Keputusan Bapepam No.Kep-26/PM/1998.Pada tahun 2000 dengan diterapkannya Scripless Trading atau perdagangan tanpa warkat, KPEI sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan meluncurkan e-CLEARS® pada Juli 2000.

Pada 30 November 2007, Bursa Efek Jakarta melakukan merger dengan Bursa Efek Surabaya dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia.Pada tahun 2008 terjadi krisis subprime morgage di Amerika Serikat, seluruh dunia terkena imbasnya. Kabar bangkrutnya salah satu bank investasi terbesar, Lehman Brothers, akibat krisis kredit perumahan di Amerika Serikat membuat bursa saham global terguncang.Diawal kejadian, Bursa saham Eropa melemah hingga 5 persen pada perdagangan siang hari. Di London, harga saham grup perbankan HBOS jatuh hingga 20,2 persen. Di Jerman, Commerrzbank anjlok 11,7 persen dan Deutsche Bank jatuh 8,24 persen. Dow Jones Industrial Average (DJIA) tumbang 2,53 persen beberapa saat setelah pembukaan pasar. Di Indonesia, 8 Oktober jam 11.05 WIB Bursa Efek Indonesia melakukan suspend, penutupan transaksi di lantai bursa. Sebuah langkah yang belum pernah terjadi dalam sejarah lantai bursa di Indonesia, setelah Rusia sebelumnya


(41)

juga melakukan hal yang sama. IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) sempt anjlok hingga ke 1.111.

Pada bulan Maret 2009, Bursa Efek Indonesia mengenalkan sistem perdagangannya yang baru JATS Next-G.Tahun 2010 merupakan salah satu tahun keemasan dari Bursa Efek Indonesia.IHSG mencatatkan pertumbuhan terbaik di Asia Pasifik.Tahun 2012, Krisis keuangan kembali mencoba menghantui pasar modal dunia.Indikasi default atau tidak mampu membayar atas obligasi yang diterbitkan oleh beberapa pemerintah Eropa membuat kepanikan bagi para investor. Negara yang terancam krisis pada waktu itu adalah Yunani, Spanyol, Italia dan Portugal.IHSG masih menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik walaupun dihimpit oleh berita tersebut.

Tahun 2013, Bursa Efek Indonesia secara berturut-turut memecahkan rekor harga tertingginya.Namun sedikit terganggu dengan kondisi negara Syprus di Eropa yang dianggap berpotensi krisis. Pada tahun ini pula jam perdagangan di Bursa Efek Indonesia mengalami perubahan dan Bapepam LK telah melebur menjadi OJK (Otoritas Jasa Keuangan).

2. Saham

a. Definisi Saham

Saham merupakan tanda penyertaan modal atas kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan


(42)

terbatas.Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga (Darmadji dan Fakhruddin, 2008:6).

Saham memberikan indikasi kepemilikan atas perusahaan sehingga para pemegang saham berhak menentukan menentukan arah kebijaksanaan perusahaan lewat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).Para pemegang saham juga berhak memperoleh deviden yang dibagikan oleh perusahaan.Sebaliknya, pemegang sahampun turut menanggung resiko sebesar saham yang dimiliki apabila perusahaan tersebut bangkrut.Modal saham adalah unit kepemilikan dalam sebuah perusahaan, sebagai bukti kepemilikan atas saham, perseroan terbatas menerbitkan sertifikat sahamnya (Simamora200:408).

Menurut Husnan dan Pudjiastuti dalam Viandita,dkk (2012), “saham merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemilik kertas tersebut untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan perusahaan yang menerbitkan saham tersebut dan berbagai kondisi untuk melaksanakan hak tersebut”. Berdasarkan manfaat yang diperoleh pemegang saham, dibedakan menjadi:

1) Saham biasa (common stock)

Merupakan efek yang paling sering digunakan oleh emiten dalam memperoleh dana dari masyarakat dan juga merupakan efek yang


(43)

paling dikenal di pasar modal. Saham biasa memiliki karakteristik seperti:

a. Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan jika perusahaan dilikuidasi

b. Hak suara proporsional pada pemilihan direksi serta keputusan lain yang ditetapkan pada Rapat Umum Pemegang Saham

c. Dividen, jika perusahaan memperoleh laba dan disetujui di dalam RUPS

d. Hak tanggung jawab yang terbatas

e. Hak memesan efek terlebih dahulu sebelum efek tersebut ditawarkan kepada masyarakat

Pembagian deviden untuk saham biasa dapat dilakukan jika perusahaan sudah membayar deviden untuk saham preferen Saham biasa mempunyai hak yang sama bagi pemegangnya yang dapat menentukan jalannya perseroan melalui rapat umum pemegang saham. Kadang-kadang hak suara dalam rapat pemegang saham hanya diberikan pada saham biasa, tetapi sering juga saham preferen mempunyai hak suara (Jogianto, 2000:58).


(44)

2) Saham preferen (preferen stock)

Saham preferen adalah yang berbentuk gabungan antara obligasi dan saham biasa.Jenis saham ini sering disebut dengan sekuritas campuran. Saham preferen sama dengan saham biasa karena tidak memiliki tanggal jatuh tempo dan juga mewakili kepemilikan dari modal. Di lain pihak saham preferen sama dengan obligasi karena jumlah devidennya tetap selama masa berlaku dari saham, memiliki klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, memiliki hak tebus, dan dapat dipertukarkan dengan saham biasa.

Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan (hybrid) antara obligasi (bond) dan saham biasa, seperti bond yang membayarkan harga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa deviden preferen seperti saham biasa dalam hal likuidasi klaim pemegang saham preferen dibawah klaim pemegang obligasi (bond) dibandingkan dengan saham biasa, saham preferen mempunyai beberapa hak, yaitu hak atas deviden tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi (Jogianto, 2000:59)

Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling populer. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang


(45)

menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas aset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Saham adalah bukti kepemilikan setelah investor menginvestasikan sejumlah uang kepada perusahaan.Ada dua analisis saham yang digunakan untuk menghargai harga saham, yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Hal ini dapat memberikan wawasan kepada investor mengenai harga saham dan akan membantu investor dalam membuat keputusan.

Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan cara (1) mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, dan (2) menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Analisis ini bertolak dari anggapan dasar bahwa setiap investor adalah makhluk rasional.Karena itu, seorang fundamentalis mencoba mempelajari hubungan antara harga saham dengan kondisi atau kinerja perusahaan.Argumentasi dasarnya adalah nilai saham mewakili nilai perusahaan.

Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dengan mengamati perubahan harga tersebut di waktu yang


(46)

lalu.Pemikiran yang mendasari analisis teknikal adalah (1) harga saham mencerminkan informasi yang relevan, (2) informasi tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga di waktu yang lalu, dan (3) perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu dan berulang. Analisa teknikal menyatakan bahwa manusia adalah makhluk irrasional.

b. Harga Saham

Harga saham merupakan ukuran indeks prestasi perusahaan, yaitu seberapa jauh manajemen telah berhasil mengelola perusahaan atas nama pemegang saham. Dengan demikian harga saham di pasar modal merupakan indikator nilai perusahaan, yaitu bagaimana meningkatkan kekayaan pemegang saham yang merupakan tujuan perusahaan secara umum.

Harga saham dapat dibedakan sebagai berikut:

1) Harga nominal, harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang akan dikeluarkan.

2) Harga perdana, harga ini merupakan pada waktu harga saham tersebut dicata di bursa efek untuk pertama kalinya.

3) Harga pasar, harga ini merupakan harga yang ditetapkan di bursa saham bagi saham perusahaan publik atau estimasi harga untuk perusahaan yang tidak memiliki saham.


(47)

4) Harga penutupan, transaksi jual beli saham di bursa efek Indonesia yang dihentikan dan akan dilanjutkan keesokan harinya.

Secara teori, harga saham timbul akibat adanya pengaruh dari berbagai faktor ekonomi, seperti yang dijelaskan oleh Arifin (2002:116) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan saham yaitu:

“Pergerakan harga saham yang terjadi di lantai bursa terjadi karena bebeapa bentuk pengaruh yang terdiri dari: kondisi fundamental emiten, hukum permintaan dan penawaran yang terjadi, tingkat suku bunga (SBI), valuta asing, dana asing di bursa, indeks harga saham gabungan (IHSG), news dan issue.”

Harga saham merupakan faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan oleh investor dalam melakukan investasi karena harga saham menunjukkan prestasi emiten, pergerakan harga saham searah dengan kinerja emiten.Apabila emiten mempunyai prestasi yang semakin baik maka keuntungan yang dapat dihasilkan dari operasi usaha semakin besar. Pada kondisi yang demikian, harga saham emiten yang bersangkutan cenderung naik. Harga saham juga menunjukkan nilai suatu perusahaan. Nilai saham merupakan indeks yang tepat untuk efektifitas perusahaan. Sehingga sering kali dikatakan memaksimumkan nilai perusahaan juga berarti memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Dengan semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut dan sebaliknya.


(48)

Oleh karena itu, setiap perusahaan yang menerbitkan saham sangat memperhatikan harga sahamnya. Harga yang terlalu rendah sering diartikan bahwa kinerja perusahaan kurang baik. Namun bila harga saham terlalu tinggi mengurangi kemampuan investor untuk membeli sehingga menimbulkan harga saham sulit untuk meningkat lagi. Dengan perubahan posisi keuangan hal ini akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Laporan keuangan dirancang untuk membatu para pemakai laporan untuk mengidentifikasi hubungan variabel-variabel dari laporan keuangan

Dapat disimpulkan bahwa penyebab adanya perubahan harga saham di pasar modal yaitu terdiri dari:

1) Adanya tingkat permintaan dan penawaran terhadap harga saham itu sendiri.

2) Kondisi keuangan suatu perusahaan. 3) Tingkat suku bunga.

4) Valuta asing dan dana asing yang terdapat di bursa efek. 5) Indeks harga saham gabungan (IHSG).

3. Laporan Keuangan

Tujuan pelaporan keuangan diupayakan mempunyai cakupan luas agar dapat memenuhi kebutuhan para pemakai dan melayani kepentingan umum dari berbagai pemakai potensial, bukan hanya untuk kebutuhan khusus kelompok tertentu saja. Selain menetapkan tujuan sosial yang luas yang merupakan tujuan menyeluruh dari pelaporan keuangan, pelaporan keuangan juga menyediakan informasi yang bermanfaat untuk menaksir kinerja


(49)

perusahaan di masa depan. Dari laporan keuangan yang diterbitkan, setelah di analisis akan bisa diperoleh rasio keuangan, yang berguna untuk mengungkapkan kekuatan dan kelemahan relatif suatu perusahaan, serta untuk menunjukkan apakah posisi keuangan membaik atau memburuk selama waktu tertentu. Hal ini membantu investor, kreditor, dan pemakai lainnya yang potensial dalam menilai ketidakpastian penerimaan dari dividen dan bunga di masa yang akan datang.

Menurut Prastowo (2011:5), “Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”. Informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan sangat diperlukan untuk dapat melakukan evaluasi atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas), dan waktu serta kepastian dari hasil tersebut.

Karakteristik kualitatif laporan keuangan merupakan cir khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan tersebut berguna bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.Karakteristik tersebut meliputi karakteristik dapat dipahami, relevan, keandalan dan dapat diperbandingkan.Dapat dipahami, diasumsikan bahwa kualitas informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh para pemakai.Para pemakai di asumsikan memiliki


(50)

pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan wajar.

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan para pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan apabila informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi para pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu. Relevansi dipengaruhi oleh hakikat dan materialitasnya.Informasi dipandang material apabila kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keuangan.

Agar dapat bermanfaat, informasi juga harus andal.Informasi mempunyai kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur dari yang seharusnya disajikan.Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai dan tidak bergantung pada kebutuhan atau keinginan pihak tertentu.Dalam hal menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu maka ketidakpastian tersebut diakui dengan mengungkapkan hakikat dan tingkatnya dengan menggunakan pertimbangan sehat.Agar dapat diandalkan, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus lengkapdalam batasan materialitas dan biaya.Kesengajaan untuk


(51)

tidakmengungkapkan dapat mengakibatkan informasi menjadi tidak benar dan menyesatkan.

Para pemakai laporan keuangan harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi keuangan dan kinerja keuangan.Selain itu, pemakai juga harus dapat memeperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Untuk memenuhi kualitas tersebut, maka pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus disajikan secara konsisten untu perusahaan tersebut, antar periode yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda.

Posisi keuangan perusahaan dipengaruhi oleh sumber daya yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas, dan solvabilitas serta kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas diperlukan untk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan, sehingga dapat memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas) serta untuk merumuskan efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya.

Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca (menggambarkan informasi posisi keuangan), laporan laba rugi (menggambarkan informasi kinerja), laporan perubahan posisi keuangan,


(52)

catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Selain itu, laporan keuangan juga menampung skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan keuangan seperti informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

4. Analisis Rasio

Faktor fundamental perusahaan memegang peranan penting dalam proses pengambilan keputusan. Penilaian saham secara akurat dapat meminimalkan resiko sekaligus membantu investor mendapatkan keuntungan wajar, mengingat investasi saham di pasar modal merupakan jenis investasi berisiko tinggi meskipun menjanjikan keuntungan relatif besar. Pendekatan fundamental memfokuskan pada analisis-analisis untuk mengetahui kondisi fundamental perusahaan yang pada gilirannya dipengaruhi oleh kondisi perekonomian pada umumnya

Rasio adalah alat yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship)antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain (Munawir, 2000:54). Rasio sebenarnyahanyalah alat yang dinyatakan dalam aritmathical terms yang dapat digunakan untukmenjelaskan hubungan antara dua macam data finansial (Riyanto, 2001:329). Rasio keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan hubungan antara berbagai macam akun (accounts) dari


(53)

laporan keuangan yang mencerminkan keadaan keuangan serta hasil operasional perusahaan.

Dalam penelitian ini, ada 4 (empat) rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan yaitu:

a. Return On Asset (ROA) b. Debt to Equity Ratio (DER) c. Net Profit Margin (NPM) d. Current Ratio (CR)

a. Return on Assets (ROA)

Rasio profitabilitas menghubungkan laba dengan besaran tertentu yaitu penjualan maupun modal atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba. Rasio profitabilitas dapat dihitung dengan Return on Asset (ROA) disebut juga sebagai rentabilitas ekonomi merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam mengasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan (Tandelilin, 2010:372).

Pengertian ROA menurut beberapa ahli yaitu :

1) Menurut Hanafi (2000:83) ”Return on Asset adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total asset (kekayaan) yang dimiliki perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk menandai asset tersebut”,


(54)

2) Menurut Jumingan (2006:141), ”Ratio operating income dengan operating asset menunjukkan laba yang diperoleh dari investasi modal dalam aktiva tanpa mengandalkan dari sumber mana modal tersebut berasal (keseluruhan modal)”.

3) Menurut Prastowo (2011:91), “Return on Assets (ROA) adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba. Rasio ini mengukur tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan seluruh dana (aktiva) yang dimilikinya, rasio ini dapat diperbandingkan dengan tingkat bunga bank yang berlaku”.

ROA adalah kemampuan sebuah unit usaha untuk memperoleh laba atas sejumlah asset yang dimiliki oleh unit usaha tersebut.Rasio ini mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki.

Rasio Return on Assets (ROA) ini dihitung dengan cara sebagai berikut:

Laba Bersih Return on Assets =

Total Asset

Semakin tinggi ROA maka semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan, semakin tinggi keuntungan yang dihasilkan maka perusahaan akan menjadikan investor tertarik akan


(55)

nilai saham yang ada rasio keuntungan setelah pajak. Dapat di asumsikan bahwa perusahaan yang memiliki rasio ROA cukup tinggi maka perusahaan tersebut berkinerja cukup efektif dan hal ini menjadi daya tarik bagi investor yang mengakibatkan penngkatan nilai saham perusahaan yang bersangkutan dan karena nilainya meningkat maka saham perusahaan tersebut akan diminati oleh banyak investor yang akibatnya akan meningkatkan harga saham perusahaan tersebut.

Berdasarkan pengertian diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa ROA merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan semua aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan.ROA menunjukkan keefisienan perusahaan dalam mengelola seluruh aktivanya untuk memperoleh pendapatan.ROA dapat dijadikan sebagai indikator untuk mengetahui seberapa mampu perusahaan memperoleh laba yang optimal dilihat dari posisi aktivanya.ROA diperoleh dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan total seluruh asset yang dimiliki.

b. Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh seberapa besar dari modal sendiri yang digunakan untuk membayar utang.Debt to Equity Ratio (DER) juga memberikan jaminan mengenai seberapa besar utang perusahaan yang dapat dijamin dengan modal


(56)

sendiri.Informasi mengenai seberapa besar dana pemilik perusahaan dapat digunakan kreditur sebagai dasar penentuan tingkat keamanan kreditur.

Semakin besar Debt to Equity Ratio (DER) menandakan struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan utang terhadap ekuitas.Semakin besar Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan risiko perusahaan yang relatif tinggi sehingga para investor berusaha menghindari saham-saham yang memiliki nilai Debt to Equity Ratio (DER) yang tinggi. Jika perusahaan menggunakan utang, maka akan meningkatkan risiko yang ditanggung pemegang saham. Ketika jumlah utang mengalami peningkatan yang cukup besar maka tingkat solvabilitas akan menurun, hal tersebut akan berdampak dengan menurunnya nilai saham perusahaan.

Menurut Brigham dan Houston (2010:140) rasio leverage atau solvabilitas merupakan “rasio yang mengukur sejauh mana perusahaan menggunakan pendanaan melalui utang (financial leverage)”. Rasio ini menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya.

Beberapa ahli menuturkan tentang pengertian Debt to Equity Ratio sebagai berikut:

 Menurut Prastowo (2011-89), ”DER adalah keseimbangan proporsi antara aktiva yang didanai oleh kreditor dan yang


(57)

didanai oleh pemilik perusahaan yang diukur dengan cara perhitungan:

Debt to Equity = Total Utang Total Modal “

 Menurut Husnan (2004:70) menjelaskan bahwa “debt to equity ratio menunjukan perbandingan antara hutang dengan modal sendiri.”

 Menurut Kasmir dalam Ghozali (2012), Debt to Equity Ratio(DER)merupakan rasio yang digunakan untukmenilai hutang dengan ekuitas. Rasio iniberguna untuk mengetahui jumlah danayang disediakan peminjam (kreditor)dengan pemilik perusahaan. Dengan katalain, rasio ini berfungsi untuk mengetahuisetiap rupiah modal sendiri yang dijadikanuntuk jaminan utang. Tingkat keamanandan risiko akanmempengaruhi hargasaham nantinya. Apabila Debt to EquityRatio (DER) menunjukkan angka yangtinggi, akan membuat resiko semakin besardan membuat investor takut menanamkan modalnya, sehingga harga saham menjaditurun.

Debt to Equity ratio (DER) dipergunakan untuk mengukur tingkat penggunaan utang terhadap total shareholders equity yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi DER menunjukkan tingginya ketergantungan permodalan perusahaan terhadap pihak luar sehingga beban perusahaan juga semakin berat. Dengan kata lain, DER berpengaruh negatif terhadap


(58)

kinerja perusahaan. Maka dari kerangka pikiran tersebut, penulis menyimpulkan apabila semakin tinggi DER maka akan berpengaruh negatif terhadap harga saham perusahaan.

c. Net Profit Margin (NPM)

Pengukuran ini adalah ukuran untuk mengukur persentase keuntungan perusahaan setelah dikurangi semua biaya dari pengeluaran termasuk bunga dan pajak.Net profit margin termasuk ke dalam rasio profitabilitas karena merupakan rasio perbandingan antara laba bersih dengan penjualan.Rasio ini menggambarkan laba bersih perusahaan yang dibandingkan dengan penjualan. Semakin tinggi NPM akan semakin baik operasi perusahaan begitu juga sebaliknya apabila semakin rendah NPM maka operasi perusahaan kurang baik. Seperti yang dikatakan oleh Lukman Syamsuddin dalam bukunya Manajemen Keuangan (2004:62) menyatakan bahwa :

Net profit margin adalah merupakan rasio antara laba bersih (net profit) yaitu penjualan sesudah dikurangi dengan seluruh expenses termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan. Semakin tinggi net profit margin, semakin baik operasi suatu perusahaan.Suatu net profit margin yang dikatakan baik akan sangat tergantung dari jenis industri di dalam mana perusahaan berusaha”.

Rasio ini menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan pada setiap penjualan dilakukan.Rasio ini tidak menggambarkan besarnya persentase keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan untuk setiap penjualan karena adanya unsur pendapatan dan biaya operasional.


(59)

Prastowo (2011:97) mengungkapkan bahwa “rationet profit margin mengukur rupiah laba yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah penjualan.Ratio ini memberi gambaran tentang laba untuk para pemegang saham sebagai persentase penjualan”. Rasio ini dihitung dengan formula sebagai berikut:

NPM = Laba Bersih Penjualan

Meskipun rasio ini diharapkan tinggi, akan tetapi karena adanya kekuatan persaingan industri, kondisi ekonomi, pendanaan utang dan karakteristik operasi, maka rasio ini biasanya berbeda di antara perusahaan. Rasio ini akan memberikan informasi yang berharga mengenai struktur biaya dan laba perusahaan, serta memungkinkan para analis untuk melihat sumber efisiensi dan ketidakefisienan.

Selain mampu mendapatkan penghasilan untuk dapat meraih keuntungan, pengelola perusahaan harus mampu bekerja secara efisien.Kinerja operasi perusahaan harus senantiasa ditingkatkan.NPM menunjukkan kemampuan memperoleh laba dari setiap penjualan yang diciptakan oleh perusahaan sedangkan perputaran aktiva menunjukkan seberapa jauh perusahaan mampu menciptakan penjualan dari aktiva yang dimilikinya.

d. Current Ratio (CR)

Rasio selanjutnya yang di teliti oleh penulis adalah Rasio Likuiditas.Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan.Current Ratio (CR)


(60)

bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan aset lancar yang dimilikinya.Nilai Current Ratio (CR) yang tinggi belum tentu baik ditinjau dari segi profitabiliitasnya. Sawir dalam Malintan (2012) menyatakan bahwa CR yang rendah akan berakibat pada menurunnya harga pasar saham perusahaan bersangkutan, namun CR terlalu tinggi belum tentu baik karena kondisi tertentu hal tersebut menunjukkan banyak dana perusahaan yang menganggur (aktivitas sedikit) yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan laba perusahaan.

Menurut Prastowo (2011:85), “Current Ratio sangat berguna untuk mengukur likuiditas perusahaan, akan tetapi dapat menjebak. Hal ini dikarenakan current ratio yang tinggi dapat disebabkan adanya piutang yang tidak tertagih atau persediaan yang tidak terjual, yang tentu saja tidak dapat dipakai untuk membayar utang”.Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2001:331), “Rasio Likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur likuiditas perusahaan (current ratio, acid test ratio)”.Dalam penelitian ini, rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio.

Rasio lancar untuk perusahaan yang normal berkisar pada angka 2, meskipun tidak ada standar yang pasti untuk penentuan rasio lancar yang seharusnya. Rasio yang rendah menunjukkan risiko likuiditas yang tinggi, sedangkan rasio lancar yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan aktiva lancar, yang akan mempunyai pengaruh yang tidak baik terhadap


(61)

profitabilitas perusahaan. Aktiva lancar secara umum menghasilkan return yang lebih rendah dibandingkan dengan aktiva tetap (Hanafi dan Abdul Halim, 2005:79)

Elemen-elemen yang digunakan dalam perhitungan modal kerja dapat dinyatakan dalam rasio, yang membandingkan antara total aktiva lancar dan utang lancar. Current ratio dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Current Asset Current Ratio = Current Liabilities

Dapat disimpulkan bahwa aset lancar yang bernilai cukup besar yang dalam hal ini digunakan sebagai pembilang dalam perhitungan CR bisa saja lebih di dominasi oleh komponen piutang yang tidak tertagih dan persediaan yang belum terjual yang nilai dari keduan komponen ini lebih tinggi daripada nilai komponen aset lancar lainnya yang digunakan untuk membayar utang lancar. Jika hal ini terjadi tentu rasio CR suatu perusahaan akan tinggi dan mengakibatkan kondisi perusahaan seakan- akan dalam kondisi yang likuid.

Beberapa ahli, mengemukakan pendapatnya mengenai definisi Current Ratio sebagai berikut:

 Menurut Harahap (2002:301), Current Ratio (CR) atau rasio lancar menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajinan lancar.


(62)

 Menurut Riyanto (2001:26), menerangkan bahwa “Current Ratio merupakan ukuran yang berharga untuk mengukur kesanggupan suatu perusahaan untuk memenuhi current obligation-nya.”

Menurut Munawir (2002:72), menerangkan bahwa ”Rasio lancar (Current Ratio) yaitu perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar, rasio ini menunjukkan bahwa nilai kekayaan lancar (yang segera dapat dijadikan uang) ada sekian kali hutang jangka pendek”.

B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Judul Tahun Peneliti Variabel yang Digunakan

Hasil

1 Pengaruh PBV, DER, EPS, DPR dan ROA terhadap Harga Saham (Studi Empiris pada Perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di BEI)

2009 Gede Priana Dwiratama Harga Saham, PBV, DER, EPS, DPR, ROA EPS berpengaruh terhadap harga saham, tetapi PBV, DER, ROA, dan DPR tidak berpengaruh 2 Pengaruh ROA, ROE,

NPM, EPS dan DER terhadap Tingkat Harga Saham )Pada Perusahaan Food and Beverage di BEI Tahun 2008-2010)

2011 Dwi

Murtiningsih Harga Saham, ROA, ROE, NPM, EPS, DER NPM dan EPS berpengaruh terhadap harga saham sedangkan ROA, ROE, dan DER tidak berpengaruh Bersambung ke halaman selanjutnya


(1)

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen”. BPFE. Yogyakarta. 2002.

Jogiyanto. “Teori Portofolio dan analisis investasi”. BPFE. Yogyakarta. 2000 Jogiyanto. “Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan Pengalaman-

Pengalaman”. BPFE. Yogyakarta.2008

Kabajeh, Majed Abdel Majid, Said Mukhled Ahmed AL Nu’aimat dan Firas Naim Dahmash. "The Relationship between the ROA, ROE and ROI Ratios with Jordanian Insurance Public Companies Market Share Prices International Journal of Humanities and Social Science" International Journal of Humanities and Social Science Vol. 2 No. 11, 2012.

Kasmir. “Pengantar Manajemen keuangan”. Kencana Prenada Media Grup. Jakarta.2010.

Limento, Andrew Dustin dan Djuaeriah, Neneng. “The Determinant of the Stock Price in Indonesian Publicly Listed Transportation Industry”. Business and Information 2013 (Bali, July 7-9). Bali. 2013.

Menaje, Jr, Placido M. "Impact of Selected Financial Variables on Share Price of Publicly Listed Firms in the Philippines". American International Journal of Contemporary Research Vol. 2 No. 9. 2012.

Munawir, S. “Analisis Laporan Keuangan”. Liberty. Yogyakarta. 2010.

Pandansari, Fillya Arum. "Analisis Faktor Fundamental terhadap Harga Saham". Universitas Negeri Semarang. 2012.

Riyanto, Bambang. “Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan”. BPFE. Yogyakarta. 2001

Roro PS, Weisty. ” Pengaruh Rasio Keuangan DER, CR, ROA, EPS terhadap Harga Saham pada Perusahan Semen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus pada Perusahaan Semen yang Terdaftar di BEI)”. Universitas Negeri Surabaya. 2012.

Sandhieko, Hendri Harryo. “Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Leverage dan Rasio Profitabilitas serta Pengaruhnya terhadap Harga Saham pada

Perusahaan-Perusahaan Sektor Pertambangan yang Listing di BEI”. Universitas Widyatama. 2009.

Sari, Nur Fita. “Analisis Pengaruh DER, CR, ROE, dan TAT terhadap Return Saham (Studi Pada Saham Indeks LQ45 Periode 2009 – 2011 dan Investor


(2)

yang Terdaftar pada Perusahaan Sekuritas di Wilayah Semarang Periode 2012) ”. Universitas Diponegoro. 2012.

Sariningsih, Dwi, Paminto, Ardi dan Nadir, Maryam. “Analisis Kinerja Keuangan di Tinjau dari Rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Rasio Profitabilitas pada Cv Lembu Mada Nusantara di Samarinda”. Universitas Mulawarman. 2012.

Simamora, Henry. “Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, jilid II, cetakan pertama”. Salemba Empat. Jakarta. 2000.

Stella. ”Pengaruh Price to Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Asset dan Price to Book Value terhadap Harga Pasar Saham”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 11, No. 2, Agustus 2009, Hlm. 97 – 106

Suciyati, Tri. “Pengaruh ROA, ROE, NPM, EPS dan EVA terhadap Harga Saham Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di BEI”. Universitas Gunadarma. 2012.

Sunariyah. “Pengantar Pengetahuan Pasar Modal”. UPP AMP YKPN.Yogyakarta. 2004

Susanto, San dan Ekawati, Erni. “Relevansi Nilai Informasi Laba dan Aliran Kas terhadap Harga Saham dalam Kaitannya dengan Siklus Hidup

Perusahaan”. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang. 2006

Syamsudin, Lukman. ”Manajemen Keuangan Perusahaan Konsep Aplikasi Dalam : Perencanaan, Pengawasan dan Pengambilan Keputusan”, Edisi Baru, Cetakan Kedelapan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. 2004

Tandelilin, Eduardus. “Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi”. Kanisius. Yogyakarta. 2010

Tjiptono, Darmadji & Hendy, M. Fakhruddin. “Pasar Modal di Indonesia, Pendekatan Tanya Jawab”. Salemba Empat. Jakarta.2006

Viandita, Tamara Oca, Suhadak, dan Husaini, Achmad. “Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Price to Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS), dan Size terhadap Harga Saham (Studi pada Perusahaan Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. Universitas Brawijaya. Malang. 2012

Weygandt, Jerry J., Paul D. Kimmel and Donald E. Kieso, “Financial Accounting, IFRS Edition”, John Willey and Sons, United State of America, 2011.


(3)

Windarini, Ni Luh Putu. “Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental Keuangan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Consumer Goods yang Go Public di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal. 2013


(4)

LAMPIRAN DATA

PENELITIAN

Perusahaan Tahun ROA DER NPM CR HS lnHS

ADRO 2011 9.76 1.32 13.85 166.52 1,770.00 7.48

ADRO 2012 5.73 1.23 10.30 157.23 1,590.00 7.37

ADRO 2013 3.40 1.11 6.98 177.19 1,090.00 6.99

ANTM 2011 12.68 0.41 18.63 1,064.23 1,620.00 7.39

ANTM 2012 15.19 0.54 28.64 251.42 1,280.00 7.15

ANTM 2013 1.87 0.71 3.63 183.64 1,090.00 6.99

ARII 2011 1.17 0.66 3.37 152.57 1,520.00 7.33

ARII 2012 -3.73 1.07 -11.47 39.25 1,510.00 7.32

ARII 2013 -3.36 1.38 -9.26 26.05 850.00 6.75

ARTI 2011 0.81 0.81 3.80 220.31 255.00 5.54

ARTI 2012 3.62 0.67 11.54 152.03 260.00 5.56

ARTI 2013 4.21 0.70 16.42 373.46 181.00 5.20

ATPK 2011 -22.26 1.89 -18.34 146.11 166.00 5.11

ATPK 2012 -11.10 2.44 -9.22 140.35 129.00 4.86

ATPK 2013 0.88 0.33 3.19 132.08 270.00 5.60

BIPI 2011 -1.65 0.19 -18.07 109.30 205.00 5.32

BIPI 2012 0.19 0.20 2.43 209.43 196.00 5.28

BIPI 2013 4.13 1.82 29.02 49.33 111.00 4.71

BORN 2011 11.89 0.81 30.04 145.77 830.00 6.72

BORN 2012 -26.70 4.85 -85.22 46.45 540.00 6.29

BORN 2013 -6.03 7.02 -72.34 27.23 174.00 5.16

BRAU 2011 7.81 2.93 9.70 131.62 415.00 6.03

BRAU 2012 -8.36 7.87 -11.72 120.00 195.00 5.27

BRAU 2013 -8.10 23.97 -11.38 105.34 186.00 5.23

BUMI 2011 2.92 5.26 5.38 110.25 2,175.00 7.68

BUMI 2012 -9.59 17.75 -18.69 88.43 590.00 6.38

BUMI 2013 -9.42 -24.12 -18.61 41.19 300.00 5.70

BYAN 2011 13.02 1.24 14.15 65.41 18,000.00 9.80

BYAN 2012 2.88 1.70 3.86 115.71 8,450.00 9.04

BYAN 2013 -3.52 2.48 -4.81 109.89 8,500.00 9.05

CITA 2011 14.14 0.81 8.98 89.22 315.00 5.75

CITA 2012 12.00 0.73 9.06 98.46 315.00 5.75


(5)

DEWA 2011 -5.92 0.29 -8.49 248.93 78.00 4.36

DEWA 2012 -9.43 0.61 -12.37 141.10 50.00 3.91

DEWA 2013 -14.15 0.65 -23.31 127.78 50.00 3.91

DKFT 2011 13.64 0.12 36.56 911.03 550.00 6.31

DKFT 2012 19.76 0.11 35.76 942.23 1,560.00 7.35

DKFT 2013 21.14 0.10 39.25 983.81 415.00 6.03

DOID 2011 -1.42 10.33 -2.25 216.30 670.00 6.51

DOID 2012 -1.32 11.96 -1.81 187.45 153.00 5.03

DOID 2013 -2.71 14.81 -4.23 140.66 92.00 4.52

ELSA 2011 14.57 1.30 13.56 124.59 230.00 5.44

ELSA 2012 3.16 1.10 2.84 137.00 173.00 5.15

ELSA 2013 5.55 0.91 5.90 159.74 330.00 5.80

ENRG 2011 1.00 1.83 8.19 63.36 178.00 5.18

ENRG 2012 1.33 2.00 4.21 67.08 82.00 4.41

ENRG 2013 7.48 1.61 21.48 68.82 70.00 4.25

GEMS 2011 9.09 0.17 10.54 542.03 2,725.00 7.91

GEMS 2012 5.20 0.19 4.52 354.71 2,375.00 7.77

GEMS 2013 4.23 0.35 3.85 183.30 2,175.00 7.68

GTBO 2011 15.91 0.42 23.10 784.76 580.00 6.36

GTBO 2012 57.70 0.29 117.09 414.92 3,900.00 8.27

GTBO 2013 -6.74 0.21 -21.13 656.68 1,550.00 7.35

HRUM 2011 38.30 0.31 24.38 267.76 6,850.00 8.83

HRUM 2012 30.01 0.26 15.50 313.18 6,000.00 8.70

HRUM 2013 10.32 0.22 5.92 345.30 2,750.00 7.92

INCO 2011 13.78 0.37 26.86 436.49 3,200.00 8.07

INCO 2012 2.89 0.36 6.98 340.98 2,350.00 7.76

INCO 2013 1.69 0.33 4.19 330.07 2,650.00 7.88

ITMG 2011 34.60 0.46 22.93 236.59 38,650.00 10.56

ITMG 2012 28.97 0.49 17.71 221.71 41,550.00 10.63

ITMG 2013 16.56 0.44 10.58 199.19 28,500.00 10.26

KKGI 2011 46.04 0.49 21.16 282.39 6,450.00 8.77

KKGI 2012 22.73 0.42 10.98 194.76 2,475.00 7.81

KKGI 2013 16.25 0.45 8.91 173.51 2,050.00 7.63

MEDC 2011 18.88 2.02 42.72 160.52 2,425.00 7.79

MEDC 2012 0.71 2.15 2.07 264.86 1,630.00 7.40

MEDC 2013 0.63 1.82 1.80 200.33 2,100.00 7.65

MITI 2011 23.29 0.88 19.71 159.15 51.00 3.93

MITI 2012 14.87 0.47 14.65 260.70 83.00 4.42


(6)

PKPK 2011 -0.62 1.49 -0.75 121.43 182.00 5.20

PKPK 2012 -2.29 1.27 -3.99 130.74 225.00 5.42

PKPK 2013 0.09 1.06 0.16 145.55 86.00 4.45

PTBA 2011 26.84 0.41 60.03 463.25 17,350.00 9.76

PTBA 2012 22.86 0.50 57.26 492.37 15,100.00 9.62

PTBA 2013 15.88 0.55 58.29 286.59 10,200.00 9.23

PTRO 2011 13.59 1.37 19.96 93.53 33,200.00 10.41

PTRO 2012 9.27 1.83 12.74 131.54 1,320.00 7.19

PTRO 2013 3.40 1.58 4.81 155.47 1,150.00 7.05

RUIS 2011 0.33 3.65 0.28 107.70 220.00 5.39

RUIS 2012 2.46 3.94 1.81 107.84 195.00 5.27

RUIS 2013 2.32 3.88 1.65 111.80 192.00 5.26

TINS 2011 13.65 0.43 10.25 325.70 1,670.00 7.42

TINS 2012 7.07 0.34 5.52 409.42 1,540.00 7.34


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio, Dan Current Ratio Terhadap Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 98 106

Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Ukuran Perusahaan Dan Status Kepemilikan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 53 116

Pengaruh Return On Assets (Roa), Debt To Equity Ratio (Der) Dan Earning Per Share (Eps) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2010-2013

8 121 96

Pengaruh Return On Asset, Debt to Equity Ratio, dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan LQ 45 yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 93 78

Pengaruh Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), dan Firm Size (FS) terhadap Peringkat Obligasi Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 74 97

Analisis Pengaruh Return on Asset, Net Profit Margin, Earning Per Share terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

2 51 99

Pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 80 83

Pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return on Asset (ROA) pada Perusahaan Pertanian yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

24 141 95

Pengaruh Equity Multiplier, Firm Size, Debt To Equity Ratio (Der), Dan Net Profit Margin (Npm) Terhadap Rasio Profitabilitas (Roe) Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

6 109 63

Analisis Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Earning Per Share, Price Earning Ratio, Dan Current Ratio Terhadap Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

5 176 106