Analisis Pengaruh Debt to Eqiuty Ratio (DER), Current Ratio (CR), Dividen per Share (DPS), dan Return On Assets (ROA) terhadap Harga Saham Perusahaan Finansial Indeks KOMPAS 100

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO (DER), CURRENT RATIO (CR), DIVIDENPER SHARE (DPS), DAN RETURN ON ASSETS (ROA)

TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR FINANSIAL INDEKS KOMPAS 100

OLEH

DESNI WINDA NAIBAHO 100501023

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO (DER), CURRENT RATIO (CR), DIVIDEN PER SHARE (DPS), DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR FINANSIAL

INDEKS KOMPAS 100

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Debt to Equity Return (DER), Current Ratio (CR), Dividen Per Share (DPS), dan Return On Assets (ROA) terhadap harga saham pada perusahaan yang bergerak di sektor finansial yang perhitungannya tergabung dalam Indeks KOMPAS 100.

Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian asosiatif kausal. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 12 perusahaan yang bergerak di sektor finansial yang perhitungannya tergabung dalam Indeks KOMPAS 100 pada periode 2007-2012. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari website BEI yaitu www.idx.co.id. Adapun variabel dependen yang digunakan adalah harga saham, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah Debt to Equity Return (DER), Current Ratio (CR), Dividen Per Share (DPS), dan Return On Assets (ROA).

Metode yang digunakan dalam estimasi adalah Pool Data atau data panel yang menggabungkan data cross section dan time series dengan menggunakan alat analisis untuk mengolah data yaitu dengan menggunakan program eviews.

Hasil Estimasi data panel dengan menggunakan metode Random Effect Model (REM) menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio, Current Ratio dan Return On Assets tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan Dividen Per Sha re mempunyai pengaruh positif dan signifikan pada α 5% terhadap harga saham perusahaan finansial di Indeks KOMPAS 100.

Kata Kunci: Random Effect Model, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, Dividen Per Sha re, Return On Assets, Stock Price.


(3)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF DEBT TO EQUITY RETURN (DER), CURRENT RATIO (CR), DIVIDEN PER SHARE (DPS), AND RETURN ON ASSETS (ROA) TOWARD

THE STOCK PRICE OF FINANCIAL COMPANIES IN KOMPAS 100 INDEX

This resea rch a ims to ana lyze the influence of Debt to Equity Ra tio (DER), Current Ra tio (CR), Dividen Per Sha re (DPS), a nd Return On Assets (ROA) towa rd the stock price of compa nies enga ged in the fina ncia l sector a re incorpora ted in the ca lcula tion KOMPAS 100 Index

The design used in this resea rch in ca usa l a ssosia tive. The sa mple of this resea rch a re 12 financia l compa nies during the period 2007 -2012. Da ta used in this resea rch is seconda ry da ta obta ined from www.idx.co.id. The dependent va ria bel is the stock price, while the independent va ria bles a re Debt to Equity Ra tio (DER), Current Ra tio (CR), Dividen Per Sha re (DPS), a nd Return On Assets (ROA).

This resea rch used Pa nel Da ta or Pool Da ta in the estima tion by combining cross section a nd time series, a nd using softwa re Eviews in a na lyzis the da ta .

The result of Pa nel Da ta a nd Ra ndom Effect Model (REM) shows tha t Debt to

Equity Ratio, Current Ratio, and Return On Assets doesn’t significantly the stock price. Even though Dividen Per Sha re has a positive and significant in statistic at α = 5% effect to the stock price in of fina ncia l compa nies in KOMPAS 100 Index.

Keywords: Ra ndom Effect Model, Debt to Equity Ra tio, Current Ra tio, Dividen Per Sha re, Return On Assets, Stock Price.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat, kasih dan pertolongan-Nya yang luar biasa dan tak berkesudahan dalam menjalani masa perkuliahan hingga tahapan penyelesaian skripsi di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulisan skripsi ini diberikaan judul “Analisis Pengaruh Debt to Eqiuty Ratio (DER), Current Ratio (CR), Dividen per Share (DPS), dan Return On Assets (ROA) terhadap Harga Saham Perusahaan Finansial Indeks KOεPAS 100”. Penulisan skripsi ini didasari ketertarikan terhadap bagaimana pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham perusahaan yang bergarak di sektor finansial pada Indeks KOMPAS 100, serta sebagai salah satu unsur penting dalam pemenuhan nilai-nilai tugas dalam mencapai gelar Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis ingin mengucapkan terima kkasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Ayahanda tercinta Antonius Naibaho dan Ibunda tersayang Tiurmaida Simamora serta abang, kakak dan adik penulis yaitu abang Jimson Naibaho, kakak Afriana Naibaho dan adik Yahfril Lous Firdaus Naibaho yang terus mendukung dan memberi semangat dalam menyelesaikan perkuliahan dan skripsi ini.


(5)

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac,Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Irsyad, SE, M.Soc.Sc, Ph.D selaku Ketua Program Studi S1 dan Bapak Paidi Hidayat, SE. M.Si selaku Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dalam memberikan masukan, saran, dan bimbingan yang baik kepada penulis dari awal awal hingga selesainya penulisan skripsi ini.

5. Bapak Dr.Rujiman, MA selaku dosen wali yang telah memberikan bimbingan selama masa perkuliahan penulis.

6. Bapak Drs.Coki Ahmad Syahwier Hsb, MP dan Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec selaku dosen pembanding yang telah banyak memberikan petunjuk dan masukan untuk penyempurnaan skripsi ini.

7. Seluruh teman-teman di Ekononi Pembangunan angakatan 2010 dan pihak yang telah banyak membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini.


(6)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan mengingat keterbatasan penulis. Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang berguna bagi penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Medan, Juni 2014 Penulis

Desni Winda Naibaho

NIM. 100501023


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pasar Modal ... 7

2.2 Analisa Fundamental ... 7

2.3 Analisis Rasio Keuangan ... 8

2.4 Rasio Keuangan ... 11

2.5 Saham ... 13

2.6 Harga Saham ... 15

2.7 Hubungan Antara Rasio Keuangan dengan Harga Saham ... 18

2.8 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 20

2.9 Kerangka Konseptual ... 21

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 23

3.2 Populasi dan Sampel ... 23

3.3 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 25

3.4 Jenis Variabel Penelitian ... 26

3.5 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 26

3.6 Model Analisis Ekonometrika ... 27

3.7 Uji Akar Unit (Unit Root Test) ... 27


(8)

3.9 Uji Hausman (Hausman Test) ... 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Bursa Efek Indonesia ... 33

4.2 Gambaran Umum Indeks Kompas 100 ... 37

4.3 Analisis Statistik Deskriptif ... 42

4.4 Hasil Estimasi Uji Akar Unit (Unit Root Test) ... 45

4.5 Analisis Regresi Data Panel ... 48

4.6 Uji Hausman ... 49

4.7 Hasil Estimasi Random Effect Model (REM) ... 50

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 54

5.2 Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 56


(9)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu……….. 20

3.1 Daftar Sampel Perusahaan ………... 24

3.2 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ………….. 26

4.1 Hasil Statistik Deskriptif ………. 41

4.2 Hasil Uji Akar Unit DER …...……….. 45

4.3 Hasil Uji Akar Unit CR ……… 45

4.4 Hasil Uji Akar Unit DPS ……….. 46

4.5 Hasil Uji Akar Unit ROA ……… 46

4.6 Hasil Uji Akar Unit Harga Saham ………... 47

4.7 Hasil Uji Hausman ……….. 48


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No.Lampiran Judul Halaman

1 Data Keuangan Harga Saham (Stock Price), DER, CR, DPS, dan ROA Perusahaan Finansial di Indeks

KOMPAS 100 Tahun 2007-2012 ……….. 59

2 Hasil Statistik Deskriptif ……….………... 62

3 Uji Akar Unit DER ………... 63

4 Uji Akar Unit CR ..………. 64

5 Uji Akar Unit DPS..……… 65

6 Uji Akar Unit ROA ………....……… 66

7 Uji Akar Unit Harga Saham .…...………. 67

8 Hasil Uji Hausman (Hausman Test).……….. 68


(12)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO (DER), CURRENT RATIO (CR), DIVIDEN PER SHARE (DPS), DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR FINANSIAL

INDEKS KOMPAS 100

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Debt to Equity Return (DER), Current Ratio (CR), Dividen Per Share (DPS), dan Return On Assets (ROA) terhadap harga saham pada perusahaan yang bergerak di sektor finansial yang perhitungannya tergabung dalam Indeks KOMPAS 100.

Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian asosiatif kausal. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 12 perusahaan yang bergerak di sektor finansial yang perhitungannya tergabung dalam Indeks KOMPAS 100 pada periode 2007-2012. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari website BEI yaitu www.idx.co.id. Adapun variabel dependen yang digunakan adalah harga saham, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah Debt to Equity Return (DER), Current Ratio (CR), Dividen Per Share (DPS), dan Return On Assets (ROA).

Metode yang digunakan dalam estimasi adalah Pool Data atau data panel yang menggabungkan data cross section dan time series dengan menggunakan alat analisis untuk mengolah data yaitu dengan menggunakan program eviews.

Hasil Estimasi data panel dengan menggunakan metode Random Effect Model (REM) menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio, Current Ratio dan Return On Assets tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan Dividen Per Sha re mempunyai pengaruh positif dan signifikan pada α 5% terhadap harga saham perusahaan finansial di Indeks KOMPAS 100.

Kata Kunci: Random Effect Model, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, Dividen Per Sha re, Return On Assets, Stock Price.


(13)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF DEBT TO EQUITY RETURN (DER), CURRENT RATIO (CR), DIVIDEN PER SHARE (DPS), AND RETURN ON ASSETS (ROA) TOWARD

THE STOCK PRICE OF FINANCIAL COMPANIES IN KOMPAS 100 INDEX

This resea rch a ims to ana lyze the influence of Debt to Equity Ra tio (DER), Current Ra tio (CR), Dividen Per Sha re (DPS), a nd Return On Assets (ROA) towa rd the stock price of compa nies enga ged in the fina ncia l sector a re incorpora ted in the ca lcula tion KOMPAS 100 Index

The design used in this resea rch in ca usa l a ssosia tive. The sa mple of this resea rch a re 12 financia l compa nies during the period 2007 -2012. Da ta used in this resea rch is seconda ry da ta obta ined from www.idx.co.id. The dependent va ria bel is the stock price, while the independent va ria bles a re Debt to Equity Ra tio (DER), Current Ra tio (CR), Dividen Per Sha re (DPS), a nd Return On Assets (ROA).

This resea rch used Pa nel Da ta or Pool Da ta in the estima tion by combining cross section a nd time series, a nd using softwa re Eviews in a na lyzis the da ta .

The result of Pa nel Da ta a nd Ra ndom Effect Model (REM) shows tha t Debt to

Equity Ratio, Current Ratio, and Return On Assets doesn’t significantly the stock price. Even though Dividen Per Sha re has a positive and significant in statistic at α = 5% effect to the stock price in of fina ncia l compa nies in KOMPAS 100 Index.

Keywords: Ra ndom Effect Model, Debt to Equity Ra tio, Current Ra tio, Dividen Per Sha re, Return On Assets, Stock Price.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bagi perekonomian suatu negara, pasar modal memiliki peranan yang besar. Pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Kinerja pasar modal merupakan salah satu indikator dari kondisi ekonomi suatu negara. Hal ini dikarenakan hampir semua industri di suatu negara terwakili oleh pasar modal. Dengan adanya pasar modal diharapkan aktivitas perekonomian menjadi lebih baik.

Perkembangan pasar modal Indonesia sendiri juga mengalami pasang dan surut sejak awal dikembangkannya. Pada tahun 2008 terjadi krisis subprime mortga ge di Amerika Serikat. Dampaknya, harga saham perbankan di seluruh dunia jatuh. Hal ini menyebabkan kekhawatiran para pelaku pasar, karena bermasalahnya bank akan berdampak pada melemahnya kegiatan perekonomian. Adapun dampak krisis tersebut bagi perekonomian Indonesia, ditandai dengan adanya penarikan dana dalam bentuk valuta asing khususnya dolar AS oleh lembaga-lembaga keuangan kreditor dan investor di AS.

Dampak bagi perbankan Indonesia dengan adanya penarikan dana oleh investor luar negeri di berbagai perusahaan Indonesia mengakibatkan bank mengalami krisis likuiditas, penurunan nilai aktiva produktif (earning assets) dalam bentuk kredit dan surat berharga yang dibeli bank, penurunan kecukupan modal


(15)

(CAR) terutama karena kerugian berasal dari pencadangan atas penurunan kualitas aktiva produktif dan gagal bayar bunga kredit. Kondisi ini menciptakan perilaku menghindar (risk aversion) karena krisis kepercayaan diantara pelaku pasar finansial. Saat itu, perusahaan perbankan banyak memiliki utang melebihi asetnya, sehingga ekuitas perusahaan menjadi negatif. Keadaan ini dapat mengakibatkan investor tidak mendapatkan apa-apa. Untuk itu, analisis dalam investasi pasar modal amatlah penting, sebab pasar modal adalah pasar abstrak sehingga untuk mengambil keputusan, investor harus mampu menganalisis informasi yang disajikan dalam prospektus atau laporan keuangan. Pemahaman mengenai laporan keuangan ini hanya salah satu teknik analisis di pasar modal yang disebut analisis fundamental.

Adapun target analisis fundamental ini adalah memberikan jawaban atas pertanyaan, apakah perusahaan dalam kondisi sehat atau tidak. Jika sehat, maka perusahaan tersebut layak dijadikan tempat investasi. Ukuran yang biasa digunakan sebuah perusahaan untuk dapat dinyatakan sehat dengan menggunakan rasio-rasio keuangan sesuai dengan standar yang berlaku. Rasio keuangan tersebut dihitung dari angka-angka yang didapat dari laporan keuangan. Dalam analisa fundamental akan mendapatkan gambaran yang lebih terhadap kemampuan perusahaan untuk tumbuh dan berkembang di masa yang akan datang.

Debt to Equity Ratio (DER) adalah perbandingan antara utang terhadap ekuitas, rasio ini sering digunakan para investor sebagai informasi untuk mengetahui sejauh mana perusahaan dibiayai dengan utang. Rasio ini menunjukkan risiko


(16)

perusahaan, semakin rendah DER mencerminkan semakin besar kemampuan perusahaan dalam menjamin utangnya dengan ekuitas yang dimilikinya.

Current Ratio (CR) atau ratio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.

Dividen Per Share (DPS) merupakan total semua dividen tunai yang dibagikan dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar kepada para pemegang saham sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya. Kebijakan dividen perusahaan tergambar pada dividen per share-nya yaitu besar dividen yang diberikan kepada para investor.

Return On Assets (ROA) merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik keadaan suatu perusahaan.

Berdasarkan uraian dan fenomena yang terjadi maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian replikasi dari beberapa penelitian terdahulu. Objek penelitian penulis adalah perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor finansial yang perhitungan sahamnya tergabung dalam Indeks KOMPAS 100.


(17)

Alasan penulis memilih Indeks KOMPAS 100 sebagai obyek penelitian adalah karena saham-saham yang terpilih untuk dimasukkan dalam indeks Kompas100 ini selain memiliki likuiditas yang tinggi, serta nilai kapitalisasi pasar yang besar, juga merupakan saham-saham yang memiliki fundamental dan kinerja yang baik.

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian kembali dalam bentuk skripsi dengan judul “Analisis pengaruh Debt to Equity Ra tio (DER), Current Ratio (CR), Dividen Per Sha re (DPS), dan Return On Assets (ROA) terhadap harga saham perusahaan sektor finansial Indeks KOεPAS 100”.

1.2. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka perumusan masalah yang dapat dijadikan sebagai dasar kajian dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan finansial di Indeks KOMPAS 100? 2. Apakah Current Ratio (CR) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

harga saham perusahaan finansial di Indeks KOMPAS 100?

3. Apakah Dividen Per Share (DPS), memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan finansial di Indeks KOMPAS 100?


(18)

4. Apakah Return On Assets (ROA), memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan finansial di Indeks KOMPAS 100? 1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh debt to equity ratio (DER), terhadap harga saham perusahaan finansial di Indeks KOMPAS 100. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh current ratio (CR) terhadap

harga saham perusahaan finansial di Indeks KOMPAS 100.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Dividen Per Share (DPS) terhadap harga saham perusahaan finansial di Indeks KOMPAS 100. 4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Return On Assets (ROA)

terhadap harga saham perusahaan finansial di Indeks KOMPAS 100. 1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Bagi Penulis

Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan wawasan penulis mengenai harga saham dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.pengaruh debt to equity ratio, current ratio, dividen per share, dan return on assets terhadap harga saham dan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.


(19)

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan atau gambaran kepada manajemen perusahaan untuk meningkatkan kinerja keuangan serta membantu manajemen perusahaan dalam mengambil keputusan dalam menetapkan berapa harga saham berdasarkan faktor-faktor yang diteliti. 3. Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan pertimbangan investor dalam pengambilan keputusan di pasar modal. Faktor-faktor yang diteliti diharapkan dapat memberikan gambaran serta informasi kepada investor dalam menganalisis pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham. 4. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan referensi bagi peneliti yang akan melakukan penelitian lanjutan mengenai rasio-rasio keuangan dan pengaruhnya terhadap harga saham.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pasar Modal

Pada dasarnya, pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk uang ataupun modal sendiri. Undang-Undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995 memberikan pengertian Pasar εodal yang lebih spesifik yaitu “kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek”.

2.2. Analisa Fundamental

Yang dimaksud dengan analisa fundamental sebenarnya melakukan penilaian atas laporan keuangan suatu perusahaan berdasarkan faktor-faktor yang diidentifikasikan dapat mempengaruhi harga saham. Faktor-faktor tersebut (dalam Fakhruddin dan Hadianto, 2001:55) diantaranya:

 Penjualan

 Pertumbuhan penjualan  Kebijakan dividen

 Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)  Manajemen

 Kinerja

“Statement” yang dikeluarkan emiten dan sebagainya.

Analisis fundamental sendiri merupakan teknik-teknik yang mencoba memprediksi harga saham di masa yang akan datang dengan cara:


(21)

1. Menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut hingga diperoleh taksiran harga saham

2. Dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang.

Analisis fundamental juga sering disebut dengan analisis perusahaan karena menggunakan data keuangan perusahaan dalam menghitung nilai intrinsik saham. Secara umum untuk menganalisis perusahaan dengan menggunakan analisa fundamental terdiri dari empat langkah yaitu (Anoraga, 2001:63):

1) Menghitung kondisi ekonomi secara keseluruhan

Kondisi ekonomi dipelajari untuk menghitung kondisi ekonomi secara keseluruhan di pasar saham, berkaitan dengan tingkat inflasi, suku bunga, neraca perdagangan dan sebagainya.

2) Menghitung kondisi industry secara keseluruhan

Industri perusahaan secara langsung mempengaruhi kinerja perusahaan tersebut. Saham yang paling baik pun dapat menghasilkan pegembalian yang tidak menguntungkan jika kondisi industry secara keseluruhan lemah.

3) Menghitung kondisi perusahaan

Karena pasar saham adalah pasar ekspektasi dimana seluruh pemegang saham mengharapkan perusahaannya selalu menghasilkan laba yang pada akhirnya mempengaruhi dividen maka perlu diperhitungkan kesehatan keuangan perusahaan tersebut. Menghitung kondisi perusahaan biasanya dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan.

4) Menghitung nilai saham perusahaan

Setelah memperhitungkan kondisi ekonomi, industri dan perusahaan selanjutnya yang dilakukan adalah menghitung apakah saham perusahaan over va lued, under va lued, ataupun pas harganya.

2.3. Analisis Rasio Keuangan

Menurut Riyanto (2001:329) rasio keuangan adalah ukuran yang digunakan dalam interpretasi dan analisis laporan finansial suatu perusahaan. Pengertian rasio itu hanyalah sebagai alat yang dinyatakan dalam arithmetical terms yang dapat


(22)

digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial. Rasio keuangan dirancang untuk membantu mengevaluasi laporan keuangan.

Menurut Munawir (2007:65) analisis rasio keuangan adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.

Pada umumnya berbagai rasio yang dihitung bisa dikelompokkan dalam lima macam, yaitu:

1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Menurut Fakhruddin dan Hadianto (2001:58) rasio likuiditas yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finasial jangka pendek. Rasio likuiditas menentukan atau memberikan gambaran apakah sebuah perusahaan likuid atau tidak. Rasio likuiditas yang biasa dipakai untuk mengukur kondisi likuiditas suatu perusahaan adalah current ratio dan quick ratio (acid test).

2. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)

Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur komposisi perbandingan antara dana sendiri yang dicerminkan dalam komponen modal dengan dana luar yang dicerminkan dalam berbagai jenis hutang. Analisis rasio solvabilitas berguna untuk melihat aspek penting yaitu melihat modal yang dimiliki oleh sebuah perusahaan apakah jumlahnya sebanding dengan jumlah hutangnya untuk mengetahui tingkat resiko


(23)

usaha perusahaan tersebut. Rasio keuangan yang sering digunakan adalah debt ra tio dan debt to equity ratio.

3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber-sumber daya sebagaimana digariskan oleh kebijaksanaan perusahaan (Husnan, 1994:223). Atau dengan kata lain, sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan asset untuk memperoleh penjualan. Rasio yang digunakan untuk menilai tingkat aktivitas perusahaan adalah fixed assets turnover dan total assets turnover .

4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio profitabilitas adalah kemampuan menghasilkan laba. Dalam analisis rasio, kemampuan menghasilkan laba dapat dikaitkan dengan penjualan, asset atau modal. Rasio ini sangat diperhatikan oleh calon maupun pemegang saham karena akan berkaitan dengan harga saham serta dividen yang akan diterima. Rasio-rasio profitabilitas antara lain gross profit ma rgin, net profit ma rgin, return on a ssets, return on equity dan earning power.

5. Rasio Saham (Common Stock Ratios)

Rasio saham yaitu rasio yang menunjukkan bagian dari laba perusahaan, dividen dan modal yang dibagikan pada setiap saham (Fakhruddin dan Hadianto, 2001:59). Rasio-rasio saham yang biasa digunakan yaitu price


(24)

ea rning ra tio, dividen per sha re, dividen yield, pa yout ratio dan price to book va lue.

2.4. Rasio Keuangan a. Debt to Equity Ratio

Menurut Dendawijaya (2005:121), debt to equity ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menutup sebagian atau seluruh utang-utangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek, dengan dana yang berasal dari modal bank sendiri. Rasio ini sering digunakan para investor sebagai informasi untuk mengetahui seberapa besar total pasiva yang terdiri atas persentase modal bank sendiri untuk menutupi utang-utangnya kepada pihak luar.

Kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua hutang-hutangnya menunjukkan “solvabilitas” suatu pertusahaan. Suatu perusahaan yang solva ble berarti perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya (Riyanto, 2001). Semakin kecil rasio ini maka semakin banyak modal sendiri yang dijadikan jaminan terhadap hutang-hutang perusahaan tersebut.

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:


(25)

b. Current Ratio

Menurut Husnan (1994:218) Current ratio merupakan ukuran yang paling umum dari kelancaran (solvency) jangka pendek, karena rasio tersebut menunjukkan seberapa jauh tagihan kreditor jangka pendek bisa ditutup oleh aktiva yang secara kasar bisa berubah menjadi kas dalam jangka waktu yang sama dengan tagihan tersebut. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.

Besarnya current ratio diperoleh dengan membagi seluruh jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar. Semakin besar rasio tersebut semakin besar pula jaminan yang diberikan oleh perusahaan dalam memenuhi kewajiban dalam jangka pendeknya. Dan sebaliknya, apabila rasio ini rendah berarti perusahaan memiliki kemampuan yang rendah dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. Namun, apabila rasio ini terlalu tinggi juga tidak baik karena hal ini berarti ada kas yang menganggur atau tidak dikelola dengan baik.

Rumus untuk menghitung Current Ratio adalah sebagai berikut:

= %

c. Dividen Per Share

Dividen Per Sha re merupakan total semua dividen tunai yang dibagikan dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar kepada para pemegang saham sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya. Menurut Brigham dan Houston (2006:76), dividen yang dibagikan dapat memberikan efek terhadap harga saham


(26)

perusahaan karena dalam pengumuman pembagian dividen mengandung informasi yang penting bagi investor sebagai sinyal dari perusahaan mengenai prospek perusahaan di masa depan.

Dividen Per Share dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (dalam Fakhruddin dan Hadianto,2001:55) :

ℎ = ℎ ℎd. Return On Assets

Return On Assets (ROA) adalah rasio yang menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan. Return on a ssets sering juga disebut dengan Return On Invesment (ROI).

Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin efektif perusahaan dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin besar nilai return on asset menunjukkan bahwa semakin produktif perusahaan tersebut karena tingkat kembalian akan semakin besar.

Adapun rumus Return On Assets adalah sebagai berikut:

= � ℎ %

2.5. Saham

Secara sederhana, saham dapat didefenisikan sebagai bukti kepemilikan seseorang atau badan usaha pada suatu perseroan terbatas. Namun, jika ingin memperoleh pengertian yang lebih lengkap, Pike menyebutkan (dalam


(27)

Widioatmodjo, 2009:84) selembar saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik (berapa pun porsinya) dari suatu perusahaan yang menertbitkan kertas (saham) tersebut, sesuai porsi kepemilikannya yang tertera pada saham.

Saham yang diperdagangkan di bursa ada dua jenis yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (prepared stock).

a. Saham Biasa (Common Stock)

Saham biasa menggambarkan kepemilikan seseorang dalam korporasi, tetapi bagi investor biasa, satu lembar saham biasa hanyalah sepotong kertas yang memiliki dua karakteristik (Brigham dan Houston 2001:360). Pertama, kertas tersebut hanya menunjukkan kepemilikan atas dividen, tetapi hanya jika perusahaan memiliki kelebihan dana untuk membayar dividen dan hanya jika perusahaan memilih untuk membagikan dividen daripada menahannya untuk mereinvestasi semua laba tersebut. Yang kedua, saham dapat dijual pada beberapa tanggal di masa depan, dengan harapan tingkat harga jualnya lebih tinggi daripada harga beli agar investor menerima keuntungan modal (capital gain). Diantara surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal, saham biasa (common stock) adalah yang paling banyak dikenal di kalangan masyarakat.


(28)

b. Saham Preferen (Prefered Stock)

Saham preferen merupakan gabungan (hybrid) antara obligasi dan saham biasa. Artinya, di samping memiliki karakteristik seperti obligasi, saham preferen juga memiliki karakteristik saham biasa (Widoatmodjo 2009:100). Saham preferen memiliki nilai nominal dan sejumlah dividen tetap dan regular yang harus dibayar kepada pemiliknya sebelum dividen saham biasa dibayarkan. Keistimewaan saham preferen ini bisa berbagai macam, di samping pembayaran dividen yang tetap dan didahulukan pembayaran dividennya terdapat pengumulatifan pembayaran dividennya jika perusahaan tidak membayar dividen dalam kurun waktu tertentu. Disebut memiliki karakteristik saham biasa karena tidak selamanya saham preferen bisa memberikan penghasilan seperti yang dikendaki investornya. Jika suatu emiten mengalami kerugian, maka pemegang saham preferen bisa tidak menerima pembayaran dividen yang sudah ditetapkan sebelumnya.

2.6. Harga Saham

Harga saham dapat didefenisikan sebagai harga yang dibentuk dari interaksi antara penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka terhadap keuntungan perusahaan. Harga saham ditentukan oleh perkembangan perusahaan penerbitnya. Jika perusahaan penerbitnya mampu menghasilkan keuntungan yang tinggi, ini akan memungkinkan perusahaan tersebut menyisihkan


(29)

bagian keuntungan itu sebagai dividen dengan jumlah yang tinggi pula. Pemberian dividen yang tinggi ini akan menarik minat masyarakat untuk membeli saham tersebut. Akibatnya, permintaan atas saham tersebut meningkat. Pada gilirannya, peningkatan harga saham ini akan memungkinkan pemegangnya mendapatkan ca pita l ga in. Yang disebut terakhir ini akan semakin mendorong dan sekaligus menaikkan harga saham. Dengan demikian, keuntungan perusahaan menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan harga saham.

Dari berbagai literatur terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi harga saham, antara lain adalah:

1. Tingkat suku bunga

Perubahan tingkat suku bunga baik tabungan dan pinjaman akan memengaruhi pilihan investasi dalam saham, obligasi, dan deposito. Tingkat bunga yang tinggi dapat menyebabkan return yang diperoleh dari investasi yang berisiko rendah (deposito) lebih tinggi daripada return investasi yang berisiko tinggi (saham), sehingga investor akan lebih tertarik untuk menempatkan dananya dalam bentuk deposito dari pada membeli saham (Zubir, 2010:20). Jika dikaitkan dengan investasi asset riil, tingkat bunga yang tinggi menyebabkan biaya modal (cost of capital) menjadi tinggi, sehingga nilai perusahaan (corporate value) menjadi rendah. Pada akhirnya, harga saham akan turun. Dengan demikian,


(30)

kenaikan tingkat suku bunga tabungan dan pinjaman akan berakibat terhadap turunnya harga saham dan sebaliknya.

2. Finansial Perusahaan

Finansial perusahaan tercermin dalam struktur modal yang digunakan untuk mendanai kegiatan perusahaan. Perusahaan yang mempunyai hutang besar juga mempunyai resiko yang besar bagi pemegang saham karena sebagian besar laba operasi perusahaan akan digunakan untuk membayar biaya bunga pinjaman akibatnya akan mengurangi dividen yang akan diterima oleh pemegang saham. Apabila pendapatan (revenues) perusahaan tidak stabil, maka kemungkinan besar pemegang saham tidak menerima dividen sehingga saham perusahaan tidak menarik untuk dijadikan instrument investasi karena harga sahamnya akan jatuh.

3. Pasar

Hukum permintaan dan penawaran mempengaruhi harga saham. Bila permintaan terhadap saham suatu perusahaan besar tentunya harga saham juga akan meningkat. Kegiatan pasar yang lain secara umum, misalnya resesi, perubahan struktur perekonomian dan perubahan selera konsumen juga turut mempengaruhi harga saham.

4. Inflasi

Permintaan terhadap barang-barang meningkat, tetapi daya beli rendah akibat kenaikan harga barang-barang secara umum. Pada akhirnya,


(31)

perusahaan akan kesulitan dalam berproduksi karena biaya produksi menjadi tinggi dan harga jualnya tidak terjangkau oleh konsumen, sehingga penjualannya akan turun dan akhirnya harga saham perusahaan tersebut melemah

5. Indeks Harga Saham

Dengan mengetahui perhitungan indeks harga saham baik secara individu maupun gabungan dapat membantu investor dalam mengambil keputusan. Secara keseluruhan, jika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sedang menunjukkan adanya penurunan, maka pasar dalam keadaan lesu. Kondisi demikian akan mempengaruhi harga saham di pasar modal.

6. News a nd Rumors

Berbagai pemberitaan dan rumor yang beredar dimasyarakat mulai dari masalah ekonomi, social, politik, dan keamanan akan mempengaruhi persepsi investor yang berujung pada pengambilan keputusan dalam berinvestasi, sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi pergerakan saham di pasar modal.

2.7. Hubungan antara Rasio Keuangan dengan Harga Saham

Debt to Equity Ra tio (DER) sebagai instrument untuk mengetahui kemampuan ekuitas atau aktiva bersih suatu perusahaan untuk melunasi seluruh kewajibannya. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang,


(32)

semakin rendah rasio maka akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang (Darsono, 2005:54). Rasio ini menunjukkan risiko perusahaan, maka tinggi rendahnya resiko perusahaan secara tidak langsung dapat mempengaruhi harga saham.

Current Ra tio (CR) sebagai rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek yang segera jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancarnya (Kasmir, 2008: 134). Apabila rasio ini rendah berarti perusahaan memiliki kemampuan yang rendah dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. Hal ini menandakan perusahaan tersebut tidak likuid dan akan mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi. Keputusan investor tersebut secara tidak langsung mempengaruhi harga saham.

Dividen Per Sha re (DPS) adalah dividen per lembar saham. Dividen per lembar saham merupakan keuntungan yang dibagikan kepada pemegang saham oleh perusahaan sesuai atau sebanding dengan jumlah saham yang dimilikinya. Menurut Brigham dan Houston (2006:76) dalam hipotesis kandungan informasi (information signa ling content), dividen yang dibagikan dapat memberikan efek terhadap harga saham perusahaan karena dalam pengumuman pembagian dividen mengandung informasi yang penting bagi investor sebagai sinyal dari perusahaan mengenai prospek perusahaan di masa depan.

Return On Assets (ROA) merupakan kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang


(33)

tersedia diperusahaan. Peningkatan keuntungan ini mempunyai efek yang positif terhadap kinerja keuangan perusahaan dalam pencapaian tujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan yang akan direspon secara positif oleh investor sehingga permintaan saham perusahaan dapat meningkat dan dapat menaikkan harga saham perusahaan. Modigliani-Miller menyatakan bahwa nilai perusahaan akan tergantung hanya pada laba yang diproduksi oleh aktiva-aktivanya (Brigham dan Houston, 2006:70)

2.8. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu mengenai pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap harga saham menunjukkan hasil-hasil yang berbeda. Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian-penelitian terdahulu. Rincian mengenai penelitian-penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.1

Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1 Vice Law

Ren Sia dan

Lauw Tjun Tjun

(2011)

Pengaruh Current Ratio, Earning Per Share, dan Price Earnings Ratio terhadap Harga Saham

Variabel Independen: CR, EPS, dan PER. Variabel dependen: Harga saham

Semua variabel independen yang diteliti secara serempak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Secara parsial hanya CR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham, adapun EPS dan PER berpengaruh positif secara signifikan terhadap Harga saham. 2 Fadjar O.P.

Siahaan (2013)

The Effect of Good Corporate Governance Mechanism, Leverage, and Firm Size on Firm Value.

Variabel Independen: Leverage (DER), Good Corporate Governance Mechanism (AC-Audit Committee, BCSIZE-Size of Board Commissioners, PIB-Proportion of

Secara serempak semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu Firm Value. Tetapi secara parsial variabel DER, AC, PIB tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Firm Value, BCSIZE dan FSIZE berpengaruh


(34)

Independent Board), Firm Size (FSIZE) Variabel dependen: Market price of shares (Firm Value)

signifikan terhadap Firm Value.

3 Faris Nasif AL-Shubiri (2010)

Analisis the Determinant of Markets Stock Price Movements (An Emperical Study of Jordanian Commercial Banks)

Variabel Independen: DPS, EPS, Net Asset Value per Share (NAVPS), Lending Interest Rate (INT), Inflation Rate (INF), dan GDP.

Variabel dependen: Market Price of Stock (MPS)

Secara serempak variabel DPS, EPS, NAVPS, INT, INF, dan GDP berpengaruh Signifikan terhadap MPS sebagai variabel dependen. Namun secara parsial variabel DPS, EPS, NAVPS, INF, dan GDP memiliki pengaruh yang signifikan terhadap MPS. Sedangkan INT tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap MPS.

4 Chrystine Anggrainy Sidabutar (2012)

Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Return On Equity Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

Variabel Independen: CR, DER, dan ROE. Variabel Dependen: Harga Saham

Secara simultan semua variabel independen yaitu CR, DER, dan ROE berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Tetapi secara parsial semua variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham 5 Denies

Priatinah dan Prabandaru Adhe Kusuma (2012)

Pengaruh Return On Invesment, Earning Per Share, dan Dividen Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2008-2010

Variabel Independen: ROI, EPS, dan DPS. Variabel Dependen: Harga Saham

Secara serempak variabel ROI, EPS dan DPS memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Demikian juga secara parsial ROI, EPS, dan DPS memiliki pengaaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. 6 Vahid Saqafi

dan Hamidreza Vakilifard (2012)

The Effect of Variables of The Fundamental Techniques on Return of The Stock Tehran Stock Exchange (TSE)

Variabel Independen: Return On Assets (ROA), Current Ratio (CR), Inventory Turnover (INV) Variabel dependen : Stock Return

Secara simultan variabel ROA, CR, INV berpengaruh signifikan terhadap Return Stock. Secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap Stock Return.


(35)

2.9. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka Konseptual akan menghubungkan antara variabel-variabel penelitian, yaitu antara variabel-variabel bebas dengan variabel-variabel terikat. Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Sumber : Diolah peneliti, 2014

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Debt to Equity Ra tio

(DER)

Current Ra tio (CR) (X2)

Dividen Per Sha re (DPS) (X3)

Return On Asset (ROA) (X4)

Harga Saham (Y)


(36)

Berdasarkan kerangka konseptual yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Debt to Equity Ra tio (DER) memiliki pengaruh yang positif terhadap harga saham perusahaan finansial di Indeks KOMPAS 100.

2. Current Ra tio (CR) memiliki pengaruh yang positif terhadap harga saham perusahaan finansial KOMPAS 100.

3. Dividen Per Sha re (DPS), memiliki pengaruh yang positif terhadap harga saham perusahaan finansial di Indeks KOMPAS 100.

4. Return On Assets (ROA), memiliki pengaruh yang positif terhadap harga saham perusahaan finansial di Indeks KOMPAS 100.


(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian a sosia tif ka usa l, Menurut Sugiyono (2007 : 30) penelitian asosiatif kausal adalah “penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan sebab akibat antara variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi)”. Penelitian ini menguji pengaruh debt to equity ra tio, curr ent ra tio, dividen per sha re dan return on a ssets terhadap harga saham. Teknik pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan software eviews.

3.2. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor finansial yang tergabung dalam perhitungan Indeks KOMPAS 100 di Bursa Efek Indonesia mulai dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 yang berjumlah 100 perusahaan.

Sampel dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan yang menjadi sampel penelitian adalah perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor finansial yang tergabung dalam perhitungan Indeks KOMPAS 100 tahun 2007-2012.


(38)

2. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor finansial tersebut mempublikasikan laporan keuangannya secara lengkap selama periode 2007-2012.

3. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor finansial tersebut sudah bergabung minimal 3 bulan dalam Indeks Kompas 100.

Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 perusahaan. Berdasarkan kriteria tersebut, diperoleh sampel sebanyak 12 perusahaan yang diperlihatkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.1

Daftar Sampel Perusahaan

No Nama Perusahaan Kode

1 Bank Sentral Asia Tbk. BBCA

2 Bank Bukopin Tbk. BBKP

3 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. BBNI 4 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. BBRI 5 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. BBTN

6 Bank Danamon Indonesia Tbk. BDMN

7 PT MNC Investama Tbk. BHIT

8 Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.

BJBR

9 Bank Mandiri (Persero) Tbk BMRI

10 Bank Pan Indonesia Tbk PNBN

11 Panin Financial Tbk PNLF

12 Sinarmas Multiartaha Tbk. SMMA


(39)

3.3. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data tersebut berupa ringkasan kinerja perusahaan perbankan yang bersumber dari situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id dan situs resmi Bank Indonesia yaitu www.bi.go.id. Data yang diperoleh adalah kombinasi (panel) antara data time series dan data cross-section. Data penelitian ini memiliki 6 time series (2007-2012) dan 12 cross section (perusahaan finansial).

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan studi dokumentasi, yaitu dengan mempelajari, mengklasifikasikan, dan menganalisis data sekunder yang terkait dengan lingkup penelitian ini.

Metode pengumpulan data dlam penelitian ini dilakukan melalui dua tahap, yaitu:

a. Tahap pertama, dilakukan melalui studi pustaka yakni pengumpulan data pendukung berupa literature, penelitian terdahulu, dan laporan-laporan yang dipublikasikan untuk mendapat gambaran dari masalah yang akan diteliti. b. Tahap kedua, dilakukan melalui pengumpulan data sekunder melalui fasilitas

internet dengan mengakses situs-situs resmi yang berisi ringkasan kinerja perusahaan di sektor finansial yang tergabung dalam perhitugan Indeks KOMPAS 100 yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2012.


(40)

3.4 Jenis Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini jenis variabel yang digunakan adalah variabel dependen dan variabel independen. Untuk variabel dependen adalah Harga Saham dan variabel independen meliputi Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Dividen Per Sha re (DPS), dan Return On Assets (ROA).

3.5. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah DER, CR, DPS, dan ROA. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel dependen adalah Harga Saham. Berikut ini merupakan tabel yang menyajikan konsep dan operasionalisasi dari variabel yang diteliti:

Tabel 3.2

Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Jenis

Variabel

Nama Variabel

Defenisi Pengukuran Skala

Pengukuran Variabel Independen Debt to Equity Ratio (X1)

Kemampuan modal untuk

menjadi jaminan atas hutang � �

Rasio

Current Ratio (X2)

Kemampuan untuk membayar hutang yang akan jatuh tempo oleh Aktiva Lancar � � � � % Rasio Dividen Per Share (X3)

Menunjukkan seluruh pembayaran dividen dalam angka per saham

� ℎ ℎ � Rasio

Return On Assets

(X4)

Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. � ℎ % Rasio Variabel Dependen Harga Saham (Y)

Harga yang ditentukan dari interaksi antara penjual dan pembeli saham

Rata-rata harga saham penutupan selama 1 periode tertentu

Rasio Sumber: Peneliti, 2014


(41)

3.6. Model Analisis Ekonometrika

Dalam menganalisis besarnya pengaruh variabel bebas yakni Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Dividen Per Share (DPS), dan Return On Assets (ROA) terhadap harga saham digunakan model ekonometrika dengan meregresikan data panel yang ada dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS). Variabel-variabel tersebut ditransformasikan kedalam bentuk fungsi dan selanjutnya dibuat dalam bentuk persamaan regresinya, yaitu:

Y = f(X1, X2, X3, X4) ………. (1)

Kemudian model tersebut ditransformasi kedalam model persamaan regresi linear berganda dengan spesifikasi menggunakan model sebagai berikut:

Y = Yit = α + β1X1it + β2X2it + β3X3it +β4X4it + it……. (2)

Dimana:

i = Perusahaan (1,2………,12) t = Tahun (2007, 2008,…,2012) Y = Harga Saham

α = Intercept / Konstanta β1 β2 β3 = Koefisien Regresi X1 = DER

X2 = CR X3 = DPS X4 = ROA

= Error term

3.7 Uji Akar Unit (Unit Root Test)

Untuk mengetahui apakah data panel yang digunakan stationer atau tidak stationer, salah satu caranya yang dapat dilakukan adalah menggunakan uji akar unit (unit root test). Panel data merupakan gabungan antara data cross section dan time series, maka tahap uji stationer juga perlu dilakukan.


(42)

Ide dasar uji akar unit dalam data panel adalah pengembangan dari unit root test dalam time series yang menggunakan metode Augmented Dicky Fuller (ADF). Ada perbedaan uji stationer di data panel dengan uji stationer di data time series, hal ini dikarenakan adanya pengruh individual dan waktu. Secara sistematis dapat dijelaskan dalam model:

Уi,t= ρtуit + xit it+ it……… (1)

i = Perusahaan

t = Tahun (2007, 2008,…, 2012)

Jika diasumsikan α = ρ – 1 dengan lag ρi dan bervariasi antar cross section,

maka uji hipotesisnya:

H0 : α = 0 (εempunyai akar unit)

H1 : α < 0 (Tidak mempunyai akar unit)

Jika nilai ρt = 1 maka dikatakan bahwa variabel random Y memiliki unit root

(akar unit). Jika data panel mempunyai akar unit maka dikatakan data tersebut bergerak secara random (random walk) dan data yang memiliki sifat random walk merupakan data yang tidak stationer sehingga akan menghasilkan regresi palsu. Oleh karena itu jika dilakukan regresi Yit pada lag Yit-1 dan mendapatkan nilai ρt = 1 maka

data dikatakan tidak stationer. Inilah yang menjadi ide dasar unit root test untuk mengetahui apakah data stationer atau tidak. Formula unit root test dengan metode ADF adalah :


(43)

Jika diasumsikan α = ρ – 1 dengan lag ρi dan bervariasi antar cross section,

maka uji hipotesisnya adalah:

H0 : α = 0 (εempunyai akar unit artinya data tidak stationer)

H1 : α < 0 (Tidak mempunyai akar unit artinya data stationer)

Prosedur untuk menentukan apakah data stationer atau tidak dengan cara membandingkan antara nilai statistik dengan nilai kritisnya. Jika nilai absolut statistik lebih besar dari nilai kritisnya, maka data yang diamati menunjukkan stationer dan jika sebaliknya, nilai absolut statistik lebih kecil dari nilai kritisnya maka data tidak stationer.

3.8 Metode Analisis Data Panel

Data panel merupakan kombinasi dari data kerat lintang (cross section) dan data deret waktu (time series). Dengan menggunakan data panel, jumlah observasi yang dilakukan menjadi 72 data, yaitu jumlah data time series sebanyak 6 tahun dikalikan dengan banyaknya perusahaan yang diobservasi yaitu 12 perusahaan. Dengan data panel dapat pula ditangkap dinamika yang lebih baik dari hubungan antara harga saham dengan variabel-variabel yang mempengaruhinya.

Menurut Gujarati (2003), mengestimasi jenis data panel dengan OLS tidak konsisten dan efisien, sehingga disarankan untuk menggunakan metode Generalized Least Square (GLS). Dimana dalam metode ini dapat dianalisis dengan tiga model pendekatan yaitu:


(44)

a. Pendekatan Kuadrat Terkecil (Pooled Least Square)

Model ini mengasumsikan bahwa nilai intercept dari masing-masing variabel adalah sama dan slope koefisien dari variabel-variabel yang digunakan adalah identik untuk semua unit cross section. Persamaan yang digunakan adalah:

Yit = α + βX1it + βX2it + βX3it +βX4it + it ... (3)

b. Uji Fixed Effect Model (FEM)

Model ini memiliki intercept persamaan yang tidak konstan atau terdapat perbedaan pada setiap individu (data cross section). Sementara itu, slope koefisien dari regresi tidak berbeda pada setiap individu dan waktu. Model FEM digunakan apabila data time series lebih besar dari data cross section. Persamaan yang digunakan adalah:

Yit = α + βX1it + βX2it + βX3it +βX4it + µi + it ... (4)

Dimana:

µi = Komponen error cross section c. Uji Random Effect Model (REM)

Pada model ini, perbedaan antara individu terdapat di error term dari persamaan. Model ini memperhitungkan bahwa error term mungkin berkorelasi sepanjang time series dan cross section. Secara sistematis model REM dinyatakan sebagai berikut:

Yit = α + βXit + it ; it = µi+ νt+ ѡit ... (5)

Dimana:

Yit = Variabel terikat untuk perusahaan ke-i dan waktu ke-t Xit = Variabel bebas untuk perusahaan ke-i dan waktu ke-t µi = Komponen error cross section


(45)

3.8. Uji Hausman (Hausman Test)

Uji Hausman dilakukan untuk menentukan penggunaan FEM ataukah REM. Ide dasar Uji Hausman adalah karena adanya hubungan yang berbanding terbalik antara model yang bias dengan model yang efisien. Pada FEM, hasil estimasi tidak bias dan tidak efisien, sebaliknya pada REM hasil estimasi bias dan efisien. Nachrowi (2005) menyatakan bahwa karena metode efek tetap diduga menggunakan OLS, maka dalam data panel, uji hausman dapat digunakan untuk melihat kelayakan penggunaan model panel.

Jika nilai statistik hausman lebih kecil dari nilai kritisnya atau hausman test tidak signifikan maka H0 diterima, maka model yang tepat adalah REM. Dan

sebaliknya apabila nilai statistik Hausman lebih besar dari nilai kritisnya atau hasil dari hausman test signifikan maka H0 ditolak, berarti model yang tepat adalah FEM.


(46)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Bursa Efek Indonesia

Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak zaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:

 14 Desember 1912, didirikan pasar modal di Batavia (Jakarta) oleh pemerintah kolonial Belanda dengan nama Vereniging Voor de Effectenhandel (bursa efek) dengan 13 anggota bursa yang aktif.


(47)

 1 Agustus 1925, dibuka bursa efek di Semarang.

 10 Mei 1940, kegiatan perdagangan efek di Jakarta, Surabaya, dan Semarang ditutup karena isu politik akibat Perang Dunia II

 Pada 1950, obligasi Republik Indonesia diterbitkan oleh pemerintah sebagai tanda mulai aktifnya kembali pasar modal Indonesia.

 1 September 1951, diterbitkan Undang-Undang Darurat No.13 menyatakan pasar modal Indonesia aktif kembali.

 30 Juni 1952, bursa efek Indonesia dibuka kembali di Jakarta, penyelenggaraannya diserahkan kepada Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE) yang terdiri atas tiga bank negar dengan beberapa pialang efek lainnya dengan Bank Indonesia sebagai penasihat.

 Pada 1958, pengambilalihan semua perusahaan Belanda di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nasional No.86 Tahun 1958.

 1958-1976, pertumbuhan bursa Efek di Indonesia yang diselenggarakan oleh PPUE mengalami kemunduran akibat situasi politik dan suramnya suasana dibidang moneter.

 Pada tahun 1960, Instruksi dari Badan Nasionalisasi Perusahaan Belanda tentang larangan bagi bursa efek Indonesia untuk memperdagangkan semua efek perusahaan Belanda yang beroperasi di Indonesia.

 26 Juli 1968, dengan Surat Keputusan Direksi BI (pada saat itu masih bernama BNI Unit I) No.4/16 Kep. Dir. Dibentuk Tim Persiapan Pasar Uang dan Modal


(48)

(PUM) yang bertugas untuk mengumpulkan data dan memberikan usul kepada gubernur bank sentral untuk mengembangkan pasar modal di Indonesia.

 Pada 1970. Tim persiapan PUM dibubarkan dan sekaligus dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan No.Kep-02/MK/IV/ 1970, didirikan tim Pasar Uang dan Modal yang diketuai oleh gubernur bank sentral.

 13 Januari, dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. Kep. 25/MK/IV/1/197 tim Pasar Uang dan Modal dibubarkan dan dibentuk Badan Pembina Pasar Uang dan Modal (Bapepum)

 10 Agustus 1977, berdasarkan Keppres No. 52 Tahun 1976 pasar modal di Indonesia diaktifkan kembali.

 1977-1987, perkembangan pasar modal relatif kurang memberi hasil seperti yang diharapkan akibat dari prosedur emisi saham dan obligasi yang terlalu ketat, adanya batasan fluktuasi harga saham, camper tangan pemerintah dalam penetapan harga saham di pasar perdana, dan lain sebagainya.

 Tahun 1987, ditandai dengan hadirnya PAKDES 1987 yaitu penyederhanaan persyaratan proses emisi saham dan obligasi.

 Tahun 1988, ditandai dengan hadirnya PAKTO 1988 yang pada hakekatnya ditujukan pada sektor perbankan, namun mempunyai dampak terhadap perkembangan pasar modal. PAKTO 1988 berisikan LLL (Legal Lending Limit) dan pengenaan pajak atas bunga deposito. PAKDES 1988 membuka peluang bagi swasta untuk menyelenggarakan bursa.


(49)

 16 Juni 1989, Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya.

 13 Juli 1992, Swatanisasi BEJ. BAPEPAM beruabah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.

 22 Mei 1995 : Sistem otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem komputer JATS (Jakarta Automated Trading Systems).

 10 November 1995, Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan pada Januari 1996.  Pada 1995, Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.

 Pertengahan 1997, Indonesia tertular krisis moneter dari Thailand menyebabkan anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, dari Rp 2000-an menjadi diatas Rp 10.000-an dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sudah mencapai diatas 700-an anjlok menjadi 200-an.

 Pada 2000, Sistem perdagangan tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia.

 Pada 2002 : BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (r emote tra ding)

 Januari 2008, realisasi penggabungan (merger) dua bursa yaitu Bursa Efek Surabaya (BES) dan Bursa Efek Jakarta (BEJ). Lahirlah nama baru yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI).


(50)

4.2 Gambaran Umum Indeks KOMPAS 100

Indeks Kompas 100 adalah merupakan suatu indeks saham dari 100 saham perusahaan public yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Indeks Kompas 100 secara resmi diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia yang bekerja sama dengan koran Kompas pada tahun 2007. Tujuan utama BEI dalam penerbitan indeks Kompas 100 ini antara lain guna penyebar luasan informasi pasar modal serta menggairahkan masyarakat untuk mengambil manfaat dari keberadaan BEI, baik untuk investasi maupun mencari pendanaan bagi perusahaan dalam mengembangkan perekonomian nasional.

Manfaat dari keberadaan indeks ini yakni membuat suatu acuan (benchmark) baru bagi investor untuk melihat ke arah mana pasar bergerak dan kinerja portofolio investasinya, disamping itu pula para pelaku industri pasar modal juga akan memiliki acuan baru dalam menciptakan produk-produk inovasi yang berbasis indeks, misal mengacu pada indeks Kompas100.

Saham-saham yang termasuk dalam Kompas100 diperkirakan mewakili sekitar 70-80% dari total Rp 1.582 triliun nilai kapitalisasi pasar seluruh saham yang tercatat di BEI, maka dengan demikian investor bisa melihat kecenderungan arah pergerakan indeks dengan mengamati pergerakan indeks Kompas100.

Berikut ini adalah profil masing-masing perusahaan yang bergerak pada sektor finansial dalam Indeks KOMPAS 100:


(51)

1. Bank Central Asia Tbk.

Bank Central Asia Tbk. berdiri pada tanggal 10 Agustus 1955, yang bergerak dibidang usaha jasa perbankan. Alamat Bank Central Asia di Wisma BCA Jl. Jenderal Sudirman Kav. 22-23 Jakarta 12920 telp. 021-5711250. Pemegang sahamnya adalah Farindo Investment (Mauritius) Ltd sebesar 47,15 %.

2. Bank Bukopin Tbk.

Bank Bukopin Tbk. berdiri pada tanggal 10 Juli 1970 yang beralamat di Gedung Bank Bukopin Jl. M.T. Haryono Kav.50-51 Jakarta 12770. Pelaksanaan IPO pada bulan Juli 2006. Sejak berdirinya, Bank Bukopin memfokuskan diri pada segmen UMKM. Pemegang saham terbesarnya adalah Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia (KOPELINDO) yaitu sebesar 29,51 %.

3. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Bank ini berdiri pada tanggal 5 Juli 1946 merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI (Oeang Republik Indonesia). Pemegang Saham mayoritasnya adalah Negara Republik Indonesia yaitu 76,36%. Alamat kantor Bank ini di Gedung BNI Lantai 24 Jl. Jend. Sudirman Kav.1 Jakarta 10220. 4. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Bank Rakyar Indonesia (Persero) Tbk. adalah bank tertua di Indonesia. Pada tanggal 16 Desember 1895, Raden Bei Aria Wiraatmaja mendirikan sebuah


(52)

lembaga keuangan kecil dengan nama De Poer wokertosche Hulp en Spaarbank der Inla ndsche Hoofden. Pada tahun 1912 nama itu diubah menjadi Centrale Kas Voor Volkscredietwezen, pada tahun 1942 saat Jepang berkuasa nama itu diganti lagi dengan nama Syomin Ginko. Pada tahun 1992 lembaga itu diberi nama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) sebagai salah satu perusahaan milik negara. Pada tahun 2003, 30% sahamnya tercatat di Bursa Efek Jakarta. Pemegan saham terbesarnya adalah Negara Republik Indonesia yaitu sebesar 56,75%. Alamat kantor Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Jl. Jend. Sudirman No. 44-46 Tromol Pos 1094/1000 Jakarta 10210.

5. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. berdiri pada tanggal 30 November 1934. Alamat kantor bank ini yaitu Gedung Menara BTN, Jl.Gajah Mada No. 1, Jakarta 10130. Pemegang saham mayoritasnya adalah Negara Republik Indonesia sebesar 60,14%.

6. Bank Danamon Indonesia Tbk.

Bank Danamon Indonesia didirikan pada tanggal 16 Juli 1956. Nama Bank Danamon berasal dari kata “dana moneter” dan pertama kali digunakan pada 1976 yang sebelumnya bernama Bank Kopra. Pada 1988, Bank Indonesia meluncurkan paket reformasi perbankan yang dikenal dengan nama “Paket Oktober 1988” atau PAKTO 88. Sebagai hasil dari reformasi tersebut, Bank Danamon menjadi salah satu bank valuta asing pertama di Indonesia, dan menjadi


(53)

perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Pemegang saham mayoritasnya adalah Asia Financial (Indonesia) PTE LTD yaitu sebesar 67,37%. Alamat kantor Bank Danamon yaitu Menara Bank Danamon Lt. 7, Jl. Prof.DR.Satrio Kav. E4/6, Mega Kuningan, Jakarta.

7. PT MNC Investama Tbk.

PT MNC Investama Tbk yang sebelumnya bernama Bhakti Investama Tbk. didirikan pada tanggal 2 November 1989 di Surabaya, difokuskan terutama pada kegiatan yang berhubungan dengan pasar modal. Pemegang saham mayoritasnya adalah masyarakat sebesar 42,09%. Alamat kantor PT MNC Investama Tbk yaitu MNC Tower Lt.5 Jl. Kebon Sirih No.17-19 Kebon Sirih - Menteng Jakarta Pusat 10340.

8. BPD Jawa Barat dan Banten Tbk.

Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten ini didirikan pada tanggal 8 April 1999. Alamat kantornya di Menara Bank Jabar Banten Jl. Naripan No. 12-14, Bandung 40111, Jawa Barat. Sebelumnya bank ini bergerak di bidang pinjaman hipotek dengan modal dasar untuk pertama kali berasal dari Kas Daerah sebesar Rp. 2.500.000. Pemegang saham mayoritasnya adalah PEMDA provinsi Jawa Barat yaitu sebesar 38,262%.

9. Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Bank Mandiri (Persero) Tbk. didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai


(54)

Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia dilebur menjadi Bank Mandiri, dimana masing-masing bank tersebut memiliki peran yang tak terpisahkan dalam pembangunan perekonomian Indonesia.Alamat kantor Bank Mandiri yaitu Plaza Mandiri, Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.36-38, Jakarta 12190. Pemegang saham terbesarnya yaitu Negara Republik Indonesia yaitu sebesarr 60%.

10.Bank Pan Indonesia Tbk.

Bank Pan Indonesia didirikan pada tanggal 17 Agustus 1971 ini beralamat di

Jl.Jend.Sudirman - Senayan, Jakarta 10270. PaninBank tercatat di Bursa Efek Jakarta pada tahun 1982, sebagai bank pertama yang Go Public di Indonesia. PaninBank adalah salah satu dari sedikit bank di Indonesia yang tidak direkapitalisasi oleh Pemerintah setelah Krisis Moneter 1998. Pemegang saham terbesarnya adalah PT Panin Financial Tbk. sebesar 46.04%.

11.Panin Financial Tbk.

Panin Finansial didirikan pada 19 Juli 1974 ini bergerak di bidang usaha utamanya yaitu jasa asuransi. Alamat kantor Panin Financial Tbk. yaitu Gedung Panin Life Center 7th Floor, Jl.Letjend S Parman Kav 91 Jakarta Barat 11420. Pemegang saham terbesarnya adalah PT Panin Insurance Tbk. yaitu sebesar 55,86%.


(55)

12.Sinar Mas Multiartha Tbk.

Sinar Mas Multiartha didirikan pada 21 Oktober 1982, bidang usaha utamannya adalah dibidang investasi. Alamat kantornya berada di Plaza BII, Lt.11 Ruang 702, Jl. M.H. Thamrin No 51 Jakarta. Pemegang saham mayoritas adalah BNYM SA/NV Cust Of Bank Of Singapore sebesar 52,41%.

4.3 Analisis statistik deskriptif

Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahamii dan diinterpretasikan. Statistik deskriptif umumnya digunakan memberikan informasi mengenai variable penelitian yang utama. Statistik deskriptif meliputi nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata, dan deviasi standar dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu debt to equity ratio, current ratio, dividen per share, return on assets, dan harga saham. Berdasarkan hasil pengolahan data, deskripsi statistik dari data penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Hasil Statistik Deskriptif

DER CR DPS ROA SP

Mean 7.198056 138.5278 47.47958 3.204444 2500.653 Median 7.740000 111.0000 23.15500 2.495000 1100.000 Maximum 16.53000 371.0000 186.0000 9.460000 9100.000 Minimum 0.370000 101.0000 0.000000 -1.840000 50.00000 Std. Dev. 4.170232 0.6900459 53.58772 2.275944 2549.041

Observations 72 72 72 72 72

Cross sections 12 12 12 12 12


(56)

Hasil analisis deskriptif di atas menunjukkan bahwa jumlah obsevasi penelitian ini adalah 72, penelitian ini menggunakan analisis data panel. Panel data adalah gabungan antara data cross section dan times series. Dengan cross section sebanyak 12 perusahaan dan times series selama enam tahun yaitu mulai tahun 2007, 2008, 2009, 2010, 2011, dan 2012. Sehingga didapat jumlah obsevasi sebanyak 72. a. Statistik deskriptif variabel Debt to Equity Ratio (DER)

Berdasarkan Tabel 4.1 ditunjukkan bahwa nilai rata-rata debt to equity ratio perusahaan finansial adalah 7,198056 dengan standar deviasi sebesar 4,170232. Nilai debt to equity ratio minimum sebesar 0.370000 dimiliki oleh Panin Financial Tbk. pada tahun 2008. Sedangkan nilai DER maksimum sebesar 16,53000 dimiliki oleh Bank Bukopin Tbk. pada tahun 2007. Nilai Rata-rata DER yang lebih besar dari nilai standar deviasinya memiliki arti bahwa penyimpangan datanya kecil sehingga data tidak tersebar.

b. Statistik deskriptif variabel Current Ratio (CR).

Berdasarkan Tabel 4.1 ditunjukkan bahwa nilai rata-rata current ratio perusahaan finansial adalah 138,5278 dengan standar deviasi sebesar 0.6900459. Nilai current ra tio minimum sebesar 101 dimiliki oleh Panin Financial Tbk. pada tahun 2008. Sedangkan nilai current ratio maksimum sebesar 3.71 dimiliki oleh Panin Financial Tbk. pada tahun 2008. Nilai rata-rata current ratio yang lebih besar dari nilai standar deviasinya memiliki arti bahwa penyimpangan datanya kecil sehingga data tidak tersebar.


(57)

c. Statistik deskriptif variabel Dividen Per Share (DPS)

Berdasarkan Tabel 4.1 ditunjukkan bahwa nilai rata-rata dividen per share perusahaan finansial adalah 47.47958 dengan standar deviasi sebesar 53.58772. Variabel dividen per share memiliki nilai rata-rata yang lebih kecil dari nilai standar deviasinya yang berarti penyimpangan datanya besar sehingga data tersebar. Nilai dividen per share minimum yaitu 0,00 dimiliki oleh Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. pada tahun 2007, 2008; PT MNC Investama Tbk. pada tahun 2008, 2009; BPD Jawa Barat dan Banten Tbk. pada tahun 2007, 2008, 2009; Bank Mandiri (Persero) Tbk pada tahun 2010; Bank Pan Indonesia Tbk. dan Panin Financial Tbk. pada tahun 2007-2012; serta Sinar Mas Multiartha Tbk. pada tahun 2007 dan 2008. Sedangkan nilai maksimun dividen per share sebesar 186 dimiliki oleh Bank Mandiri (Persero) Tbk. pada tahun 2007.

d. Analisis deskriptif variabel Return On Assets (ROA)

Berdasarkan Tabel 4.1 ditunjukkan bahwa nilai rata-rata return on assets perusahaan finansial adalah 3.204444 dengan standar deviasi sebesar 2.275944. Variabel return on assets memiliki nilai rata-rata yang lebih besar dari nilai standar deviasinya yang berarti penyimpangan datanya kecil sehingga data tidak tersebar. Nilai return on assets minimum yaitu -1,84 dimiliki oleh PT MNC Investama Tbk. pada tahun 2008. Sedangkan nilai maksimun return on assets sebesar 9,46 dimiliki oleh Panin Finacial Tbk. pada tahun 2012.


(58)

e. Analisis deskriptif variabel Harga Saham (Stock Price)

Berdasarkan Tabel 4.1 ditunjukkan bahwa nilai rata-rata harga saham perusahaan sebesar Rp 2.500,653. Harga saham minimum dimiliki oleh PT MNC Investama Tbk. pada tahun 2009 yaitu Rp 50. Sedangkan harga saham maksimum sebesar Rp 9.100. dimiliki oleh Bank Central Asia Tbk. pada tahun 2012.

4.4 Hasil Estimasi Uji Akar Unit (Unit Root Test)

Dengan menggunakan program Eviews, dilakukan uji akar unit (unit root test) untuk menguji apakah variabel debt to equity ratio, current ratio, dividen per share, return on a ssets, dan harga saham stationer atau tidak. Data yang stationer adalah data yang nilai rata-rata dan varian dari data tersebut tidak mengalami perubahan secara sistematik sepanjang waktu atau sebagian ahli menyatakan rata-rata dan variannya konstan (Pratomo dan Hidayat : 2010). Data yang mengalami perubahan sepanjang waktu atau rata-rata dan variannya konstan disebut random walk. Dalam menganalisis data time series, uji kestasioneran data merupakan tahap yang sangat penting. Hal ini dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya akar unit (unit root) yang terkandung diantara variabel, sehingga hubungan diantara variabel menjadi valid, karena apabila data yang diperoleh tidak stationer maka dikhawatirkan regresi yang dibuat adalah regresi palsu (spurious regression). Demikian pula halnya dengan panel data, analisisnya memerlukan uji stationer data karena data panel merupakan kombinasi antara data time series dan data cross section. Ide dasar uji akar unit dalam data panel merupakan pengembangan dari uji akar unit (unit root test) dalam data


(59)

times series. Adanya pengaruh individual dan waktu menjadi perbedaan uji stationer data antara data panel dengan data time series.

Dalam menentukan apakah data yang kita analisis telah stationer atau tidak adalah dengan membandingkan antara nilai statistik dengan nilai kritisnya (tabel). Apabila nilai absolut statistik lebih besar dari nilai kritisnya, maka data yang dianalisis menunjukkan data stationer dan jika sebaliknya, apabila nilai absolut statistik lebih kecil dari nilai kritisnya maka data tidak stationer.

Tabel 4.2

Hasil Uji Akar Unit Variabel Debt to Equity Ratio

Method Statistic Prob.**

ADF - Fisher Chi-square 55.3371 0.0003

ADF - Choi Z-stat -3.32707 0.0004

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Dari tabel 4.2 hasil pengujian stasioneritas tersebut, ditunjukkan bahwa variabel debt to equity ratio memiliki koefisien sebesar 55,3371 dengan probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka null hypotesis yang menyatakan bahwa data tidak stationer ditolak, sehingga variabel debt to equity ratio adalah stationer atau dengan kata lain tidak memiliki akar unit.

Tabel 4.3

Hasil Uji Akar Unit Current Ratio

Method Statistic Prob.**

ADF - Fisher Chi-square 50.7583 0.0011

ADF - Choi Z-stat -3.08726 0.0010


(60)

Hasil pengujian stationeritas pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa variabel current ratio memiliki koefisien sebesar 50,7583 dengan probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka null hypotesis yang menyatakan bahwa data tidak stationer ditolak, sehingga variabel current ratio adalah stationer atau dengan kata lain tidak memiliki akar unit.

Tabel 4.4

Hasil Uji Akar Unit Dividen Per Share

Method Statistic Prob.**

ADF - Fisher Chi-square 39.9491 0.0051

ADF - Choi Z-stat -2.89197 0.0019

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Hasil pengujian stationeritas pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa variabel dividen per share memiliki koefisien sebesar 39,9491 dengan probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka null hypotesis ditolak artinya variabel dividen per share stationer atau tidak memiliki akar unit.

Tabel 4.5

Hasil Uji Akar Unit Return On Assets

Method Statistic Prob.**

ADF - Fisher Chi-square 38.1574 0.0334

ADF - Choi Z-stat -2.28042 0.0113

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Hasil pengujian stationeritas pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa variabel return on assets memiliki koefisien sebesar 38,1574 dengan probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka null hypotesis ditolak artinya variabel return on assets stationer atau tidak memiliki akar unit.


(61)

Tabel 4.6

Hasil Uji Akar Unit Harga Saham

Method Statistic Prob.**

ADF - Fisher Chi-square 36.8543 0.0452

ADF - Choi Z-stat 0.77786 0.7817

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Hasil pengujian stationeritas pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa variabel harga saham memiliki koefisien sebesar 36,8543 dengan probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka null hypotesis yang menyatakan bahwa data tidak stationer ditolak. Sehingga variabel Harga saham stationer atau dengan kata lain tidak memiliki akar unit.

Adapun kelima variabel yang diuji kestationerannya yaitu variabel debt to equity ra tio, current ra tio, dividen per share, return on assets dan harga saham adalah stationer atau dengan kata lain kelima variabel tersebut tidak mengalami masalah akar unit atau data stationer.

4.5 Analisis Regresi Data Panel.

Dalam analisis data panel yang dilakukan, yang berfungsi sebagai variabel terikat adalah Harga Saham sedangkan variabel bebasnya adalah Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Dividen Per Share (DPS), dan Return On Assets (ROA).

Beberapa pakar ekonometrika membuat pembuktian untuk menentukan metode apa yang paling sesuai untuk digunakan dalam data panel. Adapun kesimpulan dari pembuktian tersebut adalah (Pratomo dan Hidayat, 2010:168):


(62)

1. Jika pada data panel, jumlah runtun waktu lebih besar dibandingkan jumlah individu, maka disarankan untuk menggunakan metode FEM.

2. Jika pada data panel, jumlah runtun waktu lebih sedikit dibandingkan dngan jumlah individu, maka disarankan untuk menggunakan metode REM.

Berdasarkan ketentuan ini maka analisis yang digunakan untuk ketiga model persamaan adalah dengan menggunakan metode Random Effect Model (REM). 4.6 Uji Hausman

Untuk memilih metode yang digunakan dilakukanlah uji Hausman test. Uji Hausman akan memberikan penilaian dengan menggunakan Chi-Square statistic sehingga keputusan pemilihan model dapat ditentukan secara tepat.

Tabel 4.7 Hasil Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: POOL1

Test cross-section random effects

Test Summary

Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 3.921700 4 0.4167

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan output uji Hausman Test di atas menunjukkan bahwa jika nilai Chi-Square statistik pada Uji Hausman tidak signifikan. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai Chi-Squarestatistik lebih kecil dibandingkan dengan Chi-Squaretabel

(3,9217< 9,49) dan nilai probabilitasnya 0.4167 > 5%, maka H0 diterima sehingga


(1)

Lampiran 6

Uji Akar Unit Return On Assets Null Hypothesis: Unit root (individual unit root process)

Series: ROA_BBCA, ROA_BBKP, ROA_BBNI, ROA_BBRI, ROA_BBTN, ROA_BDMN, ROA_BHIT, ROA_BJBR, ROA_BMRI, ROA_PNBN, ROA_PNLF, ROA_SMMA

Date: 06/12/14 Time: 00:37 Sample: 2007 2012

Exogenous variables: Individual effects Automatic selection of maximum lags Automatic selection of lags based on AIC: 0 Total (balanced) observations: 48

Cross-sections included: 12

Method Statistic Prob.**

ADF - Fisher Chi-square 38.1574 0.0334

ADF - Choi Z-stat -2.28042 0.0113

** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi -square distribution. All other tests assume asymptotic normality. Intermediate ADF test results D(ROA?)

Series Prob. Lag Max Lag Obs

D(ROA_BBCA) 0.2143 0 0 4

D(ROA_BBKP) 0.0473 0 0 4

D(ROA_BBNI) 0.4790 0 0 4

D(ROA_BBRI) 0.5066 0 0 4

D(ROA_BBTN) 0.3343 0 0 4

D(ROA_BDMN) 0.1769 0 0 4

D(ROA_BHIT) 0.0549 0 0 4

D(ROA_BJBR) 0.0762 0 0 4

D(ROA_BMRI) 0.4444 0 0 4

D(ROA_PNBN) 0.1222 0 0 4

D(ROA_PNLF) 0.1767 0 0 4


(2)

Lampiran 7

Uji Akar Unit Harga Saham (Stock Price)

Null Hypothesis: Unit root (individual unit root process)

Series: SP_BBCA, SP_BBKP, SP_BBNI, SP_BBRI, SP_BBTN, SP_BDMN, SP_BHIT, SP_BJBR, SP_BMRI, SP_PNBN, SP_PNLF, SP_SMMA Date: 06/09/14 Time: 23:41

Sample: 2007 2012

Exogenous variables: Individual effects Automatic selection of maximum lags Automatic selection of lags based on AIC: 0 Total (balanced) observations: 36

Cross-sections included: 12

Method Statistic Prob.**

ADF - Fisher Chi-square 36.8543 0.0452

ADF - Choi Z-stat 0.77786 0.7817

** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi -square distribution. All other tests assume asymptotic normality. Intermediate ADF test results D(SP?,2)

Series Prob. Lag Max Lag Obs

D(SP_BBCA,2) 0.9984 0 0 3

D(SP_BBKP,2) 0.8467 0 0 3

D(SP_BBNI,2) 0.7195 0 0 3

D(SP_BBRI,2) 0.9622 0 0 3

D(SP_BBTN,2) 0.8710 0 0 3

D(SP_BDMN,2) 0.0118 0 0 3

D(SP_BHIT,2) 0.4898 0 0 3

D(SP_BJBR,2) 0.7612 0 0 3

D(SP_BMRI,2) 0.0001 0 0 3

D(SP_PNBN,2) 0.0622 0 0 3

D(SP_PNLF,2) 0.8926 0 0 3


(3)

Lampiran 8

Hasil Uji Hausman (Hausman Test)

Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: POOL1

Test cross-section random effects

Test Summary

Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 3.921700 4 0.4167

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. DER? 20.028085 19.595966 11778.853096 0.9968 CR? -2.402180 -10.130719 76.465840 0.3768 DPS? 9.560509 22.664177 51.327462 0.0674 ROA? 130.232730 172.018982 3674.052361 0.4906

Cross-section random effects test equation: Dependent Variable: SP?

Method: Panel Least Squares Date: 06/12/14 Time: 01:14 Sample: 2007 2012

Included observations: 6 Cross-sections included: 12

Total pool (balanced) observations: 72

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1818.006 1864.618 0.975002 0.3338

DER? 20.02808 140.7796 0.142266 0.8874 CR? -2.402180 10.84201 -0.221562 0.8255 DPS? 9.560509 9.131795 1.046947 0.2996 ROA? 130.2327 185.8611 0.700699 0.4864

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)


(4)

Sum squared resid 2.22E+08 Schwarz criterion 18.72827 Log likelihood -640.0045 Hannan-Quinn criter. 18.42376 F-statistic 4.036392 Durbin-Watson stat 1.563881 Prob(F-statistic) 0.000066


(5)

Lampiran 9

Hasil Estimasi Random Effect Model (REM) Dependent Variable: SP?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 06/12/14 Time: 00:00

Sample: 2007 2012 Included observations: 6 Cross-sections included: 12

Total pool (balanced) observations: 72

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 2135.675 1255.696 1.700790 0.0936

DER? 19.59597 89.66631 0.218543 0.8277 CR? -10.13072 6.409623 -1.580548 0.1187 DPS? 22.66418 5.662351 4.002609 0.0002 ROA? 172.0190 175.6994 0.979053 0.3311 Random Effects

(Cross)

_BBCA—C 406.7514

_BBKP—C -598.6308 _BBNI—C 342.1782 _BBRI—C -104.2141

_BBTN—C 139.1714

_BDMN—C 44.95368

_BHIT—C -181.8221 _BJBR—C -249.0301

_BMRI—C 365.3424

_PNBN—C -269.5986 _PNLF—C -2.510647

_SMMA—C 107.4093

Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 585.8307 0.0798

Idiosyncratic random 1989.563 0.9202

Weighted Statistics

R-squared 0.305623 Mean dependent var 2028.156 Adjusted R-squared 0.264167 S.D. dependent var 2318.004 S.E. of regression 1988.400 Sum squared resid 2.65E+08


(6)

Unweighted Statistics

R-squared 0.388319 Mean dependent var 2500.653 Sum squared resid 2.82E+08 Durbin-Watson stat 1.237627


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Likuiditas (Current Ratio), Profitabilitas (Return On Equity, Return On Investment, Earning Per Share), dan Inventory Turnover Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Tekstil Dan Garmen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 110 99

Pengaruh Return On Assets (Roa), Debt To Equity Ratio (Der) Dan Earning Per Share (Eps) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2010-2013

8 121 96

Analisis pengaruh Return On Asset (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM) dan Current Ratio (CR) terhadap harga saham: studi empiris pada perusahaan tambang yang terdaftar di bursa efek Indonesia Tahun 2011-2013

3 51 102

Analisis Pengaruh Debt to Eqiuty Ratio (DER), Current Ratio (CR), Dividen per Share (DPS), dan Return On Assets (ROA) terhadap Harga Saham Perusahaan Finansial Indeks KOMPAS 100

0 12 84

Analisis Pengaruh Debt to Eqiuty Ratio (DER), Current Ratio (CR), Dividen per Share (DPS), dan Return On Assets (ROA) terhadap Harga Saham Perusahaan Finansial Indeks KOMPAS 100

0 0 11

Analisis Pengaruh Debt to Eqiuty Ratio (DER), Current Ratio (CR), Dividen per Share (DPS), dan Return On Assets (ROA) terhadap Harga Saham Perusahaan Finansial Indeks KOMPAS 100

0 0 2

Analisis Pengaruh Debt to Eqiuty Ratio (DER), Current Ratio (CR), Dividen per Share (DPS), dan Return On Assets (ROA) terhadap Harga Saham Perusahaan Finansial Indeks KOMPAS 100

0 0 6

Analisis Pengaruh Debt to Eqiuty Ratio (DER), Current Ratio (CR), Dividen per Share (DPS), dan Return On Assets (ROA) terhadap Harga Saham Perusahaan Finansial Indeks KOMPAS 100

0 0 17

Analisis Pengaruh Debt to Eqiuty Ratio (DER), Current Ratio (CR), Dividen per Share (DPS), dan Return On Assets (ROA) terhadap Harga Saham Perusahaan Finansial Indeks KOMPAS 100

0 0 3

Analisis Pengaruh Debt to Eqiuty Ratio (DER), Current Ratio (CR), Dividen per Share (DPS), dan Return On Assets (ROA) terhadap Harga Saham Perusahaan Finansial Indeks KOMPAS 100

0 0 13