Pengaruh Kreativitas Pada Keberhasilan UKM (Study Kasus Pada Usaha Foto Copy Jl. Jamin Ginting Medan)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kreativitas
2.1.1 Pengertian Kreativitas
Menurut suryana (2003:2):” kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang. Jadi kreativitas adalah kemampuan untuk memikirkan sesuatu yang baru dan berbeda.” Menurut Alma (2008:69) kreativitas adalah “ kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru atau melihat hubungan-hubungan baru antara unsur variabel dan data variabel yang sudah ada sebelumnya”. Menurut Levitt dalam suryana (2003:23) “ kreativitas adalah kemampuan menciptakan gagasan dan menemukan cara baru dalam melihat permasalahan dan peluang yang ada. ” sedangkan menurut Raka dalam Helmi (2004;8) “ Kreativitas adalah pencipta ide-ide yang baru, ide-ide tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan produk, jasa atau cara pengolahan yang baru yang mempunyai nilai kemanfaatan sosial/ekonomi” adapun menurut Zimmerer dalam suryana (2003:10) “ kreativitas diartikan sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide – ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dan menghadapi peluang”. Menurut Guilfort dalam Munandar (2009) menyatakan “ kreativitas merupakan kemampuan berpikir divergen atau pemikiran menjajaki bermacam-macam alternatif jawaban terhadap suatu persoalan, yang sama benarnya.
(2)
2.1.2 Sumber Kreativitas
Pada konteks manajemen, peran fungsi kreativitas dalam proses inovasi merupakan pembangkitan ide yang menghasilkan penyempurnaan efektifitas dan efesiansi pada suatu sistem. Aspek penting dalam kreatifitas adalah proses dan manusia. Proses berorientasi pada tujuan yang didesain untuk mencapai solusi suatu problem. Manusia merupakan sumber daya yang menentukan solusi. Proses tetap sama namun pendekatan yang digunakan dapat bervariasi misalnya, pada suatu problem mereka mengadaptasikan suatu solusi, tetapi pada kesempatan yang berbeda mereka menerapkan solusi inovasi.
Beberapa sumber kreatif yang mudah dilaksanakan yaitu : 1. Imajinasi dan ide
Berdasarkan fungsinya, kapasitas mental manusia dapat di kelompokkan menjadi empat bagian, yaitu absortive, retentive, reasoning, creative. Imajinasi yang kreatif merupakan kekuatan yang tidak terbatas. Imajinasi jauh lebih penting dari pada ilmu pengetahuan dan kekuatan murni dari pikiran manusia.
2. Sifat Proses Kreatif
Kreativitas adalah suatu proses yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan. Setiap orang kreatif pada tingkat tertentu. Orang mempunyai kemampuan dan bakat dalam bidang tertentu dapat lebih kreatif dari pada orang lain. Hal yang sama juga dialami oleh orang yang dilatih dan dikembangkan dalam suatu lingkungan yang mendukung pengembangan kreatifitas, mereka diajari untuk berfikir dan bertindak secara kreatif. Bagi pihak lain proses kreatif lebih sukar karena tidak dikembangkan secara
(3)
positif dan jika mereka ingin kreatif, mereka harus belajar cara mengimplementasikan proses kreatif.
3. Pengalaman ide
Tahap proses kreatif ini sering kali dianggap sebagai tahap yang paling menyenangkan karena merupakan saat di temukannya solusi atau ide yang di cari oleh seseorang, ada beberapa cara cepat terjadinya pengalaman ide. a. Memikirkan impian tentang suatu rencana
b. Mengembangkan hobi
c. Mencatat setiap ide yang muncul
d. Mengatur waktu istirahat ketika melakukan pekerjaan 4. Latihan kreatif
Analisis dan kembangkan bagaimana pasangan-pasangan obyek berikut ini berhubungan saling melengkapi antara yang satu dengan yang lain. Mur dan baut, suami dan isteri, cokelat dan es krim, manager produksi dan karyawan bawahannya.
5. Teknik meningkatkan kekreativitasan a. Perumusan masalah secara efektif b. Bertanya dan bertanya
c. Curah gagasan d. Orang aneh e. Iklim kreatif 6. Berfikir kreatif
Hasil penelitian terhadap otak manusia menunjukkan bahwa fungsi otak manusia di bagi menjadi dua bagian yaitu otak sebelah kiri dan otak
(4)
sebelah kanan. Setiap bagian otak memiliki fungsi sepesifik dan menangkap informasi yang berbeda. Sebelah kanan menggerakkan fikiran lateral dan meletakkan pada jiwa proses kreatif. Menurut zimmerer untuk menggerakkan ketrampilanya proses kreatif di gunakan sebelah kanan ciri-cirinya sebagai berikut:
a. Selalu bertanya “apa ada cara yang lebih baik”?
b. Selalu menantang kebiasaan, tradisi dan kebiasaan rutin. c. Berefleksi (merenungkan) berfikir dalam
d. Berani bermain mental, mencoba untuk melihat masalah dan perspektif yang berbeda
e. Menyadari kemungkinan banyak jawaban dari pada satu jawaban yang benar.
f. Melihat kegagalan dan kesalahan hanya sebagai jalan untuk mencapai sukses
g. Mengkorelasikan ide-ide yang masih samar terhadap masalah untuk memecahkan masalah inovatif
h. Memiliki ketrampilan helicopter yaitu kemampuan untuk bangkit diatas kebiasaan rutin dan melihat permasalahan dari perspektif yang luas kemudian menfokuskannya pada kebutuhan untuk berubah.
(5)
2.1.3 berfikir Kreatif dalam UKM
Menurut Zimmerer ada tujuh tahap proses kreatif dengan menggunakan otak sebelah kiri yaitu:
Tahap 1 : Persiapan (Preparation).
Persiapan menyangkut kesiapan untuk berpikir kreatif yang dilakukan dalam pendidikan formal, pengalaman, magang dan pengalaman belajar lainnya. Pelatihan merupakan landasan untuk menumbuhkan kreatifitas bagaimana dapat memperbaiki pikiran kita agar berpikir kreatif Zimmerer mengemukakan enam langkah untuk memperbaiki pikiran kita untuk berfikir kreatif yaitu:
1. Hindari sikap untuk tidak belajar. Setiap situasi selalu ada peluang untuk dapat dipelajari.
2. Belajar banyak jangan belajar terbatas pada suatu keahlian yang kita miliki saja, karena banyak inovasi yang diperoleh dari ilmu lain.
3. Diskusikan ide-ide kita dengan orang lain
4. Himpun artikael atau dokumen-dokumen yang penting
5. Temui professional atau asosiasi dagang dan pelajari cara mereka memecahkan persoalan.
6. Gunakan waktu untuk belajar sesuatu dari orang lain. 7. Kembangkan keterampilan menyimak gagasan orang lain. Tahap 2: Penyelidikan ( Investigation)
Pada penyelidikan diperlukan individu yang dapat mengembangkan pemahaman mendalam tentang masalah atau keputusan. Seorang dapat mengembangkan pemahaman tentang masalah atau keputusan melalui penyelidikan. Untuk menciptakan konsep dan ide-ide baru tentang suatu bidang
(6)
tertentu, seseoarang pertama-tama harus mempelajari masalah dan memahami komponen-komponen dasarnya. Misalnya, seorang pedagang tidak bisa menghasilkan ide-ide baru jika tidak mengetahui konsep atau komponen dasar tentang perdagangan.
Tahap 3 : Transformasi ( Transformation)
Tahap transformasi menyangkut persamaan dan perbedaan pandangan di antara informasi yang terkumpul. Informasi adalah mengidentifikasi persamaan dan perbedaan-perbedaan yang meningkorvergen dan divergen.
Berpikir konvergen (convergent thinking) adalah kemampuan untuk melihat persamaan dan hubungan di antara data dan kajian yang bermacam-macam. Sedangkan berfikir divergent (divergent thingking) adalah kemampuan utuk melihat perbedaan-perbedaan antara data dan kejadian-kejadian yang beranekaragam.
Tahap 4: Penetasan (Incubation)
Penetasan merupakan penyiapan pikiran bahwa sadar untuk merenungkan informasi yang terkumpul (allows the subconcious mind to reflect on the
information collected). Pikiran bawah sadar memerlukan waktu untuk
merefleksikan informasi.
Tahap 5: Penerangan ( Illmunination)
Penerangan akan muncul pada saat inkubasi, yaitu ketika ada pemecahan spontan yang menyebabkan adanya titik terang pada tahap ini, semua tahap sebelumnya muncul bersama-sama menghasilkan ide-ide kreatif.
(7)
Tahap 6 : Pengujian ( Verification)
Pengujian menyangkut validasi keakuratan dan manfaat ide-ide yang muncul yang dapat dilakukan pada percobaan, proses simulasi tes pemasaran, pembangunan proyek percobaan , pembangun prototipe, dan aktivitas lain yang dirancang untuk membuktikan ide-ide baru yang akan di implementasi.
Tahap 7 : Implementasi ( Implementasion)
Mentransformasikan ide-ide kedalam prektik bisnis (involves
transforming the idea in to a bussines reality). Roger Von Oech dalam bukunya Whack on the Side of the Head, mengidentifikasi sepuluh mental dari kreativitas
atau hambatan-hambatan kreatif meliputi:
1. Searching for the “ right” answer, yaitu berusaha menemukan hanya satu
jawaban atau satu solusi yang benar dalam memecahkan suatu masalah dan tidak terbiasa dengan beberapa jawaban atau pandangan yang berbeda.
2. Focusing on “ being logical,” yaitu berfokus pada pemikiran secara logika,
tidak bebas berpikir secara non-logika dengan imajinasi dan pemikiran kreatif.
3. Blindly following the rules, yaitu berlindung pada aturan yang berlaku.
Kreativitas sangat bergantung pada kemampuan yang tidak kaku terhadap aturan sehingga dapat melihat cara-cara baru untuk mengerjakan sesuatu.
4. Constantly being practical, yaitu hanya terikat pada kehidupan praktis yang
membatasi ide-ide kreatif
5. Viewing play as frivolous, yaitu menganggap bahwa bermain adalah suatu hal
yang tidak menentu. Padahal anak-anak dapat belajar dari bermain, yaitu dengan cara menciptakan cara-cara baru dalam memandang sesuatu yang
(8)
lama dan belajar tentang apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Wirausaha bisa belajar dengan mencoba pendekatan dan penemuan baru kreativitas dapat diciptakan apabila wirausaha mau belajar dari bermain. Seseorang yang memandang permainan sebagai hal yang sia-sia cenderung terbatas untuk dapat berpikir kreatif.
6. Becoming everly sepesialized, yaitu terlalu spesialisasi. Spesialisasi
membatasi kemampuan untuk melihat masalah lain. Sedangkan orang berpikir kreatif cenderung bersifat eksplorasi dan selalu mencari ide-ide diluar bidang spesialisasi.
7. Avoiding ambiguity, menghindari ambiguitas merupakan hambatan untuk
berpikir kreatif. padahal ambiguitas biasa menjadi kekuatan yang mendorong kreativitas dan mendorong untuk berpikir sesuatu yang berbeda. Karena itu menghindari ambigutas merupakan hambatan berpikir kreatif.
8. Fearing looking Floolish, yaitu takut dianggap bodoh. orang tidak mau
melakukan hal baru berpikir berbeda dari orang lain karena khawatir dianggap bodoh. Takut terlihat dianggap bodoh merupakan salah satu penghalang kreatif.
9. Fearing mistakes and failure”, yaitu takut mrnghadapi kesalahan dan baru
pasti membawa kegagalan. Orang kreatif menyadari mencoba sesuatu yang baru pasti membawa kegagalan. Namun demikian mereka melihat kegagalan bukanlah suatu akhir dari segala sesuatu tetapi merupakan pengalaman belajar untuk meraih sukses. Thomas Edison, misalnya, sebelum meraih sukses untuk membuat bola lampu menyala, telah melakukan eksperimen sebanyak 1.800 kali. Seperti halnya Thomas Edison wirausaha dapat belajar dari kegagalan
(9)
merupakan bagian terpenting dari proses berpikir kreatif. Kuncinya adalah kegagalan untuk meraih sukses oleh karena itu takut terhadap kegagalan merupakan hambatan untuk berpikir kreatif.
10. Believing that “ I’m not creative. Setiap orang berpotensi untuk kreatif. Takut
pada ketidak mampuan untuk membuat kreatif merupakan hambatan berpikir kreatif.
2.2 Keberhasilan Usaha
2.2.1 Pengertian Keberhasilan Usaha
Menurut Noor ( 2007: 397) mengungkapkan bahwa keberhasilan usaha pada hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis mencapai tujuannya. Keberhasilan usaha merupakan utama dari sebuah perusahaan dimana segala aktivitas yang ada didalamnya ditujukan untuk mencapai suatu keberhasilan. Dalam pengertian umum, keberhasilan menunjukkan suatu keadaan yang lebih baik atau unggul dari pada masa sebelumnya. Menurut Mudzakar dalam Andari (2011:21) keberhasilan usaha adalah sesuatu keadaan yang menggambarkan lebih dari pada yang lainnya yang sederajat. Sesuai dengan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa suatu dikatakan berhasil apabila memiliki suatu kelebihan dibandingkan dengan periode sebelumnya atau dengan perusahaan sekelasnya. Pada pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa suatu usaha dikatakan berhasil apabila memiliki suatu kelebihan dibandingkan dengan periode sebelumnya atau dengan perusahaan sekelasnya. Suatu bisnis dikatakan berhasil bila mendapat laba, walaupun laba bukan merupakan satu-satunya aspek yang di nilai dari keberhasilan sebuah usaha.tetapi alas an laba yang menjadi faktor penting adalah karena laba merupakan tujuan dari orang yang melakukan bisnis. Jika terjadi
(10)
penurunan laba atau ketidak stabilan laba, maka perusahaan akan kesulitan untuk mengoprasikan kegiatan usahanya dan menjaga kertahanan usahanya. Menurut Suryana (2006:27) Keberhasilan usaha atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi oleh sifat dan kepribadianya.
2.2.2 Faktor-faktor penyebab keberhasilan dan kegagalan usaha 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha
Beberapa diantara perusahaan mampu bertahan dan bahkan berkembang tetapi sebagian besar mengalami kegagalan. Alasan perusahaan yang bermula dengan keberhasilan bukan karena pendirinya mempunyai modal besar pada saat memulai usaha, penyebab suksesnya suatu perusahaan karena dikelola oleh wirausahawan yang mengetahui apa yang harus dikerjakan. Menurut Suryana (2003:44) keberhasilan usaha ditentukan oleh faktor-faktor berikut :
1. Kemampuan dan kemauan.
2. Memiliki tekad yang kuat dan kerja keras. 3. Ketepatan dan peluang.
Faktor-faktor penting dalam menciptakan dan membangun awal kesuksesan usaha yaitu :
1. Mempunyai visi jangka panjang
2. Merekrut orang terbaik - dan mengelolanya dengan baik 3. Tetap fokus
4. Inovasi ; jangan meniru
5. Membuat ekspektasi yang realistis
6. Memiliki pemahaman pasar dan kompetisi dengan jelas 7. Jalankan bisnis dengan disiplin
(11)
8. Mencari rekan yang tepat
9. Mengembangkan budaya sukses didalam organisasi 10. Melakukan tinjauan bisnis dan market secara teratur 11. Belajar, dan terus belajar
12. Siap untuk perubahan.
2. faktor-faktor penyebab kegagalan usaha yaitu:
Zimerrer (2002:23) mengemukakan beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha baru :
1. Ketidakpastian manajemen. Lemahnya kemampuan pengambilan keputusan dan kurangnya pengalaman manajemen merupakan masalah utama dari kegagalan usaha.
2. Kurang pengalaman baik dalam kemampuan teknis, kemampuan menvisualkan usaha, mengkordinasikan, kemampuan mengintergrasikan berbagai kegiatan bisnis menjadi keseluruhan yang sinergik, dan keterampikan mengelolah orang–orang dalam organisasi serta memotivasi mereka untuk meningkatkan tingkat kinerja mereka.
3. Lemahnya kendali keuangan. Dua kesalahan keuangan yang sering terjadi diperusahan kecil : kekurangan modal dan kelemahan dalam kebijakan kredit terhadap pelanggan.
4. Gagal mengembangkan perencanaan strategis. Membangun suatu perencanaan strategis memaksa seseorang wirausahawan untuk menilai secara realistis potensi bisnis yang diusulkan.
(12)
5. Pertumbuhan tak terkendali. Kadang-kadang wirausahawan mendorong pertumbuhan cepat usahanya hingga melewati kemampuannya dalam mengelola usaha tersebut.
6. Lokasi yang buruk. Pemilihan lokasi yang tepat untuk usahawan merupakan suatu seni dan ilmu.
7. Pengendalian persedian yang tidak baik. Pengendalian persediaan adalah salah satu tanggung jawab manajerial yang paling sering diabaikan sehingga dapat mengakibatkan kekurangan pelanggan.
8. Ketidakmampuan membuat transisi. Pertumbuhan usaha memerlukan perubahan gaya manajemen yang secara drastis berada dan mengharuskan wirausahawan untuk mendelegasikan wewenang serta melepaskan pengendalian sehari–hari.
2.3 Usaha Kecil Menengah ( UKM)
2.3.1 Pengertian Usaha Kecil Menengah (UKM)
Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dijelaskan dalam UU Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) No. 20 tahun 2008 adalah sebagai berikut: 1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha
(13)
menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. 2.3.2 Kriteria Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
Berdasarka UU usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) No. 20 tahun 2008 pada Bab IV pasal 16 menetapkan kriteria UMKM sebagai berikut:
1. Kriteria Usaha mikro adalah sebagai berikut :
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,- (Tiga Ratus Juta Rupiah).
2. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut: memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,-( Lima Puluh Juta Rupiah) sampai paling banyak Rp 500.000.000,- ( Lima Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunantempat usaha ; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,- (Tiga Ratus Juta Rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,- ( Dua milyar Lima Ratus Juta Rupiah).
(14)
3. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut; memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,- ( Lima Ratus Juta Rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000,- ( Sepuluh Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha ; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,- ( Dua milyar Lima Ratus Juta Rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,- ( Lima Puluh Milyar.
2.4 Penelitian Terdahulu
Tarigan (2009) dengan judul “ Analisis Faktor-faktor yang mendorong keberhasilan Usaha Pada Usaha Optik di Jalan Jamin Ginting P.Bulan Medan”. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mendorong wirausahawan meraih keberhasilan usaha optik di Jalan Jamin Ginting P.Bulan Medan. Diperoleh kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha optik adalah faktor pengetahuan kewirausahaan, faktor strategi pemasaran dan faktor manajemen permodalan dan keuangan.
Sudirham (2012) melakukan penelitian dengan judul “ Kreativitas dan Inovasi Penentu Kompetensi Pelaku Usaha Kecil” menunjukkan bahwa kreativitas dan inovasi mempunyai pengaruh positif terhadap kompetensi kewirausahaan sebesar 58%. Angka positif mengindikasihkan bahwa apabila kreativitas dan inovasi tinggi maka kemampuan kewirausahaan juga tinggi sehingga menunjang keberhasilan usaha
(15)
2.5 Kerangka Konseptual
Menurut Kuncoro ( 2003: 44 ) kerangka konseptual adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek penelitian ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan dan elaborasi dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi dan survei literatur. Menurut Supriadi dalam alma (2008:70) “ kreativitas merupakan kemampuan seorang untuk melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya”. Menurut Zimmerer (2008:57) kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara- cara baru dalam melihat masalah dan peluang.
Kreativitas pengusaha mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap keberhasilan usaha. Kreativitas yang harus ditumbuhkan dalam jiwa para wirausahawan adalah kerja keras, terobosan baru, dan perbaikan terus-menerus, kerja keras diperlukan oleh para wirausahawan dalam merintis usaha yang tidak mudah. Mereka harus mengorbankan banyak hal untuk terwujudnya bisnis yang pertumbuhannya baik. Terobosan diperlukan oleh para wirausahawan untuk menghasilkan produ-produk yang sangat diminati oleh para konsumen dengan membuat produk yang baru atau memperbaharui yang sudah ada. Sedangkan perbaikan yang terus menerus sangat diperlukan dalam perbaikan yang tidak pernah berhenti yang meliputi orang-orang, peralatan, prosedur dan lain-lain. Pengusaha yang sudah terjun dalam dunia bisnis harus mempunyai jiwa dan semangat kewirausahawan untuk mendorong keberhasilan dalam bisnisnya. Oleh karena itu sangat diperlukan kreativitas pengusaha tidak hanya pengusaha tetapi
(16)
para karyawan harus memiliki kreativitas dan memberi ide-ide baru dalam menjalankan usaha sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik.
Berdasarkan keterangan yang ada kerangka konseptual penelitian ini dapat digunakan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka konseptual Sumber : Basrowi (2011),Data Diolah 2.6 Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan awal kesimpulan sementara hubungan pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat sebelum dilakukan penelitian dan harus dilakukan melalui penelitian. Dugaan tersebut diperkuat melalui teori atau jurnal yang mendasari dan hasil dari penelitian terdahulu. Berdasarkan masalah yang diuraikan, peneliti merumuskan hipotesis atas permasalahan yang dihadapi yaitu: ”Kreativitas mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan Usaha ( “study kasus pada usaha foto copy di Jl. Jamin Ginting Medan”).
kreativitas (X)
Keberhasilan usaha kecil menengah
(1)
8. Mencari rekan yang tepat
9. Mengembangkan budaya sukses didalam organisasi 10. Melakukan tinjauan bisnis dan market secara teratur 11. Belajar, dan terus belajar
12. Siap untuk perubahan.
2. faktor-faktor penyebab kegagalan usaha yaitu:
Zimerrer (2002:23) mengemukakan beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha baru :
1. Ketidakpastian manajemen. Lemahnya kemampuan pengambilan keputusan dan kurangnya pengalaman manajemen merupakan masalah utama dari kegagalan usaha.
2. Kurang pengalaman baik dalam kemampuan teknis, kemampuan menvisualkan usaha, mengkordinasikan, kemampuan mengintergrasikan berbagai kegiatan bisnis menjadi keseluruhan yang sinergik, dan keterampikan mengelolah orang–orang dalam organisasi serta memotivasi mereka untuk meningkatkan tingkat kinerja mereka.
3. Lemahnya kendali keuangan. Dua kesalahan keuangan yang sering terjadi diperusahan kecil : kekurangan modal dan kelemahan dalam kebijakan kredit terhadap pelanggan.
4. Gagal mengembangkan perencanaan strategis. Membangun suatu perencanaan strategis memaksa seseorang wirausahawan untuk menilai secara realistis potensi bisnis yang diusulkan.
(2)
5. Pertumbuhan tak terkendali. Kadang-kadang wirausahawan mendorong pertumbuhan cepat usahanya hingga melewati kemampuannya dalam mengelola usaha tersebut.
6. Lokasi yang buruk. Pemilihan lokasi yang tepat untuk usahawan merupakan suatu seni dan ilmu.
7. Pengendalian persedian yang tidak baik. Pengendalian persediaan adalah salah satu tanggung jawab manajerial yang paling sering diabaikan sehingga dapat mengakibatkan kekurangan pelanggan.
8. Ketidakmampuan membuat transisi. Pertumbuhan usaha memerlukan perubahan gaya manajemen yang secara drastis berada dan mengharuskan wirausahawan untuk mendelegasikan wewenang serta melepaskan pengendalian sehari–hari.
2.3 Usaha Kecil Menengah ( UKM)
2.3.1 Pengertian Usaha Kecil Menengah (UKM)
Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dijelaskan dalam UU Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) No. 20 tahun 2008 adalah sebagai berikut: 1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha
(3)
menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. 2.3.2 Kriteria Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
Berdasarka UU usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) No. 20 tahun 2008 pada Bab IV pasal 16 menetapkan kriteria UMKM sebagai berikut:
1. Kriteria Usaha mikro adalah sebagai berikut :
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,- (Tiga Ratus Juta Rupiah).
2. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut: memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,-( Lima Puluh Juta Rupiah) sampai paling banyak Rp 500.000.000,- ( Lima Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunantempat usaha ; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,- (Tiga Ratus Juta Rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,- ( Dua milyar Lima Ratus Juta Rupiah).
(4)
3. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut; memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,- ( Lima Ratus Juta Rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000,- ( Sepuluh Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha ; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,- ( Dua milyar Lima Ratus Juta Rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,- ( Lima Puluh Milyar.
2.4 Penelitian Terdahulu
Tarigan (2009) dengan judul “ Analisis Faktor-faktor yang mendorong keberhasilan Usaha Pada Usaha Optik di Jalan Jamin Ginting P.Bulan Medan”. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mendorong wirausahawan meraih keberhasilan usaha optik di Jalan Jamin Ginting P.Bulan Medan. Diperoleh kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha optik adalah faktor pengetahuan kewirausahaan, faktor strategi pemasaran dan faktor manajemen permodalan dan keuangan.
Sudirham (2012) melakukan penelitian dengan judul “ Kreativitas dan Inovasi Penentu Kompetensi Pelaku Usaha Kecil” menunjukkan bahwa kreativitas dan inovasi mempunyai pengaruh positif terhadap kompetensi kewirausahaan sebesar 58%. Angka positif mengindikasihkan bahwa apabila kreativitas dan inovasi tinggi maka kemampuan kewirausahaan juga tinggi sehingga menunjang keberhasilan usaha
(5)
2.5 Kerangka Konseptual
Menurut Kuncoro ( 2003: 44 ) kerangka konseptual adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek penelitian ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan dan elaborasi dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi dan survei literatur. Menurut Supriadi dalam alma (2008:70) “ kreativitas merupakan kemampuan seorang untuk melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya”. Menurut Zimmerer (2008:57) kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara- cara baru dalam melihat masalah dan peluang.
Kreativitas pengusaha mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap keberhasilan usaha. Kreativitas yang harus ditumbuhkan dalam jiwa para wirausahawan adalah kerja keras, terobosan baru, dan perbaikan terus-menerus, kerja keras diperlukan oleh para wirausahawan dalam merintis usaha yang tidak mudah. Mereka harus mengorbankan banyak hal untuk terwujudnya bisnis yang pertumbuhannya baik. Terobosan diperlukan oleh para wirausahawan untuk menghasilkan produ-produk yang sangat diminati oleh para konsumen dengan membuat produk yang baru atau memperbaharui yang sudah ada. Sedangkan perbaikan yang terus menerus sangat diperlukan dalam perbaikan yang tidak pernah berhenti yang meliputi orang-orang, peralatan, prosedur dan lain-lain. Pengusaha yang sudah terjun dalam dunia bisnis harus mempunyai jiwa dan semangat kewirausahawan untuk mendorong keberhasilan dalam bisnisnya. Oleh karena itu sangat diperlukan kreativitas pengusaha tidak hanya pengusaha tetapi
(6)
para karyawan harus memiliki kreativitas dan memberi ide-ide baru dalam menjalankan usaha sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik.
Berdasarkan keterangan yang ada kerangka konseptual penelitian ini dapat digunakan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka konseptual Sumber : Basrowi (2011),Data Diolah 2.6 Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan awal kesimpulan sementara hubungan pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat sebelum dilakukan penelitian dan harus dilakukan melalui penelitian. Dugaan tersebut diperkuat melalui teori atau jurnal yang mendasari dan hasil dari penelitian terdahulu. Berdasarkan masalah yang diuraikan, peneliti merumuskan hipotesis atas permasalahan yang dihadapi yaitu: ”Kreativitas mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan Usaha ( “study kasus pada usaha foto copy di Jl. Jamin Ginting Medan”).
kreativitas (X)
Keberhasilan usaha kecil menengah